Anda di halaman 1dari 34

PENGARUH KEGIATAN BERMAIN KARTU ANGKA DALAM

MENGANAL LAMBANG BILANGAN UNTUK


MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK USIA DINI DI
MASA PANNDEMI COVID 19
(Penelitian di RA Ulumul Falah Desa Cimoyan Kecamatan Patia)

SKRIPSI

Diajukan kepada Rumah Tinggi


Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Babunnajah

(STKIP-BABUNNAJAH)
untuk Memenuhi Sebagian
Persyaratan guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

Oleh
Dewi Purnamasari
NIM 201701040015

SEKOLAH TINGGI KEGURUANDAN ILMU PENDIDIKAN


BABUNNAJAH
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya sehingga Tugas Akhir Skripsi dengan judul “Pengaruh Bermain

Kartu Angka dalam Meningkatkan Kemampuan Anak Usia Dini Mengenal

Lambang Bilangan Pada masa Pandemi Covid 19 di Desa Cimoyan Kecamatan

Patia Kabupaten Pandeglang-Banten” dapat tersusun dengan baik dan lancar.

Skripsi ini dibuat sebagai tugas akhir guna memenuhi salah satu

syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Rumah

tinggikeguruan danilmu pendidikan STKIP babunnajah Pada Program

studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini Dengan segala kerendahan hati,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

melengkapi skripsi ini menjadi lebih baik.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penelitian ini tidak lepas


dari bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis dengan segala
kerendahan hati mengucapkan terima kasih

i
E
DAFTASI
Kata Pengantar ..................................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ........................................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................................... 8
A. Bermain Kartu Angka ....................................................................................... 10
1. Bermain Kartu Angka ................................................................................... 11
2. Langkah-langkah Pembelajaran Mengenal Lambang Bilangan ............ 14
B. Anak Usia Dini ................................................................................................... 16
3. Pengertian Anak Usia Dini ............................................................................ 16
2. Karakteristik Anak Usia Dini ........................................................................ 17
3. Kerangka Pikir............................................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................... 22
A. Jenis Penelitian .................................................................................................. 22
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 22
C. Desain Penelitian ............................................................................................... 23
D. Variabel Penelitian ............................................................................................ 23
1. Variabel Bebas ............................................................................................ 23
2. Variabel Terikat........................................................................................... 24
E. Populasi, Sampel, dan Sampling ....................................................................... 24
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 25
1. Observasi ..................................................................................................... 26
3. Dokumentasi ............................................................................................... 26
G. Teknik Analisis Data ......................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 30
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Aspek yang harus dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini

sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

nomor 137 tahun 2013 tentang standar nasional pendidikan anak usia dini yaitu

aspek yang harus dikembangkan pada anak adalah aspek perkembangan moral

dan agama, fisik motorik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional. Salah satu

bidang pengembangan yang paling penting untuk dikembangkan sejak dini

adalah perkembangan motorik anak. Undang-undang Republik Indonesia Nomor

20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)dinyatakan

bahwa anak usia dini ialah anak yang berada pada rentang masa lahirsampai usia 6

tahun. Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk mengembangkan seluruh aspek

perkembangan seperti aspek moral, sosial, emosional, fisik-motorik, dan

intelektual agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Namun dunia pendidikan saat ini tengah mendapatkan pengalaman yang

sangat berharga, proses pendidikan yang biasa yang berpusat di sebuah gedung

bernama rumah, dengan adanya social distancing Covid-19 ini akhirnya

proses belajar berpindah menjadi di dalam rumah-rumah siswa berbasis

koneksi internet atau Saluran Televisi Republik Indonesia (TVRI). peristiwa ini

adalah peristiwa yang sangat langka di tengah wabah Covid-19, proses

pembelajaran siswa setidaknya akan didampingi sepenuhnya oleh orang tua

yang mungkin sebagian besar juga sedang melaksanakan work from home. Di
2

sini suatu momentum muncul ke permukaan, karena orang tua akan bertemu

dengan kewajiban dasarnya kembali sebagai pendidik utama sekaligus

penanggung jawab proses pendidikan dari anak-anaknya. Sebelumnya, untuk

sebagian orang tua yang disibukkan dengan berbagai urusan pekerjaan, banyak

yang memberikan kewenangan kepada rumah seutuhnya sebagai tumpuan

proses pendidikan bagi anak-anaknya. kondisi akibat Covid-19 ini memberikan

kesempatan kepada orang tua untuk membangun kedekatan serta terlibat

langsung dalam pembelajaran anak-anaknya di rumah (Masrul Dkk, 2020: 56).

