Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seorang wanita merupakan mahluk hidup yang mempunyai kebutuhan

yang beragam. Kebutuhan itu mencakup beberapa aspek seperti

 biopsikososial spiritual dimana jika salah satunya tidak terpenuhi akan

menimbulkan ketidakseimbangan. Setiap bulan, secara periodik, wanita

normal akan mengalami peristiwa reproduksi yaitu menstruasi, untuk

memenuhi kesimbangannya yaitu meluruhnya jaringan endometrium karena

tidak adanya telur matang yang dibuahi oleh sperma. Sedangkan siklus

menstruasi adalah waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya

haid periode berikutnya.

Menstruasi dimulai
dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan wanita

untuk mengandung anak, walaupun mungkin faktor-faktor kesehatan lain

dapat membatasi kapasitas ini. Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10

dan 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita,

status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Menstruasi

 berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai wanita mencapai usia 45-50

tahun, sekali lagi tergantung pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya.

Akhir dari kemampuan wanita untuk bermenstruasi disebut menopouse.

Panjang rata-rata daur menstruasi adalah 28 hari, namun berkisar antara 21

hingga 40 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu wanita

selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari

1
 bu l an k e bu l an t e r ga nt un g p ad a be rb a ga i ha l , t e rm as uk kesehatan

fisik, emosi, dan nutrisi wanita tersebut.

Berkenaan dengan urgensi pemahaman menstruasi tersebut, perlu

disusun sebuah makalah yang mampu menjadi wahana bagi para praktisi

kesehatan terutama dalam memberikan pemahaman dan penyuluhan

 penanganan masalah menstruasi dengan sasaran utama adalah remaja putri.

Oleh sebab itu, kami menulis sebuah makalah yang bertajuk “Gangguan

Menstruasi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan rumusan

masalah sebagai berikut

1. Apa yang dimaksud menstruasi?

2. Bagaimana siklus yang terjadi pada menstruasi?

3. Apa yang dimaksud dengan gangguan menstruasi?

4. Apa saja kelainan dan gangguan menstruasi?

5. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan menstruasi?

C. Tujuan Makalah

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan

tujuan untuk mengetahui dan medeskripsikan :

1. Pengertian menstruasi;

2. Tahapan dan gambaran siklus terjadinya menstruasi;

3. Pengertian gangguan menstruasi;

2
4. Kelainan dan gangguan pada menstruasi;

5. Menjelaskan Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan

menstruasi.

D. Kegunaan Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara

teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai

 pengembangan pengetahuan tentang menstruasi khususnya gangguan

menstruasi. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan

khususnya tentang gangguan menstruasi;

2. Pembaca, sebagai media informasi tentang gangguan menstruasi baik

secara teoritis maupun secara praktis

E. Prosedur Makalah

Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode

yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan

menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan komprehensif. Data

yang terdapat dalam makalah ini dikumpulkan melalui studi pustaka dan

media internet.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Menstruasi

Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodic dan siklik dari

uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium.

Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai

dengan pendarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat

kehamilan. Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan

seorang wanita yang dimulai dari menarche sampai terjadinya menopouse.

Menstruasi adalah wanita dewasa yang sehat dan tidak hamil yang setiap

 bulan secara teratur mengeluarkan dan alat kandungannya. ( Bagian Obsgn

FK UNPAD, 1983)

Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar

14 hari setelah ovulasi (Bobak, 2004) Menstruasi adalah perdarahan vagina

secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus. Fungsi

menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis,

dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada

saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam

 proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan

 perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi (Greenspan,

1998).

Menstruasi adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi

secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting

dalam reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara

4
usia pubertas dan menopouse menstruasi pada wanita adalah suatu suatu

 pendarahan rahim yang sifatnya fisiologik (normal) yang datangnya teratur

setiap bulan (siklus haid),dan timbulnya pendarahan tersebut sebagaiakibat

 perubahan hormonal yaitu estrogen dan progesteron (Hawari,1997).

B. Siklus Menstruasi

Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu

dan mulainya haid berikutnya. Hari mulainya pendarahan disebut hari

 pertama siklus. Panjang siklus haid yang normal ialah 21- 35 hari. Lama haid

 biasanya antara 3  –   5 hari, ada yang 1  –   2 hari diikuti darah sedikit sedikit

kemudian, dan ada yang sampai 7 –  8 hari.

Pada setiap wanita biasanya memiliki lama haid yang tetap. Jumlah darah

yang keluar rata-rata 20-60 ml per hari. Pada wanita yang lebih tua biasanya

darah lebih banyak keluar. Pada wanita dengan anemi defisiensi besi jumlah

darah haidnya juga lebih banyak. Darah haid yang tidak membeku disebabkan

oleh fibrinolisin.

Usia perempuan ketika haid pertama kali (menarche) bervariasi lebar,

yaitu 10 - 16 tahun, tetapi rata-rata 12,5 tahun. Menarche dipengaruhi oleh

faktor keturunan, keadaan gizi, dan kesehatan umum. Menarche diawali

dengan gejala pubertas lainnya seperti pertumbuhan payudara (telarche),

tumbuh rambut kemaluan (puberche) dan tumbuh rambut ketiak. Menarche

diikuti oleh siklus yang panjang sekitar 5-7 tahun, lalu regularitas siklus

menstruasi meningkat sehingga siklus menstruasi memendek untuk mencapai

masa siklus yang tetap. Sesudah masa pubertas wanita memasuki masa

5
reproduksi yaitu masa dimana ia dapat memperoleh keturunan. Masa

reproduksi ini berlangsung 30  –   40 tahun dan berakhir pada masa mati haid

atau monopause.

Pada masa reproduksi dan dalam keadaan tidak hamil, selaput lendir

uterus mengalami perubahan-perubahan siklik yang berkaitan erat dengan

aktivitas ovarium. Selama kurang lebih satu bulan dapat dibedakan menjadi

empat masa atau stadium:

1. Stadium menstruasi atau desquamasi

Pada masa ini endometrium dilepaskan dari dinding rahim disertai

dengan perdarahan, hanya lapisan tipis yang tinggal yang disebur stratum

 basale, stadium ini berlangsung 4 hari.

Proses haid mengeluarkan darah, potongan-potongan endometrium

dan lender dari servix. Darah yang keluar tidak membeku karena ada

fermen yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan-

 potongan mukasa, namun jika banyak darah yang keluar maka fermen

tersebut tidak mencukupi sehingga timbul bekuan-bekuan darah dalam

darah haid.

2. Stadium post menstruum atau stadium regenerasi

Luka yang terjadi karena endometrium dilepaskan berangdur-angsur

ditutup kenbali oleh selaput lender baru yang terjadi dari sel apitel

kelenjar-kelenjar endometrium. Pada saat ini tebalnya endometrium

kurang lebih 0,5 mm. stadium ini mulai sejak stadium menstruasi dan

lberlangsung ± 4 hari.

3. Stadium intermenstruum atau stadium proliferasi

6
Pada masa ini endometrium tumbuh menjadi tebal ± 3,5 mm.

kelenjar- kelenjar tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lain hingga

 berkelok. Stadium proliferasi berlangsung dari hari ke 5 sampai hari ke

14 dari haid pertama.

4. Stadium pramenstruum atau stadium sekresi

Pada stadium ini endometrium kira-kira tetap tebalnya tapi bentuk

kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku dan mengeluarkan getah.

Dalam endometrium sudah tertimbun glycogen dan kapur yang kelak

diperlukan sebagai makanan untuk telur. Perubahan ini dimaksudkan

untuk memepersiapkan endometrium untuk menerima telur.

Stadium ini berlangsung dari hari ke 14-28. Jika tidak terjadi

kehamilan maka endometrium dilepaskan dengan perdarahan dan

 berulang lagi siklus menstruasi.

C. Gangguan Menstruasi

Kelainan menstruasi adalah masalah fisik atau mental yang

mempengaruhi siklus menstruasi, menyebabkan nyeri, perdarahan yang tidak

 biasa yang lebih banyak atau sedikit, terlambatnya menarche atau hilangnya

siklus menstruasi tertentu. Kelainan haid sering menimbulkan kecemasan

 pada wanita karena kehawatiran akan pengaruh kelainan haid terhadap

kesuburan dan kesehatan wanita pada umumnya.

Kelainan haid biasanya terjadi karena ketidak seimbangan hormon-

hormon yang mengatur haid, namun dapat juga disebabkan oleh kondisi

medis lainnya. Banyaknya terbuka, dan tekanan intravaskular. Lamanya

7
 pedarahan ditentukan oleh daya penyembuhan luka atau daya regenerasi.

Daya regenerasi berkurang pada infeksi, mioma, polip dan pada karsinoma.

1. Dismenore

a. Pengertian

Dismenore adalah menstruasi yang nyeri disebabkan oleh kejang otot

uterus.

 b. Klasifikasi dismenore:

1) Dismenore primer

Dismenore primer biasanya terjadi akibat adanya kelainan

 pada gangguan fisik yang mendasarinya, sebagian besar dialami

oleh wanita yang telah mendapatkan haid.

