I. PENGERTIAAN
Coronary artery disease atau penyakit arteri koroner adalah kondisi
patologis arteri koroner yang ditandai dengan penimbunan abnormal lipid
atau bahan lemak dan jaringan fibrosa di dinding pembuluh darah yang
mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi arteri dan penurunan aliran
darah ke jantung (Brunner dan Suddarth, )
I. ETIOLOGI
Penyebab utama dari penyakit arteri koroner adalah terjadinya
aterosklerosis. Aterosklerosis adalah pengerasan pada dinding arteri.
Arteriosklerosis ditandai dengan adanya penimbunan lemak, kolesterol,
dilapisan intima arteri. Timbunan ini dinamakan ateroma atau plak.
Walaupun pengetahuan tentang kejadian etiologi tidak lengkap, namun
jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggung jawab untuk
perkembangan aterosklerosis. Ada beberapa faktor resiko yang
mengakibatkan terjadinya penyakit arteri koroner yaitu:
1. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi
Yaitu faktor resiko bilogis yang tidak dapat diubah, yang meliputi:
a. Usia
Kerentanan terhadap Aterosklerosis meningkat dengan
bertambahnya usia. Pada laki-laki biasanya resiko meningkat setelah
umur 45 tahun sedangkan pada wanita umur 55 tahun.
b. Jenis Kelamin
Aterosklerosis 3 kali lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita.
Wanita agaknya relatif lebih kebal terhadap penyakit ini karena
dilindungi oleh hormon estrogen. Namun setelah menopause sama
rentannya dengan pria.
c. Ras
Orang Amerika- Afrika lebih rentan terhadap aterosklerosis dibanding
orang kulit putih.
1
d. Riwayat Keluarga Positif
Riwayat keluarga yang positif terhadap penyakit arteri koroner,
meningkatkan kemungkinan timbulnya aterosklerosis premature.
2
d. Diabetes Mellitus
Hiperglikemi menyebabkan peningkatan agregasi terombosit. Hal
ini akan memicu terbentuknya trombus. Pasien DM juga berarti
mengalami kelainan dalam metabolisme termasuk lemak karena
terjadinya toleransi terhadap glikosa.
e. Obesitas
Obesitas adalah jika berat badan lebih dari 30 % berat badan
standar. Obesitas akan meningkatkan kerja jantung dan kebutuhan
oksigen.
f. Inaktifitas Fisik
Inaktifitas fisik akan meningkatkan resiko aterosklerosis. Dengan
exercise akan meningkatkan HDL dan aktivitas fibrinolisis.
g. Stress dan Pola Tingkah Laku
Stress akan merangsang keluarnya katekolamin, sedangkan
kepribadian tipe A( ambisius, agresif, kompetitif) dapat
mempercepat aterogenesis.
h. Homosistein
Adalah asam amino yang mengandung sulfur yang berasal dari
pemecahan asam amino essensial methionin. Homosistein dapat
mengakibatkan terbentuknya lapisan lemak di dinding arteri.
i. CRP (C Reactive Protein)
Menurut penelitian terbaru, CRP bisa meningkatkan terjadinya
aterosklerosis. CRP adalah salah satu sistem imun-protein darah
yang terbentuk jika terjadi inflamasi. Hal ini bisa mengakibatkan
pertumbuhan plak di arteri.
II. PATOFISIOLOGI
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol, lemak tetimbun di intima arteri.
Timbunan ini akan mengakibatkan terganggunya absorbsi nutrient sel-sel
endotel yang menyusun lapisan dalam pembuluh darah dan menyumbat
aliran darah karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah. Sel-
sel endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan
menjadi jaringan parut.
3
Selanjutnya lumen bertambah sempit dan aliran darah bisa terhambat.
Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung
terjadinya pembentukan bekuan daarah. Hal ini menjelaskan bagaiman
terjadinya koagulasi intravaskuler yang diikuti oleh penyakit tromboemboli.
Tahap-tahap pembentukan aterosklerosis dapat digambarkan sbb:
Tahap 1
Tahap 2
4
Tahap 3
Tahap 4
Tahap 5
5
Gambar Ateroma
a. Manifestasi Klinik
1. ANGINA PEKTORIS
Angina Pektoris adalah rasa sakit pada dada yang timbul akibat adanya
iskemia otot jantung. Sakit dada ini menimbulkan berkurangnya aliran darah
koroner sehingga suply oksigen ke jantung tidak adekuat. Akibat kekurangan
oksigen ini juga bisa terjadi metabolisme anaerob pada sel miokard yang
hipoksia tersebut yang menghasilkan asam laktat yang akan menambah nyeri
dada.
Nyeri dada yang timbul bervariasi, mulai dari rasa tertekan benda berat,
seperti diremas-remas, terasa panas sampai nyeri yang sangat hebat yang
disertai rasa takut atau rasa akan menjelang ajal. Nyeri sangat terasa di daerah
belakang sternum atas atau sternum ketiga tengah (retrosternal) atau dada
sebelah kiri yang dapat menyebar ke bahu, lengan kiri leher dan rahang. Nyeri
6
berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Nyeri pada angina ini dipicu oleh aktivitas
yang meningkatkan kebutuhan miokard terhadap oksigen seperti latihan fisik,
berjalan cepat, menaiki tangga, makan terlalu kenyang atau bahkan emosi. Tapi
nyeri ini akan segera hilang jika istirahat atau pemberian nitrogliserin sublingual.
Selain nyeri dada, pada angina juga bisa ditemukan keluhan seperti sesak
nafas, perasaan lemah, lelah, berkeringat dingin.
2. INFAK MIOKARD
Infark miokard adalah kematian jaringan otot jantung, yang ditandai
dengan adanya nyeri dada yang khas. Nyeri ini biasanya disebabkan oleh
thrombus yang menyumbat total aliran darah pada arteri koroner, sehingga suply
oksigen ke jantung betul-betul tidak ada. Hal ini akan mengakibatkan kerusakan
seluler yang irreversible dan kematian otot atau nekrosis. Bagian miokard yang
mengalami infark atau nekrosis akan berhenti berkontraksi secara permanen.
Nyeri dada khas yang timbul pada infark miokard adalah nyeri dada
yang terjadi secara mendadak dan tak berkurang dengan istirahat atau
pemberian nitrogliserin sublingual. Nyeri biasanya terasa di regio sternal bawah
dan abdomen bagian atas. Nyeri seperti tertususk-tusuk yang dapat menjalar ke
bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri), atau ke rahang
dan leher. Nyeri bersifat spontan yang berlangsung lebih dari 30 menit hingga
menetap selama beberapa jam atau hari.
Selain nyeri dada, pasien infark miokard juga bisa mengalami mual dan
muntah, pucat, dingin, demam ataupun manifestasi kardiovaskuler lain seperti
takikardi, disritmia, hipertensi atau hipotensi.
b. Komplikasi
1. ARITMIA
Merupakan komplikasi yang paling sering ditemukan. Aritmia yaitu
gangguan dalam irama jantung yang bisa menimbulkan perubahan
eloktrofisiologi otot-otot jantung. Perubahan elektrofisiologi ini
bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman
7
grafik aktivitas listrik sel. Misalnya perangsangan simpatis akan
meningkatkan kecepatan denyut jantung.
2. GAGAL JANTUNG KONGESTIF
Merupakan kongesti sirkulasi akibat disfungsi miokard. Disfungsi
ventrikel kiri atau gagal jantung kiri akan menimbulkan kongesti pada vena
pulmonalis sedangkan pada disfungsi ventrikel kanan akan menimbulkan
kongesti pada vena sistemik.
3. SYOK KARDIOGENIK
Syok kardiogenik diakibatkan oleh disfungsi nyata ventrikel kiri
sesudah mengalami infark yang massif. Timbulnya lingkaran setan
perubahan hemodinamik progresif hebat yang irreversible yaitu penurunan
perfusi perifer, penurunan perfusi koroner, peningkatan kongesti paru yang
bisa berakhir dengan kematian
4. DISFUNGSI OTOT PAPILARIS
Disfungsi iskemik atau rupture nekrotik otot papilaris akan
mengganggu fungsi katup mitralis. Inkompetensi katup mengakibatkan
aliran balik dari ventrikel kiri ke atrium kiri sebagai akibat pengurangan aliran
ke aorta dan peningkatan kongesti pada atrium kiri dan vena pulmonalis.
5. VENTRIKULER ANEURISMA
Aneurisma ini biasanya terjadi pada permukaan atrium atau apek
jantung. Aneurisma ventrikel akan mengembang bagaikan balon pada
setipa sistolik, teregang secara pasif oleh sebagian curah sekuncup.
Aneurisma ventrikel dapat menimbulkan 3 masalah yaitu gagal jantung
kongestif kronik, embolisasi sistemik dari thrombus mural dan aritmia
ventrikel refrakter.
6. PERIKARDITIS
Infark transmural dapat membuat lapisan epikardium yang
langsung berkontak dengan pericardium menjadi kasar, sehingga
merangsang permukaan pericardium dan menimbulkan reaksi peradangan.
7. EMBOLI PARU
Emboli paru bisa menyebabkan episode dipsnea, aritmia atau
kematian mendadak. Trombosis vena profunda lebih lazim pada pasien
payah jantung kongestif yang parah.
8
III. PROSEDUR DIAGNOSTIK
8. EKG
Monitor EKG : aritmiia
Rekam EKG lengkap: T inverted, ST depresi atau Q patologis
9. Laboratorium
Darah rutin
Kadar enzim : CK, CKMB
Fungsi ginjal
Fungsi hati
Profil lipid
Tropinin T
Foto torak
Ekokardoografi
Kateterisasi
Scanning Thalium
IV. PENATALAKSANAAN
c. Medikasi
1. Untuk pasien Angina pectoris
Tujuan : memperbaiki ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen
miokardium dan supply oksigen
Nitrogiserin
Adalah bahan vasoaktif yang bisa melebarkan vena maupun arteri
sehingga mempengaruhi sirkulasi perifer dengan menurunkan
konsimsi oksigen jantung yang akan mengurangi iskemia dan
nyeri angina. Cara pemberiannya dengan meletakkan di bawah
lidah/ sublingual.
Penyekat Beta Adrenergik
Seperti propanolol hidroklorit yang berfungsi menurunkan
konsumsi oksigen dengan menghambat impuls simpatis ke
jantung. Dapat diberikan jika pasien masih mengeluh nyeri dada
walau sudah diberi nitrogliserin.
Antagonis Ion Kalsium
9
Seperti nifedipin yang berfungsi meningkatkan supply oksigen ke
jantung dengan melebarkan dinding otot polos arterial koroner.
Analgesik
Seperi asetaminofen untuk menghilangkan sakit kepala yang
disebabkan oleh dilatasi pembuluh darah serebral sebagai respon
terhadap nitrogliserin.
d. Prosedur Bedah
Angioplasti koroner transluminal perkutan
Pembedahan by pass arteri koronaria
10
e. Rehabilitasi Jantung
Exercise Training
Education, counseling, training
f. Perubahan Gaya Hidup
Diet sehat (hindari makanan kolesterol tinggi, garam)
Tidak merokok
Exercise
Mengurangi berat badan jika obesitas
Mengurangi stress
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PENYAKIT ARTERI KORONER
A. INFARK MIOCARD
1. PENGKAJIAN
11
- Nyeri dada yang timbulnya mendadak ( dapat/tidak
berhubungan dengan aktivitas ), tidak hilang dengan istirahat
- Dispnea dengan/tanpa kerja dispnea nocturnal
- Batuk dengan/tanpa produksi sputum
- StresS
Riwayat kesehatan keluarga
- Riwayat keluarga penyakit jantung/infark miokard
- Diabetes,stroke, hipertensi, penyakit vaskuler perifer
C. Pengkajian Fisik
Aktivitas dan istirahat
Takikardi, dispnea pada saat istirahat/aktivitas
Sirkulasi
TD dapat normal atau naik turun
Nadi dapat normal, penuh/takkuat, lemah/kuat
Irama jantung dapat teratur atau tidak
Membran mukosa dan bibir kelihatan pucat atau sianosis
Integritas ego
Menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah,
perilaku menyerang, fokus pada diri sendiri atau pada nyeri
Eliminasi
Normal atau bunyi usus menurun
Makanan dan cairan
Penurunan turgor kulit, kulit kering atau berkeringat, muntah,
penurunan berat badan
Hygiene
Kesulitan melakukan tugas perawatan
Neurosensori
Perubahan mental, kelemahan
Nyeri / ketidaknyamanan
Wajah meringis, perubahan postur tubuh, menangis, merintih,
meregang, menggeliat, menarik diri, kehilangan kontak mata,
12
respon otomatik ( perubahan frekuensi/irama jantung, TD,
pernapasan, warna kulit/kelembaban, kesadaran )
Pernapasan
Peningkatan frekuensi pernapasan, napas sesak/kuat, bunyi napas
bersih atau krekels/mengi, sputum bersih, merah muda kental
Interaksi social
Kesulitan istirahat dengan tenang, respon tterlali emosi ( marah
