Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN BEST PRACTICE

LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI


BELAJAR SISWA KELAS VIII B DI SMP NEGERI 1 ALIAN
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Oleh
ARIF RAHMAN, S.Psi
NIP. -

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN

DINAS PENDIDIKAN
TAHUN 2020

I
II
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ........................................................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................................... ii
BIODATA PENULIS.................................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. v
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................... 1
B. Tujuan Kegiatan ............................................................................................................... 2
C. Manfaat Kegiatan ............................................................................................................. 3
BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................................................... 4
A. Tinjauan Tentang Bimbingan Klasikal............................................................................. 4
B. Motivasi Belajar ............................................................................................................... 6
C. Hasil Belajar...................................................................................................................... 12
BAB III. PELAKSANAAN KEGIATAN .................................................................................... 15
A. Sasaran ............................................................................................................................. 15
B. Bahan/Materi Kegiatan .................................................................................................... 16
C. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan ............................................................................. 16
D. Alat/ Instrumen ................................................................................................................ 17
E. Waktu dan Tempat Kegiatan ............................................................................................ 18
F. Hasil Kegiatan .................................................................................................................. 18
BAB IV. PENUTUP ..................................................................................................................... 20
A. Simpulan ......................................................................................................................... 20
B. Saran ................................................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 22
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar dalam Islam merupakan kewajiban bagi setiap muslim,


bahkan Allah SWT menjanjikan akan mengangkat derajat orang-orang
yang berilmu hingga beberapa derajat, sebagaimana firman Allah
SWT dalam QS. Al-Mujadalah : 11. Hai orang-orang beriman apabila
dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Tugas utama seorang siswa adalah belajar karena mereka


adalah harapan dan generasi penerus bangsa yang dapat memajukan
dan mengembangkan bangsa dan negara. Untuk menjadi siswa yang
berkualitas tentunya siswa dituntut untuk memiliki beberapa
kemampuan salah satunya adalah kemampuan penyesuaian sosial.
Kemampuan penyesuaian sosial merupakan keberhasilan seseorang
untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan
terhadap kelompok pada khususnya. Siswa yang mampu
menyesuaikan lingkungan sosialnya, maka akan mempelajari
berbagai keterampilan sosial seperti kemampuan untuk menjalin
hubungan baik dengan orang lain, baik terhadap teman, maupun
kepada orang yang tidak dikenal. Selain pandai dalam bersosial tanpa
disertai dengan ilmu pengetahuan dan ilmu-ilmu yang lainnya itu
kurang pas dalam bersosialisasi karena orang yang berilmu pasti
berakhlaqul karimah sehingga mampu bersosialisasi dengan siapa
saja dengan cara yang baik dan tidak membuat perselisihan dalam
besosialisasi. Oleh karena itu sangat penting sekali menumbuhkan
motivasi belajar siswa sejak dini.

Di sisi lain, masa remaja merupakan masa yang penuh dengan


kesulitan-kesulitan, oleh karena masa tersebut dianggap sebagai
masa transisi. Keadaan sosial selalu berubah dari waktu ke waktu. Hal
ini menuntut kemampuan individu untuk dapat mengikuti perubahan
tersebut, tidak terkecuali siswa remaja. Kemampuan penyesuaian
terhadap lingkungan sosialnya merupakan salah satu faktor kondisi
mental yang sangat penting. Berbagai kondisi di atas, siswa remaja
mudah terkena pengaruh lingkungannya. Mereka mudah goyah oleh
munculnya lingkungan kehidupan yang kurang sehat, seperti
kekecewaan, penderitaan, meningkatnya konflik, pertentangan dan
krisis, penyesuaian diri, impian dan khayalan, pacaran dan
percintaan. Apabila seorang siswa memiliki ilmu maka siswa tidak
akan ragu dengan kenyataan yang dialaminya. Oleh karena itu,
sekolah adalah lembaga atau lingkungan yang paling berperan
penting dalam pemberian bimbingan yang terarah guna membantu
penyesuaian sosial siswa. Hal ini menjadi tanggung jawab seluruh
entitas sekolah, terutama guru BK yang lebih mempunyai kelebihan
dalam membantu menangani permasalahan siswa. Terutama masalah
belajar siswa yang butuh motivasi tinggi untuk bisa mencapai sebuah
tujuan yang diharapkan nantinya.

Motivasi belajar sangat penting dan sangat berpengaruh


terhadap perkembangan siswa dalam menjalankan langkah-
langkahnya dalam mencapai suatu tujuan yang diinginkannya. Karena
sebelum masuk kedunia karir seorang siswa juga harus mampu
menjalankan proses belajarnya dengan baik demi menghadapi masa
yang akan datang nantinya. Dengan menggunakan layanan
bimbingan klasikal yang ada di program BK dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa yang sangat bermanfaat bagi seluruh siswa
karena di suatu kelas tidak mungkin semua siswa tersebut memiliki
hasil belajar atau proses belajar yang kurang baik, tapi tidak menutup
kemungkinan dalam suatu kelas semua siwa juga mampu dan
berhasil menjalankan tugas-tugasnya dalam belajar dengan baik. Oleh
karena itu bimbingan klasikal sangatlah bermanfaat bagi seluruh
siswa disuatu kelas yang disitu ada kelompok kelompok kategori
siswa yang rajin dan siswa yang kurang rajin. Dengan begitu akan
mengingatkan kepada siswa yang rajin untuk tetap mempertahankan
proses belajarnya yang baik dan meningkatkan motivasi belajar bagi
siwa yang memiliki hasil belajar dan proses belajar yang kurang baik.

Dari fenomena diatas penulis tertarik untuk meneliti yang


disusun dalam bentuk laporan Best Practice bagaimana pembelajaran
yang di berikan oleh guru BK kepada siswa-siswa dengan judul
“Pelayanan Bimbingan Klasikal dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Alian Tahun Pelajaran 2020/2021.

B. Tujuan Kegiatan

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan mendiskripsikan


pelaksanaan bimbingan klasikal dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa kelas VIII B di SMP Negeri 1 Alian.

C. Manfaat Kegiatan

Diharapkan dapat memberikan gambaran tentang bimbingan


klasikal dalam meningkatkan motivasi belajar siswa yang relevan
sehingga pada akhirnya sesuai dengan tuntutan masyarakat dan
perkembangan guna memenuhi harapan masyarakat sekarang dan
masa mendatang.
BAB II

LANDASAN TEORI

1. Tinjauan Tentang Bimbingan Klasikal

Bimbingan adalah suatu kegiatan membantu yang diberikan


kepada orang lain atau klien dan mengurusi apa saja yang diperlukan.
Bimbingan adalah sebagai proses pendidikan yang teratur dan
sistematik guna membantu pertumbuhan anak muda atas
kekuatannya dalam menentukan dan mengarahkan hidupnya sendiri.
Yang pada akhirnya ia dapat memperoleh pengalaman-pengalaman
yang dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat.
Sedangkan klasikal adalah format kegiatan BK yang melayani
sejumlah peserta didik dalam rombongan belajar suatu kelas.
Layanan yang berfungsi sebagai pencegahan, pemahaman,
pemeliharaan, dan pengembangan sebagai upaya yang secara
spesifik diarahkan pda proses yang proaktif tanpa mengenal
perbedaan gender, ras, atau agama. Jadi bimbingan klasikal
merupakan layanan yang diberikan kepada semua siswa di dalam
kelas.

Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses bimbingan sudah


disusun secara baik dan siap untuk diberikan kepada siswa secara
terjadwal. Kegiatan ini berisikan informasi yang diberikan oleh
seorang pembimbing kepada siswa secara kontak langsung guna
membantu pertumbuhan anak dalam menentukan dan mengarahkan
hidupnya.

Bimbingan klasikal merupakan bagian yang memiliki pengaruh


besar dalam layanan Bimbingan dan Konseling, serta merupakan
layanan yang efisien, terutama dalam menangani masalah rasio
jumlah guru dan siswa. Ruang lingkup bimbingan klasikal dapat
meliputi belajar, pribadi, sosial, dan karir. Dalam layanan bimbingan
klasikal akan terjadi hubungan timbal balik antara guru bimbingan
dan konseling dengan siswa. Hubungan timbal balik diharapkan
terjadinya interaksi edukatif dalam arti mengandung makna mendidik
dan membimbing.

A. Tujuan dan Manfaat Bimbingan Klasikal


a. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi
b. Perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan
dating
c. Mengembangkan potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta
didik secara optimal.
d. Menyesuaikan diri dengan lingkungannya
e. Menyelesaikan permasalahannya dalam belajar untuk mencapai
kesuksesan dalam mencapai tujuan belajar

B. Tahap Pelaksanaan Bimbingan Klasikal

Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari


sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan
terperinci, implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan
sudah dianggap siap. Secara sederhana pelaksanaan bisa
diartikan penerapan. Majone dan Wildavsky mengemukakan
pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky
mengemukakan bahwa Pelaksanaan adalah perluasan aktivitas
yang saling menyesuaikan. Bimbingan klasikal merupakan salah
satu layanan dari bimbingan dan konseling, sehingga dalam hal ini
tahapan pelaksanaan bimbingan klasikal mengacu kepada
tahapan pelaksanaan bimbingan dan konseling. Adapaun tahap
pelaksanaan bimbingan klasikal adalah sebagai berikut.

a. Perencanaan Kegiatan

Penyusunan SATLAN/RPL dengan segenap komponen


pokoknya adalah awal dari pelaksanaan pelayanan BK secara
konkrit, baik untuk kegiatan klasikal terjadwal dalam waktu jam
pembelajaran.

b. Pengorganisasian

Setelah SATLAN/RPL disiapkan kegiatan berikutnya


adalah mengorganisasikan berbagai aspek pokok terutama
menyangkut prasarana dan sarana fisik, personalia, dan
administrasi untuk menjamin kelancaran dan suksesnya
pelaksanaan SATLAN/RPL.

c. Pelaksanaan

Pada waktu dan tempat yang telah direncanakan,


pelaksanaan kegiatan pelayanan berdasarkan SATLAN/RPL itu
diselenggarakan dengan subjek sasaran, materi dan arah serta
aktifitas kegiatan dengan langkah dalam penerapan prinsip,
asas, dan teknik BK sebagaimana dalam SATLAN/RPL.

d. Monitoring dan Penilaian

Selama terlasananya SATLAN/RPL, guru BK secara


langsung memonitor sendiri proses pelayanan (penilaian
proses) yang terselenggarakan selanjutnya diikuti dengan
kegiatan, penilaian, atau hasil yang dicapai oleh peserta
pelayanan (penilaian hasil). Hasil monitoring dan penilaian ini
menjadi isi laporan pelaksanaan program (LAPELPROG) atas
terselenggarakannya pelayanan berdasarkan SATLAN/RPL.

e. Tindak Lanjut
Hasil monitoring terhadap proses pelayanan dan hasil-
hasilnya sebagaimana menjadi isi LAPELPROG dianalisis dan
ditindak lanjuti untuk perbaikan, pemantapan, ataupun
penyesuaian kegiatan pelayanan selanjutnya.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan klasikal yaitu


format kegiatan BK yang melayani sejumlah peserta didik dalam
rombongan belajar suatu kelas untuk memberikan tindakan
khususnya bagi remaja. Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses
bimbingan sudah disusun secara baik dan siap untuk diberikan
kepada siswa secara terjadwal, kegiatan ini berisikan informasi yang
diberikan oleh seorang pembimbing kepada siswa secara kontak
langsung guna membantu pertumbuhan anak dalam menentukan dan
mengarahkan hidupnya. Bimbingan klasikal juga berguna untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa dalam memperoleh keberhasilan
dalam mencapai tujuan yang diinginkannya.

2. Motivasi Belajar

A. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi adalah dorongan yang tumbuh dari dalam diri seorang


untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat dikatakan sebagai
penggerak dari dalam dan dalam subyek untuk melakukan aktifitas-
aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motivasi dapat
diartikan sebagai suatu kondisi intern. James Wittaker yang dikutip
oleh Wasty S. mendefinisikan motivasi sebagai kondisi-kondisi atau
keadaan- keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan
kepada makhluk untuk bertingkah laku dalam mencapai tujuan.

Menurut Noehi Nasution (dalam Djamarah, 2015:200) motivasi


adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Motivasi menurut Wlodkowsky (Sugihartono dkk,
2013) merupakan suatu kondisi yang menyebabkan atau
menimbulkan perilaku tertentu dan memberi arahan serta ketahanan
pada tingkah laku tersebut. Amir Daim (dalam Habsari, 2005: 74)
menyatakan bahwa motivasi merupakan kekuatan atau tenaga yang
dapat memberikan dorongan pada kegiatan yang dikehendaki dengan
asas dan tujuan yang hendak dimaksud. Sedangkan Wahgo Sumijo
(dalam Habsari 2005: 74) menyatakan bahwa motivasi adalah
dorongan kerja yang timbul pada diri seseorang untuk berprestasi
dalam mencapai tujuan.

Jhon W. Santrock (dalam Badaruddin, 2015: 14) menjelaskan


bahwa motivasi adalah sebuah proses yang memberi semangat, arah
dan kegigihan perilaku. Mc. Donald menyampaikan bahwa motivasi
adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan. Motivasi mengandung tiga elemen penting yaitu
motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada setiap diri
individu manusia, ditandai dengan munculnya rasa/”feeling”, dan
dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi dapat juga dikatakan
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu
sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu. Motivasi
dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri
yang dapat menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek dapat tercapai (Sardiman, 2011: 73-76).

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas maka motivasi


belajar merupakan sebuah dorongan dari dalam diri siswa maupun
rangsangan dari luar diri siswa yang menyebabkan perubahan tingkah
laku untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dimana pada proses
belajar guru berperan penting dalam memberikan rangsangan agar
dapat meningkatkan motivasi siswa.

Motivasi belajar siswa memiliki pengaruh yang cukup kuat


terhadap proses keberhasilan belajar siswa. Salah satu hal utama
yang menjadi kualitas pembelajaran adalah adanya semangat,
maupun motivasi belajar dari para siswa.

Dari pengertian diatas maka penulis dapat diketahui bahwa


motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu
adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar
motivasi sebagai daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjadi berlangsungnya
kegiatan belajar, sehingga tujuan dari belajar itu tercapai.
Terdapat dua jenis motivasi yaitu motivasi instrinsik dan
ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif
atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam
setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Jika seseorang telah memiliki motivasi instrinsik dalam dirinya maka
secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan
motivasi dari luar dirinya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-
motif yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar.
Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik mau dan termotivasi
untuk belajar. Motivasi ekstrinsik digunakan karena bahan pelajaran
kurang menarik perhatian anak didik atau karena sikap tertentu pada
guru atau orang tua (Djamarah, 2015: 149-152).

