Anda di halaman 1dari 18

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

HUKUM PACAK DALAM USAHA PENGEMBANGBIAKAN KUCING


ANGGORA DITINJAU DARI MAQHASID SYARI’AH

Muhammad Syukri Albani Nasution, Aziz Bagaskara, Annisa Sativa


UIN Sumatera Utara Medan

ABSTRAK
Perkembangan jenis dan bentuk muamalah yang dilaksanakan manusia sejak
dulu sampai saat ini terus berkembang sejalan dengan perkembangan
kebutuhan dan pengetahuan manusia itu sendiri dalam memenuhi kebutuhan
masing-masing. Kegiatan sewa menyewa atau ijarah sperma hewan pejantan
dapat dikategorikan sebagai transaksi sewa menyewa atau ijarah yang
mengandung unsur gharar karena objeknya yang tidak dapat diketahui secara
pasti berapa jumlahnya. Bila dianalisis lebih jauh terhadap akad dari
kesepakatan pacak kucing antara pemilik kucing betina dan pemberi jasa
pacak kucing berdasarkan ilmu Maqasid Syariah dengan pendekatan ‫المال حفظ‬
(mendapatkan harta) maka dalam proses perkawinan berdasarkan sifat alami
kucing sebelum terjadinya perkawinan biasanya kucing akan saling memilih
pasangannya secara alami, dan biasanya secara alami kucing pejantan akan
bersifat agresif terhadapap kucing betina dan begitu sebaliknya yaitu kucing
betina akan lebih agresif terhadap kucing jantan. Maka apabila sifat agresif
kucing jantan mampu mengalahkan keagresifan kucing betina maka akan
terjadi perkawinan namun bila kucing betina lebih agresif maka berdasarkan
sifat alami kucing jantan akan meninggalkan kucing betina sehingga proses
perkawinan pun gagal. Sehingga berdasarkan Penjelasan dari pendapat Ibnu
Qayyim jika syarat-syarat ijarah tidak terpenuhi yaitu Objek dari ijarah tidak
dapat langsung diserahkan terimakan dan tidak dapat dimanfaatkan langsung
oleh penyewa pacak kucing, maka ijarah tersebut dilarang dikarenakan dapat
menyebabkan munculnya penipuan dan penghianatan.
Key word: pacak, usaha, muamalah, maqashid syari’ah

A. PENDAHULUAN yang satu dengan yang lainnya kegiatan


Manusia sebagai makhluk sosial muamalah seperti jual beli, sewa
memerlukan orang lain untuk menyewa, utang-piutang, pemberian
kelangsungan hidupnya, mereka saling upah, serikat usaha, dan lain-lain. Salah
melengkapi satu sama lain. Adanya satu bentuk muamalah di dalam Islam
ketergantungan yang semacam ini, adalah sewa menyewa atau ijarah,
maka manusia dalam memenuhi merupakan transaksi paling kuat dalam
kebutuhan hidupnya perlu menciptakan dunia perniagaan bahkan secara umum
hubungan yang baik antara manusia

Hukum Pacak Dalam Usaha … | 247


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

adalah salah satu bagian terpenting “Hai orang-orang yang


beriman, janganlah kamu
dalam aktivitas usaha.1
saling memakan harta
Muamalah seperti sewa menyewa sesamamu dengan jalan yang
bathil, kecuali dengan jalan
atau ijarah ada karena didasarkan atas
perniagaan yang berlaku
rasa saling membutuhkan. Dalam hal ini dengan suka sama-suka di
antara kamu” (Q.S. An-Nisa’:
penyedia jasa sewa menyewa
29).2
membutuhkan pengguna jasanya agar Ayat ini mengajarkan kepada kita
menyewa jasa atau barangnya sehingga bahwa untuk memperoleh rezki tidak
memperoleh uang. Sedangkan boleh dengan cara yang bathil, yaitu
pengguna jasa melakukan sewa- cara yang bertentangan dengan hukum
menyewa atau ijarah untuk Islam misalkan gharar, riba, pemaksaan,
memperoleh barang yang dibutuhkan. dan lain-lain, selain itu juga perlu
Akibat dari saling membutuhkan ini didasari dengan rasa saling rela antara
maka rasa persaudaraan semakin masing-masing pihak yang melakukan
meningkat. Dengan kata lain sewa transaksi. Dasar hukum yang
menyewa atau ijarah terjadi apa bila memperbolehkan jual beli ini terdapat
dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah Ayat
yang telah rela dan didasari suka sama 275 :
َ َ ُ ُ ْ َ َ َّ
‫الر َب ا َل‬
suka antara masing-masing pihak untuk
ِ ‫ن‬ ‫ال ِذ ين ي أ ك ل و‬
melakukan transaksi sewa menyewa itu َّ ُ ُ َ َ َ َّ َ ُ ُ َ
‫ي ق وم ون ِإ َل ك م ا ي ق وم ال ِذ ي‬
َ ْ َّ ُ َ
‫ِم َن‬ ُ ‫ط‬ ‫َي َت خ َّب ط ُه الش ي‬
sesuai kesepakatan masing-masing.
‫ان‬
Tata aturan semacam ini telah lebih ُ َ َ َٰ َ َْ
‫س ۚ ذ ِل َك ِب أ َّن ُه ْم ق ال وا ِإ َّن َم ا‬ ِ ‫اْل‬
dahulu dijelaskan di dalam Al-Qur’an
َُّ َ ْ َُْْ
Surat An-Nisa Ayat 29 ‫الر َب ا ۗ َوأ َح َّل الل ه‬ ُ
ِ ‫ال ب ي ع ِم ث ل‬
َ ْ
‫الر َب ا ۚ ف َم ْن‬ ِ ‫ال َب ْي َع َو َح َّر َم‬
َ
‫َج َاء ُه َم ْو ِع ظ ة ِم ْن َر ِب ِه‬
َ َ َ ََ ْ َ
‫ف ان َت َه َٰى ف ل ُه َم ا َس ل ف َوأ ْم ُر ُه‬
َٰ َ ُ َ َ َ ْ َ َ َّ َ
‫اد ف أ ول ِئ َك‬ ‫ِإ ل ى الل ِه ۖ وم ن ع‬