Lokasi nyeri dapat terjadi di daerah suprapubik, terasa

tajam, menusuk, terasa diremas, atau sangat sakit. Biasanya terjadi

terbatas pada daerah perut bagian bawah, tapi dapat menjalar

sampai daerah paha dan pinggang. Selain rasa nyeri, dapat disertai

dengan gejala sistematik, yaitu berupa mual, diare, sakit kepala,

dan gangguan emosional.

2) Dismenore sekunder

Biasanya terjadi selama 2-3 hari selama siklus dan wanita

yang mengalami dismenore sekunder ini biasanya mempunyai

siklus haid yang tidak teratur atau tidak normal. Pemeriksaan

8
dengan laparaskopi sangat diperlukan untuk menemukan penyebab

 jeias dismenore sekunder ini.

c. Etiologi

1) Dismenore primer

Banyak teori yang telah ditemukan untuk menerangkan penyebab

terjadi dismenore primer, tapi meskipun demikian patofisiologisnya

 belum jelas. Etiologi dismenore primer di antaranya:

a) Faktor psikologis

Biasanya terjadinya pada gadis-gadis yang secara emosional

tidak stabil, mempunyai ambang nyeri yang rendah, sehingga

dengan sedikit rangsangan nyeri, maka ia akan sangat merasa

kesakitan.

 b) Faktor endokrin

Pada umumya nyeri haid ini dihubungkan dengan kontraksi

uterus yang tidak bagus. Hal ini sangat erat kaitannya dengan

 pengaruh hormonal. Pengkatan produksi prostaglandin akan

menyebabkan terjadinya kontraksi uterus yang tidak

terkoordinasi sehingga menimbulkan nyeri.

c) Alergi

Teori ini dikemukakan setelah memerhatikan hubungan antara

asosiasi antara dismenore dengan urtikaria, migren, asma

 bronkial, namun bagaimana pun belum dapat dibuktikan

mekanismenya.

9
2) Dismenore sekunder

a) Faktor konstitusi seperti: anemia.

 b) Faktor seperti obstruksi kanalis servikalis.

c) Anomali uterus kongenital.

d) Leiomioma submukosa.

e) Endometriosis dan adenomiosis.

d. Gejala Klinis

Gejala klinis dismenore yang sering ditemukan adalah:

1)  Nyeri tidak lama timbul sebelum atau bersama-sama dengan

 permulaan haid dan berlangsung beberapa jam atau lebih.

2) Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah,

sakit, kepala, diare, dan sebagainya.

e. Komplikasi

1) Syok.

2) Penurunan kesadaran.

f. Penatalaksanaan Medis

Terapi medis untuk klien dismenore di antaranya:

1) Pemberian obat analgetik.

2) Terapi hormonal.

3) Terapi dengan obat nonsteroid antiprostagladin.

10
4) Dilatasi kanalis serviksalis.

5) Dapat memberikan keringanan karena memudahkan pengeluaran

darah haid dan prostagladin di dalamnya.

2. Sindrom Premenstruasi

a. Definisi

Premenstruasi sindrom (premenstrual syndrome atau premenstrual

tension-PMS) adalah gabungan dari gejala fisik dan atau fisiologis

yang biasanya terjadi mulai beberapa hari sampai satu minggu

sebelum haid dan menghilang setelah haid datang.

 b. Etiologi

Etiologi PMS tidak jelas, tetapi ada beberapa faktor yang memegang

 peranan, yaitu sebagai berikut.

1) Ketidakseimbangan antara estrogen dan progesteron, retensi air

dan natrium, serta penambahan berat badan, sehingga terjadi

defisial luteal dan pengurangan produksi estrogen.

2) Faktor kejiwaan, biasanya wanita yang lebih peka terhadap

 perubahan hormonal akan mudah mengalami gejala ini.

c. Gejala

Gejala premenstruasi sindrom yang sering ditemui adalah sebagai

 berikut.

11
1) Gejala somatik

a) Perut kembung.

 b) Jerawat.

c) Mamae membesar.

d)  Nyeri.

e) Konstipasi atau diare.

f) Sakit kepala.

g) Edema perifer.

h) Berat badan bertambah.

2) Gejala emosional dan mental

a) Kecemasan.

 b) Perubahan libido,

c) Letih, lelah.

d) Depresi dan mudah panik.

e) Insomania.

f) Mudah tersinggung.

d. Penatalaksanaan Medis

1) Untuk mengurangi retensi natrium dan cairan, maka selama 7-10

hari sebelum haid penggunaan garam dibatasi dan ininum sehari-

hari dikurangi.

