Skripsi Wilda
Skripsi Wilda
SKRIPSI
PENELITIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Oleh
1
2
SKRIPSI
Oleh
WILDA MAYDILA ZAHRA
14121916
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2018
3
NIM :14121916
rekayasa
3. Karya ini belum pernah disampaikan pada kesempatan apapun dan oleh
siapapun
Yang menyatakan
Terapi Musik Saluang Terhadap Kadar Gula Darah dan Kecemasan Pada
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Diruangan Poli Penyakit Dalam RSUD.
M. Zein Painan 2018
ABSTRAK
Diabetes Melitus tipe 2 (DM Tipe 2) adalah penyakit yang diakibatkan
oleh peningkatan kadar gula darah yang disebabkan resistensi insulin.
Kecemasaan merupakan rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya dan
keadaan yang membuat tidak nyaman. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh terapi musik saluang terhadap kadar gula darah dan kecemasan pada
pasien DM tipe 2 di Ruangan Poli Penyakit Dalam RSUD. Dr. M. Zein
Painan.
Jenis penelitian ini bersifat pre-eksperimen, dengan desain one group
pretest-posttest design. Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 9-16 Juli
2018 diruangan Poli Penyakit Dalam RSUD. Dr. M. Zein Painan. Jumlah
sampel dalam penelitian ini adalah 10 yang diambil dengan teknik purposive
sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan alat glukometer untuk
melihat kadar gula darah dan kuesioner Hamilton anxiety rating score (HARS)
untuk penilaian skor kecemasan. Data dianalisis dengan uji t dependent test.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar gula darah pasien DM
tipe 2 sebelum diberikan terapi musik saluang adalah 266,50 dan sesudah
diberikan terapi musik saluang rata-rata kadar gula darah adalah 218,60. Rata-
rata skor kecemasan DM tipe 2 sebelum diberikan terapi musik saluang adalah
23,00 dan sesudah diberikan terapi musik saluang skor kecemasan 16,90.
Hasil uji statistik t dependent test didapatkan hasil p value = 0,001 artinya
bahwa terapi musik saluang berpengaruh terhadap kadar gula darah pada
pasien DM tipe 2, hasil uji statistik t dependent test didapatkan hasil p value =
0,000 artinya bahwa terapi musik saluang berpengaruh terhadap skor
kecemasan pada pasien DM tipe 2.
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan ada pengaruh
terapi musik saluang terhadap kadar gula darah dan kecemasan pada pasien
DM tipe 2 di ruangan poli penyakit dalam RSUD. Dr. M. Zein Painan. Saran
bagi pasien diabetes mellitus tipe 2 agar dapat menggunakan terapi musik
saluang untuk mengontrol kadar gula darah dan menurunkan kecemasan.
KATA PENGANTAR
Painan ”.
namun berkat dorongan semua pihak, skripsi ini dapat peneliti selesaikan.
Maka pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih
1. Ibu Ns. Lenni Sastra S. Kep, M.S, selaku pembimbing I skripsi yang telah
2. Ibu Ns. Lola Despita Sari M.Kep, selaku pembimbing II skripsi yang telah
4. Bapak Dr. H. Sutarman, M.M selaku Direktur Utama RSUD Dr. M. Zein
melakukan penelitian.
9
MERCUBAKTIJAYA Padang.
MERCUBAKTIJAYA Padang.
9. Yang teristimewa ungkapan terima kasih yang sebesar – besarnya dan rasa
hormat yang tak terhingga peneliti sampaikan kepada orang tua dan
perkuliahan dan skripsi ini semoga bantuan yang telah diberikan akan
“Tak da gading yang tak retak”. Oleh karena itu penulis sangat terbuka
dalam menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini
dapat diterima dan bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis dan
Peneliti
10
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN
ABSTRAK.......................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
DAFTAR TABEL...........................................................................................
DAFTAR SKEMA..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 8
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 9
1. Defenisi................................................................................................... 11
C. Terapi musik......................................................................................... 30
2. Perkembangan musik.............................................................................. 31
A. Kerangka Teori..................................................................................... 38
B. Kerangka Konsep.................................................................................. 41
B. Analisa bivariat..................................................................................... 57
C. Uji normalitas........................................................................................ 59
BAB VI PEMBAHASAN
B. Analisa bivariat..................................................................................... 66
A. Kesimpulan .......................................................................................... 75
B. Saran .................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
13
Tabel 5.1 Rerata kadar gula darah pasien diabetes mellitus tipe 2 sebelum dan
Tabel 5.2 Rerata skor kecemasan pasien diabetes mellitus tipe 2 sebelum dan
Tabel 5.3 Hasil uji shapiro wilk kadar gula darah sebelum dan sesudah diberikan
Tabel 5.4 Hasil uji shapiro wilk skor kecemasan sebelum dan sesudah diberikan
58
Tabel 5.5 Hasil uji T-dependent test (paired test) untuk pengaruh kadar gula
59
Tabel 5.6 Hasil uji T- dependent test (paired test) untuk pengaruh skor
60
14
DAFTAR SKEMA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tipe 1 dan DM tipe 2 dan diantara DM tipe tersebut DM tipe 2 adalah jenis
yang paling banyak ditemukan yaitu lebih dari 90%-95%. Tingginya angka
juta orang didunia menderita DM Tipe 2 dengan kematian mencapai 4,6 juta
orang. Pada tahun 2011, menduduki peringkat kesepuluh dunia dengan jumlah
penderita DM Tipe 2 sebanyak 6,6 juta orang dan pada tahun 2030
juta orang (IDF, 2011). Di Indonesia diabetes melitus tipe 2 merupakan jenis
yang paling banyak. Pada tahun 2012 jumlah DM tipe 2 sebanyak 371 juta
jiwa, dimana proporsi kejadian diabetes mellitus tipe 2 adalah 95% dari
populasi dunia yang menderita diabetes mellitus. Dari jumlah itu 50%
darah yang tidak stabil. Pengontrolan gula darah yang tidak stabil juga dapat
terjadi karena faktor psikologis yaitu marah dan kecemasan yang meningkat
Kecemasaan merupakan rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya dan
teratur untuk menjaga agar kadar gula darah tetap terkendali. Maka hal utama
2
3
penderita Diabetes Mellitus yang tidak patuh terhadap diet, 50 % tidak patuh
terhadap exercise dan 85% tidak patuh dalam mengkonsumsi obat sesuai
beberapa faktor antara lain, tidak ada waktu untuk kontrol kesehatan, tidak
glukosa darah tidak selalu dalam batas normal, yang menyebabkan pasien
2013).
