Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhamad Rafli

NIM : 043339827

- Menurut saya masyarakat harus meningkatkan Kembali pemahaman tentang 4 pilar


kebangsaan ( Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika), karena didalamnya sudah
terkandung semua hal yang mengatur tentang perilaku, serta sitem pemerintahan yang mutlak

- Mengenai persyaratan untuk menjadi kepala daerah, dapat dilihat dalam UU 8/2015.
Calon kepala daerah (gubernur, walikota, atau bupati) bisa merupakan pasangan calon yang
diusulkan oleh Partai Politik atau gabungan Partai Politik; dan/atau bisa juga merupakan
pasangan calon perseorangan yang didukung oleh sejumlah orang.Untuk dapat menjadi calon
kepala daerah, yang pasti adalah orang tersebut harus Warga negara Indonesia. Kemudian
calon kepala daerah tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:[4]
1. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
3. berpendidikan paling rendah sekolah lanjutan tingkat atas atau sederajat;
4. Dihapus
5. Berusia paling rendah 30 (tiga puluh) tahun untuk Calon Gubernur dan Calon Wakil
Gubernur serta 25 (dua puluh lima) tahun untuk Calon Bupati dan Calon Wakil
Bupati serta Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota;
6. mampu secara jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan
menyeluruh dari tim dokter;
7. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;
8. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap;
9. tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang dibuktikan dengan surat keterangan
catatan kepolisian;
10. menyerahkan daftar kekayaan pribadi;
11. tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan dan/atau secara badan
hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan keuangan negara;
12. tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap;
13. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dan memiliki laporan pajak pribadi;
14. belum pernah menjabat sebagai Gubernur, Bupati, dan Walikota selama 2 (dua) kali
masa jabatan dalam jabatan yang sama untuk Calon Gubernur, Calon Bupati, dan
Calon Walikota;
15. belum pernah menjabat sebagai Gubernur, Bupati, dan Walikota untuk Calon Wakil
Gubernur, Calon Wakil Bupati, dan Calon Wakil Walikota;
16. berhenti dari jabatannya bagi Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, Wakil Bupati,
Walikota, dan Wakil Walikota yang mencalonkan diri di daerah lain sejak ditetapkan
sebagai calon;
17. tidak berstatus sebagai penjabat Gubernur, penjabat Bupati, dan penjabat Walikota;
18. tidak memiliki konflik kepentingan dengan petahana
19. memberitahukan pencalonannya sebagai Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, Wakil
Bupati, Walikota, dan Wakil Walikota kepada Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat
bagi anggota Dewan Perwakilan Rakyat, kepada Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah
bagi anggota Dewan Perwakilan Daerah, atau kepada Pimpinan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah bagi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
20. mengundurkan diri sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara
Republik Indonesia, dan Pegawai Negeri Sipil sejak mendaftarkan diri sebagai calon;
dan
21. berhenti dari jabatan pada badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah
sejak ditetapkan sebagai calon.
Ini berarti, tidak ada keharusan bahwa kepala daerah harus berasal dari daerah tersebut
atau merupakan putra daerah tersebut.

Nama : Muhamad Rafli


NIM : 043339827

Masalah 1
apakah kegiatan administrasi publik seharusnya dipegang oleh pihak swasta
seluruhnya? Ataukah kegiatan administrasi publik semuanya harus dipegang pemerintah?
Kemukakan juga apa dampak negatif dan dampak positifnya bagi negara?
Jawaban
- Otonomi daerah telah membuka peluang bagi pemerintah daerah untuk
mengembangkan kebijakan lokal secara bijaksana. Namun implementasi kebijakan
tersebut belum maksimal diterapkan karena keberadaan  daerah-daerah otonom baru
tidak diiringi dengan kapasitas sumber daya manusia dan finansial yang memadai.
Dengan demikian banyak terjadi keterlambatan dalam pembangunan terutama
pembangunan infrastruktur.
Oleh karena itu pemerintah daerah perlu mencari solusi atas persoalan tersebut
dengan melibatkan berbagai stakeholder terkait dalam pelaksanaan pembangunan,
misalnya pihak swasta, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan Non
Governmental Organisation (NGO), serta dan lain-lain. Keterlibatan berbagai pihak
ini memiliki peran penting untuk membantu pemerintah mengingat tidak semua
aktivitas pembangunan mampu dikerjakan oleh pemerintah sendiri terutama dalam hal
ketersediaan skill SDM dan finansial sehingga perlu keterlibatan pihak swasta.
Bentuk kerjasama yang melibatkan pihak swasta ini dikenal dengan public private
partnership  (PPP).
Menurut William J. Parente dari USAID Environmental Services Program, PPP
adalah an agreement or contract, between a public entity and a private party, under
which : (a) private party undertakes government function for specified period of time,
(b) the private party receives compensation for performing the function, directly or
indirectly, (c) the private party is liable for the risks arising from performing the
function and, (d) the public facilities, land or other resources may be transferred or
made available to the private party.
PPP ini merupakan hubungan kerjasama pemerintah dengan publik dalam
pelaksanaan pembangunan  melalui investasi dengan melibatkan pemerintah, pihak
swasta, masyarakat, dan NGO. Masing-masing pihak memiliki peran dan fungsi
dalam pelaksanaan pembangunan. Peran dan fungsi permerintah sebagai suatu
institusi resmi dituntut untuk lebih transparan, akuntabel, responsif, efektif dan efisien
dalam penciptaan good governance. Tentunya dalam hal ini tidak terlepas dari fungsi
pengawasan pemerintah terhadap sektor swasta yang terlibat dalam pelaksanaan
pembangunan.
Lebih lanjut ada tiga hal yang mendorong pemerintah untuk melakukan kerjasama
pemerintah dan swasta (PPP) karena masalah keterbatasan dana, efisiensi dan
efektivitas pemerintahan, dan pertanggungjawaban pemerintah kepada masyarakat.
Sebagai suatu daerah yang baru berkembang tentunya pemerintah daerah  tidak dapat
mengandalkan sumber daya yang ada (keuangan dan SDM). Disini pemerintah daerah
butuh menarik pihak swasta untuk melakukan investasi tidak hanya dalam bentuk
dana tetapi juga  peningkatan skill  SDMnya untuk membangun dan memelihara
infrastruktur yang belum dan sudah tersedia dalam rangka menyejahterakan
masyarakat.
- Namun dalam pelaksanaan pembangunan yang melibatkan PPP ini dapat memberikan
dampak positif dan negative bagi Negara.  
1. Dampak positif dari PPP  yakni adanya pembagian risiko antara pihak pemerintah
dan swasta, penghematan biaya, perbaikan tingkat pelayanan, dan  multiplier
effect (manfaat ekonomi yang lebih luas misalnya penciptaan lapangan kerja,
pengurangan tingkat kriminalitas, peningkatan pendapatan). Sementara
2. Dampak Negatif  dari PPP apabila tidak tepat sasaran justru terjadi penambahan
biaya, adanya situasi politik nasional yang tidak stabil turut mempengaruhi proses
PPP misalnya tertundanya pelaksanaan proyek kegiatan,   pelayanan yang kurang
prima, terjadi bias dalam proses seleksi proyek kegiatan misalnya penentuan
pemenang tender, hilangnya kontrol pemerintah dalam proses pelaksanaan
kegiatan, dan sebagainya.
Oleh karena itu untuk menghindari dampak-dampak negatif yang akan muncul maka dalam
proses PPP  haruslah mengikuti payung hukum yang jelas baik mengenai pembagian insentif 
dan tanggung jawab masing-masing pihak. Dengan demikian harus ada perjanjian kontrak
yang jelas mengenai peran dan tanggung jawab masing-masing pihak dimana ada ketentuan
pembagian risiko dan timbal balik finansial yang didapat oleh pihak-pihak yang terlibat.
Keterlibatan pihak swasta yang mampu menyediakan keuangan dan tenaga ahli setidaknya
membantu fungsi pemerintah sebagai motor pelaksana pembangunan. Selain itu melalui PPP
juga menciptakan sistem pemerintahan yang bersih karena dalam hal ini pemerintah juga bisa
melaksanakan fungsi kontrol terhadap sektor swasta yang terlibat. Namun perlu diingat,
hubungan yang terjalin antara pemerintah dan sektor swasta haruslah memiliki hubungan
yang saling menguntungkan dan harus diikat dalam suatu kontrak untuk jangka waktu
tertentu. Disinilah peran dan fungsi pemerintah untuk mengontrol pelaksanaan pembangunan
diperlukan. Sebagaimana kita sadari bahwa sudah jelas dengan adanya keterlibatan pihak
swasta adalah  untuk meraih keuntungan sebagai konsekuensi dalam pembangunan. Namun
keuntungan yang didapat oleh pihak swasta ini sudah seharusnya tidak merugikan
pembangunan. Oleh karena itu perlunya adanya pengawasan dari pemerintah dan pembatasan
waktu.

Masalah 2
Persamaan Dan Perbedaan Administrasi Public Dengan Ilmu Politik
Jawaban

Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari tentang siasat, atau lebih pula disebutkan sebagai
pelajaran terinci dari berbagai cara merebut kekuasaan atau juga usaha pembahasan yang
teratur untuk menemukan pencegahan kebingungan yang kacau dalam pengertian yang lebih
umum hubungannya.

Oleh karena itu objeknya adalah kekuasaan, karena dalam rangka peraturan negara dalam


rangka peraturan negara agar terjadi ketertiban maka untuk mencegah perjudian, pelacuran,
pencurian, penindasan, maka diperlukan dalam negara itu suatu kekuasaan untuk
mengantisipasinya.

Hubungan antara ilmu politik dan ilmu administrasi negara sangat erat karena objek


materialnya sama yait negara itu sendiri, sedangkan untuk membedakannya dilihat dari objek
formalnya yang menjadi sudut pandang (focus of interest) yang membedakan kedua
disiplin ilmu ini.

Ilmu politik sudut pandangnya adalah kekuasaan, sedangkan ilmu administrasi negara sudut


pandangnya adalah sistem pelayanan penyelenggaraan administrasi dan organisasi publik itu
sendiri, oleh karena itu akan menjadi kajian para birokrat,politikus, dan negarawan. Dengan
begitu antara ilmu politik dengan ilmu administrasi negara walaupun sama-sama membahas
negara sesuai objek materinya tetapi objek formanya berbeda bertolak belakang dengang
karena antara kekuasaan dengan pelayanan bertolak belakang.

Sumber bacaan Arif Abdurahman, Majalah Administrasi Negara, No. 2 Tahun 1959


Kencana, Inu. 2010, Ilmu Politik, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai