Anda di halaman 1dari 35

CORONARY ARTERY DISEASE

I. PENGERTIAAN
Coronary artery disease atau penyakit arteri koroner adalah kondisi
patologis arteri koroner yang ditandai dengan penimbunan abnormal lipid
atau bahan lemak dan jaringan fibrosa di dinding pembuluh darah yang
mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi arteri dan penurunan aliran
darah ke jantung (Brunner dan Suddarth, )

I. ETIOLOGI
Penyebab utama dari penyakit arteri koroner adalah terjadinya
aterosklerosis. Aterosklerosis adalah pengerasan pada dinding arteri.
Arteriosklerosis ditandai dengan adanya penimbunan lemak, kolesterol,
dilapisan intima arteri. Timbunan ini dinamakan ateroma atau plak.
Walaupun pengetahuan tentang kejadian etiologi tidak lengkap, namun
jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggung jawab untuk
perkembangan aterosklerosis. Ada beberapa faktor resiko yang
mengakibatkan terjadinya penyakit arteri koroner yaitu:
1. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi
Yaitu faktor resiko bilogis yang tidak dapat diubah, yang meliputi:
a. Usia
Kerentanan terhadap Aterosklerosis meningkat dengan
bertambahnya usia. Pada laki-laki biasanya resiko meningkat setelah
umur 45 tahun sedangkan pada wanita umur 55 tahun.
b. Jenis Kelamin
Aterosklerosis 3 kali lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita.
Wanita agaknya relatif lebih kebal terhadap penyakit ini karena
dilindungi oleh hormon estrogen. Namun setelah menopause sama
rentannya dengan pria.
c. Ras
Orang Amerika- Afrika lebih rentan terhadap aterosklerosis dibanding
orang kulit putih.

1
d. Riwayat Keluarga Positif
Riwayat keluarga yang positif terhadap penyakit arteri koroner,
meningkatkan kemungkinan timbulnya aterosklerosis premature.

2. Faktor yang dapat dimodifikasi


Yaitu faktor resiko yang dapat dikontrol dengan mengubah gaya hidup
atau kebiasaan pribadi, yang meliputi:
a. Hiperlipidemia
Adalah peningkatan lipid serum, yang meliputi :
Kolesterol > 200 mg/dl
Trigliserida > 200 mg/dl
LDL > 160 mg/dl
HDL < 35 mg/dl
b. Hipertensi
Adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan atau diastolic.
Hipertensi terjadi jika tekanan darah melebihi 140/90 mmHg.
Peningkatan tekanan darah mengakibatkan bertambahnya beban
kerja jantung. Akibatnya timbul hipertrofi ventrikel sebagai
kompensasi untuk meningkatkan kontraksi. Namun lama-lama,
ventrikel tidak mampu lagi mengkompensasi tekanan darah yang
terlalu tinggi hingga akhirnya terjadi dilatasi dan payah jantung. Dan
jantung semakin terancam oleh aterosklerosis koroner.
c. Merokok
Merokok akan melepaskan nikotin dan karbonmonoksida ke dalam
darah. Karbonmonoksida lebih besar daya ikatnya dengan
hemoglobin daripada dengan oksigen. Akibatnya suply darah untuk
jantung berkurang karena telah didominasi oleh karbondioksida.
Sedangkan nikotin yang ada dalam darah akan merangsang
pelepasan katekolamin. Katekolamin ini menyebabkan konstruksi
pembuluh darah sehingga suply darah ke jantung berkurang. Selain
itu dengan merokok bisa meningkatkan adhesi trombosit yang
mengakibatkan terbentuknya thrombus.

2
d. Diabetes Mellitus
Hiperglikemi menyebabkan peningkatan agregasi terombosit. Hal
ini akan memicu terbentuknya trombus. Pasien DM juga berarti
mengalami kelainan dalam metabolisme termasuk lemak karena
terjadinya toleransi terhadap glikosa.
e. Obesitas
Obesitas adalah jika berat badan lebih dari 30 % berat badan
standar. Obesitas akan meningkatkan kerja jantung dan kebutuhan
oksigen.
f. Inaktifitas Fisik
Inaktifitas fisik akan meningkatkan resiko aterosklerosis. Dengan
exercise akan meningkatkan HDL dan aktivitas fibrinolisis.
g. Stress dan Pola Tingkah Laku
Stress akan merangsang keluarnya katekolamin, sedangkan
kepribadian tipe A( ambisius, agresif, kompetitif) dapat
mempercepat aterogenesis.
h. Homosistein
Adalah asam amino yang mengandung sulfur yang berasal dari
pemecahan asam amino essensial methionin. Homosistein dapat
mengakibatkan terbentuknya lapisan lemak di dinding arteri.
i. CRP (C Reactive Protein)
Menurut penelitian terbaru, CRP bisa meningkatkan terjadinya
aterosklerosis. CRP adalah salah satu sistem imun-protein darah
yang terbentuk jika terjadi inflamasi. Hal ini bisa mengakibatkan
pertumbuhan plak di arteri.

II. PATOFISIOLOGI
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol, lemak tetimbun di intima arteri.
Timbunan ini akan mengakibatkan terganggunya absorbsi nutrient sel-sel
endotel yang menyusun lapisan dalam pembuluh darah dan menyumbat
aliran darah karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah. Sel-
sel endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan
menjadi jaringan parut.

