SKOR NILAI:
NIM : 1203371006
REGULER : A PENMAS
Kecemasan orang tua di desa cengkering pekan timbul karena tidak adanya proses
belajar mengajar atau tatap muka di sekolah antara murid dan guru, hal ini disebabkan
karena adanya pandemi covid-19. Orang tua harus mengawasi anaknya secara lebih agar
anak dapat belajar secara maksimal.
Dengan kerendahan hati, saya memohon maaf atas kekurangan saya dalam penyelesaian
tugas Mini Riset ini, saya menyadari bahwa Mini Riset yang saya buat ini masih jauh darikata
sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca agar kiranya kritik dan saran yang diberikan dapat berguna untuk memperbaiki
Tugas ini. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.
1203371006
EXCECUTIVE SUMMARY ....................................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ 3
BAB I ..................................................................................................................................................... 6
PENDAHULUAN .................................................................................................................................... 6
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................................................. 6
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................................................ 7
C. Pembatasan Masalah ...................................................................................................................... 8
D. Rumusan masalah........................................................................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................................................ 8
F. Manfaat penelitian .......................................................................................................................... 8
G. Manfaat Praktik .............................................................................................................................. 9
BAB II .................................................................................................................................................. 10
LANDASAN TEORI ............................................................................................................................... 10
A. kecemasan dalam pembelajaran tatap muka .............................................................................. 10
B. Peran orang tua lebih memperhatikan anak belajar pada masa pembelajaran tatap muka ....... 14
C. Tantangan yang dihadapi orang tua nantinya pada masa pembelajaran tatap muka ................. 16
BAB III ................................................................................................................................................. 19
METODE PENELITIAN.......................................................................................................................... 19
A. Tempat dan waktu survei ............................................................................................................. 19
B. Subjek Survei ................................................................................................................................. 19
C. Objek. ............................................................................................................................................ 19
D. Teknik Pengambilan Data ............................................................................................................. 19
E. Instrumen Survei ........................................................................................................................... 19
F. Teknik Analisis Data....................................................................................................................... 20
BAB IV ................................................................................................................................................. 21
HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................................................. 21
A. Gambaran Hasil Survei.................................................................................................................. 21
B. Pembahasan.................................................................................................................................. 21
C. Temuan Lapangan ......................................................................................................................... 22
BAB V .................................................................................................................................................. 23
PENUTUP ............................................................................................................................................ 23
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 23
B. Saran............................................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 24
DOKUMENTASI ................................................................................................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam proses atau kegiatan pembelajaran, masing-masing orang tua memiliki cara
berbeda dalam menanggapi pelaksanaan sistem belajar online. Kegiatan dari proses
belajar di rumah, ternyata mampu memeberi respon yang tidak sama, terkasang para
siswa akan bosan belajar di rumah, karena terkendala akses jaringan dan
terbatasnya kuota yang digunakan, kemudian kurang konsentrasi terhadap apa yang
sedang dikerjakan ketika akan online, dan bagaimana agar mereka tetap survive
selama belajar di rumah. Dengan adanya belajar dari rumah, setidaknya para
siswa bisa belajar sejak awal, bahwa posisi perencanaan dalam melakukan
belajar di rumah lebih terencana dengan baik, serta lebih terfokus dalam
kegiatan yang positif.
Pada dasarnya semua orang tua menginginkan yang terbaik untuk pendidikan
anaknya. Segala upaya dilakukan oleh wali murid untuk memberikan pendidikan
yang baik untuk anaknya. Namun saat ini siswa menempuh pendidikan atau
kegiatan belajar mengajar dengan agak rumit karena adanya pandemi covid-19 dan
wali murid harus mengawasi anaknya secara lebih agar anak dapat belajar secara
maksimal.
Selain itu orangtua juga memilki peran yang sangat penting dalam
membantu anaknya dalam proses pembelajaran saat di rumah seperti (1) orang
tua membimbing anaknya dalam menggunakan teknologi yang dipakai saat
belajar; (2) orang tua sebagai fasilitator sarana dan prasarana; (3) orang tua sebagai
motivator untuk memberikan semangat, motivasi, dan dukungan dalam melaksanakan
pembelajaran sehingga memperoleh prestasi yang baik; (4) orang tua sebagai pengatur
atau pengarah (Ardiansyah & Arda, 2020). Namun dibalik peran orang tua yang
sangat penting, terdapat tantangan bagi orang tua yang tentunya sangat
mempengaruhi bagi anak saat proses pembelajaran yaitu penurunan kemampuan
ekonomi orang tua Sehingga berdampak pada ketindaknyamanan anak saat berada
di rumah.
