Anda di halaman 1dari 16

Penerapan Leadership Behavior Questionnaire sebagai Alat Ukur Pendekatan Perilaku

Organisasi dalam Korps Protokoler Mahasiswa Universitas Padjadjaran


Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Perilaku Organisasi dan Kepemimpinan

Dosen Pengampu:
Dr.Ira Mirawati, S.Sos., M.Si.
Putri Trulline, S.I.Kom., M.I.Kom.

Disusun Oleh:

210510190022 - Yudhis Salvania Pradana


210510190025 - Arsy Falaq Fiisabilillah
210510190029 - Tarissa Desyawilona Herry

Program Studi Manajemen Komunikasi


Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Padjadjaran
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Kepemimpinan
Dalam setiap organisasi, formal maupun non-formal, biasanya selalu saja ada
seseorang yang dianggap lebih oleh orang lain, yang kemudian dijadikan pemimpin. Dari
kata pemimpin berkembang istilah kepemimpinan (Rivai,2006). Kepemimpinan adalah
tentang bagaimana seseorang membangun sebuah tim dan mengembangkan kemampuan
pemimpin tersebut untuk terampil membuat keputusan (Levine Crom, 1993). Seorang
pemimpin adalah individu yang mengambil peran sentral dalam interaksi dan yang
mempengaruhi perilaku anggota lain dari kelompok. Dia adalah seorang yang memiliki
kewenangan atas orang lain dan bertanggung jawab untuk membimbing tindakan mereka.
Sedangkan kepemimpinan, menurut Kartono adalah masalah relasi dan pengaruh antara
pemimpin dan yang dipimpin. Kepemimpinan tersebut muncul dan berkembang sebagai
hasil dari interaksi otomatis diantara pemimpin dan individu yang dipimpin (ada relasi
interpersonal (Kartono, K., 2016).

1.2. Fungsi Kepemimpinan


Kepemimpinan bisa berfungsi atas dasar kekuasaan pemimpin untuk mengajak,
mempengaruhi, dan menggerakkan orang-orang lain guna melakukan sesuatu demi
pencapaian tujuan tertentu. Berikut merupakan beberapa fungsi kepemimpinan menurut
Zainal, Hadad, dan Ramly (2017) secara operasional:
1. Fungsi Instruksi
Komunikasi yang berjalan secara satu arah dimana pemimpin berperan sebagai
komunikator yang menentukan kebijakan agar pemilihan keputusan dilakukan
secara efektif dan dapat memotivasi orang lain untuk mengikuti perintah.
2. Fungsi Konsultasi
Komunikasi berjalan secara dua arah. Pada fungsi ini untuk menetapkan suatu
keputusan perlu adanya feedback dari pegawai sehingga keputusan yang diambil
mendapatkan dukungan.
3. Fungsi Partisipasi
Fungsi ini sangat tergantung pada partisipasi pegawai baik dalam mengambil
keputusan maupun pelaksanaannya. Partisipasi disini berarti aktif dalam berikut
serta, tetapi tetap terarah.
4. Fungsi Delegasi
Kepemimpinan berfungsi sebagai pemberi wewenang dan menetapkan keputusan
baik dalam konteks persetujuan ataupun tidak dari pimpinan. Fungsi delegasi
biasanya merupakan tangan kanan pimpinan.
5. Fungsi Pengadilan
Kepemimpinan yang efektif mampu mengatur aktivitas anggota secara terarah
untuk mencapai tujuan bersama.

1.3. Sifat-sifat Kepemimpinan


Dalam sebuah organisasi diperlukan adanya pemimpin yang bertugas untuk
memimpin dan membimbing anggotanya. Seorang pemimpin harus memiliki sifat dan
pribadi yang akan menunjang kinerjanya, berikut merupakan beberapa sifat yang perlu
dimiliki oleh seorang pemimpin menurut Rodger (1995):
1. Kelancaran berbicara
Seorang pemimpin diharuskan untuk dapat berkomunikasi dengan baik.
2. Kemampuan problem solving
Seorang pemimpin yang baik dan efektif mampu memecahkan masalah dan
memberikan solusi bagi masalah yang ada dalam sebuah organisasi
3. Kesadaran akan kebutuhan
Pemimpin yang baik diharuskan untuk mengetahui kebutuhan anggotanya baik
secara eksplisit maupun implisit dan dapat memberikan kebutuhan tersebut.
4. Keluwesan
Pemimpin dapat menyesuaikan organisasi dengan kebutuhan tanpa mengurangi
kenyamanan anggotanya.
5. Bertanggung jawab
Bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan untuk mencapai tujuan organisasi.
6. Kecerdasan
Seorang pemimpin diharapkan mampu membawa kesejahteraan bagi setiap
anggotanya.
7. Kesadaran diri dan lingkungan
Mampu memperdulikan lingkungan di sekitarnya tanpa memandang orang.
8. Keterampilan sosial
Diharapkan dapat memimpin secara bijaksana dan menghargai setiap anggota
organisasinya.

1.4. Alat Ukur Kepemimpinan


Alat ukur kepemimpinan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Leadership
Behavior Questionnaire yang digunakan pada Behavioral Approach.

1.5. Organisasi yang Diukur


Organisasi yang akan diukur kepemimpinannya adalah Korps Protokoler
Mahasiswa Universitas Padjajaran (KPM Unpad).

1.6. Tujuan Alat Ukur


Tujuan penggunaan alat ukur ini adalah untuk mengetahui kecenderungan gaya
kepemimpinan seorang pemimpin dalam sebuah organisasi, apakah pemimpin cenderung
memimpin dengan penekanan kepada tugas atau penekanan pada hubungan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Organisasi


Korps Protokoler Mahasiswa Universitas Padjadjaran (KPM UNPAD) merupakan
sebuah organisasi yang bergerak sebagai salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
yang berada di lingkungan Universitas Padjadjaran. KPM Unpad didirikan sebagai
organisasi yang bertujuan memberikan wadah bagi mahasiswa yang memiliki minat dan
bakat di dalam bidang keprotokolan serta dalam mengamalkan Tri Dharma Perguruan
Tinggi di lingkungan Universitas Padjadjaran.
Sebagai wadah penyatuan visi, persepsi dan misi organisasi, KPM Unpad
melaksanakan Musyawarah Besar pertamanya pada Kamis 6 April tahun 2000 yang
akhirnya menghasilkan ketua umum definitif pertamanya yaitu Nuri Agus Ramdhani.
Setelah melakukan berbagai persiapan, pada tanggal 10 April tahun 2000 secara resmi
berdirilah organisasi yang kini dikenal sebagai Korps Protokoler Mahasiswa Universitas
Padjadjaran.
KPM Unpad bertugas sebagai protokoler di acara-acara universitas, diantaranya
wisuda, penerimaan mahasiswa baru, dies natalis, orasi ilmiah, pelepasan jenazah guru
besar , pelantikan dekan & guru besar, penandatanganan MoU kerja sama, galla dinner,
simposium nasional & internasional, dan seminar/workshop. Selain itu, KPM Unpad juga
telah dipercaya untuk menjadi event organizer di beberapa kegiatan eksternal seperti
Peringatan HUT Konperensi Asia Afrika ke-58 , Metro on Campus, Stand Up Comedy
bersama Kompas TV, Metro Stand Up Comedy, Debat Cagub dan Cawagub “Menuju
Jabar 1” bersama kompas TV, Debat Calon Walikota Bandung, dan lain-lain.

Melalui Protocol Teaching dan Protocol Goes to Campus, KPM Unpad juga telah
memberikan ilmu serta pelatihan ke beberapa fakultas di lingkungan unpad dan
universitas lain. Beberapa bentuk pelatihan yang pernah diberikan adalah pelatihan
management dan keprotokolan, pelatihan MC, pelatihan event organizer, pelatihan
liason officer, pelatihan public speaking, pelatihan mimik & gesture (manner), dan
sebagainya.
2.2. Ruang Lingkup
Organisasi Korps Protokoler Mahasiswa Universitas Padjadjaran atau KPM
UNPAD ini berada dalam lingkungan Universitas Padjadjaran, dengan cakupan dari
anggota yang dapat menjadi bagian dari organisasi ini adalah Mahasiswa dan mahasiswi
dari seluruh fakultas yang ada di dalam Universitas Padjadjaran.

2.3. Visi-Misi
Visi
Mewujudkan KPM Unpad sebagai wadah yang sinergis dan adaptif bagi anggota
dan pihak eksternal untuk menjadikan KPM Unpad sebagai UKM yang unggul.

Misi

1. Kerjasama yang berlandaskan komunikasi yang baik untuk membangun


kerukunan dan kehangatan baik di dalam dan di luar lingkungan KPM Unpad.
2. Penguatan budaya KPM Unpad yang menjadi identitas organisasi.
3. Membangun sumberdaya organisasi yang produktif dan profesional dengan
pendekatan yang humanis.

2.4. Struktur Organisasi


BAB III
KUESIONER

3.1. Behavioral Leadership Theory


Behavioral leadership theory atau teori perilaku kepemimpinan mengulas
perilaku khusus yang membedakan seorang pemimpin dengan bukan pemimpin. Perilaku
kepemimpinan dapat dipahami sebagai suatu kepribadian seseorang pemimpin yang
diwujudkan dan diterapkan sebagai suatu bentuk aktivitas kepemimpinan dalam
kaitannya mengelola tugas dan hubungan dengan komponen organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi (Yulk, 2001). Teori tentang perilaku pemimpin manusia pemimpin
harus mengetahui tingkat kematangan para pegawainya agar bisa memimpin secara
efektif. Gaya bersikap dan bertindak seorang pemimpin dapat dilihat dari cara
memerintah, cara memberi tugas, cara berkomunikasi, cara membuat keputusan, cara
menegur bawahan dan lain sebagainya. Usaha untuk mempelajari kepemimpinan
dilakukan pada tahun 1930 oleh Ronald Lippit dan Ralph K. White dibawah pengarahan
Kurt Lewin di Universitas Iowa. Usaha mempelajari kepemimpinan ini menghasilkan
tiga gaya kepemimpinan, yaitu Otokrasi, Demokrasi dan Kebebasan (Laissez Faire)
(Sutarto,1991). Berikut jenis perilaku kepemimpinan menurut pendekatan Iowa
(Baharuddin dan Umiarso, 2016): Gaya Kepemimpinan Otokratis, Gaya Kepemimpinan
Liberal, Gaya Kepemimpinan Demokrasi.

Peneliti yang mempelajari pendekatan perilaku menentukan bahwa


kepemimpinan terdiri dari dua jenis perilaku umum: perilaku tugas dan perilaku
hubungan. Perilaku tugas memfasilitasi pencapaian tujuan seperti membantu anggota
kelompok untuk mencapai tujuan mereka, sedangkan perilaku relasi/hubungan membantu
pengikut merasa nyaman dengan diri mereka sendiri, dengan satu sama lain, dan dengan
situasi di mana mereka berada. Tujuan utama dari pendekatan perilaku adalah untuk
menjelaskan bagaimana pemimpin menggabungkan dua jenis perilaku ini untuk
mempengaruhi pengikut dalam upaya mereka mencapai tujuan. Dalam hal ini penulis
melakukan analisis dan penelitian mengenai bagaimana penerapan dari Leadership
Behavior Questionnaire sebagai sebuah alat ukur terhadap salah satu organisasi atau Unit
Kegiatan Mahasiswa yang ada di Universitas Padjadjaran yaitu KPM atau Korps
Protokoler Mahasiswa.
Dalam Leadership Behavior Questionnaire, terdapat beberapa pertanyaan yang
memerlukan jawaban dengan key indikator sebagai berikut:

Key: 1 = Tidak Pernah 2 = Jarang 3 = Kadang 4 = Sering 5 = Selalu

Pertanyaan yang diajukan kepada responden sebanyak 20 pertanyaan dengan


penilaian yang berbeda pada tiap nomornya. Berikut merupakan daftar
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada responden:
1. Memberi tahu anggota organisasi apa yang harus mereka lakukan
2. Bersikap bersahabat dengan anggota organisasi yang lain
3. Pemimpin menetapkan standar performa terhadap anggota organisasi
4. Menolong anggota yang lain agar merasa nyaman
5. Merespon dengan senang hati pendapat dari anggota organisasi
6. Memberikan pendapat untuk menyelesaikan masalah
7. Membuat pandangan anggota lebih jelas terhadap angggotanya
8. Memperlakukan anggota dengan adil
9. Menciptakan rencana dan aksi untuk organisasi
10. Terbiasa memprediksi tingkah laku terhadap anggota organisasi
11. Menjelaskan tanggung jawab tugas setiap anggota organisasi
12. Berkomunikasi dengan aktif bersama anggota organisasi
13. Menjelaskan tanggung jawab tugas nya kepada anggota yang lain
14. Menunjukan keinginan mensejahterakan anggota yang lain
15. Menyediakan rencana agar mudah menyelesaikan pekerjaan
16. Menunjukan fleksibilitas dalam membuat keputusan
17. Menyediakan kriteria seperti apa yang diharapkan organisasi
18. Mendorong anggota organisasi untuk bekerja dengan lebih berkualitas lagi
19. Mengungkapkan perasaan dan pemikiran kepada anggota organisasi
20. Menolong anggota organisasi untuk menyatu bersama anggota lainnya
3.2. Penilaian
Kuesioner Perilaku Kepemimpinan dirancang untuk mengukur dua hal utama
jenis perilaku kepemimpinan: tugas dan hubungan. Beri skor pada kuesioner dengan
melakukan hal berikut:
Pertama, jumlahkan jawaban pada item bernomor ganjil. Ini adalah skor tugas objek yang
dinilai.
Kedua, jumlahkan tanggapan pada nomor genap. Ini adalah skor hubungan objek.
Skor total: Tugas ______________ Hubungan ____________
Interpretasi Nilai
45 - 50 = Very High Range
40 - 44 = High Range
35 - 39 = Moderately High Range
30 - 34 = Moderately Low Range
25 - 29 = Low Range
10 - 24 = Very Low Range

Penjelasan nilai
Nilai yang diperoleh untuk indikator tugas mengacu pada sejauh mana pemimpin
membantu orang lain dengan mendefinisikan peran anggota dan memberitahu anggota
apa yang diharapkan dari mereka. Hal ini menggambarkan kecenderungan pemimpin
untuk berorientasi terhadap tugas yang diarahkan kepada anggota saat pemimpin berada
dalam posisi kepemimpinan. Skor yang objek terima untuk hubungan adalah ukuran
sejauh mana pemimpin mencoba membuat anggota merasa nyaman dengan diri mereka
sendiri, satu sama lain, dan kelompok itu sendiri. Ini mewakili ukuran bagaimana
berorientasi pada hubungan.

Hasil yang diperoleh oleh pemimpin pada Kuesioner Perilaku Kepemimpinan


memberi pemimpin data tentang orientasi tugas dan orientasi orang seorang pemimpin.
Apakah pemimpin tersebut lebih cenderung memimpin dengan penekanan pada tugas
atau dengan penekanan pada hubungan? Untuk mendapatkan lebih banyak informasi
tentang gaya kepemimpinan seseorang, dibutuhkan sekurang-kurangnya empat atau lima
rekan kerja untuk mengisi kuesioner berdasarkan persepsi mereka tentang seorang
pemimpin.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Uraian Hasil Kuesioner


Setelah meminta anggota KPM Unpad angkatan mengisi kuesioner di atas, kami
memperoleh hasil sebagai berikut:
1. Responden 1:
Nomor Ganjil (Skor Tugas) - 5, 5, 5, 5, 5, 5, 4, 5, 4, 3 = 46 / Very High Range
Nomor Genap (Skor Hubungan) - 5, 5, 5, 5, 5, 5, 4, 5, 5, 5 = 49 / Very High Range

2. Responden 2:
Nomor Ganjil (Skor Tugas) - 5, 5, 5, 3, 4, 5, 5, 4, 5, 4 = 45 / Very High Range
Nomor Genap (Skor Hubungan) - 4, 5, 4, 4, 5, 4, 5, 4, 5, 5 = 45 / Very High Range

3. Responden 3:
Nomor Ganjil (Skor Tugas) - 5, 5, 5, 3, 4, 5, 5, 4, 5, 4 = 45 / Very High Range
Nomor Genap (Skor Hubungan) - 4, 4, 4, 4, 2, 2, 3, 4, 2, 4 = 33 / Moderately Low Range

4. Responden 4:
Nomor Ganjil (Skor Tugas) - 4, 5, 3, 4, 3, 4, 3, 4, 5, 4 = 39 / Moderately High Range
Nomor Genap (Skor Hubungan) - 4, 3, 4, 4, 3 2, 3, 2, 5, 5 = 35 / Moderately High Range

5. Responden 5:
Nomor Ganjil (Skor Tugas) - 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 4 = 49 / Very High Range
Nomor Genap (Skor Hubungan) - 5, 5, 5, 5, 4, 4, 5, 5, 5, 5, = 48 / Very High Range

6. Responden 6:
Nomor Ganjil (Skor Tugas) - 5, 5, 4, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 4 = 48 / Very High Range
Nomor Genap (Skor Hubungan) - 5, 4, 5, 4, 4, 5, 4, 4, 5, 3 = 43 / High Range

7. Responden 7:
Nomor Ganjil (Skor Tugas) - 5, 4, 4, 4, 5, 5, 5, 5, 5, 3 = 45 / Very High Range
Nomor Genap (Skor Hubungan) - 4, 3, 4, 4, 4, 3, 4, 3, 5, 3 = 37 / Moderately High Range

8. Responden 8
Nomor Ganjil (Skor Tugas) – 4,4,4,3,4,4,3,4,3,3 = 36 / Moderately High Range
Nomor Genap (Skor Hubungan) – 3,3,4,3,3,3,4,3,4,3 = 33 / Moderately Low Range
9. Responden 9
Nomor Ganjil (Skor Tugas) – 4,4,3,3,4,4,4,4,4,1 = 35 / Moderately High Range
Nomor Genap (Skor Hubungan) – 3,2,3,3,3,4,4,1,3,2 = 27 / Low Range

10. Responden 10
Nomor Ganjil (Skor Tugas) – 5,4,4,3,3,3,3,4,3,3 = 35 / Moderately High Range
Nomor Genap (Skor Hubungan) – 3,3,4,4,4,4,5,4,4,4 = 39/ Moderately High Range

11. Responden 11
Nomor Ganjil (Skor Tugas) – 3,4,5,3,4,4,4,4,4,3 = 38 / Moderately High Range
Nomor Genap (Skor Hubungan) – 4,3,3,5,4,3,4,4,5,4 = 39 / Moderately High Range

12. Responden 12
Nomor Ganjil (Skor Tugas) – 4,4,4,4,4,4,4,4,4,4 = 40 / High Range
Nomor Genap (Skor Hubungan) – 4,4,4,4,4,4,4,4,4,4 = 40 / High Range

13. Responden 13
Nomor Ganjil (Skor Tugas) – 3,2,2,1,3,3,4,2,3,3 = 26 / Low Range
Nomor Genap (Skor Hubungan) – 2,2,2,3,1,2,2,3,3,2 = 22 / Low Range

14. Responden 14

Nomor Ganjil (Skor Tugas) – 2,2,3,2,2,2,2,2,2,2 = 21 / Very Low Range

Nomor Genap (Skor Hubungan) – 3,2,2,3,2,3,2,2,2,1 = 22 / Very Low Range

15. Responden 15

Nomor Ganjil (Skor Tugas) – 2,3,2,2,3,3,2,3,2,2 = 23 / Very Low Range

Nomor Genap (Skor Hubungan) – 2,3,2.3,3,3,2,2.2,2 = 24 / Very Low Range

16. Responden 16

Nomor Ganjil (Skor Tugas) – 2,3.4,3,3,2,3,2,5,2 = 29 / Low Range

Nomor Genap (Skor Hubungan) – 5,5,5,4,1,2,2,3,2,3 = 32 / Moderately Low Range


17. Responden 17

Nomor Ganjil (Skor Tugas) – 3,4,3,3,4,4,4,4,4,2 = 35 / Moderately High Range

Nomor Genap (Skor Hubungan) – 3,3,4,4,4,3,4,2,4,3 = 34 / Moderately Low Range

18. Responden 18

Nomor Ganjil (Skor Tugas) – 5,4,5,4,5,5,5,5,5,4 = 47 / Very High Range

Nomor Genap (Skor Hubungan) – 4,4,5,3,5,5,5,4,5,5 = 45 / Very High Range

19. Responden 19

Nomor Ganjil (Skor Tugas) – 5,3,3,3,4,4,4,3,3,2 = 34 / Moderately Low Range

Nomor Genap (Skor Hubungan) – 4,3,3,3,3,4,3,3,4,3 = 33 / Moderately Low Range

20. Responden 20

Nomor Ganjil (Skor Tugas) – 5,5,5,5,5,5,5,5,5,5 = 50 / Very High Range

Nomor Genap (Skor Hubungan) – 5,5,5,5,5,5,5,5,5,5 = 50 / Very High Range

Berikut merupakan tabel jumlah nilai tiap range (aspek tugas dan hubungan):

● Aspek Tugas

Very High High Moderately Moderately Low Very Low


Range Range High Low Range Range
Range Range

Jumlah 8 1 6 1 2 2

● Aspek Hubungan

Very High High Moderately Moderately Low Very Low


Range Range High Low Range Range
Range Range

Jumlah 5 2 4 5 2 2
Berdasarkan akumulasi nilai dari skor tugas dan skor hubungan diatas, dapat kita lihat
bahwa untuk aspek tugas memiliki jumlah skor dominan pada range Very High, dimana dapat
diartikan bahwa di dalam Organisasi KPM Unpad, secara dominan pemimpin di dalamnya telah
melaksanakan kewajiban untuk memberikan wadah demi mencapai tujuan mereka. Sedangkan
untuk aspek hubungan, telah diakumulasikan skor keseluruhan dengan jumlah skor dominan
berada pada range Very high dan juga seri pada range Moderately Low. Berdasarkan data
tersebut dapat diartikan bahwa pada aspek hubungan belum keseluruhan anggota dominan
merasa nyaman di dalam organisasi KPM Unpad, dikarenakan masih banyak yang berada pada
range low, namun secara dominan sudah berada pada range high.
BAB V
KESIMPULAN

Berdiri dan berlangsungnya suatu organisasi tentunya tidak terlepas dari keberadaan
seorang pemimpin yang menjadi kepala dan panutan di dalamnya. Seorang pemimpin tidak
hanya ada dan menjabat sebagai pimpinan yang harus dihormati saja, tetapi seorang pemimpin
juga harus bertindak dan memberikan feedback kepada anggotanya baik itu dari sisi memberikan
wadah aspirasi dan pencapaian tujuan, maupun juga memberikan sisi dan aspek kenyamanan
bagi para anggota yang dibawahinya. Keberadaaan Leadership Behavior Questionnaire menjadi
sebuah Alat Ukur yang dapat membantu kita mengetahui sejauh dan sebesar apa bentuk atau
upaya pendekatan pemimpin sebagai bentuk perilakunya di dalam sebuah organisasi baik pada
aspek tugas (mewadahi pencapaian tujuan) dan aspek hubungan (kenyamanan) anggotanya.
Tidak terlepas pada organisasi Korps Protokoler Mahasiswa Universitas Padjadjaran atau yang
biasa disingkat KPM Unpad ini. Berdasarkan survei yang kami lakukan terhadap organisasi ini
menggunakan Leadership Behavior Questionnaire, kami dapati bahwa pada aspek tugas sudah
berada pada range Very High atau dalam artian KPM Unpad sudah mewadahi anggotanya untuk
pencapaian tujuan dengan baik, sedangkan pada aspek hubungan berada seri pada range low dan
high dimana dominan pada range Very high dan juga seri pada range Moderately Low yang
dapat diartikan bahwa pada aspek hubungan belum keseluruhan anggota dominan merasa
nyaman di dalam organisasi KPM Unpad. Penggunaan Leadership Behavior Questionnaire pada
survei yang kami lakukan pada KPM Unpad ini menunjukkan bahwa Leadership Behavior
Questionnaire dapat menunjukkan nilai yang bisa menjadi tolak ukur kita dalam melihat sejauh
mana upaya pendekatan pemimpin sebagai bentuk perilakunya di dalam sebuah organisasi baik
pada aspek tugas dan aspek hubungan kepada anggotanya. Kemudian tolak ukur ini bisa
dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk bisa menjadikan organisasi KPM Unpad menjadi lebih
baik lagi kedepannya dalam aspek kepemimpinan dalam organisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Ato’illah, M. (2019). Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja
Pegawai Kelurahan di Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang. Retrieved from
https://doi.org/10.30741/wiga.v4i1.112

Northouse, P. (2016). Leadership Theory and Practice Seventh Edition. Washington DC: SAGE
Publications.

Hidayah, N., Fitriana, & Jamzanah. (2018). Analisis Gaya Kepemimpinan Menggunakan Theory
Behavioral Leadership di Perpustakaan ICBC Yogyakarta. Media Pustakawan, 25, 69-73.

Rohmah, F. (2019). PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN STRES KERJA TERHADAP


KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH DESA BANJARWARU KECAMATAN LUMAJANG
KABUPATEN LUMAJANG. Retrieved from
http://repository.stiewidyagamalumajang.ac.id/id/eprint/714

Anda mungkin juga menyukai