Oleh
PAULINE ALVIANA WATAK
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Pengawas TK Balikpapn
Dra. Sukarmiati
NIP. 19620807 198703 2017
iii
KATA PENGANTAR
3. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga amal baik dari berbagai pihak mendapatkan balasan kebaikan yang
berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha Esa. Semoga penulisan ini dapat
bermanfaat dalam memberikan kontribusi pengembangan pendidikan anak usia
dini. Peneliti menerima saran dan kritik untuk penyempurnaan penyusunan
Penelitian Tindakan Kelas ini.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun, yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003). Pendidikan
anak usia dini bertujuan untuk mengembangkan potensi secara optimal.
Salah satu potensi yang harus dikembangkan adalah keterampilan
berbahasa, salah satunya adalah kemampuan bercerita. Berbicara adalah bentuk
komunikasi secara lisan yang berfungsi untuk menyampaikan maksud dengan
lancar, menggunakan artikulasi atau kata-kata yang jelas dan menggunakan
kalimat yang lengkap, sehingga orang lain dapat memahami apa yang
disampaikan oleh anak. Pengertian Kemampuan Berbicara Menurut Depdikbud
(dalam Haryadi dan Zamzani, 1997: 54) berbicara secara umum dapat diartikan
suatu penyampaian maksud (ide, gagasan, pikiran, atau isi hati) seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut
dapat dipahami oleh orang lain. Hurlock (1978: 176), mengemukakan bahwa
bicara adalah bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang
digunakan untuk menyampaikan maksud.
Pada era globalisasi sekarang ini, hampir semua anak usia dini
mengalami keterlambatan dalam berbicara. Salah satu penyebabnya adalah
penggunaan gadget yang diberikan orang tua dengan maksud supaya anak
menjadi diamdan tenang. Selain itu juga yang menjadi bentuk keprihatinan
adalah kurang berkembangnya keterampilan berbicara anak usia dini dalam
berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, kurangnya kemampuan
mengungkapkan gagasan atau ide serta pendapat kepada orang lain dan
menyimak perkataan orang lain. Kurangnya kreativitas guru dan penggunaan
alat pembelajaran dalam mengembangkan kemampuan anak berbicara juga
bisa menjadi penyebab lambatnya kemampuan anak dalam berbicara.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kemampuan Berbicara.
1. Kemampuan Berbicara Pada Anak Usia Dini
Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia, kemampuan berasal dari
kata mampu yang berarti yang pertama kuasa (bisa, sanggup) melakukan
sesuatu dan kedua berada. Kemampuan sendiri memiliki arti kesanggupan;
kecakapan; kekuatan (Depdiknas, 2005: 707).
Pengertian berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-
bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan (Tarigan, 2008:16).
Pengertian tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa berbicara berkaitan
dengan pengucapan kata-kata yang bertujuan untuk menyampaikan apa
yang akan disampaikan baik itu perasaan, ide atau gagasan.
Definisi berbicara juga dikemukakan oleh Brown dan Yule dalam
Puji Santosa, dkk (2006:34). Berbica adalah kemampuan mengucapkan
bunyi-bunyi bahasa untuk mengekspresikan atau menyampaikan pikiran,
gagasan atau perasaan secara lisan. Pengertian ini pada intinya mempunyai
makna yang sama dengan pengertian yang disampaikan oleh Tarigan yaitu
bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata.
Haryadi dan Zamzani (2000:72) mengemukakan bahwa secara
umum berbicara dapat diartikan sebagai suatu penyampaian maksud (ide,
pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa
lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami orang lain. Pengertian ini
mempunyai makna yang sama dengan kedua pendapat yang diuraikan
diatas, hanya saja diperjelas dengan tujuan yang lebih jauh lagi yaitu agar
apa yang disampaikan dapat dipahami oleh orang lain.
Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah diuraikan di atas dapat
disimpulkan bahwa pengertian berbicara ialah kemampuan mengucapkan
kata-kata dalam rangka menyampaikan atau menyatakan maksud, ide,
gagasan, pikiran, serta perasaan yang disusun dan dikembangkan sesuai
7
yang sedang menggambar kucing tesebut diatas, pada tahap ini anak
memproses pikirannya sendiri:” Apa yang harus saya gambar? Saya tau
saya menggambar pusi kucingku”.