3
Selanjutnya lumen bertambah sempit dan aliran darah bisa terhambat.
Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung
terjadinya pembentukan bekuan daarah. Hal ini menjelaskan bagaiman
terjadinya koagulasi intravaskuler yang diikuti oleh penyakit tromboemboli.
Tahap-tahap pembentukan aterosklerosis dapat digambarkan sbb:
Tahap 1

Tahap 2

4
Tahap 3

Tahap 4

Tahap 5

5
Gambar Ateroma

a. Manifestasi Klinik
1. ANGINA PEKTORIS
Angina Pektoris adalah rasa sakit pada dada yang timbul akibat adanya
iskemia otot jantung. Sakit dada ini menimbulkan berkurangnya aliran darah
koroner sehingga suply oksigen ke jantung tidak adekuat. Akibat kekurangan
oksigen ini juga bisa terjadi metabolisme anaerob pada sel miokard yang
hipoksia tersebut yang menghasilkan asam laktat yang akan menambah nyeri
dada.
Nyeri dada yang timbul bervariasi, mulai dari rasa tertekan benda berat,
seperti diremas-remas, terasa panas sampai nyeri yang sangat hebat yang
disertai rasa takut atau rasa akan menjelang ajal. Nyeri sangat terasa di daerah
belakang sternum atas atau sternum ketiga tengah (retrosternal) atau dada
sebelah kiri yang dapat menyebar ke bahu, lengan kiri leher dan rahang. Nyeri

6
berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Nyeri pada angina ini dipicu oleh aktivitas
yang meningkatkan kebutuhan miokard terhadap oksigen seperti latihan fisik,
berjalan cepat, menaiki tangga, makan terlalu kenyang atau bahkan emosi. Tapi
nyeri ini akan segera hilang jika istirahat atau pemberian nitrogliserin sublingual.
Selain nyeri dada, pada angina juga bisa ditemukan keluhan seperti sesak
nafas, perasaan lemah, lelah, berkeringat dingin.

2. INFAK MIOKARD
Infark miokard adalah kematian jaringan otot jantung, yang ditandai
dengan adanya nyeri dada yang khas. Nyeri ini biasanya disebabkan oleh
thrombus yang menyumbat total aliran darah pada arteri koroner, sehingga suply
oksigen ke jantung betul-betul tidak ada. Hal ini akan mengakibatkan kerusakan
seluler yang irreversible dan kematian otot atau nekrosis. Bagian miokard yang
mengalami infark atau nekrosis akan berhenti berkontraksi secara permanen.
Nyeri dada khas yang timbul pada infark miokard adalah nyeri dada
yang terjadi secara mendadak dan tak berkurang dengan istirahat atau
pemberian nitrogliserin sublingual. Nyeri biasanya terasa di regio sternal bawah
dan abdomen bagian atas. Nyeri seperti tertususk-tusuk yang dapat menjalar ke
bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri), atau ke rahang
dan leher. Nyeri bersifat spontan yang berlangsung lebih dari 30 menit hingga
menetap selama beberapa jam atau hari.
Selain nyeri dada, pasien infark miokard juga bisa mengalami mual dan
muntah, pucat, dingin, demam ataupun manifestasi kardiovaskuler lain seperti
takikardi, disritmia, hipertensi atau hipotensi.

b. Komplikasi
1. ARITMIA
Merupakan komplikasi yang paling sering ditemukan. Aritmia yaitu
gangguan dalam irama jantung yang bisa menimbulkan perubahan
eloktrofisiologi otot-otot jantung. Perubahan elektrofisiologi ini
bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman

7
grafik aktivitas listrik sel. Misalnya perangsangan simpatis akan
meningkatkan kecepatan denyut jantung.
2. GAGAL JANTUNG KONGESTIF
Merupakan kongesti sirkulasi akibat disfungsi miokard. Disfungsi
ventrikel kiri atau gagal jantung kiri akan menimbulkan kongesti pada vena
pulmonalis sedangkan pada disfungsi ventrikel kanan akan menimbulkan
kongesti pada vena sistemik.
3. SYOK KARDIOGENIK
Syok kardiogenik diakibatkan oleh disfungsi nyata ventrikel kiri
sesudah mengalami infark yang massif. Timbulnya lingkaran setan
perubahan hemodinamik progresif hebat yang irreversible yaitu penurunan
perfusi perifer, penurunan perfusi koroner, peningkatan kongesti paru yang
bisa berakhir dengan kematian
4. DISFUNGSI OTOT PAPILARIS
Disfungsi iskemik atau rupture nekrotik otot papilaris akan
mengganggu fungsi katup mitralis. Inkompetensi katup mengakibatkan
aliran balik dari ventrikel kiri ke atrium kiri sebagai akibat pengurangan aliran
ke aorta dan peningkatan kongesti pada atrium kiri dan vena pulmonalis.
5. VENTRIKULER ANEURISMA
Aneurisma ini biasanya terjadi pada permukaan atrium atau apek
jantung. Aneurisma ventrikel akan mengembang bagaikan balon pada
setipa sistolik, teregang secara pasif oleh sebagian curah sekuncup.
Aneurisma ventrikel dapat menimbulkan 3 masalah yaitu gagal jantung
kongestif kronik, embolisasi sistemik dari thrombus mural dan aritmia
ventrikel refrakter.
6. PERIKARDITIS
Infark transmural dapat membuat lapisan epikardium yang
langsung berkontak dengan pericardium menjadi kasar, sehingga
merangsang permukaan pericardium dan menimbulkan reaksi peradangan.
7. EMBOLI PARU
Emboli paru bisa menyebabkan episode dipsnea, aritmia atau
kematian mendadak. Trombosis vena profunda lebih lazim pada pasien
payah jantung kongestif yang parah.

