Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TAFSIR (KPI) I

TAFSIR SURAH AN-NAHL AYAT 125

Dosen Pengampu :

Muhammad Mabrur M.Ag

Penyusun :

Kelompok 10

1. Nahdiyati (200104010221)

2. Diah Wulandari (200104010032)

3. Rabiatul Adawiyah (200104010099)

KELAS 20B2

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI BANJARMASIN

i
2021

Kata Pengantar

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT hingga saat ini masih memberikan nafas
kehidupan dan anugerah akal, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini
dengan judul “TAFSIR SURAH AN-NAHL AYAT 125” tepat pada waktunya. Makalah
sederhana ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Tafsir (KPI) I .

Penyusun mengucapkan Terimakasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah ikut
membantu hingga dapat disusunnya makalah ini. dan penyusun berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi diri kami sendiri dan khususnya pembaca pada umumnya.

Akhirnya, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan. Dengan segala
kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan dari
para pembaca guna peningkatan kualitas makalah ini dan makalah-makalah lainnya pada waktu
mendatang.

Barabai, 19 Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................................... 2

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Teks Dan Terjemahan Surah An-Nahl Ayat 125 ................................................................ 3

B. Makna Kosa Kata Surah An-Nahl Ayat 125........................................................................ 3

C. Kata Kunci Surah An-Nahl Ayat 125................................................................................... 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...........................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tafsir adalah salah satu upaya dalam memahami, menerangkan maksud, mengetahui
kandungan ayat-ayat Al-Qur’an. Upaya ini telah dilakukan sejak masa Rasulullah SAW,
sebagai utusan-Nya yang ditugaskan agar menyampaikan ayat-ayat tersebut sekaligus
menandainya sebagai mufassir awwal (penafsir pertama). Sepeninggalan nabi hingga saat ini,
tafsir telah mengalami banyak perkembangan yang sangat bervariatif dengan tidak melepas
kategori masanya. Dan tak lepas keanekaragaman secara metode (manhaj thariqah), corak
(laun’) maupun pendekatan-pendekatan (alwan) yang digunakan merupakan hal yang tidak
dapat dihindari dalam sebuah karya tafsir hasil manusia yang tak pernah sempurna.1

B. Rumusan Masalah
a. Apa makna yang terkandung dalam surah An-Nahl ayat 125?
b. Apa saja kata kunci yang terdapat dalam surah An-Nahl ayat 124?

1
Bahary, Ansor “Tafsir Nusantara Studi Kritis Terhadap marah Labid Nawawi alBantani 2015, hlm.176.

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teks Dan Terjemahan Surah An-Nahl Ayat 125


َ َ‫سنَ ِة ْو ِعظَ ِة َوا ْل َمبِا ْل ِح ْك َم ِة َربِّك‬
‫سبِي ِل إِلَى ا ْد ُع‬ َ ‫ب َو َجا ِد ْل ُه ْم ا ْل َح‬ َ ‫ب ُم أَ ْعلَ ُه َو َربَّ َك إِنَّ أَ ْح‬
ِ ‫سنُ ِه َي الَّتِي‬ ِ ‫ض َّل َم ْن‬ َ
(125) ْ‫سبِيلِ ِه عَن‬ َ ‫ا ْل ُم ْهتَ ِدينَبِأ َ ْعلَ ُم َو ُه َو‬
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orangorang yang mendapat petunjuk”(Q.S An-Nahl: 125)2

B. Makna Kosa Kata Surah An-Nahl Ayat 125


Ud’u berasal dari kata (da’aa – yad’uu - da’watan) yang artinya menyeru, memanggil,
mengajak, menjamu. (Da’aaila) artinya mengajak (kepada). (Daa’in) yang mengajak.3
Maksud dari kata ini adalah ajakan atau seruan yang diperintahkan kepada Nabi Muhammad
SAW. (Da’watun) seruan, ajakan, panggilan. Dari Allah SWT. untuk mengajak umat
manusia kejalan yang ditunjukan oleh Allah SWT., yakni ajaran Islam.
Ilaa Sabiili Robbika berasal dari kata (sabiilun jamak subul) yang berarti jalan raya.
(Sabiilullahi) perjuangan, menuntut ilmu, kebaikan-kebaikan yang disuruh Allah. (Robbun)
berasal dari kata (robba-yarubbu-robbaan) yang berarti mengasuh, memimpin. (Arbaaba
robbu) Tuhan, tuan, yang punya. (Robbul ‘Aalamiina) Tuhan (pendidik) seluruh alam.4 Jadi
yang dimaksud kalimat Ilaa Sabiili Robbika disini ialah kembali kejalan Allah SWT. Yakni
kembali ke agama Allah SWT. sebagaimana yang diserukan oleh Nabi Muhammad SAW.
Dalam bukunya Quraisy Syihab dikatakan:

