0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan13 halaman
Dokumen tersebut membahas beberapa poin penting tentang kesalahan ejaan dan tanda baca dalam bahasa Indonesia, termasuk penggunaan huruf kapital, huruf miring, singkatan, penulisan kata depan dan imbuhan, penulisan angka dan bilangan, serta penggunaan tanda pisah dan konjungsi.
Dokumen tersebut membahas beberapa poin penting tentang kesalahan ejaan dan tanda baca dalam bahasa Indonesia, termasuk penggunaan huruf kapital, huruf miring, singkatan, penulisan kata depan dan imbuhan, penulisan angka dan bilangan, serta penggunaan tanda pisah dan konjungsi.
Dokumen tersebut membahas beberapa poin penting tentang kesalahan ejaan dan tanda baca dalam bahasa Indonesia, termasuk penggunaan huruf kapital, huruf miring, singkatan, penulisan kata depan dan imbuhan, penulisan angka dan bilangan, serta penggunaan tanda pisah dan konjungsi.
Novi Ermawati, M.Pd. 1. Penggunaan Huruf Kapital Banyak pengguna Bahasa yang keliru dalam menentukan nama diri atau bukan nama diri. Nama diri adalah nama untuk menyebut diri seseorang, benda, tempat tertentu, dan sebagainya. Contoh : Sekolah tersebut merupakan satu-satunya Sekolah Tinggi yang menyiapkan lulusannya untuk bekerja di Rumah Sakit, Puskesmas, dan Poliklinik
Penulisan Sekolah Tinggi, Rumah Sakit, Puskesmas, dan
Poliklinik seharusnya menggunakan huruf kecil, yaitu sekolah tinggi, rumah sakit, puskesmas, dan poliklinikkarena bukan nama diri. 2. Penulisan Huruf Miring Huruf miring digunakan untuk menulis istilah asing dalam bahasa Indonesia. Namun, jika istilah itu sudah ada padanan katanya dalam bahasa Indonesia, sebaiknya gunakan istilah yang dalam bahasa Indonesia. Contoh : hotspot, workshop, dan timeline seharusnya ditulis hotspot, workshop, dan timeline 3. Penulisan Singkatan dan Akronim Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku kata atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil. Contoh: IPTEK seharusnya ditulis iptek.
Singkatan nama dan gelar diikuti tanda titik pada
setiap unsurnya. Contoh: M Abdullah, S.Pd seharusnya ditulis M. Abdullah, S.Pd., M.Pd., M.M., Ph.D. 4. Penulisan Kata Depan di dan Imbuhan di- Kata depan Ditulis terpisah dengan kata Tidak bisa diubah menjadi di dasar me- Awalan di - Ditulis serangkai dengan kata Bisa diubah menjadi awalan dasar me-
Kata depan di ditulis dipisah dengan kata dasarnya.
Contoh : di rumah, di desa, di kamar *Termasuk kata depan lain, seperti ke : ke sana, ke atas, ke luar keluar menunjukkan kata kerja ditulis serangkai Awalan di- ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Contoh : dibaca, ditulis, dimakan 5. Penulisan Gabungan Kata Jika tidak mendapat awalan dan akhiran dan hanya mendapat awalan atau akhiran, gabungan kata ditulis terpisah. Contoh: kerja sama, terima kasih, tanda tangan (bertanda tangan) *Kecuali kata-kata yang sudah padu seperti kacamata, darmabakti, belasungkawa, saputangan, kosakata
Jika mendapat awalan dan akhiran sekalius, gabungan kata
ditulis serangkai. Contoh: Tanggung jawabmempertanggungjawabkan Luluh Lantak meluluhlantakkan, diluluhlantakkan Porak poranda memorakporanda Kembang biak mengembangbiakkan 6. Penulisan Partikel pun/-pun Partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya. Contoh : ibu pun, adik pun, mereka pun, malam pun, siapa pun
* Kecuali, 12 konjungsi yang sudah dianggap padu dan
sudah dibakukan KBBI ditulis serangkai, yaitu : biarpun, ataupun, bagaimanapun, adapun, maupun, sekalipun, walaupun, meskipun, kendatipun, kalaupun, sungguhpun, andaipun 7. Penulisan Kata Kerja Berawalan meN-
Huruf KTSP yang diikuti vokal luluh (mengurung, menata, menyuap,
memotong) Huruf KTSP diikuti konsonan tidak luluh (mengkritik, mengklarifikasi) Awalan meN- diikuti kata dasar berawalan per-, meskipun diawali KTSP tidak luluh (memperhatikan, mempertanyakan, memperdebatkan) Kata dasar terdiri dari 1 suku kata, awalan meN- menjadi menge- (mengecat, mengebom, mengelas, mengebor) 8. Penulisan Kata Baku Serapan Asing Penulisan kata serapan bahasa asing dari bahasa Inggris secara adaptasi umumnya hanya mempertimbangkan penyesuaian imbuhan dan tidak mengurangi bahkan mengubah ejaannya. (Bisa melihat kata aslinya) Kata Tidak Baku Kata Baku Ejaan Bahasa Inggris
Resiko Risiko Risk
Komplit Komplet Complete Analisa Analisis Analysis Ekstrim Ekstrem Extreme Frustasi frustrasi Frustration 9. Penulisan Imbuhan Serangkai dengan Kata Dasarnya Imbuhan asli: di-, ter-, me-, ber-, meN-, pe-, per-, peN- … Imbuhan serapan: ekstra-, multi-, poli-, dis-, -isme, -isasi, - wan, wati, catur-, -iah, -wi, pasca-, pra-, pramu-, dan lain- lain. Ditulis serangkai dengan kata dasar Contoh: purnabakti, ekstrakurikuler, pascasarjana, semifinal, nonmuslim, antarkampung, multibahasa *Kecuali : a. Kata setelah imbuhan berhuruf awal kapital, pisahkan dengan tanda hubung. Contoh : antar-RW, pro-Indonesia b. Kata setelah imbuhan adalah kosakata bahasa Inggris, pisahkan dengan tanda hubung. Contoh : pasca-reshufle, multi-tasking, meng-overtake, di-upload, men-download c. Diikuti oleh kata berimbuhan, pisahkan dengan tanda hubung. Contoh : anti-perbudakan, pro-kesejahteraan 10. Penulisan Angka dan Bilangan Singkatan rupiah tidak diikuti tanda titik, tidak ada spasi antara singkatan rupiah dan angka, dan tidak dibubuhkan tanda hubung di akhir. Contoh: Rp. 1.500.000,- seharusnya Rp1.500.000,00. 11. Penulisan Tanda Pisah () Tanda pisah dipakai untuk memisahkan dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’ Kasus tanda pisah yang sering muncul adalah tanda pisah yang berarti ‘sampai dengan’. Selama ini tanda baca yang digunakan untuk makna ‘sampai dengan’ menggunakan tanda hubung. Contoh: 07.30-14.45 WIB seharusnya 07.3014.45 WIB 12. Penulisan Konjungsi Intrakalimat ● Penggunaan konjungsi intrakalimat (kata penghubung yang menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, dan klausa dengan klausa) tidak pernah digunakan pada awal sebuah kalimat, kecuali jika kata itu digunakan pada anak kalimat yang mendahului induk kalimat. ● Contoh: Sehingga perlu adanya inovasi model pembelajaran dalam masa pandemi ini. (salah) Vaksinasi Covid-19 sudah merata di Indonesia sehingga terjadi penurunan kasus penularan Covid-19. (benar)
Konjungsi lain yang sering salah diletakkan di awal kalimat :
sedangkan, tetapi, dan. Penulisan konjungsi korelatif (berpasangan) bukan …, melainkan tidak …, tetapi (jangan sampai tertukar)