B. Identifikasi Masalah
A. Kecemasan orang tua terhadap anak dalam menghadapi pembelajaran tatap
muka
B. Panduan orang tua dalam menghadapi pembelajaran tatap muka
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya penyimpangan
maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut lebih terarah dan
memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian akan tercapai.
Beberapa batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Luas lingkup hanya meliputi informasi seputar kebutuhan belajar masyarakat
di desa Simodong dan kendala yang mereka terima dimasa pandemic.
b. Informasi yang disajikan yaitu :Pengertian Kecemasan, proses terjadinya
pembelajaran tatap muka, penyebab terjadinya pembelajaran tatap muka
terhadap anak-anak , kecemasan orang tua terhadap anak dalam pembelajaran
tatap muka, panduan orang tua dalam menghadapi pembelajaran tatap muka
D. Rumusan masalah
A. Apa pengertian kecemasan dalam pembelajaran tatap muka
B. Bagaimana orang tua agar lebih memperhatikan anak belajar pada masa
pembelajaran tatap muka
C. Apa saja tantangan yang dihadapi orang tua nantinya pada masa pembelajaran
tatap muka
D. Apakah dalam pembelajaran tatap muka orang tua mengajar anak-anak dirumah?
E. Bagaimana kecemasan orang tua terhadap anak dalam pembelajaran tatap muka
F. Perubahan pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran dari rumah
sangat memberatkan orang tua dan siswa.
G. Keterbatasan pengetahuan akan penggunaan teknologi menjadi kendala orang
tua dalam membimbing anak belajar di rumah.
E. Tujuan Penelitian
A. Mengetahui pengertian kecemasan dalam pembelajaran tatap muka
B. Mengetahui bagaimana Peran orang tua lebih memperhatikan anak belajar pada
masa pembelajaran tatap muka
C. Mengetahui apa saja tantangan yang dihadapi orang tua nantinya pada masa
pembelajaran tatap muka
F. Manfaat penelitian
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian yang telah
diuraikan di atas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
A. Manfaat Teoritis
❖ Dalam hasil penelitian ini diharapkan saya bisa mengetahui apa saja
kecemasan orang tua dalam menghadapi pembelajaran tatap muka di
desa cengkering pekan
LANDASAN TEORI
Anak merupakan individu yang masih dalam usia tumbuh kembang dengan
kebutuhan khusus, baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual, serta masa
anak merupakan proses menuju kematangan. Sejak dini anak harus disiapkan untuk
dapat berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya,
namun tidak setiap anak terlahir dalam kondisi normal. Beberapa anak terlahir
dengan kondisi mengalami hambatan dan keterbatasan, diantaranya adalah anak
terlambat bicara.
Adapun situasi pandemi covid 19 ini memang orang tua mempunyai peran
yang sangat penting dalam mendampingi dan membimbing belajar anak, karena
lembaga sekolah atau pendidikan tidak bisa menyelenggarakan pendidikan secara
normal atau secara langsung di lingkungan sekolah, karena demi untuk mencegah
penyebaran virus covid-19 yang sangat mudah proses penularannya, oleh sebab itu
terpaksa lembaga sekolah atau pendidikan ditutup sementara, dan
menyelenggrakan pendidikan secara daring dengan melewati media zoom, wa,
goggle classroom dan lain sebagainya.
Pada usia dini anak belajar kata pertama yang diikuti ribuan kata berikutnya. Pada
usia dini anak mulai berinteraksi dengan orang di sekitarnya, mulai dari orang tuanya
sampai masyarakat lingkungannya. Pada usia dini anak mulai dapat membedakan baik
dan buruk, dan pada usia dini pula anak-anak mulai mengenal nama Tuhan dan
agamanya Terdapat perbedaan pendapat di antara para ahli tentang batasan usia dini.
Di dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1
ayat 14 dinyatakan bahwa anak usia dini adalah anak usia 0-6 tahun. Bredekamp
seorang ahli pendidikan anak usia dini menyatakan anak usia dini adalah anak usia 0-
8 tahun.
Pembelajaran dengan system tanpa tatap muka secara langsung atau lebih
dikenal dengan belajar dari rumah (BDR). Prinsip dari kegiatan belajar dari rumah
(BDR) yakni siswa bias mengakses sumber pembelajaran dan materi secara
bebas tanpa ada batasan waktu dan tempat.
Kegiatan belajar dari rumah (BDR) ini diharapkan bisa mendukung proses
pembelajaran secara jarak jauh dan memudahkan guru ketika menyampaikan
atau membagikan materi kepada seluruh anak. Sehingga proses pembelajaran
yang biasanya dilakukan disekolah secara tatap muka langsung dengan bapak
atau ibu guru dan teman-teman tidak bisa dilaksanakan saat masa pandemic
seperti saat ini semua siswa diwajibkan belajar dari rumah (BDR), oleh
karena itu guru juga diwajibkan untuk mempersiapkan segala proses pembelajaran
yang bisa diakses seluruh siswa saat belajar dari rumah.
2. Masalah Anak
teman-temannya.
Banyak orang tua dalam menemani belajar anak dirumah kurang sabar
sehingga muncul kekesalan dan melampiaskannya pada anak. Sejatinya orang
tua harus menjadi figur dalam memberi kesabaran pada anak, hal lain
menunjukkan bahwa ternyata orang tua juga sudah merasa jenuh dengan
pembelajaran yang dilakukan dirumah serta WFH yang di terapkan hal itu
memicu ketidaksabaran orang tua dalam menemani anak belajar dan bermain
(Tabiin, 2020). Ketidaksabaran adalah salah satu kesalahan dalam mendidik
anak, dan tenyata masih banyak orang tua yang kurang sabar dalam mendidik
anak, hal ini tentunya sangat disayangkan karena orang tua mempunyai
kewajiban untuk membentuk, mengarahkan, membmbing, dan mendidik anak
dengan penuh kesabaran (Iriani, 2014). Sejatinya orang tua harus mengetahui
bahwa kesejahteraan psikologis anak, dalam arti anak tidak menjadi cemas atau
stres dalam situasi baru (Tabiin, 2020). Dalam hal ini orang tua harus mengambil
sikap memformulasikan penanganan tantrum pada anak yang diakibatkan
kejenuhan saat belajar dirumah, yaitu orang tua mengenali pola tantrum anak
serta meminimalisir terjadinya tantrum pada anak.
rasa, rasa bersalah, dan malu. Kemudian Shah (dalam M. Nur Ghufron &
keringat, menimbulkan rasa mual pada perut, mulut kering, grogi, dan
lain-lain.
bingung.
B. Peran orang tua lebih memperhatikan anak belajar pada masa pembelajaran
tatap muka
Menurut Syaiful Sagala (61:2009) pembelajaran adalah “membelajarkan siswa
menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama
keberhasilan pendidikan”. Mengajar dilakukan pihak guru sebagai pendidik,
sedangkan belajar oleh peserta didik. Adapun menurut Corey, Pembelajaran adalah
suatu proses di mana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku atau kondisi khusus dan
menghasilkan respon terhadap situasi tertentu. Sehingga, pembelajaran merupakan
sebuah kegiatan yang sangat penting dilakukan agar tetap menjaga semangat
peserta didik. Baik proses pembelajaran yang dilakukan di rumah maupun di sekolah.
Cara orang tua dalam mendidik anaknya selama di rumah adalah dengan
memberikannya dukungan serta motivasi dan memberinya fasilitas dalam belajar.
Hambatan atau kendala yang dialami para orang tua juga tidak sedikit. Seperti
menghadapi kemalasan mereka yang setiap hari berubah ubah. Sebagai para orang
tua, harus bisa melakukan kegiatan ekstra untuk tetap membuat anaknya
bersemangat dan tidak malas malasan. Maka adapun cara yang mereka lakukan
adalah dengan selalu mendampingi mereka dan membantu setiap tugas tugas yang
mereka kerjakan.
Para orangtua juga harus selalu bisa mendampingi anaknya, meskipun hanya
sekedar menanyakan pelajaran apa yang sudah dipelajari atau yang akan
dipelajari. Membuatkan mereka jadwal belajar yang menarik dan unik agar mereka
tertarik untuk belajar. Menyediakan peralatan belajar yang lengkap untuk anak.
Memberikannya buku buku pelajaran atau buku tulis yang menarik dan sesuai dengan
minatnya. Memberikan mereka peluang untuk mengembangkan bakat dan hobinya
dalam belajar.
Peran Orangtua dalam Mengajarkan Anak belajar dari rumah (BDR) Kebijakan
belajar dari rumah mengakibatkan pembelajaran harus dilaksanakan secara
daring. Mereka tidak bisa bertatap muka langsung, karena untuk pencegahan
penularan Covid-19. Istilah pembelajaran daring merupakan akronim dari “dalam
jaringan”. Menurut Mustofa, dkk (2019) pembelajaran daring merupakan salah
satu metode pembelajaran online atau dilakukan melalui jaringan internet.
Pembelajaran daring dikembangkan untuk memperluas jangkauan layanan pendidikan
dan juga meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan.
Meski terlihat menyenangkan, ternyata pembelajaran daring yang dilaksanakan
dari rumah bukanlah sesuatu yang mudah. Selama belajar dari rumah, siswa
banyak mendapatkan tugas. Belum lagi, peran orangtua yang harus mengawasi
proses pembelajaran anaknya selama di rumah.
C. Tantangan yang dihadapi orang tua nantinya pada masa pembelajaran tatap
muka
• Pembelajaran Luar jaringan (Luring/Offline)
Pembelajaran Luar Jaringan (Luring/ Offline), menurut KBBI Luring disebutkan
dengan istilah luar jaringan (terputus dari jaringan computer) (Bahasa, 2011).
Pelaksanaan pembelajaran luring dapat berupa mengumpulkan karya peserta
didik berupa dokumen (hasil kerja anak), menonton TV pembelajaran yang telah
disediakan oleh Pemerintah (Malyana, 2020). Ada beberapa pembelajaran luring
yang dapat digunakan yaitu pembelajaran Home Visit dan Shift (Bergantian). Home
Visit merupakan salah satu metode pembelajaran dimana guru mengunjungi
siswa dirumah masing-masing. Dan berdasarkan hasil dari lapangan penggunaan
metode ini digunakan pada daerah desa/pelosok yaitu pada TK Negeri Pembina dan
TK Ade Lina yang sangat kesulitan saat menggunakan pembelajaran daring.
Pemerintah juga memberi arahan kepada guru yang menerapkan metode Home
Visit harus mematahui Physical distanching dan harus menghindari kerumunan.
Kegiatan Home visit dilakukan atas persetujuan dari orang tua dimana sekolah
membuat form ketersedian orang tua dalam mengikuti metode pembelajaran
Home Visit. Adapun Teknik pelaksanaan kegiatan Home Visit adalah dengan
menjadwalkan 1 hari guru melakukan home visit terhadap 1 atau 3 anak, hal ini
dilakukan agar proses pembelajaran selama di rumah berjalan maksimal.Sebelum
kegiatan Home Visit dimulai, guru mengatur jadwal dan menyampaikan kepada orang
tua melalui telephon, dan apabila orang tua memiliki kendala jadwal yang telah
ditentukan oleh guru, orang tua diperbolehkan untuk mengganti jadwalnya (M.
Ikhsan Kahar, 2020). dari hasil observasi kegiatan Home Visit sangat diminati
anak, dikarenakan dapat bertemu langsung dengan guru mereka dan dibimbing
penuh kesabaran, hal ini juga senada dari penelitian (Sudrajat et al., 2020)
mengatakan orangtua sangat Welcome dengan kedatangan guru, dan juga saat
proses Home Visit proses dalam memonitoring semua aspek perkembangan anak
sangat terlaksana dengan baik. Namun, walaupun sangat diminati oleh anak tentunya
terdapat problematika yaitu; pembagian waktu setiap anak, akses yang berupa
kendaraan dan biaya dalam perjalanan.
• Penyelenggaran pendidikan dengan pendekatan pembelajaran jarak jauh baik
daring maupun luring, tidak berarti tidak ada kendala atau tantangan.
Lebih 54,4% orang tua mengeluhkan peningkatan biaya pendidikan anak-
anak, 41,9% merasa tertekan, stres dan frustasi karena meningkatnya beban
pikiran dan pekerjaan mereka. 58,7% orang tua mengalami kesulitan
mengatur waktu antara mendampingi anak belajar dengan pekerjaan sehari-
hari (tugas pokok). Hal yang memrihatinkan adalah 48,45% orang tua
mengaku bila motivasi belajar anak mereka semakin menurun dan 29,4%
orang tua merasa kemampuan kognitif anaknya, juga mengalami penurunan
• Tantangan yang akan dihadapi orang tua pada pembelajaran tatap muka
- Biaya pendidikan anak-anak bertambah, pengeluaran menjadi lebih
besar. Kami harus membeli paket internet agar anak-anak bisa
akses sumber belajar secara online. Kami juga terpaksa membeli gawai
(handphone) baru agar anak-anak dapat mengikuti pembelajaran secara daring.
- Tak dapat dipungkiri, bahwa PJJ ini sangat membebani, gangguan
psikososial semakin meningkat, terutama bagi anak-anak. Motivasi
belajar dan kemampuan kognitif anak cenderung menurun.
Kekuatiran kami adalah kekerasan terhadap anak-anak di rumah
berpotensi menimgkat, tak jarang orang tua marah-marah dan
bahkan main pukul karena anak-anak malas belajar dan tidak bisa
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dari sekolah. Karena itu,
kami mengharapkan agar pembelajaran jarak jauh ini segera
diakhiri.
- Meningkatnya biaya yang harus ditanggung orang tua dalam
mendukung keberlanjutan pendidikan anak-anak, dapat saja dengan
mudah dijawab oleh pemerintah melalui penyediaan paket internet
(kebijakan ini tengah berlangsung).
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Subjek Survei
1. Subjek
Dalam penelitian ini,subjek yang diteliti adalah warga di Desa Cengkering Pekan
Kabupaten Batu-Bara Dengan kurang lebih 15 masyarakat sebagai sumber informasi/
sumber identifikasi.
C. Objek.
Objek dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Kecemasan Orang tua Terhadap
anak Dalam Menghadapi Pembelajaran Tatap Muka Di Desa Cengkering Pekan
E. Instrumen Survei
Instrumen survei yang dilakukan pada penelitian kali ini menggunakan instrument
berupa wawancara, berikut ini daftar pertanyaan yang diajukan:
NAMA :
UMUR :
PEKERJAAN :
PERTANYAAN:
1) menurut anda bagaimana bila terjadinya anak akan menghadapi pembelajaran tatap
muka?
2) Berpengarukah nantinya pembelajaran anak yang dihadapi pada pembelajaran tatap
muka?
3) Menurut anda faktor apa saja yang dicemaskan orang tua terhadap anak dalam
pembelajaran tatap muka?
4) Menurut anda Apakah anak nantinya dalam pembelajaran tatap muka akan lebih
semangat lagi belajar?
5) Apa saja yang mendorong terjadinya pembelajaran tatap muka pada anak?
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data
kualitatif, yang mana dari teknik analisis data ini ini tujuannya adalah untuk mencari hasil
deskripsi yang benar sesuai dengan survei lapangan yang dilakukan penelitian.
Dalam hal ini Peneliti sebelum melakukan penelitiannya mempersiapkan berbagai hal
yang akan digunakan dalam penelitian seperti merancang penelitian dan membuat
instrumen penelitian yang kemudian akan diajukan kepada narasumber untuk meneliti
objek yang akan diteliti.
BAB IV
Angket online ini di isi oleh 58 pelajar. 15,5 % diantaranya adalah pelajar
B. Pembahasan
Belajar merupakan suatu upaya seseorang secara sengaja untuk memperoleh
sesuatu yang belum dipahami baik pengetahuan maupun tindakan sehinga
memungkinkan seseorang berupag dalam berpikir dan bertindak. Belajar tidak
hanya suatu aktifitas menghafal maupun berhitung namun belajar harus disertai
adanya perubahan (hasil belajar). Hasil belajar peserta didik dapat dipengaruhi
beberapa faktor, diantaranya adalah faktor guru. Guru mempunyai andil yang
cukup besar dalam belajar peserta didik di sekolah. Peran guru bagi anak usia
sekolah dasar sangat penting. Peran ini tidak bisa digantikan oleh kecanggihan
teknologi, seperti internet, komputer, radio dan media pembelajaran lainnya.
Karena anak usia sekolah dasar adalah individu yang memerlukan bimbingan
dalam belajar.
Pembelajaran jarak jauh (Distance learning ) digadang-gadang sebagai solusi
dalam pembelajaran di era covid-19. Pembelajaran jarak jauh dapat dibagi menjadi 2
pendekatan, yakni pembelajaran daring (dalam jaringan) dan pembelajaran luring
(luar jaringan). Pemblajaran daring dapat mengunakan beberapa aplikasai
sperti cloudx, zoom, Skype dan lainnya diharapkan memudahkan pembelajaran
daring. Selain itu kementrian pendidikan juga menyediakan beberapa situs untuk
di akses sebagai sumber belajar daring seperti Rumah
Dari berbagai kendala-kendala tersebut maka perlu peran orang tua yang maksimal
untuk mendampingi anak dalam pembelajaran jarak jauh (Distance learning).
Dalam pendampingan Distance learning orang tua harus memperhatikan beberapa
aspek, yaitu aspek knowledge (pengetahuan), interest (minat), value (nilai),
attitude (sikap) dan understading (pemahaman). Selain itu orang tua harus mengetahui
karakteistik belajar anak dan strategi atau upaya-upaya orang tua agar anak bisa
belajar dengan efektif dan efesien. Anak usia sekolah dasar belum mampu
belajar mandiri tanpa ada penjelasan dan pendampingan orang orang tua. Anak
usia sekolah dasar dalam belajarnya masih membutuhkan bantuan oraang lain untuk
mengkonkritkan materi yang akan dicernanya. Hal ini sesuai dengan tingkat
perkembangan kognitif anak tersebut yakni masih dalam tahap perkembangan
operasional konkrit, yaitu dalam belajar anak tersebut orang tua harus
menghadirkan pembelajaran secara konkrit.
Dalam penelitian ini membuktikan bahwa kecemasan orang tua terhadap anak dalam
pembelajaran tatap muka masih memerlukan pembelajaran dan tentunya berbeda-beda
namun memiliki tujuan yang sama.
Berdasarkan hasil wawancara yang sudah saya lasanakan secara langsung di Desa
Cengkering Pekan, maka saya memperoleh data sebagai berikut.
C. Temuan Lapangan
Pengambilan dana berdasarkan proses identifikasi melalui wawancara yang dilakukan
oleh saya sendiri Pebri Yeni Pasaribu Di Desa Cengkering Pekan untuk mengetahui
kecemasan orang tua terhadap anak dalam pembelajaran tatap muka.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dalam pembelajaran tatap muka dapat dimaknai suatu dorongan peserta didik untuk
mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Pendampingan orang tua dalam belajar
secara online sangat penting bagi anak terutama dalam memberikan motivasi belajar.
Anak usia sekolah dasar dengan karakteristik senang bermain membutuhkan
cara yang khusus dalam hal belajar. Dalam hal ini orang tua bisa memberikan
motivasi secara terus-menerus dalam distance learning. Tanpa motivasi dari
orang tua biasaya anak akan malas dalam belajar. Motivasi dan belajar dua hal
yang tidak bisa dipisahkan karena keduanya saling mempengaruhi. Beberapa
faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu hasrat dan keinginan berhasil,
harapan dengan cita-cita. Selain itu motivasi dapat timbul dengan adanya
penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatan yang menarik.
Untuk itu orang tua harus mampu memberikan motivasi belajar pada anak di era
covid 19, dengan lamanya belajar dirumah dan jarang bertemu teman sekolahnya
membuat gairah belajar anak menurun.
B. Saran
Mini riset ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saya menerima kritik dan
saran. Mini riset ini bisa digunaka sebagai bahan referensi untuk menambah
pemahaman terkait kecemasan orang tua terhadap anak dalam pembelajaran tatap
muka di desa Cengkering Pekan, Medang deras Kabupaten Batu-Bara dimasa
pembelajaran tatap muka.
DAFTAR PUSTAKA
Anita Wardani & Yulia Ayriza, Analisis Kendala Orang Tua Dalam
Mendampingi Anak Belajar Di Rumah Pada Masa Pandemi Covid-19, “Jurnal
Pendidikan Aanak Usia Dini”,
vol. 5, no. 1, 2021, hal.777.
Moh. Shoochib (1998). Pola asuh Orang Tua Dalam membantu Anak
Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta. Rineka Cipta