Belajar merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan oleh


individu untuk mencari tahu sesuatu atau untuk mencapai suatu
tujuan, sedangkan motivasi belajar merupakan dorongan dari dalam
diri maupun dari luar diri untuk mencapai tujuan tertentu. Belajar
adalah perubahan tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman, sedangkan motivasi adalah alasan atau dorongan
(KBBI : 2016). Slameto (dalam Djamarah, 2015: 13) merumuskan
bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara psikologis, belajar
merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya (Slameto, 2013: 2).

Utami dalam Suparijono mendefinisikan bahwa belajar sebagai


kegiatan psiko-fisik-sosio untuk menuju perkembangan pribadi
selanjutnya, belajar merupakan perubahan tingkah laku akibat
pengalaman dan lingkungan (JPTK, Volume 22, Nomor 4, Oktober
2015). Marsudi dalam Soetomo menjelaskan bahwa belajar adalah
proses pengelolaan lingkungan oleh seseorang dengan sengaja
dilakukan sehingga memungkinkan untuk belajar melakukan atau
mempertunjukann tingkah laku tertentu (JPTK, Volume 23, Nomor 1,
Mei 2016).

Kemudian menurut Slameto juga merumuskan pengertian


tentang belajar. Menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan motivasi
belajar menurut sardiman adalah keseluruhan daya penggerak di diri
siswa yang menimbulkan kegiatan-kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek
belajar itu dapat tercapai.

Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada


semua orang dan berlangsung seumur hidup sejak masih bayi hingga
ke liang lahat. Salah satu pertanda bahwa seorang telah belajar
adalah adanya perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik
perbuatan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan
(psikomotorik) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).

Dari teori di atas maka, dapat diketahui bahwa belajar adalah


serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi
dengan lingkungan yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotorik.

Berdasarkan teori di atas, maka motivasi belajar merupakan


keseluruhan daya atau dorogan penggerak yang berasal dari dalam
diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa untuk
menimbulkan kegiatan-kegiatan belajar, yang menjamin kegiatan
kelangsungan belajar dan memberikan arah kepada siswa dalam
belajar sehingga tercapai tujuan yang diharapkan oleh siswa. Dalam
penulisan ini motivasi belajar adalah usaha yang tekun, giat untuk
mencapai prestasi dan hasil yang baik sesuai dengan kemampuan
potensi yang dimiliki, serta perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.
B. Prinsip Motivasi Belajar

Setiap anak didik memiliki tingkat motivasi yang berbeda-beda dan


bervariasi. Perbedaan inilah yang menyebabkan potensi belajar setiap anak
didik tidak sama. Menurut Keller (dalam Sugihartono dkk, 2015: 79-80) menyusun
prinsip-prinsip motivasi yang disebut sebagai model ARCS. Dalam model tersebut
terdapat 4 kondisi motivasional yang harus diperhatikan guru dalam proses
pembelajaran, yaitu:

1) Attention(Perhatian)
Perhatian siswa muncul karena didorong rasa ingin tahu. Oleh karena itu
rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan sehingga siswa selalu memberikan
perhatian terhadap materi pelajaran yang diberikan. Agar siswa berminat dan
memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan guru senantiasa mendorong
keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar, dan banyak menggunakan contoh-
contoh dalam kehidupan sehari-hari untuk memperjelas konsep.

2) Relevance (Relevansi)
Relevansi menunjukkan adanya hubungan antara materi pelajaran dengan
yang dibutuhkan oleh siswa. Motivasi siswa akan terjaga apabila siswa menganggap
apa yang dipelajarinya sebagai kebutuhan pribadi atau bermanfaat sesuai dengan
nilai yang dipegang.

3) Confidence (Kepercayaan Diri)


Apabila siswa merasa dirinya berkompeten atau mampu untuk melakukan
suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan, maka akan semakin mendorong siswa
untuk termotivasi dan tekun dalam belajar. Agar kepercayaan diri siswa meningkat
guru perlu memperbanyak pengalaman seperti menyusun program pembelajaran
yang menarik, menyusun kegiatan pembelajaran ke dalam bagian yang lebih kecil,
dan memberikan umpan balik yang konstruktif selama proses pembelajaran.

4) Satisfaction (Kepuasan)
Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan sebuah
kepuasan dan siswa akan semakin termotivasi untuk mencapai tujuan yang serupa.
Kepuasan dalam pencapaian tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima,
baik dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Untuk meningkatkan motivasi
siswa, guru dapat memberi penguatan berupa pujian ataupun pemberian kesempatan
dan sebagainya.
C. Ciri-ciri Motivasi Belajar

Setiap anak didik memiliki tingkat motivasi yang berbeda-beda dan


bervariasi. Perbedaan inilah yang menyebabkan potensi belajar setiap anak didik
tidak sama. Menurut Sardiman (2011: 83), ciri-ciri orang yangmemiliki motivasi
adalah sebagai berikut:

1) Tekun menghadapi tugas


2) Ulet menghadapi kesulitan
3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
4) Lebih senang bekerja sendiri
5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin

Sedangkan menurut Prayitno (dalam Widyatmi 2015: 126) menyatakan


bahwa indikator-indikator dalam motivasi belajar yaitu:

1) Ketekunan dalam belajar


2) Ulet dalam menghadapi kesulitan
3) Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar
4) Berprestasi dalam belajar
5) Mandiri dalam belajar

Berdasarkan penjabaran di atas dapat diketahui ciri-ciri motivasi belajar


yaitu (1) ketekunan dalam belajar; (2) ulet dalam menghadapi kesulitan; (3)
memiliki minat terhadap pembelajaran; (4) lebih senang bekerja mandiri; (5)
berprestasi dalam belajar.

D. Fungsi Motivasi Belajar

Dalam dunia belajar mengajar sangat diperlukan adanya


motivasi. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka ada tiga fungsi motivasi,
yaitu :
1) Mendorong siswa untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan
apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan,
dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat
bagi tujuan tersebut.

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi dalam belajar dapat mempengaruhi proses pembelajaran siswa,


merangsang dan memaksimalkan kemampuan belajarnya. Motivasi belajar
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Wlodkowski dalam Achamd
Badaruddin (2015: 28-30) ada enam faktor yang berpengaruh terhadap motivasi
belajar, yaitu:
1) Sikap (attitude), yaitu merupakan kecendrungan untuk merespon kebutuhan untuk
belajar, yang didasarkan pada pemahaman pembelajar tentang untung-rugi
melakukan perbuatan belajar yang sedang dilakukan.
2) Kebutuhan (need), yaitu kekuatan dari dalam diri yang mendorong pembelajar untuk
berbuat menuju kearah tujuan yang ditetapkan.
3) Rangsangan (stimulation), yaitu perasaan bahwa kemampuan yang diperoleh dari
belajar mulai dirasakan dapat meningkatkan kemampuan untuk menguasai
lingkungannya, merangsang untuk terus belajar.
4) Emosi (affect), yaitu perasaan yang timbul sewaktu menjalankan kegiatan belajar.
5) Kompetensi (competence), yaitu kemampuan tertentu untuk menguasai lingkungan
dalam arti luas.
6) Penguatan (reinforcement), yaitu hasil belajar yang baik merupakan penguatan untuk
melakukan kegiatan belajar yang lebih lanjut.

