Anda di halaman 1dari 83

BAB II

KOLOKASI DAN PREPOSISI DALAM BAHASA ARAB


SERTA PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN ALQURAN

A. Kolokasi dalam Bahasa Arab

1. Pengertian Kolokasi

Kata kolokasi berasal dari bahasa Inggris collocation yang verbanya


adalah collocate. Menurut kamus Collins English Dictionary, kata kerja
collocate ini berasal dari bahasa Latin collocāre, yang berasal dari dua kata
com ‘together’ dan locāre ‘to place’.17 Kolokasi atau sanding kata menurut
Harimurti Kridalaksana adalah asosiasi yang tetap antara kata dengan kata
lain yang berdampingan dalam kalimat.18 Menurut Wafa Kamil Fayid
sebagaimana yang dikutip oleh Saifullah Kamalie dalam artikelnya yang
berjudul ‘Masalah Penerjemahan Kolokasi dalam Tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n’,
kolokasi ialah kumpulan kata yang memiliki makna terbatas, cenderung
berkaitan satu dengan lainnya yang ditentukan oleh kebiasaan dan dengan
peraturan-peraturan khusus.19 Menurut Hoetomo seperti yang dikutip oleh
Purwani Indri Astuti, kolokasi ialah asosiasi tetap kata dengan kata lain dalam
lingkungan yang sama. Menurut Purawani sendiri, kolokasi ialah suatu
fenomena kebahasaan yang menunjukkan suatu kata selalu bersanding dengan
kata tertentu yang muncul pada konteks tertentu dan tidak dapat disandingkan
dengan kata lainnya untuk menyatakan makna yang berbeda dari makna
denotatifnya, dilihat dari sudut pandang penutur.20

17
Patrick Hanks (Ed.), Collins Dictioary of The English Language (London & Glasgow:
Collins, 1979), hal. 298.
18
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik. Edisi Keempat. (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2008), hal. 127.
19
Saifullah Kamalie, ‚Masalah Penerjemahan Kolokasi dalam Tafsir fi Z{ila>l al-Qur’a>n‛.
Jurnal Tsaqafah. Vol. 9, No. 1, April 2013, hal. 175.
20
Purwani Indri Astuti, ‚Kolokasi di Bidang Penerjemahan‛. Jurnal Magister Scientiae.
Edisi No. 36, Oktober 2014, hal. 114.

15
2. Jenis-jenis Kolokasi dalam Bahasa Arab

Menurut Ghazala seperti yang dikutip oleh Brashi dalam disertasinya,


‘Arabic Collocations: Implications for Translation’,21 kolokasi dalam bahasa
Arab terbagi menjadi dua puluh macam, yaitu:
a. Nomina + ajektiva, contohnya ‫ذ‬٣‫ٍ عذ‬ٞ‫( ه‬perkataan yang benar)
b. Nomina + nomina (‫)إظاكح‬, contohnya ‫م اُشٔظ‬ٝ‫( شش‬matahari terbenam)
c. Nomina + konjungsi + nomina, contohnya ‫اُشش‬ٝ ‫ش‬٤‫( اُخ‬kebaikan dan
keburukan)
d. Ajektiva + ajektiva, contohnya ُْ‫( جائش ظا‬pendosa yang dzolim)
e. Verba + nomina (makna bukan figuratif), contohnya ‫ذا‬ٞ‫( عٔغ ص‬mendengar
suara)
f. Verba + nomina (makna figuratif), contohnya ‫( ُوٖ دسعا‬mengajarkan
pelajaran)
g. Verba + verba dasar, contohnya ‫ا‬ِٞ‫ ػ‬٠ِ‫( ػ‬naik tinggi)
h. Verba + adverbia, contoh ‫( تاخ شثؼاٗا‬tidur dalam keadaan kenyang)
i. Verba + preposisi + nomina, contoh ‫ش تاُثٌاء‬ٜ‫( ج‬menangis tersedu-sedu)
j. Verba + pronomina relatif + verba, contoh ‫( أػزس ٖٓ أٗزس‬dia yang
memperingatkan akan dimaafkan)
k. Verba + konjungsi + verba (antonim), contoh ‫ٓ٘غ‬ٝ ٠‫( أػط‬memberi dan
mencegah)
l. Adverbia + konjungsi + adverbia, contoh ‫شا‬٤‫أخ‬ٝ ‫ال‬ٝ‫( أ‬awal dan akhir)
m. Preposisi + nomina + nomina, contoh ‫( تٔحط اُصذكح‬dengan suatu kebetulan
belaka)
n. Partikel negatif + nomina + konjungsi + partikel negatif + nomina, contoh
‫ػ‬٣‫ال ذلش‬ٝ ‫( ال إكشاغ‬tidak berlebih tidak juga mengabaikan)
o. Nomina + verba, contoh ‫شصم‬٣ ٢‫( ح‬hidup berezeki)
p. Nomina + preposisi + nomina, contoh ‫( أٌُاٍ هلل‬kesempurnaan hanya milik
Allah)

21
A S Brashi, ‘Arabic Collocations: Implications for Translation’, Disertasi (Sydney:
University of Western Sydney, 2015), hal. 37.

16
q. Partikel (berfungsi seperti verba) + nomina, contoh ٟ‫د شؼش‬٤ُ (aku berharap
rambutku)
r. Pola gramatikal sewenang-wenang (sumpah), contoh ٙ‫ذ‬٤‫ ت‬٠‫ ٗلغ‬ٟ‫اُز‬ٝ (aku
bersumpah
s. Pola gramatikal sewenang-wenang (umpatan/kutukan), contoh ‫ي اُِؼ٘ح‬٤ِ‫ػ‬
(terkutuk kau)
t. Pola gramatikal sewenang-wenang (pujian), contoh ‫ذاى‬٣ ‫( عِٔد‬terima
kasih/selesai dengan baik)
Kolokasi jenis poin (i) yang berpola verba + preposisi, dalam bahasa
Inggris dikenal dengan phrasal verb, dalam istilah linguistik Indonesia disebut
kolokasi frasa verbal.22 Kolokasi jenis ini yang menjadi pokok pembahasan
dalam penelitian ini.
Adapun menurut Hafiz seperti yang dikutip oleh Brashi juga dalam
disertasinya, kolokasi terbagi atas dua belas macam,23 yaitu:
a. Verba + nomina, di mana nominanya bisa berfungsi sebagai:
1) Subjek, contoh ‫ج‬ُٞٔ‫ذأ ا‬ٛ (gelombang mereda)
2) Objek, contoh ‫ٔح‬٤‫( ظشب اُخ‬dia mendirikan tenda)
3) Keadaan, contoh ‫( اعرشاغ ؿعثا‬dia meradang sambil marah)
b. Verba + frasa nomina berpreposisi, di mana nominanya adalah objek tidak
langsung, contoh َٔ‫( اعرواٍ ٖٓ اُؼ‬ia mengundurkan diri dari pekerjaan)
c. Verba + frasa nomina berpreposisi, di mana frasanya berfungsi sebagai
adverbia, contoh ‫( ٗلز تشذج‬dia melakukannya dengan tepat)
d. Verba + frasa nomina, di mana nominanya dalam bentuk adverbia, contoh
‫ا‬٤‫اذل‬ٛ َ‫( اذص‬ia membuat panggilan telepon)
e. Verba + konjungsi + verba, biasanya dengan verba yang bersinonim, contoh
‫ حِن‬ٝ ‫( غاس‬dia terbang dan melambung)
f. Nomina + nomina (‫)إظاكح‬, contoh ‫( ٓغشح األحذاف‬drama peristiwa)

22
Saifullah Kamalie, ‚Masalah Penerjemahan Kolokasi dalam Tafsir Fi Z{ila>l al-Qur’a>n‛.
Jurnal Tsaqafah. Vol. 9, No. 1, April 2013, hal. 176.
23
A S Brashi, ‘Arabic Collocations: Implications for Translation’, Disertasi (Sydney:
University of Western Sydney, 2015), hal. 44-46.

17
g. Nomina + konjungsi + nomina, contoh ‫إصشاس‬ٝ ّ‫( ػض‬kemauan dan desakan)
h. Nomina + ajektiva, contoh ٠ٔ‫ج ػظ‬ٞ‫( ه‬kekuasaan tertinggi)
i. Nomina + frasa nomina berpreposisi, contoh ‫ األدب‬٠‫ح ك‬٣‫( ؿا‬sangat sopan)
j. Nomina + preposisi, contoh ‫( ٓواسٗح تـ‬dibandingkan dengan)
k. Ajektiva + nomina, contoh ‫( حغٖ األخالم‬memiliki moral yang tinggi)
l. Ajektiva + frasa adverbia, di mana frasa adverbia tersebut terdiri dari
preposisi + nomina, contoh ‫( ٓغرٌ٘شج تشذج‬mengecam keras)
Kolokasi jenis poin (b) yang berpola verba + frasa nomina berpreposisi
ini disebut juga kolokasi frasa verbal.

B. Preposisi dalam Bahasa Arab

Preposisi dalam bahasa Arab termasuk h}uru>f al-ma’a>ny, yaitu huruf-


huruf yang telah memiliki makna tetapi kejelasan maknanya akan tampak jika
berkombinasi dengan kata yang lain. Berbeda dengan h}uru>f al-maba>ny, yaitu
huruf-huruf yang menyusun suatu kata, tidak memiliki makna sama sekali. H{uru>f
al-maba>ny ialah huruf-huruf hija>’iyyah.24 Preposisi dalam bahasa Arab lebih
dikenal dengan h}arf jarr. Pakar linguistik Arab di kota Basrah menamakannya
dengan h}arf jarr, sedangkan pakar linguistik di kota Kufah menamakannya
dengan h}arf khafd}. Di antara keistimewaan bahasa arab dibanding dengan bahasa
selainnya adalah bahasa Arab memilki makna yang luas, dimana satu kata dalam
bahasa Arab bisa memilki banyak makna, contohnya adalah pada h}arf jarr ini.
H{arf jarr ada dua puluh macam,25 yaitu: al-ba>’, min, ila>, ‘an, ‘ala>, fi>, al-ka>f, al-
la>m, wa>w al-qasam, ta>’ al-qasam, muz\, munzu\, rubba, h}atta>, khala>, ‘ada>, h}as> ya>,
kay, mata>, dan la’alla>.

24
Al-Hasan bin Qasim al-Murady, Al-Jana> al-Da>ny Fi> Huru>f al-Ma’a>ny (Beirut: Darul
Kutub Al-Ilmiyah, 1992), hal. 20.
25
Musthafa al-Ghulayain, Ja>mi’ al-Duru>s al-‘Arabiyyah Juz 3 (Beirut: Darul Kutub Al-
Ilmiyah, 1944), hal. 125.

18
Berikut adalah makna-makna h{arf jarr :

1. H{arf Jarr al-Ba>’ (‫)اُثاء‬


H{arf jarr ‫ اُثاء‬ada dua macam, yaitu za>’idah (tambahan) dan gairu
za>’idah (bukan tambahan). H{arf jarr ‫ اُثاء‬gairu za>’idah memiliki 13 makna,26
yaitu:
a. Al-Ils}a>q (menempelkan), merupakan makna asal. Makna ini adakalanya
hakiki seperti ‫ذى‬٤‫( أٓغٌد ت‬aku memegang tanganmu), dan adakalanya
kiasan seperti ‫( ٓشسخ تذاسى‬aku lewat [dekat] rumahmu).
b. Al-Ta’diyyah (mentransitifkan), yaitu menjadikan verba intranstif menjadi
transitif, misalnya

)ٔٚ :‫ذىب اهلل بنورىم (البقرة‬


Kata ‫ة‬ٛ‫ ر‬dalam ayat tersebut bermakna ‫ة‬ٛ‫ أر‬karena berkolokasi dengan
‫اُثاء‬, sehingga maknanya ‘Allah hilangkan cahaya mereka’.
c. Al-Isti’a>nah (permintaan bantuan), bermakna sarana sebagai perantara
untuk melakukan suatu pekerjaan, misalnya ِْ‫( ًرثد تاُو‬aku menulis dengan
[bantuan] pena).
d. Al-Saba>biyyah wa al-Ta’li>l (sebab dan alasan), bermakna sebab dan alasan
dilakukannya suatu pekerjaan, misalnya

)ٖٔ :‫فبما نقضهم ميثاقهم لعناىم (املائدة‬


(karena mereka melanggar janji, Kami kutuk mereka).
e. Al-Musha>habah yaitu bermakna ‫ٓغ‬, misalnya

)ٗٛ :‫قيل يانوح اىبط بسَلم (ىود‬


(difirmankan: wahai Nuh, turunlah dengan selamat).
f. Al-Z{arfiyyah yaitu bermakna ٢‫ك‬, misalnya

)ٕٖٔ :‫ولقد نصركم اهلل ببدر (آل عمران‬


(sungguh Allah telah menolong kalian dalam peperangan Badar).
g. Al-Badal (ganti), misalnya ْ‫ا حٔش اُ٘ؼ‬ٜ‫ ت‬٠ٗ‫غش‬٣ ‫ٓا‬

26
Al-Hasan bin Qasim al-Murady, Al-Jana> al-Da>ny Fi> Huru>f al-Ma’a>ny (Beirut: Darul
Kutub Al-Ilmiyah, 1992), hal. 36.

19
h. Al-Muqa>balah (pembanding), yaitu masuk dalam harga dan bagian
misalnya ‫د اُلشط تأُق‬٣‫( اشرش‬saya membeli kuda ini seharga seribu dinar).
i. Al-Muja>wazah, bermakna ٖ‫( ػ‬tentang), misalnya

)ٔ :‫سأل سائل بعذاب واقع (املعارج‬


(seseorang telah bertanya tentang siksa yang akan datang).
j. Al-Isti’la>’, yaitu bermakna ٠ِ‫ػ‬, misalnya

)ٚ٘ :‫ومن أىل الكتاب من إن تأمنو بقنطار يأده إليك (آل عمران‬
(Di antara Ahli kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan
kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu).
k. Al-Tab’i>d}iyyah, bermakna min al-tab’i>d}iyyah (sebagian), misalnya

)ٙ :‫عينا يشرب ِّبا عباد اهلل (اإلنسان‬


([yaitu] mata air [dalam surga] yang daripadanya hamba-hamba Allah
minum).

)ٙ :‫وامسحوا برؤوسكم (املائدة‬


(dan usaplah [sebagian] kepalamu).
l. Al-Qasam (sumpah), misalnya ِٖ‫( تي ألكؼ‬demi kamu, akan kulakukan).
m. Bermakna ٠ُ‫إ‬, misalnya

ّْ ‫َخَر َج ِِن ِم َن‬


)ٔٓٓ :‫الس ْج ِن (يوسف‬ ْ ‫َوقَ ْد أَ ْح َس َن ِِب إِ ْذ أ‬
(Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia
membebaskan aku dari rumah penjara).

Adapun ‫ اُثاء‬za>’idah berada pada 6 tempat yaitu:


a. َ‫ اُلاػ‬misalnya

ً ‫َك َفى بِاللَّ ِو َش ِه‬


)ٖٗ :‫يدا (الرعد‬
(Cukuplah Allah menjadi saksi)

b. ٍٞ‫ أُلؼ‬misalnya

)ٜٔ٘ :‫َوََل تُ ْل ُقوا بِأَيْ ِدي ُك ْم إِ َل الت َّْهلُ َك ِة (البقرة‬


(dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan).

20
c. ‫ أُثرذأ‬misalnya ‫ذ‬٣‫تحغثي ص‬
d. ‫ اُخثش‬misalnya
ٍ ‫أَلَيس اللَّو بِ َك‬
)ٖٙ :‫اف َعْب َدهُ (الزمر‬ ُ َ ْ
(Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya).

e. ‫ذ‬٤ًٞ‫ تاب اُر‬٠‫ٖ ك‬٤‫اُؼ‬ٝ ‫ اُ٘لظ‬misalnya ٚ٘٤‫تؼ‬ٝ ٚ‫ذ ت٘لغ‬٣‫جاء ص‬


f. ‫ح‬٤‫ اُحاٍ أُ٘ل‬misalnya ‫كٔا سجؼد تخائثح‬

Selain makna-makna di atas, menurut Abu Aus Ibrahim Syamsan, h{arf


jarr ‫ اُثاء‬juga bermakna ٍ‫( اُحا‬keadaan), misalnya ٚ‫ات‬٤‫ خشج تث‬bermakna ‫ا‬٤‫خشج ٌٓرغ‬
(keluar dengan berpakaian).27

2. H{arf Jarr Ila> (٠ُ‫)إ‬


Harf jarr ٠ُ‫ إ‬menurut Al-Hasan bin Qasim al-Murady memiliki 8
makna,28 yaitu:
a. Al-Intiha>’ (akhir, penghabisan), misalnya
ِِ ِ ْ ‫َسرى بِعْب ِدهِ لَْي ًَل ِمن الْمس ِج ِد‬ ِ
َ ‫اْلََرام إِ َل الْ َم ْسجد ْاْلَْق‬
‫صى‬ َْ َ َ َ ْ ‫ُسْب َحا َن الَّذي أ‬
)ٔ :‫(اإلسراء‬
(Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu
malam dari Al-Masjid Al-Haram ke Al-Masjid Al-Aqsha)
b. Al-Mus}a>h}abah, yaitu bermakna ‫ٓغ‬, misalnya

)ٕ :‫َوََل تَأْ ُكلُوا أ َْم َوا ََلُ ْم إِ َل أ َْم َوالِ ُك ْم (النساء‬


(jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu).
c. Al-Tabyi>n, misalnya

ََّ ِ‫ب إ‬
)ٖٖ :‫ل (يوسف‬ ُّ ‫َح‬
َ ‫الس ْج ُن أ‬
ّْ ‫ب‬ّْ ‫َر‬
(Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai).

27
Abu Aus Ibrahim al-Syamsan, H{uru>f al-Jarr ‘Ala>qa>tiha> wa Dila>la>tiha> (Jeddah: Al-
Madani, 1987), hal. 10.
28
Al-Hasan bin Qasim al-Murady, Al-Jana> al-Da>ny Fi> Huru>f al-Ma’a>ny (Beirut: Darul
Kutub Al-Ilmiyah, 1992), hal. 385.

21
d. Bermakna ّ‫اُال‬, misalnya
ِ ‫و ْاْلَمر إِلَي‬
)ٖٖ :‫ك (النمل‬ ْ ُْ َ
(dan keputusan berada ditanganmu).
e. Bermakna ٠‫ك‬, misalnya

)ٛٚ :‫لَيَ ْج َم َعنَّ ُك ْم إِ َل يَ ْوِم الْ ِقيَ َام ِة (النساء‬


(Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu di hari kiamat).
f. Bermakna ٖٓ
g. Bermakna ‫ػ٘ذ‬, misalnya

)ٖٖ :‫ل ِِمَّا يَ ْدعُونَِِن إِلَْي ِو (يوسف‬


ََّ ِ‫ب إ‬
ُّ ‫َح‬
َ ‫الس ْج ُن أ‬
ّْ ‫ب‬ّْ ‫قَ َال َر‬
(Yusuf berkata: Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada
memenuhi ajakan mereka kepadaku).
h. Sebagai za>’idah (tambahan), misalnya

ِ ‫اج َع ْل أَفْئِ َدةً ِم َن الن‬


)ٖٚ :‫َّاس تَ ْه ِوي إِلَْي ِه ْم (إبراىيم‬ ْ َ‫ف‬
(maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka).

3. H{arf Jarr Min (ٖٓ)


Harf jarr ٖٓ menurut Musthafa memiliki 8 makna,29 yaitu:
a. Al-Ibtida>’ (permulaan), yaitu permulaan untuk menuju suatu tempat atau
permulaan waktu, misalnya
ِِ ِ ْ ‫َسرى بِعْب ِدهِ لَْي ًَل ِمن الْمس ِج ِد‬ ِ
َ ‫اْلََرام إِ َل الْ َم ْسجد ْاْلَْق‬
‫صى‬ َْ َ َ َ ْ ‫ُسْب َحا َن الَّذي أ‬
)ٔ :‫(اإلسراء‬
(Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu
malam dari Al-Masjid Al-Haram ke Al-Masjid Al-Aqsha).
b. Al-Tab’i>d}, yaitu bermakna ‫تؼط‬, misalnya

)ٜٕ :‫لن تنالوا الرب حىت تنفقوا ِما حتبون (آل عمران‬
(Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan yang sempurna, sebelum
kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai).

29
Musthafa al-Ghulayain, Ja>mi’ al-Duru>s al-‘Arabiyyah (Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyah,
1944), hal. 128.

22
c. Al-Baya>n (penjelasan), misalnya

)ٖٓ :‫فاجتنبوا الرجس من اْلوثان (اْلج‬


(maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis).

d. Al-Ta’ki>d (penguatan), secara lafal dalam i’rab merupakan tambahan,


misalnya

)ٜٔ :‫ما جاءنا من بشري (املائدة‬


(seorang pembawa berita gembira tidak datang kepada kami).
e. Al-Badal (pengganti), misalnya

)ٖٛ :‫أرضيتم باْلياة الدنيا من اْلخرة (التوبة‬


(Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di
akhirat?).
f. Al-Z{arfiyyah, yaitu bermakna ٢‫ك‬, misalnya

)ٜ :‫إذا نودي للصَلة من يوم اجلمعة (اجلمعة‬


(apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum'at).
g. Al-Ta’li>l (alasan), misalnya

)ٕ٘ :‫ِما خطيئاهتم أغرقوا (نوح‬


(Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan).
h. Bermakna ٖ‫ػ‬, misalnya

)ٜٚ :‫ياويلنا قد كنا ىف غفلة من ىذا (اْلنبياء‬


(Aduhai, celakalah kami, sungguh kami dalam kelalaian tentang ini).

Selain makna-makna di atas, menurut Abu Aus Ibrahim Syamsan, h{arf


jarr ٖٓ juga bermakna:30
a. ‫ح‬٣‫اء اُـا‬ٜ‫( اٗر‬akhir suatu tujuan), misalnya ٚ٘ٓ ‫ هشتد‬bermakna ٚ٤ُ‫( ذوشتد إ‬aku
mendekat kepadanya)
b. َ‫( اُلص‬pemisahan), misalnya

)ٕٕٓ :‫صلِ ِح (البقرة‬ ِ ِ


ْ ‫َواللَّوُ يَ ْعلَ ُم الْ ُم ْفس َد م َن الْ ُم‬
30
Abu Aus Ibrahim al-Syamsan, H{uru>f al-Jarr ‘Ala>qa>tiha> wa Dila>la>tiha> (Jeddah: Al-
Madani, 1987), hal. 20.

23
(dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang
mengadakan perbaikan).
c. ‫( اُضائذج‬tambahan), misalnya

)ٕٚٔ :‫َويُ َكف ُّْر َعْن ُك ْم ِم ْن َسيّْئَاتِ ُك ْم (البقرة‬


(Dan Allah akan menghapuskan dari kamu kesalahan-kesalahanmu).

4. Harf Jarr H{atta> (٠‫)حر‬


H{arf jarr h{atta> menurut Musthafa bermakna ‘akhir’ atau ‘penghabisan’
seperti ٠ُ‫إ‬,31 misalnya

)٘ :‫َس ََل ٌم ِى َي َح َّىت َمطْلَ ِع الْ َف ْج ِر (القدر‬


(Malam itu [penuh] kesejahteraan sampai terbit fajar).

5. H{arf Jarr ‘An (ٖ‫)ػ‬


Harf jarr ٖ‫ ػ‬menurut Musthafa memiliki 6 makna,32 yaitu:
a. Al-muja>wazah wa al-bu’d (melampaui dan jauh), misalnya ٖ‫ْ ػ‬ٜ‫د اُغ‬٤ٓ‫س‬
‫ط‬ٞ‫( اُو‬aku melemparkan anak panah dari busur).
b. Bermakna ‫تَؼذ‬, misalnya
ِِ ِ
َ ‫صبِ ُح َّن نَادم‬
)ٗٓ :‫ْي (املؤمنون‬ ْ ُ‫قَ َال َع َّما قَل ٍيل لَي‬
(Allah berfirman, dalam sedikit waktu lagi pasti mereka akan menjadi
orang-orang yang menyesal).
c. Bermakna ٠ِ‫ػ‬, misalnya

)ٖٛ :‫َوَم ْن يَْب َخ ْل فَِإََّّنَا يَْب َخ ُل َع ْن نَ ْف ِس ِو (حممد‬


(dan siapa yang kikir, maka dia hanyalah kikir atas dirinya sendiri).
d. Al-ta’li>l (alasan), misalnya

ِ ِ
َ ‫َوَما ََْن ُن بِتَا ِركِي آَلَتِنَا َع ْن قَ ْول‬
)ٖ٘ :‫ك (ىود‬

31
Musthafa al-Ghulayain, Ja>mi’ al-Duru>s al-‘Arabiyyah (Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyah,
1944), hal. 131.
32
Musthafa al-Ghulayain, Ja>mi’ al-Duru>s al-‘Arabiyyah (Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyah,
1944), hal. 131-132.

24
(dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami
karena perkataanmu).
e. Bermakna ٖٓ, misalnya

)ٕ٘ :‫َوُى َو الَّ ِذي يَ ْقبَ ُل الت َّْوبَةَ َع ْن ِعبَ ِادهِ (الشورى‬
(Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya).

f. Bermakna al-badl, misalnya

ٍ ‫َواتَّ ُقوا يَ ْوًما ََل ََْت ِزي نَ ْفس َع ْن نَ ْف‬


)ٗٛ :‫س َشْيئًا (البقرة‬ ٌ
(Dan jagalah dirimu dari [azab] hari [kiamat, yang pada hari itu] seseorang
tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun).

6. H{arf Jarr ‘Ala> (٠ِ‫)ػ‬


Harf jarr ٠ِ‫ ػ‬menurut Musthafa memiliki 8 makna,33 yaitu:
a. Al-isti’la>’ (naik, tinggi), misalnya
ِ ‫و َعلَي ها و َعلَى الْ ُف ْل‬
)ٕٕ :‫ك ُْحت َملُو َن (املؤمنون‬ َ َْ َ
(dan di atas punggung binatang-binatang ternak itu dan [juga] di atas
perahu-perahu kamu diangkut)
b. Bermakna ٢‫ك‬, misalnya

)ٔ٘ :‫ْي َغ ْفلَ ٍة ِم ْن أ َْىلِ َها (القصص‬


ِ ‫وَد َخل الْم ِدينَةَ َعلَى ِح‬
َ َ َ
(Dan Musa masuk ke kota [Memphis] ketika penduduknya sedang lengah).
c. Bermakna ٖ‫ػ‬, misalnya dalam syair ....‫ش‬٤‫ هش‬ٞ٘‫ ت‬٢ِ‫د ػ‬٤‫ إرا سظ‬bermakna
٠٘‫د ػ‬٤‫سظ‬.
d. Bermakna al-la>m al-ta’li>l, misalnya

)ٔٛ٘ :‫َولِتُ َكبّْ ُروا اللَّوَ َعلَى َما َى َدا ُك ْم (البقرة‬


(dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang
diberikan kepadamu).

33
Musthafa al-Ghulayain, Ja>mi’ al-Duru>s al-‘Arabiyyah (Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyah,
1944), hal. 133.

25
e. Bermakna ‫ٓغ‬, misalnya

)ٔٚٚ :‫َوآتَى الْ َم َال َعلَى ُحبّْ ِو (البقرة‬


(dan memberikan harta yang dicintainya).
f. Bermakna ٖٓ, misalnya

ِ ‫إِذَا ا ْكتَالُوا َعلَى الن‬


)ٕ :‫َّاس يَ ْستَ ْوفُو َن (املطففْي‬
(apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi).

g. Bermakna ‫اُثاء‬, misalnya

ْ ‫ول َعلَى اللَّ ِو إََِّل‬


)ٔٓ٘ :‫اْلَ َّق (اْلعراف‬ َ ُ‫يق َعلَى أَ ْن ََل أَق‬ ِ
ٌ ‫َحق‬
(wajib atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak).
h. Istidra>k (perbaikan), misalnya

‫ على أنو َل ييأس من رمحة اهلل‬،‫فَلن َل يدخل اجلنة لسوء صنيعو‬


(Fulan tidak masuk surga karena perbuatan buruknya, tetapi ia tidak
berputus asa dari rahmat Allah).

7. Harf Jarr Fi> (٠‫(ك‬

Harf jarr ٠‫ ك‬menurut Musthafa memiliki 7 makna,34 yaitu:

a. Al-Z}arfiyyah, baik hakiki maupun kiasan, misalnya


ِ ِ ْ ِ‫ ِِف ب‬،‫ض وىم ِمن ب ع ِد َغلَبِ ِهم سي ْغلِبو َن‬ ِ ‫غُلِب‬
‫ْي‬
َ ‫ض ِع سن‬ ُ ََ ْ ْ َ ْ ْ ُ َ ِ ‫وم ِِف أ َْد ََن ْاْل َْر‬
ُ ‫الر‬
ُّ ‫ت‬ َ
)ٗ-ٕ :‫(الروم‬
(Telah dikalahkan bangsa Romawi di negeri yang terdekat dan mereka
sesudah dikalahkan itu akan menang dalam beberapa tahun lagi).
b. Al-saba>biyyah wa al-ta’li>l (sebab dan alasan), misalnya

)‫دخلت امرأة النار ىف ىرة حبستها (اْلديث‬


(seorang wanita masuk neraka karena seekor kucing yang dikekangnya).

34
Musthafa al-Ghulayain, Ja>mi’ al-Duru>s al-‘Arabiyyah (Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyah,
1944), hal. 135.

26
c. Bermakna ‫ٓغ‬, misalnya

)ٖٛ :‫س ِِف النَّا ِر (اْلعراف‬


ِ ْ‫اإلن‬ ْ ‫ت ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم ِم َن‬
ِْ ‫اجلِ ّْن َو‬ ْ َ‫ْاد ُخلُوا ِِف أ َُم ٍم قَ ْد َخل‬
(Masuklah kamu sekalian ke dalam neraka bersama umat-umat jin dan
manusia yang telah terdahulu sebelum kamu).
d. Al-isti’la>’, bermakna ٠ِ‫ػ‬, misalnya

)ٚٔ :‫َّخ ِل (طو‬ ِ ‫ُصلّْبَ نَّ ُك ْم ِِف ُج ُذ‬


ْ ‫وع الن‬ َ ‫َوَْل‬
(dan sungguh aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon
kurma).
e. Bermakna ‫ اُثاء‬yang berarti al-ils}a>q.
f. Bermakna ٠ُ‫إ‬, misalnya

)ٜ :‫فَ َرُّدوا أَيْ ِديَ ُه ْم ِِف أَفْ َو ِاى ِه ْم (إبراىيم‬


(lalu mereka menutupkan tangannya ke mulutnya).

Selain makna-makna di atas, menurut Abu Aus Ibrahim Syamsan, h{arf


jarr ٖٓ juga bermakna:35
a. ‫غح‬٣‫( أُوا‬pengukuran), misalnya

)ٕٙ :‫اْلَيَاةُ الدُّنْيَا ِِف ْاْل ِخَرةِ إََِّل َمتَاعٌ (الرعد‬


ْ ‫َوَما‬
(padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat,
hanyalah kesenangan (yang sedikit)).
b. ‫( اُضائذج‬tambahan), misalnya

)ٗٔ :‫ْارَكبُوا فِ َيها (ىود‬


Ayat ini bermakna ‫ا‬ٛ ‫ا‬ٞ‫( اسًث‬naiklah di atasnya).

35
Abu Aus Ibrahim al-Syamsan, H{uru>f al-Jarr ‘Ala>qa>tiha> wa Dila>la>tiha> (Jeddah: Al-
Madani, 1987), hal. 15.

27
8. Harf Jarr al-Ka>f (‫)اٌُاف‬

Harf jarr ‫ اٌُاف‬menurut Musthafa memiliki 4 makna,36 yaitu:

a. Al-tasybi>h (perumpamaan), misalnya

‫علي كاْلسد‬
ّ
(Ali seperti harimau).
b. Al-ta’li>l (alasan), misalnya

)ٜٔٛ :‫َواذْ ُك ُروهُ َك َما َى َدا ُك ْم (البقرة‬


(Dan berdzikirlah karena petunjukNya kepada kalian).
c. Bermakna ٠ِ‫ػ‬, misalnya

َ ْ‫ُك ْن َك َما أَن‬


‫ت‬
(jadilah dirimu sendiri).
d. Al-tauki>d (menguatkan), misalnya

)ٔٔ :‫س َك ِمثْلِ ِو َش ْيءٌ (الشورى‬


َ ‫لَْي‬
(Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia).

9. Harf Jarr al-La>m (ّ‫)اُال‬

Harf jarr ّ‫ اُال‬menurut Musthafa memiliki 15 makna,37 yaitu:

a. Al-Milk (kepemilikan), misalnya


ِ ‫السماو‬ ِ ِِ
ِ ‫ات َو ْاْل َْر‬
)ٕٙ :‫ض (لقمان‬ َ َ َّ ‫للَّو َما ِف‬
(Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi).
b. Al-Ikhtis}a>s} (kekhususan), misalnya

‫اْلمد هلل‬
(segala puji hanya untuk Allah).

36
Musthafa al-Ghulayain, Ja>mi’ al-Duru>s al-‘Arabiyyah Juz 3 (Beirut: Darul Kutub Al-
Ilmiyah, 1944), hal. 136.
37
Musthafa al-Ghulayain, Ja>mi’ al-Duru>s al-‘Arabiyyah, Juz 3 (Beirut: Darul Kutub Al-
Ilmiyah, 1944), hal. 138.

28
c. Syibh al-milk (semi kepemilikan), misalnya

‫اللجام للفرس‬
(kekang tersebut untuk kuda itu).
d. Al-Tabyi>n (penjelasan), misalnya

)ٕٖ :‫ك (يوسف‬


َ َ‫ت ل‬
َ ‫ت َىْي‬
ْ َ‫َوقَال‬
(seraya ia berkata: marilah ke sini).
e. Al-Ta’li>l wa al-saba>biyyah (sebab dan alasan), misalnya

)ٔٓ٘ :‫َّاس ِِبَا أ ََر َاك اللَّوُ (النساء‬


ِ ‫ْي الن‬ ِ ْ ِ‫إِنَّا أَنْزلْنا إِلَيك الْ ِكتاب ب‬
َ ْ َ‫اْلَ ّْق لتَ ْح ُك َم ب‬ َ َ َ ْ ََ
(Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan
membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa
yang telah Allah wahyukan kepadamu).
f. Al-Tauki>d (penguatan)
g. Al-Taqwiyyah
h. Intiha’ al-ga>yah, yaitu bermakna ٠ُ‫إ‬, misalnya
ِ
َ ‫ُكلّّ ََْي ِري ْل‬
)ٕ :‫َج ٍل ُم َس ِّمى (الرعد‬
(Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan).
i. Al-Istiga>s\ah (permintaan pertolongan), misalnya

!‫يا َلَالِ ٍد لِبَكر‬


j. Al-Ta’ajjub (ketakjuban), misalnya

‫يا لَْل َفَرِح‬


k. Al-S{ayru>rah, yaitu pernyataan sesudah la>m sebagai akibat dari pernyataan
sebelum la>m, misalnya

)ٛ :‫آل فِْر َع ْو َن لِيَ ُكو َن ََلُ ْم َع ُد ِّوا َو َحَزنًا (القصص‬


ُ ُ‫فَالْتَ َقطَو‬
(Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir'aun yang akibatnya dia menjadi
musuh dan kesedihan bagi mereka).
l. Al-Isti’la>’, yaitu bermakna ٠ِ‫ػ‬, misalnya
ِ َ‫ََِيُّرو َن لِ ْْلَ ْذق‬
)ٔٓٚ :‫ان ُس َّج ًدا (اإلسراء‬
(mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud).

29
m. Al-Waqt (waktu), misalnya

ِ ‫َّم‬
)ٚٛ :‫س (اإلسراء‬ ِ ِ َّ ‫أَقِ ِم‬
ْ ‫الص ََلةَ ل ُدلُوك الش‬
(Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir).
n. Bermakna ‫ٓغ‬
o. Bermakna ٢‫ك‬, misalnya

)ٗٚ :‫ط لِيَ ْوِم الْ ِقيَ َام ِة (اْلنبياء‬


َ ‫ين الْ ِق ْس‬ِ
َ ‫ض ُع الْ َم َواز‬
َ َ‫َون‬
(Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat).

Selain makna-makna di atas, menurut Abu Aus Ibrahim Syamsan, h{arf


jarr ٖٓ juga bermakna:38
a. ‫ي‬٤ِٔ‫( اُر‬memindahkan kepemilikan), misalnya ‫٘اسا‬٣‫ذ د‬٣‫ثد ُض‬ٛٝ (aku
memberikan satu dinar kepada Zaid).
b. ‫ي‬٤ِٔ‫ اُر‬ٚ‫( شث‬semi ‫ي‬٤ِٔ‫)اُر‬, misalnya
ِ ِ
ً ‫َواللَّوُ َج َع َل لَ ُك ْم م ْن أَنْ ُفس ُك ْم أ َْزَو‬
)ٕٚ :‫اجا (النحل‬
(Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri).

c. ‫ح‬٣‫( اُرؼذ‬mentransitifkan), misalnya

)٘ :‫ك َولِيِّا (مرمي‬


َ ْ‫ب ِل ِم ْن لَ ُدن‬
ْ ‫فَ َه‬
(maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera).

d. ‫ؾ‬٤ِ‫( اُرث‬menyampaikan), misalnya ُٚ ‫( هِد‬aku berkata kepadamu).

10. Harf Jarr al-Wa>w al-Qasam


Al-Wa>w al-qasam ialah al-wa>w untuk bersumpah, misalnya

)ٕ-ٔ :‫َوالْ َف ْج ِر َولَيَ ٍال َع ْش ٍر (الفجر‬


(Demi fajar dan demi malam yang sepuluh).

38
Abu Aus Ibrahim al-Syamsan, H{uru>f al-Jarr ‘Ala>qa>tiha> wa Dila>la>tiha> (Jeddah: Al-
Madani, 1987), hal. 17.

30
11. Harf Jarr al-Ta>’ al-Qasam
Al-Ta>’ al-qasam ialah al-ta>’ untuk bersumpah, misalnya

َ ِ‫َوتَاللَّ ِو َْلَك‬
ْ ‫يد َّن أ‬
)٘ٚ :‫َصنَ َام ُك ْم (اْلنبياء‬
(Demi Allah, sungguh aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-
berhalamu).
12. Harf Jarr Muz\ (‫)ٓز‬
Harf jarr muz\ bermakna ٖٓ jika waktunya lampau,39 misalnya

‫ما رأيتك مذ يوم اجلمعة‬


(Aku tidak melihatmu sejak hari Jum’at),
Bermakna ٢‫ ك‬jika waktunya present, misalnya

‫ما رأيتو مذ يومنا‬


(Aku belum melihatnya pada hari ini)
13. Harf Jarr Munz\u (‫)ٓ٘ز‬
Harf jarr Munz\u (‫ )ٓ٘ز‬ini memiliki makna yang sama dengan harf
jarr muz\ (‫)ٓز‬.
14. Harf Jarr Rubba (‫)سب‬

Menurut Musthafa, harf jarr ‫سب‬ bisa bermakna َ٤ِ‫اُرو‬


(menyedikitkan) bisa juga bermakna ‫ش‬٤‫( اُرٌث‬memperbanyak) sesuai dengan
konteks kalimatnya.40 Bermakna َ٤ِ‫ اُرو‬misalnya pada potongan syair

‫ وليس لو أب‬،‫أَل رب مولود‬


(ingatlah, sedikit sekali seorang anak yang lahir tanpa ayah).
Bermakna ‫ش‬٤‫( اُرٌث‬memperbanyak) misalnya pada sebuah hadits

‫رب قارئ من القرآن والقرآن يلعنو‬


(betapa banyak pembaca Alquran, tetapi Alquran justru melaknatnya).

39
Musthafa al-Ghulayain, Ja>mi’ al-Duru>s al-‘Arabiyyah, Juz 3 (Beirut: Darul Kutub Al-
Ilmiyah, 1944), hal. 142.
40
Musthafa al-Ghulayain, Ja>mi’ al-Duru>s al-‘Arabiyyah, Juz 3 (Beirut: Darul Kutub Al-
Ilmiyah, 1944), hal. 142.

31
15. Harf Jarr Khala> (‫)خال‬
Harf jarr ‫ خال‬berfungsi untuk ‫( االعرث٘اء‬pengecualian).
16. Harf Jarr ‘Ada> (‫)ػذا‬
Harf jarr ‫ ػذا‬memiliki fungsi yang sama dengan harf jarr ‫خال‬, yaitu
‫االعرث٘اء‬.
17. Harf Jarr H}a>sya> (‫)حاشا‬
Harf jarr ‫ حاشا‬memiliki fungsi yang sama dengan harf jarr ‫ خال‬dan
‫ ػذا‬yaitu ‫االعرث٘اء‬.
18. Harf Jarr Kay (٢ً)
Harf jarr ٢ً berfungsi seperti harf jarr ّ‫ اُال‬yaitu bermakna َ٤ِ‫اُرؼ‬
(alasan).
19. Harf Jarr Mata> (٠‫)ٓر‬
Harf jarr ٠‫ ٓر‬ini bermakna ٖٓ.
20. Harf Jarr La’alla> (َ‫)ُؼ‬
Harf jarr َ‫ ُؼ‬ini hanya sebagai ‘tambahan’, tidak ada hubungan
sama sekali dalam kalimat.41

C. Problematika Penerjemahan Alquran

1. Pengertian Penerjemahan

Penerjemahan menurut Muhammad Abd al-Adhim al-Zarqani secara


bahasa berarti pengalihan dari suatu bahasa ke dalam bahasa yang lain. Secara
istilah berarti mengungkapkan makna suatu kalimat dari suatu bahasa ke
dalam bahasa yang lain sesuai dengan semua makna dan maksud dari bahasa
sumber.42

Menurut Mildred L. Larson, penerjemahan merupakan pengubahan dari


suatu bentuk ke bentuk yang lain, atau pengubahan dari suatu bahasa ke dalam

41
Musthafa al-Ghulayain, Ja>mi’ al-Duru>s al-‘Arabiyyah, Juz 3 (Beirut: Darul Kutub Al-
Ilmiyah, 1944), hal. 142
42
Muhammad Abd al-Adhim al-Zarqani, Mana>hil al-‘Irfa>n fi> Ulu>m al-Qur’a>n Juz 2
(Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi, 1995), hal. 91.

32
bahasa lain, dan sebaliknya. Yang dimaksud dengan bentuk bahasa lain ialah
kata, frase, klausa, kalimat, paragraf, dan lain-lain baik lisan maupun tulisan.
Bentuk itu disebut struktur lahir bahasa, yaitu bagian struktural bahasa yang
biasa terlihat dalam bentuk cetak atau terdengar dalam ujaran. Dalam
penerjemahan, bentuk bahasa sumber diganti dengan bentuk bahasa sasaran.
Pengalihan ini dilakukan dari bentuk bahasa pertama ke dalam bahasa kedua
melalui struktur semantis. Maknalah yang dialihkan dan harus dipertahankan,
sedangkan bentuk boleh diubah. Bahasa asal terjemahan disebut dengan bahasa
sumber, sedangkan bahasa hasil terjemahan itu disebut dengan bahasa sasaran.
Menerjemahkan berarti memerlukan beberapa tahapan diantaranya:43

1. Mempelajari leksikon, struktur gramatikal, situasi komunikasi, dan


konteks budaya dari teks bahasa sumber.
2. Menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan maknanya.
3. Mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan menggunakan
leksikon dan struktur gramatikal yang sesuai dalam bahasa sasaran dan
konteks budayanya.

Penerjemahan bukan sekedar pemilihan kata yang berbeda, melainkan


juga penggunaan struktur gramatikal yang berbeda. Contoh penggunaan yang
berbeda-beda untuk mengungkapkan makna ‘seseorang (yang berbicara)
mempunyai uang’, bahasa Indonesia menggunakan bentuk ‘saya mempunyai
uang’; bahasa Jepang dan Latin menggunakan bentuk yang secara harfiah
adalah ‘kepada saya ada uang’; bahasa Arab dan Rusia ‘dengan saya ada uang’;
dan bahasa Aguaruna dan Turki ‘uang saya ada’.

Ada empat ciri bahasa yang mempunyai pengaruh langsung terhadap


prinsip penerjemahan.44 Pertama, komponen-komponen makna dikemas dalam
unsur leksikal, tetapi pengemasannya dalam suatu bahasa berbeda dengan

43
Mildred L. Larson, Penerjemahan Berdasar Makna: Pedoman untuk Pemadanan
Antarbahasa, terj. Kencanawati Taniran (Jakarta: Arcan, 1989), hal. 3.
44
Mildred L. Larson, Penerjemahan Berdasar Makna: Pedoman untuk Pemadanan
Antarbahasa, terj. Kencanawati Taniran (Jakarta: Arcan, 1989), hal. 7.

33
pengemasannya dalam bahasa lain. Misalnya, kebanyakan bahasa mempunyai
komponen makna jamak, seperti s dalam bahasa Inggris, yang sering muncul
dalam gramatika sebagai sufiks pada nomina atau verba atau kedua-duanya.
Pemeriksaan kamus apa saja akan menunjukkan banyaknya cara pengemasan
komponen makna dalam unsur leksikal. Dalam contoh di bawah ini, semua
komponen maknanya termuat dalam sebuah unsur leksikal.

- Dalam bahasa Otomi, Meksiko, ada sebuah kata yang berarti ‘menjaga
domba pada malam hari’.
- Dalam bahasa Vietnam, ada kata yang berarti ‘seseorang
meninggalkan rumah untuk pergi ke suatu tempat, tetapi tiba-tiba
terjadi sesuatu di rumahnya sehingga ia harus pulang’.
- Dalam bahasa Chipaya, Bolivia, kata untuk ‘proyektor’ ialah ‘benda
untuk menayangkan gambar di dinding’.
Jadi, sebuah kata dalam bahasa sumber sering harus diterjemahkan dengan
beberapa atau banyak kata.

Kedua, komponen makna yang sama dapat muncul dalam beberapa


unsur (bentuk) leksikal struktur lahir. Dalam bahasa Inggris ada kata sheep
(domba), tetapi kata lamb (anak domba), ram (domba jantan dewasa), dan ewe
(domba betina dewasa) juga mencakup makna sheep. Semua kata itu memiliki
komponen ‘domba’, tepai masing-masing memiliki komponen makna
tambahan yang membedakan kata yang satu dengan kata yang lain: ‘muda’
pada lamb; ‘dewasa’ dan ‘jantan’ pada ram; dan ‘dewasa’ dan ‘betina’ pada
ewe. Contoh lain dapat ditemukan dalam bahasa Indonesia pada kata
‘membawa’; kata ‘menjinjing’, ‘menyandang’, ‘menjunjung’ dan ‘memikul’
masing-masing mencakup makna membawa + komponen tambahan.

Ketiga, sebuah bentuk dapat digunakan untuk mewakili beberapa


makna alternatif. Ciri itu dapat kita lihat dalam kamus yang bauk misalnya, The
Contemporary English-Indonesian Dictionary memberikan 85 makna untuk
kata bahasa Inggris run. Kebanyakan kata dalam kamus itu memiliki lebih dari

34
satu makna. Ada makna primer, yaitu makna yang muncul dalam pikiran
seseorang jika kata itu diucapkan tersendiri tanpa konteks; dan ada makna
sekunder yaitu makna tambahan sebuah kata dalam konteks dengan kata lain.
Dalam bahasa Inggris, bisa dikatakan, the boys runs dengan menggunakan run
dalam makna primernya. Bisa juga dikatakan the motor runs (motor itu
berjalan), the river runs (sungai itu mengalir), dan his nose runs (dia pilek)
dengan menggunakan run dalam makna sekundernya. Perbandingan
padanannya dalam bahasa Indonesia; ternyata ‘motor’, ‘sungai’ dan ‘hidung’
tidak berbentuk run dalam semua bahasa.

Keempat, sebuah makna dapat diungkapkan dengan berbagai bentuk.


Misalnya makna ‘apakah tempat ini sudah diambil orang?’, apakah ada yang
duduk di sini?’ dan ‘bolehkah saya duduk di sini?’, pada dasarnya sama, yaitu
pembicara menunjukkan keinginannya untuk duduk di suatu tempat.

2. Jenis-jenis Penerjemahan

Setiap teks mempunyai bentuk dan makna. Oleh karena itu, menurut
Mildred L. Larson, penerjemahan dibagi menjadi dua jenis; yang satu
berdasarkan bentuk dan yang lainnya berdasarkan makna. Penerjemahan yang
berdasarkan bentuk berusaha mengikuti bentuk bahasa sumber, dan dikenal
dengan sebutan ‘penerjemahan harfiah’. Penerjemahan yang berdasarkan
makna berusaha menyampaikan makna teks bahasa sumber dengan bentuk
bahasa sasaran yang wajar. Penerjemahan semacam ini disebut ‘penerjemahan
idiomatis’.45

a. Penerjemahan Harfiah

Penerjemahan baris per baris merupakan penerjemahan harfiah


mutlak. Untuk tujuan tertentu, memang diperlukan ciri-ciri linguistis teks
sumber, misalnya untuk studi linguistis bahasa itu. Penerjemahan harfiah

45
Mildred L. Larson, Penerjemahan Berdasar Makna: Pedoman untuk Pemadanan
Antarbahasa, terj. Kencanawati Taniran (Jakarta: Arcan, 1989), hal. 16.

35
ini bisa sangat berguna untuk studi bahasa sumber, tetapi tidak banyak
membantu pembaca bahasa sasaran yang ingin mengetahui makna teks
sumber. Penerjemahan harfiah tampak tidak memiliki makna dan hampir
tidak memiliki nilai komunikasi, misalnya bahasa Papua Nugini kan daro?
jika diterjemahkan secara harfiah ‘namamu panggil?’. Terjemahan ini tidak
banyak menyampaikan makna, sebaliknya terjemahan yang tepat adalah
‘siapa namamu?’.

b. Penerjemahan Idiomatis

Penerjemahan idiomatis menggunakan bentuk bahasa sasaran yang


wajar, baik konstruksi gramtikalnya maupun pemilihan unsur leksikalnya.
Penerjemahan idiomatis mutlak tidak terlihat sebagai hasil terjemahan,
tetapi seperti ditulis asli dalam bahasa sasaran. Oleh karena itu, penerjemah
yang baik akan berusaha menerjemahkan secara idiomatis. Sasaran
penerjemah ialah menghasilkan teks dalam bahasa sasaran yang
menyampaikan amanat yang sama seperti amanat teks sumber, dan
menggunakan pemilihan gramatikal dan leksikal yang wajar dalam bahasa
itu.

3. Penerjemahan Alquran

Terjemahan menjadi kebutuhan dalam setiap proses transformasi ilmu


di berbagai peradaban dan budaya. Sebagai sebuah proses, terjemahan tidak
luput dari sejumlah persoalan, dan sebagai sebuah karya ia tidak kalah sulitnya
dengan karya tulis murni. Pada saat seorang penulis memiliki kebebasan
dalam memilih kosakata dan gaya bahasa, serta bisa mengubah satu kata ke
kata lainnya, seorang penerjemah terikat dengan teks yang sedang
diterjemahkan, dan dituntut untuk menjaga amanah. Sampai pun ia bisa
menjaga otentisitas kandungan teks, ia masih dihadapkan pada kekhasan
bahasa sumber. Ia harus hidup di dua alam bahasa, bahkan dua budaya dan
peradaban, yang memiliki kekhasan masing-masing.