1 2
Adiwarman A. Karim. (2004). Fikih Kementrian Agama RI. (2009). Al-Quran
Ekonomi Keuangan Islam. Jakarta: Darul Haq. dan Terjemah. Surabaya: CV. Fajar Mulia. hlm.
hlm. 30. 83.

248 | Hukum Pacak Dalam Usaha …


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

‫ِف َيه ا‬ ‫ار ۖ ُه ْم‬ َّ ُ ‫ص َح‬ ْ ‫َأ‬


ِ ‫الن‬ ‫اب‬ dihargakan. Begitu pula dalam akad

‫َخ ا ِل ُد و َن‬ sewa menyewa atau ijarah yang harus

”Orang-orang yang memakan dilakukan berdasarkan keinginannya


(mengambil) riba tidak dapat sendiri tanpa adanya unsur paksaan dari
berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang siapapun. Kewajiban bagi seorang
kemasukan syaitan lantaran usahawan muslim untuk mengenal hal-
(tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang hal yang menentukan sahnya usaha jual
demikian itu, adalah beli tersebut, dan mengenal mana yang
disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya halal dan mana yang haram, dari
jual beli itu sama dengan riba, kegiatan itu.4
padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan Perkembangan jenis dan bentuk
mengharamkan riba. Orang- muamalah yang dilaksanakan manusia
orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari sejak dulu sampai saat ini terus
Tuhannya, lalu terus berhenti berkembang sejalan dengan
(dari mengambil riba), maka
baginya apa yang telah perkembangan kebutuhan dan
diambilnya dahulu (sebelum pengetahuan manusia itu sendiri dalam
datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada memenuhi kebutuhan masing-masing.
Allah. Orang yang kembali Kegiatan sewa menyewa atau ijarah
(mengambil riba), maka orang
itu adalah penghuni-penghuni sperma hewan pejantan dapat
neraka; mereka kekal di dikategorikan sebagai transaksi sewa
dalamnya”. (Q.S. Al-
Baqarah: 275).3 menyewa atau ijarah yang mengandung
Berdasarkan dasar-dasar hukum unsur gharar karena objeknya yang
diatas, dari firman Allah S.W.T. jelaslah tidak dapat diketahui secara pasti berapa
bahwa sewa menyewa atau ijarah jumlahnya. Ahmad Idris dan Mainun
memang telah diperbolehkan. Ada pun Zubair dalam kitabnya Fiqh Ngaji II
sahnya sewa menyewa atau ijarah mendefinisikan Larangan sewa
tersebut apabila terpenuhinya rukun dan menyewa atau ijarah sperma hewan
syarat, di antaranya adalah wujud dari pejantan: “Barang yang
objek transaksi dapat diketahui dengan diperjualbelikan saat ini sangatlah
jelas, dapat diserahkan dan dapat 4
Abdullah Al-Mushlih dan Shalah Ash-
Shawi. (2001). Fikih Ekonomi Keuangan Islam.
3
Kementrian Agama RI. (2009). hlm. 47. Jakarta: Darul Haq. hlm. 87-88.

Hukum Pacak Dalam Usaha … | 249


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

beragam, bahkan semuanya bisa


dijadikan uang. Di desa, seringkali
masyarakat menjual-belikan sperma
.
binatang ternak. Biasanya mereka
menyewa sapi jantan dari orang lain
atau mereka membeli sperma untuk
disuntikan ke sapi betinanya”.
Praktik tersebut tidak .
5
diperbolehkan. Sependapat dengan
“Ulama menjelaskan, alasan
pendapat Ibnul Qayyim ia mengatakan
haramnya menyewakan pejantan,
dalam kitabnya Zadul Ma’ad:
Pertama, bahwa sperma pejantan tidak
bisa diserah-terimakan. Sehingga
6
statusnya sama dengan menyewakan
“Yang benar, sewa pejantan adalah budak kabur. Karena keluarnya
haram secara mutlak, dan akadnya sperma binatang tergantung dari
batal, apapun skema transaksinya. syahwat dan naluri pejantan. Kedua,
Haram bagi pemilik pejantan untuk tujuan utamanya adalah sperma, dan
mengambil hasil dari menyewakan sperma termasuk benda yang tidak
7
pejantan”. boleh dijual secara terpisah, karena
Kemudian Ibnul Qoyim takarannya dan kualitasnya tidak bisa
menyebutkan beberapa alasan mengapa diketahui. Sperma adalah benda yang
ini diharamkan, tidak memiliki nilai, bukan pula benda
yang layak dijual belikan. Karena itu,
ketika ada hewan pejantan milik A
yang mengiwini hewan betina milik B,
kemudian menghasilkan anak. Maka
5
Ahmad Idris Marzuqi. (2015). Ngaji
Fiqih 2. Kediri: Santri Salaf Press. hlm. 7. anak hewan ini menjadi milik B,
6
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. (1990). Zaad
pemilik hewan betina dengan sepakat
Al- Ma’ad Fi Hadyi Khairil ibad Juz V. Syam :
Daml-fikr. hlm. 703. ulama. Karena anak ini tidak ada
7
Kathur Suhardi. (1990). Terjemahan
Zaad Al- Ma’ad fi Hadyi Khairil ibad Juz V ,
8
Ibnu Qayyim. Jakarta : Pustaka Azzam. hlm. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. (1990). hlm.
823. 703.

