979 2
Ind
b
BUKU SAKU
PENGOBATAN HIV
UNTUK ODHA DAN KOMUNITAS
616.979 2
Ind
b
BUKU SAKU
PENGOBATAN HIV
UNTUK ODHA DAN KOMUNITAS
KEMENTERIAN KESEHATAN
Dr. Siti Nadia Tramizi, M. Epid
Dr. Endang Budi Hastuti
Dr. Indri Sukmaputri
KPAN
Setyo Warsono
WHO
Dr. Janto Lingga, SpP
Yoana Anandita
UNAIDS
Elis Widen
Jumlah CD4
Jumlah CD4 merupakan salah satu petunjuk penting untuk menentukan
kapan harus mulai ART. ART sebaiknya dimulai sebelum jumlah CD4
turun di bawah 350. Perlu diingat bahwa, walaupun jumlah CD4 biasanya
menurun kurang lebih rata-rata 50-60 sel per tahun, kadang kala jumlah
ini dapat merosot lebih cepat. Lagi pula, jumlah CD4 dapat naik-turun;
cara mengukur jumlah CD4 tidak begitu persis, dan ada perbedaan
antara laboratorium yang mengukurnya, dan dengan waktu (pagi, siang,
sore) pengambilan darah. Jumlah CD4 juga akan berubah tergantung
pada kesehatan umum kita dan beberapa masalah lain.
Oleh karena itu, jika kita memakai jumlah CD4 sebagai patokan,
maka penting untuk memantau jumlah CD4 setiap enam bulan dan
memperhatikan kecenderungan penurunan jumlah CD4, bukan angka
saja.
Permenkes No 21 Tahun 2013 dan Surat Edaran Menkes No 129 tahun 2013
Sesuai dengan Permenkes no. 21 tahun 2013 dan Surat Edaran Menkes
no. 129 tahun 2013, maka terapi ARV juga dapat diberikan berapapun
jumlah CD4 kepada:
• Ibu hamil HIV (+)
• Pasien dengan koinfeksi HIV-TB
• Pasien koinfeksi Hepatitis-HIV
• Kelompok populasi berisiko tinggi yang HIV (+):
»» Wanita Pekerja Seks (WPS)
»» Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL), baik Gay, Waria dan LSL lain
»» Pengguna Napza Suntik (Penasun)
• ODHA yang pasangan tetapnya memiliki status HIV (-) (pasangan
serodiskordan).
ODHA dewasa yang belum pernah TDF atau AZT + 3TC atau FTC +EFV
menggunakan ART sebelumnya atau NVP
Jika mual:
• Hindari mencium bau yang tajam
• Beristirahatlah sambil duduk atau tidur dengan miring
• Jika mual terasa tambah parah, tarik nafas secara perlahan dan dalam
• Tutup mata dan kendurkan perut. Kain basah yang diletakkan di dahi
juga bisa membantu meredakannya
4. Masalah Kulit
Penyebab:
• ARV (misalnya nevirapine, efavirenz, abacavir)
• Interaksi antara sistem kekebalan dan HIV
• Infeksi (misalnya bakteri, virus, dan jamur)
• Alergi
Kulit gatal
Kulit yang gatal dapat disebabkan oleh infeksi atau reaksi tubuh terhadap
pengobatan yang sedang digunakan. Kulit gatal sering dikaitkan dengan
ruam kulit.
Pengobatan HIV untuk ODHA dan Komunitas 13
Beberapa hal berikut ini dapat digunakan untuk mengurangi rasa gatal:
• Usahakan kulit dalam keadaan sejuk atau dengan mengipasinya.
• Hindarilah penggunaan air hangat pada kulit
• Hindarilah menggaruk, yang dapat menyebabkan kulit menjadi lebih
gatal dan kadang-kadang infeksi
• Gunakan lotion (seperti Calamine)
• Daun teh yang direndam dalam air panas juga cukup baik untuk gatal.
Hubungi petugas kesehatan terlatih jika kulit gatal tidak menghilang
dalam beberapa hari. Atau jika timbul lepuh atau kulit mengelupas, atau
jika masalah menjadi meluas dan berlanjut ke mata dan selaput lendir.
Ruam dialami oleh 20% pengguna nevirapine (2% pengguna nevirapine
mengalami sindrom Stevens Johnson), nevirapine harus dimulai 1 kali
sehari pada 2 minggu pertama.
Ruam berat akibat abacavir (sindrom Stevens Johnson) terjadi pada 5%
pengguna.
5. Anemia
Penyebab:
• ARV (umumnya AZT atau Zidovudine)
• Infeksi oportunistik (misalnya Mycobacterium Avium Complex)
• HIV (jarang terjadi jika jumlah CD4 di atas 200)
• Malaria
Anemia dapat menyebabkan kelelahan dan penurunan konsentrasi,
sesak napas, pusing, pucat, dan jantung berdebar-debar.
Anemia dapat dicegah dengan tes darah (tes Hemoglobin) secara berkala
dan dengan substitusi AZT dengan TDF. Hubungi dokter jika mengalami
gejala yang terkait anemia di atas.
6. Demam
Penyebab:
• Umum untuk semua ARV
• Sindrom pulih imun
• Infeksi oportunistik (misalnya TB)
• Penyakit lain (misalnya malaria, dll)
7. Sulit Tidur
Penyebab:
• ART (terkait pada penggunaan efavirenz)
• Depresi
Pastikan orang sakit berada di lingkungan yang tenang sehingga mereka
bisa tidur nyenyak. Sediakan minuman yang nyaman di malam hari. Teh
kental, kopi atau minuman karbonasi harus dihindari pada sore hari. Jika
timbul rasa sakit, berikan dosis ganda obat anti nyeri sebelum tidur (tapi
ingat, jangan memberikan lebih dari 8 parasetamol 500 mg tablet per hari).
