Anda di halaman 1dari 5

Sepasang suami istri sangat mendambakan seorang anak dalam rumah tangga mereka.

Setelah 2
tahun menanti kehadiran buah hati, akhirnya sang istri hamil dan lengkaplah sudah kebahagiaan
mereka.
Beberapa minggu setelah kehamilan, pasutri ini pergi ke rumah dukun beranak di desa Kalijati.
Hal tersebut disarankan oleh sang ibu dari si Silvi dikarenakan masih mempercayai bahwa
periksa ke dukun lebih efektif dan terjangkau, tidak ada niat sedikitpun untuk memeriksakan
kehamilannya ke bidan karena di anggap mahal.

Ria : Hallo nak, Assalamualaikum gimana kabarnya nak?


Silvi : Walaikumsallam buk, alhamdulillah baik. Ibu sendiri gimana?
Ria : Baik nak. Gimana nak apa sudah periksa? Bukannya sekarang sudah waktunya periksa
ya?
Silvi : Iyaa bu tapi saya bingung periksa dimana
Ria : Periksa disini saja, dukun disini bagus. Sudah nak kamu kesini saja
Silvi : Gimana bu? Pergi ke dukun? Iya sudah nanti saya bilang mas dan mama
Ria : Iya tapi bilang kalo disini dukunnyanya bagus ya
Silvi : Iyaa bu
Ria : Ya sudah kalo gitu. Assalamualaikum
Silvi : Waalaikumsalam

(Sinta menguping pembicaraan antara menantunya dengan ibu kandung si menantu atau besan)

Sinta : Apa? dukun? kamu mau ke dukun? mau ngikut omongan ibu kamu yang kolot itu?
Mama itu udah bilang ke kamu, bukan cuman satu, dua atau tiga kali bahkan mama tuh
ngomongnya sering banget ke kamu, gausah pake acara dukun-dukun segala, mau
nyantet? Mama itu punya kenalan Bidan terkenal, pelayanannya itu bagus mahal juga,
gamau kamu?
Silvi : Tapi katanya ibu disuruh ke dukun
Sinta : Ya sudah terserah mau kamu, ke dukun aja sana, mama ga ikut ikut pokoknya.
Silvi : (menelepon suaminya)
Silvi : Halo Assalamualaikum
Suami : Waalaikumsalam
Silvi : Bagaimana kabarnya mas?
Suami : Alhamdulillah baik, kalau adek?
Silvi : Alhamdulillah baik. Kerjanya gimana mas?
Suami : Alhamdulillah tenang aja kerjanya lancar kok
Silvi : Alhamdulillah
Suami : Iya. Tumben siang siang jam kerja nelpon, biasanya malem, ada apa?
Silvi : Gini loh mas. Kan ini baru pertama kali check up. Terus ibuku itu nyaranin buat ke
dukun, tapi mama kamu nyaranin ke bidan. Enaknya menurut kamu gimana?
Suami : Coba aja dua dua nya dulu, ke dukun sama ke bidan
Silvi : Iya juga ya
Suami : Kalau soal biaya nanti mas transfer
Silvi : Iya nanti kan bisa di transfer
Suami : Iya hati hati jaga diri juga kandungannya
Silvi : Iya mas. Ya sudah dulu mas lanjut kerjanya, semangat. Assalamualaikum
Suami : Waalaikumsalam

(lalu Silvi mendatangi dukun bersama ibu kandungya)

Ria : Assalamualaikum
Rika : Waalaikumsalam
Ria : Ini lo nak, dukun yang ibu sebut tadi, ayoo....
Ria : ini lo mbak anakku mau priksa soalnya sudah hamil 3 bulan
Rika : Oalah sini saya periksa
Rika : Ini nak di minum, biar sehat bayinya.

(lalu Ria dan Silvi pulang dari rumah dukun tersebut)


Fira : Itu bukannya Silvi ? kok dari rumah dukun, bukannya dia hamil ?
Nanda : Ya gapapa.
Fira : Apa gak kuat ya bayar bidan?
Nanda : Udah jangan suudzon

(lalu Fira memanggil Silvi)

Nanda : Silvi…
Ria : Ibu mau masuk dulu ya nakk...
Fira : Silvi, percuma kamu punya suami kaya, tapi periksanya ke dukun
Nanda : Sudah ya jangan di masukin ke hati, jangan di dengerin omongannya juga
Silvi : Terimakasih

( Dukungan negatif yang di berikan oleh orang-orang sekitar,dapat meningkatkan rasa cemas
terhadap emosional ibu hamil dan dapat berpengaruh terhadap kandungan)

Silvi : Aduh mama sakittt


Sinta : Aduh ini kenapa perutnya aduuhhh,aduhh cucu mama aduh.
Silvi : kram mama
Sinta : Makanya sudah di bilangin gak usah ke dukun, masih ke dukun, gini kan resikonya! gini
kalo ngeyel di omongin orang tua. gimana ini ? Yauda cepetan sekarang kita ke bidan
temennya mama adduh..... ayo ayo cepetan cepetan, panggilin supir dong bibik.

(Pada akhirnya Silvi datang ke bidan bersama ibu mertuanya untuk pemeriksaan lebih lanjut)

Octy : Nyonya Silvi


Sinta : Iyaa
Octy : Silahkan masuk ibu, mau diperiksa dulu sama bu bidan
Sinta : Terima kasih
Octy : Iya sama-sama
(Setelah pemeriksaan maternitas)

Regita : Jadi setelah dilakukan pengecekan barusan, kandungan Ibu Silvi tidak terjadi apa-apa.
Sakit yang terjadi dikarenakan adanya kram dan kontraksi didalam perut/kandungan Ibu
Silvi.hal tersebut tidak akan menyebabkan pengaruh buruk bagi kandungan ibu. Jadi
disini Ibu Silvi memang sedang banyak fikiran/ ada masalah lain?
Sinta : Gini Bu bidan, kemarin itu Silvi diajak besan saya ke dukun. Saya sudah melarang
tetapi Silvi tetap mengeyel dan tetap pergi ke tempat dukun itu. Nah sama dukunnya
diberi seperti ramuan-ramuan begitu, kalau orang dulu memang gitu. Terus disuruh
minum, lalu oleh silvi diminum. Kita kan tidak tahu di dalam ramuannya itu isinya apa
saja. Mungkin karena itu.
Regita : Kemarin di kasih ramuan seperti apa?
Silvi :Kurang tahu cuma dibilangin disuruh minum ramuan supaya menguatkan
kandungannya.
Regita : Kenapa kok kamu ke dukun, tidak ke bidan saja?
Sinta : Dia kan dari desa, nah ibunya itu nyaraninnya ke dukun kalau orang desa kan begitu.
Regita : Baiklah, sebelumnya mohon maaf bu silvi, saya sarankan untuk memberi pengertian ke
ibunya jika lebih baik ke bidan daripada ke dukun, karena dukun bisa saja kurang
berkompetensi mengenai kehamilan dan persalinan, dukun juga kurang memahami
mengenai personal hygine dan hal tersebut bisa saja menyebabkan infeksi pada ibu dan
bisa sampai ke janin ibu, nahh untuk pemeriksaan selanjutnya saya sarankan untuk ibu
silvi datang ke klinik atau ke poli kandungan ya, atau jika ibu silvi mau akan saya
jadwalkan untuk tanggal cek up berikutnya
Silvi : Oalah begitu ya bu bidan, baik bu saya akan memberi pengertian kepada ibu saya
mengenai hal tersebut dan untuk cek up selanjutnya saya ingin ke bu bidan saja, saya jadi
takut untuk ke dukun lagi
Regita : Baiklah jika begitu, akan saya jadwalkan untuk cek up selanjutnya, karena memang
sejatinya sangat penting bagi ibu hamil untuk cek up rutin mengenai kandungannya guna
mencegah hal yang tidak di inginkan. Lalu jika ibu silvi merasakan keluhan lain ibu silvi
boleh banget kapan pun menghubungi saya, karena saya siap melayani 24 jam
Silvi : baiklah bu bidan terimakasih untuk sarannya
(dan pada akhirnya pemikiran dari yang dulunya lebih percaya ke dukun sekarang ibu silvi
terbuka hatinya untuk lebih memilih ke bidan saja untuk memeriksakan kehamilannya)

Anda mungkin juga menyukai