Anda di halaman 1dari 4

Dasar Hukum Ijarah

Untuk hukum ijarah atau sewa menyewa ini adalah mubah ataau diperbolehkan syara’. Namun ada
beberapa ulama yang memiliki perbedaan pendapat yakni Abu Bakar Al-Asham, Isma’il bin ‘Aliyah,
Hasan Al-Bashri, Al-Qasyani, Nahrawani, dan Ibnu Kisan.
Para ulama tersebut idak memperbolehkan ijarah karena ijarah merupakan jual beli manfaat tidak bisa
diserahterimakan ketika akad terjadi. Manfaat hanya bisa dirasakan ketika sudah beberapa waktu.
Namun tanggapan tersebut disanggah oleh ibn Rush, meskipun manfaat belum ada ketika akad
dilakukan, namun pada galibnya ia (manfaat) akan terwujud, dan inilah yang menjadi perhatian dan
pertimbangan syara’.
Adapun dasar hukum diperbolehkannya ijarah adalah sebagai berikut:
 Al-Qur’an
QS. Ath-thalaq (65) ayat 6:
‫َأۡس ِكُنوُهَّن ِم ۡن َح ۡي ُث َس َكنُتم ِّم ن ُو ۡج ِد ُك ۡم َو اَل ُتَض ٓاُّر وُهَّن ِلُتَض ِّيُقوْا َع َلۡي ِهَّۚن َوِإن ُك َّن ُأْو َٰل ِت َح ۡم ٖل َف َأنِفُقوْا َع َلۡي ِهَّن َح َّتٰى َيَض ۡع َن َح ۡم َلُهَّۚن َف ِإۡن‬
٦ ‫َأۡر َض ۡع َن َلُك ۡم َٔ‍َفاُتوُهَّن ُأُجوَر ُهَّن َو ۡأ َتِم ُروْا َبۡي َنُك م ِبَم ۡع ُروٖۖف َوِإن َتَع اَس ۡر ُتۡم َفَس ُتۡر ِض ُع َل ٓۥُه ُأۡخ َر ٰى‬
Artinya: “Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu
dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka
(isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga
mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka berikanlah
kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan
jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.”
QS. Al-Qashash (28) ayat 26 dan 27:
‫ۡأ‬ ‫ۡٔ‍َت‬ ‫ۡٔ‍َت‬ ‫َٰٓي‬
‫ َق اَل ِإِّنٓي ُأِريُد َأۡن ُأنِكَح َك ِإۡح َدى ٱۡب َنَتَّي َٰه َتۡي ِن َع َلٰٓى َأن َت ُج َرِني َثَٰم ِنَي‬٢٦ ‫َقاَلۡت ِإۡح َد ٰى ُهَم ا َأَبِت ٱۡس ِج ۡر ُۖه ِإَّن َخ ۡي َر َمِن ٱۡس َج ۡر َت ٱۡل َقِوُّي ٱَأۡلِم يُن‬
٢٧ ‫ِح َج ٖۖج َفِإۡن َأۡت َم ۡم َت َع ۡش ٗر ا َفِم ۡن ِع نِد َۖك َوَم ٓا ُأِريُد َأۡن َأُش َّق َع َلۡي َۚك َس َتِج ُد ِنٓي ِإن َشٓاَء ٱُهَّلل ِم َن ٱلَّٰص ِلِح يَن‬
Artinya: “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang
bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja
(pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. (27). Berkatalah dia (Syu´aib): “Sesungguhnya
aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa
kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu
kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang baik”.
 Hadits
Dasar hukum ijarah selanjutnya adalah pada sebuah hadits riwayat Bukhori, yakni
‫لى هللا علىه وسلم وأبو‬33‫ واستأجر رسول هللا ص‬: ‫عن عروة بن الزبير أن عائسة رضي هللا عنها زوج النبي صلى هللا عليه وسلم قالت‬
‫بح‬33‫بكر رجال من بني الديل هاديا خريتا وهو على دين كفار قريش فدفعا إليه راحلتيهما ووعداه غار ثوربعد ثالث ليل براحلتيهما ص‬
‫ثلث‬.
Artinya: “Dari Urwah bin Zubair bahwa sesungguhnya Aisyah ra.istri nabi SAW berkata : Rasulallah
SAW dan Abu Bakar menyewa seorang laki-laki dari suku bani Ad Dayl, penunjuk jalan yang mahir,
dan ia masih memeluk agama orang kafir quraisy. Nabi dan Abu Bakar kemudian menyerahkan
kepadanya kendaraan mereka, dan mereka berdua menjanjikan kepadanya untuk bertemu di Gua Syur
dengan kendaraan mereka setelah tiga hari pada pagi hari selasa.” (H.R Bukhori)
Syarat Syarat Ijarah
Adapun syarat-syarat dari Ijarah diantaranya adalah sebagai berikut:
 Adanya Keridhoan Pada Kedua Belah Pihak (suka sama suka)
Hal ini berdasarkan Q.S An-Nisa ayat 29
‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَل َتْأُك ُلوا َأْم َو اَلُك ْم َبْيَنُك ْم ِباْلَباِط ِل ِإاَّل َأْن َتُك وَن ِتَج اَر ًة َع ْن َتَر اٍض ِم ْنُك ْم ۚ َو اَل َتْقُتُلوا َأْنُفَس ُك ْم ۚ ِإَّن َهَّللا َك اَن ِبُك ْم َرِح يًم ا‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara
kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu.”
 Barang atau objek memiliki manfaat yang jelas, yakni menjelaskan manfaatnya, pembatasan
waktu, dan jenis pekerjaan jika ijarah berupa jasa seseorang.
 Objek atau barang harus sesuai dengan syara’, Objek yang digunakan harus memenuhi syara’,
seperti contoh tidak mungkin seorang perempuan yang haid disuruh untuk membersihkan
sebuah Masjid, sedangkan ia tidak memenuhi syara’.
 Orang yang melakukan akad harus berakal dan mumaayyiz.
 Barang Harus milik orang yang berakad.

Rukun Ijarah
Adapun rukun dari ijarah adalah sebagai berikut:
Pengertian Ijarah, Dasar Hukum, Syarat & Rukunnya Lengkap
1. Aqid ( orang yang akad).
2. Shigat akad.
3. Ujrah (upah).
4. Manfaat
2. Syarat Ijarah.

Rukun Akad Ijarah


Rukun dari akad ijarah ini ada 3, yaitu sebagai berikut:
 Pelaku, yang terdiri dari pemberi sewa atau pemberi jasa (lessor atau mu’jir) dan penyewa
atau pengguna jasa (lessee atau musta’jir).
 Objek, yang berupa manfaat dari asset/barang (ma’jur) dan pembayaran sewa, atau manfaat
jasa dan pembayaran upah.
 Ijab Kabul

Ketentuan Akad Ijarah


Ketentuan dari akad ijarah adalah sebagai berikut ini.
 Pelaku
 Harus cakap hukum dan baligh.
 Objek Akad Ijarah

Manfaat asset dan/atau jasa


 Harus dapat dinilai dan bisa dilakukan dalam kontrak.
 Misalnya seperti sewa mobil, maka mobil tersebut harus bisa berfungsi
sebagaimana mestinya mestinya dan tidak mengalami kerusakan.
 Harus diperbolehkan secara syariah atau tidak diharamkan.
 Oleh karena itu ijarah atas objek sewa yang diharamkan oleh Allah dianggap
tidak sah. Misalnya seperti, memberi upah kepada orang untuk mencelakai
orang lain, menyewakan rumah sebagai tempat berbuat maksiat dan lain
sebagainya.
 Ditentukannya dengan jelas jangka waktu penggunaan manfaat. Misalnya 5
tahun.
Spesifikasi-nya harus dikenali secara jelas untuk menghilangkan
ketidaktahuan yang bisa menyebabkan sengketa.
 Misalnya seperti kondisi fisik mobil yang disewakan. Untuk mengetahui
kejelasan dari manfaat suatu asset atau barang bisa dilaksanakan identifikasi
fisik.
Contoh manfaat yang tidak bisa untuk dialihkan secara syariah sehingga akad-nya dinyatakan tidak
sah adalah sebagai berikut:

 Kewajiban shalat 5 waktu dan juga puasa di bulan Ramadhan tidak bisa
dialihkan, karena merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
setiap individu.
 Mempekerjakan orang untuk membaca Al-Quran dan manfaat atau pahalanya
ditujukan untuk orang yang mempekerjakan-nya atau orang lain. Karena
pahala dari membaca Al-Quran akan diterima oleh orang yang membacanya,
sehingga tidak aka nada manfaat yang bisa dialihkan.
 Asset atau barang yang habis pada saat dikonsumsi tidak bisa dijadikan
sebagai objek ijarah.
 Karena mengkonsumsi atau mengambil manfaat dari asset tersebut sama
dengan memilikinya. Misalnya seperti makanan, minuman, uang, dan lain

Berakhirnya Akad Ijarah


Prosedur pembatalan perjanjian yaitu terlebih dahulu para pihak yang bersangkutan dalam perjanjian
sewa tersebut diberitahu, bahwa perjanjian yang telah dibuat dibatalkan disertai dengan alasannya.
Pemberian waktu yang cukup dimaksudkan untuk salah satu pihak yang membuat akad, persetujuan
untuk memberikan waktu kepada mereka untuk bersiap-siap menghadapi risiko pembatalan.
Suatu akad dipandang berakhir apabila telah tercapai tujuannya. Misalnya dalam akad jual beli, akad
dipandang telah berakhir apabila barang telah berpindah milik penjual. Selain telah tercapai
tujuannya, akad akan dipandang apabila terjadi fasakh (pembatalan) atau telah berakhir waktunya.
Fasakh terjadi dengan sebab-sebab sebagai berikut:45
1. Yang diupahkan atau disewakan mendapat kerusakan pada waktu ia masih ditangan penerima upah
atau karena cacat lainnya.
2. Rusaknya barang yang diswakan.
3. Bila barang itu telah hancur dengan jelas.
4. Bila manfaat yang diharapkan telah dipenuhi atau dikerjakan telah diselesaikan atau masa
pekerjaanya telah
5. Menurut madzab Hanafi, boleh menfasakh ijarah kecuali adanya udzur sekalipun dari satu pihak
yang menyewa toko untuk berdagang, kemudian harta terbakar atau tercuri, di rampas atau bangrut
maka ia berhak menfasakh ijarah.
Dengan pengertian lain ijarah itu dapat menjadi rusak atau dirusakkan apabila terdapat cacat pada
barang sewa yang diakibatkan barang tersebut tidak dapat dipergunakan sebagaimana yang diinginkan
pada waktu perjanjian dilakukan ataupun sesudah perjanjian itu dilakukan. Perjanjian ijarah
juga rusak apabila barang sewa itu mengalami kerusakan yang tidak mungkin lagi dipergunakan
sesuai fungsinya. Dalam hal ini pemilik barang juga dapat membatalkan perjanjian apabila ternyata
pihak penyewa memberlakukan barang yang disewakan tidak sesuai dengan ukuran kekuatan sewaan
itu.46
Sedangkan akad ijarah berakhir bila ada hal-hal sebagai berikut:
1. Objek ijarah hilang atau musnah, misalnya rumah yang disewakan terbakar atau kendaraan yang
disewa hilang.
2. Tenggang waktu yang disepakati dalam akad ijarah telah berakhir. Apabila yang disewakan itu
rumah, maka rumah itu
3. Wafatnya salah seorang yang berakad.
4. Apabila ada uzur dari salah satu pihak, seperti rumah yang disewakan disita negara karena terkait
adanya utang, maka akad ijarahnya batal.

Anda mungkin juga menyukai