Kaum tani memiliki musuh yang disebut 7 Setan Desa. Siapa saja mereka? (1) tuan
tanah jahat,(2) lintah darat, (3) tukang ijon, (4) kapitalis birokrat, (5) tengkulak jahat,
(6) bandit desa, (7) penguasa jahat. Mereka inilah yang menghisap kaum tani yang
harus diperangi. Tanpa memeranginya maka kesejahteraan untuk kaum tani hanya
omong kosong saja.
Peran kaum tani cukup vital dalam sebuah bangsa. Merekalah soko guru yang
menepong kebutuhan pangan rakyat. Dan pangan merupakan kebutuhan pokok
bagi manusia. Guna menghasilkan pangan yang mencukupi, butuh tanah
sebagaimana puisi Wiji Thukul berikut ini:
Wiji Thukul menyebutkan tanah "mestinya dibagi-bagi" karena "jika cuma segelintir
orang yang menguasai" maka nasib petani menjadi tak jelas. Siapakah segelintir
orang yang menguasai tanah? Merekalah tuan tanah, salah satu setan desa.
Mengatasi persoalan tanah ini maka pada tahun 1960 disahkan Undang-undang
Pokok Agraria (UUPA). Undang-undang ini salah satunya mengatur land reform.
Pada saat itu, tuan tanahlah yang menguasai banyak lahan. Sementara kaum tani
tidak mendapatkan tanah, atau kalau mempunyai sangat kecil. Maka diperlukan
perombakan pemilikan tanah atau land reform, yang maknanya secara luas menurut
UUPA 1960 adalah:
Sementara makna land reform secara sempit menurut UUPA 1960 adalah:
Maka secara umum makna land reform adalah mengembalikan tanah pada kaum
tani/rakyat. Dengan kepemilikan tanah inilah kaum tani akan bisa hidup
sejahtera.Sebagai upaya untuk mengingat kelahiran UUPA tersebut, setiap tanggal
24 September kemudian diperingati sebagai Hari Tani. Dengan adanya Hari Tani ini
maka usaha petani untuk terus menerus memperjuangkan land reform akan terus
terjaga.
Kaum tani harus percaya diri bahwa land reform adalah tindakan yang sah karena
memiliki landasan yang hukum yang kuat yakni:
UUPA memang sudah disahkan puluhan tahun lalu, namun masalah tanah untuk
petani belum tuntas. Sejak disahkan, para tuan tanah tidak rela menyerahkan
tanahnya. Mereka tetap bersikeras untuk mempertahankan tanahnya. Maka
timbullah perlawanan dari kaum tani yang kemudian memunculkan aksi sepihak. Ini
menunjukkan bahwa hak kaum tani harus direbut.Pemilik tanah besar tidak akan
begitu saja menyerahkan tanahnya kepada petani. Dan Hari Tani merupakan
momentum untuk mengingatkan bahwa perjuangan land reform belum usai.
Dalam lagu tersebut dengan jelas "berjuta kali turun aksi" merupakan "langkah pasti"
untuk pembebasan kaum tani. Lewat aksi massa dengan turun ke jalan merupakan
alat utama kaum tani untuk menuntut hak-haknya atas tanah, pupuk dan peralatan
pertanian. Sekali aksi tidak akan cukup. Butuh sejuta aksi untuk merebut hak-hak
kaum tani yang dirampas. Mari di Hari Tani ini kita "susuri jalur revolusi" untuk
membebaskan kaum tani dari ketertindasannya. Selamat Hari Tani ! ***