Anda di halaman 1dari 2

Dampak anak jalanan bagi lingkungan masyarakat :

Keberadaan anak-anak jalanan di beberapa sudut jalan di kota Bandung tentu


memberikan dampak positif dan negatif bagi masyarakat maupun bagi keteraturan dan
keindahan kota Bandung, dimana dampak positif yang diberi pekerja anak, contohnya
seperti ojek payung, membagikan brosur dan juga membantu meringankan perekonomian
keluarganya sendiri.

Namun dampak negatif juga terlihat sangat banyak dimana kita ambil contoh seperti
meyebabkan kemacetan, menggangu pengguna jalan, berperilaku kasar dan melakukan
tindakan kriminal. Melihat dampak negatif yang menjadi lebih dominan inilah yang
menyebabkan masyarakat menjadi resah dengan keberadaan pekerja anak ini karena mereka
menjadi terkadang terkesan seperti memaksa jika tidak diberi imbalan, bahkan ada yang
sampai mengucapkan kata kotor dan ada yang sampai mengores bodi mobil, hal inilah yang
menjadi masalah pengguna jalan. Seperti :

a. Menggangu keteraturan lalu lintas

Keluar masuk kendaraan merupakan lingkungan dimana dibuat mereka untuk


memperolehperolehan, maka dari itukegiatan tersebut sangat menghalangi ketertiban lalu
lintas dikarenakan kebanyakan dari mereka yang merayu dari satu transportasi ke yang
lainnyadengan tidak memperhatikan ketertiban lalu lintas sedangkan lampu memberikan
tanda bahwa transportasi harus bergerak sesuai dengan aturan yang telah
ditentukan.Keadaan tersebut yang mengakibatkan eksistensi mereka menghalangi
keteraturan yang ada.

b. Memicu gelisah pemakai jalan

Selain di rambu lalu lintas, tempat kesukaan mereka yaitu di jalan trotoar, disana
ada banyak pedagang kaki lima yang sedang menjajakan dagangan mereka. Mereka sering
mengemis kepada pembeli di trotoar yang mereka kunjungi, serta tidak jarang teman
mereka juga datang mengemis di lokasi yang sama, sehingga pembeli lain merasa tidak
menyenangkan dengan kehadiran mereka yang selalu datang mengemis.

c. Meningkatkan perilaku bergantung


Banyak dari mereka berpikir bahwa cara termudah untuk memperoleh penghasilan
adalah dengan mengemis karena itu tidak mengharuskan mereka untuk bekerja keras, cukup
dengan bermodalkan cangkir untuk menempatkan uang dari mengemis mereka. Asumsi
semacam itulah yang sebenarnya membuat mereka sangat mengharapkan pada sedekah dari
masyarakat sekitar dalam kebingungan tanpa ingin mencoba memiliki kegiatan yang lebih
baik dengan tidak menjadi anak jalanan. Di sisi lainnya, masyarakat cenderung
menunjukkan rasa kesal saat melihat anak jalanan yang dianggap tidak mau berusaha
mencari kehidupan yang lebih baik.

d. Membuat lingkungan menjadi kumuh

Keberadaaan anak jalanan yang dianggap kotor,kumuh, tidak pernah mandi sehingga
menyebabkan bau badan dan membuang kotoran disembarang tempat mengakibatkan
masyarakat enggan untuk bersentuhan karena kebersihan mereka yang sangat kurang..

e. Kriminalitas meningkat

Keberadaan anak jalanan ternyata tidak hanya berdampak pada perampasan hak
anak saja. Tetapi, juga berpengaruh pada terjadinya perubahan konstruksi sosial seperti:
maraknya kriminalitas yang dilakukan anak, anak sebagai pengedar Napza, serta anak yang
menjadi sumber penularan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk HIV/AIDS.

DAFTAR ISI
Astri, H. (2014). Kehidupan anak jalanan di Indonesia: faktor penyebab, tatanan hidup dan
kerentanan berperilaku menyimpang. Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah Sosial, 5(2), 145-
155.
Fawzie, Z. C., & Kurniati, S. (2012). Faktor lingkungan yang membentuk konsep diri pada
anak jalanan.  Jurnal Stikes, 5(1), 21-37.

Anda mungkin juga menyukai