Covid-19 ini sangat berdampak untuk seluruh sektor di Indonesia, baik

sosial, ekonomi dan bahkan politik semua terkena dampak dari penyebaran

wabah Covid-19 ini, secara sosial ini sangat terlihat perubahan di Indonesia,

mulai dari diliburkan seluruh lembaga pendidikan, pelarangan berkumpul di

tempat umum sehingga himbauan untuk beribadah di rumah. Covid-19

berhasil mengubah perilaku masyarakat khususnya masyarakat Indonesia,

selain himbauan pemerintah, masyarakat juga memiliki kepentingan jika pola

perilaku mereka tidak berubah, beberapa diantara pola perilaku masyarakat

yang akan berubah saat dan pasca wabah Covid-19 selesai, pola hidup sehat,

paska penyebarnya Covid-19 banyak himbauan baik dari pemerintah ataupun

organisasi masyarakat serta lembaga swadaya masyarakat untuk menerapkan

pola hidup sehat seperti memakai masker ketika keluar rumah, sering mencuci

tangan serta memperbanyak minum vitamin. Pada pola pendidikan semenjak

ada himbauan dari kementerian pendidikan dan kebudayaan agar rumah dan

perguruan tinggi menetapkan pembelajaran di rumah selama dua pekan,


3

banyak rumah dan perguruan tinggi yang belum siap sehingga banyak

menggunakan aplikasi media sosial dan juga aplikasi gratis lainnya (Ahmad

Faizin dan David Efendi, 2020: 50).

Dalam hadist di atas dapat disimpulkan bahwa memang untuk

memutuskan mata rantai suatu wabah penyakit menular hendaknya kita tetap

berada pada daerah kita masing-masing. Kita hendaknya menahan diri untuk

tidak bepergian ke suatu daerah yang kita sendiri tidak tahu akan adanya

wabah tersebut di daerah yang akan kita kunjungi. Pemerintah juga

menganjurkan agar di tengah pandemi virus covid-19 ini masyarakat agar

membatasi diri dari kerumunan banyak orang yang bisa menjadikan tempat

menularkan virus covid-19.

Sejak pemerintah menerapkan sosial distance untuk mencegah

penyebaran wabah covid-19, maka terjadi pembatasan pertemuan dengan

jumlah banyak termasuk dalam dunia Pendidikan. Hal ini berdampak pada

kegiatan belajar-mengajar di lembaga pendidikan yang semula tatap muka di

kelas, bergeser menjadi pendidikan jarak jauh (PJJ) dalam jaringan (daring)

dengan system online (Widya Sari, dkk. 2020: 4).

Sejak awal tahun 2020 perubahan drastis dibidang pendidikan mulai

mengalami revolusi. Pembelajaran yang tadinya didominasi oleh

pembelajaran tatap muka harus beralih dengan pembelajaran dalam jaringan

(daring) disemua level pendidikan, termasuk perguruan tinggi. Guna

mencegah penularan corona virus 2019 (Covid-19), kebijakan pendidikan

banyak yang dilahirkan surat edaran yang diterbitkan Mendikbud Nomor 3


4

Tahun 2020 tentang pencegahan Covid-19 pada satuan Pendidikan dan

Nomor 36926/MPK.A/HK/2020 tentang pembelajaran daring, para pendidik

diharapkan menghadirkan proses pembelajaran menyenangkan bagi siswa

(Jeffry Handika dkk, 2020: 1-2).

Pendidikan Anak Usia Dini adalah salah satu upaya pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut.

Dalam pengenalan konsep bilangan dan lambang bilangan kepada anak, dimasa

pandemi ini pembelajaran pada anak tidak boleh terhenti,bagai mana caranya agar

pembelajaran pada anak terus berjaan meskipun di masa pandemi diperlukan cara dan

stimulasi yang tepat dan menyenangkan. Salah satunya adalah melalui kegiatan

bermain di rumah dengan metode yang menyenangkan.

Dari masalah yang dihadapi pada anak Usia dini di Desa Cimoyan Kecamatan

Patia Kabupaten Pandeglang-Banten, maka peneliti mempunyai keinginan untuk

meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan. Peneliti akhirnya memilih

kegiatan yang mampu untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan

anak yaitu melalui kegiatan bermain kartu angka. Melihat paparan di atas, maka

penulis mengambil judul “Pengaruh Bermain Kartu Angka dalam Meningkatkan

Kemampuan Anak Usia Dini Mengenal Lambang Bilangan Pada masa Pandemi Covid

19 di Desa Cimoyan Kecamatan Patia Kabupaten Pandeglang-Banten


5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan masih rendah.


2. Sebagian besar anak masih melakukan kesalahan dalam menyebutkan urutan
bilangan 1-10.
3. Anak masih terbalik dalam menuliskan beberapa lambang bilangan.
4. Anak masih melakukan kesalahan dalam menunjuk lambang bilangan 1-10.

5. Anak masih melakukan kesalahan mengerjakan LKA saat menghubungkan


lambang bilangan dengan benda-benda sampai 10.
C. Pembatasan Masalah

Peneliti membatasi permasalahan bagaimana Pengaruh Kegiatan bermain

Kartu Angka Dalam Mengenal Lambang Bilangan Untuk Meningkatkan

Kemampuan Anak Usia Dini di Masa Pandemi Covid 19 di RA Ulumul Falah

Desa Cimoyan Kecamatan Patia Kabupaten Pandeglang-Banten

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah.

1. Bagaimana Pengaruh Kegiatan bermain Kartu Angka Dalam Mengenal

Lambang Bilangan dapat Meningkatkan Kemampuan Anak Usia Dini di Masa

Pandemi Covid 19 di RA Ulummul Falah Desa Cimoyan Kecamatan Patia

Kabupaten Pandeglang-Banten.

2. Bagaimana hasil dari kegiatan bermain kartu angka pada Anak Usia Dini di

masa pandemi Covid 19 di RA Ulummul Falah Desa Cimoyan Kecamatan


6

Patia Kabupaten Pandeglang-Banten.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan melalui kegiatan

bermain kartu angka pada Anak Usia Dini di masa pandemi Covid 19 di RA

Ulumul Falah Desa Cimoyan Kecamatan Patia Kabupaten Pandeglang-Banten.

2. Mengetahui hasil bermain kartu angka dalam menganal lambang bilangan untuk

meningkatkan kemampuan anak usia dini di masa pandemi covid 19 di RA

Ulumul Falah Desa Cimoyan Kecamatan Patia Kabupaten Pandeglang-Banten.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

a. Siswa

Dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada Anak Usia

Dini di Ra Ulumul Falah Desa Cimoyan Kecamatan Patia Kabupaten

Pandeglang-Banten

dengan kegiatan pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan.

b. Guru

Dapat memperbaiki dan menyempurnakan kekurangan serta mempertahankan

kelebihan yang berkaitan dengan cara guru dalam meningkatkan kemampuan

mengenal lambang bilangan pada anak melalui kegiatan bermain kartu angka

didalam kegiatan belajar mengajar.

c. Kepala Rumah

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran di rumah


7

dalam mengenal lambang bilangan 1-10.

d. Peneliti

Akan memperoleh pengalaman sehingga akan menambah wawasan ilmu

pengetahuan.
8

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Menurut Piaget perkembangan kognitif merupakan suatu proses

genetik yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis

perkembangan sistem syaraf. Dengan demikian semakin bertambah usia

seseorang makin komplekslah sususan syarafnya dan makin meningkat pula

kemampuannya.

Ada beberapa perkembangan kognitif pada tahap usia 5-6 tahun

dan diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Menggunakan Simbol

Anak tidak harus dalam kondisi kontak sensorikmotorik dengan objek,

orang, atau peristiwa untuk memikirkan hal tersebut.

Contoh: anak dapat menggunakan bentuk bebek sebagai perumpamaan

angka dua.

2) Mampu Mengklasifikasikan

Anak mengorganisasi objek, orang, dan peristiwa dalam kategori yang

memiliki makna.Contoh: anak dalam memilih benda dalam kelompok

ukuran “besar dan kecil”

3) Memahami Angka

Anak dapat menghitung dalam bentuk bekerja dengan angka.

Contoh: anak membagi permen dengan teman-teman dan menghitung

permen tersebut untuk memastikan setiap orang untuk mendapatkan

jumlah yang sama.


9

4) Memahami huruf abjad

Anak dapat mengetahui dan memahami tanda-tanda aksara dalam tata

tulis yang merupakan huruf abjad dalam mengembangkan lambang

bunyi bahasa. Contoh: kemampuan anak dalam memahami dapat

dilihat dari kemampuan anak saat memakai huruf sehingga anak

mampu menyebutkan depandarisebuah kata.( Diane E, Human Development,

Psikologi Perkembangan, Jakarta, Kencana, 2010,h.234)

Sedangkan menurut Monk yang dikutip oleh Holis, mengatakan

bahwa kognisi mengandung proses berpikir dan proses mengamati yang

menghasilkan, memperoleh, menyimpan, dan memproduksi pengetahuan, (Jurnal

Pendidikan Universitas Garut, 2016)

Menurut Piaget pada tahap pra operasional ini anak mengenali beberapa

simbol dan tanda termasuk bahasa dan gambar. Penguasaan bahasa anak pada

tahap ini sudah sistematis dan anak mampu melakukan permainan simbolis,

imitasi, serta mampu mengantisipasi apa yang akan terjadi pada waktu

mendatang. Nova Ardy Wiyani, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini, (Yogyakarta:Grava

Media, 2014), h. 62

Mengenalkan angka kepada anak tidak sealu dilakukan dengan

cara membosankan. Anak akan antusias belajar angka dan jumlah jika

mengenalkanya melalaui permainan dan dengan cara menyenangkan.

Susan A. Miller Ed.D., pakar pendidikan anak usia dini dan profesor di

University Of Pennsylvania, AS, menuturkanbahwa mengajarkan konsep

pramatematika dapat menstimulasi anak untuk berpikir logis dan


10

sistematis sejak dini, melalui pengamatan terhadap benda atau gambar

disekitarnya. Didith Pramundya Ambara DKK, Assament Anak Usia Dini, ( Yogyakarta:

Graha Ilmu:2014), hlm 1

Anak memiliki kemampuan berhitung sebelum berusia 3 tahun

bahwa anak mampu menyebutkan urutan bilangan, misalnya satu, dua,

tiga, empat, dan seterusnya. Untuk bisa berhitung anak – anak mamulai

berhitung dari 1 sampai 9 setelah 10 dan seterusnya yaitu bilangan yang

terdiri dari 2 angka, misalnya anak mampu menyebutkan bilangan “

sebelas” bukan menyebutkan “ sepuluh satu” dan sebagainya. ( Skripsi : Universitas

Negerei Intan Lampung: 2016) hal 22

A. Bermain Kartu Angka

Bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan, bersifat

pribadi, berorientasi proses, bersifat fleksibel , dan berefek positif.

