Anda di halaman 1dari 2

Sepatu Tua dan Perginya Seekor Burung Manyar

Syamsul Bahri

16.29/

Di pagi yang belum ranum,


Ibu memberiku sepatu tua itu
terlihat ia sedang membuka cahaya
beralas permadani doa
yang kau sulam dengan air mata
setiap sepertiga malam tiba.
Ayat-ayat kalbu berlantun merdu;
“Ku titipkan sepasang sayap di punggungmu, Nak!
kelak kau terbang melawan angin dan tak hilang terbuang sia-sia,” kata Ibu.
Di atas tanah rantau yang basah,
Ku tapaki jalan panjang menuju surga yang damai bersamamu, Ibu!
“Aku rindu!”
17.00/

Mereka berenang di langit biru nun tua itu


Seayunan kepak sayap burung-burung manyar
Membawa mimpi dan harapan
Untuk berlayar
Di samudera impian
Mengapa, kala kulenting, tak kau teguk
Semerbak wangian mimpi dekat di tepi bibir,
Mengulum racun dengan segala pahit getir.

Di tanganmu hujan warna-warni


Arloji yang melingkar di tanganku
Aku meninggalkan rumah
Dan kembali ke rumah yang berbeda

Yogyakarta, 21 Maret 2021.


LAMPIRAN

Bukti Screenshot

Anda mungkin juga menyukai