250 | Hukum Pacak Dalam Usaha …


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

hubunganya dengan si jantan, selain radhiyallahu ‘anhuma, beliau


sebatas sperma dan itu tidak ada mengatakan
harganya”.9
Pendapat tersebut di atas sejalan
dengan permasalahan di salah satu
rumah warga Desa Sampali yang hanya
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa
menyediakan jasa khusus pacak kucing. sallam melarang kita
Dirumah salah seorang warga Desa menerima harga sperma
pejantan”. (H.R. Bukhari,
Sampali, menyediakan khusus kucing Nasai, Abu Daud).11
pejantan untuk dijual spermanya Larangan jual beli ini karena pada
melalui transaksi yang bisa disebut masa Rasulullah inseminasi yang
pacak/ mengkawinkan kucing. dilakukan adalah secara alami.
Sebenarnya kegiatan Inseminasi Sehingga sperma pejantan yang menjadi
(mengkawinkan) juga sudah terjadi objek jual beli tidak dapat
pada masa Rassulullah S.A.W., diserahterimakan dan juga tidak dapat
inseminasi pada masa ini adalah diukur serta tidak diketahui kadar
perkawinan alami. Ini terlihat pada zatnya. Berdasarkan hasil uraian diatas
hadits tentang jual beli sperma (mani) tentang jual beli Sperma Kucing di
hewan, seperti mengawinkan seekor rumah warga Desa Sampali terjadi
domba jantan dengan betina agar dapat transaksi jual beli sperma sebagai
memperoleh keturunan. Jual beli pembelinya adalah pemilik kucing
sperma atau 'asb al-fahl yaitu betina sedangkan penjualnya adalah
memperjual belikan bibit pejantan pemilik rumah warga Desa Sampali
hewan untuk dibiakkan dalam rahim yang hanya menyediakan kucing
hewan betina melalui proses kawin pejantan. Jual beli bermula ketika
alami untuk mendapatkan anak. Hukum kucing betina telah siap kawin yaitu
10
transaksi seperti ini adalah haram. kira-kira berumur 1 tahun, syarat yang
Dasar haramnya adalah di dalam Shahih diberikan pemilik kucing pejantan
Al-Bukhary disebutkan dari Ibnu Umar kepada pemilik kucing betina agar dapat
9
Kathur Suhardi. (1990). hlm. 823.
10 11
Amir Syarifudin. (2010). Garis-Garis Enang Hidayat. (2015). Fiqih Jual Beli.
Besar Fiqih. Jakarta: Kencana. hlm. 204-205. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. hlm. 110.

Hukum Pacak Dalam Usaha … | 251


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

di kawinkan yaitu kucing yang akan “Maqashid dibagi dua bagian, yaitu
dikawinkan harus sudah divaksin dan maqashid syar’i dan maqashid
menunjukkan gejala birahi dengan tanda mukallaf. Untuk jenis pertama, ada
jika dipegang perutnya maka akan empat hal yang disampaikan, yakni: (1)
berdiri, perangai manja secara tujuan syara’ menetapkan hukum
berlebihan. Masa birahi kucing sejak 6 adalah untuk kemaslahatan umatnya; (2)
bulan pertama selama 10 hari sampai 2 hukum tersebut untuk dipahami secara
minggu, jika sudah benar-benar birahi baik, maka tak aneh kalau uslub Al-
dan siap kawin barulah pemacakan bisa Qur’an begitu mengalir; (3) hukum
dilakukan. diadakan untuk men-taklif (melatih)
mukalaf; (4) manusia sebagai objek
B. LANDASAN TEORI hukum harus mengikuti ketentuan-
Definisi maqashid syariah pertama ketentuan syara’ serta tidak boleh
kali didefenisikan oleh ulama menuruti kehendak nafsunya sendiri.”
kontemporer seperti Dr. Thahir Bin Dr. “Alal Al-Fasi memberikan
Asyur dalam bukunya Maqashid asy- definisi maqashid syariah yang lebih
Syariah al-Islamiyah. Menurutnya, ringkas lagi, sebagai berikut: “Tujuan
maqashid syariah adalah: “beberapa (umum) dari pemberlakukan definisi
tujuan dan hikmah yang dijadikan syariat dan beberapa rahasia (khusus)
pijakan syariat dalam seluruh ketentuan yang terkandung dalam setiap produk
hukum agama dan mayoritasnya. hukum.”
Dengan sekira beberapa tujuan tersebut Pengertian di atas lebih rill
tidak hanya untuk satu produk hukum menjelaskan cakupan maqashid syariah.
syariat secara khusus.”. 12 Terlebih lagi, jika membaca
Jika dikaji, pengertian maqashid penjelasannya yang bernada: “Tujuan
syariah di atas bersumber dari apa yang umum pemberlakuan syariat adalah
dituliskan Imam Syatibi di dalam kitab memakmurkan kehidupan di bumi,
Al-Muwafaqat: menjaga ketertiban di dalamnya,
senantiasa menjaga stabilitas

12
kemaslahatan alam dengan tanggung
Thahir Ibn Ashur. (2014). Maqashid As-
Syariah Al-Islamiyah. Qatar: Wazirat al-Awqaf. jawab manusia menciptakan lingkungan
hlm. 51.