Bermain juga dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan demi

kesenangan dan tanpa memperimbangkan hasil akhir. Takdirotun Musfiroh

dan Sri Tatminingsih, Bermain dan Permainan Anak , ( Banten :

Universitas Terbuka, 2017:7) . Walaupun sama-sama mengandung unsur

aktivitas, bermain dibedakan dari bekerja. Bekerja merupakan kegiatan

yang berorientasi pada hasil akhir, sedangkan bermain tidak. Bermain

bagi anak berkaitan dengan peristiwa, situasi, interaksi, dan aksi.

Bermain mengacu pada aktivitas seperti berlaku pura-pura dengan

benda, sosiodrama, dan permainan yang beraturan. Bermain berkaitan

dengan tiga hal, yakni keikutsertaan dalam bekerja dilakukan karena


11

harus. Bermain bekaitan dengan kata “dapat” dan bekerja berkaitan

dengan kata “harus”. Bagi anak-anak, bemain adalah aktivitas yang

dilakukan karena ingin, bukan karena harus memenuhi tujuan atau

keinginanorang lain .

Bermain merupakan kesempatan bagi anak untuk bereksplorasi,

mengadakan penelitian-penelitian, mengadakan percobaan-percobaan

untuk memperoleh pengetahuan. Bermain juga membuka banyak

kesempatan bagi anak yang berkreasi, menemukan serta membentuk dan

membangun saat mereka menggambar, bermain air, bermain dengan tanah

liat atau plastisin dan bermain balok Dari berbagai uraian pendapat diatas

dapat disimpulkan bahwa bermain berbeda dengan bekerja. Didith

Pramunditya Ambara, et. Al. Asesmen Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2014:16) Bermain merupakan aktivitas yang menyenangkan yang

dilakukan karena keinginan anak sendiri, bermain menuntut partisipasi

aktif dari anak, bermain dilakukan secara sendiri atau berkelompok

dengan menggunakan alat maupun tanpa alat. Sementara bekerja

merupakan keharusan karena untuk memenuhi sebuah tujuan.

1. Bermain Kartu Angka

Dalam pengenalan konsep bilangan dan lambang bilangan

kepada anak, diperlukan cara dan stimulasi yang tepat dan

menyenangkan. Bilangan adalah suatu konsep matematika yang

digunakan untukpemecahan dan pengukuran. Bilangan bersifat

abstrak.Sedangkan menurut pandangan matematika bahwa bilangan

itu salah satu unsur yang tidak dapat didefinisikan karena tidak dapat
12

dijelaskan dengan kata – kata, sesuatu yang berhubungan dengan

jumlah atau nilai atau banyak.

Timbulnya konsep tersebut dikarenakan keinginan manusia

untukmengetahui banyaknya benda – benda, baik bend aitu konkret

atau abstrak. Bilangan dapat digunakan dengan tujuan

menggambarkan objek atau kejadian disekitar kita. Bilangan dapat

menyatakan kuantitas, urutan atau nama sesuatu. Anak usia dini 4 –

6 tahun adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan

bilangan dan angka, karena usia tersebut sangat peka

terhadap rangsangan yang diterima dari lingkungan. Rasa ingin tahu

yang tinggi akan tersalurkan apabila mendapatkan stimulus /

rangsangan/ motivasi yang sesuai dengan tugas perkembangnya.

Angka 1 sampai 9 merupakan simbol matematis dari banyaknya

benda. Anak pada mulanya tidak tahu akan hal itu. Oleh karena itu,

anak perlu dilatih agar memahami makna dari angka-angka tersebut

melalui berbagai kegiatan. Komariah, ( Memperkenalkan Bilangan Pada

Anak Usia Dini. Jurnal. Cakrawala Dini, Vol.4 No. 2013) Untuk melengkapi

berbagai kegiatan pengenalan matematika untuk anak TK tersebut

dapat menggunakan alat bermain/peraga maupun APE (Alat

Permainan Edukatif ).

Alat bermain/peraga maupun APE memiliki fungsi yang

banyak dalam rangka proses pembentukan pribadi anak. Alat

bermain/peraga adalah semua benda dan alat, baik yang bergerak


13

maupun yang tidak bergerak, yang dipergunakan untuk menunjang

kelancaran penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar, bermain,

dan bekerja di rumah agar dapat berlangsung dengan teratur,

efektif, dan efisien sehingga tujuan pendidikan TK dapat dicapai.

Sementara APE berkaitan dengan alat permainan untuk anak usia

dini yaitu alat permainan yang dirancang untuk tujuan

meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak usia dini.

Kemampuan matematika bakat yang dimiliki seseorang untuk

mengolah angka, berhitung, serta memiliki logika matematika

yang baik. M.Musrofi. Cara Gampang Menemukan Bisnis Hebat. ( Jakarta:

PT.Gramedia: 2015:16) Pengenalan lambang bilangan pada anak perlu

diberikan sedini mungkin dengan menggunakan cara yang tepat

dan sesuai dengan tahapan perkembangan anak. APE yang

dirancang untuk mengembangkan aspek kognitif dalam

pembelajaran mengenal lambang bilangan melalui kegiatan

bermain kartu angka, ialah kartu angka. Kartu angka ialah kartu

berbentuk persegi bertuliskan angka 1- 10 disertai dengan gambar

benda berwarna-warni dan bervariasi yang jumlahnya sesuai

dengan lambang bilangan tersebut. Dibuat dari bahan kertas

karton/duplek yang berukuran 10 x 5 cm. Tujuannya untuk

mengenalkan lambang bilangan dan belajar menghitung.

Dari berbagai uraian pendapat di atas maka dapat

disimpulkan bahwa bermain kartu angka ialah suatu aktivitas yang


14

menyenangkan, memiliki aturan, dilakukan secara individu atau

berkelompok yang menuntut partisipasi aktif baik secara fisik

maupun psikis dari setiap anak, serta menggunakan alat permainan

edukatif berupa kartu angka yaitu kartu berbentuk persegi

bertuliskan angka 1 sampai 10 disertai gambar benda berwarna

warni dan bervariasi yang jumlahnya sesuai dengan lambang

bilangannya. Bermain kartu angka memilki tujuan untuk

membantu siswa dalam menyebutkan urutan bilangan, mengenal

lambang bilangan, mengenal konsep bilangan dengan benda-

benda, mengenal bentuk, warna, angka, serta melatih daya ingat

anak.

2. Langkah-langkah Pembelajaran Mengenal Lambang Bilangan


melalui
Kegiatan Bermain Kartu Angka dimasa pandemi Covid 19

Kegiatan pembelajaran di desa cimoyan Pada anak Usia Dini

khususnya dalam mengenal lambang bilangan dapat dilakukan

melalui kegiatan bermain kartu angka namun di masa pndemi Covid

19 saat ini sangat beresiko bila anak melakukan pembelajaran tatap

muka di lembaga rumah maka dari itulah perlu peran penting

orangtua dalam melakukan pembelajaran. Dalam permainan ini

kartu angka diletakkan di dalam kotak matematika. Langkah-

langkah dalam pembelajaran mengenal lambang bilangan melalui

kegiatan bermain kartu angka yaitu alat dan bahan yang digunakan

meliputi: kardus, karton dupleks, gunting, lem fox, spidol warna-


15

warni, manik-manik, kancing baju, dan sendok kecil (benda-benda

tersebut dapat diganti dengan benda lain).

Cara membuat kartu angka ialah a) buat kotak dari kardus

berukuran 30 cm persegi dengan tinggi 6 cm dan buatkan tutup

kotaknya dari kardus; b) sekat kotak tersebut menjadi 10 ruang

selebar 10 cm persegi; c) setiap kotak diisi dengan benda yang

berbeda (sembilan benda kecil yang sudah disiapkan); dan d)

gunting karton dupleks selebar 29 cm persegi, sepuluh lembar, dan

tulis lambang bilangan 1 sampai dengan 10.

Langkah kegiatan pembelajaran mengenal lambang bilangan:

 Membilang dengan benda-benda.


 Mengurutkan bilangan dan lambang bilangan dengan menggunakan
kartu-kartubesar yang bertuliskan angka (kartu angka).
 Mengenalkan konsep bilangan dan lambang bilangan dengan benda-
benda,misalnya melalui cara meletakkan kartu angka di lantai,
kemudian anak mengambil satu benda sesuai dengan angka pada kartu
angka.

Pembelajaran mengenal lambang bilangan melalui kegiatan


bermain kartu

angka yang akan dilaksanakan di desa cimoyan Pada anak Usia Dini

kurang lebih sama dengan langkah-langkah di atas. Hanya saja untuk

meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal konsep lambang

bilangan 1-10, maka anak diminta pula untuk menuliskan lambang

bilangan 1-10 pada LKA sesuai dengan kartu angka. Kemampuan

anak untuk mengenal angka memerlukan konsep

berfikir tentang objek, benda, atau kejadian. Anak mulai mengenal


16

symbol ( kata- kata, angka, gerak tubuh, atau gambar) untuk mewakili

benda–benda yang ada di lingkunganya. Karena cara berfikir anak

masihtergantung pada objek konkrit serta tergantung pada rentang

waktukekinian dan tempat dimana ia berada, mereka belum dapat

berfikir secara abstrak sehingga memerlukan symbol yang konkrit

saat guru menanam suatu konsep kepada anak usia dini. Menurut

Takdirotun angka atau bilangan adalah lambang atau

simbol yang merupakan suatu objek yang terdiri dari angka – angka.

Sebagai contoh bilangan 10, dapat ditulis dengan dua buah angka (

double digits) yaitu angka 1 dan 10. Bilangan banyak ditemui dalam

kehidupan sehari – hari. Namun demikian bilangan yang ditemui

anak-anak sebenarnya memiliki arti yang berbeda. Pengembangan

Kecerdasan Majemuk .( Tanggerang : Universitas Terbuka, 2012:45)

B. Anak Usia Dini

3. Pengertian Anak Usia Dini

Pengertian anak usia dini adalah tentang batasan usia

kronologis individu. Terdapat dua pandangan. Ada batasan umur

antara 0-6 tahun. Sehingga pada usia 7 tahun sudah siap

melaksanakan studi pada jenjang berikutnya. Masganti Sit, Psikologi

Perkembangan Anak Usia Dini, ( Depok : Kencana : 2017:16)

Menurut NAEYC (National Associatiob Education

ForYoung Children) bahwa anak usia duni adalah sekelompok

individu yang berada pada rentang usia 0-8 tahun. NAEYC atau

National Assosiation Education for Young Children


17

menyatakan bahwa anak usia dini adalah sekelompok individu

yang berada pada rentang usia antara 0-8 tahun, merupakan

kelompok manusia yang berada dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan. Hal ini mengisyaratkan bahwa anak usia dini

adalah individu unik di mana ia memiliki pola pertumbuhan dan

perkembangan dalam aspek fisik, kognitif, sosio-emosional,

kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan

tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut. Didith Pramundya

Ambara DKK, Assament Anak Usia Dini, ( Yogyakarta: Graha Ilmu:

2014:1)

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa anak usia

dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun yang sedang dalam tahap

pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun mental.

Tetapi, di Indonesia anak usia dini berada pada rentang usia lahir

sampai enam tahun.

2. Karakteristik Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang

pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan

suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga

usia enam tahunyang dilakukan dengan pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiaapn dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada jalur formal, non

formal dan informal. Rita Izzati,dkk. Perkembangan Peserta Didik, (


18

Yogyakarta: UNY Press: 2008)

Pada umumnya anak masih bersifat egosentrik, ia melihat dan


memahami

sesuatu dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri. Pada fase

praoperasional (2-7 tahun) pola berpikir anak bersifat egosentrik dan

simbolik. Menurut persepsi anak, dunia ini dipenuhi dengan hal-hal

yang menarik dan menakjubkan. Anak senang diterima dan berada

dengan teman sebayanya. Melalui interaksi sosial anak akan

membangun konsep diri. Anak merupakan individu yang unik dimana

masing-masing memiliki bawaan, minat, kapabilitas, dan latar

belakang kehidupan yang berbeda satu sama lain. Anak senang dengan

hal-hal yang bersifat imajinatif, sehingga pada umumnya ia kaya

dengan fantasi. Anak umumnya sulit untuk berkonsentrasi pada suatu

kegiatan dalam jangka waktu yang lama. Ia selalu cepat mengalihkan

perhatian pada kegiatan lain, kecuali memang kegiatan tersebut selain

menyenangkan juga bervariasi dan tidak membosankan. Masa anak usia

dini disebut sebagai masa golden age atau magic years. Pada periode

ini hampir seluruh potensi anak mengalami masa peka untuk tumbuh

dan berkembang secara hebat dan cepat. Oleh karena itu, pada masa ini

anak sangat membutuhkan stimulasi dan rangsangan dari

lingkungannya.
19

3. Kerangka Pikir

Perkembangan kognitif merupakan salah satu perkembangan

yang penting bagi anak usia dini dan harus distimulasi sejak dini.

Tingkat pencapaian perkembangan anak usia 4-5 tahun dalam

perkembangan kognitif di antaranya: mengetahui konsep banyak dan

sedikit, membilang banyak benda satu sampai sepuluh, mengenal

konsep bilangan, dan mengenal lambang bilangan. Kemampuan

mengenal lambang bilangan merupakan salah satu kegiatan

pembelajaran yang dapat mengembangkan aspek perkembangan

kognitif pada anak desa cimoyan Pada anak Usia Dini . Kemampuan

mengenal lambang bilangan sangat penting dikuasai oleh anak karena

akan menjadi dasar bagi penguasaan konsep matematika di jenjang

pendidikan selanjutnya.

Pembelajaran yang dilaksanakan di desa cimoyan Pada anak

Usia Dini , sebagian besar kegiatannya menggunakan LKA, buku tulis,

dan papan tulis. Hal tersebut membuat anak mudah bosan, sehingga

sebagian besar anak menjadi tidak fokus dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran. Selain itu masih terbatas dan kurang bervariasinya

dalam penggunaan media pembelajaran, mengakibatkan kemampuan

mengenal lambang bilangan pada anak usia di Desa Cimoyan

Kecamatan Patia masih rendah.

Kegiatan pembelajaran mengenal lambang bilangan 1-10 pada

anak sebaiknya dengan menggunakan metode serta media yang


20

membuat anak tertarik untuk mengikuti kegiatan tersebut. Guru perlu

menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan

bagi anak dalam mengenalkan lambang bilangan 1-10 meskipun

dengan belajar di rumah namun guru memberikan instruksi kepada

orangtua melalui media sosial Watsapp, facebook atau berupa media

pembelajaran yang di kirim melalui aplikasi media sosial . Kegiatan

tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan bermain di rumah melalui

permainan yaitu melalui kegiatan bermain kartu angka yang dilakukan

oleh orang tua melalui instruksi yang diberikan guru. Bermain kartu

angka merupakan aktivitas yang menyenangkan, menuntut partisipasi

aktif dari setiap anak, memiliki aturan, dapat dilakukan secara individu

atau bersama keluarga di rumah yang menggunakan alat permainan

edukatif berupa kartu angka yaitu kartu berbentuk persegi bertuliskan

angka 1-10 disertai dengan gambar benda yang bervariasi dan

berwarna-warni. Melalui kegiatan bermain sambil belajar yang menarik

dan menyenangkan, maka dalam mengenalkan lambang bilangan yang

bersifat abstrak akan lebih mudah dipahami oleh anak.

4. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang dianggap dapat dijadikan

jawaban dari suatu permasalahan yang timbul. Berdasarkan permasalahan dan

teori yang telah dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis bahwa

Bermain Kartu Angka berpengaruh dalam Meningkatkan Kemampuan

Anak Usia Dini Mengenal Lambang Bilangan Pada masa Pandemi Covid
21

19 di Desa Cimoyan Kecamatan Patia Kabupaten Pandeglang-Banten


22

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Metode penelitian

eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari

pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan. Sugiyono. Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). (Bandung: Alfabeta, 2010)

Metode eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif, dan

memiliki ciri khas tersendiri terutama dengan adanya kelompok kontrol.

Dalam bidang sains, penelitian-penelitian dapat menggunakan desain

eksperimen karena variabel-variabel dapat dipilih dan variabel-variabel lain

yang dapat mempengaruhi proses eksperimen itu dapat dikontrol secara ketat.

Sehingga dalam metode ini, peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel,

mengontrol variabel lain yang relevan, dan mengobservasi pengaruhnya

terhadap variabel terikat. Manipulasi variabel bebas inilah yang merupakan

salah satu karakteristik yang membedakan penelitian eksperimental dari

penelitian-penelitian lain.( Sugiyono. Metode Penelitian ,)

Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud untuk mengetahui apakah ada

perbedaan pengaruh permainan playdough terhadap kreativitas anak.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di RA al ulumul Falah Desa Cimoyan

Kecamatan patia, Kabupaten Pandeglang-Banten Waktu pelaksanaan

25
23

penelitian di laksanakan padasemester ganjil tahun pelajaran 2020/2021

C. Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian, terdapat desain penelitian sesuai dengan apa yang

akan diteliti. Desain penelitian adalah rencana, kerangka untuk

mengkonseptua-lisasikan struktur relasi variabel-variabel suatu kajian

penelitian. Penelitian ini menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group

Design. Dalam desain ini terdapat empat kelompok yang dipilih secara

random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah

perbedaan antara dua kelompok yang dibandingkan. Hasil pretest yang baik

jika nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh

perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3) – (O6 – O5), dan untuk (O8 – O7)

adalah tanpa perlakuan (variabel control adalah pembelajaran konvensional).

Desain penelitian tersebut menurut Sugiyono digambarkan sebagai berikut:

Sugiyono. Metode Penelitian, h. 112

RO1 X1 O2
RO3 X2 O4
RO5 X3 O6
RO7 X4 O8

D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas

“Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya/timbulnya variabel dependen (terikat)”.39

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas yaitu permainan

plaudough kelas eksperimen sebagai X1 dan kelas kontrol sebagai X2.


24

2. Variabel Terikat

“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas”.40 Dalam penelitian ini

variabel terikatnya adalah kreativitas siswa (Y).

Kelas Eksperimen X1

Kreativitas Anak
Y

Kelas Kontrol X2

E. Populasi, Sampel, dan Sampling

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek-objek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Sugiyono.

Metode Penelitian, h. (208 40 Sugiyono. Metode Penelitian )Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas di RA Al ulummul falah

yang berjumlah 30 siswa.

2. Sampel

“Sampel adalah sebagian dari populasi”. Sampel dalam penelitian ini

diambil 10% dari jumlah populasi :

“apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah

subjeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih”.
25

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti mengambil sampel

eksperimen sebanyak 22 orang siswa, dikarenakan objek penelitian

berjumlah di bawah 100, berdasarkan teori di atas jika jumlah sampel

berjumlah di bawah 100, maka sampel yang dipakai adalah seluruhnya.

Maka sampling pada penelitian eksperimen ini berjumlah 22 siswa, kelas

B1 = 11 siswa dan kelas B2 = 11 siswa.

3. Teknik Pengambilan Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik multiple stage sample. Sampel ditarik dari kelompok

populasi, tetapi tidak semua anggota kelompok populasi menjadi anggota

sampel. Caranya bisa dengan equal probability ataupun dengan

proportional probability. Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (

Bandung:Remaja Rosdakarya, 2014)

Pada equal probability, maka dari tiap kelompok populasi kita pilih

sejumlah anggota tertentu untuk dimasukkan dalam sampel dan tiap

anggota kelompok tersebut mempunyai probabilitas yang sama untuk

dimasukkan ke dalam sampel. Pada proportional probability, maka tiap

anggota kelompok mempunyai probabilitas yang sebanding dengan besar

relatif dari kelompok-kelompok yang dimasukkan dalam subsampel.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

observasi, dokumentasi :
26

1. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses

yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara

yang penting adalah proses pengamatan dan ingatan.

2. Check List

Check List dilakukan dengan cara melakukan pengamatan

langsung ke tempat penelitian menggunakan daftar check list ( √ ) pada

kolom yang sesuai ketentuannya yaitu: berkembang sangat baik diberi skor

4, berkembang sesuai harapa diberi skor 3, mulai berkembang diberi skor

2, belum berkembang diberi skor 1.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk (1) memperoleh data tentang

profil rumah RA Al ulummul falah, (2) memperoleh data tentang nama-

nama siswa yang akan menjadi sampel penelitian, dan (3) mendapatkan

data tentang nilai tes siswa.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Instrumen
Penilaian yang sudah dibuat harus diujicoba untuk mengetahui soal

tersebut layak untuk diujikan, ciri-ciri tes yang baik harus memenuhi

persyaratan: (1) validitas/kesahihan, (2) reliabilitas/ keandalan, (3)

objektivitas/ketetapan pada penskoran, (4) praktikabilitas /praktis(5)

ekonomis. Uji coba tes dilakukan pada subjek di luar sampel tetapi

mempunyai ketegori yang sepadan dengan sampel penelitian. Hasil dari uji

coba kemudian dianalisis dan untuk mengukur kreativitas .


27

2. Analisis Data

a) Uji Prasyarat Analisis Data

Pada penelitian, sebelum sampel diberikan perlakuan, perlu

dianalisis dahulu melalui uji normalitas dan homogenitas sehingga

penelitian benar-benar berangkat dari awal yang sama.

b) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menentukan statistik yang akan

digunakan dalam mengolah data. Data yang akan diuji normalitasnya

adalah data nilai post-test siswa kelas A1,B2 RA Al ulummul falah Uji

normalitas data pada penelitian ini menggunakan uji Chi-Kuadrat

(X2). Rumus yang digunakan adalah: Sudjana Nana. Penilaian Hasil

Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006)

(Oi - Ei)
X2 = i 1

Keterangan :

X2 = Chi-Kuadrat
Oi = Frekuensi pengamatan
Ei = Frekuensi yang diharapkan

Jika X2 < X2tabel, maka data berdistribusi normal sehingga dapat digunakan

statistik parametris dalam menganalisis data.


28
c) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kelompok data yang diperoleh

mempunyai varian homogen atau tidak. Pengujian homogenitas varian terlebih dahulu

dilakukan dengan uji F dengan rumus sebagai berikut :

Varian terbesar
F=
Varian terkecil
uk

“Jika harga F hitung lebih kecil dari kesalahan 5%

dan 1% ( Fh < Ft(5%) < Ft(1%) ), maka data yang akan dianalisis homogenuntuk tingkat

kesalahan 1% maupun 5%”.

d) Uji Analisis Data dan Kriteria Pengujian

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik satu jalur. Analisis ini

dapat disajikan dalam tabel :

SumberVariasi Dk Jumlah Kuadrat MK Fh Ftab Keputus an

Total N–1 JKtot -


Fh>Ftab

Antar MKant Lih at tabel


m–1 JKant MKant
Kelompok untuk 5%
dan 1%
Dalam N-m Mkdal
Kelompok MKdal Ha diterima
Jkdal
dengan :

N = jumlah seluruh anggota sampel


m = jumlah kelompok sampel

Jika harga Fh lebih kecil dari harga Ft baik untuk

kesalahan 1% maupun 5%, maka Ha ditolak (tidak ada

perbedaan). Sebaliknya jika Fh lebih besar dari harga Ft

baik untuk kesalahan 1% maupun 5%, maka Ha diterima

(terdapat perbedaan).
29

Apabila hasil pengujian menunjukkan adanya

perbedaan yang signifikan, maka perlu dilanjutkan dengan

uji perbedaan antara X1 dengan X2, X1 dengan X3, dan X2

dengan X3 menggunakan uji t dengan rumus : Sugiyono.

Metode Penelitian,

X1 - X 2
t=
(n -1) S  (n -1)S 2  1
2
1 
1 1 2 2

n1  n 2  2  n1 n 2 

X1 dengan X3

X1 - X 3
t=
(n -1) S 2  (n -1)S 2  1 1 
1 1 3 3

n1  n 3  2  n1 n3 

X2 dengan X3

X 2 - X3
t=
(n -1) S 2  (n -1)S 2  1 1 
2 2 3 3

n 2  n3  2  n2 n3 

Selanjutnya t hitung tersebut dibandingkan dengan t tabel (dk = n1 +

n2 – 2, taraf kesalahan 5%). Jika th lebih kecil atau sama dengan tt, maka Ha

ditolak (tidak ada perbedaan). Jika th jauh lebih besar dari tt, maka Ha diterima

(dengan taraf signifikansi perbedaan tinggi). Jika t h lebih besar dari tt, tetapi

tidak terpaut jauh, maka Ha diterima (dengan taraf signifikansi perbedaan

rendah).
DAFTAR PUSTAKA

Alfiyatul Jannah Lily. 2013. Kesalahan-Kesalahan Guru Paud Yang Sering


Dianggap Sepele. Jogjaka rta: DIVA Press.

Djaali. 2013. Psikologi Pendidikan Jakarta: Bumi Aksara

Mutiah Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group

Novan Ardy Wiyani, 2016. Konsep Dasar PAUD. Yogyakarta: PT. Gava Media

Rachmawati Yeni dan Kurniati Euis. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas


Pada Anak. Jakarta: PT. Kencana Prenada Group

Sanjaya, Wina. 2015. Penelitian Pendidikan, Jakarta: Prenada Media Group

Skripsi Ketut Lestariani, dengan judul Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui


Media Permainan Playdough Untuk Meningkatkan Kreativitas. Jurusan
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan
Ganesha Singaraja, Indonesia.
Suyadi. 2014. Teori Pembelajaran Anak Usia Dini Dalam
Kajian Neurosains, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Susanto Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta:


Kencana Media Group

Wilda Maria. Terapi Bermain Anak 3-5 tahun. (sumber:


(http://wildamaria.blogspot.com diunggah pada
05/07/2021 pukul 21.00 Wib, dan diakses pada
15/04/2021 pukul 19.35 Wib)

Yus Anita. 2011. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman


Kanak-Kanak.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Anda mungkin juga menyukai