2) Pemberian obat diuretik.

3) Progesteron sintetik dapat diberikan selama 8-10 hari sebelum

haid untuk mengimbangi kelebihan relatif dari estrogen.

12
4) Pemberian testoteron dalam bentuk methiltestosteron dapat

diberikan dalam mengurangi kelebihan estrogen.

3. Hipermenorea (menoragia)

a. Definisi

Menoragia adalah perdarahan lebih banyak dari normal atau lebih

lama dari normal (lebih dari 8 hari) dengan kehilangan darah lebih

dari 80-100 ml (Sarwono, 2002).

 b. Etiologi dan Faktor Risiko

1) Gangguan hormon estrogen yang akan menyebabkan

 pertumbuhan endonietirum. Akibatnya terjadi peluruhan jaringan

endometrium abnormal dan sekali-kali akan menyebabkan

 perdarahan yang memanjang dan peluruhan yang tidak teratur.

2) Anovulasi, yaitu kegagalan pelepasan ovarium atau produksi telur

yang matang menyebabkan 90% dari perdarahan uterus yang

tidak normal ini terjadi pada wanita saat dan akhir masa produktif.

Anovulasi ini menyebabkan pola menstruasi yang bervariasi,

 perdarahan yang lebih berat, atau yang lebih ringan dari biasanya.

Anovulasi ini disebabkan oleh hal-hal berikut ini.

a) Sekresi estrogen berlebihan terjadi gagal berovulasi akan

menyebabkan

tidak terbentuknya korpus luteum yang akan memproduksi

 progesteron

13
untukperubahan sekresi endometriun. Sekresi estrogen

 berlebih awalnya

akan menyebabkan hiperplasia adenomatus, hiperplasia

atipical, dan akhirnya adenokarsinoma.

 b) Anovulasi juga disebabkan oleh adenoma putiitari yang

memproduksi proklaktin berlebihan dan mengganggu

kelenjar hipotalamus.

c) Sindrom polikista ovarium bisa menyebabkan anovulasi

karena berhubungan dengan sekresi gonadotropin yang tidak

normal dan aktivitas androgen yang berlebihan.

d) Perdarahan berat bisa terjadi karena penggunaan alat

kontrasepsi.

e) Infeksi berat bisa menyebabkan perdarahan yang berat karena

terganggunya mekanisme pengumpulan darah, perokok, dan

radang serviks merupakan risiko infeksi serviks.

f) Penyebab organik seperti luka uterus, termasuk letomioma,

 polip, hiperplasia endometrial, danrnaligna.

g) Obat-obatan.

c. Manifestasi Klinis

Tanda-tanda dan gejala-gejala termasuk haid tidak teratur,

ketegangan menstruasi yang terus meningkat, darah menstruasi yang

 banyak (menoragia) dengan nyeri tekan pada payudara, menopause

14
dini, rasa tidak nyaman pada abdomen, dispepsia, tekanan pada pelvis,

dan sering berkemih.

Gejala-gejala ini biasanya samar, tetapi setiap wanita dengan

gejala-gejala gastrointestinal dan tanpa diagnosis yang diketahui harus

dievaluasi dengan menduga kanker ovarium. Flatulenes dan rasa

 penuh setelah memakan makanan kecil dan lingkar abdomen yang

terus meningkat merupakan gejala-gejala signifikan. Kombinasi dari

dua isyarat utama.

1) Riwayat disfungsi ovarium jangka panjang.

2) Gejala-gejala gastrointestinal samar, tak terdiagnosis menetap.

Hal ini harus menyadarkan perawat terhadap kemungkinan

malignasi ovarium dini. Setiap ovarium yang teraba pada wanita telah

melewati masa menopouse biasanya diperiksa karena ovarium

menyusut setelah menopause. Tahap-tahap kanker ovarium.

 Tahap I : Pertumbuhan terbatas pada ovarium.

 Tahap II : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium

dengan perluasan pelvis.

 Tahap III : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium

dengan metastasis di luar pelvis atau nodus inguinal atau

retroperitoneal positif.

 Tahap IV : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium

dengan metastasis jauh.

Pengaruh tumor ovarium terhadap kehamilan dan persalinan.

15
1) Tumor yang besar dapat menghambat pertumbuhan janin,

sehingga menyebabkan abortus, partus, dan partus prematurus.

2) Tumor yang bertangkai karena perbesaran uterus atau pengecilan

uterus partus: terjadi torsi dan menyebabkan rasa nyeri, nekrosis,

dan infeksi yang disebut abdomen akut.