terus-menerus ), menarik diri dari keluarga
D. Pemeriksaan Diagnostik
13
5) Kecemasan b.d krisis situasional, respon patofisiologis, ancaman
terhadap status kesehatan
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
1) Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d penurunan aliran darah
miokard, peningkatan beban kerja jantung/konsumsi oksigen
Kriteria hasil :
- menyatakan nyeri dada hilang/terkontrol
- mendemonstrasikan penggunaan teknik relaksasi
- menunjukkan menurunnya tegangan, rileks, mudah
bergerak
Tindakan Rasional
Mandiri
Pantau/cata karakteristik nyeri, catat Variasi penampilan dan perilaku pasien
laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan karena nyeri terjadi sebagai temuan
respon hemodinamik ( meringis, pengkajian. Kebanyakan pasien dengan
menangis, gelisah, berkeringat, IM akut tampak sakit, distraksi dan
mencengkram dada, napas berfokus pada nyeri. Riwayat verbal dan
cepat,TD/frekuensi jantung berubah). pendidikan lebih dalam terhadap faktor
pencetus harus ditunda sampai nyeri
hilang. Pernapasan mungkin meningkat
sebagai akibat nyeri dan berhubungan
dengan cemas, sementara hilangnya
stress menimbulkan katekolamin akan
meningkatkan kecepatan jantung dan
TD.
14
Kaji ulang riwayat angina sebelumnya, Dapat membandingkan nyeri yang ada
nyeri menyerupai angina, atau nyeri IM. dari pola sebelumnya, sesuai dengan
Diskusikan riwayat keluarga. identifikasi komplikasi seperti meluasnya
infark, emboli paru, atau perikarditis.
15
Berikan obat sesuai indikasi, contoh :
1. Antiangina, contoh Nitrat berguna untuk control nyeri
nitrogliserin dengan efek vasodilatasi koroner, yang
meningkatkan aliran darah koroner dan
perfusi miokardia. Efek vasodilatasi
perifer menurunkan volume darah
kembali kejantung sehingga
menurunkan kerja otot jantung dan
kebutuhan oksigen.
Tindakan Rasional
Mandiri
Auskultasi TD. Bandingkan kedua Hipotensi dapat terjadi sehubungan
tangan dan ukur dengan tidur, duduk, dengan disfungsi ventrikel, hipoperfusi
dan berdiri bila bisa. miokardia dan ransang vagal. Namun,
hipertensi juga fenomena umum,
kemungkinan berhubungan dengan
nyeri, cemas, pengeluaran katekolamin
dan atau masalah vaskuler sebelumnya.
Hipotensi ortostatik mungkin
berhubungan dengan komplikasi infark.
16
Evaluasi kualitas dan kesamaan nadi Penurunan curah jantung
sesuai indikasi mengakibatkan menurunnya kekuatan
sendi. Ketidakteraturan diduga disritmia,
yang memerlukan evaluasi
lanjut/pantau.
Pantau frekuensi jantung dan irama. Frekuensi dan irama jantung berespon
Catat disritmia melalui telemetri terhadap obat dan aktivitas sesuai
dengan terjadinya komplikasi/disritmia
yang mempengaruhi fungsi jantung atau
meningkatkan kerusakan iskemik.
Denyutan/fibrilasi akut atau kronis
mungkin terlihat pada arteri koroner atau
keterlibatan katup dan mungkin atau
tidak mungkin merupakan kondisi
patologi.
17
Catat respon terhadap aktivitas dan Kelebihan latihan meningkatkan
peningkatan istirahat dengan tepat kebutuhan oksigen dan mempengaruhi
fungsi miokardia
Kolaborasi
Berikan oksigen tambahan, sesuai Meningkatkan jumlah sediaan oksigen
indikasi untuk kebutuhan miokard, menurunkan
iskemia dan disritmia lanjut
18
status fungsi ventrikel, keseimbangan
elektrolit, dan efek terapi obat.
19
Tindakan Rasional
Mandiri
Catat/dokumentasi frekuensi Kecendrungan menentukan respon
jantung,irama dan perubahan TD pasien terhadap aktivitas dan dapat
sebelum, selama, sesudah, aktivitas mengindikasikan penurunan oksigen
sesuai indikasi. Hubungkan dengan miokardia yang memerlukan
laporan nyeri dada/napas pendek. penurunan tingkat aktivitas/kembali
tirah baring, perubahan program obat,
penggunaan oksigen tambahan.
