Sesi 09 – Pentingnya Gizi Untuk Ibu Menyusui Dan Balita
Pentingnya Gizi untuk Ibu Menyusui dan Balita
Masalah gizi seringkali muncul karena masyarakat memiliki pengetahuan,
kepercayaan, nilai atau norma yang kurang memadai. Permasalahan gizi sering dijumpai pada masyarakat ekonomi rendah atau keluarga miskin, yang sering banyak kita lihat kekurangan gizi adalah ibu yang sedang hamil dan menyusui balita .
Ibu hamil harus mengkonsumsi makanan lebih banyak karena harus
memenuhi kebutuhan zat gizi untuk dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin/bayinya. Meskipun ibu hamil membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan dengan keadaan tidak hamil, tetapi konsumsi pangannya tetap beraneka ragam dan seimbang dalam jumlah dan proporsinya. Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi oleh ibunya dan dari simpanan zat gizi yang berada di dalam tubuh ibunya. Selama hamil seorang ibu harus menambah jumlah dan jenis makanan yang dimakan untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan bayi dan kebutuhan ibu yang sedang mengandung bayinya. Bila makanan ibu sehari-hari tidak cukup mengandung zat gizi yang dibutuhkan, maka janin atau bayi akan mengambil persediaan yang ada didalam tubuh ibunya, seperti sel lemak ibu sebagai sumber kalori; zat besi dari simpanan di dalam tubuh ibu sebagai sumber zat besi janin/bayi. Demikian juga beberapa zat gizi tertentu tidak disimpan di dalam tubuh seperti vitamin C dan vitamin B yang banyak terdapat di dalam sayuran dan buah-buahan. Sehubungan dengan hal itu, ibu hamil harus mempunyai status gizi yang baik dan mengkonsumsi makanan yang beranekaragam baik proporsi maupun jumlahnya. Kenyataannya di Indonesia masih banyak ibu-ibu yang saat hamil mempunyai status gizi kurang, misalnya kurus dan menderita anemia. Hal ini dapat disebabkan karena asupan makanannya selama kehamilan tidak mencukupi untuk kebutuhan dirinya sendiri dan bayinya. Selain itu kondisi ini dapat diperburuk oleh beban kerja ibu hamil yang biasanya sama atau lebih berat dibandingkan dengan sebelum hamil. Akibatnya, bayi tidak mendapatkan zat gizi yang dibutuhkan, sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya. Sedangkan Ibu memyusui memerlukan energi dan gizi yang lebih besar dari pada yang tidak menyusui. Energi dan gizi ini digunakan untuk memenuhi produksi ASI dan aktifitas ibu menyusui itu sendiri. Pemenuhan gizi yang baik bagi ibu menyusui akan berpengaruh kepada status gizi ibu menyusui dan juga bagi tumbuh kembang bayinya. Menyusui selain bermanfaat memberikan zat-zat gizi yang dibutuhkan bayi juga bermanfaat bagi ibunya juga. Ibu menyusui memerlukan jumlah dan mutu makanan yang dikonsumsi harus lebih baik. Makanan yang di konsumsi ibu menyusui harus memenuhi kebutuhan zat gizi makro maupun mikro. Dengan konsumsi makanan yang seimbang dan beraneka ragam maka dapat mencegah masalah gizi pada ibu menyusui. Masalah gizi pada ibu menyusui sangat berakibat buruk pada kesehatan ibu dan bayi yang disusuinya. Ganguan kesehatan pada ibu menyusui meliputi anemia zat gizi, KEP, buta senja, dan osteoporosis.
Ibu hamil sebaiknya menghindari rokok dan alkohol. Konsumsi alkohol
menyebabkan retardasi pertumbuhan janin dan kecacatan. Merokok mengakibatkan bayi dapat terlahir dengan berat badan rendah. Penting pula untuk tidak mengonsumsi obat-obatan tanpa petunjuk dokter, karena obat-obatan tertentu dapat menuju peredaran darah bayi melalui plasenta. Hal tersebut menyebabkan gangguan pertumbuhan, perkembangan saraf, gangguan belajar, bahkan dapat menyebabkan kematian janin. Selain sumber makanan dari hewan dan non hewani, peningkatan kebutuhan akan mikro nutrient selama kehamilan menyebabkan konsumsi suplemen vitamin dan mineral terkadang diperlukan untuk mencapai nutrisi yang mencukupi kebutuhan ibu hamil. Sumber terbaik untuk mendapatkan semua nutrisi saat hamil adalah melalui konsumsi makanan keseharian. Namun, jikalau dirasakan kurang, suplementasi dapat diberikan. Sebelum mengonsumsi suplemen, ada baiknya ibu hamil berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter. Konsumsi suplemen sebaiknya bersama dengan air putih maupun jus buah. Konsumsi suplemen dengan susu, teh, atau kopi, dapat mengganggu penyerapan suplemen dalam tubuh.