8
III. PROSEDUR DIAGNOSTIK
8. EKG
 Monitor EKG : aritmiia
 Rekam EKG lengkap: T inverted, ST depresi atau Q patologis
9. Laboratorium
 Darah rutin
 Kadar enzim : CK, CKMB
 Fungsi ginjal
 Fungsi hati
 Profil lipid
 Tropinin T
 Foto torak
 Ekokardoografi
 Kateterisasi
 Scanning Thalium

IV. PENATALAKSANAAN
c. Medikasi
1. Untuk pasien Angina pectoris
Tujuan : memperbaiki ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen
miokardium dan supply oksigen
 Nitrogiserin
Adalah bahan vasoaktif yang bisa melebarkan vena maupun arteri
sehingga mempengaruhi sirkulasi perifer dengan menurunkan
konsimsi oksigen jantung yang akan mengurangi iskemia dan
nyeri angina. Cara pemberiannya dengan meletakkan di bawah
lidah/ sublingual.
 Penyekat Beta Adrenergik
Seperti propanolol hidroklorit yang berfungsi menurunkan
konsumsi oksigen dengan menghambat impuls simpatis ke
jantung. Dapat diberikan jika pasien masih mengeluh nyeri dada
walau sudah diberi nitrogliserin.
 Antagonis Ion Kalsium

9
Seperti nifedipin yang berfungsi meningkatkan supply oksigen ke
jantung dengan melebarkan dinding otot polos arterial koroner.
 Analgesik
Seperi asetaminofen untuk menghilangkan sakit kepala yang
disebabkan oleh dilatasi pembuluh darah serebral sebagai respon
terhadap nitrogliserin.

2. Untuk pasien Infark miokard


Tujuan : memperkecil kerusakan jantung sehingga mengurangi
kemungkinan terjadinya komplikasi
 Nitrogliserin IV
Sebagai vasodilator untuk mengurangi nyeri jantung. Nitrogliserin
menyebabkan dilatasi arteri dan vena yang mengakibatkan
pengumpulan darah di perifer yang bisa menurunkan jumlah
darah yang kembali ke jantung dan mengurangi beban kerja
jantung.
 Antikoogulan
Seperi heparin yang bisa membantu mempertahankan integritas
jantung. Heparin memperpanjang waktu pembekuan darah
sehingga menurunkan kemungkinan pembentukan thrombus dan
selanjutnya menurunkan aliran darah.
 Trombolitik
Seperti streptokinase untuk melarutkan setiap thrombus yang
telah terbentuk di arteri koroner, memperkecil penyumbatan dan
juga luasnya infark.
 Analgesik
Seperti morfin sulfat.

d. Prosedur Bedah
 Angioplasti koroner transluminal perkutan
 Pembedahan by pass arteri koronaria

10
e. Rehabilitasi Jantung
 Exercise Training
 Education, counseling, training
f. Perubahan Gaya Hidup
 Diet sehat (hindari makanan kolesterol tinggi, garam)
 Tidak merokok
 Exercise
 Mengurangi berat badan jika obesitas
 Mengurangi stress
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PENYAKIT ARTERI KORONER

A. INFARK MIOCARD

1. PENGKAJIAN

A. Kaji identitas klien


Nama : No RM :
Umur : Tanggal masuk :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
Agama :

B. Kaji riwayat kesehatan


 Riwayat kesehatan dahulu
- Riwayat infark miokard sebelumnya, penyakit arteri koroner,
GJK, masalah TD, DM
- Riwayat merokok, penyakit pernapasan kronis
 Riwayat kesehatan sekarang
- Kelelahan, kelemahan, tidak dapat tidur
- Mual, kehilangan nafsu makan, bersendawa, nyeri ulu
hati/terbakar
- Pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun

11
- Nyeri dada yang timbulnya mendadak ( dapat/tidak
berhubungan dengan aktivitas ), tidak hilang dengan istirahat
- Dispnea dengan/tanpa kerja dispnea nocturnal
- Batuk dengan/tanpa produksi sputum
- StresS
 Riwayat kesehatan keluarga
- Riwayat keluarga penyakit jantung/infark miokard
- Diabetes,stroke, hipertensi, penyakit vaskuler perifer

C. Pengkajian Fisik
 Aktivitas dan istirahat
Takikardi, dispnea pada saat istirahat/aktivitas
 Sirkulasi
TD dapat normal atau naik turun
Nadi dapat normal, penuh/takkuat, lemah/kuat
Irama jantung dapat teratur atau tidak
Membran mukosa dan bibir kelihatan pucat atau sianosis
 Integritas ego
Menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah,
perilaku menyerang, fokus pada diri sendiri atau pada nyeri
 Eliminasi
Normal atau bunyi usus menurun
 Makanan dan cairan
Penurunan turgor kulit, kulit kering atau berkeringat, muntah,
penurunan berat badan
 Hygiene
Kesulitan melakukan tugas perawatan
 Neurosensori
Perubahan mental, kelemahan
 Nyeri / ketidaknyamanan
Wajah meringis, perubahan postur tubuh, menangis, merintih,
meregang, menggeliat, menarik diri, kehilangan kontak mata,

12
respon otomatik ( perubahan frekuensi/irama jantung, TD,
pernapasan, warna kulit/kelembaban, kesadaran )
 Pernapasan
Peningkatan frekuensi pernapasan, napas sesak/kuat, bunyi napas
bersih atau krekels/mengi, sputum bersih, merah muda kental
 Interaksi social
Kesulitan istirahat dengan tenang, respon tterlali emosi ( marah
terus-menerus ), menarik diri dari keluarga

D. Pemeriksaan Diagnostik

 EKG : menunjukkan peninggian gelombang S-T


 Enzim jantung dan isoenzim meningkat antara 4-6 jam, memuncak
dalam 12-24 jam dan kembali normal dalam 36-48 jam
 Elektrolit : hipokalemia atau hiperkalemia
 Sel darah putih : leukosit ( 10000-20000 )biasanya tampak pada
hari kedua setelah IM sehubungan dengan proses inflamasi
 Kecepatan sedimentasi : meningkat pada hari kedua-ketiga setelah
MI
 Kolesterol/trigliserida serum meningkat
 Foto dada : mungkin normal atau menunjukkan pembesaran
jantung

2. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


1) Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d penurunan aliran darah
miokard, peningkatan beban kerja jantung/konsumsi oksigen
2) Penurunan curah jantung b.d perubahan inotropik jantung,
gangguan konduksi listrik
3) Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
4) Resiko tinggi gangguan perfusi jaringan b.d penurunan atau
interupsi aliran darah, pembentukan tromboemboli

13
5) Kecemasan b.d krisis situasional, respon patofisiologis, ancaman
terhadap status kesehatan

3. INTERVENSI KEPERAWATAN
1) Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d penurunan aliran darah
miokard, peningkatan beban kerja jantung/konsumsi oksigen
Kriteria hasil :
- menyatakan nyeri dada hilang/terkontrol
- mendemonstrasikan penggunaan teknik relaksasi
- menunjukkan menurunnya tegangan, rileks, mudah
bergerak

Tindakan Rasional
Mandiri
Pantau/cata karakteristik nyeri, catat Variasi penampilan dan perilaku pasien
laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan karena nyeri terjadi sebagai temuan
respon hemodinamik ( meringis, pengkajian. Kebanyakan pasien dengan
menangis, gelisah, berkeringat, IM akut tampak sakit, distraksi dan
mencengkram dada, napas berfokus pada nyeri. Riwayat verbal dan
cepat,TD/frekuensi jantung berubah). pendidikan lebih dalam terhadap faktor
pencetus harus ditunda sampai nyeri
hilang. Pernapasan mungkin meningkat
sebagai akibat nyeri dan berhubungan
dengan cemas, sementara hilangnya
stress menimbulkan katekolamin akan
meningkatkan kecepatan jantung dan
TD.

Ambil gambaran lengkap terhadap Nyeri sebagai pengalaman subjektif dan


nyeri pada pasien terhadap lokasi; harus digambarkan oleh pasien. Bantu
intensitas (0-10); lamanya; kualitas pasien untuk menilai nyeri dengan
(dangkal/menyebar) dan penyebaran . membandingkannya dengan
pengalaman yang lain.

14
Kaji ulang riwayat angina sebelumnya, Dapat membandingkan nyeri yang ada
nyeri menyerupai angina, atau nyeri IM. dari pola sebelumnya, sesuai dengan
Diskusikan riwayat keluarga. identifikasi komplikasi seperti meluasnya
infark, emboli paru, atau perikarditis.

Anjurkan pasien untuk melaporkan Penundaan pelaporan nyeri


nyeri dengan segera. menghambat peredaran
nyeri/memerlukan peningkatan
dosis obat. Selain itu, nyeri berat dapat
menyebabkan syok dengan meransang
system saraf simpatis, mengakibatkan
kerusakan lanjut dan mengganggu
diagnostic dan hilangnya nyeri.

Berikan lingkungan yang tenang, Menurunkan ransang eksternal dimana


aktivitas perlahan,dan tindakan ansietas dan regangan jantung serta
nyaman. Pendekatan pasien dengan keterbatasan kemampuan koping dan
tenang dan dengan percaya. keputusan terhadap situasi saat ini.

Bantu pasien melakukan teknik Membantu dalam penurunan


relaksasi, misalnya: nafas persepsi/respon nyeri. Memberikan
dalam/perlahan, perilaku distraksi, kontrol situasi, meningkatkan perilaku
visualisasi, bimbingan imajinasi. positif.

Periksa tanda vital sebelum dan Hipotensi/depresi pernapasan dapat


sesudah pemberian obat narkotik. terjadi sebagai akibat pemberian
narkotik. Masalah ini dapat
meningkatkan kerusakan miokardia
pada adanya kegagalan ventrikel.
Kolaborasi
Berikan oksigen tambahan dengan Meningkatkan jumlah oksigen yang ada
kanula nasal atau masker sesuai untuk pemakaiam miokardia dan
indikasi. mengurangi ketidaknyamanan
sehubungan dengan iskemia jaringan.

15
Berikan obat sesuai indikasi, contoh :
1. Antiangina, contoh Nitrat berguna untuk control nyeri
nitrogliserin dengan efek vasodilatasi koroner, yang
meningkatkan aliran darah koroner dan
perfusi miokardia. Efek vasodilatasi
perifer menurunkan volume darah
kembali kejantung sehingga
menurunkan kerja otot jantung dan
kebutuhan oksigen.

2) Penurunan curah jantung b.d perubahan inotropik jantung,


gangguan konduksi listrik
Kriteria hasil :
- mempertahankan stabilitas hemodinamik, contoh TD,
curah jantung dalam rentang normal, haluaran urin
adekuat, penurunan/tak adanya disritmia
- melaporkan penurunan episode dispnea, angina
- mendemonstrasikan peningkatan toleransi terhadap
aktivitas

Tindakan Rasional

Mandiri
Auskultasi TD. Bandingkan kedua Hipotensi dapat terjadi sehubungan
tangan dan ukur dengan tidur, duduk, dengan disfungsi ventrikel, hipoperfusi
dan berdiri bila bisa. miokardia dan ransang vagal. Namun,
hipertensi juga fenomena umum,
kemungkinan berhubungan dengan
nyeri, cemas, pengeluaran katekolamin
dan atau masalah vaskuler sebelumnya.
Hipotensi ortostatik mungkin
berhubungan dengan komplikasi infark.

16
Evaluasi kualitas dan kesamaan nadi Penurunan curah jantung
sesuai indikasi mengakibatkan menurunnya kekuatan
sendi. Ketidakteraturan diduga disritmia,
yang memerlukan evaluasi
lanjut/pantau.

Catat terjadinya S3 dan S4 S3 biasanya dihubungkan dengan GJK


tapi juga terlihat pada adanya gagal
mitral dan kelebihan kerja ventrikel kiri
yang disertai infark berat. S4 mungkin
berhubungan dengan iskemia miokardia,
kekakuan ventrikel, dan hipertensi
pulmonal dan sistemik

Adanya murmur/gesekan Menunjukkan gangguan aliran darah


normal dalam jantung, contoh katup tak
baik, kerusakan septum, atau vibrasi otot
papilar/korda tendinea. Adanya gesekan
dengan infark juga berhubungan dengan
imflamasi.

Auskultasi bunyi napas Krekels menunjukkan kongesti paru


mungkin terjadi karena penurunan fungsi
miokardia.

Pantau frekuensi jantung dan irama. Frekuensi dan irama jantung berespon
Catat disritmia melalui telemetri terhadap obat dan aktivitas sesuai
dengan terjadinya komplikasi/disritmia
yang mempengaruhi fungsi jantung atau
meningkatkan kerusakan iskemik.
Denyutan/fibrilasi akut atau kronis
mungkin terlihat pada arteri koroner atau
keterlibatan katup dan mungkin atau
tidak mungkin merupakan kondisi
patologi.

17
Catat respon terhadap aktivitas dan Kelebihan latihan meningkatkan
peningkatan istirahat dengan tepat kebutuhan oksigen dan mempengaruhi
fungsi miokardia

Berikan pispot disamping tempat tidur Mengupayakan penggunaan bedpan


bila pasien tak mampu kekamar mandi dapat melelahkan dan secara fisiologis
penuh stress, juga meningkatkan
kebutuhan oksigen dan kerja jantung.

Berikan makanan kecil/mudah dikunyah. Makan besar dapat meningkatkan kerja


Batasi asupan kafein, contoh kopi , miokardia dan menyebabkan ransang
coklat, cola. vagal dan mengakibatkan
bradikardi/denyut ektopik. Kafein adalah
peransang lansung pada jantung yang
dapat meningkatkan frekuensi jantung.

Sediakan alat/obat darurat Sumbatan koroner tiba-tiba, disritmia


letal, perluasan infark, atau nyeri adalah
situasi yang dapat mencetuskan henti
jantung, memerlukan terapi
penyelamatan hidup
segera/memindahkan ke unit perawatan
kritis.

Kolaborasi
Berikan oksigen tambahan, sesuai Meningkatkan jumlah sediaan oksigen
indikasi untuk kebutuhan miokard, menurunkan
iskemia dan disritmia lanjut

Pertahankan cara masuk IV/heparin-lok Jalur yang paten penting untuk


sesuai indikasi pemberian obat darurat pada adanya
disritmia atau nyeri dada

Kaji ulang seri EKG Memberikan informasi sehubungan


dengan kemajuan/perbaikan infark,

18
status fungsi ventrikel, keseimbangan
elektrolit, dan efek terapi obat.

Kaji foto dada Dapat menunjukkan edema paru


sehubungan dengan disfungsi ventrikel

Pantau data laboratorium: contoh enzim Enzim memantau perbaikan infark.


jantung, GDA, elektrolit Adanya hipoksia menunjukkan
kebutuhan tambahan oksigen.
Keseimbangan elektrolit, contoh
hipokalemia/hiperkalemia sangat
berpengaruh besar terhadap irama
jantung/kontraktilitas.

Berikan obat anti disritmia sesuai Disritmia biasanya secara simtomatis


indikasi kecuali untuk PVC, dimana sering
mengancam secara profilaksis.

Bantu pemasangan/mempertahankan Pemacu mungkin tindakan dukungan


pacu jantung bila digunakan sementara selama fase
akut/penyembuhan atau mungkin
diperlukan secara permanent bila infark
sangat berat merusak system konduksi.

3) Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan


kebutuhan oksigen
Kriteria hasil :
- mendemonstrasikan peningkatan toleransi aktivitas yang
dapat diukur/maju dengan frekuensi jantung/irama dan TD
dalam batas normal pasien dan kulit hangat, merah muda
dan kering
- melaporkan tak adanya angina/terkontrol dalam rentang
waktu selama pemberian obat

19
Tindakan Rasional

Mandiri
Catat/dokumentasi frekuensi Kecendrungan menentukan respon
jantung,irama dan perubahan TD pasien terhadap aktivitas dan dapat
sebelum, selama, sesudah, aktivitas mengindikasikan penurunan oksigen
sesuai indikasi. Hubungkan dengan miokardia yang memerlukan
laporan nyeri dada/napas pendek. penurunan tingkat aktivitas/kembali
tirah baring, perubahan program obat,
penggunaan oksigen tambahan.

Tingkatkan istirahat. Batasi aktivitas Menurunkan kerja miokardia/konsumsi


pada dasr nyeri,respon hemodinamik. oksigen, menurunkan resiko
Berikan aktivitas senggang yang tidak komplikasi.
berat.
Batasi pengunjung dan atau kunjungan Pembicaraan yang panjang sangat
oleh pasien mempengaruhi pasien, namun periode
kunjungan yang tenang bersifat
terapeutik.
Anjurkan pasien menghindari Aktivitas yang memerlukan menahan
peningkatan tekanan abdomen, contoh napas dan menunduk dapat
mengejan saat defekasi. mengakibatkan bradikardi, juga dapat
menurunkan curah jantung, dan
takikardi dengan peningkatan TD.

Jelaskan pola peningkatan bertahap Aktivitas yang maju memberikan


dari tingkat aktivitas, contoh bangun control jantung, menimgkatkan
dari kursi bila tak ada nyeri, ambulasi regangan dan mencegah aktivitas
dan istirahat selama 1 jam setelah berlebihan.
makan.
Kaji ulang tanda/gejala yang Palpitasi, nadi tak teratur, adanya nyeri
menunjukkan tidak toleran terhadap dada, atau dispnea dapat
aktivitas atau memerlukan pelaporan mengindikasikan kebutuhan
pada perawat/dokter. perubahan program olahraga atau
obat.

20
Kolaborasi
Rujuk ke program rehabilitasi jantung Memberikan dukungan/pengawasan
tambahan berlanjut dan partisipasi
proses penyembuhan dan
kesejahteraan.

B. ANGINA PEKTORIS

1. PENGKAJIAN
A. Kaji identitas klien
Nama : No RM :
Umur : Tanggal masuk :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
Agama :

B. Kaji riwayat kesehatan


 Riwayat kesehatan dahulu
- Riwayat penyakit jantung ( angina, IM, stenosis aorta,
kardiomiopati )
- Riwayat merokok, dan kesalahan penggunaan obat jantung
- Riwayat diet tinggi kolesterol, lemak, kafein, dan minuman keras

 Riwayat kesehatan sekarang


- Kelelahan, kelemahan, perasaan tidak berdaya setelah latihan
- Nyeri ulu hati/epigastrium , mual setelah makan
- Dispne saat kerja, stress kerja
- Nyeri dada substernal, anterior yang menjalar kerahang, leher
bahu, dan ekstremitas atas ( lebih pada kiri dari pada kanan )
pada saat bekerja.
 Riwayat kesehatan keluarga
- Riwayat keluarga penyakit jantung/infark miokard

21
- Diabetes,stroke, hipertensi

C. Pengkajian fisik
 Aktivitas dan istirahat
Dispnea pada saat aktivitas
 Sirkulasi
Takikardi, disritmia, TD dapat normal atau naik turun, bunyi jantung
kemungkinan normal
Kulit/membrane mukosa lembab, dingin, pucat, pada adanya
vasokonstriksi
 Integritas ego
Ketakutan, mudah marah
 Nyeri / ketidaknyamanan
Wajah berkerut, meletakkan pergelangan tangan pada midsternum,
memijit tangan kiri, tegangan otot, gelisah
 Pernapasan
Peningkatan frekuensi pernapasan, gangguan kedalaman

D. Pemeriksaan diagnostik
 EKG : biasanya normal pada pasien istirahat tetapi datar atau
depresi pasa segmen ST pada gelombang T.
 Enzim jantung dan isoenzim meningkat
 Foto dada biasanya normal
 Kolesterol dan trigliserida serum meningkat
 PCO2 Kalium dan laktat miokard meningkat selama serangan
angina.

2. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d penurunan aliran darah miokard,


peningkatan beban kerja jantung/konsumsi oksigen

22
2) Penurunan curah jantung b.d perubahan inotropik jantung, gangguan
konduksi listrik
3) Kecemasan/ansietas b.d krisis situsional, respon patofisiologis,
ancaman terhadap status kesehatan.
4) Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
5) Resiko tinggi gangguan perfusi jaringan b.d penurunan atau interupsi
aliran darah, pembentukan tromboemboli.

3. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d penurunan aliran darah


miokard, peningkatan beban kerja jantung/konsumsi oksigen
Kriteria hasil :
- menyatakan nyeri hilangg
- melaporkan episode angina menurun dalam frekuensi,
durasi dan beratnya
Tindakan Rasional
Mandiri
Anjurkan pasien untuk memberitahu Nyeri dan penurunan curah jantung
perawat dengan cepat bila terjadi nyeri dapat meransang system saraf
dada simpatis untuk mengeluarkan sejumlah
besar norepinefrin, yang meningkatkan
agregasi trombosit dan mengeluarkan
tromboxan A2. ini vasokonstriktor
poten yang menyebabkan spasme
arteri koroner yang dapat mencetus,
mengkomplikasi dan/atau
memperlama serangan angina
memanjang. Nyeri tak bisa ditahan
menyebabkan respon vasovagal,
menurunkan TD dan frekuensi jantung.

23
Kaji dan catat respon pasien /efek obat Memberikan informasi tentang
kemajuan penyakit. Alat dalan evaluasi
keefektifan intervensi dan dapat
menunjukkan kebutuhan perubahan
program pengobatan

Identifikasi terjadinya pencetus, bila Membantu meredakan nyeri dada dini


ada : frekuensi, durasinya, intensitas, dan alat evaluasi kemungkinan
dan lokasi nyeri kemajuan menjadi angina tidak stabil
( angina stabil biasanya berakhir 3-5
menit sementara angina tidak stabil
lebih lama dan dapat berakhir lebih
dari 45 menit )

Observasi gejala yang berhubungan, Penurunan curah jantung meransang


contuh dispnea, mual/muntah, pusing, system saraf simpatis/parasimpatis,
palpitasi, keinginan berkemih. menyebabkan berbagai rasa
sakit/sensasi dimana pasien tidak
dapat mengidentifikasi apakah
berhubungan dengan episode angina.

Evaluasi laporan nyeri pada rahang, Nyeri jantung dapat menyebar, contoh
leher, bahu, tangan, atau lengan nyeri sering lebih kepermukaan
( khususnya pada sisi kiri ) dipersarafi oleh tingkat saraf spinal
yang sama.

Letakkan pasien pada istirahat total Menurunkan kebutuhan oksigen


selama periode angina miokard untuk meminimalkan resiko
cidera jaringan/nekrosis.

Tinggikan kepala tempat tidur bila Memudahkan pertukaran gas untuk


pasien napas pendek menurunkan hipoksia napas pendek
berulang.

Pantau kecepatan/irama jantung Pasien angina tidak stabil mengalami

24
peningkatan disritmia yang
mengancam hidup secara akut, yang
terjadi pada respon terhadap iskemia
dan atau stress.

Pantau tanda vital tiap 5 menit selama TD dapat meningkat secara dini
serangan angina sehubungan dengan ransangan
simpatis, kemudian turun bila curah
jantung dipengaruhi. Takikardi juga
terjadi pada respon terhadap
ransangan simpatis dan dapat
berlanjut sebagai kompensasi bila
curah jantung menurun.

Tinggal dengan pasien yang Cemas mengeluarkan katekolamin


mengalami nyeri atau tampak cemas yang meningkatkan kerja miokard dan
dapat memanjangkan nyeri iskemi.
Adanya perawat dapat menurunkan
rasa takut dan ketidakberdayaan.