3) Tumor kistik dapat pecah karena trauma luar atau trauma

 persalinan.

4) Tumor besar dan berlokasi di bawah dapat menghalangi

 persalinan.

d. Gejala Klinis

1) Perdarahan haid lebih dari 80-100 ml

2) Lamanya haid lebih dari 8 hari.

Komplikasi yang biasa terjadi adalah syok hipovolemik

e. Pengobatan

Sesuai penyebab, misalnya menoragia pada mioma uterus, maka

 bergantung pada penanganan mioma uterus.

4. Hipomenorea

Hipomenorea ialah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau

lebih kurang dari biasa. Penyebabnya terdapat pada konstitusi penderita,

16
 pada uterus (misalnya sesudah miomektomi), pada gangguan endokrin dan

lain-lain. Hipomenorea tidak mengganggu fertilitas.

5. Polimenorea

Pada polimenoria siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang dari

21 hari). Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari haid biasa.

Polimenoria dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang

mengakibatkan gangguan ovulasi, atu menjadi pendek masa luteal. Sebab

lain yaitu kongesti ovarium karena peradangan endometriosis dan

sebagainya.

6. Oligomenorea

Oligomenoria yaitu siklus haid lebih dari 35 hari dan kurang dari 3

 bulan, jika lebih dari 3 bulan disebut amenorea. Perdarahan pada

oligomenoria biasanya berkurang.

Oligomenorea dan amenorea sering kali mempunyai dasar yang

sama, perbedaannya terletak dalam tingkat. Pada kebanyakan kasus

oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik.

Siklus haid biasanya ovulator dengan masa proliferasi lebih panjang dari

 biasa.

7. Amenorea

Amenorea adalah keadaan tidak ada haid untuk sediktnya 3 bulan

 berturut-turut. Amenorea dibagi menjadi dua yaitu amenorea primer dan

17
sekunder. Disebut amenorea primer jika seorang wanita berumur 18 tahun

keatas tidak pernah haid, sedangkan amenorea sekunder terjadi pada

wanita yang telah mendapatkan haid, tetapi kemudian tidak dapat lagi.

Amenorea primer umumnya memiliki sebab-sebab yang lebih berat

dan lebih sulit untuk di ketahui, seperti kelainan-kelainan congenital dan

genetik. Adanya amenorea sekunder lebih menunjuk pada sebab-sebab

yang muncul kemudian dalam kehidupan wanita seperti gangguan gizi,

gagguan metabolism, tumor, penyakit infeksi dan lain-lain.

Istilah kriptomera menunjuk pada keadaan dimana tidak tampak

adanya haid karena darah tidak keluar karena ada yang menghalangi,

misalnya pada ginatresia himenalis, penutupan kanalis servikalis dan lain-

lain.

Ada pula yang dinamakan amenorea fisiologik, yakni yang terdapat

dalam masa sebelum pubertas, masa kehamilan, masa laktasi dan sesudah

momopous.

Penyebab amenorea

a. Gangguan organic pusat

Sebab organic: tumor, radang, destruksi

 b. Gangguan kejiwaan

1) Syok emosional

2) Psikosis

3) Anoreksia nervosa

4) Pseudosiesis

c. Gangguan poros hipotalamus-hipofisis

18
1) Sindrom amenorea-galaktorea

2) Sindrom stein-leventhal

3) Amenorea hipotalamik

d. Gangguan hipofisis

1) Sindrom Sheehan dan penyakit simmonds

2) Tumor

a) Adenoma basofil (penyakit cushing)

 b) Adenoma asidopil (akromegali, gigantisme)

c) Adenoma kromofob (sindrom forbes-albright)

e. Gangguan gonad

1) Kelainan congenital

a) Disgenesis ovarii (sindrom turner)

 b) Sindrom testicular feminization

2) Menopause premature

3) The insensitive ovary

4) Penghentian fungsi ovarium karena oprasi, radiasi, radang dsb

5) Tumor sel granulose, sel teka, sel hilus, adrenal, ar enoblastoma

f. Gangguan glandula suprarenalis

1) Sindrom aderenogenital

2) Sindrom cushing

3) Sindrom Adinson

g. Gangguan glandula tiroidea

Hipotiroidi, hipertiroidi, kretinisme

h. Gangguan pancreas

19
Diabetes mellitus

i. Gangguan uterus, vagina

1) Aplasia dan hipoplasia uteri

2) Sindrom Asherman

3) Endometritis tuberkulosa

4) Histerektomi

5) Aplasia vaginae

 j. Penyakit-penyakit umum

1) Gangguan gizi

2) Obesitas

3) Dll

D. Asuhan Keperawatan Menstruasi

1. Dismenore

a. Pengkajian

Hal-hal yang perlu dikaji pada klien dengan dismenore adalah sebagai

 berikut :

1) Siklus haid.

