mencela sel somatikku, terlukis gerimis sore hari. Seiring dengan gerimis sore hari, ingin kubenamkan air matamu ke dalam jiwaku, agar gelombang fon tak mewartakan lagi tangis lamamu
Sore hari, menyongsong gerimis disambut batu cadas
tak terbaca lagi pelopak alismu yang bergerak di antara puluhan ribu pohon buraksa. Sebihku telah berhenti berlagu di kamar arnes. Dan bayi-bayi terkapar di lemari buku picisan. Aku ludahi mereka, sambil menaburkan bibit angur di dadanya
Cakrawala menangisi gerimis sore hari, ketika air matamu
berjalan di atas ubun-ubunku. Memanggil-manggil jiwaku yang lelap di lubang-lubang tanah. Tak ada lagi bayi-bayi bernyanyi di jalan kota, menyambut gerimis sore hari
Di cakrawala, ketika seluruh tubuhku dibungkus oleh awan arkus
Kugerai kembali air matamu mengalir dari kerodongmu.