Pertahankan tenang, lingkungan Stress mental/emosi meningkatkan


nyaman, batasi pengunjung bila perlu kerja miokard.

Berikan makanan lembut. Biarkan Menurunkan kerja miokard


pasien istirahat 1 jam setelah makan. sehubungan dengan kerja pencernaan,
menurunkan resiko serangan angina.

Kolaborasi
Berikan oksigen tambahan sesuai Meningkatkan sediaan oksigen untuk
indikasi kebutuhan miokard/mencegah iskemia.

Berikan antiangina sesuai indikasi :


1. Nitrogliserin: sublingual Nitrogliserin mempunyai standar untuk
pengobatan dan mencegah nyeri
angina selama lebih dari 100 tahun.

25
Kini masih digunakan terapi antiangina
cornerstone. Efek cepat vasodilator
berakhir 10-30 menit dan dapat
digunakan secara profilaksis untuk
mencegah serangan angina.
Catatan : dapat meningkatkan angina
vasospastik.

Pantau perubahan seri EKG Iskemia selama serangan angina


dapat menyebabkanb depresi segmen
ST atau peninggian dan inverse
gelombang T. Seri gambaran iskemia
yang hilang bila pasien bebas nyeri
dan juga dasar yang membandingkan
pola perubahan selanjutnya.

2. Penurunan curah jantung b.d perubahan inotropik jantung,


gangguan konduksi listrik.
Kriteri hasil :
- Melaporkan penurunan episodi dispnea, angina dan
disritmia menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas
- Berpartisipasi pada perilaku/aktivitas yang menurunkan
kerja jantung

Tindakan Rasional
Mandiri
Pantau tanda vital Takikardi dapat terjadi karena nyeri,
cemas, hipoksemia, dan menurunnya
curah jantung. Perubahan juga terjadi
pada TD karena respon jantung.

Evaluasi status mental, catat Menurunkan perfusi otak dapat

26
terjadinya bingung, disorientasi menghasilkan perubahan sensorium.

Catat warna kulit dan kualitas nadi Sirkulasi perifer menurun bila curah
jantung turun membuat kulit pucat
atau warna abu-abu dan menurunnya
kekuatan nadi perifer.

Auskultasi bunyi napas dan bunyi S3, S4 atau krekels terjadi dengan
jantung. Dengarkan murmur. dekompensasi jantung atau beberapa
obat. Terjadinya murmur dapat
menunjukkan katup karena nyeri
dada, contoh stenosis aorta, stenosis
mitral atau rupture otot papilar.

Mempertahankan tirah baring pada Menurunkan konsumsi


posisi nyaman selama episode akut oksigen/kebutuhan menurunkan kerja
miokard dan resiko dekompensasi.
Berikan periode istirahat adekuat. Penghematan energi menurunkan
Bantu dalam melakukan perawatan kerja jantung.
aktivitas diri sesuai indikasi

Tekankan pentingnya menghindari Manuver Valsalva menyebabkan


regangan/angkat berat, khususnya ransang vagal, menurunkan frekuensi
selama defekasi jantung yang diikuti oleh takikardi,
keduanya mungkin mengganggu
curah jantung.

Dorong pelaporan cepat adanya nyeri Intervensi sesuai waktu menurunkan


untuk upaya pengobatan sesuai konsumsi oksigen dan kerja jantung
indikasi dan mencegah/meminimalkan
komplikasi jantung.

Pantau dan catat respon efek obat, Efek yang diinginkan untuk
catat TD, frekuensi jantung dan irama. menurunkan kebutuhan oksigen
miokard dengan menurunkan stress
ventrikuler. Obat dengan kandungan

27
inotropik negative dapat menurunkan
perfusi terhadap iskemia miokardium.
Kombinasi nitras dan penyekat beta
dapat memberi efek terkumpul pada
curah jantung.

Kaji tanda dan gejala GJK Angina hanya gejala patologis yang
disebabkan oleh iskemia miokard.
Penyakit yang mempengaruhi fungsi
jantung menjadi dekompensasi.

Kolaborasi
Berikan oksigen tambahan sesuai Meningkatkan sediaan oksigen untuk
kebutuhan kebutuhan miokard untuk
memperbaiki kontraktilitas,
menurunkan iskemia dan kadar asam
laktat.

Berikan obat sesuai indikasi :


1. Penyekat Meskipun berbeda pada bentuk
saluran kalsium, contoh kerjanya, penyekat saluran kalsium
ditiazem, nifedipin, verapamil. berperan penting dalam mencegah
dan menghilangkan iskemia pencetus
spasme arteri koroner dan
menurunkan tahanan vaskuler
sehingga menurunkan TD dan curah
jantung.

Diskusikan tujuan dan siapkan untuk Tes stres memberikan informasi


menekankan tes dan kateterisasi tentang ventrikel sehat/kuat, yang
jantung bila diindikasikan. berguna pada penentuan tingkat
aktivitas yang tepat. Angiografi
mungkin diindikasikan untuk
mengidentifikasi area
obstruksi/kerusakan arteri koroner

28
yang memerlukan intervensi bedah.

Siapkan untuk intervensi PTCA menjadi prosedur umum pada


pembedahan (PTCA, penggantian 15 tahun terakhir. PTCA
katup, CABG) sesuai indikasi. meningkatkan aliran darah koroner
dengan kompresi lesi aterosklerosis
dan dilatasi lumen pembuluh pada
arteri koroner tersumbat. Prosedur ini
lebih disukai dari bedah jantung
invasive (CABG). CABG dianjurkan
bila konfirmasi tes iskemia miokard
sebagai akibat penyakit arteri koroner
terutama kiri atau penyakit pembuluh-
tiga simtomatik.

Siapkan untuk pindah ke unit Nyeri dada dini/memanjang dengan


perawatan kritis bila kondisi penurunan curah jantung
memerlukan menunjukkan terjadinya komplikasi
yang memerlukan intervensi terus-
menerus/darurat.

3. Kecemasan/ansietas b.d krisis situsional, respon patofisiologis,


ancaman terhadap status kesehatan.
Kriteria hasil :
- menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat
- melaporkan ansietas manurun sampai tingkat yang dapat
diatasi
- menyatakan masalah tentang efek penyakit pada pola
hidup, posisi dalam keluarga dan masyarakat.
- Menunjukkan strategi koping efektif/keterampilan
pemecahan masalah.

29
Tindakan Rasional
Mandiri
Jelaskan tujuan tes dan prosedur, Menurunkan cemas dan takut terhadap
contoh tes stres diagnosa dan prognosis.

Tingkatkan ekspresi perasaan dan Perasaan tidak diekspresikan dapat


takut, contoh menolak, depresi, dan menimbulkan kekacauan internal dan
marah. Biarkan pasien/orang terdekat efek gambaran diri. Pernyataan
mengetahui ini sebagai reaksi normal. masalah menurunkan tegangan,
Catat pernyataan masalah, contoh mengklarifikasi tingkat koping, dan
“serangan jantung tak dapat memudahkan pemahaman perasaan.
dielakkan”. Adanya bicara tentang diri negative
meningkatkan tingkat cemas dan
eksaserbasi serangan angina.

Dorong keluarga dan teman Meyakinkan pasien bahwa peran


menganggap pasien seperti dalam keluarga dan kerja tidak
sebelumnya. berubah.
Beritahu pasien program medis yang Mendorong pasien untuk mengontrol
telah dibuat untuk tes gejala untuk meningkatkan
menurunkan/membatasi serangan kepercayaan pada program medis dan
akan datang dan meningkatkan mengintegrasikan kemampuan dalan
stabilitas jantung. persepsi diri.

Kolaborasi
Berikan sedative, tranquilizer sesuai Mungkin diperlukan untuk membantu
indikasi. pasien rileks sampai secara fisik
mempu untuk membuat strategi koping
adekuat.

ANALISA DATA UNTUK PASIEN DENGAN


INFARK MIOKARD DAN ANGINA PEKTORIS

30
NO Data penunjang Penunjang Masalah Keperawatan
1. DO: Gangguan rasa nyaman: nyeri
1. Wajah terlihat meringis,
menangis, merintih
2. Kehilangan kontak mata
3. Takikardi
4. Frekwensi nafas meningkat
5. Fokus pada diri sendiri atau
pada nyeri
6. Terlihat cemas, gelisah, marah,
dan perilaku menyerang
DS:
Klien mengatakan bahwa
mengalami:
1. Nyeri dada yang menjalar ke
lengan kiri, bahu yang terasa
seperti ditekan, diremas-remas
2. Lemah dan letih
3. Sesak nafas saat beraktivitas
(angina pectoris)
4. Sesak nafas muncul mendadak
(infark miokard)
5. Sesak nafas pada malam hari
(infar miokard)
6. Nyeri tidak hilang dengan
istirahat (infark miokard)
7. Nyeri ulu hati/epigastrium
Nyeri yang tidak hilang dengan
istirahat (infark miokard)

2. Do: Penurunan curah jantung


1. Peningkatan Atau
Ketidakteraturan Frekwensi
Nadi

31
2. Tekanan Darah Menurun
3. Frekwensi Nafas Meningkat
4. Adanya Bunyi Abnormal
Jantung
5. Disritmia
6. Membran Mukosa Dan Bibir
Pucat
Ds:
Klien mengatakan bahwa
mengalami:
1. Sesak nafas
2. Merasa pusing
3. Lemah, lelah
3. DO: Intoleransi Aktivitas
1. Frekwensi nafas meningkat
2. Frekwensi nadi meningkat
3. Pucat
DS:
Klien mengatakan bahwa
mengalami:
1.Sesak nafas saat bekerja
2. Lemah, letih
3. Pusing
4. Do: Ansietas
1. Peningkatan Frekwensi Nadi
2. Peningkatan TD
3. Peningkatan frekwensi nafas
4. Terlihat gelisah
5. Kehilangan control
6. Menangis atau marah
berlebihan
7. Kontak mata buruk

DS:

32
Klien mengatakan bahwa
mangalami:
1. Kelemahan, keletihan karena
nyeri dada
2. Pusing
3. Sulit tidur
4. Cemas akan penyakit

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, M.E., Moorhouse, M.F. & Geissler, A.C. 2000. Rencana Asuhan
Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan Perawatan Pasien ed 3 .
Terj I Made Kariasa (et al). Jakarta: EGC

33
Lewis, S.M., Heikemper, M.M. & Dirksen, S.R.2004. Medical Surgical Nursing :
Assessment and Management of Clinical Problems ed 6. Missouri : Mosby Inc

Price, S.A & Lorraine, M.W.1995. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit vol 1 ed 4. Ter Peter Anugrah. Jakarta: EGC

Rokhaeni, H., Purnamasari, E & Anna, U.R. 2001. Buku Ajar Keperawatan
Kardiovaskuler ed 1. Jakarta : Bidang Pendidikan dan Pelatihan Pusat
Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional “ Harapan Kita”

Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth vol 2 ed 8. Terj Kuncara H. Y (et al). Jakarta: EGC

Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam vol 2 ed 3. Jakarta: Balai
Penerbit FK UI

2007. Coronary Artery Disease. Diakses dari http: //


www.heartinfo.com

TUGAS LAPORAN PENDAHULUAN


KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

ASKEP KLIEN DENGAN

34
CORONARY ARTERY DISEASE

Oleh :

AFRIYANI 04121004
RIZKA FADHILA 04121033

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2007

35

Anda mungkin juga menyukai