Menurut Gardner dalam Achmad Badaruddin (2015: 35), semua individu


normal memiliki tiap keahlian hingga taraf tertentu; setiap individu mempunyai
perbedaan pada tingkat keahlian dan dalam sifat kombinasinya.

Menurut Achmad Badarrudin (2015: 32-35) faktor lain yang dapat


menyebabkan rendahnya motivasi belajar adalah tidak adanya gairah atau passion
siswa dalam mengikuti pelajaran tertentu. Hal ini bisa saja karena tidak berminat
atau tidak menyukai pada mata pelajaran tertentu. Selain itu besar kecilnya potensi
siswa yang berbeda-beda dapat membuat perbedaan pada tinggi rendahnya
motivasi belajar siswa yang berbeda-beda. Siswa perlu diberi pemahaman bahwa
semua orang tidak memiliki potensi yang sama melainkan berbeda-beda dan
bervariasi.
Berdasarkan penjabaran diatas faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
motivasi adalah (1) Sikap; (2) Kebutuhan; (3) Rangsangan; (4) Emosi; (5)
Kompetensi; (6) Penguatan. Berdasarkan dari pendapat para ahli di atas baik dari
pengertian, ciri-ciri, prinsip, fungsi, bentuk, dan faktor-faktor motivasi belajar
maka pada penelitian ini indikator dari motivasi belajar yang akan digunakan yaitu
yaitu (1) Attention atau perhatian; (2) Relevance atau relevansi; (3) Confidence
atau kepercayaan diri; (4) Satisfaction atau kepuasan. Indikator tersebut dapat
diketahui dari proses pembelajaran seperti pada saat siswa membaca materi yang
diberikan, mendengarkan penjelasan guru atau dari siswa lain, mengajukan
pertanyaan, mencatat materi atau menulis laporan, melakukan praktikum, terlibat
dalam kegiatan diskusi, mengemukakan pendapat, berani dalam
mempresentasikan hasil diskusi yang diamati selama proses layanan berlangsung.

3. Hasil Belajar

A. Pengertian Hasil Belajar

Setiap proses pembelajaran yang terjadi selalu memiliki tujuan sebagai


arah dari proses belajar untuk mencapai hasil belajar. Arti kata hasil menurut KBBI
cetakan keduabelas adalah sesuatu yang menjadi akibat dari usaha, pendapatan,
panen, dan sebagainya. Hasil belajar merupakan prestasi yang dicapai setelah
siswa menyelesaikan sejumlah mata pelajaran. Prestasi belajar merupakan hasil
belajar yang ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat
pengalaman dan proses belajar siswa (Muhibbin Syah; 2003, 213).

Menurut Nana Sudjana (2017:22) hasil belajar adalah kemampuan-


kemapuan yang dimiliki oleh peserta didik setealah ia menerima pengalaman
belajarnya. Sjukur (2012:372) mengemukakan hasil belajar merupakan
kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang
dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap,
dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelunya. Menurut
Hamalik (dalam Andriati: 154) hasil belajar tampak terjadinya perubahan tingkah
laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur melalui perubahan sikap dan
keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan
pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. Berdasarkan
beberapa pendapat ahli tersebut maka hasil belajar merupakan sebuah penilaian
hasil yang sudah dicapai peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran
sebagai hasil usaha kegiatan belajar yang dilakukannya untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Setiap proses pembelajaran yang terjadi terdapat faktor-faktor yang


mempengaruhi kondisi belajar siswa, hal tersebut menyebabkan tinggi atau
rendahnya hasil belajar siswa. Menurut Djamarah (2015:176-205) terdapat faktor
yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu:
1) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Dalam lingkungan anak
didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem.
Selam hidup anak didik tidak bisa menghindarkan diri dari lingkungan alami dan
lingkungan sosial budaya.
a. Lingkungan alami, merupakan lingkungan tempat tinggal anak didik hidup dan
berusaha di dalamnya.
b. Lingkungan sosial budaya, merupakan lingkungan dengan sistem sosial yang
terbentuk mengikat perilaku anak didik untuk tunduk pada norma- norma sosial,
susila, dan hukum yang berlaku dalam masyarakat.
2) Faktor Instrumental
a. Kurikulum, merupakan unsur substansial dalam pendidikan. Muatan kurikulum
akan mempengaruhi intensitas dan frekuensi belajar anak didik. Tanpa
kurikulum kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung, sebab materi yang
harus guru sampaikan dalam pertemuan kelas belum diprogramkan sebelumnya.
b. Program, merupakan kegiatan yang disusun oleh sekolah untuk dijalankan demi
memajukan pendidikan. Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung dari baik
tidaknya program pendidikan yang dirancang. Program yang dibuat dapat
mempengaruhi kemana proses belajar itu berlangsung.
c. Sarana dan fasilitas, merupakan hal penting dalam melaksanakan pembelajaran.
Sarana dan fasilitas mempengaruhi kegiatan belajar mengajar disekolah.
d. Guru, merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Karena yang
mempengaruhi hasil belajar anak didik tidak hanya pada latar belakang atau
pengalaman belajar, tetapi juga dipengaruhi oleh sikap mental guru dalam
memandang tugas yang diembannya.
3) Kondisi Fisiologis
Kondisi fisiologis umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar
seseorang. Anak didik dengan keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya
dengan anak didik yang dalam keadaan kelelahan.
4) Kondisi Psikologis
Keadaan dan fungsi psikologis dapat mempengaruhi kondisi belajar seseorang.
Faktor psikologis merupakan faktor dari dalam dan merupakan hal yang utama dalam
menentukan intensitas belajar seorang anak.
a. Minat, merupakan suatu rasa suka atau ketterikatan pada suatu hal atau aktivitas.
Anak didik yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk
memberikan perhatian lebih besar.
b. Kecerdasan, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar.
Anak dengan tingkat intelegensi yang baik umumnya mudah belajar da hasilnya
pun cenderung baik. Sebaliknya anak dengan intelegensi yang rendah cenderung
mengalami kesukaran dalam belajar.
c. Bakat, merupakan faktor yang besar pengaruhya terhadap proses dan hasil
belajar seseorang. Bakat diakui sebagai kemampuan bawaan yang merupakan
potensi yang masih perlu dikembangkan atau latihan.
d. Motivasi, merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Motivasi merupakan motor penggerak dalam perbuatan,
maka apabila ada anak didik yang kurang memiliki motivasi intrinsic diperlukan
dorongan dari luar yaitu motivasi ekstrinsik.
e. Kemampuan kognitif, merupakan kemampuan yang selalu dituntut kepada anak
didik untuk dikuasai karena penguasaan kemampuan pada tingkatan ini menjadi
dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan.