36
Begitu sulitnya posisi seorang penerjemah, sampai-sampai terkadang
ia harus melakukan ‘pengkhianatan’ kepada salah satu bahasa atau bahkan
kepada keduanya. ‘Terjemahan adalah sebuah pengkhianatan’, begitu
ungkapan yang populer. Seorang penerjemah berada dalam pusaran tarik-
menarik antara kejujuran dan keindahan. Di satu sisi ia dituntut untuk
memelihara kejujuran dalam mengalihkan makna yang terkandung dalam teks
sumber ke dalam bahasa sasaran, di sisi lain ia juga dituntut untuk memilih
kata atau ungkapan yang indah dalam bahasa sasaran. Itu bukan perkara
gampang.46

Salah satu persoalannya, apakah antara kata atau ungkapan dalam satu
bahasa dapat ditemukan padanannya dalam bahasa lain? Harus diketahui
bahwa setiap bahasa tidak mungkin dapat dipersamakan dengan bahasa lain
dari segala aspeknya: sifat, susunan, bentuk metafor, kosakata, kata kerja dan
lainnya.47 Ketidaksamaan antara bahasa-bahasa manusia menjadi problem
utama dalam proses penerjemahan. Al-Jahiz pernah mengatakan bahwa sebuah
terjemahan tidak mungkin dapat menjangkau seluruh makna yang dimaksud
oleh pengucap dari berbagai sudut: kekhasan makna, arah pembicaraan, dan
pesan-pesan yang tersembunyi.48 Dapat disimpulkan, problematika terjemahan
terletak pada dua hal prinsip. Pertama, ketidaksesuaian antara bahasa-bahasa,
dalam hal ini antara bahasa sumber dengan bahasa sasaran, dari berbagai segi.
Kedua, kesenjangan antara penerjemah dengan penulis, penulis teks dan
produsennya.

Kesulitan itu menjadi semakin rumit ketika yang diterjemahkan adalah


teks Alquran. Jika seorang penerjemah teks susastra kesulitan dalam
menyelami ruh dan semangat penulis teks sumber atau seorang penyair, lebih-
lebih Alquran yang bukan karya atau kreasi manusia, dan bukan pula buku

46
Muchlis M. Hanafi, ‚Problematika Terjemahan Alquran‛, S{uhuf}, Vol. 4 No. 2, 2011, hal.
170.
47
Ibrahim Anis, Dala>la>t al-Alfa>z} (Mesir: Maktabah Anglo, 1976), hal. 80.
48
Al-Jahiz, al-Hayawa>n, hal. 75-76.

37
cerita atau puisi. Kekayaan bahasa Alquran dan keunikannya serta
kekhasannya yang tiada batas juga mempersulit seseorang yang akan
menerjemahkan untuk mengetahui semuanya.

Sebuah ungkapan yang memiliki nilai sastra tinggi mempunyai dua


makna; primer (awwaliy) yang bisa dipahami langsung melalui zahir lafal
tersebut, tanpa perantara, dan makna sekunder (s}a>nawiy) yang berupa makna
kedua dan seterusnya di balik makna asli.49 Jika dikatakan ‘Umar pergi’,
seketika dari lafal tersebut kita pahami kepergian Umar. Bila ada yang
mengatakan, ‘di ruangan ini ada singa’ tentu yang dimaksud bukan makna
sesungguhnya, yaitu keberadaan hewan yang bernama singa di ruangan ini,
tetapi seseorang yang gagah berani. Contoh yang pertama disebut makna
primer, dan yang kedua disebut sekunder.

Para ahli bahasa modern, seperti Larson, juga membedakan makna


primer dan sekunder, yang lazimnya lebih dikenal dengan sebutan makna
‘referensial’ dan ‘konotatif’. Makna referensial adalah makna dasar yang
dapat dilihat dalam makna leksikal, gramatikal, atau tekstual (konteks dari
teks). Sedangkan makna jenis kedua dapat dilihat pada adanya makna
tambahan seperti makna sosiokultural. Sebagai contoh, makna kata ‘kursi’
yang mempunyai makna referensial atau makna primer ‘tempat duduk’,
namun juga dapat mempunyai makna konotatif atau sekunder, misalnya dalam
kalimat ‘ia baru mendapatkan kursi yang empuk dalam perusahaan itu; proyek
miliaran banyak yang diserahkan kepadanya’.50

Makna-makna yang timbul karena memperhatikan penekanan-


penekanan tertentu dan kondisi orang yang diajak bicara akan berbeda cara
pengungkapannya antara satu bahasa dengan bahasa lainnya, sebab setiap
bahasa memiliki karakter dan ciri tersendiri. Perbedaan itu juga bisa lahir

49
Muhammad Abd al-Adhim al-Zarqani, Mana>hil al-‘Irfa>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n Juz 2
(Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi, 1995), hal. 98.
50
Mildred L. Larson, Penerjemahan Berdasar Makna: Pedoman untuk Pemadanan
Antarbahasa, terj. Kencanawati Taniran (Jakarta: Arcan, 1989), hal. 16

38
karena perbedaan tingkat kecerdasan orang yang memahami, dan kepandaian
serta kepiawaian si pembicara dalam memilih kata-kata. Ungkapan yang
memiliki dua makna tersebut tentu ada di semua bahasa, apalagi dalam bahasa
Arab yang sangat kaya kosakata dan memiliki banyak keunikan.

Kekayaan dan keunikan bahasa Arab misalnya terlihat pada beberapa


kosakata dan sinonimnya. Kata ‘tinggi’ saja mempunyai enam puluh sinonim,
bahkan konon kata singa bersinonim lima ratus, dan kata yang menunjuk
kepada aneka pedang ditemukan sebanyak lebih kurang 1000 kata. Ada yang
memperkirakan kosakata bahasa Arab berjumlah tidak kurang dari 25 juta
kosakata. Sinonim-sinonim tersebut tidak selalu sepenuhnya mempunyai arti
yang sama. Kata jalasa dan qa‘ada sama-sama diterjemahkan ‘duduk’, tetapi
penggunaannya berbeda. Jalasa untuk duduk dari yang semula berbaring, dan
qa’ada untuk duduk dari yang semula berdiri.

Atas dasar itu para ulama sepakat menyatakan banyak kata dan
ungkapan dalam bahasa Arab, lebih-lebih Alquran yang dinilai memiliki
kualitas sastra tinggi, yang tidak ditemukan padanannya dalam bahasa lain.
Ungkapan ‘menjadikan tangan terbelenggu di leher’ dan ‘membentangkan
tangan selebar-lebarnya’ seperti pada ayat

)ٕٜ :‫ك َوََل تَ ْب ُسطْ َها ُك َّل الْبَ ْس ِط (اإلسراء‬ ِ


َ ‫َوََل ََْت َع ْل يَ َد َك َم ْغلُولَةً إِ َل ُعنُق‬

tentu sulit dipahami dalam bahasa lain bahwa yang dimaksud adalah sifat
terlalu pelit atau kikir dan sifat boros.Karena itu, mengutip Ibnu Qutaibah,
setelah menjelaskan kedua makna di atas asy-Syatibi mengungkapkan bahwa
Ibnu Qutaibah menafikan kemungkinan Alquran diterjemahkan, yaitu dalam
bentuk makna kedua (makna sekunder). Adapun makna pada bentuk yang
pertama (makna asli) dimungkinkan, dan atas dasar itu dibenarkan
menafsirkan Alquran dan menjelaskan maknanya untuk orang awam dan yang
tidak memiliki kemampuan untuk menggali makna-makna Alquran. Ini

39
dibolehkan berdasarkan kesepakatan ulama. Kesepakatan ini pula yang
menjadi dasar kebolehan terjemah pada makna primer.51

Melihat karakter bahasa Alquran yang sedemikian rupa tentu tidak


mungkin untuk dapat menerjemahkannya secara apa adanya, yaitu dengan
pengertian ‘pengalihan kalimat/kata dari bahasa pertama kepada kesamaannya
dalam bahasa kedua, baik dalam tata bahasanya maupun arti per kata’ yang
lazim disebut terjemah harfiah, atau menurut huruf, kata demi kata (tidak
menurut makna yang terkandung dalam kalimat). Terjemah harfiah tentu akan
mengabaikan sekian banyak makna sekunder dalam Alquran, baik yang timbul
karena karakteristik bahasa Arab yang menggunakan bentuk-bentuk majāz,
musytarak dan lainnya, atau yang timbul dari hasil ijtihad dan istimbat hukum
di balik lafal yang zahir. Tetapi itu tidak berarti Alquran tidak dapat
diterjemahkan. ‘Salah jika ada yang beranggapan Alquran secara keseluruhan
tidak mungkin diterjemahkan karena kemukjizatan yang dimilikinya, yang
benar Alquran mungkin diterjemahkan dari segi makna primernya (al-asliy),
dan mustahil dapat diterjemahkan makna sekundernya’, demikian kata Syeikh
Musthafa al-Marāgi, ulama besar Mesir yang pernah menjadi Grand Syeikh
atau pemimpin tertinggi Al-Azhar.52

51
Asy-Syatibi, Al-Muwa>faqa>t, 2/68
52
Muchlis M. Hanafi, ‚Problematika Terjemahan Alquran‛, S{uhuf}, Vol. 4 No. 2, 2011, hal.
175.

40
BAB III
VERBA-VERBA BERPREPOSISI MIRIP DALAM ALQURAN

Peneliti menemukan 12 (dua belas) verba yang memiliki preposisi mirip


dalam Alquran. Enam berupa verba s\ula>s\iy mujarrad, yaitu: ‫تؼث‬, ‫خشج‬, ‫كشض‬, ‫ػشض‬,
٠‫ٓش‬, dan ٟ‫جش‬. Lima berupa verba s\ula>s\iy mazi>d bi harf, yaitu ٍ‫أٗض‬, ٍ‫ٗض‬, ‫ذ‬ٛ‫جا‬, َ‫أسع‬,
dan ‫أخش‬. Dan satu berupa verba ruba>’iy mujarrad, yaitu ‫ط‬ٞ‫ع‬ٝ. Pada bab ini,
peneliti menyajikan ayat-ayat dalam Alquran dari 12 verba tersebut, baik yang
berpreposisi mirip maupun tidak.

A. Verba S|ula>s\iy Mujarrad

1. Verba ‫تؼث‬

Verba ‫ تؼث‬dalam Alquran berkolokasi dengan 5 (lima) preposisi, yaitu


٠ِ‫ػ‬, ٠ُ‫إ‬, ٠‫ك‬, ّ‫ اُال‬, dan ٖٓ. Dari kelima preposisi yang berkolokasi dengan verba
‫ تؼث‬tersebut, ada 3 (tiga) preposisi mirip yaitu preposisi ٠ِ‫ػ‬, ٠ُ‫ إ‬dan ٠‫ك‬.
Verba ‫ تؼث‬ketika berkolokasi dengan ketiga preposisi tersebut banyak
diterjemahkan dengan ‘mengutus/mengirim kepada’.

a. Preposisi Mirip

1) Verba ‫ تؼث‬berkolokasi dengan preposisi ٠ِ‫ ػ‬pada ayat-ayat berikut:

)٘ :‫ُوَل ُُهَا بَ َعثْ نَا َعلَْي ُك ْم ِعبَ ًادا لَنَا (اإلسراء‬


َ ‫فَِإذَا َجاءَ َو ْع ُد أ‬
Terjemah: Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama
dari kedua (kejahatan) itu, Kami utus kepadamu hamba-hamba Kami.

)ٙ٘ :‫ث َعلَْي ُك ْم َع َذابًا ِم ْن فَ ْوقِ ُك ْم (اْلنعام‬ ِ


َ ‫قُ ْل ُى َو الْ َقاد ُر َعلَى أَ ْن يَْب َع‬
Terjemah: Katakanlah, Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab
kepadamu, dari atas kamu.

ِ ‫لَيْب عثَ َّن َعلَْي ِهم إِ َل ي وِم الْ ِقيام ِة من يسومهم سوء الْع َذ‬
)ٔٙٚ :‫اب (اْلعراف‬ َ َ ُ ْ ُ ُ ُ َ ْ َ َ َ َْ ْ ََ

41
Terjemah: sesungguhnya Dia akan mengirim kepada mereka (orang-
orang Yahudi) sampai hari kiamat orang-orang yang akan menimpakan
kepada mereka azab yang seburuk-buruknya.

2) Verba ‫ تؼث‬berkolokasi dengan preposisi ٠ُ‫ إ‬pada ayat-ayat berikut:


ِ َ‫ُُثَّ ب عثْ نَا ِمن ب ع ِدهِ رس ًَل إِ َل قَوِم ِهم فَجاءوىم بِالْب يّْ ن‬
)ٚٗ :‫ات (يونس‬ َ ُْ ُ َ ْ ْ ُ ُ َْ ْ ََ
Terjemah: Kemudian sesudah Nuh, Kami utus beberapa rasul kepada
kaum mereka (masing-masing), maka rasul-rasul itu datang kepada
mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata.

)ٖٔٓ :‫وسى بِآيَاتِنَا إِ َل فِْر َع ْو َن َوَملَئِ ِو (اْلعراف‬ ِِ ِ


َ ‫ُُثَّ بَ َعثْ نَا م ْن بَ ْعدى ْم ُم‬
Terjemah: Kemudian Kami utus Musa sesudah rasul-rasul itu dengan
membawa ayat-ayat Kami kepada Fir'aun[553] dan pemuka-pemuka
kaumnya.

)ٚ٘ :‫وسى َوَى ُارو َن إِ َل فِْر َع ْو َن َوَملَئِ ِو (يونس‬ ِِ ِ


َ ‫ُُثَّ بَ َعثْ نَا م ْن بَ ْعدى ْم ُم‬
Terjemah: Kemudian sesudah rasul-rasul itu, Kami utus Musa dan
Harun kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya.

3) Verba ‫ تؼث‬berkolokasi dengan preposisi ٠‫ ك‬pada ayat-ayat berikut:

)ٕ :‫ْي َر ُس ًوَل ِمْن ُه ْم (اجلمعة‬ ِ


َ ّْ‫ث ِِف ْاْل ُّْمي‬
َ ‫ُى َو الَّذي بَ َع‬
Terjemah: Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang
Rasul di antara mereka.

)ٔٙٗ :‫ (آل عمران‬... ‫ث فِي ِه ْم َر ُس ًوَل ِم ْن‬


َ ‫ْي إِ ْذ بَ َع‬ِِ
َ ‫لقد َم َّن اللَّوُ َعلَى الْ ُم ْؤمن‬
Terjemah: Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang
beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari
golongan mereka sendiri.

)ٖٙ :‫َولََق ْد بَ َعثْ نَا ِِف ُك ّْل أ َُّم ٍة َر ُس ًوَل أ َِن ْاعبُ ُدوا اهلل (النحل‬

42
Terjemah: Dan sungguh Kami telah mengutus rasul kepada tiap-tiap
umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja).

)٘ٔ :‫َولَ ْو ِشْئ نَا لَبَ َعثْ نَا ِِف ُك ّْل قَ ْريٍَة نَ ِذ ًيرا (الفرقان‬
Terjemah: Dan andaikata Kami menghendaki benar-benarlah Kami utus
pada tiap-tiap negeri seorang yang memberi peringatan (rasul).

)ٜٛ :‫يدا َعلَْي ِه ْم ِم ْن أَنْ ُف ِس ِه ْم (النحل‬


ً ‫ث ِِف ُك ّْل أ َُّم ٍة َش ِه‬
ُ ‫َويَ ْوَم نَْب َع‬
Terjemah: (Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-
tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri

)ٜ٘ :‫ث ِِف أ ُّْم َها َر ُس ًوَل (القصص‬ ِ


َ ‫ك الْ ُقَرى َح َّىت يَْب َع‬
َ ‫ك ُم ْهل‬
َ ُّ‫َوَما َكا َن َرب‬
Terjemah: Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum
Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul.
ِ ْ ‫ربَّنا واب ع‬
َ ِ‫ث في ِه ْم َر ُس ًوَل ِمْن ُه ْم يَْت لُو َعلَْي ِه ْم آيَات‬
)ٕٜٔ :‫ك (البقرة‬ َْ َ َ َ
Terjemah: Ya Tuhan kami, utuslah kepada mereka sesorang Rasul dari
kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat
Engkau.

b. Preposisi tidak Mirip

1) Verba ‫ تؼث‬berkolokasi dengan preposisi ّ‫ اُال‬misalnya pada ayat

)ٕٗٚ :‫وت َملِ ًكا (البقرة‬ َ ‫إِ َّن اللَّوَ قَ ْد بَ َع‬


َ ُ‫ث لَ ُك ْم طَال‬
Terjemah: Sungguh Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu

2) Verba ‫ تؼث‬berkolokasi dengan preposisi ٖٓ misalnya pada ayat

)ٚ٘ :‫وسى َوَى ُارو َن إِ َل فِْر َع ْو َن (يونس‬ ِِ ِ


َ ‫ُُثَّ بَ َعثْ نَا م ْن بَ ْعدى ْم ُم‬
Terjemah: Kemudian sesudah rasul-rasul itu, Kami utus Musa dan
Harun kepada Fir'aun.

43
2. Verba ‫خشج‬

Verba ‫ خشج‬dalam Alquran berkolokasi dengan 5 (lima) preposisi, yaitu


٠ِ‫ػ‬, ٠ُ‫إ‬, ٖٓ, ‫اُثاء‬, dan ٠‫ ك‬. Dari kelima preposisi yang berkolokasi dengan verba
‫ خشج‬tersebut, ada 2 (dua) preposisi mirip yaitu preposisi ٠ِ‫ ػ‬dan ٠ُ‫إ‬. Verba
‫ خشج‬ketika berkolokasi dengan kedua preposisi tersebut banyak diterjemahkan
dengan ‘keluar kepada’.

a. Preposisi Mirip

1) Verba ‫ خشج‬berkolokasi dengan preposisi ٠ِ‫ ػ‬pada ayat-ayat berikut:

ِ ‫فَ َخرج َعلَى قَوِم ِو ِمن الْ ِم ْحر‬


)ٔٔ :‫اب فَأ َْو َحى إِلَْي ِه ْم (مرمي‬َ َ ْ ََ
Terjemah: Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi
isyarat kepada mereka.

)ٜٚ :‫فَ َخَر َج َعلَى قَ ْوِم ِو ِِف ِزينَتِ ِو (القصص‬


Terjemah: Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam
kemegahannya.

)ٖٔ :‫اخ ُر ْج َعلَْي ِه َّن (يوسف‬ ِ ِ ٍِ ِ


ْ ‫ت ُك َّل َواح َدة مْن ُه َّن س ّْكينًا َوقَالَت‬
ْ َ‫َوآت‬
Terjemah: dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah
pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf):
Keluarlah (nampakkanlah dirimu) kepada mereka.

2) Verba ‫ خشج‬berkolokasi dengan preposisi ٠ُ‫ إ‬pada ayat berikut:

)٘ :‫صبَ ُروا َح َّىت ََتُْر َج إِلَْي ِه ْم لَ َكا َن َخْي ًرا (اْلجرات‬


َ ‫َّه ْم‬
ُ ‫َولَ ْو أَن‬
Terjemah: Dan kalau sekiranya mereka bersabar sampai kamu keluar
kepada mereka sesungguhnya itu lebih baik bagi mereka.

44
b. Preposisi tidak Mirip
1) Verba ‫ خشج‬berkolokasi dengan preposisi ٖٓ misalnya pada ayat
ِ ِ
ُ َّ‫فَ َخَر َج مْن َها َخائ ًفا يَتَ َرق‬
)ٕٔ :‫ب (القصص‬
Terjemah: Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut
menunggu-nunggu dengan khawatir
2) Verba ‫ خشج‬berkolokasi dengan preposisi ‫ اُثاء‬misalnya pada ayat

)ٙٔ :‫قَالُوا َآمنَّا َوقَ ْد َد َخلُوا بِالْ ُك ْف ِر َوُى ْم قَ ْد َخَر ُجوا بِِو (املائدة‬
Terjemah: mereka mengatakan: "Kami telah beriman", padahal mereka
datang kepadamu dengan kekafirannya dan mereka pergi (daripada
kamu) dengan kekafirannya (pula)
3) Verba ‫ خشج‬berkolokasi dengan preposisi ٠‫ ك‬misalnya pada ayat

)ٗٚ :‫لَ ْو َخَر ُجوا فِي ُك ْم َما َزا ُدوُك ْم إََِّل َخبَ ًاَل (التوبة‬
Terjemah: Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka
tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka.

3. Verba ‫كشض‬

Verba ‫ كشض‬dalam Alquran berkolokasi dengan 3 (tiga) preposisi, yaitu


٠ِ‫ػ‬, ّ‫اُال‬, dan ٠‫ ك‬. Dari ketiga preposisi yang berkolokasi dengan verba ‫كشض‬
tersebut, ada 2 (dua) preposisi mirip yaitu preposisi ٠ِ‫ ػ‬dan ّ‫اُال‬. Verba ‫كشض‬
ketika berkolokasi dengan kedua preposisi tersebut diterjemahkan ‘mewajibkan
kepada’.
a. Preposisi Mirip
1) Verba ‫ كشض‬berkolokasi dengan preposisi ٠ِ‫ ػ‬pada ayat-ayat berikut:

)ٛ٘ :‫ك الْ ُق ْرآ َن لََر ُّاد َك إِ َل َم َع ٍاد (القصص‬ ِ


َ ‫إِ َّن الَّذي فَ َر‬
َ ‫ض َعلَْي‬
Terjemah: Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan
hukum-hukum) Al Quran, benar-benar akan mengembalikan kamu ke
tempat kembali.

45
)٘ٓ :‫ (اْلحزاب‬... ‫ضنَا َعلَْي ِه ْم ِِف أ َْزَو ِاج ِه ْم‬
ْ ‫قَ ْد َعلِ ْمنَا َما فَ َر‬
Terjemah: Sungguh Kami telah mengetahui apa yang Kami wajibkan
kepada mereka tentang isteri-isteri mereka.

2) Verba ‫ كشض‬berkolokasi dengan preposisi ّ‫ اُال‬pada ayat-ayat berikut:

)ٖٛ :‫ض اللَّوُ لَوُ (اْلحزاب‬ ِ ِ ِ‫ما َكا َن علَى الن‬


َ ‫يما فَ َر‬
َ ‫َِّب م ْن َحَرٍج ف‬
ّْ َ َ
Terjemah: Tidak ada suatu keberatanpun atas Nabi tentang apa yang
telah ditetapkan Allah baginya.

)ٕ :‫ (التحرمي‬... ‫ض اللَّوُ لَ ُك ْم َِحتلَّةَ أَْْيَانِ ُك ْم‬


َ ‫قَ ْد فَ َر‬
Terjemah: Sungguh Allah telah mewajibkan kepadamu sekalian
membebaskan diri dari sumpahmu.
ِ ‫وإِ ْن طَلَّ ْقتُم‬
َ ‫ضتُ ْم ََلُ َّن فَ ِر‬
)ٕٖٚ:‫ (البقرة‬..ً‫يضة‬ ُ ‫وى َّن م ْن قَ ْب ِل أَ ْن ََتَ ُّس‬
ْ ‫وى َّن َوقَ ْد فَ َر‬ ُ ُ َ
Terjemah: Jika kamu menceraikan isteri-isterimu sebelum kamu
bercampur dengan mereka, padahal sesungguhnya kamu sudah
menentukan maharnya..

َ ‫ضوا ََلُ َّن فَ ِر‬


)ٕٖٙ :‫يضةً (البقرة‬ ُ ‫وى َّن أ َْو تَ ْف ِر‬
ُ ‫ّْساءَ َما ََلْ ََتَ ُّس‬ َّ ِ
َ ‫إ ْن طَل ْقتُ ُم الن‬
Terjemah: jika kamu menceraikan isteri-isteri kamu sebelum kamu
bercampur dengan mereka dan sebelum kamu menentukan maharnya.

b. Preposisi tidak Mirip

Verba ‫ كشض‬berkolokasi dengan preposisi ٠‫ ك‬misalnya pada ayat

)ٜٔٚ :‫ث (البقرة‬ ْ ‫ض فِي ِه َّن‬


َ َ‫اْلَ َّج فَ ََل َرف‬ َ ‫فَ َم ْن فَ َر‬
Terjemah: barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan
mengerjakan haji, maka tidak boleh rafas\.

46
4. Verba ‫ػشض‬

Verba ‫ ػشض‬dalam Alquran berkolokasi dengan 2 (dua) preposisi, yaitu


٠ِ‫ ػ‬dan ّ‫اُال‬. Keduanya merupakan preposisi mirip. Verba ‫ ػشض‬ketika
berkolokasi dengan kedua preposisi tersebut diterjemahkan ‘menampakkan
kepada’.
a. Verba ‫ ػشض‬berkolokasi dengan preposisi ٠ِ‫ ػ‬pada ayat-ayat berikut:

)ٗٙ :‫ضو َن َعلَْي َها غُ ُد ِّوا َو َع ِشيِّا (غافر‬


ُ ‫َّار يُ ْعَر‬
ُ ‫الن‬
Terjemah: Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang.

)ٕٚ :‫اجلِبَ ِال (اْلحزاب‬ ِ ‫السماو‬


ِ ‫ات َو ْاْل َْر‬
ْ ‫ض َو‬ ْ ‫إِنَّا َعَر‬
َ َ َّ ‫ضنَا ْاْل ََمانَةَ َعلَى‬
Terjemah: Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit,
bumi dan gunung-gunung.

)ٖٔ :‫ض ُه ْم َعلَى الْ َم ََلئِ َك ِة (البقرة‬


َ ‫َْسَاءَ ُكلَّ َها ُُثَّ َعَر‬ َ ‫َو َعلَّ َم‬
ْ ‫آد َم ْاْل‬
Terjemah: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat.
ِْ ‫الصافِنَات‬ ِ ِ
)ٖٔ :‫اد (ص‬
ُ َ‫اجلي‬ ُ َّ ‫ض َعلَْيو بِالْ َعش ّْي‬
َ ‫إِ ْذ عُ ِر‬
Terjemah: (ingatlah) ketika dipertunjukkan kepadanya kuda-kuda yang
tenang di waktu berhenti dan cepat waktu berlari pada waktu sore.

)ٗٛ :‫صفِّا (الكهف‬


َ ‫ك‬ ُ ‫َوعُ ِر‬
َ ّْ‫ضوا َعلَى َرب‬
Terjemah: Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris.

)ٕٓ :‫ين َك َف ُروا َعلَى النَّا ِر أَ ْذ َىْبتُ ْم طَيّْبَاتِ ُك ْم (اْلحقاف‬ ِ َّ ‫وي وم ي عر‬
َ ‫ض الذ‬ُ َْ ُ َ ْ َ َ
Terjemah: Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke
neraka (kepada mereka dikatakan): Kamu telah menghabiskan rezkimu
yang baik.

)ٔٛ :‫ضو َن َعلَى َرِّّْبِ ْم (ىود‬ َ ِ‫أُولَئ‬


ُ ‫ك يُ ْعَر‬
47
Terjemah: Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka.

ُّ ‫ْي ِمن‬
)ٗ٘ :‫الذ ّْل (الشورى‬ ِِ
َ َ ‫ضو َن َعلَْي َها َخاشع‬
ُ ‫َوتَ َر ُاى ْم يُ ْعَر‬
Terjemah: Dan kamu akan melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam
keadaan tunduk karena (merasa) hina.

b. Verba ‫ ػشض‬berkolokasi dengan preposisi ّ‫ اُال‬pada ayat berikut:

ِ ِ ٍ ِ ‫ضنا جهن‬
)ٔٓٓ :‫ضا (الكهف‬ َ ‫َّم يَ ْوَمئذ ل ْل َكاف ِر‬
ً ‫ين َع ْر‬ َ َ َ َ ْ ‫َو َعَر‬
Terjemah: dan Kami tampakkan Jahannam pada hari itu kepada orang-
orang kafir dengan jelas.

5. Verba ٠‫ٓش‬

Verba ٠‫ ٓش‬dalam Alquran berkolokasi dengan 3 (tiga) preposisi, yaitu


٠ِ‫ػ‬, ٠‫ ك‬dan ‫اُثاء‬. Dari ketiga preposisi yang berkolokasi dengan verba ٠‫ٓش‬
tersebut, ada 2 (dua) preposisi mirip yaitu preposisi ٠ِ‫ ػ‬dan ٠‫ ك‬. Verba ٠‫ٓش‬
ketika berkolokasi dengan kedua preposisi tersebut diterjemahkan ‘berjalan di’.
a. Preposisi Mirip
1) Verba ٠‫ ٓش‬berkolokasi dengan preposisi ٠ِ‫ ػ‬pada ayat-ayat berikut:

ِ ‫ين ْيَْ ُشو َن َعلَى ْاْل َْر‬ ِ َّ َّ ‫و ِعباد‬


)ٖٙ :‫ض َى ْونًا (الفرقان‬ َ ‫الر ْمحَ ِن الذ‬ َُ َ
Terjemah: Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah)
orang-orang yang berjalan di muka bumi dengan rendah hati.

)ٕ٘ :‫استِ ْحيَ ٍاء (القصص‬ ِ ُ ‫فَجاءتْو إِح َد‬


ْ ‫اُهَا َتَْشي َعلَى‬ ْ َُ َ
Terjemah: Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua
wanita itu berjalan kemalu-maluan.

)ٗ٘ :‫فَ ِمْن ُه ْم َم ْن ْيَْ ِشي َعلَى بَطْنِ ِو (النور‬


Terjemah: maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas
perutnya.

48
ِ ْ َ‫وِمْن ُهم َم ْن ْيَْ ِشي َعلَى ِر ْجل‬
)ٗ٘ :‫ْي (النور‬ ْ َ
Terjemah: dan sebagian berjalan dengan dua kaki.

)ٗ٘ :‫َوِمْن ُه ْم َم ْن ْيَْ ِشي َعلَى أ َْربَ ٍع (النور‬


Terjemah: sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki.

2) Verba ٠‫ ٓش‬berkolokasi dengan preposisi ٠‫ ك‬pada ayat-ayat berikut:

)ٕٓ :‫َضاءَ ََلُ ْم َم َش ْوا فِي ِو (البقرة‬


َ ‫ُكلَّ َما أ‬
Terjemah: Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di
bawah sinar itu.

ِ ‫ش ِِف ْاْل َْر‬


)ٖٚ :‫ض َمَر ًحا (اإلسراء‬ ِ َْ‫َوََل َت‬
Terjemah: dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.

ِ ‫ش ِِف ْاْل َْر‬


)ٔٛ :‫ض َمَر ًحا (لقمان‬ ِ َْ‫َوََل َت‬
Terjemah: dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.

)ٕٔٛ :‫ون ْيَْ ُشو َن ِِف َم َساكِنِ ِه ْم (طو‬


ِ ‫َكم أ َْىلَكْنَا قَب لَهم ِمن الْ ُقر‬
ُ َ ُْ ْ ْ
Terjemah: berapa banyaknya Kami membinasakan umat-umat sebelum
mereka, padahal mereka berjalan (di bekas-bekas) tempat tinggal umat-
umat itu?

)ٕٓ :‫َس َو ِاق (الفرقان‬ ُ ‫إِن‬


ْ ‫َّه ْم لَيَأْ ُكلُو َن الطَّ َع َام َوْيَْ ُشو َن ِِف ْاْل‬
Terjemah: mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-
pasar.

)ٚ :‫َس َو ِاق (الفرقان‬ ِ ِ َّ ‫وقَالُوا م ِال ى َذا‬


ْ ‫الر ُسول يَأْ ُك ُل الطَّ َع َام َوْيَْشي ِِف ْاْل‬ َ َ َ
Terjemah: Dan mereka berkata: "Mengapa rasul itu memakan makanan
dan berjalan di pasar-pasar?

49
)ٔ٘ :‫فَ ْام ُشوا ِِف َمنَاكِبِ َها َوُكلُوا ِم ْن ِرْزقِ ِو (امللك‬
Terjemah: maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah
sebahagian dari rezki-Nya.

b. Preposisi tidak Mirip


Verba ٠‫ ٓش‬berkolokasi dengan preposisi ‫ اُثاء‬misalnya pada ayat

)ٕٛ :‫َوََْي َع ْل لَ ُك ْم نُ ًورا َتَْ ُشو َن بِِو َويَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم (اْلديد‬


Terjemah: dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu
dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu.

6. Verba ٟ‫جش‬

Verba ٟ‫ جش‬dalam Alquran berkolokasi dengan 5 (lima) preposisi, yaitu


٠ُ‫إ‬, ّ‫اُال‬, ٖٓ , ٠‫ ك‬, dan ‫اُثاء‬. Dari kelima preposisi yang berkolokasi dengan verba
ٟ‫ جش‬tersebut, ada 2 (dua) preposisi mirip yaitu preposisi ٠ُ‫ إ‬dan ّ‫اُال‬. Verba
ٟ‫ جش‬ketika berkolokasi dengan kedua preposisi tersebut diterjemahkan
‘berjalan sampai’ atau ‘beredar hingga’.

a. Preposisi Mirip
1) Verba ٟ‫ جش‬berkolokasi dengan preposisi ٠ُ‫ إ‬pada ayat berikut:

ِ
َ ‫ُكلّّ ََْي ِري إ َل أ‬
)ٕٜ :‫َج ٍل ُم َس ِّمى (لقمان‬
Terjemah: masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang
ditentukan.
2) Verba ٟ‫ جش‬berkolokasi dengan preposisi ّ‫ اُال‬pada ayat-ayat berikut:

)ٖٛ :‫س ََْت ِري لِ ُم ْستَ َقٍّر ََلَا (يس‬


ُ ‫َّم‬
ْ ‫َوالش‬
Terjemah: dan matahari berjalan di tempat peredarannya.

)ٕ :‫ُكلّّ ََْي ِري ِْلَ َج ٍل ُم َس ِّمى (الرعد‬

50
Terjemah: Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan.

)ٖٔ :‫ُكلّّ ََْي ِري ِْلَ َج ٍل ُم َس ِّمى (فاطر‬


Terjemah: masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan.

b. Preposisi tidak Mirip


1) Verba ٟ‫ جش‬berkolokasi dengan preposisi ٖٓ misalnya pada ayat
ٍ ‫َن ََلم جن‬
)ٕ٘ :‫َّات ََْت ِري ِم ْن َْحتتِ َها ْاْلَنْ َه ُار (البقرة‬ َ ْ ُ َّ ‫أ‬
Terjemah: bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir
sungai-sungai di dalamnya
2) Verba ٟ‫ جش‬berkolokasi dengan preposisi ٠‫ ك‬misalnya pada ayat
ِِ ِ ِ َّ ِ
َ ‫َوالْ ُف ْلك ال ِِت ََْتري ِف الْبَ ْحر ِبَا يَْن َف ُع الن‬
)ٔٙٗ :‫َّاس (البقرة‬
Terjemah: bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna
bagi manusia
3) Verba ٟ‫ جش‬berkolokasi dengan preposisi ‫ اُثاء‬misalnya pada ayat

ْ ‫َوِى َي ََْت ِري ِّبِِ ْم ِِف َم ْو ٍج َك‬


)ٕٗ :‫اجلِبَ ِال (ىود‬
Terjemah: Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang
laksana gunung.

B. Verba S|ula>s\iy Mazi>d bi Harf

1. Verba ٍ‫أٗض‬

Verba ٍ‫ أٗض‬dalam Alquran berkolokasi dengan 6 (enam) preposisi, yaitu


٠ُ‫إ‬, ٠ِ‫ػ‬, ّ‫اُال‬, ٖٓ, ٠‫ك‬, dan ‫اُثاء‬. Dari keenam preposisi yang berkolokasi dengan
verba ٍ‫ أٗض‬tersebut, ada 3 (tiga) preposisi mirip yaitu preposisi ٠ِ‫ ػ‬, ٠ُ‫إ‬, dan
ّ‫اُال‬. Verba ٍ‫أٗض‬ ketika berkolokasi dengan tiga preposisi tersebut
diterjemahkan ‘menurunkan kepada’. Bahkan terdapat dua ayat yang
redaksinya hampir sama, hanya berbeda preposisi saja.

51
a. Preposisi Mirip
1) Verba ٍ‫ أٗض‬berkolokasi dengan preposisi ٠ُ‫ إ‬pada ayat-ayat berikut:

)ٔٙٙ :‫ك أَنْ َزلَوُ بِعِْل ِم ِو (النساء‬


َ ‫لَ ِك ِن اللَّوُ يَ ْش َه ُد ِِبَا أَنْ َزَل إِلَْي‬
Terjemah: tetapi Allah mengakui Al Quran yang diturunkan-Nya
kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya.

)ٜٗ :‫ض َما أَنْ َزَل اللَّوُ إِلَْيك (املائدة‬ َ ُ‫اح َذ ْرُى ْم أَ ْن يَ ْفتِن‬
ِ ‫وك َع ْن بَ ْع‬ ْ ‫َو‬
Terjemah: Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka
tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan
Allah kepadamu.
ِ ِ
)ٔٔٗ :‫ص ًَل (اْلنعام‬ َ َ‫َوُى َو الَّذي أَنْ َزَل إِلَْي ُك ُم الْكت‬
َّ ‫اب ُم َف‬
Terjemah: padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Alquran)
kepadamu dengan terperinci.

)ٔٓ :‫قَ ْد أَنْ َزَل اللَّوُ إِلَْي ُك ْم ِذ ْكًرا (الطَلق‬


Terjemah: Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu.

)ٕٗ :‫ل ِم ْن َخ ٍْري فَِقريٌ (القصص‬


ََّ ِ‫ت إ‬ ِ ّْ ‫فَ َق َال ر‬
َ ْ‫ب إِ ِّّْن ل َما أَنْ َزل‬َ
Terjemah: lalu berdoa: ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat
memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.

)ٖٔٙ :‫يل (البقرة‬ ِ ِ ‫قُولُوا آمنَّا بِاللَّ ِو وما أُنْ ِزَل إِلَي نَا وما أُنْ ِزَل إِ َل إِب ر ِاى‬
َ ‫يم َوإ ْْسَاع‬
َ َْ ََ ْ ََ َ
Terjemah: Katakanlah hai orang-orang mukmin, “Kami beriman kepada
Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan
kepada Ibrahim, Isma'il.

2) Verba ٍ‫ أٗض‬berkolokasi dengan preposisi ٠ِ‫ ػ‬pada ayat-ayat berikut:

)ٜٔ :‫قَالُوا نُ ْؤِم ُن ِِبَا أُنْ ِزَل َعلَْي نَا (البقرة‬


Terjemah: mereka berkata, kami hanya beriman kepada apa yang
diturunkan kepada kami.

ِ َ‫ت اللَّ ِو َعلَْي ُكم وما أَنْزَل َعلَْي ُكم ِمن الْ ِكت‬
)ٕٖٔ :‫اب (البقرة‬ ِ
َ ‫َواذْ ُك ُروا ن ْع َم‬
َ ْ َ ََ ْ

52
Terjemah: dan ingatlah nikmat Allah padamu, dan apa yang telah
diturunkan Allah kepadamu yaitu Al Kitab.
ِ َ‫ك الْ ِكت‬ ِ
)ٚ :‫ات (آل عمران‬
ٌ ‫ات ُْحم َك َم‬
ٌ َ‫اب مْنوُ آي‬
َ َ ‫ُى َو الَّذي أَنْ َزَل َعلَْي‬
Terjemah: Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu.
Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat.

)ٔ٘ٗ :‫اسا (آل عمران‬ ِ ِ


ً ‫ُُثَّ أَنْ َزَل َعلَْي ُك ْم م ْن بَ ْعد الْغَ ّْم أ ََمنَةً نُ َع‬
Terjemah: Kemudian setelah kamu berdukacita, Allah menurunkan
kepada kamu keamanan (berupa) kantuk.

)ٔ٘ :‫ْمةَ (النساء‬ ِْ ‫ك الْ ِكتَاب و‬


َ ‫َوأَنْ َزَل اللَّوُ َعلَْي‬
َ ‫اْلك‬ َ َ
Terjemah: Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab dan hikmah
kepadamu.

)ٜٔ :‫إِ ْذ قَالُوا َما أَنْ َزَل اللَّوُ َعلَى بَ َش ٍر ِم ْن َش ْي ٍء (اْلنعام‬


Terjemah: di kala mereka berkata, Allah tidak menurunkan sesuatupun
kepada manusia.

)ٕٙ :‫ُُثَّ أَنْ َزَل اللَّوُ َس ِكينَتَوُ َعلَى َر ُسولِِو (التوبة‬


Terjemah: Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya.

)ٗٓ :‫فَأَنْ َزَل اللَّوُ َس ِكينَتَوُ َعلَْي ِو (التوبة‬


Terjemah: Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada
(Muhammad).

)ٜٚ :‫ود َما أَنْ َزَل اللَّوُ َعلَى َر ُسولِِو (التوبة‬


َ ‫َج َد ُر أَََّل يَ ْعلَ ُموا ُح ُد‬
ْ ‫َوأ‬
Terjemah: dan lebih wajar tidak mengetahui hukum-hukum yang
diturunkan Allah kepada Rasul-Nya.
ِ ِِ ِ ِِ ْ
َ َ‫اْلَ ْم ُد للَّو الَّذي أَنْ َزَل َعلَى َعْبده الْكت‬
)ٔ :‫اب (الكهف‬
Terjemah: Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-
Nya Al Kitab (Al-Quran).

َّ ‫فَ َعلِ َم َما ِِف قُلُوِّبِِ ْم فَأَنْ َزَل‬


)ٔٛ :‫الس ِكينَةَ َعلَْي ِه ْم (الفتح‬
Terjemah: maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu
menurunkan ketenangan atas mereka.

53
ِِ ِِ ِ
َ ‫فَأَنْ َزَل اللَّوُ َسكينَتَوُ َعلَى َر ُسولو َو َعلَى الْ ُم ْؤمن‬
)ٕٙ :‫ْي (الفتح‬
Terjemah: lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan
kepada orang-orang mukmin.
ِ ِ ِ ِ ِ َّ ِ
َ ‫قُ ْل َآمنَّا باللو َوَما أُنْزَل َعلَْي نَا َوَما أُنْزَل َعلَى إبْ َراى‬
)ٛٗ :‫يم (آل عمران‬
Terjemah: Katakanlah, “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa
yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim.

3) Verba ٍ‫ أٗض‬berkolokasi dengan preposisi ّ‫ اُال‬misalnya pada ayat

)ٜ٘ :‫قُ ْل أ ََرأَيْتُ ْم َما أَنْ َزَل اللَّوُ لَ ُك ْم ِم ْن ِرْزٍق (يونس‬


Terjemah: Katakanlah: Terangkanlah kepadaku tentang rezki yang
diturunkan Allah kepadamu.

)ٙٓ :‫ات بَ ْه َج ٍة (النمل‬ ِ ِ ِ َّ ‫وأَنْزَل لَ ُكم ِمن‬


َ ‫الس َماء َماءً فَأَنْبَْت نَا بِو َح َدائ َق َذ‬ َ ْ َ َ
Terjemah: dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami
tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah.

)ٙ :‫َوأَنْ َزَل لَ ُك ْم ِم َن ْاْلَنْ َع ِام ََثَانِيَةَ أ َْزَو ٍاج (الزمر‬


Terjemah: dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang
berpasangan dari binatang ternak.

b. Preposisi tidak Mirip


1) Verba ٍ‫ أٗض‬berkolokasi dengan preposisi ٖٓ misalnya pada ayat
ِ ‫السم ِاء ماء فَأَخرج بِِو ِمن الثَّمر‬
)ٕٕ :‫ات ِرْزقًا لَ ُك ْم (البقرة‬ ِ
َ َ َ َ َ ْ ً َ َ َّ ‫َوأَنْ َزَل م َن‬
Terjemah: dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki
untukmu.
2) Verba ٍ‫ أٗض‬berkolokasi dengan preposisi ٠‫ ك‬misalnya pada ayat

)ٗٚ :‫اإل ِْْن ِيل ِِبَا أَنْ َزَل اللَّوُ فِي ِو (املائدة‬
ِْ ‫َولْيَ ْح ُك ْم أ َْىل‬
ُ
Terjemah: Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan
perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya.

54
3) dan berkolokasi dengan preposisi ‫ اُثاء‬misalnya pada ayat
ٍ َ‫َْساء َْسَّيتُموىا أَنْتُم وآبا ُؤُكم ما أَنْزَل اللَّو ِِّبا ِمن س ْلط‬ ِ
)ٗٓ :‫ان (يوسف‬ ُ ْ َ ُ َ َ ْ َ َ ْ َ ُ ْ ً َْ ‫إََّل أ‬
Terjemah: kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan
nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu
keteranganpun tentang nama-nama itu.

2. Verba ٍ‫ٗض‬

Verba ٍ‫ ٗض‬dalam Alquran berkolokasi dengan 5 (lima) preposisi, yaitu


٠ِ‫ػ‬, ٠ُ‫ إ‬, ٖٓ, ّ‫اُال‬, dan ‫اُثاء‬. Dari kelima preposisi yang berkolokasi dengan verba
ٍ‫ ٗض‬tersebut, ada 3 (tiga) preposisi mirip yaitu preposisi ٠ِ‫ػ‬, ٠ُ‫ إ‬dan ّ‫اُال‬. Verba
ٍ‫ ٗض‬ketika berkolokasi dengan kedua preposisi tersebut banyak diterjemahkan
dengan ‘menurunkan kepada’.

a. Preposisi Mirip
1) Verba ٍ‫ ٗض‬berkolokasi dengan preposisi ٠ِ‫ ػ‬pada ayat-ayat berikut:

)ٖ :‫ (آل عمران‬... ‫ْي يَ َديْ ِو‬ ِ ْ ِ‫اب ب‬ ِ َ ‫نََّزَل علَي‬


َ ْ َ‫ص ّْدقًا ل َما ب‬
َ ‫اْلَ ّْق ُم‬ َ َ‫ك الْكت‬ َْ
Terjemah: Dia menurunkan Al Kitab kepadamu dengan sebenarnya;
membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya.

)ٖٙ :‫اب الَّ ِذي نََّزَل َعلَى َر ُسولِِو (النساء‬


ِ َ‫ِآمنُوا بِاللَّ ِو ورسولِِو والْ ِكت‬
َ ُ ََ
Terjemah: tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada
kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya.

ِ َ‫وقَ ْد نََّزَل َعلَْي ُكم ِِف الْ ِكت‬


)ٔٗٓ :‫اب (النساء‬ ْ َ
Terjemah: Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu
di dalam Al Quran.

)ٔ :‫تَبَ َارَك الَّ ِذي نََّزَل الْ ُف ْرقَا َن َعلَى َعْب ِدهِ (الفرقان‬
Terjemah: Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan
(Alquran) kepada hamba-Nya.

)ٕٖ :‫ب ِِمَّا نََّزلْنَا َعلَى َعْب ِدنَا فَأْتُوا بِ ُس َورةٍ ِم ْن ِمثْلِ ِو (البقرة‬
ٍ ْ‫وإِ ْن ُكْنتُ ْم ِِف ري‬
َ َ
55
Terjemah: Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang
Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat
(saja) yang semisal Al Quran itu.

ٍ َ‫ك كِتَابًا ِِف قِْرط‬


)ٚ :‫اس (اْلنعام‬ َ ‫َولَ ْو نََّزلْنَا َعلَْي‬
Terjemah: Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas.

)ٜٛ :‫اب تِْب يَانًا لِ ُك ّْل َش ْي ٍء (النحل‬ ِ َ ‫ونََّزلْنَا علَي‬


َ َ‫ك الْكت‬ َْ َ
Terjemah: Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk
menjelaskan segala sesuatu.

)ٜ٘ :‫الس َم ِاء َملَ ًكا َر ُس ًوَل (اإلسراء‬


َّ ‫لَنَ َّزلْنَا َعلَْي ِه ْم ِم َن‬
Terjemah: niscaya Kami turunkan dari langit kepada mereka seorang
malaikat menjadi rasul.

)ٛٓ :‫الس ْل َوى (طو‬


َّ ‫َونََّزلْنَا َعلَْي ُك ُم الْ َم َّن َو‬
Terjemah: dan Kami telah menurunkan kepada kamu sekalian manna
dan salwa.

2) Verba ٍ‫ ٗض‬berkolokasi dengan preposisi ٠ُ‫ إ‬pada ayat-ayat berikut:

ِ ‫ْي لِلن‬
)ٗٗ :‫ (النحل‬... ‫َّاس َما نُّْزَل إِلَْي ِه ْم‬ ِ ّْ ‫وأَنْزلْنا إِلَيك‬
َ ّْ َ‫الذ ْكَر لتُب‬ َ ْ ََ َ
Terjemah: Dan Kami turunkan kepadamu Alquran, agar kamu
menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada
mereka.

)ٔٔٔ :‫َولَ ْو أَنَّنَا نََّزلْنَا إِلَْي ِه ُم الْ َم ََلئِ َكةَ َوَكلَّ َم ُه ُم الْ َم ْوتَى (اْلنعام‬
Terjemah: Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan
orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka.

3) Verba ٍ‫ ٗض‬berkolokasi dengan preposisi ّ‫ اُال‬misalnya pada ayat

)ٖٔ :‫الس َم ِاء ِرْزقًا (غافر‬


َّ ‫ُى َو الَّ ِذي يُِري ُك ْم آيَاتِِو َويُنَ ّْزُل لَ ُك ْم ِم َن‬

56
Terjemah: Dia-lah yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda
(kekuasaan)-Nya dan menurunkan untukmu rezki dari langit

b. Preposisi tidak Mirip


1) Verba ٍ‫ ٗض‬berkolokasi dengan preposisi ٖٓ misalnya pada ayat

)ٔٔ :‫الس َم ِاء َماءً بَِق َد ٍر (الزخرف‬


َّ ‫َوالَّ ِذي نََّزَل ِم َن‬
Terjemah: Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang
diperlukan)
2) Dan berkolokasi dengan preposisi ‫ اُثاء‬misalnya pada ayat

ْ ِ‫اب ب‬ ِ َّ ‫ك بِأ‬ ِ
)ٔٚٙ :‫اْلَ ّْق (البقرة‬ َ َ‫َن اللَّوَ نََّزَل الْكت‬ َ ‫ذَل‬
Terjemah: Yang demikian itu adalah karena Allah telah menurunkan Al
Kitab dengan membawa kebenaran.

3. Verba ‫ذ‬ٛ‫جا‬

Verba ‫ذ‬ٛ‫ جا‬dalam Alquran berkolokasi dengan 4 (empat) preposisi,


yaitu ٠ِ‫ػ‬, ّ‫ اُال‬, ٠‫ك‬, ‫اُثاء‬. Dari keempat preposisi yang berkolokasi dengan verba
‫ذ‬ٛ‫ جا‬tersebut, ada 2 (dua) preposisi mirip yaitu preposisi ٠ِ‫ ػ‬dan ّ‫ اُال‬. Verba
‫ذ‬ٛ‫ جا‬ketika berkolokasi dengan kedua preposisi tersebut diterjemahkan
‘memaksa untuk’. Bahkan ada dua ayat yang redaksinya hampir sama, hanya
berbeda preposisi saja.

a. Preposisi Mirip
1) Verba ‫ذ‬ٛ‫ جا‬berkolokasi dengan preposisi ٠ِ‫ ػ‬pada ayat berikut:

)ٔ٘ :‫ك بِِو ِع ْل ٌم (لقمان‬ ِ ِ َ ‫َوإِ ْن َج‬


َ ‫اى َد َاك َعلَى أَ ْن تُ ْشرَك ِب َما لَْي‬
َ َ‫س ل‬
Terjemah: Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku
dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu..

57
2) Verba ‫ذ‬ٛ‫ جا‬berkolokasi dengan preposisi ّ‫ اُال‬pada ayat-ayat berikut:

)ٙ :‫اى ُد لِنَ ْف ِس ِو (العنكبوت‬


ِ ‫ومن جاى َد فَِإََّّنَا َُي‬
َ َ َ ْ ََ
Terjemah: Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya
jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri.

)ٛ :‫ك بِِو ِع ْل ٌم فَ ََل تُ ِط ْع ُه َما (العنكبوت‬


َ َ‫س ل‬ ِ ِ ِ َ ‫َوإِ ْن َج‬
َ ‫اى َد َاك لتُ ْشرَك ِب َما لَْي‬
Terjemah: (Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku
dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka
janganlah kamu mengikuti keduanya).

b. Preposisi tidak Mirip


1) Verba ‫ذ‬ٛ‫ جا‬berkolokasi dengan preposisi ٠‫ ك‬misalnya pada ayat

)ٜٔ :‫اى َد ِِف َسبِ ِيل اللَّ ِو (التوبة‬ ِ ِ ِ


َ ‫َك َم ْن َآم َن بِاللَّو َوالْيَ ْوم ْاْلخ ِر َو َج‬
Terjemah: sama dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan
hari kemudian serta bejihad di jalan Allah?
2) Verba ‫ جاػذ‬berkolokasi dengan preposisi ‫ اُثاء‬misalnya pada ayat

)ٕٚ :‫َو َجا َى ُدوا بِأ َْم َواَلِِ ْم َوأَنْ ُف ِس ِه ْم ِِف َسبِ ِيل اللَّ ِو (اْلنفال‬
Terjemah: berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah.

4. Verba َ‫أسع‬

Verba َ‫ أسع‬dalam Alquran berkolokasi dengan 6 (enam) preposisi, yaitu


٠ِ‫ػ‬, ٠ُ‫إ‬, ّ‫اُال‬, ٠‫ك‬, ‫ اُثاء‬, dan ٖٓ. Dari keenam preposisi yang berkolokasi dengan
verba َ‫ أسع‬tersebut, ada 4 (empat) preposisi mirip yaitu preposisi ٠ِ‫ ػ‬, ٠ُ‫إ‬, ّ‫اُال‬,
dan ٠‫ك‬. Verba َ‫أسع‬ ketika berkolokasi dengan empat preposisi tersebut,
diterjemahkan ‘mengutus/mengirim kepada’.

58
a. Preposisi Mirip
1) Verba َ‫ أسع‬berkolokasi dengan preposisi ٠ِ‫ ػ‬pada ayat-ayat berikut:

)ٖ :‫يل (الفيل‬ِ ِ
َ ‫َوأ َْر َس َل َعلَْيه ْم طَْي ًرا أَبَاب‬
Terjemah: dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang
berbondong-bondong.
ِ ‫وىو الْ َق‬
)ٙٔ :‫اى ُر فَ ْو َق ِعبَ ِادهِ َويُْرِس ُل َعلَْي ُك ْم َح َفظَةً (اْلنعام‬ ََُ
Terjemah: Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas
semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat
penjaga.
ِ َّ ‫اجلراد والْ ُق َّمل و‬ ِ
)ٖٖٔ :‫َّم (اْلعراف‬
َ ‫ع َوالد‬
َ ‫الض َفاد‬ َ َ َ َ ََْ ‫فَأ َْر َس ْلنَا َعلَْيه ُم الطُّوفَا َن َو‬
Terjemah: Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu,
katak dan darah.

)ٕٔٙ :‫الس َم ِاء ِِبَا َكانُوا يَظْلِ ُمو َن (اْلعراف‬


َّ ‫فَأ َْر َس ْلنَا َعلَْي ِه ْم ِر ْجًزا ِم َن‬
Terjemah: maka Kami timpakan kepada mereka azab dari langit
disebabkan kezaliman mereka.
ِ ِ
َ ‫ْي َعلَى الْ َكاف ِر‬
)ٖٛ :‫ين تَ ُؤزُُّى ْم أَزِّا (مرمي‬ َ ‫أَ ََلْ تَ َر أَنَّا أ َْر َس ْلنَا الشَّيَاط‬
Terjemah: Tidakkah kamu lihat, bahwasanya Kami telah mengirim
syaitan-syaitan itu kepada orang-orang kafir untuk menghasung mereka
berbuat maksiat dengan sungguh-sungguh?

2) Verba َ‫ أسع‬berkolokasi dengan preposisi ٠ُ‫ إ‬pada ayat-ayat berikut:


ِ ِ
ْ َ‫ت ِِبَ ْك ِرى َّن أ َْر َسل‬
)ٖٔ :‫ت إِلَْي ِه َّن (يوسف‬ ْ ‫فَلَ َّما َْس َع‬
Terjemah: Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan
mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu.

َ ِ‫ت إِلَْي نَا َر ُس ًوَل فَنَتَّبِ َع آيَات‬


)ٖٔٗ :‫ك (طو‬ َ ‫لَ ْوََل أ َْر َس ْل‬
59
Terjemah: mengapa tidak Engkau utus seorang rasul kepada kami, lalu
kami mengikuti ayat-ayat Engkau.

َ ِ‫ت إِلَْي نَا َر ُس ًوَل فَنَتَّبِ َع آيَات‬


)ٗٚ :‫ك (القصص‬ َ ‫لَ ْوََل أ َْر َس ْل‬
Terjemah: mengapa Engkau tidak mengutus seorang rasul kepada kami,
lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau.

)ٜ٘ :‫وحا إِ َل قَ ْوِم ِو (اْلعراف‬


ً ُ‫لََق ْد أ َْر َس ْلنَا ن‬
Terjemah: Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya.

)ٕ٘ :‫وحا إِ َل قَ ْوِم ِو (ىود‬


ً ُ‫َولََق ْد أ َْر َس ْلنَا ن‬
Terjemah: Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada
kaumnya.

3) Verba َ‫ أسع‬berkolokasi dengan preposisi ّ‫ اُال‬pada ayat-ayat berikut:

ِ َّ‫َوأَْر َس ْلنَا َك لِلن‬


)ٜٚ :‫اس َر ُس ًوَل (النساء‬
Terjemah: Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia

4) Verba َ‫ أسع‬berkolokasi dengan preposisi ٠‫ ك‬pada ayat-ayat berikut:


ِ ِ ِ ِ
َ ‫فَأ َْر َس َل ف ْر َع ْو ُن ِف الْ َم َدائ ِن َحاش ِر‬
)ٖ٘ :‫ين (الشعراء‬
Terjemah: Kemudian Fir'aun mengirimkan orang yang mengumpulkan
(tentaranya) ke kota-kota.

)ٔ٘ٔ :‫َك َما أ َْر َس ْلنَا فِي ُك ْم َر ُس ًوَل ِمْن ُك ْم يَْت لُو َعلَْي ُك ْم آيَاتِنَا (البقرة‬
Terjemah: Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami
kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang
membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu.

)ٜٗ :‫َخ ْذنَا أ َْىلَ َها بِالْبَأْ َس ِاء (اْلعراف‬


َ ‫ِب إََِّل أ‬
ٍِ
ٍّ َِ‫َوَما أ َْر َس ْلنَا ِِف قَ ْريَة م ْن ن‬

60
Terjemah: Kami tidaklah mengutus seseorang nabipun kepada sesuatu
negeri, (lalu penduduknya mendustakan nabi itu), melainkan Kami
timpakan kepada penduduknya kesempitan.

)ٖٕ :‫فَأ َْر َس ْلنَا فِي ِه ْم َر ُس ًوَل ِمْن ُه ْم أ َِن ْاعبُ ُدوا اللَّوَ (املؤمنون‬
Terjemah: Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan
mereka sendiri (yang berkata): Sembahlah Allah oleh kamu sekalian.
ِ ٍِ
َ ُ‫َوَما أ َْر َس ْلنَا ِِف قَ ْريَة م ْن نَذي ٍر إََِّل قَ َال ُمْت َرف‬
)ٖٗ :‫ (سبأ‬... ‫وىا‬
Terjemah: Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang
pemberi peringatanpun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di
negeri itu berkata...

b. Preposisi tidak Mirip


1) Verba َ‫ أسع‬berkolokasi dengan preposisi ‫ اُثاء‬misalnya pada ayat

ْ ‫ُى َو الَّ ِذي أ َْر َس َل َر ُسولَوُ بِا َْلَُدى َوِدي ِن‬


)ٖٖ :‫اْلَ ّْق (التوبة‬
Terjemah: Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa)
petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar.

2) Verba َ‫ أسع‬berkolokasi dengan preposisi ٖٓ misalnya pada ayat


ِ ُ‫ك إََِّل ِرج ًاَل ن‬ ِ
)ٜٔٓ :‫وحي إِلَْي ِه ْم (يوسف‬ َ َ ‫َوَما أ َْر َس ْلنَا ِم ْن قَ ْبل‬
Terjemah: Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-
laki yang Kami berikan wahyu kepadanya.

5. Verba ‫أخش‬

Verba ‫ أخش‬dalam Alquran berkolokasi dengan 3 (tiga) preposisi, yaitu


preposisi ٠ُ‫إ‬, ّ‫ اُال‬dan ٖ‫ػ‬. Dari ketiga prepsosisi yang berkolokasi dengan verba
‫ أخش‬tersebut, ada 2 (dua) preposisi mirip yaitu preposisi ٠ُ‫ إ‬dan ّ‫اُال‬. Verba ‫أخش‬

61
ketika berkolokasi dengan dua preposisi tersebut, diterjemahkan
‘menangguhkan/mengundurkan sampai’.

a. Preposisi Mirip
1) Verba ‫ أخش‬berkolokasi dengan preposisi ٠ُ‫ إ‬pada ayat-ayat berikut:

ٍ ‫َج ٍل قَ ِر‬
)ٚٚ :‫يب (النساء‬ ِ َّ ‫لَوََل أ‬
َ ‫َخ ْرتَنَا إ َل أ‬ ْ
Terjemah: Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang)
kepada kami sampai beberapa waktu lagi?

)ٕٙ :‫َحتَنِ َك َّن ذُّْريَّتَوُ (اإلسراء‬ ِ ِ ِ َّ ‫لَئِ ْن أ‬


ْ ‫َخ ْرتَ ِن إِ َل يَ ْوم الْقيَ َامة َْل‬
Terjemah: Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku
sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan
keturunannya.
ِِ َّ ‫َّق وأَ ُكن ِمن‬ ٍ ‫َج ٍل قَ ِر‬ ِ َّ ‫لَوََل أ‬
)ٔٓ :‫ْي (املنافقون‬
َ ‫الصاْل‬ َ ْ َ َ ‫َصد‬ َّ ‫يب فَأ‬ َ ‫َخ ْرتَِِن إ َل أ‬ ْ
Terjemah: mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai
waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku
termasuk orang-orang yang saleh.

)ٛ :‫ودةٍ لَيَ ُقولُ َّن َما ََْيبِ ُسوُ (ىود‬ ٍ


َ ‫اب إِ َل أ َُّمة َم ْع ُد‬ َّ ‫َولَئِ ْن أ‬
َ ‫َخ ْرنَا َعْن ُه ُم الْ َع َذ‬
Terjemah: Dan sesungguhnya jika Kami undurkan azab dari mereka
sampai kepada suatu waktu yang ditentukan. niscaya mereka akan
berkata: "Apakah yang menghalanginya?"

ِ ِ ِ ِ
َ ‫يَ ْدعُوُك ْم ليَ ْغفَر لَ ُك ْم م ْن ذُنُوبِ ُك ْم َويُ َؤ ّْخَرُك ْم إ َل أ‬
)ٔٓ :‫َج ٍل ُم َس ِّمى (إبراىيم‬
Terjemah: Dia menyeru kamu untuk memberi ampunan kepadamu dari
dosa-dosamu dan menangguhkan (siksaan)mu sampai masa yang
ditentukan.

62
2) Verba ‫ أخش‬berkolokasi dengan preposisi ّ‫ اُال‬pada ayat-ayat berikut:
ٍ ‫وما نُؤ ّْخره إََِّل ِْلَج ٍل مع ُد‬
)ٔٓٗ :‫ود (ىود‬ َْ َ ُُ َ َ َ
Terjemah: Dan Kami tiadalah menangguhkannya, melainkan sampai
waktu yang tertentu.

)ٕٗ :‫ص ُار (إبراىيم‬ ِ ِ ‫إََِّّنَا ي ؤ ّْخرىم لِي وٍم تَ ْشخ‬


َ ْ‫ص فيو ْاْلَب‬
ُ َ ْ َ ْ ُ ُ َُ
Terjemah: Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai
hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.

b. Preposisi tidak Mirip

Verba ‫ أخش‬berkolokasi dengan preposisi ٖ‫ ػ‬misalnya pada ayat

)ٛ :‫ودةٍ لَيَ ُقولُ َّن َما ََْيبِ ُسوُ (ىود‬ ٍ


َ ‫اب إِ َل أ َُّمة َم ْع ُد‬ َّ ‫َولَئِ ْن أ‬
َ ‫َخ ْرنَا َعْن ُه ُم الْ َع َذ‬
Terjemah: Dan sesungguhnya jika Kami undurkan azab dari mereka sampai
kepada suatu waktu yang ditentukan. niscaya mereka akan berkata: Apakah
yang menghalanginya?

C. Verba Ruba>’iy Mujarrad

Verba ‫ط‬ٞ‫ع‬ٝ

Verba ‫ط‬ٞ‫ع‬ٝ dalam Alquran berkolokasi dengan 4 (empat) preposisi, yaitu


٠ُ‫إ‬, ّ‫ اُال‬, ‫ اُثاء‬dan ٠‫ك‬. Dari keempat preposisi yang berkolokasi dengan verba ‫ط‬ٞ‫ع‬ٝ
tersebut, ada 2 (dua) preposisi mirip yaitu preposisi ٠ُ‫ إ‬dan ّ‫ اُال‬. Verba ‫ط‬ٞ‫ع‬ٝ
ketika berkolokasi dengan kedua preposisi tersebut, diterjemahkan ‘membisikkan
(pikiran jahat) kepada’.

1. Preposisi Mirip
a. Verba ‫ط‬ٞ‫ع‬ٝ berkolokasi dengan preposisi ٠ُ‫ إ‬pada ayat berikut:
ِ ‫فَوسو‬
)ٕٔٓ :‫ (طو‬... ‫ك‬ َ ‫س إِلَْيو الشَّْيطَا ُن قَ َال يَا‬
َ ُّ‫آد ُم َى ْل أ َُدل‬ َ َْ َ

63
Terjemah: Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya,
dengan berkata: Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu ...

b. Verba ‫ط‬ٞ‫ع‬ٝ berkolokasi dengan preposisi ّ‫ اُال‬pada ayat berikut:

)ٕٓ :‫ (اْلعراف‬... ‫ي َعْن ُه َما‬ ِ ِ ِ


َ ‫ي ََلَُما َما ُوور‬
َ ‫س ََلَُما الشَّْيطَا ُن ليُْبد‬
َ ‫فَ َو ْس َو‬
Terjemah: Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya
untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka…

2. Preposisi tidak Mirip


a. Verba ‫ط‬ٞ‫ع‬ٝ berkolokasi dengan preposisi ‫ اُثاء‬misalnya pada ayat

)ٔٙ :‫س بِِو نَ ْف ُسوُ (ق‬ ِ


ُ ‫َولََق ْد َخلَ ْقنَا ْاإلنْ َسا َن َونَ ْعلَ ُم َما تُ َو ْس ِو‬
Terjemah: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan
mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya

b. Verba ‫ط‬ٞ‫ع‬ٝ berkolokasi dengan preposisi ٠‫ ك‬misalnya pada ayat

ِ ‫ص ُدوِر الن‬ ِ َّ
)٘ :‫َّاس (الناس‬ ُ ‫س ِِف‬
ُ ‫الذي يُ َو ْس ِو‬
Terjemah: yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.

64
BAB IV
MAKNA KOLOKASI FRASA VERBAL BERPREPOSISI MIRIP
DALAM ALQURAN DAN PROBLEMATIKA PENERJEMAHANNYA

A. Makna Kolokasi Frasa Verbal Berpreposisi Mirip dalam Alquran

1. Verba S|ula>s\iy Mujarrad

a. Verba ‫تؼث‬

Verba ‫ تؼث‬dalam Alquran berkolokasi dengan 5 (lima) preposisi,


yaitu ٠ِ‫ػ‬, ٠ُ‫إ‬, ٠‫ك‬, ّ‫ اُال‬, dan ٖٓ. Dari kelima preposisi yang berkolokasi
dengan verba ‫ تؼث‬tersebut, 3 (tiga) preposisi merupakan preposisi mirip
yang seolah maknanya sama, yaitu preposisi ٠ِ‫ػ‬, ٠ُ‫ إ‬dan ٠‫ك‬. Verba ‫تؼث‬
ketika berkolokasi dengan ketiga preposisi tersebut banyak diterjemahkan
dengan ‘mengutus/mengirim kepada’.

Verba ‫ تؼث‬berkolokasi dengan preposisi ٠ِ‫ ػ‬dalam Alquran terdapat


pada 3 (tiga) ayat yaitu

)٘ :‫ُوَل ُُهَا بَ َعثْ نَا َعلَْي ُك ْم ِعبَ ًادا لَنَا (اإلسراء‬


َ ‫فَِإ َذا َجاءَ َو ْع ُد أ‬
Terjemah: Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama
dari kedua (kejahatan) itu, Kami utus kepadamu hamba-hamba Kami

)ٙ٘ :‫ث َعلَْي ُك ْم َع َذابًا ِم ْن فَ ْوقِ ُك ْم (اْلنعام‬ ِ


َ ‫قُ ْل ُى َو الْ َقاد ُر َعلَى أَ ْن يَْب َع‬
Terjemah: Katakanlah, Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab
kepadamu, dari atas kamu.

ِ ‫لَيْب عثَ َّن َعلَْي ِهم إِ َل ي وِم الْ ِقيام ِة من يسومهم سوء الْع َذ‬
)ٔٙٚ :‫اب (اْلعراف‬ َ َ ُ ْ ُ ُ ُ َ ْ َ َ َ َْ ْ ََ
Terjemah: sesungguhnya Dia akan mengirim kepada mereka (orang-orang
Yahudi) sampai hari kiamat orang-orang yang akan menimpakan kepada
mereka azab yang seburuk-buruknya.

65
Ketiga ayat tersebut semuanya membicarakan tentang siksa. Siksa
merupakan penderitaan atau kesengsaraan sebagai hukuman. Ini berarti
juga bahwa siksa merupakan suatu bencana atau kehancuran. Dengan
demikian, verba ‫ تؼث‬ketika berkolokasi dengan preposisi ٠ِ‫ ػ‬mengandung
makna suatu kehancuran. Makna yang seperti ini sesuai dengan penjelasan
Ibn Manzur dalam kamus Lisa>n al-‘Arab bahwa ketika verba ‫تؼث‬
berkolokasi dengan preposisi ٠ِ‫ػ‬, menunjukkan makna ‫( اُعشس‬bencana) dan
‫الى‬ُٜ‫( ا‬kehancuran).53

Verba ‫ تؼث‬berkolokasi dengan preposisi ٠ُ‫ إ‬dalam Alquran juga


terdapat pada 3 (tiga) ayat yaitu

ِ َ‫ُُثَّ ب عثْ نَا ِمن ب ع ِدهِ رس ًَل إِ َل قَوِم ِهم فَجاءوىم بِالْب يّْ ن‬
)ٚٗ :‫ات (يونس‬ َ ُْ ُ َ ْ ْ ُ ُ َْ ْ ََ
Terjemah: Kemudian sesudah Nuh, Kami utus beberapa rasul kepada kaum
mereka (masing-masing), maka rasul-rasul itu datang kepada mereka
dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata.

)ٖٔٓ :‫وسى بِآيَاتِنَا إِ َل فِْر َع ْو َن َوَملَئِ ِو (اْلعراف‬ ِِ ِ


َ ‫ُُثَّ بَ َعثْ نَا م ْن بَ ْعدى ْم ُم‬
Terjemah: Kemudian Kami utus Musa sesudah rasul-rasul itu dengan
membawa ayat-ayat Kami kepada Fir'aun[553] dan pemuka-pemuka
kaumnya.

)ٚ٘ :‫وسى َوَى ُارو َن إِ َل فِْر َع ْو َن َوَملَئِ ِو (يونس‬ ِِ ِ


َ ‫ُُثَّ بَ َعثْ نَا م ْن بَ ْعدى ْم ُم‬
Terjemah: Kemudian sesudah rasul-rasul itu, Kami utus Musa dan Harun
kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya.

Preposisi ٠ُ‫ إ‬dalam konteks ini memiliki makna ‫اء‬ٜ‫( االٗر‬akhir) atau
‫ح‬٣‫( اُـا‬yang dituju). Bisa juga dimaknai sebagai sebuah ‘sasaran’. 54 Makna

53
Ibnu Manz}ur, Lisa>n al-‘Arab, jilid 2 (Beirut: Dar Sader), hal. 117.
54
Yusuf al-Anshary, ‚Min Asra>r Ta’diyyah al-Fi’l Fi> al-Qur’a>n al-Kari>m‛, Jurnal
Bahasa dan Sastra Arab Universitas Umm al-Qura>, Jumada al-Tsaniyah 1424 H, hal. 732.

66
٠ُ‫ إ‬sebagai suatu ‘yang dituju’ ini tidak jauh berbeda dengan makna ٠ِ‫ػ‬
yang memiliki maksud ‘yang dituju’ juga. Hanya saja preposisi ٠ُ‫إ‬
bermakna umum, tidak mengandung makna ‘kehancuran’ ataupun
‘keburukan’ seperti preposisi ٠ِ‫ػ‬.

Verba ‫ تؼث‬berkolokasi dengan preposisi ٢‫ ك‬dalam Alquran terdapat


pada 9 (sembilan) ayat. Dari sembilan ayat tersebut, hampir semuanya
setelah kolokasi ٠‫ ك‬+ ‫ تؼث‬diikuti dengan keterangan berupa frasa ْٜ٘ٓ ‫ال‬ٞ‫سع‬
atau ْٜ‫ال ٖٓ أٗلغ‬ٞ‫ سع‬seperti pada ayat

ِ ْ ‫ربَّنا واب ع‬
َ ِ‫ث في ِه ْم َر ُس ًوَل ِمْن ُه ْم يَْت لُو َعلَْي ِه ْم آيَات‬
)ٕٜٔ :‫ك (البقرة‬ َْ َ َ َ
Terjemah: Ya Tuhan kami, utuslah kepada mereka sesorang Rasul dari
kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat
Engkau.

)ٜٛ :‫يدا َعلَْي ِه ْم ِم ْن أَنْ ُف ِس ِه ْم (النحل‬


ً ‫ث ِِف ُك ّْل أ َُّم ٍة َش ِه‬
ُ ‫َويَ ْوَم نَْب َع‬
Terjemah: (Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-
tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri.

Keterangan berupa frasa ْٜ٘ٓ ‫ال‬ٞ‫ سع‬atau ْٜ‫ال ٖٓ أٗلغ‬ٞ‫ سع‬ini memiliki
makna ‘seorang rasul dari golongan mereka’. Secara semantik, ini memiliki
makna bahwa rasul yang diutus oleh Allah kepada suatu kaum dalam ayat
tersebut merupakan seorang sosok dari golongan kaum tersebut. Rasul
tersebut tidak asing bagi mereka, ia hidup berbaur dan bermasyarakat
bersama mereka. Rasul tersebut merupakan seseorang dari kalangan mereka
sendiri.55

55
Muhammad al-Amin al-Khudhry, Min Asra>r Huru>f al-Jarr Fi> al-Z|ikr al-Haki>m
(Kairo: Maktabah Wahbah, 1989), hal. 146.

67
b. Verba ‫خشج‬

Verba ‫ خشج‬dalam Alquran berkolokasi dengan 5 (lima) preposisi,


yaitu ٠ِ‫ػ‬, ٠ُ‫إ‬, ٖٓ, ‫اُثاء‬, dan ٠‫ ك‬. Dari kelima preposisi yang berkolokasi
dengan verba ‫ خشج‬tersebut, ada 2 (dua) preposisi mirip, karena jika dilihat
secara sekilas, seolah bermakna sama, yaitu preposisi ٠ِ‫ ػ‬dan ٠ُ‫إ‬. Verba
‫ خشج‬ketika berkolokasi dengan kedua preposisi tersebut banyak
diterjemahkan dengan ‘keluar kepada’.

Preposisi ٠ِ‫ػ‬, dijelaskan oleh Al-Khatib al-Iskafi menunjukkan


makna ‘letak sesuatu yang berada di atas sesuatu, kedatangannya berasal
dari tempat yang tinggi’.56 Makna preposisi ٠ِ‫ ػ‬yang seperti ini juga
terdapat pada ayat berikut

ِ ‫فَ َخرج َعلَى قَوِم ِو ِمن الْ ِم ْحر‬


)ٔٔ :‫اب فَأ َْو َحى إِلَْي ِه ْم (مرمي‬َ َ ْ ََ
Terjemah: Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi
isyarat kepada mereka.

Menurut Ibn Abd as-Salam, kolokasi ٠ِ‫ خشج ػ‬pada ayat ini bermakna ‫أششف‬
٠ِ‫( ػ‬melihat dari atas). Ayat ini berkisah tentang Nabi Zakaria yang tidak
percaya, akan dikarunia seorang putra, karena pada waktu itu Nabi Zakaria
sudah lanjut usia. Nabi Zakaria meminta pertanda, kemudian Allah
memberikan pertanda berupa Nabi Zakaria tidak bisa berbicara selama tiga
hari. Nabi Zakaria menyampaikan suatu pesan kepada kaumnya dengan
posisi berada di atas bukit – dimana bukit merupakan suatu tempat yang
tinggi – dengan menggunakan bahasa isyarat.

Pada ayat yang lain dalam Alquran Allah berfirman:

)ٜٚ :‫فَ َخَر َج َعلَى قَ ْوِم ِو ِِف ِزينَتِ ِو (القصص‬

56
Al-Khatib al-Iskafi, Durrah al-Tanzi>l wa Gurrah al-Ta’wi>l (Makkah:
Universitas Umm al-Qura, 1990), hal. 301.

68
Terjemah: Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya.

Ayat ini menggambarkan sebagian dari sifat Karun, yaitu kesombongan


dan keangkuhan. Karun senantiasa pergi keluar rumah dengan membawa
kemegahan hartanya dengan tujuan untuk memamerkan kekayaannya.
Makna preposisi ٠ِ‫ ػ‬pada ‘keluar’nya Karun ini mengandung makna
kiasan. Ia tidak keluar dari tempat yang lebih ‘tinggi’ tetapi ia keluar
dengan keangkuhannya. Ia merasa bahwa dirinya adalah orang yang paling
kaya, paling tinggi derajatnya. Thahir bin Asyur bahkan memiliki
pandangan bahwa kolokasi verba ‫ خشج‬dengan preposisi ٠ِ‫ ػ‬pada ayat ini
memiliki makna ٍٝ‫ اُ٘ض‬yaitu ‘turun’ sebagai isyarat atas keangkuhan dan
kesombongan Karun.57

Kata ٍٝ‫ اُ٘ض‬bermakna ‘terpisahnya sesuatu dari tempat yang tinggi


menuju tempat yang lebih rendah’.58 Adapun preposisi ٠ِ‫ ػ‬bermakna ‘letak
sesuatu yang berada di atas sesuatu, yang kedatangannya berasal dari tempat
yang tinggi’. Preposisi ٠ِ‫ ػ‬menunjukkan makna datangnya sesuatu hanya
dari satu arah saja, yaitu arah atas atau arah yang lebih tinggi. Oleh karena
itu preposisi ٠ِ‫ ػ‬adalah preposisi standar bersanding dengan verba ٍ‫ٗض‬
(turun). Sesuatu dikatakan ‘turun’ apabila datang dari arah atas atau dari
tempat yang lebih tinggi.

Adapun preposisi ٠ُ‫ إ‬pada ayat

)٘ :‫صبَ ُروا َح َّىت ََتُْر َج إِلَْي ِه ْم لَ َكا َن َخْي ًرا (اْلجرات‬


َ ‫َّه ْم‬
ُ ‫َولَ ْو أَن‬
Terjemah: Dan kalau sekiranya mereka bersabar sampai kamu keluar
kepada mereka sesungguhnya itu lebih baik bagi mereka.

57
Yusuf al-Anshary, ‚Min Asra>r Ta’diyyah al-Fi’l Fi> al-Qur’a>n al-Kari>m‛, Jurnal
Bahasa dan Sastra Arab Universitas Umm al-Qura>, Jumada al-Tsaniyah 1424 H, hal. 751.
58
Al-Khatib al-Iskafi, Durrah al-Tanzi>l wa Gurroh al-Ta’wi>l (Makkah:
Universitas Umm al-Qura, 1990), hal. 301.

69
Menurut Yusuf al-Anshary, preposisi ٠ُ‫ إ‬pada ayat tersebut memiliki makna
‫ج‬ٝ‫ح اُخش‬٣‫اء ؿا‬ٜ‫( اٗر‬akhir dari suatu aktivitas keluar). Makna verba ‫ خشج‬pada
ayat ini bermakna ‘keluar’ secara umum, tidak mengandung makna
‘keangkuhan’ ataupun ‘suatu keadaan lebih tinggi’.

c. Verba ‫كشض‬

Verba ‫ كشض‬dalam Alquran berkolokasi dengan 3 (tiga) preposisi,


yaitu ٠ِ‫ػ‬, ّ‫اُال‬, dan ٠‫ ك‬. Dari ketiga preposisi yang berkolokasi dengan verba
‫ كشض‬di atas, ada 2 (dua) preposisi mirip karena jika dilihat secara sekilas,
seolah maknanya sama, yaitu preposisi ٠ِ‫ ػ‬dan ّ‫ اُال‬. Verba ‫ كشض‬ketika
berkolokasi dengan kedua preposisi tersebut banyak diterjemahkan dengan
‘mewajibkan kepada’.

Verba ‫ كشض‬ketika berkolokasi dengan preposisi ٠ِ‫ ػ‬dijelaskan oleh


Musa Ibn Muhammad dalam Mu’jam al-Af’a>l al-Muta’addiyah bi Harf
dengan sebuah contoh dalam kalimat ‫ ًزا‬ٚ٤ِ‫لشض كشظا ػ‬٣ yang memiliki
makna ‫تا الصٓا‬ٞ‫ج‬ٝ ٚ‫جث‬ٝ‫( أ‬mewajibkannya dengan harus/tidak boleh tidak).59
Ini berarti, verba ‫ كشض‬ketika berkolokasi dengan preposisi ٠ِ‫ ػ‬mengandung
konsekuensi hukum yang sifatnya sangat mengikat, wajid dan harus. Seperti
pada ayat

)ٛ٘ :‫ك الْ ُق ْرآ َن لََر ُّاد َك إِ َل َم َع ٍاد (القصص‬ ِ


َ ‫إِ َّن الَّذي فَ َر‬
َ ‫ض َعلَْي‬
Terjemah: Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-
hukum) Al Quran, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat
kembali.

Pada ayat ini Nabi Muhammad benar-benar diwajibkan untuk melaksanakan


hukum-hukum yang terdapat dalam Alquran.

59
Musa Ibn Muhammad Ibn Malyani al-Ahmady. Mu’jam al-Af’a>l al-
Muta’addiyah bi Harf (Beirut: Dar al-Ilmi Li al-Malayin, 1085), hal. 272.

70
Adapun verba ‫ كشض‬ketika berkolokasi dengan preposisi ّ‫ أُال‬seperti
pada ayat

)ٕ :‫ (التحرمي‬... ‫ض اللَّوُ لَ ُك ْم َِحتلَّةَ أَْْيَانِ ُك ْم‬


َ ‫قَ ْد فَ َر‬
Terjemah: Sungguh Allah telah mewajibkan kepadamu sekalian
membebaskan diri dari sumpahmu.

Dijelaskan dalam Mu’jam al-Af’a>l al-Muta’addiyah bi Harf dengan sebuah


contoh kalimat َ‫كشض ُِشج‬, memiliki makna ‫عح‬٣‫ كش‬ُٚ َ‫( جؼ‬menjadikan
untuknya suatu kewajiban).60 Ini berarti, preposisi ّ‫ اُال‬yang bersanding
dengan verba ‫ كشض‬memiliki makna al-ikhtis}a>s} (kekhususan).

d. Verba ‫ػشض‬

Verba ‫ ػشض‬dalam Alquran berkolokasi dengan 2 (dua) preposisi,


yaitu ٠ِ‫ ػ‬dan ّ‫اُال‬. Keduanya merupakan preposisi mirip yang seolah
bermakna sama. Verba ‫ ػشض‬ketika berkolokasi dengan kedua preposisi
tersebut banyak diterjemahkan dengan redaksi yang sama, yaitu
‘menampakkan kepada’. Dalam Mu’jam al-Af’a>l al-Muta’addiyah bi Harf,
kolokasi ‫ ػشض‬+ ٠ِ‫ ػ‬memiliki beberapa makna, begitu juga kolokasi ‫ػشض‬
+ ّ‫ اُال‬, juga memiliki beberapa makna.61

Beberapa makna kolokasi ّ‫ اُال‬+ ‫ ػشض‬dalam Mu’jam al-Af’a>l al-


Muta’addiyah bi Harf :

Arti Makna Kalimat


Terbuka, terlihat ‫ذؼشض‬ ُٚ ‫ػشض‬
Memungkinkanmu untuk
ِٚ‫أٌٓ٘ي إٔ ذلؼ‬ ‫ش‬٤‫ػشض ُي اُخ‬
melakukannya
Terlihat, tampak ‫ش‬ٜ‫ظ‬ٝ ‫تذا‬ ‫ أٓش‬ُٚ ‫ػشض‬
Unta itu terkena penyakit ‫ آكح‬ٚ‫أصات‬ ‫ػشض ُِ٘اهح‬

60
Musa Ibn Muhammad Ibn Malyani al-Ahmady, Mu’jam al-Af’a>l al-
Muta’addiyah bi Harf (Beirut: Dar al-Ilmi Li al-Malayin, 1085), hal. 272.
61
Musa Ibn Muhammad Ibn Malyani al-Ahmady, Mu’jam al-Af’a>l al-
Muta’addiyah bi Harf (Beirut: Dar al-Ilmi Li al-Malayin, 1085), hal. 233.

71
Beberapa makna kolokasi ٠ِ‫ ػ‬+ ‫ ػشض‬dalam Mu’jam al-Af’a>l al-
Muta’addiyah bi Harf :

Arti Makna Kalimat


Membunuh mereka dengan
ٚ‫ْ ت‬ِٜ‫هر‬ ‫ق‬٤‫ اُغ‬٠ِ‫ّ ػ‬ٞ‫ػشض اُو‬
pedang
Memukul mereka dengan
ٚ‫ْ ت‬ٜ‫ظشت‬ ‫غ‬ٞ‫ اُغ‬٠ِ‫ْ ػ‬ٜ‫ػشظ‬
cambuk
Membakar mereka ْٜ‫أحشه‬ ‫ اُ٘اس‬٠ِ‫ْ ػ‬ٜ‫ػشظ‬
Memperlihatkan kepadanya ٙ‫ا‬٣‫ إ‬ٙ‫أسا‬ ٚ٤ِ‫ ػ‬ٚ‫ػشظ‬

Di dalam Mu’jam al-Was}i>t} juga dijelaskan bahwa kalimat ٚ٤ِ‫ػشض ػ‬


‫ء‬٢‫ اُش‬memiliki makna ٙ‫ا‬٣‫ إ‬ٙ‫( أسا‬memperlihatkan kepadanya) dan kalimat
‫غ‬٤‫ ػشض أُراع ُِث‬memiliki makna ٙ‫ش‬ٜ‫( أظ‬menampakkannya).62 Dari keterangan
ini dapat dipahami bahwa makna verba ‫ ػشض‬ketika berkolokasi dengan
preposisi ّ‫ اُال‬menunjukkan makna hanya sekedar ‘menampakkan’, yaitu
membuat sesuatu yang tadinya tidak terlihat menjadi terlihat, seperti pada
kalimat ‫غ‬٤‫( ػشض أُراع ُِث‬menampakkan perhiasan untuk dijual). Pada ayat
Alquran misalnya

ِ ِ ٍ ِ ‫ضنا جهن‬
)ٔٓٓ :‫ضا (الكهف‬ َ ‫َّم يَ ْوَمئذ ل ْل َكاف ِر‬
ً ‫ين َع ْر‬ َ َ َ َ ْ ‫َو َعَر‬
Terjemah: dan Kami tampakkan Jahannam pada hari itu kepada orang-
orang kafir dengan jelas.

Berbeda dengan verba ‫ ػشض‬ketika berkolokasi dengan preposisi ٠ِ‫ ػ‬yang


memiliki makna ‘memperlihatkan kepada’. Ini menunjukkan makna bukan
sekedar menampakkan, bukan sekedar membuat sesuatu yang tadinya tidak
terlihat menjadi terlihat. Tetapi benar-benar ditunjukkan di hadapan atau di
depan mata seseorang, agar orang tersebut melihatnya, atau juga bisa

62
Al-Mu’jam al-Was}i>t}, hal. 593.

72
bermakna menawarkannya. Sehingga kalimat ‫غ‬٤‫ اُث‬٠ِ‫ ػشض أُراع ػ‬bermakna
‘menawarkan perhiasannya untuk dijual’. Pada ayat Alquran misalnya

)ٕٚ :‫اجلِبَ ِال (اْلحزاب‬ ِ ‫السماو‬


ِ ‫ات َو ْاْل َْر‬
ْ ‫ض َو‬ ْ ‫إِنَّا َعَر‬
َ َ َّ ‫ضنَا ْاْل ََمانَةَ َعلَى‬
Terjemah: Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit,
bumi dan gunung-gunung.

e. Verba ٠‫ٓش‬

Verba ٠‫ ٓش‬dalam Alquran berkolokasi dengan 3 (tiga) preposisi,


yaitu ٠ِ‫ػ‬, ٠‫ ك‬dan ‫اُثاء‬. Dari ketiga preposisi yang berkolokasi dengan verba
٠‫ ٓش‬tersebut, 2 (dua) preposisi merupakan preposisi mirip karena seolah
maknanya sama, yaitu preposisi ٠ِ‫ ػ‬dan ٠‫ ك‬. Verba ٠‫ ٓش‬ketika berkolokasi
dengan kedua preposisi tersebut banyak diterjemahkan dengan ‘berjalan di’.

Verba ٠‫ ٓش‬berkolokasi dengan preposisi ٠‫ ك‬salah satunya pada ayat

ِ ‫ش ِِف ْاْل َْر‬


)ٖٚ :‫ض َمَر ًحا (اإلسراء‬ ِ َْ‫َوََل َت‬
Terjemah: dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.

Ayat ini bukan larangan untuk berjalan di muka bumi, tapi larangan
untuk berjalan di muka bumi dengan sombong. Suatu larangan berarti suatu
perintah untuh melakukan hal yang sebaliknya, yaitu perintah untuk berjalan
di muka bumi dengan rendah hati, sehingga Allah berfirman dalam ayat
lain63

ِ ‫ين ْيَْ ُشو َن َعلَى ْاْل َْر‬ ِ َّ َّ ‫و ِعباد‬


)ٖٙ :‫ض َى ْونًا (الفرقان‬ َ ‫الر ْمحَ ِن الذ‬ َُ َ
Terjemah: Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah)
orang-orang yang berjalan di muka bumi dengan rendah hati.

Pada ayat ini verba ٠‫ ٓش‬berkolokasi dengan preposisi ٠ِ‫ػ‬. Hamba-


hamba Allah pada ayat ini ialah mereka yang berjalan di muka bumi dengan

63
Tafsir Al-Ma>turi>di, Al-Maktabah al-Syamilah.

73
rendah hati. Orang-orang memiliki sifat rendah hati akan mendapat derajat
atau kedudukan yang tinggi di sisi Allah. Oleh karena itu, tepat jika Amin
Al-Khudry menjelaskan bahwa makna preposisi ٠ِ‫ ػ‬adalah ‫االسذلاع‬ٝ ‫اإلششاف‬
(tinggi). Adapun preposisi ٠‫ ك‬menurut Amin Al-Khudry bermakna ‫االعروشاس‬
(menetap). Makna ‫ األسض‬٠‫ ك‬berarti suatu keadaan berupa kehidupan di bumi
yang sifatnya berlangsung lama (menetap).64 Pada ayat ‫ األسض ٓشحا‬٠‫ال ذٔش ك‬ٝ
ini mengisahkan tentang Lukman al-Hakim. Ia menasihati anaknya agar
tidak berlaku sombong di bumi, tempat ia tinggal dan menetap di sana.

f. Verba ٟ‫جش‬

Verba ٟ‫ جش‬dalam Alquran berkolokasi dengan 5 (lima) preposisi,


yaitu ٠ُ‫إ‬, ّ‫اُال‬, ٖٓ , ٠‫ ك‬, dan ‫اُثاء‬. Dari kelima preposisi yang berkolokasi
dengan verba ٟ‫جش‬ tersebut, ada 2 (dua) preposisi mirip yang seolah
bermakna sama, yaitu preposisi ٠ُ‫ إ‬dan ّ‫اُال‬. Verba ٟ‫ جش‬ketika berkolokasi
dengan kedua preposisi tersebut banyak diterjemahkan dengan ‘berjalan
sampai’ atau ‘beredar hingga’.

Verba ٟ‫ جش‬berkolokasi dengan preposisi ّ‫ اُال‬terdapat pada tiga ayat


yaitu:
ٍ ِ َّ ‫اللَّو الَّ ِذي رفَع‬
‫س‬َ ‫َّم‬ ْ ‫استَ َوى َعلَى الْ َع ْر ِش َو َس َّخَر الش‬ْ َّ‫السما َوات بِغَ ِْري َع َمد تَ َرْونَ َها ُُث‬ ََ ُ
)ٕ :‫َوالْ َق َمَر ُكلّّ ََْي ِري ِْلَ َج ٍل ُم َس ِّمى (الرعد‬
ِ ِ
‫س َوالْ َق َمَر ُكلّّ ََْي ِري‬ َ ‫َّم‬ ْ ‫َّه َار ِِف اللَّْي ِل َو َس َّخَر الش‬ َ ‫َّها ِر َويُول ُج الن‬
َ ‫يُول ُج اللَّْي َل ِِف الن‬
)ٖٔ :‫َج ٍل ُم َس ِّمى (الرعد‬ ِ
َ ‫ْل‬
ْ ِ‫ض ب‬ ِ َّ ‫خلَق‬
َ ‫َّها ِر َويُ َك ّْوُر الن‬
‫َّه َار َعلَى اللَّْي ِل‬ َ ‫اْلَ ّْق يُ َك ّْوُر اللَّْي َل َعلَى الن‬ َ ‫الس َم َاوات َو ْاْل َْر‬ َ َ
ِ
)٘ :‫َج ٍل ُم َس ِّمى (الزمر‬ َ ‫س َوالْ َق َمَر ُكلّّ ََْي ِري ْل‬
َ ‫َّم‬
ْ ‫َو َس َّخَر الش‬

64
Muhammad al-Amin al-Khudhry, Min Asra>r Huru>f al-Jarr Fi> al-Z|ikr al-Haki>m
(Kairo: Maktabah Wahbah, 1989), hal. 57.

74
Dan berkolokasi dengan preposisi ٠ُ‫ إ‬pada satu ayat yaitu:

ِ ِ
‫س َوالْ َق َمَر‬ ْ ‫َّه َار ِِف اللَّْي ِل َو َس َّخَر الش‬
َ ‫َّم‬ َ ‫َّها ِر َويُول ُج الن‬
َ ‫َن اللَّوَ يُول ُج اللَّْي َل ِِف الن‬
َّ ‫أَ ََلْ تَ َر أ‬
ِ
)ٕٜ :‫َج ٍل ُم َس ِّمى (لقمان‬ َ ‫ُكلّّ ََْي ِري إ َل أ‬
Tiga ayat di atas - di mana verba ٟ‫ جش‬berkolokasi dengan preposisi
ّ‫ اُال‬- membicarakan tentang penciptaan langit dan bumi, pergantian siang
dan malam, serta peredaran matahari dan bulan. Makna preposisi ّ‫ اُال‬pada
tiga ayat ini adalah ‘untuk’. Sehingga pergantian dan peredaran ini akan
berlangsung ‘untuk’ suatu waktu yang ditentukan. Tiga ayat ini tidak
menunjukkan batas akhir peredaran matahari dan bulan ataupun batas akhir
perjalanan bergantinya siang dan malam, hanya mengabarkan bahwa
peredaran dan pergantian itu akan berlangsung ‘untuk’ atau ‘menurut’ atau
‘sesuai’ atau ‘selama’ ٠ٔ‫( أجَ ٓغ‬waktu yang ditentukan). Dengan demikian,
makna ٠ٔ‫ أجَ ٓغ‬pada tiga ayat ini bukan ‘batas akhir’ tetapi ‘durasi’.
Makna preposisi ّ‫ اُال‬pada tiga ayat ini adalah ‫( االخرصاص‬kekhususan).

Adapun verba ٟ‫ جش‬berkolokasi dengan preposisi ٠ُ‫ إ‬pada satu ayat


di atas, didahuli dengan ayat yang membicarakan tentang hari akhir, yaitu

)ٕٛ :‫اح َدةٍ (لقمان‬


ِ‫سو‬ ِ
َ ٍ ‫َما َخ ْل ُق ُك ْم َوََل بَ ْعثُ ُك ْم إََّل َكنَ ْف‬
Ayat setelahnya juga membicarakan tentang hari akhir, yaitu

‫ود ُى َو َجا ٍز‬ ِِ ِ


ٌ ُ‫اخ َش ْوا يَ ْوًما ََل ََْي ِزي َوال ٌد َع ْن َولَده َوََل َم ْول‬
ْ ‫َّاس اتَّ ُقوا َربَّ ُك ْم َو‬
ُ ‫يَا أَيُّ َها الن‬
)ٖٖ :‫َع ْن َوالِ ِدهِ َشْي ًئ (لقمان‬
Peristiwa-peristiwa pada hari akhir ini menyebabkan berhentinya
peredaran matahari dan bulan. Peristiwa-peristiwa ini lah yang di namakan
sebagai ٠ٔ‫( أجَ ٓغ‬waktu yang ditentukan). Oleh karena itu pada ayat ini
menggunakan preposisi ٠ُ‫ إ‬yang bermakna ‫اء‬ٜ‫( االٗر‬berakhir).65

65
Muhammad al-Amin al-Khudhry, Min Asra>r Huru>f al-Jarr Fi> al-Z|ikr al-Haki>m
(Kairo: Maktabah Wahbah, 1989), hal. 221.

75
Penejelasan ini juga diaungkapkan oleh Al-Khatib al-Iskafi, bahwa
makna kalimat ٠ٔ‫ ألجَ ٓغ‬ٟ‫جش‬٣ yaitu ٠ٔ‫ؽ أجَ ٓغ‬ِٞ‫ ُث‬١‫جش‬٣ (beredar untuk
sampai pada waktu yang ditentukan). Sedangkan kalimat ٠ٔ‫ أجَ ٓغ‬٠ُ‫ إ‬ٟ‫جش‬٣
bermakna ٚ٣‫هد جش‬ٝ ٠ُ‫ إ‬٠ٜ‫٘ر‬٣ ٠‫ا حر‬٣‫ضاٍ جاس‬٣ ‫( ال‬masih beredar sampai berakhir
waktu edarnya).

2. Verba S|ula>s\iy Mazi>d bi Harf

a. Verba ٍ‫أٗض‬

Verba ٍ‫ أٗض‬dalam Alquran berkolokasi dengan 6 (enam) preposisi,


yaitu ٠ُ‫إ‬, ٠ِ‫ػ‬, ّ‫اُال‬, ٖٓ, ٠‫ك‬, dan ‫اُثاء‬. Dari keenam preposisi yang berkolokasi
dengan verba ٍ‫ أٗض‬tersebut, ada 3 (tiga) preposisi mirip karena jika dilihat
secara sekilas, seolah bermakna sama, yaitu preposisi ٠ِ‫ ػ‬, ٠ُ‫إ‬, dan ّ‫اُال‬.
Verba ٍ‫أٗض‬ ketika berkolokasi dengan tiga preposisi tersebut banyak
diterjemahkan dengan ‘menurunkan kepada’.

Salah satu hal yang menarik mengenai verba ٍ‫ أٗض‬ialah terdapat dua
ayat dalam Alquran yang hampir sama, di dalamnya terdapat verba ٍ‫أٗض‬,
pada satu ayat berkolokasi dengan preposisi ٠ِ‫ػ‬, tetapi pada ayat satunya
yang lain berkolokasi dengan preposisi ٠ُ‫إ‬. Kedua ayat tersebut ialah

‫وب‬ َ ‫يل َوإِ ْس َح‬ ِ ِ ‫قُل آمنَّا بِاللَّ ِو وما أُنْ ِزَل علَي نَا وما أُنْ ِزَل علَى إِب ر ِاى‬
َ ‫اق َويَ ْع ُق‬ َ ‫يم َوإ ْْسَاع‬ َ َْ َ ََ ْ َ ََ َ ْ
‫َح ٍد ِمْن ُه ْم َوََْن ُن‬
َ ‫ْي أ‬
ِ ِ
َ ْ َ‫يسى َوالنَّبِيُّو َن م ْن َرِّّْب ْم ََل نُ َفّْر ُق ب‬
ِ
َ ‫وسى َوع‬
ِ ‫و ْاْل‬
ِ ‫اط وَما أ‬
َ ‫ُوِتَ ُم‬ َ َ‫َسب‬ْ َ
)ٛٗ :‫لَوُ ُم ْسلِ ُمو َن (آل عمران‬
Terjemah: (Katakanlah, “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang
diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail,
Ishaq, Ya'qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa,
Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan
seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nyalah kami menyerahkan
diri”).

76
‫وب‬ َ ‫َوإِ ْس َح‬ ِ ِ ‫إِ َل إِب ر ِاى‬ ‫قُولُوا َآمنَّا بِاللَّ ِو َوَما أُنْ ِزَل إِلَْي نَا َوَما أُنْ ِزَل‬
َ ‫اق َويَ ْع ُق‬ ‫يل‬
َ ‫يم َوإ ْْسَاع‬ َ َْ
‫َح ٍد‬
َ ‫ْي أ‬َ ْ َ‫ََل نُ َفّْر ُق ب‬ ‫ُوِتَ النَّبِيُّو َن ِم ْن َرِّّْبِ ْم‬
ِ‫أ‬ ‫يسى َوَما‬ ِ
َ ‫وسى َوع‬ َ ‫ُوِتَ ُم‬ ِ ‫اط وَما أ‬ ِ ‫و ْاْل‬
َ َ‫َسب‬ ْ َ
)ٖٔٙ :‫ِمْن ُه ْم َوََْن ُن لَوُ ُم ْسلِ ُمو َن (البقرة‬
Terjemah: (Katakanlah hai orang-orang mukmin, “Kami beriman kepada
Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan
kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang
diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi
dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka
dan hanya kepada-Nyalah kami menyerahkan diri”).

Verba ٍ‫ أٗض‬pada kedua ayat di atas berkolokasi dengan preposisi


berbeda, tetapi diterjemahkan sama. Verba ٍ‫ أٗض‬pada ayat pertama
berkolokasi dengan preposisi ٠ِ‫ػ‬, pada ayat kedua berkolokasi dengan
preposisi ٠ُ‫إ‬. Keduanya diterjemahkan sama yaitu ‘diturunkan kepada’. Lalu
apa perbedaannya? Tentu ada maksud yang hendak dituju oleh keunikan
bahasa Alquran ini.

Verba ٍ‫ أٗض‬merupakan verba yang telah mengalami perubahan dari


asalnya. Linguistik menyebutnya dengan istilah afiksasi. Verba dasar dari
ٍ‫ أٗض‬yaitu ٍ‫( ٗض‬turun) yang bermakna ‘terpisahnya sesuatu dari tempat yang
tinggi menuju tempat yang lebih rendah’. Adapun preposisi ٠ِ‫ ػ‬menurut Al-
Khatib al-Iskafi bermakna ‘letak sesuatu yang berada di atas sesuatu, yang
kedatangannya berasal dari tempat yang tinggi’ dan preposisi ٠ُ‫ إ‬bermakna
‫اء‬ٜ‫( االٗر‬akhir) atau ‘penghabisan’.66 Preposisi ٠ِ‫ ػ‬menunjukkan makna
datangnya sesuatu hanya dari satu arah saja, yaitu arah atas atau arah yang
lebih tinggi. Oleh karena itu, preposisi ٠ِ‫ ػ‬adalah preposisi standar yang
bersanding dengan verba ٍ‫ أٗض‬yang memiliki makna dasar ‘turun’. Sesuatu
dikatakan ‘turun’ apabila datang dari arah atas atau dari tempat yang lebih
tinggi.

66
Al-Khatib al-Iskafi, Durrah al-Tanzi>l wa Gurrah al-Ta’wi>l (Makkah:
Universitas Umm al-Qura: 1990), hal. 301.

77
Untuk itu pada surat Ali Imran di atas, verba ٍ‫ أٗض‬dikolokasikan
dengan preposisi ٠ِ‫ ػ‬karena ayat tersebut ditujukan kepada Nabi
Muhammad dengan kata perintah َ‫( ه‬katakanlah) tunggal. Wahyu turun dari
arah atas secara langsung kepada Nabi Muhammad melalui perantaraan
malaikat Jibril.67

Adapun preposisi ٠ُ‫إ‬ bermakna ‫اء‬ٜ‫( االٗر‬akhir dari sesuatu) yang


datangnya dari semua arah; atas, bawah, depan, belakang, kanan dan kiri.68
Jadi, tidak khusus hanya satu arah atas saja sebagaimana preposisi ٠ِ‫ػ‬. Oleh
karena itu pada ayat kedua verba ٍ‫ أٗض‬berkolokasi dengan preposisi ٠ُ‫إ‬
karena ayat ini ditujukan kepada orang-orang mukmin dengan kata ‫ا‬ُٞٞ‫ه‬
(katakanlah wahai orang-orang mukmin). Pada hakikatnya, wahyu tidak
turun dari langit kepada umat manusia secara langsung. Wahyu turun
kepada para rasul, kemudian dari para rasul ini, wahyu disampaikan kepada
umat manusia. Sehingga pemilihan preposisi ٠ُ‫ إ‬lebih diprioritaskan karena
wahyu tidak turun (sampai) kepada umat manusia dari arah atas.69

Kaidah seperti ini dalam verba ٍ‫ أٗض‬- apabila ditujukan kepada para
rasul menggunakan preposisi ٠ِ‫ ػ‬dan apabila ditujukan kepada orang-orang
mukmin menggunakan preposisi ٠ُ‫ إ‬- tidak berlaku suatu keharusan, bisa
dikatakan hanya suatu standar. Hal ini diungkapkan oleh Zamakhsyari yang
dikutip oleh Yusuf al-Anshary. Zamakhsyari mengungkapkan bahwa verba
ٍ‫ أٗض‬yang berkaitan dengan turunnya wahyu terkadang berkolokasi dengan
preposisi ٠ِ‫ ػ‬dan terkadang berkolokasi dengan preposisi ٠ُ‫ إ‬karena pada
dasarnya wahyu turun dari ‘atas’ dan ber’akhir’ atau ‘sampai’ kepada para
rasul.70 Seperti contoh kutipan ayat berikut

ِ ‫ْي لِلن‬
)ٗٗ :‫َّاس َما نُّْزَل إِلَْي ِه ْم (النحل‬ ِ ّْ ‫وأَنْزلْنا إِلَيك‬
َ ّْ َ‫الذ ْكَر لتُب‬ َ ْ ََ َ
67
Al-Khatib al-Iskafi, Durrah al-Tanzi>l wa Gurrah al-Ta’wi>l (Makkah:
Universitas Umm al-Qura: 1990), hal. 302.
68
Ibnu Manz}ur, Lisa>n al-‘Arab, jilid 15 (Beirut: Dar Sader), hal. 434.
69
Abu Hayyan, al-Bahr al-Muhi>t}, juz 1 (Beirut: Dar Kutub Ilmiyah), hal. 579.
70
Yusuf al-Anshary, ‚Min Asra>r Ta’diyyah al-Fi’l Fi> al-Qur’a>n al-Kari>m‛, Jurnal
Bahasa dan Sastra Arab Universitas Umm al-Qura>, Jumada al-Tsaniyah 1424 H, hal. 727

78
Terjemah: (Dan Kami turunkan kepadamu Alquran, agar kamu
menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada
mereka).

Verba ٍ‫ أٗض‬pada ayat di atas berkolokasi dengan preposisi ٠ُ‫إ‬. Hal ini karena
kata ‫ اُزًش‬merupakan penjelas atau keterangan dari ‘wahyu’ yang bermakna
‘pemberi peringatan’, bukan wahyu itu sendiri.71

Adapun verba ٍ‫ أٗض‬ketika berkolokasi dengan preposisi ّ‫ اُال‬memiliki


makna ‫( االخرصاص‬kekhususan), seperti pada ayat

)ٙٓ :‫ات بَ ْه َج ٍة (النمل‬ ِ ِ ِ َّ ‫وأَنْزَل لَ ُكم ِمن‬


َ ‫الس َماء َماءً فَأَنْبَْت نَا بِو َح َدائ َق َذ‬ َ ْ َ َ

Pada ayat ini preposisi ّ‫ اُال‬bermakna suatu kekhususan. Air yang diturunkan
dari langit oleh Allah ditujukan ‘khusus’ untuk ‘kalian’ pada ayat tersebut.
Sehingga preposisi ّ‫ اُال‬pada ayat ini bisa dimaknai dengan ‘bagi’ atau
‘untuk’.

b. Verba ٍ‫ٗض‬

Verba ٍ‫ ٗض‬dalam Alquran berkolokasi dengan 5 (lima) preposisi,


yaitu ٠ِ‫ػ‬, ٠ُ‫ إ‬, ٖٓ, ّ‫اُال‬, dan ‫اُثاء‬. Dari kelima preposisi yang berkolokasi
dengan verba ٍ‫ ٗض‬tersebut, ada 3 (tiga) preposisi mirip yang seolah
bermakna sama, yaitu preposisi ٠ِ‫ػ‬, ٠ُ‫ إ‬dan ّ‫اُال‬. Verba ٍ‫ ٗض‬ketika
berkolokasi dengan kedua preposisi tersebut banyak diterjemahkan dengan
‘menurunkan kepada’

Pembahasan dalam verba ٍ‫ ٗض‬ini hampir sama dengan pembahasan


pada verba ٍ‫أٗض‬. Hanya berbeda afiksasi saja. Verba ٍ‫ أٗض‬mengalami
penambahan huruf hamzah pada awal kata, yang sudah pasti merubah
makna dasarnya. Penambahan huruf hamzah pada awal kata dalam
morfologi memiliki fungsi pokok li al-ta’diyyah yaitu merubahnya dari

71
Yusuf al-Anshary, ‚Min Asra>r Ta’diyyah al-Fi’l Fi> al-Qur’a>n al-Kari>m‛, Jurnal
Bahasa dan Sastra Arab Universitas Umm al-Qura, Jumada al-Tsaniyah 1424 H, hal. 740.

79
intransitif menjadi transitif (dari verba yang tidak memerlukan obyek,
menjadi verba yang memerlukan obyek). Verba ٍ‫ أٗض‬yang semula memiliki
makna dasar ‘turun’, berubah maknanya menjadi ‘menurunkan’.

Adapun verba ٍ‫ ٗض‬mengalami penambahan huruf berupa tad}’i>f


(pendobelan huruf) yang memiliki fungsi pokok li al-taks\i>r (bermakna
memperbanyak) dan li al-ta’diyyah. Verba ‫ هطغ‬ketika masih dalam bentuk
dasarnya bermakna ‘memotong’. Setelah mengalami afiksasi berupa tad}’i>f
bermakna ‘memotong-motong’. Begitu juga verba ٍ‫ ٗض‬ketika masih dalam
bentuk dasar bermakna ‘turun’, setelah mengalami afiksasi berupa tad}’i>f
bermakna ‘menurunkan berkali-kali’ yaitu ‘menurunkan secara berangsur-
angsur’.

c. Verba ‫ذ‬ٛ‫جا‬

Verba ‫ذ‬ٛ‫ جا‬dalam Alquran berkolokasi dengan 4 (empat) preposisi,


yaitu ٠ِ‫ػ‬, ّ‫ اُال‬, ٠‫ك‬, ‫اُثاء‬. Dari keempat preposisi yang berkolokasi dengan
verba ‫ذ‬ٛ‫ جا‬tersebut, ada 2 (dua) preposisi mirip yang seolah bermakna sama,
yaitu preposisi ٠ِ‫ ػ‬dan ّ‫ اُال‬. Ada dua ayat dalam Alquran yang redaksinya
hampir sama, di dalamnya terdapat verba ‫ذ‬ٛ‫جا‬, berkolokasi dengan preposisi
berbeda, tetapi diterjemahkan sama yaitu ‘memaksa untuk’. Kedua ayat
tersebut adalah

)ٔ٘ :‫ك بِِو ِع ْل ٌم (لقمان‬ ِ ِ َ ‫َوإِ ْن َج‬


َ ‫اى َد َاك َعلَى أَ ْن تُ ْشرَك ِب َما لَْي‬
َ َ‫س ل‬
Terjemah: Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku
dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu..

)ٛ :‫ك بِِو ِع ْل ٌم فَ ََل تُ ِط ْع ُه َما (العنكبوت‬


َ َ‫س ل‬ ِ ِ ِ َ ‫َوإِ ْن َج‬
َ ‫اى َد َاك لتُ ْشرَك ِب َما لَْي‬
Terjemah: (Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku
dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah
kamu mengikuti keduanya).

80
Pada surat Lukman, ayat ini didahului dengan ayat lain yang
berbunyi

‫ْي أ َِن ا ْش ُك ْر ِل‬ ِ ِ ِ


َ ‫اإلنْ َسا َن بَِوال َديْو َمحَلَْتوُ أ ُُّموُ َوْىنًا َعلَى َوْى ٍن َوف‬
ِ ْ ‫صالُوُ ِِف َع َام‬ ِْ ‫صْي نَا‬
َّ ‫َوَو‬
)ٔٗ :‫ك (لقمان‬ ِِ
َ ْ‫َول َوال َدي‬
Terjemah: Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada
dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu.

Pada ayat ini digambarkan betapa besar perjuangan kedua orang tua
untuk anaknya; mengandung hingga susah payah, menyusui sampai umur 2
tahun dan masih banyak pengorbanan yang lainnya. Setelah itu dikatakan
‘Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka jangan taati
mereka’. Pada surat Lukman ini, verba ‫ذ‬ٛ‫ جا‬dikolokasikan dengan preposisi
٠ِ‫ػ‬. Hal ini untuk menunjukkan betapa berat jika hal itu sampai terjadi,
karena akan merusak dan menhancurkan keimanan. Sehingga makna ‫اُعشس‬
(bencana) dan ‫الى‬ُٜ‫( ا‬kehancuran) ada padat kolokasi ini. Al-Khatib al-Iskafi
mengatakan bahwa ayat ini adalah nasihat untuk seseorang yang salah satu
dari kedua orang tuanya menghalangi untuk beriman.72 Adapun menurut al-
Iskafi, ayat pada surat Al-‘Ankabut adalah nasihat bagi seluruh manusia
secara umum karena didahului dengan ayat:

‫َح َس َن الَّ ِذي‬ ِِ ِ ِ َّ ‫والَّ ِذين آمنُوا وع ِملُوا‬


ُ ‫الصاْلَات لَنُ َكفَّْر َّن َعْن ُه ْم َسيّْئَاهت ْم َولَنَ ْج ِزيَن‬
ْ ‫َّه ْم أ‬ ََ َ َ َ
)ٚ :‫َكانُوا يَ ْع َملُو َن (العنكبوت‬
Terjemah: Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar
akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan
Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.

72
Al-Khatib al-Iskafi, Durrah al-Tanzi>l wa Gurrah al-Ta’wi>l (Makkah:
Universitas Umm al-Qura, 1990), hal. 1004.

81
d. Verba َ‫أسع‬

Verba َ‫ أسع‬dalam Alquran berkolokasi dengan 6 (enam) preposisi,


yaitu ٠ِ‫ػ‬, ٠ُ‫إ‬, ّ‫اُال‬, ٠‫ك‬, ‫ اُثاء‬, dan ٖٓ. Dari keenam preposisi yang berkolokasi
dengan verba َ‫ أسع‬tersebut, 4 (empat) merupakan preposisi mirip yang
seolah bermakna sama, yaitu preposisi ٠ِ‫ ػ‬, ٠ُ‫إ‬, ّ‫اُال‬, dan ٠‫ك‬. Verba َ‫أسع‬
ketika berkolokasi dengan empat preposisi tersebut, banyak diterjemahkan
dengan ‘mengutus/mengirim kepada’.

Verba َ‫ أسع‬memiliki makna yang berdekatan dengan verba ‫تؼث‬,


sehingga dalam beberapa kalimat, kedua verba ini bisa saling menggantikan.
Perbedaannya, verba َ‫ أسع‬memiliki makna yang lebih khusus. Verba َ‫أسع‬
memiliki makna ‘suatu aktivitas dari atas menuju ke bawah’. Adapun verba
‫ تؼث‬menurut Ibn Manzur bisa bermakna ٍ‫( اإلسعا‬mengutus), ٠‫ذ‬ُِٞٔ ‫اء ٖٓ هللا‬٤‫اإلح‬
(menghidupkan orang mati), dan ‫( إثاسج هاػذ‬membangunkan orang yang
duduk).73 Verba ‫ تؼث‬bermakna ٍ‫ اإلسعا‬misalnya pada ayat

)ٕ :‫ْي َر ُس ًوَل ِمْن ُه ْم (اجلمعة‬ ِ


َ ّْ‫ث ِِف ْاْل ُّْمي‬
َ ‫ُى َو الَّذي بَ َع‬
Terjemah: Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang
Rasul di antara mereka.
Verba ‫ تؼث‬bermakna ‫اء‬٤‫ اإلح‬misalnya pada ayat

)ٚ :‫ث َم ْن ِِف الْ ُقبُوِر (اْلج‬


ُ ‫َن اللَّوَ يَْب َع‬
َّ ‫َوأ‬
Terjemah: dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam
kubur.

Kedekatan makna antara verba َ‫ أسع‬dengan verba ‫ تؼث‬ini membuat


makna kolokasi frasa verbal dari kedua verba ini juga memiliki kedekatan.
Verba َ‫ أسع‬ketika berkolokasi dengan preposisi ٠ِ‫ ػ‬juga menunjukkan
makna ‫( اُعشس‬keburukan) dan ‫الى‬ُٜ‫( ا‬kehancuran) sebagaimana verba ‫تؼث‬
ketika berkolokasi dengan preposisi ٠ُ‫إ‬. Seperti pada ayat

73
Ibnu Manz}ur, Lisa>n al-‘Arab, jilid 2 (Beirut: Dar Sader), hal. 117

82
)ٖ :‫يل (الفيل‬ِ ِ
َ ‫َوأ َْر َس َل َعلَْيه ْم طَْي ًرا أَبَاب‬
Terjemah: dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-
bondong.

Pada ayat ini, Allah mengirimkan burung yang berbondong-bondong


sambil membawa batu-batu kecil yang membara kepada bala tentara raja
Abrahah yang ketika itu hendak menghancurkan Ka’bah dengan
mengendarai gajah. Allah ‘mengirimkan’ burung yang berbondong-bondong
ini dengan maksud untuk melawan dan mengalahkan tentara bergajah
tersebut. Dan nyata, tentara Abrahah hancur bagaikan dedaunan yang
dimakan ulat seperti yang disebutkan pada akhir surat Al-Fi>l.74 Ayat berikut
juga menunjukkan makna ‘kehancuran’;

ِ َّ ‫اجلراد والْ ُق َّمل و‬ ِ


)ٖٖٔ :‫َّم (اْلعراف‬
َ ‫ع َوالد‬
َ ‫الض َفاد‬ َ َ َ َ ََْ ‫فَأ َْر َس ْلنَا َعلَْيه ُم الطُّوفَا َن َو‬
Terjemah: Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu,
katak dan darah.

Ayat ini menceritakan tentang Firaun dan keluarganya yang


sanantiasa menyombongkan diri, sehingga mereka enggan untuk beriman.
Oleh sebab itulah, Allah mengirimkan azab berupa taufan, belalang, kutu,
katak, dan darah. Sampai pada akhirnya, Firaun bersama bala tentaranya
ditenggelamkan di laut.

Verba َ‫ أسع‬berkolokasi dengan preposisi ٠ُ‫ إ‬juga menunjukkan


makna ‫ح‬٣‫( اُـا‬yang dituju) dan ‫اء‬ٜ‫( اإلٗر‬akhir). Seperti pada ayat

)ٜ٘ :‫وحا إِ َل قَ ْوِم ِو (اْلعراف‬


ً ُ‫لََق ْد أ َْر َس ْلنَا ن‬
Terjemah: Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya.

74
Tafsir Ibn Katsir, Maktabah As-Syamilah.

83
Preposisi ٠ُ‫ إ‬pada ayat ini menunjukkan makna ‘tujuan’ atau ‘akhir’ dari
diutusnya nabi Nuh adalah kaumnya. Allah mengutus nabi Nuh agar
‘sampai’ kepada kaumnya.

Verba َ‫ أسع‬berkolokasi dengan preposisi ّ‫ اُال‬dalam Alquran terdapat


pada satu ayat yaitu

ِ َّ‫َوأَْر َس ْلنَا َك لِلن‬


)ٜٚ :‫اس َر ُس ًوَل (النساء‬
Terjemah: Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia.

Preposisi ّ‫ اُال‬pada ayat ini bermakna ‫( االخرصاص‬kekhususan).

Verba َ‫ أسع‬berkolokasi dengan preposisi ٢‫ ك‬dalam Alquran terdapat


pada 5 (lima) ayat. Dari lima ayat tersebut, sebagian besar setelah kolokasi
٠‫ ك‬+ َ‫ أسع‬diikuti dengan keterangan berupa frasa ْٜ٘ٓ ‫ال‬ٞ‫ سع‬seperti pada
verba ٠‫ ك‬+ ‫تؼث‬, misalnya pada ayat

)ٖٕ :‫فَأ َْر َس ْلنَا فِي ِه ْم َر ُس ًوَل ِمْن ُه ْم أ َِن ْاعبُ ُدوا اللَّوَ (املؤمنون‬
Terjemah: Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan
mereka sendiri (yang berkata): Sembahlah Allah oleh kamu sekalian.

Keterangan berupa frasa ْٜ٘ٓ ‫ال‬ٞ‫ سع‬ini memiliki makna ‘seorang rasul dari
golongan mereka’. Secara semantik, ini memiliki makna bahwa rasul yang
diutus oleh Allah kepada kaum dalam ayat tersebut merupakan seorang
sosok dari golongan kaum tersebut. Rasul tersebut tidak asing bagi mereka,
ia hidup bermasyarakat bersama mereka. Rasul tersebut merupakan
seseorang dari kalangan mereka sendiri.

e. Verba ‫أخش‬

Verba ‫ أخش‬dalam Alquran berkolokasi dengan 3 (tiga) preposisi,


yaitu preposisi ٠ُ‫إ‬, ّ‫ اُال‬dan ٖ‫ػ‬. Dari ketiga prepsosisi yang berkolokasi
dengan verba ‫ أخش‬tersebut, 2 (dua) preposisi merupakan preposisi mirip yang

84
seolah bermakna sama, yaitu preposisi ٠ُ‫ إ‬dan ّ‫اُال‬. Verba ‫ أخش‬ketika
berkolokasi dengan kedua preposisi tersebut, banyak diterjemahkan dengan
‘menangguhkan/mengundurkan sampai’.

Verba ‫ أخش‬berkolokasi dengan preposisi ٠ُ‫ إ‬misalnya pada ayat

ٍ ‫َج ٍل قَ ِر‬
)ٚٚ :‫يب (النساء‬ ِ َّ ‫لَوََل أ‬
َ ‫َخ ْرتَنَا إ َل أ‬ ْ
Terjemah: Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang)
kepada kami sampai beberapa waktu lagi?

Preposisi ٠ُ‫ إ‬pada kolokasi ini banyak bersanding dengan majrur yang sama
seperti pada kolokasi frasa verbal dari verba ٟ‫ جش‬yaitu bersanding dengan
nomina yang berkaitan dengan waktu, seperti َ‫ أج‬dan ّٞ٣ . Sehingga makna
preposisi ٠ُ‫إ‬ pada kolokasi ini sama seperti makna preposisi ٠ُ‫ إ‬pada
kolokasi ٠ُ‫ إ‬+ ٟ‫ جش‬yaitu bermakna ‫اء‬ٜ‫( االٗر‬akhir).

Verba ‫ أخش‬berkolokasi dengan preposisi ّ‫ اُال‬misalnya pada ayat


ٍ ‫وما نُؤ ّْخره إََِّل ِْلَج ٍل مع ُد‬
)ٔٓٗ :‫ود (ىود‬ َْ َ ُُ َ َ َ
Terjemah: Dan Kami tiadalah menangguhkannya, melainkan sampai waktu
yang tertentu.

Adapun makna preposisi ّ‫ اُال‬pada ayat ini juga sama seperti pada kolokasi
frasa verba dari verba ٟ‫ جش‬yaitu bermakna ‫( االخرصاص‬kekhususan).

3. Verba Ruba>’iy Mujarrad

Verba ‫ط‬ٞ‫ع‬ٝ

Verba ‫ط‬ٞ‫ع‬ٝ dalam Alquran berkolokasi dengan 4 (empat) preposisi,


yaitu ٠ُ‫إ‬, ّ‫ اُال‬, ‫ اُثاء‬dan ٠‫ك‬. Dari keempat preposisi yang berkolokasi dengan
verba ‫ط‬ٞ‫ع‬ٝ tersebut, 2 (dua) preposisi merupakan preposisi mirip yang seolah
bermakna sama, yaitu preposisi ٠ُ‫ إ‬dan ّ‫ اُال‬. Verba ‫ط‬ٞ‫ع‬ٝ ketika berkolokasi

85
dengan kedua preposisi tersebut, banyak diterjemahkan dengan ‘membisikkan
pikiran jahat kepada’.

Verba ‫ط‬ٞ‫ع‬ٝ berkolokasi dengan preposisi ٠ُ‫ إ‬pada ayat

ِ ‫فَوسو‬
)ٕٔٓ :‫ (طو‬... ‫ك‬ َ ‫س إِلَْيو الشَّْيطَا ُن قَ َال يَا‬
َ ُّ‫آد ُم َى ْل أ َُدل‬ َ َْ َ
Terjemah: Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan
berkata: Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu ...

Verba ‫ط‬ٞ‫ع‬ٝ berkolokasi dengan preposisi ّ‫ اُال‬misalnya pada ayat

)ٕٓ :‫ (اْلعراف‬... ‫ي َعْن ُه َما‬ ِ ِ ِ


َ ‫ي ََلَُما َما ُوور‬
َ ‫س ََلَُما الشَّْيطَا ُن ليُْبد‬
َ ‫فَ َو ْس َو‬
Terjemah: Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk
menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka…

Perbedaan kolokasi verba ‫ط‬ٞ‫ع‬ٝ dengan preposisi ٠ُ‫ إ‬dan ّ‫ اُال‬pada


kedua ayat ini dijelaskan oleh Thahir ibn ‘Asyur bahwa kedua ungkapan
tersebut sesuai dengan maksud dari si pembicara. Verba ‫ط‬ٞ‫ع‬ٝ berkolokasi
dengan preposisi ٠ُ‫ إ‬pada ayat di atas mengandung makna ‫عح‬ٞ‫ع‬ُٞ‫اء ا‬ٜ‫اٗر‬
(berakhirnya bisikan pikiran jahat) dan ‫عح‬ٞ‫ع‬ُٞ‫ؽ ا‬ِٞ‫( ت‬sampainya bisikan pikiran
jahat) kepada Nabi Adam. Verba ‫ط‬ٞ‫ع‬ٝ berkolokasi dengan preposisi ّ‫ اُال‬pada
ayat di atas menunjukkan makna bahwa ‫عح‬ٞ‫ع‬ُٞ‫( ا‬bisikan pikiran jahat) tersebut
adalah ‘untuk’ Nabi Adam.75 Dari penjelasan Thahir ibn ‘Asyur ini dapat
disimpulkan bahwa preposisi ٠ُ‫ إ‬pada kolokasi ini bermakna ‫اء‬ٜ‫( االٗر‬akhir) dan
‫ؽ‬ِٞ‫( اُث‬sampai). Sedangkan preposisi ّ‫ اُال‬pada kolokasi ini bermakna ‫االخرصاص‬
(kekhususan).

75
Yusuf al-Anshary, ‚Min Asra>r Ta’diyyah al-Fi’l Fi> al-Qur’a>n al-Kari>m‛…. hal.
744.

86
B. Problematika Penerjemahan Kolokasi Frasa Verbal Berpreposisi Mirip
dalam Alquran

1. Verba S|ula>s\iy Mujarrad

a. Verba ‫تؼث‬

Verba ‫ تؼث‬dalam Alquran berkolokasi dengan tiga preposisi mirip


yaitu ٠ِ‫ػ‬, ٠ُ‫إ‬, dan ٠‫ك‬. Verba ‫ تؼث‬ketika berkolokasi dengan tiga preposisi
mirip tersebut banyak diterjemahkan dengan redaksi sama yaitu
‘mengutus/mengirim kepada’, termasuk dalam terjemah Alquran oleh
Kementerian Agama. Masing-masing dari ketiga preposisi tersebut pada
hakikatnya mengandung makna ‘yang dituju’. Perbedaannya, verba ‫تؼث‬
ketika berkolokasi dengan preposisi ٠ُ‫ إ‬menunjukkan makna ‘yang dituju’
secara umum. Verba ‫ تؼث‬ketika berkolokasi dengan preposisi ٠ِ‫ ػ‬selain
menunjukkan makna ‘yang dituju’ juga menunjukkan makna ‘bencana’ atau
‘suatu kehancuran’. Verba ‫ تؼث‬ketika berkolokasi dengan preposisi ٠‫ك‬,
selain menunjukkan makna ‘yang dituju’ juga menunjukkan bahwa ‘utusan’
tersebut dari kalangan ‘yang dituju’.

Sulit untuk menemukan padanan kata yang sesuai untuk


membedakan penerjemahan antara kolokasi ٠ِ‫ ػ‬+ ‫ تؼث‬dan ٠ُ‫ إ‬+ ‫ تؼث‬.
Penerjemahan secara harfiah untuk kolokasi ٠ِ‫ تؼث ػ‬yaitu ‘mengutus atas’.
Namun frasa tersebut jarang bahkan tidak digunakan dalam bahasa
Indonesia. Sehingga belum ada alternatif lain untuk menerjemahkannya
secara berbeda. Untuk itu, verba ‫ تؼث‬ketika berkolokasi dengan preposisi
٠ِ‫ ػ‬dan ٠ُ‫ إ‬bisa diterjemahkan dengan ‘mengutus/mengirim kepada’.

Adapun verba ‫ تؼث‬ketika berkolokasi dengan preposisi ٠‫ك‬, karena


menunjukkan makna ‘utusan’ tersebut dari kalangan ‘yang dituju’, maka
terjemah yang lebih tepat adalah ‘mengutus diantara’ bukan ‘mengutus
kepada’. Terjemah kolokasi ٠‫ ك‬+ ‫ تؼث‬dalam Alquran dengan redaksi
‘mengutus diantara’ sebenarnya sudah dilakukan oleh Kementerian Agama.

87
Tapi sayangnya baru pada satu ayat saja yaitu pada surat Ali Imran: 164.
Mengacu pada konteks ayat yang di dalamnya terdapat kolokasi ٠‫ تؼث ك‬,
terjemah ‘mengutus diantara’ merupakan terjemah yang paling sesuai.
Karena dalam beberapa ayat yang terdapat kolokasi ٠‫ تؼث ك‬, hampir
semuanya ada penjelas ْٜ‫ ٖٓ أٗلغ‬atau ْٜ٘ٓ setelah obyek (yang diutus) yang
memiliki makna bahwa yang diutus adalah dari golongan kaum ‘yang
dituju’. Sehingga akan lebih tepat jika kolokasi ٠‫ تؼث ك‬dalam Alquran
diterjemahkan dengan redaksi ‘mengutus/mengirim diantara’ bukan
‘mengutus/mengirim kepada’. Seperti pada ayat

)ٕٜٔ :‫ث فِي ِه ْم َر ُس ًوَل ِمْن ُه ْم (البقرة‬


ْ ‫َربَّنَا َوابْ َع‬
Kementerian Agama menerjemahkannya dengan ‘Ya Tuhan kami,
utuslah kepada mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka’. Adapun
terjemah yang lebih tepat ialah ‘Ya Tuhan kami, utuslah diantara mereka
sesorang Rasul dari kalangan mereka’.

Selain ‘mengutus diantara’, ada juga terjemah ‘mengutus pada’ dan


‘mengutus di’. Pilihan preposisi ‘pada’ dan ‘di’ disini karena majru>rnya
berupa ism yang tidak berakal yaitu ‫ح‬٣‫ هش‬dan ٟ‫أّ اُوش‬. Kalimat ٟ‫ أّ اُوش‬٠‫ثؼث ك‬٣
jika diterjemahkan ‘mengutus kepada ibu kota’ kurang tepat karena ‘ibu
kota’ merupakan sesuatu yang tidak berakal, lebih tepat diterjemahkan
‘mengutus di ibu kota’ atau ‘mengutus pada ibu kota’.

Terjemah Alternatif Terjemah KEMENAG Kolokasi


- ٠ِ‫تؼث ػ‬
- Mengutus kepada ٠ُ‫تؼث إ‬
Mengutus diantara ٠‫تؼث ك‬

88
b. Verba ‫خشج‬

Verba ‫ خشج‬dalam Alquran berkolokasi dengan dua preposisi mirip


yaitu ٠ُ‫ إ‬dan ٠ِ‫ػ‬. Verba ‫ خشج‬ketika berkoloaksi dengan dua preposisi
tersebut banyak diterjemahkan dengan redaksi sama yaitu ‘keluar kepada’.
Kedua preposisi ٠ِ‫ ػ‬dan ٠ُ‫ إ‬merupakan preposisi berbeda yang tentunya
memiliki makna yang berbeda pula. Verba ‫ خشج‬ketika berkolokasi dengan
preposisi ٠ِ‫ ػ‬lebih dominan dengan makna ‫ االعرؼالء‬yaitu suatu keadaan
yang merasa lebih tinggi dari yang lain. Makna ‫ االعرؼالء‬ini juga bisa
diartikan dengan suatu keangkuhan, misalnya pada ayat

)ٜٚ :‫فَ َخَر َج َعلَى قَ ْوِم ِو ِِف ِزينَتِ ِو (القصص‬


Kementerian Agama menerjemahkannya dengan Maka keluarlah Karun
kepada kaumnya dalam kemegahannya. Alternatif terjemah untuk
membedakan dengan verba ‫ خشج‬ketika berkolokasi dengan preposisi ٠ُ‫إ‬
adalah dengan menambahkan keterangan berupa ‘dengan angkuh’ dalam
tanda kurung. Sehingga menjadi Maka keluarlah (dengan angkuh) Karun
kepada kaumnya dalam kemegahannya.

Adapun verba ‫ خشج‬ketika berkolokasi dengan preposisi ٠ُ‫ إ‬bermakna


‘keluar’ secara umum, tidak mengandung makna ‘keangkuhan’ ataupun
‘suatu keadaan lebih tinggi’ sehingga makna ‘keluar kepada’ sudah sesuai,
seperti pada ayat

)٘ :‫صبَ ُروا َح َّىت ََتُْر َج إِلَْي ِه ْم لَ َكا َن َخْي ًرا (اْلجرات‬


َ ‫َّه ْم‬
ُ ‫َولَ ْو أَن‬
Terjemah: Dan kalau sekiranya mereka bersabar sampai kamu keluar
kepada mereka sesungguhnya itu lebih baik bagi mereka.

Terjemah Alternatif Terjemah KEMENAG Kolokasi


Keluar (dengan angkuh)
٠ِ‫خشج ػ‬
kepada Keluar kepada
- ٠ُ‫خشج إ‬

89
c. Verba ‫كشض‬

Verba ‫ كشض‬dalam Alquran berkolokasi dengan dua preposisi mirip


yaitu ٠ِ‫ػ‬dan ّ‫اُال‬. Verba ‫ كشض‬ketika berkolokasi dengan dua preposisi mirip
tersebut banyak diterjemahkan dengan redaksi sama yaitu ‘mewajibkan
kepada’. Kedua preposisi ٠ِ‫ ػ‬dan ّ‫اُال‬ merupakan dua preposisi yang
berbeda, yang tentunya memiliki makna yang berbeda pula. Verba ‫كشض‬
ketika berkolokasi dengan preposisi ٠ِ‫ ػ‬menunjukkan makna suatu
keharusan yang sangat mengikat. Adapun ketika berkolokasi dengan
preposisi ّ‫اُال‬ menunjukkan makna ‫( االخرصاص‬kekhususan). Untuk itu
padanan kata yang sesuai dengan preposisi ٠ِ‫ ػ‬pada kolokasi ini adalah
‘atas’ karena preposisi ٠ِ‫ ػ‬secara harfiah bermakna ‘atas’. Sehingga
kolokasi ‫ كشض‬+ ٠ِ‫ ػ‬lebih tepat diterjemahkan dengan ‘mewajibkan atas’
seperti pada ayat

)٘ٓ :‫ (اْلحزاب‬... ‫ضنَا َعلَْي ِه ْم ِِف أ َْزَو ِاج ِه ْم‬


ْ ‫قَ ْد َعلِ ْمنَا َما فَ َر‬
Terjemah yang lebih sesuai yaitu Sungguh Kami telah mengetahui apa yang
Kami wajibkan atas mereka tentang isteri-isteri mereka.

Dan padanan kata yang sesuai untuk preposisi ّ‫ اُال‬pada kolokasi ini
adalah ‘untuk’ atau ‘bagi’, karena ‫ االخرصاص‬bermakna ‘kekhususan’.
Sehingga kolokasi ‫ كشض‬+ ّ‫ اُال‬lebih tepat diterjemahkan dengan
‘mewajibkan bagi’ seperti pada ayat

)ٕ :‫ (التحرمي‬... ‫ض اللَّوُ لَ ُك ْم َِحتلَّةَ أَْْيَانِ ُك ْم‬


َ ‫قَ ْد فَ َر‬
Terjemah yang lebih sesuai adalah: Sungguh Allah telah mewajibkan
bagimu sekalian membebaskan diri dari sumpahmu.

Terjemah Alternatif Terjemah KEMENAG Kolokasi


Mewajibkan atas ٠ِ‫كشض ػ‬
Mewajibkan kepada
Mewajibkan bagi ‫كشض ُــ‬

90
d. Verba ‫ػشض‬

Verba ‫ ػشض‬dalam Alquran berkolokasi dengan dua preposisi mirip


yaitu preposisi ٠ِ‫ ػ‬dan ّ‫اُال‬. Verba ‫ ػشض‬ketika berkolokasi dengan dua
preposisi tersebut, banyak diterjemahkan dengan redaksi yang sama yaitu
‘menampakkan kepada’. Preposisi ٠ِ‫ ػ‬dan ّ‫ اُال‬merupakan dua preposisi
berbeda, sehingga memiliki makna yang berbeda pula.

Makna secara idiomatis telah ada dalam pembahasan di atas, yaitu


ketika berkolokasi dengan preposisi ٠ِ‫ػ‬, verba ‫ ػشض‬menunjukkan makna
memperlihatkan sesuatu kepada seseorang agar orang tersebut benar-benar
melihatnya. Adapun ketika berkolokasi dengan preposisi ّ‫اُال‬, verba ‫ػشض‬
bermakna hanya sekedar menampakkan sesuatu.

Untuk membedakan dalam terjemah, bisa digunakan makna


harfiahnya yaitu kolokasi ‫ ػشض‬+ ٠ِ‫ ػ‬diterjemahkan dengan ‘menampakkan
kepada’ dan kolokasi ‫ ػشض‬+ ّ‫ اُال‬diterjemahkan dengan ‘menampakkan
bagi’.

Terjemah Alternatif Terjemah KEMENAG Kolokasi


- ٠ِ‫ػشض ػ‬
Menampakkan kepada
Menampakkan bagi ‫ػشض ُــ‬

e. Verba ٠‫ٓش‬

Verba ٠‫ ٓش‬dalam Alquran berkolokasi dengan dua preposisi mirip


yaitu preposisi ٠ِ‫ ػ‬dan ٠‫ك‬. Verba ‫ ػشض‬ketika berkolokasi dengan dua
preposisi tersebut, banyak diterjemahkan dengan redaksi yang sama yaitu
‘berjalan di’. Preposisi ٠ِ‫ ػ‬dan ٠‫ ك‬merupakan dua preposisi berbeda,
sehingga memiliki makna yang berbeda pula.

Perbedaan makna dari kedua kolokasi ini secara idiomatis telah


dijelaskan dalam pembahasan. Adapun perbedaan makna harfiahnya adalah
ketika verba ٠‫ ٓش‬berkolokasi dengan preposisi ٠ِ‫ ػ‬lebih tepat

91
diterjemahkan ‘berjalan di atas’, karena preposisi ٠ِ‫ ػ‬secara harfiah
bermakna ‘atas’. Kalimat ‫ األسض‬٠ِ‫ ػ‬٠‫ٔش‬٣ berarti ‘berjalan di atas bumi’.
Dan verba ٠‫ ٓش‬ketika berkolokasi dengan preposisi ٠‫ ك‬, lebih tepat
diterjemahkan dengan ‘berjalan di’.

Terjemah Alternatif Terjemah KEMENAG Kolokasi


Berjalan di atas ٠ِ‫ ػ‬٠‫ٓش‬
Berjalan di
- ٠‫ ك‬٠‫ٓش‬

f. Verba ٟ‫جش‬

Verba ٟ‫ جش‬dalam Alquran berkolokasi dengan dua preposisi mirip


yaitu ٠ُ‫ إ‬dan ّ‫اُال‬. Verba ٟ‫ جش‬ketika berkolokasi dengan dua preposisi
tersenut banyak diterjemahkan dengan redaksi yang sama yaitu ‘berjalan
sampai’. Kedua preposisi ٠ُ‫ إ‬dan ّ‫ اُال‬merupakan preposisi mirip yang
memiliki makna berbeda. Preposisi ٠ُ‫ إ‬memiliki makna ‫ح‬٣‫اء اُـا‬ٜ‫( اٗر‬akhir
suatu tujuan) yang lebih tepat jika diterjemahkan dengan ‘sampai’,
sedangkan preposisi ّ‫ اُال‬memiliki makna ‫( االخرصاص‬kekhususuan) yang
biasa diterjemahkan dengan ‘bagi’ atau ‘untuk’. Untuk itu, alternatif
terjemah yang lebih tepat pada ayat

ِ
َ ‫ُكلّّ ََْي ِري إ َل أ‬
)ٕٜ :‫َج ٍل ُم َس ِّمى (لقمان‬
Adalah: Masing-masing berjalan sampai waktu yang ditentukan.
Sedangkan pada ayat
ِ
َ ‫ُكلّّ ََْي ِري ْل‬
)ٕ :‫َج ٍل ُم َس ِّمى (الرعد‬
Terjemah yang lebih tepat adalah Masing-masing berjalan untuk waktu
yang ditentukan’.

Terjemah Alternatif Terjemah KEMENAG Kolokasi


- ٠ُ‫ إ‬ٟ‫جش‬
Berjalan sampai
Berjalan untuk ‫ ُــ‬ٟ‫جش‬

92
2. Verba S|ulas\iy Mazi>d Bi Harf

a. Verba ٍ‫أٗض‬

Verba ٍ‫ أٗض‬dalam Alquran berkolokasi dengan tiga preposisi mirip


yaitu preposisi ٠ِ‫ػ‬, ٠ُ‫ إ‬dan ّ‫اُال‬. Verba ٍ‫ أٗض‬ketika berkolokasi dengan tiga
preposisi tersebut, banyak diterjemahkan dengan redaksi yang sama yaitu
‘menurunkan kepada’. Preposisi ٠ِ‫ػ‬, ٠ُ‫ إ‬dan ّ‫ اُال‬merupakan tiga preposisi
berbeda, sehingga memiliki makna yang berbeda pula.

Secara harfiah, preposisi ٠ِ‫ ػ‬bisa diterjemahkan dengan ‘atas’,


preposisi ٠ُ‫ إ‬bisa diterjemahkan dengan ‘ke’ atau ‘kepada’, dan preposisi
ّ‫ اُال‬bisa diterjemahkan dengan ‘untuk’. Sehingga penerjemahan secara
harfiah untuk kolokasi ٠ِ‫ أٗضٍ ػ‬adalah ‘menurunkan atas’, kolokasi ٠ُ‫أٗضٍ إ‬
‘menurunkan kepada’, dan kolokasi ‫‘ أٗضٍ ُــ‬menurunkan untuk’. Adapun
frasa ‘menurunkan atas’ merupakan frasa yang maknanya kacau, sehingga
terjemah ‘menurunkan kepada’ adalah terjemah yang sesuai untuk kedua
kolokasi ٠ِ‫ أٗضٍ ػ‬dan ٠ُ‫أٗضٍ إ‬.

Adapun verba ٍ‫ أٗض‬ketika berkolokasi dengan preposisi ٠ِ‫ ػ‬- sesuai


dengan pembahasan pada analisis - menunjukkan makna bahwa pelaku atau
subjek yang ‘menurunkan’ merupakan pihak yang lebih tinggi atau
kedatangannya dari arah yang lebih tinggi. Atau dengan kata lain, verba
ٍ‫ أٗض‬ketika berkolokasi dengan preposisi ٠ِ‫ ػ‬menunjukkan makna
‘menurunkan’ secara khusus yaitu ‘dari arah atas’. Sedangkan ketika
berkolokasi dengan preposisi ٠ُ‫ إ‬menunjukkan makna ‘menurunkan’ secara
umum; dari arah depan, belakang, kanan, kiri, bawah, termasuk atas. Untuk
itu alternatif untuk membedakan penerjemahan kolokasi ٠ِ‫ أٗضٍ ػ‬dengan
kolokasi ٠ُ‫ أٗضٍ إ‬perlu adanya penambahan keterangan ‘dari arah atas’
dalam tanda kurung, misalnya pada ayat

ِ ِ ِ ِ ِ َّ ِ
َ ‫قُ ْل َآمنَّا باللو َوَما أُنْزَل َعلَْي نَا َوَما أُنْزَل َعلَى إبْ َراى‬
)ٛٗ :‫يم (آل عمران‬

93
Terjemah: Katakanlah, Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang
diturunkan (dari arah atas) kepada kami dan yang diturunkan (dari arah
atas) kepada Ibrahim.

Adapun verba ٍ‫ أٗض‬ketika berkolokasi dengan preposisi ّ‫اُال‬


bermakna ‫االخرصاص‬ (kekhususan) yang memiliki makna harfiah
‘menurunkan untuk’, sehingga lebih tepat jika kolokasi ٍ‫ أٗض‬+ ّ‫اُال‬
diterjemahkan dengan ‘menurunkan untuk’.

Terjemah Alternatif Terjemah KEMENAG Kolokasi


- ٠ُ‫أٗضٍ إ‬
Menurunkan (dari arah atas)
Menurunkan kepada ٠ِ‫أٗضٍ ػ‬
kepada
Menurunkan untuk ‫أٗضٍ ُــ‬

b. Verba ٍ‫ٗض‬

Verba ٍ‫ ٗض‬dalam Alquran berkolokasi sama seperti verba ٍ‫ أٗض‬yaitu


berkolokasi dengan tiga preposisi mirip; preposisi ٠ِ‫ػ‬, ٠ُ‫ إ‬dan ّ‫اُال‬. Verba
ٍ‫ٗض‬ ketika berkolokasi dengan tiga preposisi tersebut, banyak
diterjemahkan dengan redaksi yang sama yaitu ‘menurunkan kepada’.
Preposisi ٠ِ‫ػ‬, ٠ُ‫ إ‬dan ّ‫ اُال‬merupakan tiga preposisi berbeda, sehingga
memiliki makna yang berbeda pula. Karena memiliki kesamaan dengan
verba ٍ‫أٗض‬, alternatif terjemah pada verba ٍ‫ ٗض‬juga sama seperti pada verba
ٍ‫أٗض‬. Kolokasi ٍ‫ ٗض‬+ ٠ِ‫ ػ‬diterjemahkan dengan ‘menurunkan (dari arah atas)
kepada’. Kolokasi ٍ‫ ٗض‬+ ٠ُ‫ إ‬diterejemahkan dengan ‘menurunkan kepada’.
Kolokasi ٍ‫ ٗض‬+ ّ‫ اُال‬diterejemahkan dengan ‘menurunkan untuk’.

Terjemah Alternatif Terjemah KEMENAG Kolokasi


- ٠ُ‫ٗضٍ إ‬
Menurunkan (dari arah atas)
Menurunkan kepada ٠ِ‫ٗضٍ ػ‬
kepada
Menurunkan untuk ‫ٗضٍ ُــ‬

94
c. Verba ‫ذ‬ٛ‫جا‬

Verba ‫ذ‬ٛ‫ جا‬dalam Alquran berkolokasi dengan dua preposisi mirip


yaitu preposisi ٠ِ‫ ػ‬dan ّ‫اُال‬. Verba ‫ذ‬ٛ‫ جا‬ketika berkolokasi dengan dua
preposisi tersebut, banyak diterjemhkan dengan redaksi yang sama yaitu
‘menurunkan kepada’. Preposisi ٠ِ‫ ػ‬dan ّ‫ اُال‬merupakan dua preposisi
berbeda, sehingga memiliki makna yang berbeda pula.

Perbedaan makna kedua preposisi ini ketika berkolokasi dengan


verba ‫ذ‬ٛ‫ جا‬secara idiomatis telah dipaparkan di atas. Verba ‫ذ‬ٛ‫ جا‬ketika
berkolokasi dengan preposisi ٠ِ‫ ػ‬menunjukkan makna ‫( اُعشس‬bencana) dan
‫الى‬ُٜ‫( ا‬kehancuran), ketika berkolokasi dengan preposisi ّ‫ اُال‬menunjukkan
makna ‫( االخرصاص‬kekhususuan). Adapun secara harfiah, kolokasi ٠ِ‫ذ ػ‬ٛ‫جا‬
berarti ‘memaksa atas’ dan kolokasi ‫ذ‬ٛ‫ جا‬+ ّ‫ اُال‬berarti ‘memaksa untuk’.
Frasa ‘memaksa atas’ jika dipaksakan sebagai alternatif terjemah maka
tidak tepat, karena maknanya kacau. Sehingga kedua kolokasi ini belum
ada alternatif terjemah lain.

d. Verba َ‫أسع‬

Verba َ‫ أسع‬dalam Alquran berkolokasi dengan dua preposisi mirip


yaitu preposisi ٠ِ‫ػ‬, ٠ُ‫إ‬, ّ‫اُال‬, dan ٠‫ك‬. Verba َ‫ أسع‬ketika berkolokasi dengan
empat preposisi tersebut, banyak diterjemahkan dengan redaksi yang sama
yaitu ‘mengutus/mengirim kepada’. Preposisi ٠ِ‫ػ‬, ٠ُ‫إ‬, ّ‫اُال‬, dan ٠‫ك‬
merupakan empat preposisi berbeda, sehingga memiliki makna yang
berbeda pula.

Perbedaan makna keempat preposisi ini ketika berkolokasi dengan


verba َ‫ أسع‬secara idiomatis telah dipaparkan di atas. Verba َ‫ أسع‬ketika
berkolokasi dengan preposisi ٠ِ‫ ػ‬bermakna ‫الى‬ُٜ‫( ا‬bencana), ketika
berkolokasi dengan preposisi ٠ُ‫ إ‬bermakna ‫اء‬ٜ‫( االٗر‬akhir), ketika berkolokasi
dengan preposisi ّ‫ اُال‬bermakna ‫( االخرصاص‬kekhususan), dan ketika
berkolokasi dengan preposisi ٠‫ ك‬bermakna ‫( أُصاحثح‬kebersamaan).

95
Adapun untuk membedakan penerjemahan keempat kolokasi ini,
penerjemahan secara harfiah termasuk menjadi alternatif. Kolokasi َ‫ أسع‬+
٠ِ‫ ػ‬secara harfiah diterjemahkan ‘mengutus atas’, َ‫ أسع‬+ ٠ُ‫ إ‬berarti
‘mengutus kepada’, َ‫ أسع‬+ ّ‫ اُال‬berarti ‘mengutus bagi’, dan َ‫ أسع‬+ ٠‫ك‬
berarti ‘mengutus di dalam’. Tetapi terjemah ‘mengutus atas’ maknanya
kacau, sehingga bisa disamakan dengan terjemah ‘mengutus kepada’.
Begitu juga ‘mengutus di dalam’ maknanya kacau, sehingga bisa
diterjemahkan ‘megutus di antara’.

Terjemah Alternatif Terjemah KEMENAG Kolokasi


- ٠ِ‫أسعَ ػ‬
- ٠ُ‫أسعَ إ‬
Mengutus kepada
Mengutus untuk ‫أسعَ ُـ‬
Mengutus diantara ٠‫تؼث ك‬

e. Verba ‫أخش‬

Verba ‫ أخش‬dalam Alquran berkolokasi dengan dua preposisi mirip


yaitu preposisi ٠ُ‫ إ‬dan ّ‫أُال‬. Verba ‫ أخش‬ketika berkolokasi dengan dua
preposisi tersebut, banyak diterjemahkan dengan redaksi yang sama yaitu
‘menangguhkan sampai’. Preposisi ٠ُ‫ إ‬dan ّ‫ اُال‬merupakan dua preposisi
berbeda, sehingga memiliki makna yang berbeda pula.

Perbedaan makna secara idiomatis dari kedua preposisi telah


dipaparkan pada pembahasan di atas. Preposisi ٠ُ‫ إ‬pada kolokasi ini
bermakna ‫اء‬ٜ‫االٗر‬ (akhir), dan preposisi ّ‫اُال‬ bermakna ‫االخرصاص‬
(kekhususan). Untuk membedakan kedua kolokasi ini dalam terjemah,
penerjemahan secara harfiah menjadi alternatif.

Secara harfiah, preposisi ٠ُ‫ إ‬bermakna ‘ke’ atau ‘sampai’, adapun


preposisi ّ‫ اُال‬secara harfiah bermakna ‘untuk’. Sehingga kolokasi ‫ أخش‬+ ٠ُ‫إ‬
lebih tepat diterjemahkan dengan ‘menangguhkan sampai’, dan kolokasi
‫ أخش‬+ ّ‫ اُال‬diterjemahkan dengan ‘menangguhkan untuk’.

96
Terjemah Alternatif Terjemah KEMENAG Kolokasi
- ٠ُ‫أخش إ‬
Menangguhkan sampai
Menangguhkan untuk ‫أخش ُــ‬

3. Verba Ruba’i> Mujarrad

Verba ‫ط‬ٞ‫ع‬ٝ

Verba ‫ط‬ٞ‫ع‬ٝ dalam Alquran berkolokasi dengan dua preposisi mirip


yaitu preposisi ٠ُ‫ إ‬dan ّ‫اُال‬. Verba ‫ط‬ٞ‫ع‬ٝ ketika berkolokasi dengan dua
preposisi tersebut, banyak diterjemhkan dengan redaksi yang sama yaitu
‘membisikkan (pikiran jahat) kepada’. Preposisi ٠ُ‫ إ‬dan ّ‫ اُال‬merupakan dua
preposisi berbeda, sehingga memiliki makna yang berbeda pula.

Perpedaan makna secara idiomatis dari kedua kolokasi ini telah


dipaparkan pada pembahasan di atas. Preposisi ٠ُ‫ إ‬pada kolokasi ini bermakna
‫اء‬ٜ‫( االٗر‬akhir) dan preposisi ّ‫ اُال‬bermakna ‫( االخرصاص‬kekhususuan). Sehingga
untuk membedakannya dalam terjemah, penerjemahan secara harfiah menjadi
alternatif. Makna preposisi ٠ُ‫ إ‬yaitu ‘ke’ atau ‘kepada’ sehingga kolokasi
‫ط‬ٞ‫ع‬ٝ + ٠ُ‫ إ‬lebih tepat diterjemahkan ‘membisikkan (pikiran jahat) kepada’.
Sedangkan preposisi ّ‫ اُال‬bermakna ‘untuk’, sehingga kolokasi ‫ط‬ٞ‫ع‬ٝ + ّ‫اُال‬
lebih tepat diterjemakan ‘membisikkan (pikiran jahat) untuk’.

97

Anda mungkin juga menyukai