252 | Hukum Pacak Dalam Usaha …


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

yang sehat, berlaku adil dan berbagai penjelasan bahwa tujuan hukum adalah
tindakan yang dapat memberi manfaat satu, yaitu kebaikan dan kesejahteraan
bagi seluruh lapisan penghuni bumi.” umat manusia. Tidaklah berlebihan bila
1. Tujuan Hukum Islam dalam dikatakan bahwa tidak ditemukan istilah
Pendekatan Maqashid Syariah
maqashid al-syari’ah secara jelas
Kajian tentang maksud (tujuan)
sebelum al-syatibi. Era sebelumnya
ditetakannya hukum dalam islam
hanya pengungkapan masalah ‘illat
merupakan kajian yang sangat menarik
hukum dan maslahat.
dalam bidang ushul fiqh. Dalam
Dalam karyanya al-muwafaqat, al-
perkembangan berikutnya, kajian ini
syatibi menggunakan kata yang
merupakan kajian utama dalam filsafat
berbeda-beda berkaitan dengan
hukum islam. Sehingga dapat dikatakan
maqashid al-syari’ah. Kata-kata itu
istilah maqashid al-syari’ah identik
ialah maqashid al-syari’ah,al-maqashid
dengan istilah filsaafat hukum islam
al-syari’ah fi al-syari’ah, dan al-
(the philosophy of islamic law). Istilah
maqashid min syar’i al-hukm. Namun,
yang disebut terakhir ini melibatkan
pada prinsipnya semuanya mengandung
pertanyaan-pertanyaan kritis tentang
makna yang sama, yaitu tujuan hukum
tujuan ditetapkannya suatu hukum.
yang diturunkan oleh Allah S.W.T.
Al-syatibi mengatakan bahwa
Menurutnya, sesungguhnya syariat itu
doktrin ini (maqashid as-syari’ah)
bertujuan mewujudkan kemaslahatan
adalah kelanjutan dan perkembangan
manusia di dunia dan akhirat. Kajian ini
dari konsep maslahah sebagaimana
bertolak dari pandangan bahwa semua
telah dicanangkan sebelum masa al-
kewajiaban (taklif) diciptakan bahwa
syatibi. Terkait tentang tujuan hukum
dalam rangka merealisasikan
islam, ia akhirnya sampai pada
kemaslahatan hamba. Tidak satu pun
kesimpulan bahwa kesatuan hukum
hukum allah yang tidak mempunyai
islam berarti kesatuan dalam asal-
tujuan. Hukum yang tidak mempunyai
usulnya dan terlebih lagi dalam tujuan
tujuan sama dengan taklif mala yuthaq
hukumnya. Untuk menegakkan tujuan
(membebankan sesuatu yang tidak
hukum ini, ia mengemukakan ajarannya
dapat dilaksanakan). Suatu hal yang
tentang maqashid as-syari’ah dengan
tidak mungkin terjadi pada hukum-

Hukum Pacak Dalam Usaha … | 253


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

hukum Tuhan. Kandungan maqashid al- Ketiga, maqashid al-tahsiniyat (tujuan


syari’ah adalah pada kemaslahatan. tersier). Maksudnya agar manusia dapat
Kemaslahatan itu, melalui analisis melakukan yang terbaik untuk
maqashid al-syari’ah tidak hanya penyempurnaan pemeliharaan lima
dilihat dalam arti teknis belaka, akan unsur pokok tersebut.
tetapi dalam upaya dinamika dan Pertama, islam mensyariatkan
pengembangan hukum dilihat sebagi untuk hal-hal yang dharuri bagi
sesuatu yang mengandung nilai-nilai manusia. Sebagaimana yang telah
filosofis dari hukum-hukum yang dikemukakan, bahwa hal-hal yang
disyariatkan tuhan kepada manusia. dharuri bagi manusia kembali pada lima
Dalam rangka mewujudkan hal, yaitu agama, jiwa, akal,
kemaslahatan di dunia dan akhirat, kehormatan, dan harta kekayaan.
berdasarkan penelitian para ahli ushul Agama islam telah mensyariatkan
fiqh, ada lima unsur pokok yang harus berbagai hukum yang menjamin
dipelihara dan diwujudkan, yaitu agama terwujudnya dan terbentuknya masing-
(hifz al-din), jiwa (hifz al-nafs), akal masing dari kelima hal tersebut, dan
(hifz al-aql), keturunan (hifz al-nasl), berbagai hukum yang menjamin
dan harta (hifz al-mal). pemeliharaannya. Agama islam
Dalam usaha mewujudkan dan mewujudkan hal-hal yang dharuri bagi
memelihara kelima unsur pokok manusia.
tersebut, Al-Syatibi membagi kepada 1. Agama
tiga tingkatan maqashid atau tujuan Secara umum agama berarti
syariah. Pertama, maqashid al- kepercayaan kepada Tuhan.
dharuriyat (tujuan primer). Maqashid Adapun secara khusus agama
ini dimaksudkan untuk memelihara lima adalah sekumpulan akidah,
unsur pokok dalam kehidupan manusia. ibadah, hukum, dan undang-
Kedua, maqashid al-hajiyat (tujuan undang yang disyariatkan oleh
sekunder), maksudnya untuk Allah SWT. Untuk mengatur
menghilangkan kesulitan atau hubungan manusia dengan tuhan
menjadikan pemeliharaan terhadap lima mereka, dan perhubungan
unsur okok menjadi lebih baik lagi. mereka satu sama lain.untuk