2) Karakteristik nyeri.

3) Gejala yang mengikutinya.

 b. Diagnosis Keperawatan

1)  Nyeri yang berhubungan dengan meningkatnya kontraktilitas

uterus, hipersensitivitas, dan saraf nyeri uterus.

20
2) Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan

dengan adanya mual, muntah.

3) Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan kelebihan

emosional.

c. Intervensi Keperawatan

1) Diagnosis 1: Nyeri yang berhubungan dengan meningkatnya

kontraktilitas uterus, hipersenstivitas saraf nyeri uterus.

Tujuan: nyeri klien berkurang dalam waktu 1 x 24 jam.

Intervensi Mandiri

a) Hangatkan bagian perut.

Rasional: dapat menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan

mengurangi kontraksi spasmodik uterus,

 b) Masase daerah perut yang terasa nyeri.

Rasional: mengurangi nyeri karena adanya stimulus sentuhan

terapeutik.

c) Lakukan latihan ringan.

Rasional: dapat memperbaiki aliran darah ke uterus dan tonus

otot.

d) Lakukan teknik relaksasi.

Rasional: mengurangi tekanan untuk mendapatkan rileks.

e) Berikan diuresis natural (vitamin) tidur dan istirahat.

Rasional: mengurangi korigesti.

21
Kolaborasi

a) Pemberian analgetik (aspirin, fenasetin, kafein).

Rasional: diperlukan untuk mengurangi rasa nyeri agar ibu

dapat istirahat.

 b) Terapi diometasin, ibuprofen, naprosen.

Rasional: biasanya digunakan untuk menormalkan produksi

 prostagladin.

2) Diagnosis 2 : koping individu tidak efektif yang berhubungan

dengan kelabilan emosional.

Intervensi Mandiri

a) Kaji pemahaman klien tentang penyakit yang dideritanya.

Rasional: kecemasan ibu terhadap rasa sakit yang diderita akan

sangat dipengaruhi oleh pengetahuan.

 b) Tentukan stres tambahan yang menyertainya.

Rasional: stres dapat mengganggu respons saraf otonom,

sehingga dikhawatirkan akan menambah rasa sakit.

c) Berikan kesempatan pada ibu untuk mendiskusikan bagaimana

rasa

sakit yang dideritanya.

d) Bantu klien mengidentifikasi keterampilan koping selama

 periode berlangsung.

22
Rasional: penggunaan perilaku yang efektif dapat membantu

klien berdaptasi dengan rasa sakit yang dialaminya.

e) Berikan periode tidur atau istirahat

Rasional: kelelahan karena rasa sakit dan pengeluaran cairan

yang banyak dari tubuh cenderung merupakan masalah berarti

yang mesti segera diatasi.

f) Dorong keterampilan mengenai stres, misalnya dengan teknik

relaksasi,

visualisasi, bimbingan, imajinasi, dan latihan napas dalam.

Rasional : dapat mengurangi rasa nyeri dan mengalihkan

 perhatian klien

terhadap nyeri.

d. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah

direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi.

e. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan merupakan hasil perkembangan klien dengan

 berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai.

2. Sindrom Pramenstruasi

a. Pengkajian

1) Sejarah menstruasi

23
2) Lamanya sindrom ini

3) Durasi

4) Waktu dan interval sindrom

5) Efeknya terhadap diri.

 b. Diagnosis Keperawatan

1)  Nyeri yang berhubungan dengan meningkatnya kontraktilitas

uterus.

2) Kecemasan yang berhubungan dengan miskonsepsi tentang

 premenstrual sindrom.

3) Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan efek dari

 penyakit menular seksual (PMS).

4) Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan

dengan adanya mual, muntah, perut kembung.

c. Intervensi Keperawatan

1) Diagnosis 1: Nyeri yang berhubungan dengan meningkatnya

kontraktilitas uterus.

Tujuan: nyeri klien berkurang setelah 1 x 24 jam pemberian

 perawatan.

Intervensi Rasional

Mandiri  Dapat menyebabkan terjadinya

 Hangatkan bagian perut. vasodilatasi dan mengurartgi

24
 Masase daerah perut yang kontrak spasmodik uterus.

terasa nyeri.  Mengurangi nyeri karena adanya

 Lakukan teknik relaksasi. stimulasi sentuhan terapeutik dan

 Berikan diuretik natural (vit- dapat memperbaiki aliran darah

amin). ke uterus.

 Tidur dan istirahat.  Mengurangi tekanan untuk

mendapatkan relaksasi.

Kolaborasi  Diperlukan untuk mengurangi

 Pemberian analgetik (aspirin, rasa nyeri agar ibu dapat

fenasetin, kafein). istirahat.

 Terapi hormonal.  Ditujukan untuk mengurangi

 Pemberian diometasin, ovulasi.

ibuprofen, naproksen.  Biasanya digunakan untuk

menormalkan produksi

 prostaglandin.

2) Diagnosis 2: Kecemasan yang berhubungan dengan miskonseptual

tentang premenstruasi sindrom stres.

Tujuan: kecemasan klien berkurang setelah 1 x 24 jam pemberian

 perawatan.

25
Intervensi Rasional

Mandiri

 Catat petunjuk perilaku,  Indikator derajat ansietas,

misalnya: gelisah, peka misalnya: ibu merasakan

rangsangan, menolak, dan emosinya tidak terkontrol, stres

 perilaku menarik perthatian. dapat merupakan gejala akibat

 Bantu klien mengungkapkan kondisi.

apa yang dirasakannya.  Untuk membuat hubungan

 Berikan informasi yang akurat terapeutik.

dan nyata tentang apa yang  Ketertibatan klien dalam

dilakukan.  perencanaan perawatan dapat

 Berikan lingkungan yang membantu klien mengontrol

tenang untuk istirahat.  perasaannya.

 Dorong orang terdekat untuk  Membantu mengurangi ansietas.

memberikan perhatiannya.  Memberikan dukungan untuk

 Bantu klien untuk belajar ten- mengurangi stres. Meningkatkan

tang mekanisme pengontrolan rasa kontrol diri.

diri.

d. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah

direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi.

26
e. Evaluasi Keperawatan

Merupakan hasil perkembangan klien dengan berpedoman kepada

hasil dan tujuan yang hendak dicapai.

3. Menoragia

a. Pengkajian

1) Riwayat menstruasi dan reproduksi.

Hal ini dapat menggerakkan pola menstruasi, biasanya akan

memberikan landasan untuk mengevaluasi gejalanya yang tiba-tiba.

Guna mengkaji jumlah perdarahan secara tepat, tanyakan

 pemakaian duk, berapa kali diganti, dan tingkat kejenuhannya.

Penggantian duk setiap 4 jam mengidentifikasi banyaknya

 perdarahan.

Riwayat kesehatan menggambarkan:

a) Tanggal awal perdarahan.

 b) Lama perdarahan.

c) Bagaimana hubungan dengan siklus menstruasi wanita.

d) Jumlah darah, gumpalan darah, dan bau.

e) Pola ketidaknyamanan, nyeri, serta kram. Nyeri dikaji dengan

seberapa besar pengaruh nyeri terfiadap pola kehidupan atau

kegiatan dengan karakteristik nyeri.

3) Riwayat masalah perdarahan.

4) Riwayat kesehatan keluarga.

27
5) Pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan pelviks memberikan informasi tentang keadaan

vagina, perineum, uretra, serviks, dan rektum. Inspeksi terdapatnya

laserasi vagina, polip serviks, infeksi, luka, terdapatnya perluasan

uterus, lembek, ada masa, ada nodul atas, serta bengkak pada

sektum retrovagina dan ligamen.

 b. Pemeriksaan diagnostik

1) Pap smear vagina atau servikal smear untuk kultur mikroskopik.

2) Hb dan Ht.

3) Jumlah darah lengkap.

4) Urinalisis dan kultur urine.

5) Tes kehamilan.

6) Kultur gonore atau klamidia.

7) Pelvik ultrasonografi.

c. Diagnosis Keperawatan

1) Defisit volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan darah

 berlebihan.

2)  Nyeri yang berhubungan dengan disfungsi mentruasi.

3) Cemas yang berhubungan dengan disfungsi mentruasi.

4) Risiko cedera yang berhubungan dengan kemungkinan tindakan

 pembedahan.

28
5) Perubahan pola seksual yang berhubungan dengan efek

 pengobatan disfungsi menstruasi.

d. Intervensi Keperawatan

1) Diagnosis 1: Defisit volume yang berhubungan dengan

kehilangan darah berlebihan.

Tujuan: perbaikan dan keseimbangan cairan dibuktikan oleh tanda

vital stabil, pengisian kapiler cepat, dan sensorium cepat.

