Anda di halaman 1dari 26

PAPER UPAYA MEMPERKUAT POSISI KEUANGAN PERUSAHAAN DALAM

MASA PANDEMI COVID 19 DI INDONESIA


Studi Kasus PT HERO SUPERMARKET TBK (GIANT)
Ditujukan untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah
MANAJEMEN KEUANGAN

Dosen Pengampu:
Dr. H. Edyanus Herman Halim, SE,MS

Disusun Oleh :
UTARI ESA NANDA
2010241673

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan pada Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah kami
memuji dan hanya kepada-Nya lah kami memohon pertolongan. Tidak lupa shalawat serta
salam kami haturkan pada junjungan nabi agung kita, Nabi Muhammad SAW. Risalah
beliau lah yang bermanfaat bagi kita semua sebagai petunjuk menjalani kehidupan.
Dengan pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan tinjauan kasus yang
berjudul “Upaya Memperkuat Posisi Keuangan Perusahaan dalam Masa Pandemi Covid 19
di Indonesia (Studi Kasus PT Hero Supermarket Tbk / GIANT)”. Ini disusun sebagai
pemenuhan tugas ujian akhir semester mata kuliah Manajemen Keuangan.
Adapun mungkin kesalahan teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan tinjauan kasus ini. Sesungguhnya tiadalah yang
sempurna, melainkan Allah Ta’ala semata.
Dalam penulisan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan tinjauan kasus ini,
khususnya kepada Dosen saya, Bapak Dr. H. Edyanus Herman Halim, SE, MS. yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Semoga tinjauan kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Aamiin ya rabbal
‘alamin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pekanbaru, 29 Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................5
1.3 Tujuan............................................................................................................................5
BAB II....................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................6
2.1 Keberlanjutan Usaha.....................................................................................................6
2.2 Laporan Keuangan berkualitas di Masa Pandemi covid 19..........................................7
2.3 Posisi laporan Keuangan di Masa pandemi Covid 19...................................................8
2.4 Kondisi Keuangan Hero Supermarket (Tbk)/Giant di Masa Pandemi........................12
2.5 Permasalahan terhadap Keuangan Hero Supermarket Tbk.........................................16
2.6 Upaya Memperkuat Posisi Keuangan Perusahaan dalam masa Pandemi Covid 19.. .17
BAB III.................................................................................................................................20
KESIMPULAN....................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................20
3.2 Saran......................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................22
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perseroan terus menghadapi tantangan signifikan pada kuartal pertama tahun


2021 akibat pandemi COVID-19 terkait dengan penerapan Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan perubahan pola belanja pelanggan. Bisnis Groseri
serta Kesehatan dan Kecantikan Perseroan secara signifikan terus terkena dampak
negatif dari pandemi ini. Pembatasan-pembatasan dalam PPKM menyebabkan
perubahan dalam perilaku belanja pelanggan dan pola permintaan barang serta juga
berdampak pada penurunan jumlah kunjungan pelanggan ke toko-toko Perseroan yang
berada di dalam mal. Toko perabotan rumah tangga IKEA juga terkena dampak dari
pembatasan kapasitas operasional di dalam toko, sebagian dari hal tersebut dapat
diimbangi oleh pertumbuhan e-commerce yang solid. Perseroan membukukan rugi
bersih sebesar Rp 2 miliar. Meskipun kerugian tersebut mengecewakan, namun kerugian
pada kuartal ini akan jauh lebih besar jika tidak dilakukan pemulihan atas ketentuan
kewajiban sewa yang dibukukan pada periode sebelumnya. Pendapatan bisnis IKEA
dipengaruhi oleh pembatasan kapasitas operasional serta gangguan perdagangan akibat
COVID-19 yang sebagian diimbangi oleh pertumbuhan e-commerce yang solid. Total
laba operasional dipengaruhi oleh penurunan profitabilitas toko karena pendapatan yang
lebih rendah, serta tingginya biaya pra-pembukaan yang dikeluarkan untuk membuka
toko-toko baru yang direncanakan akan dibuka pada tahun 2021. Selama kuartal
tersebut, IKEA Indonesia telah membuka toko ketiganya di Bandung, menandai tonggak
penting lainnya dalam perkembangan waralaba di dalam negeri.
Dalam kondisi seperti sekarang, virus corona merupakan suatu wabah yang tidak
bisa dianggap biasa saja. Dampak dari covid 19 tentu sangat besar. Pada tahun 2020,
perkembangan penularan virus ini cukup signifikan karena penyebarannya sudah mendunia
dan seluruh negara merasakan dampaknya termasuk Indonesia. Virus corona ini memilki
dampak yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian. Penyebab rendahnya
pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah turun minat konsumsi masyarakat. Pada era
2

pandemic corona virus saaat ini, masyarakat dituntut untuk mengurangi aktivitas di luar
rumah yang mempengaruhi ekonomi. Kehidupan keseharian manusia dapat dipastikan
selalu bersinggungan dengan kebutuhan ekonomi .
Kelangsungan hidup suatu badan usaha dan merupakan asumsi dalam pelaporan
keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas mengalami kondisi yang sebaliknya,
entitas tersebut menjadi bermasalah. Kelangsungan hidup usaha suatu perusahaan adalah
tujuan utama dari suatu entitas bisnis dari sejak berdirinyaentitas bisnis tersebut,
kelangsungan hidup dari suatu entitas bisnis sangat berhubungan erat dengan bagaimana
manajemen mengelola perusahaan baik dari faktor keuangan maupun faktor non
keuangannya.

Berbagai Upaya perlu dilakukan suatu badan usaha untuk tetap bertaha ditengah
kondisi seperti sekarang, dengan berbagai stategi yang tentunya sesuai dengan kondisi
Laporan Keuangan masing masing badan Usaha. Dalam makalah ini penulis memfokuskan
kepada permasalahan PT Hero Supermarket) Tbk yang dilihat dari upaya perusahaan untuk
memperkuat posisi Keuangan Perusahaan dalam Masa Pandemi Covid 19 di Indonesia.

PT Hero Supermarket Tbk merupakan perusahaan pelopor ritel modern di Indonesia.


Seiring berjalannya waktu, HERO Group tumbuh dan berkembang dalam membangun
jaringan bisnisnya serta berinovasi dalam rangka memenuhi kebutuhan serta pola konsumsi
masyarakat. Perseroan saat ini mengoperasikan empat unit bisnis, yaitu Hero Supermarket,
Giant, Guardian dan IKEA. Selain berfokus dalam pengembangan bentuk bisnis yang
dijalankan, HERO Group juga mengajak masyarakat untuk berperan serta dalam
mengembangkan dan mengawasi jalannya usaha. Oleh sebab itu itu, pada tahun 1989
Perseroan melakukan pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia dengan kode
saham “HERO”.

Namun belakangan ini kondisi PT Hero Supermarket Tbk khusunya untuk Giant sedang
mengalami kondisi yang tidak baik, terlebih masa pandemic covid 19 saat ini. Kondisi
keuangan perusahaan tersebut semakin terpuruk akibat dampak dari pandemi covid 19 yang
melanda seluruh dunia. ada 2019, Melihat laporan tahunan yang dipublikasikan perusahaan,
3

perseroan sudah merugi sejak 2017 lalu. Manajemen mengungkapkan rugi yang ditanggung
pada 2018 senilai Rp1,25 triliun, membengkak dari catatan 2017 yang hanya Rp191,4
miliar.

Pada 2018, perusahaan mencatatkan total 445 toko yang terdiri dari 1 IKEA; 57 Giant
Eksta; 3 Giant Mart; 82 Giant Ekspres; 32 Hero Supermarket; dan 270 Guardian.
Manajemen mengungkapkan Giant merupakan mereka dagang yang mengalami kendala
terbesar dalam mengimbangi preferensi pelanggan.

Pada 2019, perusahaan mengalami perbaikan kinerja dengan mencetak laba bersih sebesar
Rp70,63 miliar. Sedangkan pendapatan bersih dinyatakan senilai Rp12,26 triliun atau turun
5,4 persen dari tahun sebelumnya. Manajemen menyebut perbaikan kinerja disumbang oleh
Guardian dan IKEA.

Sayangnya, balik arah usaha perseroan tidak bertahan lama. Akibat pandemi, pada 2020
lalu Hero Group lagi-lagi mencatatkan kerugian. Kali ini sebesar Rp1,21 triliun. Pasalnya,
pendapatan bersih usaha yang senilai Rp8,89 triliun tidak dapat menutupi beban pokok
pendapatan dan beban usaha. Faktor utama yang berperan sama besarnya atas kinerja yang
dilaporkan perseroan adalah terkait dengan penerapan PSBB oleh pemerintah mengenai
pembatasan aktivitas masyarakat dan beban non-tunai yang dikeluarkan oleh perseroan
terkait dengan program optimasi took.

Emiten ritel PT Hero Supermarket Tbk (HERO) membukukan rugi bersih Rp 43,56 miliar
pada kuartal I-2020, membengkak dari periode yang sama tahun lalu rugi bersih Rp 3,52
miliar. Berdasarkan data laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan
HERO tergerus 15% menjadi Rp 2,60 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp
3,06 triliun. Sementara itu, laba kotor minus 19% menjadi Rp 703 miliar dari sebelumnya
Rp 872 miliar. Adapun, perseroan memang sudah berusaha menekan beban tercermin dari
penurunan beban pokok pendapatan 25,58% secara tahunan menjadi Rp 5,07 triliun dan
beban usaha yang juga terkoreksi 20,29% secara tahunan menjadi Rp 2,29 triliun.
4

Tetapi, perseroan masih mencatatkan kenaikan signifikan dari pos beban keuangan dari
hanya Rp 913 juta menjadi Rp 70,56 miliar, diikuti dengan penurunan penghasilan
keuangan dari Rp 6,13 miliar menjadi Rp 937 juta. Hal ini pada akhirnya menyebabkan
kerugian perseroan semakin membengkak dari rugi yang hanya sebesar Rp 6,68 miliar
menjadi Rp 339,46 miliar pada kuartal III tahun 2020 ini. Berdasarkan informasi
segmennya, pendapatan dari segmen makanan masih menjadi penopang pendapatan
perseroan yakni sebesar 69,25% diikuti segmen non makanan yang menyumbang 30,74%
dari total penjualan pada periode tersebut.

Dampak jangka pendek Covid-19 pada kinerja menjadi perhatian sementara waktu,
akan tetapi perseroan tetap berkeyakinan pada rencana strategis peningkatan bisnis dan
yakin bahwa tindakan yang sedang berjalan akan mengarah pada kinerja yang lebih baik,
lebih menguntungkan, dan lebih berkelanjutan. Perseroan tetap berkomitmen untuk
memberikan penawaran yang kompetitif di setiap sektor bisnis ritelnya dan terus
mengembangkan bisnis jangka panjang di Indonesia.

Dengan adanya laporan keuangan berkualitas, maka laba atau rugi dan posisi keuangan
perusahaan akan dapat terlihat lebih jelas sehingga dapat diandalkan bagi para pembaca
laporan keuangan. Maka dari itu, Akuntan Publik atau Auditor yang melakukan audit
laporan keuangan perlu dengan teliti dalam memeriksa pengungkapan laporan keuangan
yang disediakan oleh manajemen.

Terlihat bahwa Hero Supermarket Tbk dalam bertahan ditengah covid 19


bermasalah terhadap bagian usaha “GIANT Supermarket” yang terus mengalami
penurunan omset. PT Hero Supermarket Tbk (HERO) memutuskan untuk menutup seluruh
gerai Giant supermarket di seluruh Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah kinerja
keuangan yang anjlok parag hingga 4.203 persen. Sehingga hal ini dapat mengancam
kelangsungan Hero Supermarket (Tbk). Oleh karena itu berdasarkan penjelasan diatas
permasalahan awal pada Hero Supermarket Tbk, maka penulis melakukan pengamatan
untuk mengetahui upaya apa yang dapat Memperkuat Posisi Keuangan Perusahaan dalam
5

Masa Pandemi Covid 19 di Indonesia yang dilihat terhadap laporan Keuangan di masa
pandemic covid 19.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalahnya :
1) Bagaimana kondisi keuangan PT Hero Supermarket Tbk(Giant) di masa covid 19?
2) Apa yang menjadi permasalahan pada PT Hero SupermarketTbk di masa covid 19?
3) Bagaimana solusi untuk memperkuat Posisi Keuangan Perusahaan dalam masa
Pandemi covid 19?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka adapun tujuannya :
1) Untuk mengetahui kondisi keuangan PT Hero Supermarket Tbk di masa covid 19
2) Untuk mengetahui permasalahan pada PT Hero Supermarket Tbk di masa covid 19
3) Untuk mengetahui solusi terhadap permasalahan PT Hero Supermarket Tbk di masa
covid 19.
6

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kelangsungan Hidup Perusahaan


Keberhasilan suatau usaha dalam bertahan dimasa pandemic covid merupakan
suatu usaha perusahaan dan merupakan asumsi dalam pelaporan keuangan suatu
entitas sehingga jika suatu entitas mengalami kondisi yang sebaliknya. Kondisi
keuangan perusahaan merupakan tingkat kesehatan perusahaan
sesungguhnya. Pada perusahaan yang sakit banyak ditemukan masalah going concern
(Ramadhany, 2004). Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari seberapa baik
perusahaan mempertahankan posisi ekonominya dalam industri maupun kegiatan
ekonomi secara ke- seluruhan (Setyarno et. al., 2006). Perusahaan yang mempunyai
pertumbuhan laba yang tinggi cenderung memiliki laporan sewajarnya, yang sesuai
dengan keadaan sebenarnya.

2.2 Laporan Keuangan Berkualitas di Masa pandemic covid 19

Adanya pandemi covid-19 yang mengakibatkan ekonomi di Indonesia mengalami


resesi, membuat investor semakin berhati-hati mengambil keputusan. Investor dan
Stakeholder sangat mengharapkan laporan keuangan yang dapat diandalkan dalam situasi
saat ini. Manajemen harus melakukan pengungkapan atas dampak pandemi ini di dalam
laporan keuangan dengan jelas dan benar. Akuntan Publik yang melakukan audit laporan
keuangan juga perlu memberikan fokus pada hal ini.

Laporan keuangan emiten menggunakan Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan


berbasis IFRS atau biasa disebut Standar Akuntansi Keuangan Umum (“PSAK”). Beberapa
yang akan menjadi perhatian investor dan stakeholder adalah mengenai bagaimana nilai
aset perusahaan, bagaimana entitas mengelola pandemi ini dan bagaimana informasi terkini
mengenai perusahaan.
7

Pengungkapan yang tepat menjadi kunci dari laporan keuangan yang berkualitas.
Pemangku kepentingan perlu mengetahui mengenai kelansungan usaha perusahaan,
penurunan nilai aset keuangan dan non keuangan, peningkatan kerugian kredit ekspektasian
atas penerapan konsep “forward looking”, penilaian dan penyajian saldo persediaan karena
kemungkinan nilai realisasi bersih dibawah biaya produk, apakah seluruh pendapatan dapat
ditagih, pemulihan saldo pajak tangguhan dan apakah terdapat insentif sewa sehingga
membuat arus kas keluar dapat dikurangi.

Selain itu kapitalisasi biaya pinjaman juga menjadi perhatian terutama untuk perusahaan
konstruksi atau real estate. Dampak peraturan yang diberikan perbankan, pemerintah dan
Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) juga menjadi perhatian investor sehingga diperlukan
pengungkapan yang benar dalam laporan keuangan.

Dengan adanya laporan keuangan berkualitas, maka laba atau rugi dan posisi keuangan
perusahaan akan dapat terlihat lebih jelas sehingga dapat diandalkan bagi para pembaca
laporan keuangan. Maka dari itu, Akuntan Publik atau Auditor yang melakukan audit
laporan keuangan perlu dengan teliti dalam memeriksa pengungkapan laporan keuangan
yang disediakan oleh manajemen.

Karakteristik Laporan Keuangan yang baik seperti :

1. Dapat Dipahami (Understandabillity)

Informasi yang berkualitas adalah informasi yang dapat dengan mudah dipahami oleh
pembacanya. Begitu juga dengan laporan keuangan juga harus disajikan dengan baik dan
sesuai standart agar pemakai informasi laporan keuangan tersebut bisa dengan mudah
memahami laporan keuangan tersebut.

Walaupun demikian, kesulitan pemakai untuk memahami informasi tertentu tidak bisa
dijadikan alasan untuk tidak memasukan informasi itu ke dalam laporan keuangan, karena
laporan keuangan harus transparan.
8

2. Relevan (Relevance)

Informasi dikatakan relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai,


yaitu dengan cara dapat beguna untuk mengevaluasi peristiwa masa lalu.

Relevansi informasi bermanfaat dalam memprediksi atau meramalkan (predictive) dan


penegasan (confirmatory),  yang keduanya saling  berkaitan satu sama lain.

Prediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan serta hal lainnya seringkali didasarkan
pada informasi posisi keungan dan kinerja di masa lalu, inilah yang dimaksud dengan
relevan.

oleh karena itu dengan laporan keuangan yang relevan akan menjadikan pemakai informasi
laporan keuangan sehingga dapat mendukung atau mengubah suatu keputusan yang akan
diambil nantinya.

3. Keandalan (Reliability)

Informasi yang baik harus and (reliable). Informasi memiliki keandalan jika tidak memiliki
atau bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan penyajiannya dengan
tulus atau jujur (Faithful Representation).

Keandalan informasi juga akan mempengaruhi relevansi, karena jika informasi yang
disajikan andal maka akan semakin relevan. Begitu juga jika informasi tersebut tidak andal
maka akan berpotensi besar untuk menyesatkan pemakai informasinya. 

4. Dapat Dibandingkan

Pemakai laporan keuangan harus bisa membadingkan laporan keuangan perusahaan


antarperiode untuk mengidentifikasi keccenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan.
9

Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangn antarperusahaan untuk


mngevaluasi posisi keuangan secara relatif.

Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian, transaksi yang sama harus dilakukan secara
konsisten.

Daya banding yang dimaksud adalah bukan berarti semuanya harus sama, melainkan harus
berpegang pada standar akuntansi.

2.3 Posisi Laporan Keuangan Masa Pandemi Covid 19

Karakteristik kualitatif fundamental dari sebuah laporan keuangan adalah informasi


yang relevan dan merupakan representasi tepat dari fenomena ekonomi perusahaan (KKPK,
2019) Laporan keuangan yang diterbitkan pada masa ketidakpastian akibat pandemi corona
harus mencerminkan ketidakpastian tersebut di dalam laporan keuangan. Perusahaan tidak
dapat melakukan kegiatan manajemen laba dan membuat representasi yang tidak tepat atas
fenomena ekonomik perusahaan yang terkena dampak dari pandemi ini. Misalnya apabila
perusahaan mengalami penurunan penjualan signfikan pada kuartal pertama tahun 2020,
maka kenyataan tersebut harus tercermin dalam laporan keuangan interim pertama 2020.

Pandemi virus corona merebak pertama kali pada tanggal 31 Desember 2019 di Wuhan,
China. Pada tanggal tersebut, masyarakat belum menyadari dampaknya akan sangat meluas
dengan sangat cepat ke seluruh dunia. Kasus pertama pasien Corona di Indonesia
diungkapkan oleh Presiden pada tanggal 2 Maret 2020 menimpa seorang ibu dan anaknya
yang tinggal di Depok .

Dengan demikian sebelum tanggal pelaporan keuangan 31 Desember 2019 tidak ada
peristiwa yang memberikan bukti adanya kondisi pandemi corona pada tanggal tersebut.
Pandemi Corona di Indonesia muncul setelah tanggal pelaporan keuangan sehingga bukan
merupakan peristiwa penyesuai setelah periode pelaporan (Non-adjusting events) sesuai
dengan Paragraf 03 dalam PSAK 8 Peristiwa setelah periode pelaporan. Pandemi Corona
bukan merupakan adjusting events dan tidak memiliki dampak yang signifikan kepada
10

laporan keuangan 2019 sehingga angka-angka pada laporan keuangan 2019 termasuk
cadangan-cadangan tidak perlu disesuaikan. Namun demikian mengingat pandemi ini dapat
mengakibatkan dampak yang luar biasa terhadap perusahaan, entitas perlu
mempertimbangkan asumsi kelangsungan usaha dalam menyusun laporan keuangan 2019.
Pada paragraph 14 PSAK 8 dinyatakan bahwa entitas tidak menyusun laporan keuangan
dengan dasar kelangsungan usaha (Going Concern) jika setelah periode pelaporan diperoleh
bukti buat bahwa entitas akan dilikuidasi atau dihentikan usahanya, atau jika manajemen
tidak memiliki alternatif lain yang realistis kecuali melakukan hal tersebut. Banyak
perusahaan yang mengkhawatirkan laporan keuangan karena ekonomi yang melambat
akibat virus corona. Pandemi virus corona dapat berdampak signifikan terhadap laporan
keuangan terutama dalam berbagai aspek berikut:

1. Pendapatan perusahaan yang akan menurun akibat daya beli masyarakat yang
melemah dan kemungkinan inflasi.
2. Pengukuran persediaan. Pandemi virus corona ini sangat mempengaruhi rantai
pasokan (supply chain) perusahaan terutama yang mendapatkan bahan baku dari
China. Harga bahan baku melambung tinggi karena kelangkaan barang yang dapat
meningkatkan harga pokok penjualan. Dilain pihak banyak perusahaan yang sudah
memproduksi barang atau membeli bahan baku untuk persiapan kenaikan
permintaan di bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Melihat kebijakan pemerintah yang
melarang mudik lebaran, kemungkinan besar permintaan barang tidak sebesar
prediksi awal perusahaan. Perusahaan yang sudah terlanjur memiliki persediaan
besar saat ini perlu mempertimbangkan kerugian akibat keusangan barang
persediaan atau kerusakan bahan baku yang melewati masa kadaluarsa.
3. Pengukuran Imbalan Kerja. Beberapa perusahaan mungkin memutuskan untuk
mengurangi jumlah tenaga kerja untuk menyeimbangkan aktivitas yang menurun.
Hal ini akan berdampak pada pengukuran imbalan kerja perusahaan. Ditengah
likuiditas yang semakin ketat, perusahaan juga harus membayar Tunjangan Hari
Raya sebentar lagi pada kisaran bulan Mei. Pengukuran liabilitas imbalan kerja pada
PSAK 24 perlu memperhitungkan dampak pandemi corona ini.
11

4. Dampak perubahan kurs pada laporan keuangan. Kurs rupiah yang melemah
terhadap dolar selama pandemi corona ini dapat mempengaruhi laporan keuangan
apabila perusahaan memiliki terpapar risiko kurs terutama bila perusahaan memiliki
utang/piutang dalam mata uang dollar dan tidak melakukan lindung nilai.
5. Pengukuran cadangan perusahaan.
6. Laba perusahaan mungkin akan menurun akibat pandemi corona.

Dalam rangka merangsang pertumbuhan ekonomi pada masa pandemic covid-19,


pemerintah sebagai otoritas paling tinggi telah banyak mengeluarkan program berupa
insentif kepada dunia usaha, misalnya insentif Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 karyawan
yang penghasilan setahunnya kurang dari Rp200.000.000 juta dibayar oleh pemerintah,
dalam progam ini pemberi kerja diminta untuk memberikan pajak penghasilan terutang
kepada karyawan yang bersangkutan, insentif ini diharapkan dapat membantu daya beli
karyawan tetap stabil sehingga sector ekonomi dapat berjalan dengan baik. Masih banyak
program insetif yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat melalui berbagai
Kementerian dan Lembaga Pemerintah, pada dasarnya pemberian insetif ini untuk tetap
menjaga supaya putaran roda ekonomi tetap berjalan.

Selain itu, menyadari bahwa pandemi corona dapat memberikan dampak yang signifikan
terhadap bisnis di Indonesia, OJK mengeluarkan relaksasi bagi perbankan mengenai
penilaian kualitas kredit dan restrukturisasi utang bermasalah (PO OJK NO 11/2020).
Dengan adanya relaksasi ini diharapkan entitas bisnis dapat bertahan lebih lama
menghadapi kelesuan bisnis akibat pandemi corona ini.

Penghitungan cadangan sesuai dengan PSAK 71 harus mempertimbangkan apakah suatu


aset keuangan (dalam hal ini pinjaman yang diberikan ke ke nasabah) mengalami kenaikan
risiko kredit signifikan. Pelanggan atau nasabah dapat memiliki kenaikan risiko kredit
signifikan akibat pandemi corona, sehingga dengan peraturan relaksasi dari pemerintah
(misalnya restrukturisasi pinjamannya), bisnis entitas dapat terus berjalan baik. Namun bisa
saja walaupun sudah mendapatkan relaksasi dari pemerintah, bisnis tersebut tidak akan
bertahan sampai 12 bulan ke depan sehingga dinilai risiko kredit telah meningkat.
12

Pemodelan PSAK 71 yang dilakukan di awal tahun 2020 mungkin tidak memperhitungkan
dampak dari pandemi corona (dan juga peraturan relaksasi pemerintah) ke dalam model
pencadangan. CAS Unpad merekomendasikan perusahaan khususnya institusi keuangan
yang terkena dampak signifikan atas penerapan PSAK 71 juga mempertimbangkan fakta-
fakta yang berkembang dalam tiga bulan terakhir.

2.4 Kondisi Keuangan PT Hero Supermarket Tbk pada masa pandemic covid 19

Guncangan dari dinamika bisnis yang dijalani Hero Supermarket sudah dapat dilihat di
sepanjang tahun 2020 lalu. Di mana PT Hero Supermarket Tbk (HERO) tercatat
membukukan rugi tahun berjalan yang sangat dalam. Bahkan, laporan keuangan Hero
Supermarket per Desember 2020 memperlihatkan catatan rugi senilai Rp1,21 triliun, atau
anjlok hingga 4.203 persen dibandingkan rugi pada tahun sebelumnya yang hanya Rp28.21
miliar.

Pendapatan dari induk usaha Hero Supermarket dan Giant ini pun amblas hingga 26.98
persen menjadi Rp8.89 triliun, dari posisi di tahun 2019 yang mencapai sebesar Rp12.18
triliun. ercatat, segmen penjualan makanan pun mengalami penurunan yang paling besar
yakni mencapai 32.67 persen yoy menjadi Rp6.05 triliun. Sementara itu, penjualan barang
non-makanan pun turun 10.98 persen secara yoy menjadi Rp2.84 triliun.

Di akhir tahun 2020, jumlah aset HERO tercatat senilai Rp4.83 triliun, menyusut 20.08
persen dibandingkan akhir tahun 2019 yang sebesar Rp6.05 triliun.

Emiten ritel PT Hero Supermarket Tbk (HERO) membukukan rugi bersih Rp 43,56 miliar
pada kuartal I-2020, membengkak dari periode yang sama tahun lalu rugi bersih Rp 3,52
miliar. Berdasarkan data laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan
HERO tergerus 15% menjadi Rp 2,60 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp
3,06 triliun. Sementara itu, laba kotor minus 19% menjadi Rp 703 miliar dari sebelumnya
Rp 872 miliar. Adapun, perseroan memang sudah berusaha menekan beban tercermin dari
13

penurunan beban pokok pendapatan 25,58% secara tahunan menjadi Rp 5,07 triliun dan
beban usaha yang juga terkoreksi 20,29% secara tahunan menjadi Rp 2,29 triliun.

Tetapi, perseroan masih mencatatkan kenaikan signifikan dari pos beban keuangan dari
hanya Rp 913 juta menjadi Rp 70,56 miliar, diikuti dengan penurunan penghasilan
keuangan dari Rp 6,13 miliar menjadi Rp 937 juta. Hal ini pada akhirnya menyebabkan
kerugian perseroan semakin membengkak dari rugi yang hanya sebesar Rp 6,68 miliar
menjadi Rp 339,46 miliar pada kuartal III tahun 2020 ini. Berdasarkan informasi
segmennya, pendapatan dari segmen makanan masih menjadi penopang pendapatan
perseroan yakni sebesar 69,25% diikuti segmen non makanan yang menyumbang 30,74%
dari total penjualan pada periode tersebut.

Di sisi lain, kedua segmen penjualan tersebut juga mengalami koreksi dipimpin oleh
penurunan segmen makanan sebesar 32,92% secara tahunan menjadi Rp 4,75 miliar, dan
segmen non makanan 12,09% secara tahunan menjadi Rp 2,11 miliar. Perseroan
memprediksi kinerja untuk sisa tahun ini akan terus terdampak secara signifikan oleh
pandemi. Namun, perseroan tetap yakin dengan rencana strategisnya untuk bisnis di masa
depan.

Lini bisnis Guardian Health and Beauty membukukan kinerja yang solid pada kuartal ini,
namun pembatasan-pembatasan di beberapa wilayah Indonesia pada akhir periode
dikarenakan Covid-19 mulai memberikan dampak disebabkan terbatasnya akses pelanggan
ke toko. Selain itu, IKEA Home Furnishing juga membukukan peningkatan penjualan yang
didukung oleh pertumbuhan e-commerce yang solid serta dampak tahunan pertumbuhan
jumlah toko yang dibuka pada tahun sebelumnya.

Namun, bisnis makanan perseroan sangat dipengaruhi oleh pandemi dengan adanya
pembatasan-pembatasan beraktivitas yang mengarah pada perubahan pola belanja
pelanggan dan permintaan barang. Namun Hero Supermarket dalam cabang usaha
Guardian membukukan pertumbuhan penjualan dan laba underlying yang solid di kuartal
14

pertama. Namun, menjelang akhir kuartal, kinerja bisnis secara signifikan dipengaruhi oleh
penutupan beberapa pusat perbelanjaan dan pembatasan jam operasional.

Penjualan ritel di bisnis makanan Hero terdampak efek tahunan dari rencana optimasi toko
di tahun sebelumnya. Dampak paling signifikan terlihat pada kinerja keuangan dasar yang
disebabkan adanya perubahan pola belanja pelanggan dikarenakan adanya pembatasan
beraktivitas terkait kondisi pandemi, serta kenaikan harga pokok barang di kuartal tersebut.

Hero dan Giant Supermarket membukukan keuntungan karena lokasi mereka yang berdiri
sendiri dan berdekatan dengan pelanggan. Sementara di format toko yang lebih besar,
hypermarket; yang terletak di pusat perbelanjaan terdampak secara signifikan sebagai
akibat dari pembatasan penjualan yang diberlakukan pada pusat perbelanjaan menyebabkan
berkurangnya jumlah kunjungan pelanggan secara signifikan. Kinerja Hero pada akhir
kuartal pertama secara signifikan terus dipengaruhi oleh pandemi Covid- 19. Situasi ini
berdampak pada perubahan pola belanja pelanggan serta operasional toko Guardian dan
IKEA. Dampak jangka pendek Covid-19 pada kinerja menjadi perhatian sementara waktu,
akan tetapi perseroan tetap berkeyakinan pada rencana strategis peningkatan bisnis dan
yakin bahwa tindakan yang sedang berjalan akan mengarah pada kinerja yang lebih baik,
lebih menguntungkan, dan lebih berkelanjutan. Perseroan tetap berkomitmen untuk
memberikan penawaran yang kompetitif di setiap sektor bisnis ritelnya dan terus
mengembangkan bisnis jangka panjang di Indonesia.

Melihat laporan tahunan yang dipublikasikan perusahaan, perseroan sudah merugi sejak
2017 lalu. Manajemen mengungkapkan rugi yang ditanggung pada 2018 senilai Rp1,25
triliun, membengkak dari catatan 2017 yang hanya Rp191,4 miliar.Pada 2018, perusahaan
mencatatkan total 445 toko yang terdiri dari 1 IKEA; 57 Giant Eksta; 3 Giant Mart; 82
Giant Ekspres; 32 Hero Supermarket; dan 270 Guardian. Manajemen mengungkapkan
Giant merupakan mereka dagang yang mengalami kendala terbesar dalam mengimbangi
preferensi pelanggan. Mengatasi tantangan ini akan membutuhkan waktu. Akan ada
beberapa 'perbaikan cepat' dan tidak ada 'solusi yang sederhana atas masalah yang sulit.
Tetapi dengan menerapkan program transformasi multi-tahun dan memberikan perbaikan
15

jangka panjang serta didukung oleh seluruh karyawan mengutip laporan keuangan 2018,
Pada 2019, perusahaan mengalami perbaikan kinerja dengan mencetak laba bersih sebesar
Rp70,63 miliar. Sedangkan pendapatan bersih dinyatakan senilai Rp12,26 triliun atau turun
5,4 persen dari tahun sebelumnya. Manajemen menyebut perbaikan kinerja disumbang oleh
Guardian dan IKEA.

Sayangnya, balik arah usaha perseroan tidak bertahan lama. Akibat pandemi, pada 2020
lalu Hero Group lagi-lagi mencatatkan kerugian.Kali ini sebesar Rp1,21 triliun. Pasalnya,
pendapatan bersih usaha yang senilai Rp8,89 triliun tidak dapat menutupi beban pokok
pendapatan dan beban usaha. Faktor utama yang berperan sama besarnya atas kinerja yang
dilaporkan perseroan adalah terkait dengan penerapan PSBB oleh pemerintah mengenai
pembatasan aktivitas masyarakat dan beban non-tunai yang dikeluarkan oleh perseroan
terkait dengan program optimasi toko

Dari sisi SDM, jumlah karyawan perusahaan mengalami penyusutan sebanyak 4.725 orang
dari 14.642 pada catatan 2017, menjadi 9.917 orang pada 2020 lalu.Sedangkan pada kuartal
I 2021, kerugian masih berlanjut senilai Rp2 miliar. Jangka waktu dan tingkat dampak
pandemi covid-19 terhadap PT Hero masih belum pasti. Namun, perseroan memperkirakan
pandemi akan terus mempengaruhi operasional tahun ini yang tetap penuh tantangan.

2.5 Permasalahan Pada PT Hero Supermarket (Tbk) dimasa Covid 19


Berdasarkan informasi dan penjelasan atas kinerja maupun dari posisi Laporan
Keuangan Hero Supermarket Tbk, maka menurut penulis menyimpulkan beberapa
permasalahan yang sedang dihadapi oleh Hero Supermarket (Tbk) umum yaitu :
1) PT Hero Supermarket Tbk (HERO) bakal menutup seluruh gerai Giant.
Keputusan tersebut merupakan sebuah langkah strategis yang diambil HERO untuk
mengembangkan format ritel lain miliknya yang masih produktif, seperti IKEA,
Guardian, dan Hero. Penutupan ini bagi perusahaan adalah langkah strategis, supaya
beban biayanya tidak terus harus dibayar, karena biaya lebih besar dari pada
16

pendaptan. Namun justru memajukan yang produktif, kalau gerai-gerai yang


produktif itu kan berarti di wilayah itu konsumsinya pasti bagus.

Pembatasan pergerakan masyarakat di masa pandemi Covid-19 masih


memukul emiten peretail PT Hero Supermarket Tbk. Perusahaan dengan kode
saham HERO ini mengaku pendapatannya turun sepanjang kuartal pertama tahun
ini. 
Laporan keuangan perseroan per 31 Maret 2021 menunjukkan pendapatan HERO
mencapai Rp 1,76 triliun. Angka itu turun 32,2 persen ketimbang periode serupa
tahun lalu yang sebesar Rp 2,6 triliun. 

Adapun beban usaha turun menjadi Rp 514,89 miliar pada tiga bulan pertama tahun
ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 774,48 miliar.
Hal ini yang kemudian membuat rugi periode berjalan HERO bisa ditekan.
Sepanjang kuartal pertama tahun ini, pengelola IKEA tersebut mencatat rugi senilai
Rp 1,64 miliar. Jumlah itu berkurang dibandingkan dengan rugi Rp 43,55 miliar
pada kuartal I tahun 2020.

2) Penghentian operasional Giant merupakan salah satu dampak dari pandemi Covid-
19 yang tidak bisa dihindari.
Langkah yang diambil HERO tentunya telah melalui berbagai pertimbangan yang
matang oleh manajemen, hingga akhirnya keputusan tersebut dipilih sebagai jalan
keluar memperbaiki kinerja HERO pasca pandemi Covid-19 di tahun lalu.
Pengehntian Operasional Giant mengalami penurunan akibat pengurangan jam
operasional dan penutupan sejumlah mal. Hal ini yang secara material
mempengaruhi kinerja supermarket sebagai destinasi belanja dalam format besar
yang merupakan penyewa utama di pusat perbelanjaan atau mal. "Dan merupakan
tempat mayoritas dimana area toko-toko Giant berada

3) Pola Belanja Masyarakat pada segmen Supermarket


17

PT Hero Supermarket sudah menutup seluruh operasional Giant mulai Juli


2021. Akar masalah ini disinyalir karena perubahan pola belanja di masyarakat
terutama pada segmen supermarket.Alasan perusahaan adalah sebagai respons cepat
serta tepat dari perusahaan yang diperlukan untuk beradaptasi terhadap perubahan
dinamika pasar, terlebih terkait beralihnya konsumen Indonesia dari format
hypermarket dalam beberapa tahun terakhir, sebuah fenomena yang juga terjadi di
pasar global. Kondisi tersebut bisa jadi sebuah indikasi bahwa masyarakat mulai
meninggalkan pasar dengan format besar seperti  keefektifan dalam berbelanja
menjadi salah satu alasannya. Perubahan kebiasaan berbelanja itu yang membuat
tren belanja bulanan di supermarket menurun. Masyarakat ingin mencari kebutuhan
pokok di tempat yang lebih mudah diakses, misalnya di sekitar rumah
apalagi minimarket sudah menjamur dimana-mana.

Dalam kasus Giant, tanda-tanda ritel ini sudah goyang bahkan sudah terjadi sebelum
pandemi Covid-19. Pada Juli 2019, Giant menutup 6 gerainya dengan alasan efek
perubahan gaya berbelanja masyarakat.

2.6 Upaya Memperkuat Posisi Keuangan Hero Supermarket Tbk(Giant) dalam masa
Pandemi Covid 19
Dari tiga permasalahan diatas, penulis dalam hal ini memberikan upaya untuk
memperkuat Posisi Keuangan Hero Supermarket di masa pandemic covid 19
 Pertama, Mempertahankan Likuiditas Tetap Stabil
Perusahaan dalam kondisi terpuruk harus dapat memikirkan strategi yang harus
diimplementasikan dalam rangka mempertahankan likuiditas perusahaan. Kenapa likuiditas
yang terlebih dahulu diperhatikan adalah karena likuiditas merupakan energy untuk
perusahaan dalam melakukan proses bisnis, dengan kata lain tanpa adanya likuiditas
perusahaan tidak akan bisa menjalankan aktivitas bisnisnya. Pada saat semua pemegang
saham dan direksi sepakat bahwa likuiditas perusahaan harus dipertahankan pada posisi
yang positif dan stabil,
 Kedua, Mensinergikan antara cash inflow dan cash out flow
18

Perusahaan Hero Supermarket Tbk akan tetap bisa konsisten memberikan layanan
kepada pelanggan dan tetap bisa menjaga hubungan baik dengan supplier jika
menselaraskan antara cash flow baik cash inflow maupun out flownya. Pengelolaan cash
inflow dalam sebuah perusahaan, harus ada koordinasi yang baik minimal antara manager
pemasaran, manajer produksi dan manajer keuangan. Masing-masing manajer ini akan
mengungkapkan strategi sektornya masing-masing. Memberikan tingkat prioritas terpenting
pada pengeluaran, Mengetahui biaya biaya pengeluaran untuk menjaga cash flow, harus
terus memberikan penawaran harga yang dapat menarik konsumen serta Menekan jumlah
beban agar dapat menciptakan profitabilitas yang baik.

 Ketiga, Mengelola Sumber Kas dengan Baik


Sumber kas yang tidak kalah penting adalah dari pelanggan, hubungan baik dengan
pelanggan sebagai mitra strategis perusahaan harus dikelola dengan baik, dan dipastikan
bahwa pelanggan mendapatkan keuntungan dengan melakukan kerjasama dengan
perusahaan Hero Supermarket Tbk. Harus diingat bahwa dalam berbisnis itu berlaku
prinsip simbiosis mutualisme yaitu kerjasama yang saling menguntungkan.
 Keempat, Melakukan Sinergi dengan Pesaing
Dapat dilakukan dengan cara membagi pekerjaan kedalam beberapa sekmen, dan
setiap sekmen akan ditangani oleh satu perusahaan yang mana sekmen tersebut merupakan
keunggulan mereka. Dengan adanya gabungan dari beberapa perusahaan yang memiliki
keunggulan di masing-masing sekmen, biaya operasional akan menurun. Oleh karena
perusahaan dapat bekerja lebih efisien, harga jual produksi menjadi kompetitif, sehingga
perusahaan bisa mencetak profit dapat yang paling penting operasional perusahaan tetap
dapat dipertahankan.
 Kelima, Menciptakan Produk baru yang belum ada di Pesaing
Cara otomatis dengan menggunakan teknologi informasi.  Oleh karena itu, untuk
menjamin adanya kinerja yang baik dalam kondisi pandemic covid-19 anda perlu
memikirkan bagaimana tim kreatif perusahaan Hero Supermarket Tbk dalam memikirkan
hal-hal yang belum terpikirkan dengan demikian anda akan memiliki fleksibilitas untuk
tetap tumbuh meskipun dalam kondisi ekonomi terpuruk.
19

 Keenam, Menjaga Sumber Dana Manusia Perusahaan yang berpotensi


Tanpa adanya tim yang kompak dalam sebuah perusahaan, perusahaan akan sulit
untuk berbenah diri menghadapi perubahan yang semakin hari semakin cepat. Dengan
meningkatkan Employee Engagement pada perusahaan untuk mendapatkan karyawan yang
terikat secara total agar berkontribusi untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan perusahaan,
maka perlu upaya mengembangkan potensi dari SDM yang sudah ada dan dipercaya oleh
perusahaan.

 Ketujuh, Melakukan penyesuaian terhadap proyeksi kebutuhan pasar di era


kenormalan baru.
Membangun kembali awareness produk, konsumen pada fase new normal akan
cenderung memperhatikan nilai. Konsumen lebih berfokus pada produk yang
memiliki fungsi dan nilai untuk memenuhi  kebutuhan, dibanding memenuhi
keinginan dan ego gengsi semata.

 Mengurangi Risiko Operasional

Pengambilan keputusan yang matang dalam pengaturan keuangan perusahaan


akan mengurangi risiko operasional yang dapat terjadi setiap waktu akibat
manajemen keuangan yang tidak baik. 

BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Dengan munculnya wabah pandemi, maka cukup banyak strategi dan upaya untuk
memperkuat Posisi Keuangan Perusahaan dalam masa pandemic covid 19, banyak upaya
20

yang muncul dan digunakan dalam waktu yang sangat cepat. Adaptasi ini menjadi
pembelajaran yang sangat berharga bagi orang-orang terlibat di dalam lingkungan
Perusahaan. Secara umum tingkat kerugian pelaku bisnis meningkat, namun demikian tentu
di bagian lain akan memunculkan keutungan yang sangat berarti, terutama pihak-pihak
yang mampu beradaptasi sangat cepat. Di masa depan akan terjadi perubahan paradigma di
segala bidang, oleh karena itu setiap organisasi harus selalu meninjau ulang manajemen
strategis mereka, baik itu strategi yang sedang berlangsung atau yang akan direncanakan.
PT Hero Supermarket Tbk merupakan perusahaan pelopor ritel modern di Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, HERO Group tumbuh dan berkembang dalam membangun
jaringan bisnisnya serta berinovasi dalam rangka memenuhi kebutuhan serta pola konsumsi
masyarakat. Perseroan saat ini mengoperasikan empat unit bisnis, yaitu Hero Supermarket,
Giant, Guardian dan IKEA.

Namun belakangan ini kondisi PT Hero Supermarket Tbk khusunya untuk Giant
sedang mengalami kondisi yang tidak baik, terlebih masa pandemic covid 19 saat ini.
Kondisi keuangan perusahaan tersebut semakin terpuruk akibat dampak dari pandemi covid
19 yang melanda seluruh dunia. ada 2019, Melihat Guncangan dari dinamika bisnis yang
dijalani Hero Supermarket sudah dapat dilihat di sepanjang tahun 2020 lalu. Di mana PT
Hero Supermarket Tbk (HERO) tercatat membukukan rugi tahun berjalan yang sangat
dalam. Bahkan, laporan keuangan Hero Supermarket per Desember 2020 memperlihatkan
catatan rugi senilai Rp1,21 triliun, atau anjlok hingga 4.203 persen dibandingkan rugi pada
tahun sebelumnya yang hanya Rp28.21 miliar. Pendapatan dari induk usaha Hero
Supermarket dan Giant ini pun amblas hingga 26.98 persen menjadi Rp8.89 triliun, dari
posisi di tahun 2019 yang mencapai sebesar Rp12.18 triliun. ercatat, segmen penjualan
makanan pun mengalami penurunan yang paling besar yakni mencapai 32.67 persen yoy
menjadi Rp6.05 triliun. Sementara itu, penjualan barang non-makanan pun turun 10.98
persen secara yoy menjadi Rp2.84 triliun.

Di akhir tahun 2020, jumlah aset HERO tercatat senilai Rp4.83 triliun, menyusut 20.08
persen dibandingkan akhir tahun 2019 yang sebesar Rp6.05 triliun. Sehingga sangat perlu
21

upaya untuk memperkuat posisi Keuangan dalam masa Pandemi Covid 19 di Perusahaan
agar Perusahaan tetap bisa berjalan dengan baik.

3.2 Saran
Dari tiga permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis dalam hal ini
memberikan beberapa upaya untuk memperkuat posisi Keuangan Perusahaan dalam Masa
Pandemi Covid 19
Solusi dan Tindakan yang dapat dilakukan oleh Hero Supermarket Tbk dalam
meningkatkan pendapatannya. Yang perlu dikaji yaitu paling tidak bisa promo promo yang
sekiranya bisa menarik konsumen untuk memilih tetap berlanja di Hero Supermarket dari
segala lini bisnisnya,Hal lain yang bisa dijadikan opsi memperhitungkan ulang beban beban
seperti gaji karyawan dan beban lainnya yang sekiranya memberatkan di masa Pandemi
covid tentunya selalu memperhatikan cashflow perusahaan.
22

DAFTAR PUSTAKA
Ross, stephen A, Westerfield & Jeffrey Jaffe, Corporate Finance

Laporan Keuangan Hero Supermarket Tbk

PSAK NO 71 INSTRUMEN KEUANGAN- selama pandemic

http://ojs.uma.ac.id/index.php/bisman/article/view/5266

http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/DKP/article/view/8496

https://www.cnbcindonesia.com/news/20210527133325-4-248743/gerai-giant-
bertumbangan-ini-dia-akar-masalah-sebenarnya

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210527103419-92-647317/melihat-keuangan-
hero-yang-tutup-semua-gerai-giant-tahun-ini
vi

Anda mungkin juga menyukai