LTM - Komunikasi Interprofesi Dan Manajemen Konflik - Muhammad Raihan Anugrah Pekerti - IPE 16
LTM - Komunikasi Interprofesi Dan Manajemen Konflik - Muhammad Raihan Anugrah Pekerti - IPE 16
KESEHATAN 1
Kepemimpinan (Leadership)
Sumber kekuatan diatas dapat dikelompokkan sebagai positional power dan personal
power. Jika dikaitkan dengan posisi pemimpin formal dan informal, coercive power biasanya
dimiliki oleh pemimpin formal dan termasuk dalm positional power. Dalam model
kepemimpinan tradisional pelayanan kesehatan, coercive power menjadi kekuatan seorang
dokter. Namun, dalam keadaan dimana masing-masing anggota tim memilki peran penting
dalam pelayanan kesehatan, distribusi kepemimpinan diharapkan dapat lebih baik. Pada era
teknologi informasi dan revolusi industri saat ini, setiap anggota tim dapat memiliki
kompetensi spesifik yang dapat menunjang performa tim. Dengan demikian, dalam
kepemimpinan kolaboratif di pelayanan kesehatan, personal power, seperti expert power,
information power, dan referent power menjadi penting (Dow et al., 2015). Setiap anggota
tim perlu memahami seluruh kekuatan yang dimiliki sesama anggotanya dan
memanfaatkannya memalui proses diskusi, komunikasi efektif, dan interaksi di dalam tim
(Dow et al., 2013).
Menghindari konflik
Konflik dipandang sebagai sesuatu yang dapat menghambat implementasi kolaborasi.
Pemimpin yang menghindari konflik berisiko mengalami kegagalan pelaksanaan
kolaborasi interprofesi.
Adanya perencanaan strategis tetapi tidak disertai perencanaan operasional
Pemimpin terpaku pada perencanaan strategis tanpa memerhatikan operasional
pencapaian dan target yang harus dilaksanakan.
G. Manajemen Perubahan
Kepemimpinan kolaboratif memerlukan adaptasi berkelanjutan dari pemimpin maupun
anggota tim terhadap perubahan yang mungkin terjadi di kemudian hari . (Mike Green, 2010)
mengemukakan bahwa dalam suatu perubahan, hal utama yang perlu diubah adalah mindset,
culture, leadership. Berikut ini merupakan langkah manajemen perubahan (Mike Green,
2010):