OLEH:
Jaminan pemeliharaan kesehatan di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak zaman kolonial
Belanda. Dan setelah kemerdekaan, pada tahun 1949, setelah pengakuan kedaulatan oleh Pemerintah
Belanda, upaya untuk menjamin kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya pegawai
negeri sipil beserta keluarga, tetap dilanjutkan. Prof. G.A. Namun Siwabessy yakin suatu hari nanti,
klimaks dari pembangunan derajat kesehatan masyarakat Indonesia akan tercapai melalui suatu sistem
yang dapat menjamin kesehatan seluruh warga bangsa ini. Pada 1968, pemerintah menerbitkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1 Tahun 1968 dengan membentuk Badan Penyelenggara Dana
Pemeliharaan Kesehatan yang mengatur pemeliharaan kesehatan bagi pegawai negara dan penerima
pensiun beserta keluarganya.
BPJS Kesehatan merupakan salah satu Badan Hukum Publik yang bertanggung jawab
langsung kepada Presiden dan memiliki tugas untuk menyelenggarakan jaminan Kesehatan Nasional
bagi seluruh Rakyat Indonesia. Dengan dibentuknya program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu
Indonesia Sehat (JKN-KIS) membuka akses yang lebih besar kepada masyarakat serta dapat
memberikan dampak jaminan terhadap pelayanan kesehatan masyarakat. BPJS Kesehatan
menjalankan program Jaminan Kesehatan berdasarkan prinsip kegotongroyongan, kepesertaan
bersifat wajib, dana amanat, nirlaba, kehati-hatian, akuntabilitas, portabilitas keterbukaan dan hasil
pengelolaan dana jaminan sosial seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-
besarnya kepentingan peserta.
Secara bertahap, Program JKN-KIS terus berkembang pesat. Sampai dengan saat ini, jumlah
masyarakat yang telah mengikuti Program JKN-KIS mencapai 223,4 juta jiwa atau lebih dari 80%
dari jumlah total penduduk Indonesia di tahun 2020. Hal ini memberikan gambaran bahwa program
JKN-KIS sangat dirasakan oleh masyarakat. Ini terlihat dari pemanfataan kartu BPJS Kesehatan dari
tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.
Nilai-nilai dasar ANEKA yang sudah diterapkan oleh BPJS Kesehatan yaitu :
1. Akuntabilitas yaitu memiliki sistem manajemen dengan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban yang baik dan optimal sehingga pengelolaan Lembaga/Organisasi
dapat terlaksana secara efektif dan efisien.
Kepemimpinan, BPJS dalam menjalankan organisasi pelayanan Kesehatan terbesar
di Indonesia menerapkan Tata Kelola Organisasi yang baik (good governace).
Tanggungjawab, BPJS bertanggungjawab dalam menjamin kelancaran dan
memberikan pelayanan terkait Kesehatan masyarakat dengan memenuhi segala
kebutuhan akan fasilitas operasional atau pelayanan Kesehatan dan BPJS juga
menjamin akan kerahasiaan data dari para peserta serta melindungi peserta dari segala
bentuk kecurangan.
Transparansi, BPJS menerapkan sistem keterbukaan dan pengawasan dalam
pengadaaan barang/jasa dengan sistem pengawasan yang akurat melalui Satuan
Pengawasa Internal.
2. Nasionalisme, pada nilai nasionalisme, BPJS Kesehatan menerapkan
pemahaman akan bangsa yang menjunjung tinggi kebersamaan. Nilai yang
diimplementasikan adalah memperhatikan nasib orang banyak dengan
memberikan pelayanan Kesehatan dan gotong royong (bekerja sama) dengan
menjalin kemitraan dengan Lembaga lain dalam menghindari kecurangan dan
menyebabkan kerugian negara.
3. Etika Publik
Profesional dan tanggungjawab, BPJS Kesehatan melakukan tugasnya
dan selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan jaminan Kesehatan
yang berkualitas kepada masyarakat.
4. Komitmen Mutu
Perbaikan Berkelanjutan dan komitmen pada Kepuasan
Customers, BPJS terus melakukan upaya serta berkomitmen dalam
meningkatkan dan melakukan perbaikan serta inovasi terkait dalam
memberikan kemudahan pelayanan yang dilakukan baik secara online/offline.
5. Anti Korupsi, BPJS Kesehatan dalam menerapkan transparansi dan keterbukaan
keuangan melakukan pengawasan dengan super ketat. Audit dilakukan oleh
Kantor Akuntan Publik, merupakan wujud implementasi dari prinsip Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yaitu keterbukaan, kehati-hatian dan
akuntabilitas.