Anda di halaman 1dari 6

CONTOH PENGISIAN PEMERIKSAAN

SUBYEKTIF & OBYEKTIF

1. Bila tidak pernah ada keluhan sama sekali, baik spontan ataupun untuk makan – minum.
Subyektif :
Datang untuk memeriksakan gigi. Tidak pernah ada keluhan
Obyektif :

2. Belum pernah ada keluhan spontan


Subyektif :
Gigi dirahang atas kanan sejak 3 bulan yg lalu kadang-kadang untuk makan-minum
manis/dingin terasa linu. Belum pernah ada rasa sakit spontan, tidak pernah
bengkak, tidak pernah minum obat. Sekarang tidak sakit.
Obyektif :
Gigi 16 terlihat karies dentin, sonde/ chloor aethyl + . (Kalau sudah bereaksi
salah 1 saja), perkusi - , druk - .

3. Dulu pernah ada rasa sakit spontan.


Subyektif :
Gigi di RB kiri kadang-kadang untuk makan terasa sakit,  1 bulan lalu kadang-
kadang terasa sakit meskipun tidak dipakai makan – minum, tidak pernah bengkak,
pernah minum obat. Sekarang tidak sakit.
Obyektif :
Pada gigi 37 terlihat karies pulpa (perforasi)  vital, dengan sonde bereaksi,
perkusi druk tidak bereaksi.

4. Datang dalam keadaan sakit  akut.


Subyektif :
Gigi di RB kanan sudah 2 hari ini sakit sekali meskipun tidak dipakai makan. Untuk
makan-minum sakit, tidak pernah bengkak, belum pernah minum obat. Pasien tidak
dapat menunjukkan gigi yang sakit dan semalam tidak dapat tidur. Sekarang masih
sakit.
Obyektif :
Gigi 47 terlihat karies pulpa (perforasi)  vital.
Chloor aethyl + , perkusi + , druk + .

1
5. Kadang-kadang sakit
Subyektif :
Gigi di RA kiri kadang-kadang sakit baik saat makan ataupun tidak makan. Tidak
pernah bengkak, tidak pernah minum obat. Sekarang tidak sakit.
Obyektif :
Gigi 28 sisa akar.
Druk sakit.

6. Datang dalam keadaan sakit  akut.


Subyektif :
Gigi di RA kiri sejak 2 hari ini terasa sakit (kemeng). Tidak dapat digunakan untuk
makan karena sakit, belum pernah bengkak, belum pernah minum obat. Sekarang
sakit.
Obyektif :
Gigi 27 goyang 2 , tidak terdapat karies.
Perkusi – druk : sakit.

KETERANGAN :
 Untuk pemeriksaan subyektif harus ada :
1. Yang sakit gigi disebelah mana
2. Sakitnya sejak kapan
3. Sakitnya bagaimana (untuk makan-minum, dsb)
4. Ada atau tidak rasa sakit spontan atau kemeng,
5. Pernah bengkak atau tidak.
6. Pernah minum obat atau tidak (apa?)
7. Sekarang sakit atau tidak.

 Untuk pemeriksaan obyektif :


1. Gigi nomor berapa
2. Terlihat bagaimana (sekunder karies/ karies enamel/ karies dentin atau dentin profunda
(vital/non vital)/ karies pulpa  perforasi (vital/non vital), sisa akar/ persistensi/
goyang 3°/ fraktur dll)
3. Pemeriksaan sonde atau chloor aethyl bereaksi atau tidak
4. Perkusi – druk bereaksi atau tidak.
5. Gigi goyang atau tidak.

2
 Bila yang terlihat karies enamel, cukup dengan pemeriksaan sonde saja.
CARA PENGISIAN STATUS KESEHATAN GIGI

Dasar penghitungan jumlah gigi tetap : 32


- Bila ada gigi kelebihan (mesiodens, paramolar)  tidak dihitung tetapi diberi catatan di
kotak status kesehatan gigi geligi dan kemudian dituliskan direncana therapy.

Pengertian D/d, M, e, F/f


D/d = Decay
Yaitu kerusakan gigi permanen/ sulung karena karies yang masih dapat ditambal/
dipertahankan.
M = Missing
Yaitu gigi permanen yang sudah dicabut/ yang akan dicabut oleh karena karies.
e = Extraction
Untuk gigi sulung yang akan dicabut karena karies, kecuali persistensi.
F/f = Filling
Yaitu gigi permanen/ sulung yang telah ditambal karena karies dan dalam kondisi
masih baik.
Keterangan :
Huruf besar : untuk gigi permanent/ tetap
Huruf kecil : untuk gigi sulung/ susu

KODE STATUS KESEHATAN GIGI

Kode gigi tetap Kondisi/ status Kode gigi susu

0 Sehat A
1 Gigi lubang / karies B
2 Tumpatan dengan karies C
3 Tumpatan tanpa karies D
4 Gigi dicabut karena karies E
5 Gigi dicabut oleh karena sebab lain ---
6 Sealant F
7 Abutment, mahkota khusus G
8 Gigi tidak tumbuh / belum tumbuh (tdk terdapat ---
gigi susu)
9 - Gigi tidak tumbuh / belum tumbuh (masih ---
terdapat gigi susu)
- Gigi tidak termasuk kriteria diatas (gigi sedang
tumbuh / erupsi belum sempurna)

3
KRITERIA UNTUK DIAGNOSA DAN PEMBERIAN KODE
(GIGI SUSU KODE DIDALAM KURUNG)

0 (A) – Gigi Sehat


Tidak ada karies yag telah dirawat atau tidak dirawat.
Gigi dengan defek seperti tersebut dibawah ini termasuk kriteria gigi sehat :
 Bintik-bintik putih atau seperti kapur/ White Spots.
 Berubah warna atau noda-noda kasar.
 Pit atau fissure hitam pada enamel dan dasarnya tidak lunak.
 Enamel tidak rata, berwarna kecoklatan yang menunjukkan gejala fluorosis.
Semua lesi yang meragukan harus dicatat sebagai sehat.

1 (atau B) – Gigi Lubang/ Karies


 Bila suatu lesi pada pit, fissure, permukaan gigi yang halus terdapat dasar atau dinding
yang lunak.
 Gigi dengan tumpatan sementara.
 Pada permukaan aproximal, sonde harus jelas dan pasti masuk kedalam lesi.
Bila meragukan, karies dianggap tidak ada.

2 (atau C) – Tumpatan dengan karies


 Bila pada gigi tersebut terdapat satu atau lebih restorasi permanen dan pada gigi
tersebut terdapat satu atau lebih daerah yang berlubang, baik karies primer maupun
sekunder.

3 (atau D) – Tumpatan tanpa Karies


 Bila pada gigi tersebut terdapat satu atau lebih restorasi permanen dan tidak terdapat
karies sekunder atau karies primer didaerah lain pada gigi tersebut.
 Gigi dengan mahkota tiruan yang dibuat oleh karena karies.

4 (atau E) – Gigi hilang/ dicabut oleh karena karies


4:
Gigi permanen yang sudah dicabut/ akan dicabut oleh karena karies.
E:
Gigi sulung yang akan dicabut oleh karena karies, tetapi bukan persistensi.

4
5 (atau ---) – Gigi hilang oleh suatu sebab lain
 Gigi tetap (permanen) yang diduga tidak ada secara kongenital.
 M3 miring tanpa karies
 M3 miring dengan karies
 Gigi yang dicabut untuk keperluan orthodontik, karena trauma (goyang, fraktur) atau
oleh karena penyakit periodontal :
 Gigi sulung
- Persistensi (utuh/ karies/ sisa akar)
- Goyang (tidak ada karies).
- Abrasi

6 (atau F) – Sealant Varnish


 Gigi yang permukaan oklusalnya telah diulas dengan fissure sealant.

7 (atau G) – Penyangga jembatan atau mahkota khusus


 Gigi yang merupakan penyangga jembatan lekat.
 Mahkota tiruan yang dibuat bukan oleh karena karies, misal oleh karena trauma.

8 – Gigi tidak tumbuh


 Khusus untuk gigi tetap yang tidak tumbuh/ belum tumbuh tetapi tidak terdapat gigi
susu.

9 – Gigi tidak termasuk kriteria tersebut diatas


 Kode ini digunakan untuk setiap gigi yang tidak dapat diperiksa/ tidak termasuk kode
0–8
Contoh :
- Gigi sedang tumbuh/ belum tumbuh sempurna (gigi tetap)
- Gigi tetap belum tumbuh dan gigi susu masih ada.
Keterangan :
D : Kode 1 & 2.
M : Kode 4
F : Kode 3.
d : Kode B & C.
e : Kode E.
untuk persistensi dan gigi goyang tanpa karies tidak dimasukkan dalam perhitungan
e (def-t), abrasi juga tidak termasuk
f : Kode D.

5
- Umur pasien ≥ 9 th
- Jumlah kasus : minimal 4 kasus (bukan karies enamel semua)
- Contoh-contoh diagnosa keperawatan
 Karies enamel
 Karies dentin
 Karies dentin (profunda)
(vital/ non vital)
 Karies dentin (profunda)
→ Vital, disertai poliep gingiva
 Karies pulpa (perforasi)
(vital/ non vital)
 Karies pulpa (perforasi)
→ Vital / non vital disertai poliep
 Sisa akar
 Sisa akar (persistensi, goyang 3°)
 Goyang 3°
 Karies pulpa (perforasi) → non vital, disertai abses pada gingiva
 Karies pulpa (perforasi) → non vital, disertai fistel intra oral
 Sisa akar disertai ulkus dekubitus.
- Penentuan rujukan
Untuk jenis-jenis pekerjaan yang diluar kompetensi
- Untuk keadaan yang akut, diberikan obat-obatan sesuai keperluan.
Sedangkan untuk giginya bila masih vital diusahakan pemberian eugenol fletcher/ eugenol
cavit.
- M3 miring + karies (sedikit miring)
Bila masih bisa ditumpat, kode 1.
- Bila terdapat gigi palsu lepasan, berarti gigi aslinya sudah dicabut  kode 4/ 5
- Bila gigi sulung sudah tidak ada semua, pada kotak status kesehatan gigi diberi garis
panjang.
- Gigi sulung sudah dicabut, tanda pada kotak :
- Persistensi, tanda pada kotak :
- Goyang Fisiologis (untuk gigi sulung tanpa karies), tanda pada kotak :
- Gigi abrasi →
- Gigi sulung karies & goyang →

Anda mungkin juga menyukai