Berdasarkan penjabaran diatas terdapat beberapa faktor yang dapat


mempengaruhi hasil belajar anak didik. Tidak hanya faktor lingkungan sekitar
anak didik saja yang mempengaruhi tetapi faktor instrumental yang ada di sekolah,
faktor fisiologis dan faktor psikologi anak didik juga berpengaruh terhadap hasil
belajar.
BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah siswa siswi kelas VIII B di SMP
Negeri 1 Alian, yaitu sebagai berikut :

DAFTAR SISWA KELAS VIII B


TAHUN PELAJARAN 2020/2021

JENIS
NO NIS NAMA
KELAMIN
1 10261 ABI KARNIANSYAH L
2 10266 AFDHAL WAHYU ROMADHON L
3 10274 ALAND AUSHAF FALAH L
4 10289 ASHIIL TAMIM L
5 10302 CLLARA GUSTANIA P
6 10312 DEVI RIZMA ANGGREANI P
7 10323 DIMAS ROSI L
8 10337 FAISAL PASSA PRATAMA L
9 10341 FARI TAHALI L
10 10342 FATHUN NASRULLOH L
11 10351 GHINA MIFFATHUL JANAH P
12 10353 HAFIF BAGAS ARRAFI L
13 10363 IMANUEL DJANUAR ASCHAR L
14 10366 IRFADILAH YUMARSA P
15 10392 MOKHAMAD AHDAN MUSTOFA L
16 10395 MUHAMAD ALDI TRIMOYO L
17 10407 NADIYAH ZAHRA PUTRI KUSSALIM P
18 10411 NAYSHILLA KIRANA PUTRI P
19 10417 NUR AINI P
20 10421 NUR RAIHANAH FEBRIANTI P
21 10425 PUJI MAHMURI L
22 10426 PUTRI RAHAYU P
23 10429 RADIVA NAFISA PRAMESTI P
24 10433 RAFLY SAPUTRA L
25 10437 RAISYA SUCI RAMADANI P
26 10438 RANGGA ADITTYA SAPUTRA L
27 10461 RIZKI HAZIM L
28 10467 RUNI NURUL FATIMAH P
29 10491 SYEVIE NIA WARDANI P
30 10498 UNTUNG WIDADI HIDAYAT L

B. Bahan / Materi Kegiatan


Bahan/materi yang digunakan dalam Best Practice ini adalah materi tentang
Pentingnya motivasi belajar, dengan rancangan topik dan tujuan materi sebagai
berikut:

Topik/tema
Pentingnya Motivasi Belajar
layanan
Fungsi Layanan Pemahaman
Peserta didik/konseli memiliki sikap positif untuk
Tujuan Umum membangkitkan semangat belajar hingga mampu
menyelesaikan pelajaran dengan baik dan berprestasi
1) Peserta didik/konseli memahami pengertian motivasi belajar
Tujuan Khusus 2) Peserta didik/konseli memahami jenis-jenis motivasi belajar
3) Peserta didik/konseli memahami faktor-faktor yang
menpengaruhi motivasi belajar
C. Metode / Cara Melaksanakan Kegiatan
Suatu penulisan dapat dikatakan penulisan ilmiah apabila
dilakukan dengan menggunakan metode, karena secara umum
metode penulisan diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metodologi adalah hal
pertama dan utama yang terkait dengan penulisan, arti etimologis
metodologi (didedukasi dari methodos Yunani = metahodos) adalah
“jalan bersama menuju” dengan kata lain bertujuan untuk mengikuti
rute tertentu. Dengan hal ini metodologi berarti yang perlu dilakukan
penulis untuk mencapai hasil tertentu seperti pengetahuan,
wawasan, desain, intervensi dan solusi.
Metodologi dalam sebuah penulisan pada dasarnya bertujuan
untuk menunjukkan bagaimana memilih berbagai metodologi yang
ada berdasarkan pada situasi, masalah atau pertanyaan tertentu.

a. Jenis Penulisan
Jenis penulisan yang penulis gunakan adalah penulisan
kualitatif, dan teknik yang digunakan dalam penulisan ini adalah
deskriptif. Teknik ini penulis gunakan untuk mendeskripsikan apa
adanya mengenai langkah- langkah pelaksanaan layanan
bimbingan klasikal dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
(Studi kasus di SMP Negeri 1 Alian). Khususnya untuk kelas VIII B
sebagai kelas yang memiliki motivasi belajar yang rendah.

b. Subyek dan Obyek

Subjek penulisan adalah benda, hal atau orang, tempat,


data yang dipermasalahkan. Dalam penulisan ini subjek
penulisannya adalah : Guru BK yang bernama bapak Arif
Rahman, S.Psi selaku guru BK di SMP Negeri 1 Alian.. Serta Tiga
puluh dua siswa kelas VIII B.

Adapun penentuan subjek sebagai penulisan dipilih


berdasarkan kriteria tertentu. Penentuan subjek guru BK
ditentukan oleh kepala sekolah, sedangkan subjek siswa
ditentukan oleh guru BK. Adapun kriteria yang digunakan dalam
pengambilan subjek siswa tersebut sebagai berikut :
a. Siswa yang hasil belajarnya kurang
b. Siswa yang mengikuti bimbingan klasikal terkait motivasi
belajar.

Sedangkan yang menjadi objek dalam penulisan ini adalah


tahap pelaksanaan bimbingan klasikal yang dilakukan guru BK
dalam motivasi belajar siswa di SMP Negeri 1 Alian.

D. Alat/Instrumen

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,


percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu interviewer yang
mengajukan pertanyaan dan interviewee yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara dalam penulisan ini
adalah wawancara bebas terpimpin, artinya dengan pertanyaan
bebas namun sesuai dengan data yang akan diteliti. 47 Sebelum
dilakukan wawancara terlebih dahulu dipersiapkan daftar
pertanyaan yang telah direncanakan kepada informan dan subjek
penulisan dalam menjawabnya. Interviewee dalam penulisan ini
adalah guru BK dan siswa-siswa dari kelas yang hasil belajarnya
kurang seperti yang telah disebutkan di atas.

Data yang didapatkan dari hasil wawancara dengan guru BK


adalah data mengenai langkah-langkah pelaksanaan konseling
individu, siswa yang mengikuti konseling individu terkait dengan
motivasi belajar, selain itu wawancara juga dilakukan untuk
melengkapi data mengenai guru BK berdasarkan pendidikan dan
jabatan, data sarana prasarana dan data profil BK.

Data yang penulis dapatkan dari wawancara dengan siswa-


siswa kelas adalah permasalahan apa yang biasanya dialami
sehingga membutuhkan bantuan dari guru BK, seberapa sering
melakukan bimbingan klasikal.

2. Observasi

Metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data


dengan menggunakan indera, terutama indera penglihatan dan
indera pendengar. Observasi sendiri dapat diartikan pencatatan
dan pengamatan secara sistematis terhadap gejala-gejala yang
diselidiki. Kemudian penulis melakukan observasi partisipasi pasif
yaitu penulis datang ke tempat kegiatan orang yang diamati,
tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

Dalam penulisan ini penulis menggunakan teknik observasi


tak berstruktur yaitu penulis tidak terlibat secara langsung dengan
kegiatan subjek. Penulis hanya sebagai pengamat independen.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berkenaan
dengan :
a. Gambaran tentang langkah-langkah pelaksanaan bimbingan
klasikal yang dilakukan oleh guru BK.
b. Siswa-siswa dari kelas VIII B yang memiliki hasil belajar yang
rendah yang diberikan layanan konseling individu terkait
motivasi belajar.
3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu metode pengumpulan data


yang menghasilkan catatan-catatan yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti. Metode ini juga digunakan untuk
mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dan
dokumen. Dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai data
pendukung dan pelengkap bagi data primer yang diperoleh
melalui observasi dan wawancara. Metode dokumentasi
merupakan teknik pengumpulan data yang ditunjukkan kepada
subjek penulisan.

E. Waktu dan Tempat Kegiatan

1. Waktu Kegiatan

Layanan Bimbingan klasikal dalam pentingnya motivasi


belajar siswa kelas VIII B tersebut dilaksanakan pada semester
ganjil tahun ajaran 2020 / 2021.

