Anda di halaman 1dari 5

Meniup Makanan Sebelum Dimakan

Lisca Nia Narkadhea . Muhammad Ali Sodik

Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia

Liscania28@gmail.com . alisodik2012@gmail.com

Abstrak

Meniup adalah sebuah homonim karena artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi
maknanya berbeda. Arti dari meniup adalah membunyikan dengan mengembus. Ketika manusia
meniup makanan atau minuman panas akan begitu banyak bakteri yang masuk ke dalam
makanan tersebut oleh karena itu akan terjangkitnya penyakit. Memang penyakit yang terjadi
tidak bersifat instan, tetapi penyakit kronis itu di mulai dari sakit yang kecil.

Kata kunci: Meniup, makanan atau minuman panas.

1. Latar Belakang

Meniup makanan atau minuman ketika masih panas agar dapat segera dimakan
adalah sesuatu yang sangat umum dilakukan oleh masyarakat, Alasan lain agar gigi tidak
mudah rusak karena makanan panas.

Secara ilmu kimia apabila Makanan atau minuman yang masih panas tersebut kita tiup
akan mengeluarkan uap air (H2O), maka kita akan mengeluarkan gas CO2 dari dalam
mulut. Menurut reaksi kimia, apabila H2O bereaksi dengan CO2 akan membentuk
senyawa asam karbonat (H2CO3) yang bersifat asam yang berguna untuk mengatur pH
(tingkat keasaman) di dalam darah. Darah sendiri merupakan Buffer (larutan yang dapat
mempertahankan pH) dengan asam lemahnya berupa H2CO3 dan basa kunjungsinya
berupa H2CO3. Dimana hal tersebut akan beresiko terhadap kesehatan. Oleh karena itu
penulis ingin mengkaji bahaya meniup makanan dan minuman panas secara kimia.

2. Masalah/Kasus

Makanan atau minuman yang ditutup itu diperuntukan bukan untuk orang dewasa
yang notabennya sudah memiliki kekebalan tubuh maksimal. Melainkan diberikan
kepada bayi atau balita karena mereka tidak bias meniup makanannya sendiri. Bayi dan
balita masih berada dalam usia yang rentan terkena penyakit. Sedikit saja ada
kontaminasi asam karbonat atau bakteri lain pasti langsung direspon tubuh dengan gejala-
gejala tidak normal seperti diare, demam, muntah dan lainnya.

3. Tinjauan Pustaka

Saat ini kebiasaan kita adalah makan dan minum dalam kondisi makanan yang
hangat, oleh karena itu tanpa sadar kita langsung meniup makanan dan minuman tersebut
agar bisa langsung kita santap. Semakin berkembanganya teknologi sains akhirnya mulai
ditemukan jawaban, mengapa Nabi melarang umatnya meniup makanan panas.

1. Asam karbonat

Dalam ilmu kimia Ketika manusia bernapas menghirup oksigen atau O2 dan
menghembuskan karbondioksida atau CO2. Dalam makanan panas  mengandung
H2O, apabila kita meniup makanan panas tentunya gas yang kita keluarkan adalah
gas CO2 dan akan terjadi reaksi antara CO2 dan H2O karena gas hasil pernapasan
bertemu dengan uap air. Adapun reaksinya sebagai berikut :

CO2 + H2O        H2CO3

H2CO3 merupakan Carbon acid (senyawa asam karbonat) yang berguna untuk


mengatur Ph (tingkat keasaman dalam darah). Darah merupakan buffer (Larutan
yang dapat mempertahankan Ph) dengan asam lemahnya berupa H2CO3 dan basa
konjungsinya berupa HCO3. Tubuh menggunakan penyangga Ph (buffer) dalam
darah sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba tiba dalam Ph
darah. Dengan kita meniup makanan atau minuman panas berarti kita
mengkonsumsi H2CO3 (asam karbonat) secara tidak langsung yang bisa
mempengaruhi tingkat keasaman dalam darah menjadi lebih asam dari seharusnya
sehingga Ph dalam darah menurun dan hal ini bisa menyebabkan asidosis.

Asidosis adalah keadaan dimana darah mengandung banyak asam (atau terlalu
sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya Ph darah. Selain
asidosis kelainan yang bisa terjadi karena adanya kelainan pada mekanisme
pengendalian Ph tersebut adalah Alkalosis. Alkalosis adalah suatu keadaan
dimana darah mengandung banyak basa (atau terlalu sedikit mengandung asam)
dan terkadang bisa menyebabkan meningkatnya Ph darah.

Dampak atau efek dari menurunnya Ph darah adalah pernafasan jadi lebih dalam
dan lebih cepat itu adalah usaha tubuh dalam menurunkan kelebihan asam dalam
darah dengan cara menurunkan jumlah karbondioksida. Dan sudah pasti kita jadi
terengah engah dalam bernafas. Selain itu ginjal juga berusaha menetralkan
keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air
kemih.Namun apabila tubuh secara terus menerus mengkonsumsi H2CO3 dalam
jumlah berlebih, maka ginjal pun tidak akan sanggup bekerja lagi dan bisa
menyebabkan asidosis berat. Selain tidak dianjurkan oleh agama (terutama agama
islam), dari segi medis kebiasaan itu juga ternyata tidak bagus untuk kesehatan.
Apabila hal ini terus berlanjut maka akan menimbulkan kelelahan luar biasa, rasa
ngantuk, sering mual dan mengalami kebingungan jika asidosis sudah tidak bisa
ditangani bisa menimbulkan tekanan darah menurun, syok, koma bahkan
kematian.

2. H. Pylori

Bakteri H. Pylori juga memegang peranan penting pada pernyataan bahayanya meniup
makanan atau minuman yang masih panas. Bakteri H. Pylori adalah bakteri yang
menyebabkan gangguan lambung mulai dari luka kecil hingga membesar menjadi tukak
lambung. Bakteri ini dapat dengan mudah menyebar melalui pernafasan. Tentu gangguan
lambung adalah penyakit yang sosialis, siapapun bisa terjangkit. Akan sangat bahaya
sekali jika seseorang yang memiliki gangguan lambung atau secara tak sadar memiliki
gangguan lambung meniup makanan atau minuman yang akan disajikan pada tamu atau
pada anaknya. Bakteri itu nantinya akan berpindah dan mengontaminasi makanan atau
minuman tersebut dan akhirnya masuk pada tubuh orang lain.

3. Mikroorganisme

Pernafasan adalah salah satu jalan keluar bagi mikroorganisme, virus dan bakteri untuk
menyebar dan menularkan pada manusia lainnya. Tidak hanya asam karbonat (H2CO3)
dan bakteri H. Pylori saja yang bisa menular dan menyebar dengan tiupan, tetapi jenis
bakteri dan virus lainnya juga bisa menyebar. Seperti virus TBC, virus berbahaya yang
terkadang tak disadari oleh seseorang yang mengidapnya yang akan dengan mudah
menular melalaui pernafasan yang intens. Sedangkan makanan atau minuman adalah
sesuatu yang jelas akan masuk kedalam tubuh kita diserap apa saja yang terkandung
didalamnya termasuk nutrisi dan bakteri yang terkandung didalamnya.

4. Kotoran

Kotoran disini diartikan kotoran yang berada di mulut. Mulut merupakan tempat


menghaluskan semua makanan. Makanan yang hancur tak seluruhnya akan masuk
ke dalam lambung, pastinya ada sisa makanan yang terselip disela-sela gigi atau
menempel di dinding-dinding mulut. Tentunya hal itu berhubungan dengan adab
menyajikan makanan pada tamu atau orang lain yang sangat tidak sopan jika kita
meniupnya. Belum lagi bakteri yang dengan mudah berpindah dari mulut kita kedalam
makanan hanya karena tiupan kita.

Dari penjelasan di atas tentunya sudah jelas mengapa meniup makanan atau minuman
yang panas sangat tidak dianjurkan. Cukup dikhawatirkan adalah jika makanan atau
minuman yang ditiup itu diperuntukan bukan untuk orang dewasa yang notabene sudah
memiliki kekebalan tubuh maksimal. Melainkan diberikan kepada bayi atau balita
karena mereka tidak bisa meniup makanannya sendiri. Bayi dan balita masih berada
dalam usia yang rentan terkena penyakit. Sedikit saja ada kontaminasi asam karbonat atau
bakteri lain pasti langsung direspon tubuh dengan gejala-gejala tidak normal seperti diare,
demam, muntah atau yang lain sebagainya.

Terlepas dari itu semua memang sebenarnya manusia hidup dikodratkan untuk sabar dan
menikmati kenikmatan yang ada bukan dengan terburu-buru. Dengan begitu kita akan
lebih bisa menryukuri kenikmatan yang diberikan Tuhan.