Intervensi Rasional

Mandiri

 Tinjau ulang siklus menstruasi,  Membantu dan membuat

 perhatikan faktor-faktor rencana perawatan yang tepat

 penyebab. dan mencegah atau membatasi

tetjadinya komplikasi.

 Membantu membuat diagnosis

 Kaji dan catat jumlah, tipe  banding dan menentukan

 perdarahan, serta timbang dan kebutuhan pengganti

hitung jumlah pembalut.  Tanda-tanda menunjukkan

 Perhatikan hipotensi atau syok hipovolemik.

takikardi, perlambatan pengisian

kapiler atau sianosis dasar kuku,

serta membran mukosa bibir.  Meningkatkan relaksasi.

 Beri lingkungan yang tenang dan

29
dukungan psikologis.

2) Diagnosis 2: Kecemasan yang berhubungan dengan disfungsi

menstruasi.

Tujuan: kecemasan klien berkurang dalam 2 x 24 jam.

Intervensi Rasional

 Kaji dan dokumentasikan tingkat  Data tersebut memberi

kecemasan serta mekanisme informasi mengenai perasaan

koping. sehat secara umum dan

 Biarkan klien mengekspresikan  psikologis, penyebab

kecemasan dan ketakutannya. kecemasan bervariasi dan

 Manfaatkan waktu kunjungan individual

yang fleksibel yang  Mengurangi perasaan cemas.

memungkinkan kehadiran  Kehadiran dan dukungan

keluarga. anggota keluarga dapat

 Ajarkan teknik pengurangan mengurangi kecemasan ibu

stres. maupun keluarga

 Pengurangan stres dapat

meningkatkan sehat dan

mengurangi nyeri.

Kolaborasi

 Pemberian medroxy progesterone

30
accetate atau kombinasi estrogen.  Mengatur keseimbangan

hormon, mengontrol

 perdarahan hebat, dan

membangun lagi siklus

menstruasi normal.

3) Diagnosis 3: Nyeri yang berhubungan dengan disfungsi menstruasi

Tujuan: rasa nyeri berkurang dalam waktu 1 x 24 jam.

Intervensi Rasional

 Kaji keluhan utama dan  Memberikan data dasar untuk

intensitas nyeri (skala l- keberhasilan intervensi

10),tempat nyeri.   Nyeri nonverbal setiap orang

 Observasi petunjuk nyeri dan  berguna untuk keefektifan

ekspresi wajah dan peningkatan terapi.

 pernapasan.  Dapat menurunkan kebutuhan

 Gali alternatif tindakan terapi farmakologis dan

mengurangi nyeri, contoh teknik meningkatkan rasa kontrol

relaksasi. ibu.

 Beri analgetik dan anti-  Dapat diindikasikan untuk

31
spasmodik yang sesuai untuk  pengurangan nyeri.

mengurangi nyeri.

e. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah

direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi.

f. Evaluasi Keperawatan

Merupakan hasil perkembangan Idien dengan berpedoman kepada

hasil dan tujuan yang hendak dicapai.

32
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodic dan siklik dari

uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium.

Stadium menstruasi terdiri dari 4 thap yaitu:

1. Stadium menstruasi atau desquamasi

2. Stadium post menstruum atau stadium regenerasi

3. Stadium intermenstruum atau stadium proliferasi

4. Stadium pramenstruum atau stadium sekresi

Kelainan menstruasi adalah masalah fisik atau mental yang

mempengaruhi siklus menstruasi, menyebabkan nyeri, perdarahan yang tidak

 biasa yang lebih banyak atau sedikit, terlambatnya menarche atau hilangnya

siklus menstruasi tertentu.

Kelaianan atau gangguan menstruasi diantaranya:

1. Dismenore

2. Sindrome premenstruasi

3. Menoragia (Hipermenorea)

4. Hipomenorea

5. Polimenorea

6. Oligomenorea

7. Amenorea

Asuhan keperawatan yang muncul untuk pasien yang mengalami

menstruasi diantaranya:

33
1.  Nyeri

2.  Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

3. Kecemasan

B. Saran

Mahasiswa keperawatan diharapkan dapat mengetahui mengenai menstruasi

terutama gangguan menstruasi dan asuhan keperawatan yang terkait

dengannya. Dengan itu diharapkan mahasiswa keperawatan ketika praktik

keperawatan nantinya dapat menerapkan asuhan keperawatan sesuai dengan

masalah yang dihadapi oleh pasien.

34

Anda mungkin juga menyukai