Dampak terapi
Pasti kita dan dokter ingin mengetahui keberhasilan terapi. Cara terbaik
untuk melakukan ini ialah memantau keadaan klinis kita. Tanda terbaik
adalah peningkatan berat badan yang dipantau dan dicatat secara
teratur dan berkala. Juga penurunan infeksi oportunistik adalah tanda
jelas keberhasilan terapi. Sebagai tambahan ada manfaat jika bisa
memantau jumlah CD4 atau limfosit total secara berkala, serta viral load,
jika memungkinkan. Namun ART dapat dipantau secara efektif tanpa
sarana tes ini. Tujuan utama ART adalah untuk menurunkan jumlah virus
dalam darah sampai di bawah jumlah yang dapat dideteksi oleh tes viral
load. Biasanya tingkat yang tidak terdeteksi ini akan dicapai dalam 16-30
minggu.
Pada waktu yang sama, jumlah CD4 akan naik, biasanya 200–300. Jika
terapi bekerja baik, viral load tetap tidak terdeteksi dan jumlah CD4
meningkat atau stabil. Jika mungkin, dokter kita ingin memantau viral
load dan jumlah CD4 secara berkala. Jika perbaikan klinis dengan terapi
cukup memuaskan, sebaiknya jumlah CD4 diukur setiap enam bulan –
harus dicatat bahwa limfosit total tidak dapat dipakai untuk memantau
terapi. Namun, jika dokter ragu tentang kepatuhan kita pada terapi, atau
kemajuan klinis tidak memuaskan, dokter mungkin akan minta agar tes
ini lebih sering dilakukan dan disertai tes viral load jika memungkinkan.
Setiap 6 bulan
Minggu ke 12
Minggu ke 24
Minggu ke 2
Minggu ke 4
Minggu ke 8
Jika
diperlukan
Evaluasi
(tergantung
gejala)
Klinis
Evaluasi klinis √ √ √ √ √ √
Berat badan √ √ √ √ √ √
Penggunaan obat lain √ √ √ √ √ √
Cek kepatuhan √ √ √ √ √ √
pengobatan (adherence)
Laboratorium
Jumlah CD4 √ √
Kadar Hb [a] √ √ √ √
SGPT √ √ √ √ √
Kreatinin [b] √
Viral load (PCR-RNA)[c] √
Keterangan:
[a] Bagi pasien yang mendapat AZT: perlu di periksa kadar hemoglobin
sebelum terapi AZT dan pada minggu ke 4, 8 dan 12, dan bila diperlukan
(misal ada tanda dan gejala anemia atau adanya obat lain yang bisa
menyebabkan anemia).
[b] Pasien yang mendapat TDF, perlu pemeriksaan kreatinin serum pada
awal, dan setiap 3 bulan pada tahun pertama kemudian jika stabil dapat
dilakukan setiap 6 bulan.
[c] Pengukuran viral load (HIV RNA) tidak dianjurkan sebagai kriteria
untuk memulai terapi ARV, tetapi dapat dipakai sebagai data dasar dan
selanjutnya, bila tersedia, dapat digunakan untuk memantau respon
pengobatan. Dapat dipertimbangkan sebagai diagnosis dini adanya
kegagalan terapi atau menilai adanya ketidaksesuaian antara hasil CD4 dan
keadaan klinis dari pasien yang diduga mengalami kegagalan terapi ARV.
Pengobatan HIV untuk ODHA dan Komunitas 17
Bagaimana kita tahu bila ART tidak bermanfaat lagi?
Viral load yang menjadi terdeteksi kembali atau jumlah CD4 yang turun
merupakan tanda bahwa terapi tidak bekerja seperti yang diharapkan.
Ini mungkin terjadi karena kita cenderung lupa minum obat – hanya kita
yang tahu persis mengenai kepatuhan kita. Bila ini alasannya, maka kita
dengan dokter harus mencari cara untuk meningkatkan kepatuhan kita.
Jika tidak ada perbaikan, maka kita mungkin harus mengganti kombinasi
obat, karena virus dalam tubuh kita telah resistan terhadap kombinasi
yang kita pakai. Jika tidak mungkin mengukur viral load, maka jumlah
CD4 dapat menjadi petunjuk keberhasilan terapi. Jika ada kecenderungan
jumlah CD4 mulai menurun, ini merupakan petunjuk kegagalan terapi.
Biasanya viral load lebih cepat menunjukkan kegagalan terapi, tetapi
jumlah CD4 masih dapat dipakai untuk pemantauan.
Bila tes CD4 tidak dapat dilakukan, maka pemantauan ART tergantung
pada gejala klinis dan pemantauan berat badan. Jika berat badan
menurun tanpa alasan yang jelas, ini mungkin menunjukkan kegagalan
terapi. Kambuhnya gejala klinis tertentu seperti kandidiasis menunjukkan
bahwa terapi tidak bekerja dengan baik. Namun jika ini terjadi dalam
beberapa minggu setelah kita mulai ART, apalagi bila jumlah CD4 kita
sangat rendah waktu kita mulai terapi, hal ini kemungkinan disebabkan
pulihnya kembali sistem kekebalan kita.
VL>1 000
copies/ml
Ulangi VL
(3-6 bulan)
Catatan:
Dosis LPV/r (Lopinavir/ritonavir): 400mg/100mg 2 x sehari