4. Pembahasan

Sering kali kita melihat seorang ibu ketika menyuapi anaknya makanan yang
masih panas, dia meniup makanannya lalu disuapkan ke anaknya. Bukan cuma itu,
bahkan orang dewasa pun ketika minum teh atau kopi panas, sering kita lihat dia meniup
minuman panas itu lalu meminumnya. Adab ini kadang tidak diperhatikan oleh kita
karena ingin buru-buru segera menikmati minuman yang sedang panas. Padahal
menunggu sebentar atau tanpa meniup-niup, itu lebih selamat bahkan lebih sehat. Karena
perlu diketahui bahwa saat meniup-niup seperti itu, sejatinya yang keluar adalah udara
yang tidak bersih.

Meniup makanan akan memberikan peluang adanya transfer kuman dari si peniup
ke makanan/minuman yang kita tiup. Apabila si peniup sedang sakit flu, TBC atau
mungkin hepatitis maka kemungkinan besar penularan penyakit akan terjadi.

Saat kita meniup makanan maka kita akan mengeluarkan gas CO2 dari dalam
mulut. Menurut reaksi kimia, apabila uap air bereaksi dengan karbondioksida akan
membentuk senyawa asam karbonat (H2CO3) yang bersifat asam, sehingga dapat menjadi
masalah bagi kesehatan kita. Meskipun pendapat ini masih perlu diperdebatkan karena
ada yang berpendapat bahwa Reaksi antara CO2 dan H2O hanya terjadi pada suhu dan
tekanan tinggi. CO2 dapat larut dalam air dalam tekanan tinggi, membentuk H2CO3 pada
25 derajat celcius, Kc = 1.70 x 10-3. Untuk mencapai keseimbangan, reaksi antara
CO2 dan H2O membutuhkan katalisator. Kalau tidak ada katalisator, reaksi ini akan
berjalan lambat. H2CO3 merupakan asam lemah.

Alasan lain jangan meniup adalah sebenarnya yang bermasalah bukan pada airnya
tapi pada komponen yg berada di air. Dalam air jika mengandung Kapur tohor (CaO)
apabila ditiup oleh nafas manusia, bereaksi dengan CO2 dalam nafas, akan menjadi batu
kapur (CaCO3) dan batu kapur ini salah satu dari batu ginjal yang paling sering ditemui.
Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara
mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.Tetapi kedua mekanisme tersebut
tidak akan berguna jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga
terjadi asidosis berat. Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan
kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan.
Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma
dan bahkan kematian.

Terkadang ada orang yang mengatakan bahwa selama ini belum pernah kita melihat
orang meninggal disebabkan karena memakan atau meminum makanan dan minuman
panas. Penyakit yang timbul akibat hal kecil seperti meniup-niup makanan dan minuman
panas memang tidak instan, tapi sadarilah bahwa penyakit kronis itu disebabkan oleh hal
yang kecil.

5. Kesimpulan

Berdasarkan kajian yang telah dilakukan terhadap bahayanya meniup makanan


dan minuman panas, dapat disimpulkan bahwa meniup-niup makanan panas merupakan
hal yang Dalam ilmu kimia alasan bahaya meniup makanan atau minuman dalam
keaadan panas karena apabila Makanan atau minuman yang masih panas tersebut kita
tiup akan mengeluarkan uap air (H2O), maka kita akan mengeluarkan gas CO2 dari dalam
mulut. Menurut reaksi kimia, apabila H2O bereaksi dengan CO2 akan membentuk
senyawa asam karbonat (H2CO3) yang bersifat asam yang berguna untuk mengatur pH
(tingkat keasaman) di dalam darah. Darah sendiri merupakan Buffer (larutan yang dapat
mempertahankan pH) dengan asam lemahnya berupa H2CO3 dan basa kunjungsinya
berupa H2CO3. Dimana hal tersebut akan beresiko terhadap kesehatan.

6. Daftar pustaka

https://typoonline.com/kbbi/meniup

https://www.tribunnews.com/kesehatan/2015/06/05/meniup-makanan-berbahaya-untuk-
kesehatan-ini-penjelasan-ilmiahnya

https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4816646/sering-meniup-makanan-atau-
minuman-panas-ini-akibatnya

Anda mungkin juga menyukai