untuk menurunkan gula darah, obat-obat Diabetes yang sekarang ini masih
karena obat-obat tersebut dapat memberikan efek negatif pada tubuh. Selain
akan berakibat pada kadar gula darah (Cahyadu, 2013 dalam Syafriani, 2017).
dapat dilakukan oleh perawat sebagai salah satu tindakan mandirinya, salah
relaksasi meliputi terapi musik, meditasi dan nafas dalam. Terapi musik
mempunyai efek positif terhadap kecemasan terhadap kadar gula darah (Petter
dkk (2014) meneliti bahwa terapi musik efektif menurunkan kecemasan pada
pre operasi. Hasil penelitian yang dilakukan Afandi (2015) bahwa terapi
Musik dapat berfungsi sebagai alat terapi kesehatan. Pada saat seseorang
listrik yang ada diotaknya dapat dipercepat atau diperlambat. Bahkan, musik
bagian otak yang terkait ke aktifitas kecemasan, emosi dan aktivitas tidurnya
(Muttaqin, 2008).
5
serta maknanya juga akan berbeda pada setiap orang. Untuk itu terapi musik
kategori frekuensi alfa dan theta 5000-8000 Hz. Frekuensi tersebut bisa
merangsang tubuh dan pikiran menjadi rileks sehingga merangsang otak untuk
Salah satu musik klasik yang bermakna medis yaitu musik mozart. Musik
Musik klasik sering kali menjadi acuan terapi musik, karena memiliki
rentang nada yang luas dan tempo yang dinamis (Nurrahmi, 2012). Sama
halnya dengan musik minang yang memiliki rentang nada yang luas, dinamis
dan memiliki gaya yang unik namun asal usul musik minang juga terkait
dengan musik melayu yaitu dengan perpaduan oleh alat-alat musik tradisional
(Shendie, 2015). Musik Minang adalah salah satu aliran musik nusantara yang
6
minang merupakan bagian dari bentuk puisi pendek yang dinyanyikan, terikat
oleh irama, dan kadang pada rima, tapi tidak pada penyusunan larik dan bait
Musik nusantara ini biasanya terkait dengan musik melayu yang umumnya
gandang, saluang dan biola sehingga enak didengar dan bisa membuat
perasaan tenang dan mampu menurunkan kadar gula darah (Shendie, 2015).
Saluang merupakan salah satu alat musik tradisional dari Sumatera Barat
yang terbuat dari bamboo talang. Di Ranah Minang, saluang biasanya tidak
hanya terdengar sendiri. Alat musik yang terbuat dari seruas buluh ini,
minor dan sedih, dan mengisahkan peristiwa sedih yang menimpa dalam
memiliki nada dasar, yang biasanya dimulai dari nada C dan BES yang dapat
kampung halaman ataupun kehidupan yang sudah, sedang, dan akan dijalani
Survey awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 14-15 Mei 2018 di
Ruangan Poli Penyakit Dalam RSUD. Dr. M. Zein Painan, pada tahun 2017
terdapat jumlah penderita diabetes mellitus tipe 2 sebanyak 4468 orang. pada
tahun 2018 terdapat berjumlah 2386 orang pada bulan Januari sampai bulan
Juni tahun 2018 pasien diabetes mellitus tipe 2 yang berkunjung di Ruangan
wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 14 mei 2018 di Ruangan
Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. M. Zein Painan dengan 10 orang pasien
tersebut dengan gula darah puasa (GDP) > 200 mg/dl sudah mendapatkan
terapi farmakologi oral atau insulin sesuai dengan dosis yang diberikan dan
ke poli penyakit dalam diantaranya masih memiliki kadar glukosa darah yang
pengaruh terapi musik saluang terhadap kadar gula darah dan kecemasan
8
pasien diabetes mellitus tipe 2 di Ruangan Poli Penyakit Dalam RSUD. Dr.
M. Zein Painan.
B. Rumusan masalah
gula darah dan kecemasan pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di Ruangan
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
musik saluang terhadap kadar gula darah dan kecemasan pada pasien
Zein Painan.
2. Tujuan Khusus
Zein Painan.
D. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu terapi alternatif
2. Bagi Keperawatan
terapi musik saluang terhadap kadar gula darah dan kecemasan pasien
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi
organ terutama mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah (ADA, 2008).
total. (Julien, Senecal & Guay, 2009). Jumlahnya mencapai 90-95% dari
seluruh pasien dengan diabetes, dan banyak dialami oleh orang dewasa tua
lebih dari 40 tahun serta sering terjadi pada individu obesitas ( CDC,2005).
11
antara lain :
sebesar 30%. Faktor genetik dapat langsung mempengaruhi sel beta dan
lebih dari 4 kg, individu dengan gen obesitas, ras atau etnis tertentu yang
2) Obesitas
berat badan ideal atau BMI (Body Mass Index) ≥ 27 kg/m. Kegemukan
di dalam sel pada otot skeletal dan jaringan lemak. Hal ini dinamakan
3) Usia
mencapai umur 30 tahun, maka kadar gula darah 1-2mg% tiap tahun saat
puasa dan akan naik 6013% pada 2 jam setelah makan, berdasarkan hal
4) Tekanan darah
5) Aktivitas fisik
yang beresiko DM, kurangnya aktifitas merupakan salah satu faktor yang
jaringan otot.
6) Kadar kolesterol
trigliserida ≥259 mg/dl (2,8 mmol/L). Kadar abnormal lipid darah erat
asam lemak bebas di hati, sehingga kemampuan hati untuk mengikat dan
DM tipe ini dijumpai pada 2-5% populasi ibu hamil. Biasanya gula darah
8) Faktor psikologis
penderitanya.
15
dalam jumlah yang banyak. Hak ini lebih banyak terjadi di malam hari.
terjadi polyuri, jadi waspada kalau saat tidak melakukan aktivitas fisik
Untuk hal ini, penderita DM tipe 2 sering kali merasakan lapar yang luar
biasa sehingga banyak makan. Kalau tidak terpenuhi, kondisi tubuh akan
4) Penglihatan kabur
menjadi lemah dan tidak sempurna. Keadaaan ini akan menimbulkan rasa
mual, perut terasa penuh, kembung, makanan tidak lekas turun, serta
Kadar glukosa yang tinggi akan merusak urat saraf. Kelainan urat
saraf akibat DM disebut neuropati diabetic. Rusaknya urat saraf ini akan
demikian, satu sama lain reaksi gerak tubuh menjadi tidak normal seperti
makan mengikuti pola aturan sehat dan bergizi, diabetisi akan terus
penyembuhan. Jadi, obati dan rawat luka dan goresan dengan cepat.
Bersihkan luka dengan benar, gunakan krim antibiotik dan perban steril.
hari. Periksa kaki setiap hari jika terjadi lecet, luka-luka, kemerahan, atau
bengkak.
10) Mati rasa atau sakit pada anggota tubuh bagian bawah
Kadar gula darah yang tinggi yang mengakibatkan mati rasa atau
sakit pada anggota tubuh bagian bawah. Mati rasa dan kesemutan
dengan sungguh-sungguh.
18
4. Komplikasi DM tipe 2
menjadi 2 yaitu:
1) Akut
2) Kronis
a. Komplikasi makrovaskuler
b. Komplikasi mikrovaskuler
c. Komplikasi neuropati
5. Penanganan DM tipe 2
pengendalian gula darah, tekanan darah dan lipid profil (PERKENI, 2011).
(PERKENI, 2011):
a. Edukasi
b. Perencanaan Makanan
ini tidak ada satu pun yang sesuai untuk semua pasien. Makanan harus
1. Karbohidrat` : 45-60%
2. Protein : 10-20%
3. Lemak :20-25%
Klasifikasi IMT* :
untuk aktivitas (10-30%), untuk atlet dan pekerja berat dapat lebih
koreksi status gizi (gemuk kurangi, kurus ditambah) dan kalori yang
tersebut diatas dibagi dalam 3 porsi besar untuk makan pagi (20%),
siang (30%), dan sore (25%) serta 2-3 porsi (makanan ringan, 10-15%)
c. Latihan fisik
komplikasi.
prinsip aktivitas olah raga secara umum, yaitu memenuhi beberapa hal:
bersepeda.
24
d. Intervensi farmakologis
dengan diet dan latihan fisik. Pemilihan jenis obat harus disesuaikan
1) Sulfonilurea
atau dalam artian kondisi sel betanya masih berfungsi. Obat ini juga
tahun dengan kadar gula darah saat puasa kurang dari 300mg/dl.
2) Meglinitida
1) Biguanida
penyerapan zat gula dari usus dan mempunyai pengaruh yang rumit
2) Thiazolidinedione
Selain dua kelompok obat di atas, ada satu kelompok lagi yang
(Sutanto,2013).
B. Kecemasan dan kadar gula darah pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2
tak berdaya, rasa tidak mampu, rasa takut, phobia tertentu. Tingkat kecemasan
berikut ini merupakan tingkat kecemasan menurut stuart dan sundeen (1995)
1. Kecemasan ringan
sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan
2) Nadi melebihi 60-80 kali/menit dan tekanan darah naik melebihi 80-
120 mmHg
suatu informasi.
2. Kecemasan sedang
a. Respon fisiologis
3) Mulut kering
4) Anorexia
b. Respon kognitif
1) Gerakan tersentak-sentak
3. Kecemasan berat
cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal-hal yang
lain. pasien tidak bisa berfikir berat dan hanya membutuhkan banyak
4) Penglihatan kabur
b. Respon kognitif
2) Verbalisasi cepat.
stabil, meskipun telah diupayakan diet, latihan fisik maupun pemakaian obat
gangguan atau masalah pada fisiknya saja, namun juga memicu masalah
dipisahkan satu sama lainnya (Potter & Perry,2009). Gangguan pada suatu
epineprin dan kortisol dari kelenjar adrenal. Efek dari kedua hormon ini
adalah meningkatkan kadar glukosa darah pasien diabetes mellitus tipe 2 harus
yang dibutuhkan tidak hanya terapi farmakologi saja tetapi harus melibatkan
30
C. Terapi musik
terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang
2014).
2. Perkembangan musik
Boleh jadi secara alami musik sudah dimainkan ketika pertama kali
bahagia, marah, cinta, dan juga rasa kagum terhadap hal-hal gaib atau
bekerja. Instrumen yang digunakan pertama kali yaitu ketukan kaki dan
yaitu dari cekungan semacam buah labu yang dipukuli dengan tongkat
ritme dengan berbagai cara sehingga lahirlah seni musik. Para musisi juga
perlambat dan pada saat yang sama kinerja sistem tubuh pun mengalami
lambat tempo musik, denyut jantung semakin lambat dan tekanan darah
itu pada pikiran maupun tubuh. Sejumlah rumah sakit diluar negeri mulai
menerapkan terapi musik pada pasiennya yang mengalami rawat inap. Saat
32
sedang sakit, kita menjadi takut, frustasi dan marah yang membuat kita
sakit punggung kronis, karena bekerja pada sistem syaraf otonom yaitu
(Muttaqin dkk, 2008). Selain itu, irama musik juga berperan dalam rasa
tingkat depresi dan rasa cemasnya menjadi lebih stabil dan lebih mudah
satu terapi yang tidak membutuhkan biaya yang cukup banyak karena
hanya membutuhkan jenis musik klasik dengan irama yang pelan yang
mudah diunduh di internet, bisa digunakan headset atau sound spiker yang
a. Menggunakan headset.
lakukan 1kali sehari pada saat waktu pasien senggang selama 7 hari.
kecemasan
depresi yang dirasakan oleh responden dapat menurun sebagai akibat dari
hormon epineprin dan kortisol dari kelenjar adrenal. Efek dari kedua
gelombang otak yang dibedakan atas frekuensi alfa, beta, tehta, dan delta.
35
gelombang otak sesuai dengan jenis musik. Musik yang didengar melalui
(Mufizah,dkk, 2016).
hanya terdengar sendiri. Alat musik yang terbuat dari seruas buluh ini,
bersifat membuat rileks, karena apabila terlalu cepat maka secara tidak sadar
istirahat yang optimal tidak tercapai. Beberapa penelitian tentang terapi musik
Musik minang adalah salah satu aliran musik nusantara baik tradisional
kabau. Musik tradisional minang yang asal usulnya terkait dengan musik
melayu ini umumnya dimainkan oleh alat-alat musik seperti rabab, talempong,
serunai, rebana, gendang, saluang dan biola sehingga akan enak didengardan
Saluang adalah alat musik tradisional dari Sumatera Barat yang terbuat
dari bambu talang.Saluang memiliki diameter sekitar 3-4 cm, panjangnya 40-
hanya terdengar sendiri. Alat musik yang terbuat dari seruas buluh ini,
sindiran, ratapan, nasehat ataupun gurauan. Lain halnya apabila saluang ditiup
minor dan sedih, dan mengisahkan peristiwa sedih yang menimpa dalam
memiliki nada dasar, yang biasanya dimulai dari nada C dan BES yang dapat
kampung halaman ataupun kehidupan yang sudah, sedang, dan akan dijalani
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kerangka teori
oleh kenaikan kadar gula darah akibat kekurangan insulin baik absolut
ginjal, saraf, dan pembuluh darah. (Brunner & Suddart, 2012). DM tipe 2
pada kejadian diabetes mellitus tipe 2 dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
marah, merasa tidak berguna, kecemasan yang meningkat, dan depresi. Selain
rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya. Kecemasan pasien diabetes
menyebabkan kadar gula darah tidak stabil, meskipun telah diupayakan diet,
farmakologi dan non farmakologi. Salah satu bentuk dari non farmakologi
dengan terapi musik saluang. Terapi musik suatu usaha meningkatkan kualitas
fisik dan mental dengan rangsangan suara yang terdiri dari ritme,harmoni,
melodi, timbre, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga
tercipta music yang bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental. Musik
Penyebab DM tipe 2
Gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein
Diabetes mellitus
Tipe 2
perubahan kadar
gula darah
Mendengarkan terapi
musik saluang
B. Kerangka konsep
antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variable yang
satu dengan variabel lainnya, dari masalah yang ingin diteliti (Notoadmojo,
terhadap kadar gula darah dan kecemasan pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2
di Ruangan Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. M. Zein Painan sebagai berikut:
Kecemasan
C. Hipotesis penelitian
Ha1 : Terdapat pengaruh terapi musik saluang terhadap kadar gula darah
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
rancangan one grup pretest and posttest design yaitu sebelum (pretest)
dilakukan terapi musik saluang kadar gula darah dan skor kecemasan pada
terapi musik saluang kadar gula darah dan skor kecemasan pada pasien
Pretest post-test
Pasien DM tipe 2 01 02
x
Ket:
M. Zein Painan pada bulan Desember 2017 sampai Juli 2018 dan
pengumpulan data telah dilaksanakan dari tanggal 9-16 Juli 2018 di Ruangan
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien diabetes melitus tipe 2
Painan yang berjumlah 2386 orang pada bulan Januari sampai bulan Juni
2. Sampel
orang pasien yang berkunjung pada tahun 2018 di Ruangan Poli Penyakit
Painan.
43
3. Kriteria sampel
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria ekslusi
yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan sifat atau ciri-ciri populasi
2012).
sampel di antara populasi yang sesuai dengan kehendak peneliti. Pada hari
responden tidak mau bersedia menjadi responden, 4 orang yang sesuai dengan
kriteria inklusi dalam penelitian. Hari kedua tanggal 10 Juli 2018, peneliti
dapat diamati diobservasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu
1) Variabel Independen
mental dan fisik dengan suara-suara yang terdiri dari ritme, harmoni,
2014).
peneliti.
a) Menggunakan headset.
3) Posttest
2) Variabel dependen
Skala
No Variabel Defenisi Alatukur Cara ukur Hasilukur
ukur
1. Variabel Konsentrasi glukosa Glukometer Menggunakan Satuan Rasio
dependen : darah sewaktu, yang di Kapas alcohol glucometer kadar
ukur sebelum terapi Jarum dengan sampel glukosa
Kadar musik saluang pada Lembar darah perifer darah=
glukosa darah pasien diabetes mellitus kontrol dari salah satu mg/dl
tipe 2 dan setelah terapi ujung jari
musik saluang pada tangan
pasien diabetes mellitus kanan/kiri.
Kecemasan suatu keadaan yang Kuesioner Wawancara Skor Rasio
pada pasien mengancam keutuhan Hamilton terpimpin kecemasan :
diabetes serta keberadaan dirinya anxiety rating Dalam
mellitus tipe pada pasien diabetes scale (HARS) rentang
2 mellitus tipe 2 modifikasi 14-56
ini adalah alat glukometer dan kuesioner Hamilton anxiety rating scale
(HARS) untuk penilaian skor kecemasan dan juga lembar kontrol untuk
penilaian kadar gula darah dan alat-alat untuk terapi (handphone, headset).
47
G. Etika penelitian
(Aziz, 2003).
kemanusiaan)
bagi mendengarnya.
penelitian yaitu tentang pengaruh terapi musik terhadap kadar gula darah
48
penelitian ini tidak ada paksaan ataupun tekanan tertentu kepada subyek
3) Confidentiality (kerahasiaan)
mengkaji resiko dan manfaat yang akan didapatkan. Dalam penelitian ini
dampak yang merugikan akibat tindakan terapi musik saluang ini maka
5) Justice(keadilan)
dalam setiap tahapan penelitian, hal ini diterapkan untuk memenuhi hak
49
penelitian ini mempunyai hak untuk mendapatkan perlakuan yang adil dan
sama sebelum, selama dan setelah keikut sertaanya dalam penelitian serta
menjaga kerahasiaanya.
1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu
penelitian.
M. Zein Painan,
M. Zein Painan.
sebagai responden.
perlakuan.
6 orang responden.
(posisi duduk)
hari berturut-turut.
52
intervensi.
1. Pengolahan Data
tentang data dari responden yang diambil seperti inisial, umur, tempat,
dan kadar gula darah. Setelah diperiksa tidak ada ditemukan kuisioner
yang tidak ada jawaban, semua kuisioner terisi penuh dengan jawaban
dari responden.
bivariat.
e. Tabulasi (Tabulating)
2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
meliputi mean, SD, nilai max, nilai min. Hasil penelitian ditampilkan
saluang.
54
b. Analisa Bivariat
wilk didapatkan hasil pre kadar gula darah, ρ value =0,417 (≥ 0,05), hasil
post kadar gula darah dengan p value= 0,708 (≥ 0,05) artinya data
0,05), dan data hasil post kecemasan dengan ρ value = 0,438 (≥ 0,05)
didapatkan p value < 0,05 maka ada pengaruh terapi musik saluang
terhadap kadar gula darah dan kecemasan pasien diabetes mellitus tipe 2,
jika p value > 0,05 maka tidak ada pengaruh terapi musik saluang
terhadap kadar gula darah dan kecemasan pasien diabetes mellitus tipe 2.
55
BAB V
HASIL PENELITIAN
Juli – 16 Juli tahun 2018 di Ruangan Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. M.
kadar gula darah dan kecemasan pada pasien Diabetes Millitus tipe 2 di
A. Analisa Univariat
Tabel .5.1
Rerata Kadar Gula Darah Sebelum dan Sesudah diberikan Terapi Musik
Saluang di Ruangan Poli Penyakit Dalam RSUD. Dr. M. Zein Painan.
Kadar gula N Mean SD min max
darah
dengan standar deviasi 74,602 dan setelah diberikan terapi musik saluang
rata rata gula darah adalah 218,60 dengan standar deviasi 64,993.
56
Tabel 5.2
Rerata Skor Kecemasan Sebelum dan Sesudah diberikan Terapi Musik
Saluang di Ruangan Poli Penyakit Dalam RSUD. Dr. M. Zein Painan.
Tabel 5.2 menunjukkan rerata skor kecemasan pasien Diabetes Mellitus
sebelum diberikan terapi musik saluang adalah 23,00, dengan standar deviasi
3,590, dan setelah diberikan terapi musik rerata kecemasan adalah 16,90 dan
B. Analisa Bivariat
terhadap kadar gula darah dan skor kecemasan kepada responden yang
Tabel 5.3
57
gula darah sebelum diberikan terapi musik saluang adalah 0,417 dan
pengaruh kadar gula darah sebelum dan sesudah diberikan terapi musik
Tabel 5.4
Hasil uji shapiro-wilk kecemasan Sebelum dan Sesudah
diberikan Terapi Musik Saluang pada Pasien Diabetes Mellitus tipe 2
di Ruangan Penyakit Dalam RSUD. Dr. M. Zein Painan.
Uji shapiro wilk Sig Batas ket
Pre kecemasan 0,418 0,05 Normal
Post kecemasan 0,438 0,05 Normal
Tabel 5.4 diatas diperoleh hasil uji shapiro wilk pada hasil skor
1. Hasil Uji T Dependen Test (Paired Test) untuk Pengaruh Kadar Gula
Darah Sebelum dan Sesudah diberikan Terapi Musik Saluang di
RSUD Dr. M. Zein Painan.
Tabel 5.5
58
(Post Test). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji T dependen test
p=0.001, artinya ada pengaruh terapi musik saluang terhadap kadar gula
Tabel 5.6
Hasil uji T DependenTtest (Paired Test) untukPengaruh Skor Kecemasan
Sebelum dan Sesudah diberikan Terapi Musik Saluang di RSUD Dr.
M. Zein Painan.
N Mean SD Selisih P
mean
Prekecemasan 23.00 3.590
Postkecemasan 10 16.90 3.107 6,1 0,000
Tabel 5.6 menunjukkan perbedaan skor kecemasan sebelum
musik rata rata kecemasan adalah 16,90 dengan selisih mean 6,1. Terlihat
(Post Test). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji T dependen test
BAB VI
PEMBAHASAN
60
penelitian yang telah dilakukan serta implikasi hasil penelitian ini untuk
ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan Limbong dkk,
sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Kadar gula darah dimonitor
maka ada hormon yang dilepaskan dari butir-butir sel yaitu insulin yang
(Suryono,2012)
terhadap insulin yang telah diproduksi oleh sel beta pankreas menjadi
gula darah akan meningkat. Kerusakan sel beta pankreas inilah yang
haus (polidipsi), cepat lelah, kehilangan tenaga, dan merasa tidak fit,
Usia responden untuk penelitian ini berkisar 45-59 tahun. Dilihat dalam
rata-rata 266,50. Hal ini menunjukkan masih tingginya kadar gula darah
kelainan pada sel beta dan kelainan pada jaringan perifer dan berlanjut
pada disfungsi sel beta pankreas. Kelainan sel beta pankreas tidak bisa
darah kedalam sel-sel tubuh. Jadi tanpa insulin glukosa akan terbentuk
dalam aliran darah sehingga kadar gula darah responden menjadi tinggi.
gula darah adalah 218,60 dengan standar deviasi 64,99, hasil penelitian
ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Hasil penelitian ini
dan non farmakologi dapat diterapkan seperti diet, olahraga dan terapi
relaksasi yang dapat menurunkan kadar gula darah didalam tubuh dan
dan nafas dalam. Terapi musik mempunyai efek positif terhadap kadar
gula darah (Ernawati, 2016) salah satu terapi musik yang digunakan
yaitu terapi musik saluang yang dapat membuat perasaan tenang dan
kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di ruangan poli
darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2. hal ini disebabkan selama
deviasi 3,59. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah
deviasi 4,353.
yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Gangguan kecemasan
fisiologi.
2 jalur, yaitu sistem endokrin (korteks adrenal) dan sistem saraf otonom
skor kecemasan adalah 16,90 dengan standar deviasi 3,107. hasil ini
& Sastra (2017) tentang efek terapi musik tradisional minang saluang
tekanan buruk perilaku masa lalu serta karena adanya gangguan mental.
diri yang negatif tentang kemampuan yang dimilikinya dan orientasi diri
namun hasilnya belum maksimal. Salah satu terapi yang belum banyak
gula darah pasien diabetes mellitus tipe 2. Hasil penelitian ini sejalan
cenderung lebih tinggi dengan rata-rata kadar gula darah 350,19 mg/dl
amino, laktat, dan pirufat tetap disimpan dihati dalam bentuk glikogen
membentuk glukosa baru oleh hati, selain itu liposis dan katabolisme
dalam.(Petter & Perry, 2015). Banyak cara yang dapat digunakan untuk
belajar, dan sebagai alat komunikasi. Musik dapat berfungsi sebagai alat
setiap jenis musik terhadap tubuh dan pikiran. Dalam terapi musik,
merupakan salah satu alat music tradisional dari Sumatera Barat yang
hanya terdengar sendiri. Alat musik yang terbuat dari seruas buluh ini,
ataupun kehidupan yang sudah, sedang, dan akan dijalani dan memberi
≤0,05).
nitric oxide (NO). Molekul ini bekerja pada tonus pembuluh darah
biasanya tidak hanya terdengar sendiri. Alat musik yang terbuat dari
2014).
di perlambat dan pada saat yang sama kinerja sistem tubuh pun
BAB VII
Bab ini akan menguraikan tentang simpulan dan saran berkaitan dengan hasil
A. Kesimpulan
Hasil penelitian tentang pengaruh terapi musik saluang terhadap kadar gula
darah dan kecemasan pasien diabetes millitus tipe 2 maka dapat disimpulkan
bahwa :
74,602 dan setelah diberikan terapi musik saluang rata rata gula darah
terapi musik saluang adalah 23,00, dengan standar deviasi 3,590, dan
setelah diberikan terapi musik rerata kecemasan adalah 16,90 dan standar
deviasi 3,107.
3. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji T dependen test (paired test)
artinya ada pengaruh terapi musik saluang terhadap kadar gula darah pada
4. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji T dependen test (paired test)
B. Saran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu terapi alternatif
2. Bagi Keperawatan
terapi musik saluang terhadap kadar gula darah dan kecemasan pasien
DAFTAR PUSTAKA
Black & Hawks, 2009. Medical Surgical Nursing :Clinical Management for
Possitive Outcomes. (8thed). Vol.1. St. Louis : Elsevier
Ernawati. 2016. Terapi Lantunan Asmaul Husnah dan Teknik Relaksasi Terhadap
Kadar Gula Darah pasien Diabetes Mellitus tipe 2.
Fidayanti. 2014. Terapi Musik Efektif dalam Menurunkan kecemasan Pasien pre
operasi.
Isesreni & sastra, 2017. Efek terapi musik tradisional minang saluang untuk
menurukan tingkat stress penderita diabetes mellitus tipe 2.
Muttaqin, dkk, 2008. Seni Musik Klasik jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan.
Nany, dkk, 2014. Terapi musik efektif menurunkan kecemasan pasien pre operasi
Putri. 2015. Hubungan Empat pilar Pengendalian Diabetes Mellitus tipe 2 dengan
Rerata kadar Gula Darah.
Lampiran 2
Di
Tempat
Dengan hormat
Padang,Juli 2018
Peneliti
Lampiran 3
Nama :
Umur :
Responde
n
(..................................)
82
Lampiran 5
Lampiran 6
LEMBAR KUESIONER
83
Kode Responden :
Tanggal : . . . . . / . . . . . /2018 Jam :.... .
. . .WIB
A. Karakteristik Responden
Inisial :
Usia :
JenisKelamin : Laki – laki Perempuan
Pekerjaan :
Lama menderita diabetes mellitus (bulan/tahun) :
Komplikasi :
: Arteri koroner Tidak ada
: Cerebrovaskuler
: Retinopati diabetik
: Nefropati diabetic
: Ulkus
No. Pertanyaan 0 1 2 3 4
1. Perasaan Ansietas
- Cemas
84
- FirasatTakut
- Takut Akan PikiranSendiri
- Mudah Tersinggung
2. Ketegangan
- Merasa Tegang
- Lesu
- Tak Bisa Istirahat Tenang
- Mudah Menangis
- Gemetar
- Gelisah
3. Ketakutan
- Pada Alat Suntik
- Pada Orang Asisng
- Ditinggal Sendiri
- Pada Kerumunan Orang Banyak
4. Gangguan Tidur
- Terbangun MalamHari
- Tidur Tidak Nyenyak
- Banyak Mimpi-Mimpi
- Mimpi Buruk
5. Gangguan Kecerdasan
- Sukar Konsentrasi
- Daya Ingat Menurun
-Daya Ingat Buruk
6. Perasaan Depresi
- Hilangnya Minat
- Sedih
- Bangun Dini Hari
- Perasaan Berubah-Ubah Sepanjang Hari
7. Gejala Somatik (Otot)
- Sakitdan Nyeri di Otot-Otot
- Kaku
- Gigi Gemerutuk
- Perasaan Berubah- ubah Sepanjang Hari
8. Gejala Somatik (Sensorik)
- Tinitus ( Telinga Berdengin)
- Penglihatan Kabur
- Muka Merah atau Pucat
- Merasa Lemah
9. Gejala Kardiovaskuler( Jantung dan Pembuluh
Darah)
- Takhikardia( Denyut Jantung Cepat)
- Berdebar- debar
- Denyut Nadi Mengeras
- Perasaan Lesu/Lemas Seperti Mau Pingsan
10. Gejala Respiratori(Pernafasan)
- Rasa Tertekan atau Sempit Di Dada
- Perasaan Tercekik
85
Keterangan :
0 = tidak ada gejala sama sekali
1 = Satu dari gejala yang ada
2 = Sedang/ separuh dari gejala yang ada
3 = berat/lebih dari ½ gejala yang ada
4 = sangat berat semua gejala ada
- Gemetar
- Gelisah
3. Ketakutan
- Pada Alat Suntik
- Pada Orang Asing
- Ditinggal Sendiri
- Pada Kerumunan Orang Banyak
4. Gangguan Tidur
- Terbangun Malam Hari
- Tidur Tidak Nyenyak
- Banyak Mimpi-Mimpi
- Mimpi Buruk
5. Gangguan Kecerdasan
- Sukar Konsentrasi
- Daya Ingat Menurun
-Daya Ingat Buruk
6. Perasaan Depresi
- Hilangnya Minat
- Sedih
- Bangun Dini Hari
- Perasaan Berubah-Ubah Sepanjang Hari
7. Gejala Somatik (Otot)
- Sakit dan Nyeri di Otot-Otot
- Kaku
- Gigi Gemerutuk
- Perasaan Berubah- ubah Sepanjang Hari
8. Gejala Somatik (Sensorik)
- Tinitus( Telinga Berdengin)
- PenglihatanKabur
- Muka Merah atau Pucat
- MerasaLemah
9. Gejala Kardiovaskuler( Jantung dan Pembuluh
Darah)
- Takhikardia( Denyut Jantung Cepat)
- Berdebar- debar
- Denyut Nadi Mengeras
- Perasaan Lesu/Lemas Seperti Mau Pingsan
10. Gejala Respiratori(Pernafasan)
- Rasa Tertekan atau Sempit Di Dada
- Perasaan Tercekik
- Sering Menarik Napas
- Napas Pendek/Sesak
11. Gejala Gastrointestinal
- Sulit Menelan
- Rasa Penuh Atau Kembung
- Gangguan Pencernaan
- Kehilangan Berat Badan
12. Gejala Urogenital(Perkemihan Dan Kelamin)
87
Keterangan :
0 = tidak ada gejala sama sekali
1 = Satu dari gejala yang ada
2 = Sedang/ separuh dari gejala yang ada
3 = berat/lebih dari ½ gejala yang ada
4 = sangat berat semua gejala ada
88
Lampiran 7
Lembar Kontrol
Pengaruh Terapi Musik Terhadap Kadar gula darah dan Kecemasan pada Pasien Diabete
mellitus tipe 2 di Ruangan Poli Penyakit Dalam RSUD. Dr. M. Zein Painan
no.Res
melakukan terapi musik Kadar Gula Darah
pon inisial umur
den
1 2 3 4 5 6 7 1 5 7
1 Ny. B 55 √ √ √ √ √ √ √ 360 340 300
2 Ny. F 54 √ √ √ √ √ √ √ 357 344 330
3 Ny. E 50 √ √ √ √ √ √ √ 198 180 176
4 Ny. D 53 √ √ √ √ √ √ √ 368 310 270
5 Ny. N 47 √ √ √ √ √ √ √ 247 220 190
6 Ny. A 45 √ √ √ √ √ √ √ 280 255 240
7 Tn. E 55 √ √ √ √ √ √ √ 260 155 150
8 Tn. D 58 √ √ √ √ √ √ √ 230 210 200
9 Ny. L 49 √ √ √ √ √ √ √ 215 210 200
10 Ny. N 52 √ √ √ √ √ √ √ 150 145 130
Pengaruh Terapi Musik Saluang Terhadap Kadar Gula Darah Dan Kecemasan
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2.
Statistics
Umur
N Valid 10
Missing 0
Mean 51.80
Median 52.50
Mode 55
Minimum 45
Maximum 58
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
Jenis Kelamin
N Valid 10
Missing 0
Mean 1.80
Median 2.00
Mode 2
Minimum 1
Maximum 2
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
Pekerjaan
N Valid 10
Missing 0
Mean 1.50
Median 1.00
Mode 1
Minimum 1
Maximum 3
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
Lama Menderita DM
N Valid 10
Missing 0
Mean 9.30
Median 10.00
Mode 10
Minimum 6
Maximum 12
Lama Menderita DM
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
Komplikasi
N Valid 10
Missing 0
Mean 2.50
Median 3.00
Mode 3
Minimum 1
Maximum 3
Komplikasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
ANALISA UNIVARIAT
Rerata kadar gula darah sebelum dan sesudah diberikan terapi musik
saluang
95
Statistics
N Valid 10 10
Missing 0 0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Median 253.50
Variance 5.565E3
Minimum 150
Maximum 368
Range 218
Median 200.00
Variance 4.224E3
Minimum 130
Maximum 330
Range 200
1. Shapiro-wilk
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
2. Histogram
99
100
3. Skewness
101
Statistics
N Valid 10 10
Missing 0 0
Analisa Bivariat
T-Test
N Correlation Sig.
Sig. (2-
Paired Differences t df tailed)
Statistics
N Valid 10 10
Missing 0 0
Mode 21a 19
Minimum 18 13
Maximum 31 23
104
Pre kecemasan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Post Kecemasan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Descriptives
Median 22.50
Variance 12.889
Minimum 18
106
Maximum 31
Range 13
Interquartile Range 4
Median 16.50
Variance 9.656
Minimum 13
Maximum 23
Range 10
Interquartile Range 5
Uji Normalitas
1. Shapiro-wilk
107
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
2. Histogram
108
109
3. Skewness
110
Statistics
N Valid 10 10
Missing 0 0
Analisa Bivariat
T-Test
N Correlation Sig.
DOKUMENTASI PENELITIAN
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123