Anda di halaman 1dari 8

Teori Belajar Aliran Psikologi Gestalt

Serta Implikasinya Dalam Proses Belajar dan Pembelajaran

Abdurrahman
Rahman0332@yahoo.co.id
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Abstract: Gestalt psychology is a school of psychology that studies a phenomenon as a


whole or totality, the data in Gestalt psychology called the phenomenon (symptom).
phenomenon is the most basic data in Gestalt Psychology. In this case the Gestalt Psychology
phenomenologi agree with the philosophy that says that an experience should be seen as
neutral. In a phenomenon, there are two elements, namely the object and meaning. The object
is something that can be described, after being caught by the senses, the object becomes an
information and once we have given meaning to that object. Basic Principles of Gestalt is the
interaction between the individual and the environment called the perceptual field. Prinsi-
organizing principles are: Principle of proximity, Principle of similarity, Principle of
objective, Principle of continuity, Principle of closure / principle of good form, Principle of
figure and ground, Principle of isomorphism. Gestalt Theory Application In Education and
Promotion are: Experience insight (insight); Meaningful learning (meaningful learning);
Purposeful behavior (pusposive behavior); The principle of living space (life space); Transfer
in Learning.

Keywords: Gestalt, learning process

Psikologi Gestalt merupakan


A. Pendahuluan salah satu aliran psikologi yang
Teori belajar menurut psikologi mempelajari suatu gejala sebagai suatu
gestalt ini sering pula disebut field keseluruhan atau totalitas, data-data
theory atau insight full learning. dalam psikologi Gestalt disebut
Melihat kepada nama teori ini dan sebagai phenomena (gejala).
kepada aliran psikologi yang Phenomena adalah data yang paling
mendasarinya, yakni psikologi gestalt, dasar dalam Psikologi Gestalt. Dalam
jelaslah kiranya bahwa pendapat teori hal ini Psikologi Gestalt sependapat
ini berbeda dengan pendapat-pendapat dengan filsafat phenomenologi yang
teori behavioristik. Menurut para ahli mengatakan bahwa suatu pengalaman
psikologi gestalt, manusia bukan hanya harus dilihat secara netral. Dalam suatu
sekedar makhluk reaksi yang hanya phenomena terdapat dua unsur yaitu
berbuat atau bereaksi jika ada obyek dan arti. Obyek merupakan
perangsang yang mempengaruhinya. sesuatu yang dapat dideskripsikan,
Manusia itu adalah individu yang setelah tertangkap oleh indera, obyek
merupakan kebulatan jasmani dan tersebut menjadi suatu informasi dan
rohani. Sebagai induvidu, manusia sekaligus kita telah memberikan arti
bereaksi atau lebih tepat berinteraksi pada obyek itu.
dengan dunia luar dengan Gestalt adalah sebuah teori
kepribadiannya dan dengan caranya yang menjelaskan proses persepsi
yang unik pula. Tidak ada dua orang melalui pengorganisasian komponen-
yang mempunyai pengalaman yang komponen sensasi yang memiliki
benar-benar sama atau identik terhadap hubungan, pola, ataupun kemiripan
objek atau realita yang sama menjadi kesatuan. Teori gestalt
(Purwanto, 2007). beroposisi terhadap teori