2
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya..., h. 421
3
Mahmud Yunus, kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1990), h. 127, Bab ‫د‬
4
Ibid., h. 162 & 136, bab ‫ر & س‬

v
Nabi Mumahammad saw. yang diperintahkan untuk mengikuti Nabi Ibrahim
as. sebagaimana terbaca pada ayat yang lalu, kini diperintahkan lagi untuk
mengajak siapa pun agar mengikuti pula prinsip-prinsip ajaran Bapak para Nabi
dan Pengundang Tauhid itu. Ayat ini menyatakan: Wahai Nabi Muhammad,
serulah, yakni lanjutkan usahamu untuk menyeruu semua yang engkau sanggup
seru kepada jalan yang ditunjukkan Tuhanmu, yakni ajaran Islam.
Bil Hikmati berasal dari kata (hakama – yahkumu - hukman) yang berarti memerintah,
menghukum. (Hikmatu-Hikamun) mengetahui yang benar, kata hikmah.5 Yang dimaksud
dengan kata hikmah disini adalah sebagai sesuatu yang apabila digunakan akan
mendatangkan kemudahan dan keselamatan, serta mengalangi terjadinya mudharat atau
kesulitan yang besar.
Wal Mau’idhotil Hasanati berasal dari kata (Wa’azho – Ya’izhu – Wa’zhon – ‘Izhotan)
yang artinya menasihati, mengajarinya. (Itti’azho) menerima nasihat, pengajaran. (Wa’zhon)
khutbah, nasihat, ucapan. (‘Izhotan – ‘Izhota) perkataan nasihat, pengajaran (Waa’izho –
Wu’azho) yang memberi nasihat (Mau’izhotan – Mawaa’izho) pengajaran, nasihat.
(Alhasanah) berasal dari kata (Hasuna-Yahsunu-Husnan) yang berarti baik, bagus.
(Hassanan – Ahsana) membaguskan (hasanun-hasan) yang baik, yang cantik hasanatan-
hasanat perbuatan yang baik, kebaikan.6
Wajaadilhum berasal dari kata (Jaadala – Mujaadalatan – Jidaalaan) yang berarti
berbantah, berdebat (Jidaalun) perbantahan, perdebatan.7
Ahsan verasal dari kata (Hasuna – Yahsunu – Husnan) yang baik, yang cantik (Hasanat)
perbuatan yang baik, kebaikan (Ahsanu-Ihaasin) husna yang lebih bagus.8

C. Kata Kunci Surah An-Nahl Ayat 124


1. Bil Hikmah
Ud'u ilā sabīli rabbika bil-ḥikmati
“Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah”

5
Ibid., h. 106-107, bab ‫ح‬
6
Ibid., h. 502 & 103, bab ‫ح & و‬
7
Ibid., h. 85, bab ‫ج‬
8
Ibid., h. 103, bab ‫ح‬

vi
Ayat di atas mengandung makna perintah, dengan adanya kata ‫ ادع‬Allah
memerintahkan untuk menyeru kepada manusia kepada jalan yang benar dengan cara
hikmah. Oleh karena mengandung pengertian perintah. Maka lafadz itu memberi
pengertian keharusan (wajib). Dengan demikian perintah ini menjadi wajib untuk
dilaksanakan yaitu: mengajak manusia dengan jalan hikmah.
Berdasarkan penafsiran para mufasir, hikmah mengandung makna sebagai berikut:
Perkataan yang kuat disertai dalil yang menjelaskan kebenaran dan menghilangkan
kesalahpahaman. Pengetahuan tentang rahasia dan faedah segala sesuatu. Dengan
pengetahuan sesuatu itu dapat diyakini keadaannya/pengetahuan itu memberi manfaat.
Perkataan yang tepat dan benar yang menjadi dalil (argumen) untuk menjelaskan mana
yang hak dan mana yang bathil. Mengetahui hukum-hukum Al-Qur'an, paham AlQur'an,
paham agama, takut kepada Allah, benar perkataan dan perbuatan. Tutur kata yang
mempengaruhi jiwa. Akal budi yang mulia, dada yang lapang dan hati yang bersih.
Menarik perhatian orang kepada agama (kepercayaan terhadap Tuhan). Perkataan yang
tegas dan benar.
2. Al-Mau'izhoh al-hasaah / pelajaran yang baik
Huruf "wawu" (‫( و‬pada kalimat di atas adalah huruf athaf, yang menghubungkan
dengan kalimat sesudahnya. Dengan demikian cara kedua dalam menyeru manusia
kepada jalan yang benar adalah dengan cara al-mau'izhoh al-hasanah.Dalam tafsiran para
mufasir bahwa ‫ الحسنةُالموعظة‬mengandung arti sebagai berikut:
 Pelajaran dan peringatan. Dalil-dalil yang bersifat dzanni yang dapat memberi
kepuasan kepada orang awam. Pendidikan dengan bahasa yang lemah lembut
sehingga memberikan ketentraman.Pendidikan yang baik yang disambut oleh akal
yang sejahtera dan diterima oleh tabi'at manusia yang benar.
 Nasehat yang baik. Berdasarkan dari beberapa tafsir, al-mau'izhoh hasanah
mengandung arti pendidikan/nasihat (baik pelajaran atau peringatan), dengan cara
lemah lembut sehingga dapat diterima dan menimbulkan ketenangan dan ketentraman
jiwa bukan kecemasan, gelisah atau ketakutan".al-mau'izhoh hasanah adalah bentuk
pendidikan dengan memberikan nasehat dan peringatan baik dan benar, perkataan
yang lemah lembut, penuh dengan keikhlasan, menyentuh hati sanubari,

vii
menentramkan dan menggetarkan jiwa peserta didik untuk terdorong melakukan
aktivitas dengan baik.

3. Mujadilhum Bi al-lati Hiya Ahsan / bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.
Implementasi metode dari ayat di atas adalah, bahwa Allah SWT memerintahkan
bermujadalah hanya dengan cara yang terbaik, sehingga salah satu cara dalam menyeru
manusia kepada kebenaran. Berdasarkan penafsiran para mufassir, dapat diketahui bahwa
mujadalah bi al-lati hiya ahsan, mengandung arti sebagai berikut: Pertama, Bantahan
yang lebih baik, dengan memberi manfaat, bersikap lemah lembut, perkataan yang baik,
bersikap tenang dan hati-hati, menahan amarah serta lapang dada. Kedua, Percakapan dan
perdebatan untuk memuaskan penantang. Perdebatan yang baik, yaitu membawa mereka
berpikir untuk menemukan kebenaran, menciptakan suasana yang nyaman dan santai
serta saling menghormati Perbantahan atau pertukaran pikiran dengan baik yaitu tidak
menyakiti hati dan menggunakan akal yang sehat.

viii
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Makna dari surah An-Nahl ini adalah bahwa Allah memerintahkan Rasulullah untuk
berdakwah kepada manusia untuk kejalan Allah yaitu syariat Islam, dengan cara hikmah,
pelajaran yang baik, Perdebatan yang baik, yaitu membawa mereka berpikir untuk
menemukan kebenaran.

DAFTAR PUSTAKA

Fannani, Zain 2014. “TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN TENTANG METODE
PEMBELAJARAN)”. Skripsi. Jakarta: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH

Somantri, Agus. “IMPLEMENTASI AL-QUR’AN SURAT AN-NAHL AYAT 125 SEBAGAI


METODE PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Analisis al-Quran Surah An-Nahl
Ayat 125)”. Jurnal Pendidikan Pascasarjana Magister PAI, Vol. 2 No. 1.

ix

Anda mungkin juga menyukai