20
Kolaborasi
Rujuk ke program rehabilitasi jantung Memberikan dukungan/pengawasan
tambahan berlanjut dan partisipasi
proses penyembuhan dan
kesejahteraan.
B. ANGINA PEKTORIS
1. PENGKAJIAN
A. Kaji identitas klien
Nama : No RM :
Umur : Tanggal masuk :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
Agama :
21
- Diabetes,stroke, hipertensi
C. Pengkajian fisik
Aktivitas dan istirahat
Dispnea pada saat aktivitas
Sirkulasi
Takikardi, disritmia, TD dapat normal atau naik turun, bunyi jantung
kemungkinan normal
Kulit/membrane mukosa lembab, dingin, pucat, pada adanya
vasokonstriksi
Integritas ego
Ketakutan, mudah marah
Nyeri / ketidaknyamanan
Wajah berkerut, meletakkan pergelangan tangan pada midsternum,
memijit tangan kiri, tegangan otot, gelisah
Pernapasan
Peningkatan frekuensi pernapasan, gangguan kedalaman
D. Pemeriksaan diagnostik
EKG : biasanya normal pada pasien istirahat tetapi datar atau
depresi pasa segmen ST pada gelombang T.
Enzim jantung dan isoenzim meningkat
Foto dada biasanya normal
Kolesterol dan trigliserida serum meningkat
PCO2 Kalium dan laktat miokard meningkat selama serangan
angina.
22
2) Penurunan curah jantung b.d perubahan inotropik jantung, gangguan
konduksi listrik
3) Kecemasan/ansietas b.d krisis situsional, respon patofisiologis,
ancaman terhadap status kesehatan.
4) Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
5) Resiko tinggi gangguan perfusi jaringan b.d penurunan atau interupsi
aliran darah, pembentukan tromboemboli.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
23
Kaji dan catat respon pasien /efek obat Memberikan informasi tentang
kemajuan penyakit. Alat dalan evaluasi
keefektifan intervensi dan dapat
menunjukkan kebutuhan perubahan
program pengobatan
Evaluasi laporan nyeri pada rahang, Nyeri jantung dapat menyebar, contoh
leher, bahu, tangan, atau lengan nyeri sering lebih kepermukaan
( khususnya pada sisi kiri ) dipersarafi oleh tingkat saraf spinal
yang sama.
24
peningkatan disritmia yang
mengancam hidup secara akut, yang
terjadi pada respon terhadap iskemia
dan atau stress.
Pantau tanda vital tiap 5 menit selama TD dapat meningkat secara dini
serangan angina sehubungan dengan ransangan
simpatis, kemudian turun bila curah
jantung dipengaruhi. Takikardi juga
terjadi pada respon terhadap
ransangan simpatis dan dapat
berlanjut sebagai kompensasi bila
curah jantung menurun.
Kolaborasi
Berikan oksigen tambahan sesuai Meningkatkan sediaan oksigen untuk
indikasi kebutuhan miokard/mencegah iskemia.
25
Kini masih digunakan terapi antiangina
cornerstone. Efek cepat vasodilator
berakhir 10-30 menit dan dapat
digunakan secara profilaksis untuk
mencegah serangan angina.
Catatan : dapat meningkatkan angina
vasospastik.
Tindakan Rasional
Mandiri
Pantau tanda vital Takikardi dapat terjadi karena nyeri,
cemas, hipoksemia, dan menurunnya
curah jantung. Perubahan juga terjadi
pada TD karena respon jantung.
26
terjadinya bingung, disorientasi menghasilkan perubahan sensorium.
Catat warna kulit dan kualitas nadi Sirkulasi perifer menurun bila curah
jantung turun membuat kulit pucat
atau warna abu-abu dan menurunnya
kekuatan nadi perifer.
Auskultasi bunyi napas dan bunyi S3, S4 atau krekels terjadi dengan
jantung. Dengarkan murmur. dekompensasi jantung atau beberapa
obat. Terjadinya murmur dapat
menunjukkan katup karena nyeri
dada, contoh stenosis aorta, stenosis
mitral atau rupture otot papilar.