14
14
strukturalisme. Teori gestalt cenderung Gerakan Gestalt dianggap
berupaya mengurangi pembagian pertama kali diluncurkan oleh gestalt
sensasi menjadi bagian-bagian (Gestalt Theory) ini lahir di Jerman
kecil.Teori ini dibangun oleh tiga tahun 1912 dipelopori dan
orang, Kurt Koffka, Max Wertheimer, dikembangkan oleh Max Wertheimer
and Wolfgang Köhler. Mereka (1880 – 1943), yang dianggap juga
menyimpulkan bahwa seseorang sebagai bapak pendiri yakni
cenderung mempersepsikan apa yang Wolfgang Kohler. Max Wertheimer
terlihat dari lingkungannya sebagai tentang gerakan, yang muncul pada
kesatuan yang utuh. tahun 1912, teori belajar Wolfgang
Kohler (1887-1967) dan Kurt Koffka
B. Pembahasan (1886-1941) yang meneliti tentang
1. Konsep Psikologi Gestal pengamatan dan problem solving. Dari
Dalam bahasa jerman, Gestalt pengamatannya ia menyesalkan
berarti whole configuration atau bentuk penggunaan metode menghafal di
yang utuh, pola, kesatuan, dan sekolah, dan menghendaki agar murid
keseluruhan. Artinya gestalt adalah belajar dengan pengertian bukan
keseluruhan lebih berarti dari bagian- hafalan akademis.
bagian. Perintis teori gestalt ini ialah Sumbangan, seperti Wolfgang
Chr.von Ehrenfels, dengan karyanya Kohler (1887 – 1967) yang meneliti
uber gestalt qualitation (1890). Para tentang “insight” pada simpanse yaitu
pengikut-pengikut aliran psikologi mengenai mentalitas simpanse (ape) di
gestalt mengemukakan konsepsi yang pulau Canary. Kurt Koffka (1886 –
berlawanan dengan konsepsi yang 1941) yang menguraikan secara
dikemukakan oleh para ahli yang terperinci tentang hukum-hukum
mengikuti aliran-aliran lainnya seperti pengamatan, dan Kurt Lewin (1890 –
aliran asosiasi. Bagi para ahli pengikut 1947) yang mengembangkan suatu
gestalt, perkembangan itu adalah teori belajar (cognitif field) dengan
proses diferensiasi. Dalam proses menaruh perhatian kepada kepribadian
diferensiasi itu yang primer adalah dan psikologi sosial.
keseluruhan, sedangkan yang bagian– Penelitian–penelitian mereka
bagian adalah skunder, bagian-bagian menumbuhkan psikologi Gestalt yang
hanya mempunyai arti sebagai bagian menekankan bahasan pada masalah
daripada keseluruhan dalam hubungan konfigurasi, struktur, dan pemetaan
fungsional dengan bagian-bagian yang dalam pengalaman. Untuk mendukung
lainnya keseluruhan ada terlebih teorinya, Wolfgang Kohler melakukan
dahulu baru disusul oleh bagian- eksperimen pada Simpanse.
bagiannya. Eksperimen tersebut dilakukan di
Bila kita bertemu dengan seorang Pulau Canary tahun 1913–1920.
teman misalnya, dari kejauhan yang Berikut ini adalah eksperimen yang
kita saksikan terlebih dahulu bukanlah dilakukannya. (Fudyartanto, 2002).
bajunya yang baru atau pulpennya
yang bagus atau dahinya yang terluka, Eksperimen I
melainkan justru teman kita itu sebagai Wolfgang Kohler membuat sebuah
keseluruhan, sebagai gestalt, baru sangkar yang di dalamnya telah
kemudian menyusul disaksikan adanya disediakan sebuah tongkat. Simpanse
hal-hal khusus tertentu seperti bajunya kemudian dimasukkan dalam sangkar
yang baru, pulpennya yang bagus, tersebut, dan di atas sangkar diberi
dahinya yang terluka dan sebagainya. buah pisang. Melihat buah pisang yang
tergelantung tersebut, Simpanse

15
berusaha untuk mengambilnya namun Eksperimen IV
selalu mengalami kegagalan. Dengan Eeksperimen yang keempat masih
demikian Simpanse mengalami sebuah sama dengan eksperimen yang ketiga,
problem yaitu bagaimana bisa yaitu buah pisang yang diletakkan di
mendapatkan buah pisang agar dapat atas sangkar dengan cara agak
dimakan. Karena didekatnya ada ditinggikan, sementara di dalam
sebuah tongkat maka timbullah sangkar diberi dua buah kotak. Semula
pengertian bahwa untuk meraih sebuah Simpanse hanya menggunakan kotak
pisang harus menggunakan tongkat satu untuk meraih pisang, tetapi gagal.
tersebut. Simpanse melihat ada satu kotak lagi
di dalam sangkar dan ia
Eksperimen II menghubungkan kotak tersebut dengan
Pada eksperimen yang kedua masalah pisang dan kotak yang satunya lagi.
yang dihadapi oleh Simpanse masih Dengan pemahaman tersebut,
sama yaitu bagaimana cara mengambil Simpanse menyusun kotak-kotak itu
buah pisang. Namun di dalam sangkar dan ia berdiri di atas susunan kotak-
tersebut diberi dua tongkat. Simpanse kotak dan akhirnya dapat meraih
mengambil pisang dengan satu pisang di atas sangkar dengan
tongkat, namun selalu mengalami tangannya.
kegagalan karena buah pisang Dari percobaan-percobaan
diletakkan semakin jauh di atas tersebut menunjukkan Simpanse dapat
sangkar. Tiba-tiba muncul insight memecahkan problemnya dengan
(pemahaman) dalam diri Simpanse insightnya, dan ia akan
untuk menyambung kedua tongkat mentransfer insight tersebut untuk
tersebut. Dengan kedua tongkat yang memecahkan problem lain yang
disambung itu, Simpanse dihadapinya. (Baharuddin dan Esa Nur
menggunakannya untuk mengambil Wahyuni, 2008).
buah pisang yang berada di luar
sangkar. Ternyata usaha yang 2. Prinsip-Prinsip Dasar Gestalt
dilakukan oleh Simpanse ini berhasil. a. Interaksi antara individu dan
lingkungan disebut sebagai
Eksperimen III perceptual field.Setiap
Dalam eksperimen yang ketiga perceptual memiliki organisasi,
Wolfgang Kohler masih menggunakan yang cenderung dipersepsikan
sangkar, Simpanse, dan buah pisang. oleh manusia sebagai figure and
Namun dalam eksperimen ini di dalam ground. Oleh karena itu
sangkar diberi sebuah kotak yang kuat kemampuan persepsi ini
untuk bisa dinaiki oleh Simpanse. Pada merupakan fungsi bawaan
awalnya Simpanse berusaha meraih manusia, bukan skill yang di
pisang yang digantung di atas sangkar, pelajari. Pengorganisasian ini
tetapi ia selalu gagal. Kemudian mempengaruhi makna yang di
Simpanse melihat sebuah kotak yang bentuk.
ada di dalam sangkar tersebut, maka b. Prinsi-prinsip
timbullah insight (pemahaman) dalam pengorganisasian:
diri Simpanse yakni mengambil kotak 1) Principle of proximity:
tersebut untuk ditaruh tepat dibwah organisasi berdasarkan
pisang. Selanjutnya, Simpanse menaiki kedekatan elemen.
kotak dan akhirnya ia dapat meraih 2) Principle of similarity:
pisang tersebut. Organisasi berdasarkan
kesamaan elemen.

16
3) Principle of objective set: bahwa objek-objek penglihatan
organisasi berdasarkan itu membentuk diri menjadi
mental set yang sudah gestalt-gestalt menurut prinsip-
terbentuk sebelumnya. prinsip tertentu diantaranya:
4) Principle of continuity: hukum keterdekatan, hukum
organisasi berdasarkan ketertutupan, hukum kesamaan.
kesinambungan pola. Jadi yang penting bukanlah
5) Principle of mengulang–ulang hal yang
closure/principle of good harus di pelajari tetapi
form: organisasi berdasarkan mengertinya mendapatkan
bentuk yang sempurna. insight. Insight tergantung
6) Principle of figure and kepada kesanggupan,
ground: organisasi pengalaman, taraf konfleksitas
berdasarkan persepsi dari suatu situasi, latihan dan
terhadap bentuk yang lebih trial and error.
menonjol dan di anggap Menurut Hilgard (1948:190-195)
sebagai “figure”.Dimensi memberikan enam macam sifat khas
penting dalam persepsi belajar dengan insight:
figure dan obyek adalah 1. Insight termasuk pada kemampuan
hubungan antara bagian dan dasar
figure,bukan karakteristik 2. Insight itu tergantung pengalaman
dari bagian itu masa lampau yang relevan.
sendiri.meskipun aspek 3. Insight tergantung kepada
bagian berunah,asalkan pengaturan secara eksperimental.
hubungan bagian figure 4. Insight itu didahului oleh suatu
tetap,perspsi akan tetap. periode coba-coba.
Contoh:perubahan nada 5. Insight yang telah sekali didapatkan
tidak akan merubah perepsi dapat dipergunakan untuk
tenteng melodi. menghadapi situasi-situasi yang
7) Principle of isomorphism: baru.
organisasi berdasarkan Psikologi gestalt dikembangkan
konteks di Eropa (jerman) pada sekitar tahun
1920-an. Psikologi gestalt
3. Hukum-Hukum Belajar Gestalt memperkenalkan suatu pendekatan
a. Hukum Pragnanz, belajar yang berada secara mendasar
menunjukkan tentang dengan teori asosiasi atau teori tingkah
berarahnya segala laku (behaviorism). Teori gestalt di
kejadian,yaitu berarah kepada bangun dari data-data hasil eksperimen
pragnaz itu, yaitu suatu keadaan yang sebelumnya oleh ahli-ahli teory
yang seimbang, suatu gestalt asosiasi belum dapat dijelaskan.
yang baik.Gestalt yang baik, Meskipun pada awalnya psikologi
keadaan yang seimbang ini gestalt hanya dipusatkan pada
mencakup sifat-sifat fenomena yang dapat dirasa, tetapi
keturunan,sederhanaan, pada akhirnya di fokuskan pada
kestabilan, simetri dan fenomena yang lebih umum yaitu
sebagainya. hakikat belajar dan pemecahan
b. Hukum-hukum tambahan, ahli masalah.
psikologi mengadakan Pokok pandangan gestalt adalah
penelitian dalam bidang bahwa obyek atau pristiwa tertentu
penglihatan dan menemukan akan dipandang sebagai suatu

17
keseluruhan yang terorganisasikan. 2. Hal yang penting dalam
Menurut Koffka dan Kohler, ada 7 mempelajari prilaku ialah
prinsip organisasi yang terpenting membedakan antara lingkungan
adalah : geografis dengan lingkungan
1. Hubungan bentuk dan latar ( figure behavioral. Lingkungan geografis
and gound relationship); yaitu adalah lingkungan yang sebenarnya
menganggap bahwa setiap bidang ada, sedangkan lingkungan
pengamatan dapat di bagi dua yaitu behavioral merujuk pada sesuatu
figure (bentuk) dan latar belakang. yang nampak. Misalnya, gunung
2. Kedekatan (proxmit); bahwa unsur- yang Nampak dari jauh seolah-olah
unsur yang saling berdekatan (baik sesuatu yang indah. (lingkungan
waktu maupun ruang) dalam bidang behavioral), padahal kenyataannya
pengamatan akan dipandang sebagai merupakansuatu lingkungan yang
satu bentuk tertentu. penuh dengan hutan yang lebat
3. Kesamaan (similiarity); bahwa (lingkungan geografis).
sesuatu yang memiliki kesamaan 3. Organisme tidak mereaksi terhadap
cenderung akan dipandang sebagai rangsangan lokal atau unsur atau
suatu obyek yang saling memiliki. suatu bagian peristiwa, akan tetapi
4. Arah bersama (common direction); mereaksi terhadap keseluruhan
bahwa unsur-unsur bidang obyek atau peristiwa. Misalnya
pengamatan yang berada dalam arah adanya penamaan kumpulan
yang sama cenderung akan bintang, seperti: sagitarius, virgo,
dipersepsi sebagai suatu figure atau pisces, Gemini dan sebagainya
bentuk tertentu. adalah contoh dari prinsip ini.
5. Kesederhanaan (simplicity); bahwa Contoh lain, gumpalan awan
orang cenderung menata bidang tampak seperti gunung atau bintang
pengamatannya bentuk yang tertentu.
sederhana, penampilan regular dan 4. Pemberian makna terhadap suatu
cenderung membentuk keseluruhan rangsangan sensoris adalah
yang baik berdasarkan susunan merupakan suatu proses yang
simetris dan keteraturan. dinamis dan bukan sebagai suatu
6. Ketertutupan (closure); bahwa reaksi yang statis. proses
orang cenderung akan mengisi pengamatan merupakan suatu
kekosongan suatu pola obyek atau proses yang dinamis dalam
pengamatan yang tidak lengkap. memberikan tafsiran terhadap
Terdapat empat asumsi yang mendasari rangsangan yang diterima.
pandangan gestalt, yaitu: Teori kognitif dari psikologi
1. Prilaku “Molar” hendaknya banyak gestalt ini terdiri dari beberapa teori
dipelajari dibandingkan dengan lagi yang di dalamnya terimplikasi
prilaku “Molecular”. prilaku belajar dan pembelajaran. Teori
“Molecular” adalah prilaku dalam tersebut adalah:
bentuk konraksi otot atau keluarnya a) Wawasan, adalah konsep psikologi
kelenjer, sedangkan prilaku “Molar” gestalt. Tekanan dalam
adalah prilaku dalam keterkaitan pembelajarannya yaitu:
dengan lingkungan luar. Berlari, “Pembinaan Wawasan Belajar”.
berjalan, mengikuti kuliah, bermain Tokoh-tokohnya: Max
sepak bola adalah beberapa prilaku Wertheirner, Kofika Kohler.
“Molar”. Prilaku “Molar” lebih b) Tujuan yang berwawasan, dengan
mempunyai makna dibanding konsep konfiguralisme. Tekanan
dengan prilaku (Molecular)”. dalam pembelajarannya adalah

18
“membantu siswa menambahkan bahwa dengan
mengembangkan wawasan yang upaya mengimplementasikan teori
berkualitas tinggi”. belajar kognitif dalam rancangan
Tokoh_tokohnya: Bode, Mheeler, Pembelajaran maka:
Batles. a) Siswa dengan mudah dapat
c) Wawasan kognitif, yaitu relative mengemukakan gagasannya
positive (psikologi wawasan). dengan bahasa sendiri.
Tekanan dalam pembelajarannya b) Siswa dapat dengan mudah
“Membantu siswa mereka-reka berfikir tentang
struktur life spaces mereka, pengalamannya sehingga
meletakkan wawasan baru menjadi lebih kreatif dan
kedalam situasi siswa”. Tokoh- imajinatif.
tokohnya: Lewin, Dewey, Alport c) Siswa mempunyai
Bigge, Brumner, Koch. kesempatan untuk mencoba
gagasan baru.
4. Kelebihan dan Kekurangan
Teori Gestalt b. Kelemahan Teori Gestalt
Selain jasa dan
a. Kelebihan Teori Gestalt sumbangannya yang sangat
1) Menghasilkan individu berharga bagi belajar di sekolah
atau anak yang memiliki dengan insight, namun terdapat
kemampuan berfikir untuk juga celah-celah kelemahan dan
menyelesaikan setiap kekurangannya. Seperti halnya
persoalan yang dihadapi. teori belajar koneksionisme,
2) Kurikulum dirancang terhadap teori gestaltpun dapat
sedemikian rupa sehingga diajukan pertanyaan, bolehkah
terjadi situasi yang belajar dengan insight itu
memungkinkan dianggap sebagai prototipe
pengetahuan dan belajar?
keterampilan dapat Dari satu segi, teori ini
dikonstruksi oleh peserta nampak menunjukkan beberapa
didik. Selain itu, latihan kejadian belajar yang umum,
memecahkan masalah sehingga lebih mudah
seringkali dilakukan menganalisisnya. Misalnya, kalau
melalui belajar kelompok anak dibimbing untuk ”melihat ’
dengan menganalisis hubungan, seperti tambah dan
masalah dalam kehidupan kali, antara berat dan ”daya tarik”
sehari-hari. gaya berat, maka sering ia mampu
3) Peserta didik dapat aktif memperlihatkan pemahaman.
dan dapat menemukan cara Sedangkan dari segi yang
belajar yang sesuai bagi lain, memang sulit menemukan
dirinya. Guru berfungsi pemahaman dalam mempelajari
sebagai mediator, fasilitator hal-hal yang sangat beragam.
dan teman yang membuat Misalnya: anak tidak dapat
situasi menjadi kondusif mempelajari nama tanam-tanaman
untuk terjadinya konstruksi atau binatang-binatang dengan
pengetahuan dari peserta insight. Dia tidak dapat membaca
didik. dengan insight, demikian pula dia
Tyler (1996:20) dalam tidak tidak dapat berbicara
Nurhidayati (tanpa tahun) juga dengan bahasa asing. Siswa

19
Biologi tidak dapat mempelajari hubungan stimulus-respons,
struktur dan fungsi hewan dengan tetapi ada keterkaitannya
pemahaman. dengan dengan tujuan yang
Tegasnya, pemahaman itu ingin dicapai. Proses
tidak dapat menjadi prototipe pembelajaran akan berjalan
untuk sejumlah belajar yang biasa efektif jika peserta didik
dilakukan manusia. Barangkali, mengenal tujuan yang ingin
pemahaman barulah terjadi kalau dicapainya. Oleh karena itu,
kita belajar dengan ”pemecahan guru hendaknya menyadari
masalah”, walaupun dalam tujuan sebagai arah aktivitas
kenyataannya, tidak semua hal pengajaran dan membantu
merupakan masalah, boleh jadi peserta didik dalam memahami
hanya merupakan fakta atau tujuannya.
prinsip. d. Prinsip ruang hidup (life
space); bahwa perilaku
5 Aplikasi Teori Belajar Gestalt individu memiliki keterkaitan
Pada Pendidikan dan dengan lingkungan dimana ia
Pengajaran berada. Oleh karena itu, materi
a. Pengalaman tilikan (insight); yang diajarkan hendaknya
bahwa tilikan memegang memiliki keterkaitan dengan
peranan yang penting dalam situasi dan kondisi lingkungan
perilaku. Dalam proses kehidupan peserta didik.
pembelajaran, hendaknya e. Transfer dalam Belajar; yaitu
peserta didik memiliki pemindahan pola-pola perilaku
kemampuan tilikan yaitu dalam situasi pembelajaran
kemampuan mengenal tertentu ke situasi lain. Menurut
keterkaitan unsur-unsur dalam pandangan Gestalt, transfer
suatu obyek atau peristiwa. belajar terjadi dengan jalan
b. Pembelajaran yang bermakna melepaskan pengertian obyek
(meaningful learning); dari suatu konfigurasi dalam
kebermaknaan unsur-unsur situasi tertentu untuk kemudian
yang terkait akan menunjang menempatkan dalam situasi
pembentukan tilikan dalam konfigurasi lain dalam tata-
proses pembelajaran. Makin susunan yang tepat. Judd
jelas makna hubungan suatu menekankan pentingnya
unsur akan makin efektif penangkapan prinsip-prinsip
sesuatu yang dipelajari. Hal ini pokok yang luas dalam
sangat penting dalam kegiatan pembelajaran dan kemudian
pemecahan masalah, khususnya menyusun ketentuan-ketentuan
dalam identifikasi masalah dan umum (generalisasi). Transfer
pengembangan alternatif belajar akan terjadi apabila
pemecahannya. Hal-hal yang peserta didik telah menangkap
dipelajari peserta didik prinsip-prinsip pokok dari suatu
hendaknya memiliki makna persoalan dan menemukan
yang jelas dan logis dengan generalisasi untuk kemudian
proses kehidupannya. digunakan dalam memecahkan
c. Perilaku bertujuan (pusposive masalah dalam situasi lain.
behavior); bahwa perilaku Oleh karena itu, guru
terarah pada tujuan. Perilaku hendaknya dapat membantu
bukan hanya terjadi akibat peserta didik untuk menguasai

20
prinsip-prinsip pokok dari DAFTAR PUSTAKA
materi yang diajarkannya.
Baharudin dan Wahyuni, Esa Nur,
C. Kesimpulan 2008, Teori Belajar dan Pembelajaran,
Pokok pandangan gestalt adalah Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
bahwa obyek atau pristiwa tertentu
akan dipandang sebagai suatu Dahar, Ratna Wilis, 1996, Teori Belajar.
keseluruhan yang terorganisasikan. Jakarta: Erlangga
Kelebihan Teori Gestalt adalah: 1)
Menghasilkan individu atau anak Fudyartanto, Ki RBS, 2002, Psikologi
yang memiliki kemampuan berfikir Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
untuk menyelesaikan setiap Jogjakarta: Global Pustaka Ilmu
persoalan yang dihadapi. 2)
Hilgard, E.R, 1948, Theories of Learning.
Kurikulum dirancang sedemikian
New York: Harper
rupa sehingga terjadi situasi yang
memungkinkan pengetahuan dan Nurhidayati, Titin. Tanpa Tahun.
keterampilan dapat dikonstruksi oleh Implementasi Teori Gestalt dalam
peserta didik. Selain itu, latihan Pembelajaran. Jember: STAI Al-Falah
memecahkan masalah seringkali As-Sunniyyah Jember.
dilakukan melalui belajar kelompok
dengan menganalisis masalah dalam Purwanto, Ngalim, 2007, Psikologi
kehidupan sehari-hari. 3) Peserta Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda
didik dapat aktif dan dapat Karya
menemukan cara belajar yang sesuai
bagi dirinya. Guru berfungsi sebagai Sagala, Syaiful, 2003, Makna dan Konsep
mediator, fasilitator dan teman yang Pembelajaran. Alfabeta:Bandung
membuat situasi menjadi kondusif
untuk terjadinya konstruksi Sumadi Suryabrata, 2004, Psikologi
pengetahuan dari peserta didik. 4) Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Siswa dengan mudah dapat Persada.
mengemukakan gagasannya dengan
bahasa sendiri. 5) Siswa dapat
dengan mudah berfikir tentang
pengalamannya sehingga menjadi
lebih kreatif dan imajinatif. 6) Siswa
mempunyai kesempatan untuk
mencoba gagasan baru.
Adapun kelemahan adalah
pemahaman itu tidak dapat menjadi
prototipe untuk sejumlah belajar
yang biasa dilakukan manusia.
Barangkali, pemahaman barulah
terjadi kalau kita belajar dengan
”pemecahan masalah”, walaupun
dalam kenyataannya, tidak semua hal
merupakan masalah, boleh jadi
hanya merupakan fakta atau prinsip.

21

Anda mungkin juga menyukai