254 | Hukum Pacak Dalam Usaha …


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

mewujudkan dan berzina, perempuan yang


menegakkannya, agama islam berzina dan hukuman had bagi
telah mensyariatkan imandan orang yang menuduh orang lain
berbagai hukum pokok yang berbuat zina, tanpa saksi.
lima yang menjadi dasar agama 5. Harta kekayaan
islam, yaitu persaksian bahwa Untuk menghasilkan dan
tiada Tuhan selain allah, memperoleh harta kekayaan,
mendirikan shalat, agama islam mensyariatkan
mengeluarkan zakat, berpuasa di kewajiban dalam mendapat
bulan ramadhan, dan rezeki, membolehkan berbagai
menunaikan haji ke baitullah. mu’amalah, pertukaran,
2. Jiwa perdagangan dan kerja sama
Agama islam adalah rangka dalam usaha. Adapun untuk
mewujudkannya mensyariatkan memelihara harta kekayaan itu
perkawinan untuk mendapatkan agama islam mensyariatkan
anak dan penerusan keturunan pengharaman pencurian,
serta kelangsungan jenis menghukum had terhadap laki-
manusia dalam bentuk laki maupun wanita yang
kelangsungan yang paling mencuri, pengharaman penipuan
sempurna. dan penghianatan serta
3. Akal merusakkan harta orang lain,
Untuk memelihara akal agama pencegahan orang bodoh dan
islam mensyariatkan lalai, serta menghindarkan
pengharaman meminum khamar bahaya.13
dan segala yang memabukkan Kedua, Islam mensyariatkan untuk
atau menggunakan segala yang hal-hal yang bersifat hajiyyah bagi
memabukkan manusia. Hal-hal yang bersifat hajiyyah
4. Kehormatan manusia mengacu kepada sesuatu yang
Untuk memelihara kehormatan menghilangkan kesulitan dari mereka,
agama islam mensyariatkan 13
M. Syukri Albani Nasution, Rahmad
hukuman had bagi laki-laki yang Hidayat Nasution. (t.t.). Filsafat Hukum Islam
Maqasid Syariah. hlm. 58-59.

Hukum Pacak Dalam Usaha … | 255


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

dan mempermudah bagi mereka menunjuki mereka menuju jalan yang


berbagai macam muamalah dan terbaik dan terlurus. Islam dalam bidang
pertukaran. Agama Islam telah ibadah, telah mensyariatkan bersuci
mensyariatkan sejumlah hukum pada bagi badan, pakaian, tempat, penutup
berbagai bab muamalah, ibadah dan aurat dan menghindari najis, serta
hukuman maksudnya ialah menganjurkan untuk menggunakan
menghilangkan kesulitan dan perhiasan di setiap masjid. Terkait
memberikan kemudahan bagi hukuman, agama Islam mengharamkan
manusia.Agama Islam dalam bidang membunuh para pendeta, anak dan
muamalah, mensyariatkan berbagai kaum wanita dalam jihad.
akad dan tasharraf yang dituntut oleh Islam melarang penyiksaan dan
kebutuhan manusia, sebagaimana aneka penghianatan, membunuh orang yang
macam jual beli, sewa menyewa, tidak bersenjata, membakar orang mati,
persekutuan dan lain sebagainya. dan hidup.14
Agama Islam dalam hal hukuman,
menetapkan diat di atas ‘aqilah C. METODE PENELITIAN
(keluarga laki-laki dari pembunuhan Jenis penelitian ini menggunakan
karena hubungan keabsahan) terhadap metode penelitian kualitatif, dan bersifat
orang yang melakukan pembunuhan penelitian lapangan (field research)
karena tersalah, penolakan berbagai yaitu penelitian dengan data yang
hukuman hadd karena keserupaan, dan diperoleh dari penelitian langsung pada
menetapkan hak hak memaafkan dari kegiatan di lapangan kerja penelitian
qishah terhadap si pembunuh kepada dan penelitian kepustakaan (library
wali si terbunuh. research) adalah suatu cara memperoleh
Ketiga, yang disyariatkan Islam data dengan mempelajari buku-buku di
untuk hal-hal yang bersifat tahsiniyyah perpustakaan yang berfungsi menelaah
bagi manusia. Agama Islam telah hasil dari wawancara penelitian. Sifat
mensyariatkan dalam berbagai bab ini sangat berguna untuk menilai
ibadah, muamalah dan hukuman Hukum Pacak (Sewa Pejantan) Kucing
sejumlah hukum yang dimaksud adat
14
istiadat yang terbaik sekaligus M. Syukri Albani Nasution, Rahmad
Hidayat Nasution. (t.t.). hlm. 60.

256 | Hukum Pacak Dalam Usaha …


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

Anggora Perspektif Ibnu Qoyyim Studi atau tidaknya suatu transaksi, dapat
Kasus Desa Sampali, Deli Serdang disebut juga akad bisa dinilai setelah
sesuaikah atau tidak dengan ketentuan mengetahui proses akadnya dengan
jual beli dalam hukum Islam. memakai kacamata hukum Islam.
Islam membolehkan akad ijarah
D. PEMBAHASAN atau sewa menyewa selama akad
1. Ketentuan Pacak (Sewa tersebut masih sesuai dengan ketentuan
Pejantan) Kucing Anggora yang syar’i yang berlaku dan pastinya sesuai
Dilakukan di Desa Sampali
dengan rukun dan syaratnya.
Untuk ketentuan Pacak (Sewa
Untuk menganalisa akad yang
Pejantan) kucing Anggora yang
terdapat dalam sewa menyewa jasa
dilakukan di Desa Sampali
pacak kucing anggora ini, sebelumnya
menggunakan transaksi atau akadnya
harus dijabarkan terlebih dahulu rukun
dengan sistem sewa menyewa atau
dan syarat yang terdapat dalam ijarah
disebut juga ijarah dengan ketentuan
karena hal ini merupakan pilar utama
yaitu pihak penyewa yang disebut klien
sah atau tidaknya suatu akad. Dalam
menyewa kucing anggora dari pihak
ijarah sendiri terdapat rukun dan syarat
yang menyewakan yaitu salah seorang
yang harus dilaksanakan agar akad yang
warga di Dusun VIII Desa Sampali,
dilakukan sah, yaitu: aqid (orang yang
Deli Serdang, yang mana sesuai dengan
berakad), sighatakad, ujrah (upah) dan
kesepakatan sebelumnya yaitu kucing
manfa’ah (manfaat).15
jantan atau betina. Kucing penyewa atau
Sedangkan syarat yang harus
klien yang akan dikawinkan akan di
dipenuhi dari rukun-rukun ijarah
ambil pihak yang menyewakan jasa
tersebut yaitu:
sewa pacak kucing dan pihak penyedia
a. Aqid harus orang yang berakal.
jasa pacak kucing anggora sendiri yang
Menurut ulama Syafi’iyah dan
akan mengawasi prosesnya dari awal
Hanabilah dalam sebuah akad
diterima sampai akhir hingga hasilnya
diperlukan orang-orang yang
terlihat yaitu anakan kucing. Tentunya
sadar dan faham akan akad
proses akad yang dilakukan dari awal
15
sampai akhir ini yang menjadi poin Rachmat Syafe’i. (2001). Fiqh
Muamalah. Bandung: CV Pustaka Setia. hlm.
penting karena tidak diragukan lagi sah 124.

Hukum Pacak Dalam Usaha … | 257


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

tersebut dan mau dibawa b. Sighat akad


kemana akad tadi sehingga Adanya kesepakatan kedua
orang dewasa yang telah akil belah pihak untuk melakukan
baligh yang diperbolehkan akad baik verbal maupun dalam
melakukan akad dan mempunyai bentuk tulisan terutama
hak atas harta yang menyangkut jenis pekerjaan dan
dibelanjakan. Akad yang terjadi upah jasa yang dibutuhkan.17
juga harus tanpa paksaan dan Pada sewa pacak kucing yang
intervensi dari pihak manapun, dilakukan Muhammad Kahfi
akad haruslah atas murni sendiri dalam akadnya dengan
kesepakatan kedua belah pihak jelas menyebutkan harga untuk
yang menginginkan manfaat dari sewa jasa pacak kucing anggora
akad tersebut.16 tarif yang dikenakan untuk
Pada sewa menyewa jasa pacak sekali masa pacak/ kawin kucing
kucing yang dilakukan oleh berkisar antara Rp 100.000 – Rp
Muhammad Kahfi sendiri 150.000, tergantung pada adanya
menurut pengamatan dan proses perkawinan atau tidak.
observasi yang telah dilakukan Cara yang dimaksud yaitu
terutama yang berhubungan melalui perkawinan alami,
dengan sistem sewa menyewa bukan perkawinan yang sudah
jasa pacak kucing, seluruh akad menggunakan teknologi seperti
umumnya dilakukan oleh orang inseminasi buatan (IB). Namun
dewasa yang telah akil baligh apabila proses perkawinan alami
dan tidak terdapat unsur paksaan tersebut gagal pihak penyedia
dari pihak penyewa jasa maupun Kucing pejantan bersedia
pihak pengguna jasa sewa pacak memberikan garansi hanya
kucing dalam terjadinya akad untuk satu kali pacak/kawin
ijarah atau sewa menyewa jasa ulang.
tersebut.

17
Hendi Suhendi. (2008). Fiqh Muamalah.
16
Rachmat Syafe’i. (2001). hlm. 125. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. hlm. 118.

258 | Hukum Pacak Dalam Usaha …


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

c. Manfaat dari objek sewa


harus jelas.
Baik itu secara fisik maupun
18
segi kebolehannya atau hukum
syar’i. Para ulama sepakat “Yang benar, sewa pejantan
melarang ijarah baik benda adalah haram secara mutlak, dan

maupun orang atau jasa untuk akadnya batal, apapun skema


berbuat maksiat atau dosa. transaksinya. Haram bagi pemilik

Dalam kaidah fiqih dinyatakan: pejantan untuk mengambil hasil


(menyewa untuk suatu dari menyewakan pejantan”.19

kemaksiatan tidak boleh). Jelas Kemudian Ibnul Qoyim


dari fisik dimaksudkan penyewa menyebutkan beberapa alasan mengapa

bisa melihat secara kasat mata ini diharamkan,


objek sewa sehingga
menimbulkan keyakinan dan
rasa percaya dari pihak penyewa
terhadap objek sewa. Dari segi
kebolehan manfaat jelas tidak
adanya perkara buruk yang
.
ditimbulkan akibat objek sewa
tadi.
Mengenai penjelasan tentang
manfaat dan dibandingkan dengan yang
.
dilakukan Muhammad Kahfi bisa “Ulama menjelaskan, alasan
dikatakan telah memenuhi syarat dari haramnya menyewakan pejantan,
manfaat tersebut. Pertama, bahwa sperma pejantan tidak
2. Pendapat Ibnu Qoyyim Tentang bisa diserah-terimakan. Sehingga
Sewa Pejantan Untuk
Pengkawinan Hewan 18
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. (1990). Zaad
Al- Ma’ad Fi Hadyi Khairil ibad Juz V. Syam:
Ibnu Qayyim ia mengatakan dalam
Daml-fikr: hlm. 703.
kitabnya Zadul Ma’ad :
19
Kathur Suhardi. (1990). Zaad Al- Ma’ad
Fi Hadyi Khairil ibad Juz V , Ibnu Qayyim.
Jakarta: Pustaka Azzam. hlm. 823.
20
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. hlm. 703.

Hukum Pacak Dalam Usaha … | 259


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

statusnya sama dengan menyewakan


budak kabur. Karena keluarnya sperma
binatang tergantung dari syahwat dan
naluri pejantan. Kedua, tujuan
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
utamanya adalah sperma, dan sperma Aallam melarang kita
termasuk benda yang tidak boleh dijual menerima harga sperma
pejantan. (H.R. Bukhari,
secara terpisah, karena takarannya dan Nasai, danAbu Daud).22
kualitasnya tidak bisa diketahui. 3. Hukum Pacak (Sewa Pejantan)
Sperma adalah benda yang tidak Kucing Anggora Berdasarkan
Analisis Maqhasid Syariah
memiliki nilai, bukan pula benda yang
Islam tidak hanya mengatur ibadah
layak dijual belikan. Karena itu, ketika
yang mahdhah, Islam juga mengatur
ada hewan pejantan milik A yang
ibadah ghairu mahdhah, Islam peduli
mengiwini hewan betina milik B,
terhadap nilai-nilai sosial. Islam
kemudian menghasilkan anak, maka
mengatur ritme kehidupan social
anak hewan ini menjadi milik B, pemilik
umatnya melalui banyak aspek. yang
hewan betina dengan sepakat ulama.
jelas islam tidak bergerak dalam ruang
Karena anak ini tidak ada hubunganya
ritualitas saja Islam juga mengatur
dengan si jantan, selain sebatas sperma
hubungan muamalah bil ma’ruf
dan itu tidak ada harganya”.21
(hubungan sosial dengan jalan yang
Pendapat tersebut di atas sejalan
baik). Maka terkait dengan timbulnya
dengan permasalahan di salah satu
suatu bentuk muamalah baru yang
rumah warga Desa Sampali yang hanya
hidup dimasyarkat yaitu adanya sistem
menyediakan jasa khusus pacak kucing.
pacak kucing, yaitu keadaan dimana
Di rumah salah seorang warga Desa
seseorang memiliki kucing jenis angora
Sampali, menyediakan khusus kucing
atau Persia yang berkelamin betina dan
pejantan untuk dijual spermanya
sipemilik pemilik berkeinginan akan
melalui transaksi yang bisa disebut
mengembang biakkan kucing tersebut,
pacak/ mengkawinkan kucing. Ibnu
namun ia tidak memiliki kucing
Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau
pejantan dalam jenis yang sama.
mengatakan
22
Enang Hidayat. (2015). Fiqih Jual Beli.
21
Kathur Suhardi. (1990). hlm. 823. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. hlm. 110.

260 | Hukum Pacak Dalam Usaha …


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

Maka agar tetap terjadinya lebih agresif terhadap kucing jantan.


perkembang biakan si pemilik kucing Maka apabila sifat agresif kucing jantan
betina tersebut mencari jasa mampu mengalahkan keagresifan
pemacak/penyewa kucing pejantan, kucing betina maka akan terjadi
pemilik jasa pemacak/penyewa kucing perkawinan namun bila kucing betina
pejantan tersebut yang akan membantu lebih agresif maka berdasarkan sifat
proses pengkawinan antara pemilik alami kucing jantan akan meninggalkan
kucing betina dengan kucing pejantan kucing betina sehingga proses
milik pemberi jasa pacak kucing dengan perkawinan pun gagal.
tarif sewa sekali pacak sebesar Selanjutnya berdasarkan sifat alami
Rp.100.000- 150.000,- dengan garansi dari perkawinan kucing, dalam proses
apabila dalam pemacakkan tersebut pembuahan biasanya kucing melakukan
gagal maka akan diberikan kesempatan pembuahannya hingga berkali-kali tidak
satu kali lagi pacak dengan pejantan lain hanya satu kali pembuahan dan tingkat
secara gratis. kegagalan pembuahan kucing juga
Bila dianalisis lebih jauh terhadap sangat tinggi.
akad dari kesepakatan pacak kucing Maka hal tersebutlah sebenarnya
antara pemilik kucing betina dan yang disadari oleh pemberi jasa pacak
pemberi jasa pacak kucing berdasarkan kucing akan besarnya kegagalan dalam
ilmu Maqasid Syariah dengan proses pembuahan saat pacak (sewa
pendekatan ‫المال‬ ‫حفظ‬ (mendapatkan pejantan) kucing terjadi. Sehingga
harta) adalah: pemberi jasa pacak kucing memberikan
Pertama, yang harus diketahui garansi kepada pemilik kucing betina
bahwa dalam proses perkawinan untuk dapat melakukan satu kali lagi
berdasarkan sifat alami kucing sebelum pacak kucing secara gratis apabila
terjadinya perkawinan biasanya kucing pacak kucing yang pertama gagal. Dan
akan saling memilih pasangannya apabila kita merujuk kepada hadis
secara alami, dan biasanya secara alami Rasulallah S.A.W. sebagai berikut:
kucing pejantan akan bersifat agresif Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhuma,
terhadapap kucing betina dan begitu beliau mengatakan:
sebaliknya yaitu kucing betina akan