Perkembangan berbicara anak itu sendiri menurut Hildebbrand dalam
Moeslichatoen R. (2004: 19) adalah untuk menghasilkan bunyi verbal.
Kemampuan mendengar dan bunyi-bunyi verbal merupakan hal utama
untuk menghasilkan bicara. Kemampuan bicara anak juga akan meningkat
melalui pengucapan suku kata yang berbeda-beda dan diucapkan secara
jelas.
B. Gambar Berseri
1. Pengertian Media Gambar Seri.
Menurut Djamarah dan Zain (dalam Hasnindah, 2011: 8), secara
umum media dapat diklarifiksikan atas tiga jenis, yaitu; media auditif
(mengandalkan kemampuan suara), media visual (mempunyai unsur
gambar), dan media audio-visual (mempunyai unsur suara dan gambar).
Media yang dimaksud dalam kajian ini adalah media gambar seri dalam
pembelajaran yang hanya mempunyai unsur gambar, berupa gambar seri
sebagai media visual.
Sapari (dalam Hasnindah, 2011: 8) mengemukakan bahwa: Media
gambar seri merupakan serangkaian gambar yang terdiri dari 2 hingga 6
gambar yang menceritakan suatu kesatuan cerita yang dapat dijadikan alur
pemikiran siswa dalam mengarang, setiap gambar dapat dijadikan paragraf.
Ditinjau dari semantiknya, gambar seri berasal dari gambar dan
seri, gambar berarti tiruan barang yang berupa orang, binatang, tumbuh-
tumbuhan, dan sebagainya. Sedangkan seri berarti rangkaian cerita yang
berturut-turut. Jadi gambar seri berarti gambar turut-turut. media gambar
seri disebut juga flow chart atau gambar susun. Media ini terbuat dari kertas
manila berukuran lebar yang berisi beberapa gambar.
Sadiman (2002: 29) mengemukakan bahwa gambar adalah media
yang paling umum dipakai dan merupakan bahasa yang umum, yang dapat
dimengerti dan dinikmati di mana-mana serta gambar dapat mengatasi
batasan ruang dan waktu. Gambar berseri adalah rangkaian gambar yang
12
terdiri atas dua gambar atau lebih yang merupakan satu kesatuan cerita.
Suatu gambar atau seri gambar dapat dijadikan bahan menyusun paragraf.
Gambar atau seri gambar pada hakikatnya mengekspresikan suatu hal.
Bentuk ekspresi tersebut dalam fakta gambar bukan dalam bentuk bahasa.
Pesan yang tersirat dalam gambar tersebut dapat dinyatakan kembali dalam
bentuk kata-kata atau kalimat.
Dapat disimpulkan bahwa media gambar seri adalah media
yang berisi gambar-gambar berseri, di mana setiap gambar memiliki kaitan
antara satu dengan yang lainnya. Masing-masing gambar dalam media
gambar seri mengandung makna adanya alur dalam suatu cerita secara
bergambar yang harus disusun dengan baik. Jadi, penyusunan gambar harus
sesuai dengan alur cerita yang seharusnya sehingga mengandung makna
tertentu, dan gambar-gambar tersebut dapat dibuat dalam bentuk cerita atau
karangan yang menarik.
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis
gambar tersebut dicatat pada kertas.
5. Tiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya.
6. Mulai dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan
materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
7. Membuat kerangka karangan.
8. Membuat karangan.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research) (Wina Sanjaya, 2011:
24). Penelitian ini dilakukan karena adanya permasalahan dalam proses
Kegiatan Belajar Mengajar di Kelompok Matius TK Katolik Yos Sudarso,
sehingga peneliti menganggap perlu adanya suatu penelitian guna mengatasi
permasalahan tersebut. Selain itu penelitian ini juga dilakukan supaya guru
mampu memperbaiki metode yang digunakan sehingga anak-anak akan
mencapai perkembangan yang optimal. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
adalah bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru itu sendiri, yang
hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan sekolah,
pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya (Suroso, 2009: 29).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan model
kolaborasi yang mengutamakan kerjasama antara guru dan peneliti untuk
memperbaiki praktik-praktik pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif.
Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan berbicara
melalui metode gambar seri dengan media gambar.
Subyek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelompok Matius
di TK Katolik Yos Sudarso. Jumlah siswa sebanyak 14 anak terdiri dari 10
anak didik laki-laki dan 4 anak didik perempuan. Peneliti memilih kelompok
Matius dikarenakan kelompok ini merupakan kelompok dengan usia yang
akan memasuki sekolah dasar yaitu berada pada rentang usia 5-6 tahun dan
keterampilan berbicara belum optimal.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di TK Katolik Yos
Sudarso yang beralamat di Jalan Gunung Polisi RT.50 No.66, Kelurahan Baru
Ilir, Kecamatan Balikpapan Barat, Balikpapan. TK Katolik Yos Sudarso
terletak sedikit jauh dari jalan raya, berada di area pemukiman penduduk.
Rencana Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester
II di bulan April, Tahun Pelajaran 2018/2019. Lama penelitian kurang lebih
17
satu minggu, penelitian siklus pertama dilaksanakan satu hari dalam satu
minggu.
Penelitian yang dilakukan ini mengacu pada model penelitian
Kemmis dan Mc Taggart. Mc. Taggart menggunakan siklus sistem spiral
refleksi diri yang di mulai dengan rencana, tindakan, observasi dan refleksi,
perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang
pemecahan permasalahan (Kasihani Kasbolah, 1998:113). Pengamatan
dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi, pelaksanaan tindakan
dan pengamatan berlangsung pada waktu yang sama (Suharsimi Arikunto,
2007:19).
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan siklus dalam kegiatan
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran pada siklus pertama sebagai dasar
untuk menentukan langkah selanjutnya atau apabila siklus kedua diperlukan.
Pada siklus pertama dilakukan perencanaan dilanjutkan pelaksanaan dan
pengamatan kegiatan belajar mengajar dan pada akhir kegiatan pembelajaran
dalam siklus pertama dilakukan evaluasi dan refleksi peningkatan hasil
belajar anak, kemungkinan kesulitan dan kendala yang dijumpai. Perencanaan
Alur pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas dapat dijelaskan
pada gambar di bawah ini.
Siklus 1 :
Perencanaan
Perlakuan dan
pengamatan
Gambar 2. Model Penelitian Tindakan Kelas dari Kemmis & Mc. Taggart
Dalam penelitian tindakan kelas ini teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan metode observasi. Menurut Arikunto (2009:
18
30) metode observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara 6 pengamatan secara sistematis. Kegiatan observasi dilakukan guna
mengamati perkembangan kemampuan berbahasa anak yang dapat dilihat
dari pencapaian indikator yang telah ditetapkan dan pelaksanaan kegiatan
dengan media gambar seri.
B. Penerapan atau Prosedur Penelitian
I. Rancangan Penelitian
Peneliti bersama kolaborator membahas rancangan tindakan yang akan
dilakukan dalan penelitian tindakan kelas dan tahap-tahapannya sebagai
berikut:
1. Perencanaan Penelitian
Tahap perencanaan tindakan yang dilakukan peneliti adalah:
a. Menentukan tema atau sub tema pembelajaran. Tema dalam penelitian
yaitu alam semesta dan sub temanya yaitu bencana alam.
b. Menyiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH) berupa rencana
pelaksanaan pembelajaran yang memuat kegiatan-kegiatan untuk
meningkatkan keterampilan berbicara melalui metode bercerita
dengan gambar.
c. Menyiapkan media pembelajaran yaitu media gambar. Gambar yang
dimuat didalamnya berupa gambar-gambar mengenai tema bencana
alam yang dapat diperoleh melalui majalah kemudian diperbesar
dengan ukuran kertas HVS A4.
d. Mempersiapkan lembar observasi atau pengamatan yang memuat
indikator/aspek keterampilan berbicara. Pengisian lembar observasi
dilakukan oleh peneliti dan kegiatan mengajar dibimbing atau
dilaksanakan oleh guru yang bertindak sebagai kolaborator.
2. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan di ruang kelas pada saat kegiatan
awal selama 60 menit, dalam hal ini guru menjadi pendidik atau sebagai
pelaksana kegiatan belajar mengajar dan peneliti sebagai pengamat saat
kegiatan berlangsung. Peneliti dan guru berdiskusi mengenai kegiatan
proses pembelajaran sesuai dengan yang tercantum dalam RKH .
19
Keterangan:
NP = Nilai persen yang dicari/diharapkan
R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini, yaitu:
21
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di TK Katolik Yos Sudarso Balikpapan
Balikpapan. Letak TK Katolik Yos Sudarso Balikpapan berada di tengah-
tengah perkampungan, dekat dengan masjid namun sedikit jauh dari jalan raya.
TK Katolik Yos Sudarso Balikpapan memiliki 5 kelas yaitu kelompok A
terdapat satu kelas, kelompok B memiliki tiga kelas dan satu ruang kelas untuk
Kelompok Bermain, masing-masing kelas dipegang satu guru setiap kelasnya.
Kegiatan pembelajaran di TK Katolik Yos Sudarso Balikpapan
dimulai dengan seluruh siswa berbaris terlebih dahulu di halaman TK sebelum
memasuki kelas masing-masing. Kegiatan pembelajaran siswa di dalam kelas
diambil alih oleh guru kelas, kegiatan pembelajaran dimulai dari anak-anak
duduk melingkar secara lesehan untuk berdoa sebelum kegiatan dan untuk
menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan pada hari tersebut. Saat
pelaksanaan tindakan berlangsung, memasuki kegiatan awal untuk kegiatan
berbicara, anak-anak dibagi menjadi dua kelompok untuk kegiatan dialog antar
guru dan siswa serta kegiatan monolog yang dilakukan masing-masing anak
dengan didampingin masing-masing satu guru untuk satu kelompok.
0%
Berkembang Sesuai
Harapan (BHS)
46,66% Berkembang Sangat Baik
(BSB)
3 √ Tidak Tuntas
4 √ Tuntas
5 √ Tidak Tuntas
6 √ Tuntas
7 √ Tidak Tuntas
8 √ Tidak Tuntas
9 √ Tuntas
10 √ Tidak Tuntas
11 √ Tidak Tuntas
12 √ Tidak Tuntas
13 √ Tuntas
14 √ Tidak Tuntas
15 √ Tidak Tuntas
Jumlah 1 3 9 3
Persentase
6.67 % 20 % 53,33 % 20 %
(%)
Keterangan
1. Belum Berkembang (BB) 1
2. Mulai Berkembang (MB) 2
3. Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 3
4. Berkembang Sangat Baik (BSB) 4
6,67% 20%
Mulai Berkembang
20%
Berkembang Sesuai
53,33% harapan (BSH)
Berkembang Sangat Baik
(BSB)
53,33 53,33
46,66
33,34
26,67
20 20 20 20
6,67
0 0
d) Refleksi Siklus II
Pada kegiatan ini peneliti dengan guru melakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Adapun hasilnya
adalah sebagai berikut:
1) Anak dapat lebih aktif ikut berpartisipasi berbicara, berpendapat dan
34
1 Pra Siklus 20 %
2 Siklus I 26,67 %
3 Siklus II 80 %
dapat diketahui bahwa melalui metode gambar seri dengan media gambar
dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak kelompok Santo Matius.
37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan
media gambar dengan metode bercerita disertai tanya jawab dapat
meningkatkan kemampuan berbicara pada anak kelompok B di TK Katolik
Yos Sudarso Balikpapan. Peningkatan kemampuan berbicara anak dapat dilihat
dari hasil data observasi yang diperoleh yaitu kemampuan anak dalam
menyampaikan maksud (ide, pikiran, gagasan, dan perasaan) dengan lancar dan
jelas. Selain itu, kemampuan anak membuat kalimat sederhana dalam bahasa
lisan dengan struktur lengkap. Melalui pembelajaran dengan menggunakan
media gambar disertai dengan metode bercerita dan tanya jawab, anak lebih
mudah untuk mengembangkan kemampuan bicaranya melalui kegiatan
menjawab pertanyaan, menceritakan kembali isi cerita, dan bercerita tentang
pengalaman pribadi. Berdasarkan hasil data observasi yang diperoleh, tentang
upaya meningkatkan kemampuan berbicara anak menggunakan media gambar
yang di dalam pembelajaran menggunakan media gambar terdapat interaksi
antara guru dengan anak berupa kegiatan bercerita, tanya jawab, dan
menceritakan kembali isi cerita yang sudah didengar oleh anak dalam setiap
siklus mengalami peningkatan. Sebelum adanya tindakan ketuntasan
kemampuan berbicara,yaitu 20% yaitu pada kriteria tidak baik, pada siklus I
meningkat menjadi 26,67% yaitu pada kriteria kurang, dan pada siklus II
meningkat menjadi 80% dalam kriteria baik. Peningkatan yang terjadi dari
hasil pra tindakan sebesar 20% sampai siklus I 26,67% sebesar 6,67%, siklus I
sampai siklus II sebesar 53,33%, jadi peningkatan yang terjadi dari hasil pra
tindakan sampai siklus II sebesar 60%.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang sudah peneliti paparkan di atas peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
38
1. Bagi Sekolah
Bagi sekolah memberikan sumbangan perbaikan mutu pembelajaran dalam
meningkatkan perkembangan bahasa anak salah satunya adalah kemampuan
berbicara anak.
2. Bagi Guru
Guru hendaknya dapat mengembangkan model pembelajaran yang menarik
bagi anak agar anak tidak bosan dan proses pembelajaran berlangsung
secara maksimal, penggunaan media gambar dalam upaya untuk
meningkatkan kemampuan berbicara dengan metode bercerita disertai tanya
jawab hendaknya dilakukan dalam proses pembelajaran lebih lanjut dalam
rangka meningkatkan kemampuan berbicara anak.
3. Bagi Peneliti
Selanjutnya Peneliti mengenai peningkatan kemampuan berbicara melalui
penggunaan media gambar disertai dengan metode pembelajaran bercerita
disertai 38 tanya jawab masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Oleh karena itu menjadi motivasi bagi peneliti selanjutnya untuk
melengkapi penelitian ini, yaitu dengan variasi yang lebih baik, sehingga
kemampuan berbicara dapat lebih dioptimalkan lagi.
39
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh. (2005). Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
LAMPIRAN
41
Menangkap dan Fisik.16 ● Praktek langsung melambungkan kantong biji (disiplin) Kantong biji Unjuk kerja ● MB: din,key
melempar sesuatu Melambungkan dan - Guru mengajak anak keluar kelas. BSH: 18
secara terarah/tepat menangkap kantong - Guru memberi contoh cara melambungkan kantong biji
biji - Anak mencoba melambungkan kantong biji sesuai contoh.
42
Mengenal Tuhan NAM. 7 ● Menyanyi lagu “ Kulihat Awan” (religius) Buku kumpulan Unjuk kerja MB:
melalui agama Menyanyikan lagu - Guru memberi contoh menyanyi lagu “Kulihat Awan” lagu daf,gul,adm
yang dianutnya keagamaan yang secara keseluruhan BSH: 17
sederhana - Guru mengucapkan syair lagu per baris dan per bait.
- Guru menyanyi bersama-sama dengan anak.
Bahasa .7
II.Kegiatan Inti : 60’
Menceritakan Menceritakan kembali isi Gambar Berseri Percakapan, Keberanian
kembali cerita/dongeng yang Penugasan, BB: gul
● Bercerita gambar seri tentang “Angin Puting Beliung”
cerita/dongeng yang pernah didengar secara dan MB: 13
(gemar membaca)
pernah didengar sederhana Observasi BSH:
- Guru mengkondisikan anak dan mengatur duduk anak.
- Guru mulai bercerita. adl,nen,key,
sit,key,fau
MB: 13
BSH:
nen,lat,nur,daf
MB:
adl,fau,gul,nid
BSH: 16
Dra. Sukarmiati
NIP. 19620807 198703 2017 Pauline Alviana Watak, S.Pd
44
NAM 7
Mengenal Tuhan Menyanyikan lagu-lagu ● Menyanyi lagu “ Tuhan Pencipta” (religius) Buku kumpulan Penugasan MB: nur
melalui agama yang keagamaan yang - Guru memberi contoh menyanyi lagu Tuhan Pencipta waktu lagu anak BSH: 19
dianutnya sederhana secara keseluruhan
- Guru mengucapkan syair lagu per baris dan per bait.
- Guru menyanyi bersama-sama dengan anak.
Langsung
SE 13
Mengendalikan Praktek langsung ketika terjadi gempa bumi Unjuk kerja MB: daf, rio
Mengendalikan emosi
perasaan - guru mengatur anak untuk berbaris di dalam kelas BSH: 18
dengan cara yang wajar
- anak antri menunggu giliran baris keluar kelas
● Diskusi kegiatan yang telah dilaksanakan
- Guru mendiskusikan kegiatan yang dilakukan sehari tadi
● Doa pulang, salam
- Guru mengajak anak berdoa pulang, salam dan anak anak
pulang
Dra. Sukarmiati
NIP. 19620807 198703 2017 Pauline Alviana Watak, S.Pd
Lampiran 3
Lembar Observasi Peningkatan Keterampilan Berbicara
Lembar Observasi Pra Siklus Peningkatan Keterampilan Berbicara
Keterangan :
Lampiran 4
Lembar Observasi Peningkatan Keterampilan Berbicara
Lembar Observasi Siklus 1 Peningkatan Keterampilan Berbicara
Keterangan :
Lampiran 5
Lembar Observasi Peningkatan Keterampilan Berbicara
Lembar Observasi Siklus II Peningkatan Keterampilan Berbicara
Angin puting beliung (Leysus), yaitu angin kencang yang datang Puting beliung dapat terjadi dimana saja, di darat maupun di laut.
secara tiba–tiba, bergerak melingkar seperti spiral hingga Tanda-tanda terjadi puting beliung, yaitu terdengar sambaran petir
menyentuh permukaan bumi dan hilang dalam waktu singkat yang cukup keras dan kemungkinan hujan lebat disertai petir dan
(3 – 5 menit). angin kencang.
3 4
Angin puting beliung bisa mengakibatkan atap rumah rusak, Supaya aman dari puting beliung, kita harus cepat berlindung atau
benda-benda beterbangan dan juga mengakibatkan tanaman menjauh dari lokasi kejadian. Kemudian kalau ada atap yang
menjadi rusak. Kalau kita dekat dengan angin puting beliung, sudah rusak harus diperbaiki, supaya aman dari angin puting
bisa terkena debu atau pohon tumbang karena angin puting beliung. Jika terdapat pohon yang rimbun dan tinggi serta rapuh
beliung. agar segera ditebang.
51
GUNUNG MELETUS 1 2
Gunung merupakan ciptaan Tuhan. Gunung adalah bagian Biasanya diawal tanda-tanda gunung merapi akan meletus adalah
permukaan bumi yang berbentuk kerucut atau kubah. dengan keluarnya asap putih dari puncak gunung.
Di Yogyakarta ada gunung yang namanya Merapi. Gunung Banyak binatang yang turun dari gunung. Binatang tertentu dapat
Merapi menunjukkan tanda-tandanya apabila akan meletus. mendeteksi getaran halus yang terjadi dalam gunung.
3 4
Terjadinya gempa kecil di sekitar gunung dan mengeluarkan awan Batu pasir dan pasir yang keluar dari gunung merapi yang meletus
panas dari puncak gunung,menggulung gulung seperti ombak dan membawa manfaat bagi kehidupan manusia. Batu dan pasir
berwarna abu-abu gelap. digunakan untuk membuat rumah, jalan dan bendungan.
Kemudian mengeluarkan lahar panas. Lahar panas adalah cairan Maka kita harus selalu bersyukur kepada Tuhan atas karunia yang
yang bercampur dengan air, batu dan pasir . diberikan.
52
1 MPA BUMI 2
Gempa bumi salah satu bencana alam yang terjadi di tempat kita Gempa bumi sering terjadi di daerah yang berada
tinggal. Pernahkah kamu merasakan Gempa ? Ketika gempa bumi dekat dengan gunung berapi dan juga di daerah yang dikelilingi
terjadi, tiba-tiba kepala terasa pusing dan seolah-olah berputar. lautan luas. Pada saat gempa bumi, bangunan rumah dan
Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi sekolah akan bergetar.
(lempeng bumi).
3 4
Pada saat gempa bumi k an Pada saat keluar ruangan tidak boleh berebutan dan harus keluar
harus tetap tenang. Apa yang harus kita lakukan kalo terjadi dengan tenang. Kalo tidak keluar ruangan kita harus berlindung
gempa bumi? Kita harus keluar ruangan dan berdiri di tempat ditempat yang aman dari goncangan, seperti berlindung di bawah
yang kosong, atau tidak dekat dengan bangunan, pohon atau meja atau di bawah tempat tidur.
tiang listrik.
53
BANJIR 1 2
Musim hujan tiba kita merasa senang, karena bisa melihat pelangi Banjir sering terjadi dikarenakan oleh tangan-tangan manusia.
Tetapi bila musim hujan tiba, penduduk di Kota Besar menjadi Di antaranya: karena buang sampah sembarangan ke dalam
khawatir. Mengapa? Karena kalau musim hujan, maka banjir selokan dan sungai. Buang sampah sembarangan membuat
akan datang. Apa yang menyebabkan setiap musim hujan tiba selokan dan sungai menjadi dangkal, sehingga aliran air menjadi
selalu terjadi banjir? terhambat dan air meluap ke tempat tinggal penduduk.
3 4
Selain membuang sampah sembarangan, juga ada yang tebang Bagaimana supaya tidak banjir? Apa yang harus dilakukan?
pohon di hutan. Kalau pohon ditebang, maka akar tidak bisa Di antaranya: tidak membuang sampah sembarangan, tidak
menyerap air masuk ke dalam tanah. Tahukah kamu bahaya banjir? merusak tanaman, tidak menebang pohon sembarangan,
Di antaranya: bisa menghanyutkan orang dan barang, bisa rajin membersihkan halaman rumah dan selokan yaa....
menenggelamkan rumah dan lain lain.
54
Lampiran 8
LEMBAR OBSERVASI PTK (Komponen Siswa)
Skor
No Hal yang Diamati
1 2 3 4
1 Keaktifan Siswa:
a. Siswa aktif mencatat materi pelajaran
b. Siswa aktif bertanya
c. Siswa aktif mengajukan ide
2 Perhatian Siswa:
a. Diam, tenang
b. Terfokus pada materi
c. Antusias
3 Kedisiplinan:
a. Kehadiran/absensi
b. Datang tepat waktu
c. Pulang tepat waktu
4 Penugasan/Resitasi:
a. Mengerjakan semua tugas
b. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai waktunya
c. Mengerjakan sesuai dengan perintah
Keterangan;
4 : Sangat Baik
3 : Baik
2 : Tidak Baik
1 : Sangat Tidak Baik
Obesever,
Elkana , S.Pd
57
Lampiran 9
LEMBAR OBSERVASI PTK (KOMPONEN GURU)
Skor
No Hal yang Diamati
1 2 3 4
1 Penguasaan Materi:
a. Kelancaran menjelaskan materi
b. Kemampuan menjawab pertanyaan
c. Keragaman pemberian contoh
2 Sistematika penyajian:
a. Ketuntasan uraian materi
b. Uraian materi mengarah pada tujuan
c. Urutan materi sesuai dengan SKKD
3 Penerapan Metode:
a. Ketepatan pemilihan metode sesuai materi
b. Keseuaian urutan sintaks dengan metode yang
digunakan
c.Mudah diikuti siswa
4 Penggunaan Media:
a. Ketepatan pemilihan media dengan materi
b. Ketrampilan menggunakan media
c. Media memperjelas terhadap materi
5 Performance:
a. Kejelasan suara yang diucapkan
b. Kekomunikatifan guru dengan siswa
c. Keluwesan sikap guru dengan siswa
6 Pemberian Motivasi:
a. Keantusiasan guru dalam mengajar
b. Kepedulian guru terhadap siswa
c. Ketepatan pemberian reward dan punishman
Keterangan;
4 : Sangat Baik 2 : Tidak Baik
3 : Baik 1 : Sangat Tidak Baik
Obesever,
Elkana , S.Pd
58
Lampiran 10
Skor
No Hal yang Diamati
1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan isi kurikulum:
a. Materi sesuai dengan SK yang tercantum pada silabus
b. Materi sudah sesuai dengan KD yang tercantum pada
RPP
c. Materi sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran
2 Sistematika penyampaian Materi:
a. Penyajian materi sesuai urutan
b. Penyajian materi sudah mengikuti induktif dan
deduktif
c. Penyajian materi sudah merujuk dari konkrit ke
abstrak
3 Urgensi:
a. Sangat dibutuhkan peserta didik
b. Dapat diaplikasikan dalam kehidupan
c. Diujikan dalam UAN
4 Menarik:
a. Materi didukung media yang sesuai
b. Materi didukung metode yang menyenangkan
c. Materi dapat direspon secara antusias
Keterangan;
4 : Sangat Sesuai
3 : Sesuai
2 : Tidak Sesuai
1 : Sangat Tidak Sesuai
Obesever,
Elkana , S.Pd
59
Lampiran 11
Skor
No Hal yang Diamati
1 2 3 4
1 Tujuan :
a. Ketepatan
b. Keefektifan
c. Pencapaian target kompetensi
2 Ruang:
a. Standarisasi ruangan
b. Kebersihan ruangan
c. Kenyamanan ruangan
3 Tempat Duduk:
a. Kerapian tempat duduk
b. Pengaturan tempat duduk
c. Pengaturan jarak duduk antar siswa
4 Siswa:
a. Kemampuan menstimulus untuk bertanya
b. Kemampuan memotivasi menjawab
c. Kemampuan menciptakan interaksi
Keterangan;
4 : Sangat Baik
3 : Baik
2 : Tidak Baik
1 : Sangat Tidak Baik
Obesever,
Elkana , S.Pd
60
Lampiran 12
LEMBAR OBSERVASI PTK (Komponen Sarana)
Skor
Hal yang Diamati
No 1 2 3 4
1 Ketersediaan Sarana Pembelajaran :
a. Sesuai dengan kebutuhan
b. Tersedia untuk semua elemen sekolah
c. Dapat dimanfaatkan pada saat dibutuhkan
2 Penempatan Sarana Pembelajaran:
a. Dikelompokkan sesuai dengan jenisnya
b. Mudah dijangkau
c. Tersimpan dengan rapi
3 Kebermaknaan Sarana Pembelajaran:
a. membantu kelancaran pembelajaran
b. memudahkan pemahaman pembelajar
c. sesuai dengan materi pembelajaran
4 Kelayakan Sarana Pembelajaran:
a. Aman dipergunakan guru
b. Aman dipergunakan siswa
c. Semua sarana layak pakai
Keterangan;
4 : Sangat Setuju
3 : Setuju
2 : Tidak Setuju
1 : Sangat Tidak Setuju
Obesever,
Elkana , S.Pd
61
Lampiran 13
LEMBAR OBSERVASI PTK (Komponen Lingkungan)
Skor
No Hal yang Diamati
1 2 3 4
1 Kenyamanan :
a. kerasan
b. sejuk
c. luas
2 Ketenangan:
a. aman
b. sunyi
c. jauh dari sumber suara yang mengganggu
3 Kebersihan
a. bebas dari sampah
d. baunya harum
e. adanya tata tertib tentang kebersihan
4 Keindahan:
a. enak dipandang
b. kerapian penataan
c. terawat
Keterangan;
4 : Sangat Setuju
3 : Setuju
2 : Tidak Setuju
1 : Sangat Tidak Setuju
Obesever,
Elkana , S.Pd