Pantau dan catat respon efek obat, Efek yang diinginkan untuk
catat TD, frekuensi jantung dan irama. menurunkan kebutuhan oksigen
miokard dengan menurunkan stress
ventrikuler. Obat dengan kandungan
27
inotropik negative dapat menurunkan
perfusi terhadap iskemia miokardium.
Kombinasi nitras dan penyekat beta
dapat memberi efek terkumpul pada
curah jantung.
Kaji tanda dan gejala GJK Angina hanya gejala patologis yang
disebabkan oleh iskemia miokard.
Penyakit yang mempengaruhi fungsi
jantung menjadi dekompensasi.
Kolaborasi
Berikan oksigen tambahan sesuai Meningkatkan sediaan oksigen untuk
kebutuhan kebutuhan miokard untuk
memperbaiki kontraktilitas,
menurunkan iskemia dan kadar asam
laktat.
28
yang memerlukan intervensi bedah.
29
Tindakan Rasional
Mandiri
Jelaskan tujuan tes dan prosedur, Menurunkan cemas dan takut terhadap
contoh tes stres diagnosa dan prognosis.
Kolaborasi
Berikan sedative, tranquilizer sesuai Mungkin diperlukan untuk membantu
indikasi. pasien rileks sampai secara fisik
mempu untuk membuat strategi koping
adekuat.
30
NO Data penunjang Penunjang Masalah Keperawatan
1. DO: Gangguan rasa nyaman: nyeri
1. Wajah terlihat meringis,
menangis, merintih
2. Kehilangan kontak mata
3. Takikardi
4. Frekwensi nafas meningkat
5. Fokus pada diri sendiri atau
pada nyeri
6. Terlihat cemas, gelisah, marah,
dan perilaku menyerang
DS:
Klien mengatakan bahwa
mengalami:
1. Nyeri dada yang menjalar ke
lengan kiri, bahu yang terasa
seperti ditekan, diremas-remas
2. Lemah dan letih
3. Sesak nafas saat beraktivitas
(angina pectoris)
4. Sesak nafas muncul mendadak
(infark miokard)
5. Sesak nafas pada malam hari
(infar miokard)
6. Nyeri tidak hilang dengan
istirahat (infark miokard)
7. Nyeri ulu hati/epigastrium
Nyeri yang tidak hilang dengan
istirahat (infark miokard)
31
2. Tekanan Darah Menurun
3. Frekwensi Nafas Meningkat
4. Adanya Bunyi Abnormal
Jantung
5. Disritmia
6. Membran Mukosa Dan Bibir
Pucat
Ds:
Klien mengatakan bahwa
mengalami:
1. Sesak nafas
2. Merasa pusing
3. Lemah, lelah
3. DO: Intoleransi Aktivitas
1. Frekwensi nafas meningkat
2. Frekwensi nadi meningkat
3. Pucat
DS:
Klien mengatakan bahwa
mengalami:
1.Sesak nafas saat bekerja
2. Lemah, letih
3. Pusing
4. Do: Ansietas
1. Peningkatan Frekwensi Nadi
2. Peningkatan TD
3. Peningkatan frekwensi nafas
4. Terlihat gelisah
5. Kehilangan control
6. Menangis atau marah
berlebihan
7. Kontak mata buruk
DS:
32
Klien mengatakan bahwa
mangalami:
1. Kelemahan, keletihan karena
nyeri dada
2. Pusing
3. Sulit tidur
4. Cemas akan penyakit
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, M.E., Moorhouse, M.F. & Geissler, A.C. 2000. Rencana Asuhan
Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan Perawatan Pasien ed 3 .
Terj I Made Kariasa (et al). Jakarta: EGC
33
Lewis, S.M., Heikemper, M.M. & Dirksen, S.R.2004. Medical Surgical Nursing :
Assessment and Management of Clinical Problems ed 6. Missouri : Mosby Inc
Rokhaeni, H., Purnamasari, E & Anna, U.R. 2001. Buku Ajar Keperawatan
Kardiovaskuler ed 1. Jakarta : Bidang Pendidikan dan Pelatihan Pusat
Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional “ Harapan Kita”
Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth vol 2 ed 8. Terj Kuncara H. Y (et al). Jakarta: EGC
Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam vol 2 ed 3. Jakarta: Balai
Penerbit FK UI
34
CORONARY ARTERY DISEASE
Oleh :
AFRIYANI 04121004
RIZKA FADHILA 04121033
35