2. Tempat Kegiatan

Layanan Bimbingan Klasikal tersebut dilaksanakan di ruang


kelas VIII B SMP Negeri 1 Alian.

F. Hasil Kegiatan

Layanan bimbingan klasikal dalam pentingnya motivasi belajar


siswa kelas VIII B di SMP Negeri 1 Alian tahun ajaran 2020/2021 telah
dilaksanakan. Aktivitas yang telah dilaksanakan adalah :
1. Guru BK menentukan topik bahasan dalam layanan Bimbingan
Klasikal

2. Guru BK menyusun instrumen pengukuran awal

3. Guru BK memilih dan menetapkan kelas untuk layanan Bimbingan


Klasikal
4. Peserta didik mengisi instrumen pengukuran awal sesuai dengan
kondisi nyata yang dialami
5. Guru BK mengumpulkan kembali instrumen pengukuran awal yang
sudah diisi oleh peserta didik
6. Guru BK menganilsis hasil pengukuran awal

7. Guru BK melaksanaan layanan Bimbingan Klasikal


8. Peserta didik aktif melakukan kegiatan dalam layanan Bimbingan
Klasikal tersebut
9. Guru BK melakukan pengukuran akhir terhadap peserta didik
setelah melakukan beberapakali layanan Bimbingan Klasikal
10. Guru BK menganalisis hasil pengukuran akhir

11. Guru BK mengevaluasi hasil layanan Bimbingan Klasikal

12. Guru BK melakukan tindak lanjut hasil Bimbingan Klasikal dengan


konseling individual bagi peserta didik yang merasa motivasi
belajarnya rendah.

Setiap pemecahan masalah pasti ada kendala yang dihadapi,


begitu juga dalam pelaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal, Adapun
kendala yang ditemui penulis diantaranya yaitu tidak adanya jam khusus
guru BK dalam memberikan layanan, sehingga harus mencari waktu yang
sesuai diluar jam pelajaran yang sudah ada.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penulisan yang penulis lakukan tentang
layanan bimbingan klasikal dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa maka dapat diambil kesimpulan sebagaimana berikut ini:
1. Tahap-tahap pelaksanaan bimbingan klasikal adalah :
a) Perencanaan kegiatan yaitu penyusunan SATLAN/RPL dengan
segenap komponen pokok.
b) Pengorganisasian yaitu mengorganisasikan berbagai aspek
pokok terutama menyangkut sarana dan prasarana baik
berbentuk fisik, personalia, dan administrasi untuk menjamin
kelancaran dan suksesnya pelaksanaan SATLAN/RPL.
c) Pelaksanaan kegiatan pelayanan berdasarkan SATLAN/RPL itu
diselenggarakan dengan subjek sasaran, materi dan arah
serta aktifitas kegiatan dengan langkah penerapan prinsip,
asas, dan teknik BK sebagaimana yang sudah direncanakan
dalam SATLAN/RPL.
d) Monitoring dan Penilaian Selama terlasananya SATLAN/RPL,
guru BK secara langsung memonitor sendiri proses pelayanan
(penilaian proses) yang terselenggarakan selanjutnya diikuti
dengan kegiatan, penilaian, atau hasil yang dicapai oleh
peserta pelayanan (penilaian hasil). Hasil monitoring dan
penilaian ini menjadi isi laporan pelaksanaan program
(LAPELPROG) atas terselenggarakannya pelayanan
berdasarkan SATLAN/RPL.
e) Tindak lanjut yaitu proses pelayanan dan hasil-hasilnya
sebagaimanan menjadi isi LAPELPROG dianalisis dan ditindak
lanjuti.
B. Saran
Demi meningkatkan mutu SMP Negeri 1 Alian serta kemajuan
pelaksanaan bimbingan dan konseling, penulis berusaha memberikan
masukan dan pertimbangan terhadap penerapan layanan bimbingan
dan konseling, diantaranya :
1. Kepala sekolah SMP Negeri 1 Alian hendaknya memberikan
jam masuk kelas buat guru BK secara terjadwal, karena peran
guru BK untuk siswa sangat besar dalam proses belajarnya.
2. Guru pembimbing atau konselor yang sudah punya jadwal
masuk kelas dalam menerapkan strategi yang sesuai
program diharapkan secara kontinyu diterapkan pada proses
pembelajaran bimbingan dan konseling di dalam kelas, hal ini
akan membawa pengaruh besar terhadap pembentukan
karakter dari peserta didik.
3. Diharapkan dari seluruh siswa SMP Negreri 1 Alian
memanfaatkan jasa pelayanan bimbingan dan konseling di
ruang bimbingan dan konseling serta pertemuan secara
format klasikal di dalam kelas dimanfaatkan dalam
membantu peserta didik dalam mengembangkan diri dalam
meningkatkan potensi yang dimiliki.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. Hamzah B, Uno, M.pd., teori motivasi dan pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2007)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Modul Pelatihan


Implementasi Kurikulum 2013. (Jakarta: Badan Pengembangan sumber
Daya manusia Pendidikan dan Kebudayaan Penjaminan Mutu Pendidikan.
2014)

Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan,(Yogyakarta: Teras, 2012) hlm. 172

Prof .Dr. H Prayitno & drs. Erman Amti, Dasar-dasar bimbingan dan konseling,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013)

Sardiman A. M, interaksi dan motivasi belajar mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo


Persada, 2007)

Singgih D. Gunarsa, Yulia Singgih D. Gunarsa, Psikologi Anak dan Remaja


(Jakarta: Gunung Mulia, 1991)
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KLASIKAL
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
A Komponen Layanan Layanan Dasar
B Bidang Layanan Belajar
C Topik / Tema Layanan Pentingnya Motivasi Belajar
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Tujuan Umum Peserta didik/konseli memiliki sikap positif untuk membangkitkan
semangat belajar hingga mampu menyelesaikan pelajaran dengan baik dan
berprestasi
F Tujuan Khusus 1. Peserta didik/konseli memahami pengertian motivasi belajar
2. Peserta didik/konseli memahami jenis-jenis motivasi belajar
3. Peserta didik/konseli memahami faktor-faktor yang menpengaruhi
motivasi belajar
G Sasaran Layanan Kelas 8
H Materi 1. Pengertian motivasi belajar
2. Jenis-jenis motivasi belajar
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
I Waktu 2 Kali Pertemuan x 45 Menit
j Sumber Materi 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan Konseling
untuk SMP-MTs kelas 7, Yogyakarta, Paramitra Publishing
2. Hutagalung, Ronal. 2015. Ternyata Berprestasi Itu Mudah. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
3. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan
Konseling bidang belajar, Yogyakarta, Paramitra
4. Eliasa Imania Eva, Suwarjo.2011.Permainan (games) dalam
Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Paramitra

K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab


L Media / Alat LCD, Power Point, Pentingnya motivasi belajar
M Pelaksanaan
1. Tahap Awal /Pedahuluan
a. Pernyataan Tujuan 1. Guru BK/Konselor membuka dengan salam dan berdoa
2. Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
3. Menyampaikan tujuan-tujuan khusus yang akan dicapai
b. Penjelasan tentang 1. Memberikan langkah-langkah kegiatan, tugas dan tanggung jawab
langkah-langkah peserta didik
kegiatan 2. Kontrak layanan (kesepakatan layanan), hari ini kita akan melakukan
kegiatan selama 1 jam pelayanan, kita sepakat akan melakukan dengan
baik.
c. Mengarahkan kegiatan Guru BK/Konselor memberikan penejelasan tentang topik yang akan
(konsolidasi) dibicarakan

d. Tahap peralihan Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan peserta didik melaksanakan


( Transisi) kegiatan, dan memulai ke tahap inti
2. Tahap Inti
a. Kegiatan peserta 1. Mengamati tayangan slide ppt (tulisan, gambar, video)
didik 2. Melakukan Brainstorming/curah pendapat
3. Mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
4. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian kelompok lain
menanggapinya, dan seterusnya bergantian sampai selesai.
b. Kegiatan Guru 1. Menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan
BK/Konselor materi layanan
2. Mengajak peserta didik untuk brainstorming/curah pendapat
3. Membagi kelas menjadi beberapa kelompok (6 kelompok)
4. Memberi tugas (untuk diskusi kelompok)
5. Menjelaskan cara mengerjakan tugas
6. Mengevaluasi hasil diskusi peserta didik
7. Membuat catatan-catatan observasi selama proses layanan
3. Tahap Penutup 1. Peserta didik menyimpulkan hasil kegiatan
2. Peserta didik merefleksi kegiatan dengan mengungkapkan
kemanfaatan dan kebermaknaan kegiatan secara lisan
3. Guru BK memberi penguatan dan rencana tindak lanjut
4. Guru BK menutup kegiatan layanan dengan mengajak peserta didik
bersyukur/berdoa dan mengakhiri dengan salam
N Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan memperhatikan
proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik menuliskan di kertas
yang sudah disiapkan.
2. Mengamati sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
3. Mengamati cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau
bertanya
4. Mengamati cara peserta didik dalam memberikan penjelasan terhadap
pertanyaan guru BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi dengan instrumen yang sudah disiapkan, antara lain :
1. Evaluasi tentang suasana pertemuan dengan instrumen:
menyenangkan/kurang menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Evaluasi terhadap topik yang dibahas : sangat penting/kurang
penting/tidak penting
3. Evaluasi terhadap cara Guru BK dalam menyampaikan materi:
mudah dipahami/tidak mudah/sulit dipahami
4. Evaluasi terhadap kegiatan yang diikuti : menarik/kurang
menarik/tidak menarik untuk diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen penilaian

Alian, ......Juli 2020


Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru BK/Konselor,

Akhmad Mitrawan, S.Pd, M.Pd Arif Rahman, S.Psi


NIP 197205061994121002 NIP. -

PENTINGNYA MOTIVASI BELAJAR

Motivasi belajar sangat penting dalam pengembangan diri, sebab pengembangan diri
adalah belajar, belajar adalah pengembangan diri. Jika Anda ingin lebih sukses dibanding
pencapaian Anda saat ini, kuncinya ialah jangan pernah berhenti belajar. Hanya dengan
belajarlah Anda akan berkembang dan menjadi lebih baik.
Motivasi Belajar – Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai “ daya
penggerak yang telah menjadi aktif” (Sardiman,2001: 71). Pengertian Motivasi Belajar
Siswa Menurut Para Ahli
Definisi Motivasi Belajar Siswa – Dalam buku psikologi pendidikan Drs. M. Dalyono
memaparkan bahwa “motivasi adalah daya penggerak/pendorong untuk melakukan sesuatu
pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar” (Dalyono, 2005: 55).
Dalam bukunya Ngalim Purwanto, Sartain mengatakan bahwa motivasi adalah suatu
pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku
terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive).
Belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan
timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon
utama, dengan sarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah laku baru itu bukan
disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara oleh suatu hal
(Nasution, dkk: 1992: 3).
Djamarah mengemukakan bahwa belajar adalah “suatu aktifitas yang dilakukan secara
sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari”
(Djamarah,1991:19-21). Sedangkan menurut Slameto belajar adalah ”merupakan suatu
proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya” (Slameto, 2003 : 2).
Motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang
individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.

Jenis-jenis Motivasi Belajar


Berbicara tentang jenis dan macam motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
Sardiman mengatakan bahwa motivasi itu sangat bervariasi yaitu:
1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
 Motif-motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir
 Motif-motif yang dipelajari artinya motif yang timbul karena dipelajari.
2. Motivasi menurut pembagiaan dari woodworth dan marquis dalam sardiman:
 Motif atau kebutuhan organismisalnya, kebutuhan minum, makan, bernafas,
seksual, dan lain-lain.
 Motof-motif darurat misalnya, menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dan
sebagainya.
 Motif-motif objektif
3. Motivasi jasmani dan rohani
 Motivasi jasmani, seperti, rileks, insting otomatis, napas dan sebagainya.
 Motivasi rohani, seperti kemauan atau minat.
4. Motivasi intrisik dan ekstrinsik
 Motivasi instrisik adalah motif-motif yang terjadi aktif atau berfungsi tidak perlu
diransang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu.
 Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya
peransang dari luar. (Sardiman, 1996: 90).

Adanya berbagai jenis motivasi di atas, memberikan suatu gambaran tentang motif-motif
yang ada pada setiap individu. Adapun motivasi yang berkaitan dengan mata pelajaran
bahasa arab adalah motivasi ekstrinsik, dimana motivasi ini membutuhkan ransangan atau
dorongan dari luar misalnya, media, baik media visual, audio, maupun audio visual serta
buku-buku yang dapat menimbulkan dan memberikan inspirasi dan ransangan dalam
belajar.
Adapun bentuk motivasi yang sering dilakukan disekolah adalah memberi angka, hadiah,
pujian, gerakan tubuh, memberi tugas, memberi ulangan, mengetahui hasil, dan hukuman.
a) Memberi angka
Memberikan angka (nilai) artinya adalah sebagai satu simbol dari hasil aktifitas anak
didik. Dalam memberi angka (nilai) ini, semua anak didik mendapatkan hasil aktifitas
yang bervariasi. Pemberian angka kepada anak didik diharapkan dapat memberikan
dorongan atau motivasi agar hasilnya dapat lebih ditingkatkan lagi.
b) Hadiah
Maksudnya adalah suatu pemberian berupa kenang-kenangan kepada anak didik yang
berprestasi. Hadiah ini akan dapat menambah atau meningkatkan semangat (motivasi)
belajar siswa karena akan diangap sebagai suatu penghargaan yang sangat berharga bagi
siswa.
c) Pujian
Memberikan pujian terhadap hasil kerja anak didik adalah sesuatu yang diharapkan oleh
setiap individu. Adanya pujian berarti adanya suatu perhatian yang diberikan kepada siswa,
sehingga semangat bersaing siswa untuk belajar akan tinggi.
d) Gerakan tubuh
Gerakan tubuh artinya mimik, parah, wajah, gerakan tangan, gerakan kepala, yang
membuat suatu perhatian terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru. Gerakan tubuh
saat memberikan suatu respon dari siswa artinya siswa didalam menyimak suatu materi
pelajaran lebih mudah dan gampang.
e) Memberi tugas
Tugas merupakan suatu pekerjaan yang menuntut untuk segera diselesaikan. Pemberian
tugas kepada siswa akan memberikan suatu dorongan dan motivasi kepada anak didik
untuk memperhatikan segala isi pelajaran yang disampaikan.
f) Memberikan ulangan
Ulangan adalah strategi yang paling penting untuk menguji hasil pengajaran dan juga
memberikan motivasi belajar kepada siswa untuk mengulangi pelajaran yang telah
disampaikan dan diberikan oleh guru.
g) Mengetahui hasil
Rasa ingin tahu siswa kepada sesuatu yang belum diketahui adalah suatu sifat yang ada
pada setiap manusia. Dalam hal ini siswa berhak mengetahui hasil pekerjaan yang
dilakukannya.
h) Hukuman
Dalam proses belajar mengajar, memberikan sanksi kepada siswa yang melakukan
kesalahan adalah hal yang harus dilakukan untuk menarik dan meningkatkan perhatian
siswa. Misalnya memberikan pertanyaan kepada siswa yang bersangkutan.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