Hukum Pacak Dalam Usaha … | 261


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

dilarang dalam Islam yaitu munculnya


penipuan dan penghianatan.

E. PENUTUP
Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam melarang kita menerima Penulis menyimpulkan terkait
harga sperma pejantan. (H.R. Hukum Pacak (Sewa Pejantan) Kucing
Al-Bukhari, An-Nasai, dan
Abu Daud).23 Anggora menurut pendapat Ibnu
Maka berdasarkan hadis diatas Qayyim Berdasarkan Analisis Maqhasid
menerima upah dari sperma pejantan Syariah yang terjadi di Desa Sampali,
yang dalam saat ini dikenal dengan Deli Serdang bahwasanya Dalam proses
pacak kucing/sewa pejantan adalah sewa menyewa pacak kucing dan
haram/dilarang hukumnya. Dan akad penentuan pembayaran harga di Desa
dari ijarah menjadi tidak sah Sampali tidak sesuai dengan Sayarat-
sebagaimana pendapat Ibnu Qayyim: syarat Ijarah sehingga akadnya tidak
“Ulama menjelaskan, alasan syah. Yaitu sebagaimana yang
haramnya menyewakan pejantan, dijelaskan Ibnu Qayyim bahwa syarat-
Pertama, bahwa sperma pejantan tidak syarat ijarah salah satunya adalah objek
bisa diserah-terimakan Sehingga ijarah harus dapat langsung diserahkan
statusnya sama dengan menyewakan terimakan dan dapat dimanfaatkan
budak kabur. Karena keluarnya sperma langsung dan pada syarat inilah tidak
binatang tergantung dari syahwat dan terpenuhinya akad ijarah dalam
naluri pejantan” kegiatan pacak kucing di Desa Sampali,
Penjelasan dari pendapat Ibnu Deli Serdang sehingga kegiatan
Qayyim di atas bahawa syarat-syarat gtersebut dilarang dalam islam yang
ijarah tidak terpenuhi yaitu Objek dari dapat menyebabkan yaitu munculnya
ijarah tidak dapat langsung diserahkan penipuan dan penghianatan.
terimakan dan tidak dapat dimanfaatkan
langsung oleh penyewa pacak kucing
sehingga dapat menyebabkan hal yang
23
Imam Bukhori. (2004). Shahih Al-
Bukhori. Beirut: Dar Al- Kotob Al-Ilmiyah.
hlm. 2284.

262 | Hukum Pacak Dalam Usaha …


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

DAFTAR PUSTAKA
Agama RI. (2009). Kementrian Al- Marzuqi, Ahmad Idris. (2015). Ngaji
Quran dan Terjemah. Surabaya: Fiqih 2. Kediri: Santri Salaf Press.
CV. Fajar Mulia. Nasution, M. Syukri Albani Nasution,
Ash-Shawi Abdullah Al-Mushlih dan Rahmad Hidayat. (2020). Filsafat
Shalah. (2001) Fikih Ekonomi Hukum Islam Maqasid Syariah.
Keuangan Islam. Jakarta: Darul Jakarta: Kencana.
Haq. Suhardi, Kathur. (1990). terjemahan
Ashur, Thahir Ibn. (2014). Maqashid Zaad Al- Ma’ad Fi Hadyi Khairil
As-Syariah Al- Islamiyah. Qatar: ibad Juz V , Ibnu Qayyim. Jakarta:
Wazirat al-Awqaf. Pustaka Azzam.
Al-Bukhori, Imam. (2004). Shahih Al- Suhendi, Hendi. (2008). Fiqh
Bukhori. Beirut: Dar Al- Kotob Al- Muamalah. Jakarta: PT
Ilmiyah. RajaGrafindo Persada.
Hidayat, Enang. (2015). Fiqih Jual Beli. Syarifudin, Amir. (2010). Garis-Garis
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Besar Fiqih. Jakarta: Kencana.
Al-Jauziyah, Ibnu Qayyim. (1990). Syafe’i, Rachmat. (2001). Fiqh
Zaad Al- Ma’ad Fi Hadyi Khairil Muamalah. Bandung: CV Pustaka
ibad Juz V. Syam : Daml-fikr. Setia.
Karim, Adiwarman A. (2004). Fikih
Ekonomi Keuangan Islam. Jakarta:
Darul Haq.

Hukum Pacak Dalam Usaha … | 263


AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

264 | Hukum Pacak Dalam Usaha …

Anda mungkin juga menyukai