Dalam aktifitas belajar, seorang individu membutuhkan suatu dorongan atau motivasi
sehingga sesuatu yang diinginkan dapat tercapai, dalam hal ini ada beberapa faktor yang
mempengaruhi belajar antara lain:
1. Faktor individual, seperti ; kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan,
motivasi, dan faktor pribadi.
2. Faktor sosial, seperti ; keluaga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya,
alat-alat dalam belajar, dan motivasi sosial

Dalam pendapat lain, faktor lain yang dapat mempengaruhi belajar yakni:
a) Faktor-faktor internal : faktor Jasmaniah (Kesehatan, cacat tubuh), faktor psikologis
(Intelegnsi, minat dan motivasi, perhatian dan bakat, kematangan dan kesipan), faktor
kelelahan (jasmani, rohani)
b) Faktor-faktor eksternal : faktor keluarga ( cara orang tua mendidik, relasi antara
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan gedung dan metode belajar), faktor sekolah
(metode mengajar dan kurikulum, relasi guru dan siswa, disiplin sekolah, alat
pengajaran da waktu sekolah, keadaan gedung dan metode belajar, standar pelajaran),
faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media dan teman bergaul,
bentuk kehidupan masyarakat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain:


1. Cita-cita / aspirasi siswa
Cita-cita merupakan satu kata tertanam dalam jiwa seorang individu. Cita-cita
merupakan angan-angan yang ada di imajinasi seorang individu, dimana cita-cita
tersebut dapat dicapai akan memberikan suatu kemungkinan tersendiri pada individu
tersebut. Adanya cita-cita juga diiringi oleh perkembangan dan pertumbuhan
keperibadian individu yang akan menimbulkan motivasi yang besar untuk meraih cita-
cita atau kegiatan yang diinginkan.
2. Kemampuan siswa
Kemampuan dan kecakapan setiap individu akan memperkuat adanya motivasi.
kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan membaca, memahami sehingga
dorongan yang ada pada diri individu akan makin tinggi.
3. Kondisi siswa dan lingkungan
Kondisis siwa adalah kondisi rohani dan jasmani. Apabila kondisi stabil dan sehat maka
motivasi siswa akan bertambah dan prestasinya akan meningkat. Begitu juga dengan
kondisi lingkungan siswa (keluarga dan masyarakat) mendukung, maka motivasi pasti
ada dan tidak akan menghilang.
4. Unsur dinamis dan pengajaran
Dinamis artinya seorang individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar,
tempat dimana seorang individu akan memperoleh pengalaman.
5. Upaya guru dalam pengajaran siswa
Guru adalah seorang sosok yang dikagumi dan insan yangt mempunyai peranan penting
dalam dunia pendidikan. Seorang guru dituntut untuk profesional dan memiliki
keterampilan.

Salah satu tujuan belajar di kelas agar kita dapat naik ke kelas berikutnya sampai lulus.
Untuk mencapai tujuan tersebut kita perlu usaha. Berharap memperoleh hasil yang
memuaskan adalah idaman setiap orang berusaha. Agar kita memahami usaha-usaha
apakah yang perlu dilakukan, perhatikan hal-hal berikut ini :

Persyaratan akademis, meliputi:


 Hasil ulangan yang diperoleh sudah tuntas/lulus
 Kehadiran disekolah hendaknya sesuai dengan ketentuan.
 Konsentrasi belajar baik di rumah maupun disekolah
 Kesehatan fisik maupun mental yang menunjang kegiatan belajar.
 Kelengkapan catatan pelajaran.
 Mengerjakan tugas (PR) dengan baik

Persyaratan Budi Pekerti, meliputi:


Kelakuan :
 Ketaatan terhadap tata tertib sekolah
 Bersikap santun dan ramah kepada guru/karyawan sekolah
 Menjalin hubungan baik dengan teman sebaya
 Memperhatikan pelajaran
Kerajinan
 Kehadiran dalam kegiatan belajar mengajar
 Kehadiran dalam kegiatan ekstra kurikuler
 Aktif mengikuti kegiatan peringatan hari-hari besar
 Kehadiran dalam kegiatan upacara bendera
 Mengerjakan PR atau tugas-tugas lain dari guru
 Kelengkapan dan kerajinan buku catatan
Kerapian/kebesihan:
 Memakai seragam lengkap sesuai ketentuan
 Memakai pakaian bersih dan rapi
 Rambut disisir rapi, tidak mengenakan pewarna rambut (rambut anak laki-laki pendek)
 Menjaga kebersihan diri dan lingkungannya.
 Buku-buku pelajaran disampul rapi dan bersih
 Membuang sampah ditempatnya

PERTANYAAN WAWANCARA DENGAN SISWA


1. Bagaimana cara belajar kamu?
2. Apakah rutin belajar di luar sekolah?
3. Apa yang memotivasi kamu belajar?
4. Apakah kamu belajar dengan serius untuk mendapatkan nilai yang baik?
5. Apakah kamu berusaha mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik?
6. Apa yang kamu lakukan saat mendapatkan nilai yang kurang memuaskan?
7. Apakah kamu mempelajari materi pelajaran lagi dirumah?
8. Apakah kamu kesulitan dalam mengikuti beberarapa mata pelajaran, kalau iya
mata pelajaran apa?

INSTRUMEN PENILAIAN PROSES

INSTRUMEN
PENILAIAN PROSES
(Mengacu Pada Laporan Pelaksanaan)

HASIL
NO PROSES YANG DINILAI PENGAMATAN KET
YA TIDAK
A Keterlaksanaan program
1. Program layanan terlaksana sesuai dengan RPL
2. Waktu pelaksanaan sesuai dengan RPL
3. Metode yang digunakan variatif dan menarik
4. Menggunakan media layanan BK
5. RPL minimal terdiri dari Tujuan, Materi Layanan, Kegiatan,
Sumber, Bahan dan Alat, Penilaian
B Perolehan Siswa Pasca Layanan
1. Peserta didik memperoleh pemahaman baru
2. Peserta didik mempunyai perasaan positif
3. Peserta didik berkurang masalahnya
4. Peserta didik terentaskan masalahannya
5. Berkembangnya PTSDL
C Perhatian Peserta Didik
1. Peserta didik antusias mengikuti materi layanan BK
2. Peserta didik aktif bertanya
3. Peserta didik aktif menjawab
4. Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan konselor
5. Peserta didik hadir semua
D Kesesuaiaan Program
1. Program disusun sesuai dengan kebutuhan peserta didik
2. Materi layanan sesuaikebutuhan peserta didik
3. Materi layanan sesuai tugas perkembangan peserta didik
4. Materi layanan mengacu pada sumber yang jelas

INSTRUMEN EVALUASI HASIL


a. Coba berikan contoh perilaku yang menunjukan adanya motivasi belajar dan yang tidak
minimal 3
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
b. Apa saja manfaat bagi kita jika motivasi belajar kita tinggi
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai