Anda di halaman 1dari 5

Nama : Umi Lestari

NIM : 19SB2043
Mata Kuliah : Komunikasi Visual

❖ Jurnal Nasional

1.Jurnal : Aplikasi Teori Gestalt Dalam Menghadapi Kesulitan Belajar Pada


Anak Oleh : Amalia Rizki Pautina
Institut Agama Islam Negeri Sultan Amai Gorontalo

a. Penemu
Tiga.serangkai penemu teori Gestalt yaitu Max Wertheimer,Wolfgang Kohler
dan Kurt Koffka. Ketiganya merupakan sarjana dari Universitas Berlin karenanya
mereka terkenal sebagai "Kelompok Berlin".

b. Sejarah
• Max Wertheimer(1880-1943)
Dilahirkan di Prague tanggal 15 April 1880 dan wafat tanggal 12 Oktober 1943
di New York.Max mempelajari ilmu hukum selama beberapa tahun sebelum
akhirnya dia mendapatkan gelar Ph.D pada tahun 1904 di bidang
psikologi,kemudian diangkat menjadi professor dan sempat bekerja di beberapa
universitas di Jerman sebelum hijrah ke Amerika Serikat karena terjadi perang di
benua Eropa pada tahun 1934.Dalam perjalanan liburan di awal karirnya sambil
naik kereta api,Wertheimer melihat sinar berkedip-kedip (hidup dan mati) dengan
jarak tertentu, sinar itu memberi kesan sebagai satu sinar yang bergerak datang
dan pergi tidak putus-putus. Dari kejadian tersebut Wertheimer memperoleh
gagasan untuk sebuah eksperimen yang paling penting darinya. Dia mulai
mengerjakan teka-teki yang menjadi titik awal memunculkan serangkaian
khayalan-khayalan gerakannya, jika mata melihat perangsang dengan cara
tertentu, maka akan memberikan ilusi gerakan. Wertheimer menyebut gejala ini
dengan istilah Phi Phenomenon.Pada tahun 1910, ketika berusia 30 tahun, Max
memperlihatkan ketertarikannya untuk meneliti tentang persepsi setelah ia
melihat sebuah alat yang disebut "stroboscope" (benda berbentuk kotak yang
diberi alat untuk melihat ke dalam kotak tersebut) di toko mainan anak-anak.
Setelah melakukan beberapa penelitian dengan alat tersebut, dia
mengembangkan teori tentang persepsi yang sering disebut dengan teori Gestalt.
Eksperimen Wertheimer mengenai Scheinbewegung (gerak semu) memberikan
kesimpulan, bahwa pengamatan mengandung hal yang melebihi jumlah unsur-
unsurnya.Inilah gejala gestalt. Penelitian dalam bidang
optic ini kemudian juga dipandang berlaku (kesimpulan serta prinsip-prinsipnya)
di bidang lain, seperti misalnya di bidang belajar.
• Wolfgang Kohler(1887-1967)
Kohler lahir di reval, Estonia pada 21 januari 1887. Ia menerbitkan buku berjudul
"The Mentality of Apes " (1924) memuat tentang eksperimentasinya mengenai
kera dan ayam untuk mengetes berbagai masalah yang berkaitan dengan belajar.
Berikut beberapa eksperimen yang dilakukan oleh Kohler, sebagai berikut:
1). Eksperimen Detour Problem
Dalam eksperimen detour ini makanan dijadikan sebagai masalah yang harus
dipecahkan oleh beberapa jenis binatang.Binatang-binatang tersebut melihat
makanan sebagai tujuan, walaupun berada didekatnya, tetapi makanan tersebut
tidak dapat dicapainya secara langsung. Ia harus memutar jalan melalui jalan
samping yang lebih jauh, untuk mencapai makanannya. Percobaan ini dilakukan
pada beberapa jenis binatang, dan diperoleh hasil bahwa binatang yang lebih
tinggi tingkatannya dalam hal ini simpanse,mereka lebih cepat dalam
memecahkan masalah, menguasai medan dan mengetahui hubungan.
2). Percobaan dengan Simpanse
Dalam eksperimentasinya, Kohler menyimpulkan bahwa terdapat simpanse yang
cerdas dan ada pula simpanse yang bodoh. Simpanse yang bodoh, nampak hanya
belajar dengan asosiasi dan pengulangan, sambil melakukan perilaku berulang-
ulang. Sebaliknya, simpanse yang cerdas, menurut Kohler bisa belajar sangat
banyak seperti apa yang manusia lakukan, bisa menunjukkan sesuatu dan
kadangkala memperlihatkan kemampuan proses mental yang lebih tinggi. Kohler
menggunakan dua jenis studi untuk mempelajari perilaku problem solving
simpanse di dalam kandang. Berikut dua jenis studi tersebut,pertama seekor
simpanse harus menemukan solusi untuk meraih sebuah pisang yang
diletakkan disisi luar kandang. Dalam
studinya,”tongkat” dijadikan sebagai alat untuk menyelesaikan masalah. Seekor
simpanse harus menggunakan tongkat panjang untuk mendapatkan pisang
tersebut, dalam hal ini simpanse tersebut harus menggabungkan beberapa tongkat
sehingga bisa mencapai pisang.Kedua,”kotak” dijadikan sebagai alat untuk
menyelesaikan masalah, dalam eksperimen ini, simpanse harus memindahkan
kotak tersebut dibawah pisang atau menumpuk kotak-kotak tersebut untuk
mencapai pisang.Berdasarkan eksperimen tersebut
kohler menemukan catatan penting,bahwa
inteligensi simpanse tidak belajar melalui trial and error. Menurut Kohler,
simpanse tidak berbeda dari manusia yaitu mampu
memecahkan masalah sekaligus dengan proses integrasi atau pemahaman.
Pemahaman yang diperlihatkan oleh simpanse akan muncul tiba-tiba setelah
memahami masalahnya, dan setelah melihat hubungan-hubungan antara unsur
yang satu dengan yang lain. Pemahaman
yang seperti itu – yang datang dengan tiba-tiba disebut ”Aha Erlebnis”.
Kemudian, proses pelibatan dalam serangkaian solusi ini adalah pengetahuan
(insight)
3). Percobaan dengan Ayam
Dalam eksperimen ini, ayam dilatih
dengan mendekati warna kertas yang agak gelap dan tidak mendekati warna
terang.Setelah dilatih secukupnya, bila ayam diberi pilihan untuk memilih terang
dan agak gelap, ayam akan memilih gelap (berdasarkan hasil latihan). Periode
berikutnya, bila ayam diberi pilihan untuk memilih yang agak gelap dengan
gelap,maka ayam akan memilih mendekati
gelap (tidak memilih yang agak gelap seperti dilatihkan)
• Kurt Koffka (1886-1941)
Kurt Koffka lahir di Berlin pada 18
maret 1886.Dari Berlin ia pergi ke Frankfrurt dan disanalah ia bekerja sebagai
asisten di laboratorium Johannes Von Kries dan tahun berikutnya sebagai asisten
di Oswald Kulpedi di Wurzburg awal 1910. Ia dan Kohler bekerja bersama
dengan Wertheimer selama tiga semester. Disanalah pula ia mulai menulis yang
kemudian menjadi sangat berpengaruh dalam mempopulerkan psikologi
Gestalt.Salah satu buku kreatifnya adalah ’’Grown of The Mind”, sebuah buku
yang sangat relevan dengan prinsip-prinsip gestalt. Tahun 1925
dia mempublikasikan Principles of Gestalt Psycology, sistem utama di dalam
psikologi Gestalt. Dia adalah orang pertama yangmenulis artikel dalam bahasa
inggris mengenai Psikologi Gestalt. Artikelnya: Perception:An Introduction to
Gestalt Theories.Dipublikasikan di Psychological Buletin tahun 1922.

c. Asumsi
Pertama: Teori Medan, menurut teori Gestalt, dalam suatu medan, tidak ada yang
eksis secara terpisah atau terisolasi. Penekanannya adalah pada keseluruhan atau
totalitas, dan bukan pada bagian-bagian atau item-item.
Kedua: Nature versus Nurture, Otak bereaksi terhadap informasi sensoris yang
masuk dan akan melakukan penataan yang membuat informasi tersebut lebih
bermakna karena otak bukan penerima pasif, otak merupakan gudang penyimpan
informasi yang diterima dari lingkungan. Hal ini adalah “sifat alami” yang
dimiliki otak dalam menata dan memberikan makna pada informasi sensori.
Ketiga: Hukum Pragnanz, merupakan prinsip pedoman Gestalt dalam meneliti
persepsi, belajar, dan memori.
Keempat: Realitas subjektif dan objektif, dalam teori Gestalt, perilaku ditentukan
oleh kesadaran atau realitas subjektif.

2. Jurnal Teori Belajar Aliran psikologi Gestalt Serta Implikasinya Dalam


Proses Belajar dan Pembelajaran
Oleh : Abdurrahman Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

a. Penemu
Teori ini dibangun oleh tiga orang, Kurt Koffka, Max Wertheimer,dan Wolfgang
Köhler.
b. Sejarah
Gerakan Gestalt dianggap pertama kali diluncurkan oleh gestalt (Gestalt Theory)
ini lahir di Jerman tahun 1912 dipelopori dan dikembangkan oleh Max
Wertheimer (1880 – 1943), yang dianggap jugasebagai bapak pendiri yakni
Wolfgang Kohler. Max Wertheimer tentang gerakan, yang muncul pada tahun
1912, teori belajar Wolfgang Kohler (1887-1967) dan Kurt Koffka (1886-1941)
yang meneliti tentang pengamatan dan problem solving. Dari pengamatannya ia
menyesalkan penggunaan metode menghafal di sekolah, dan menghendaki agar
murid belajar dengan pengertian bukan hafalan akademis.Sumbangan, seperti
Wolfgang Kohler (1887 – 1967) yang meneliti tentang “insight” pada simpanse
yaitu mengenai mentalitas simpanse (ape) di pulau Canary. Kurt Koffka (1886 –
1941) yang menguraikan secara terperinci tentang hukum-hukum pengamatan,
dan Kurt Lewin (1890 –1947) yang mengembangkan suatu teori belajar (cognitif
field) dengan menaruh perhatian kepada kepribadian dan psikologi sosial.

c. Asumsi
Terdapat empat asumsi yang mendasari pandangan gestalt, yaitu:
1. Prilaku “Molar” hendaknya banyak dipelajari dibandingkan dengan perilaku
“Molecular”. prilaku “Molecular” adalah prilaku dalam bentuk konraksi otot atau
keluarnya kelenjer, sedangkan prilaku “Molar” adalah prilaku dalam keterkaitan
dengan lingkungan luar. Berlari,berjalan, mengikuti kuliah, bermain sepak bola
adalah beberapa prilaku “Molar”. Prilaku “molar” lebih mempunyai makna
dibanding
dengan prilaku (Molecular)”.
2. Hal yang penting dalam mempelajari prilaku ialah membedakan antara
lingkungan geografis dengan lingkungan behavioral. Lingkungan geografis
adalah lingkungan yang sebenarnya ada, sedangkan lingkungan behavioral
merujuk pada sesuatu yang nampak. Misalnya, gunung yang Nampak dari jauh
seolah-olah sesuatu yang indah. (lingkungan behavioral), padahal kenyataannya
merupakan suatu lingkungan yang penuh dengan hutan yang lebat (lingkungan
geografis).
3. Organisme tidak mereaksi terhadap rangsangan lokal atau unsur atau suatu
bagian peristiwa, akan tetapi mereaksi terhadap keseluruhan obyek atau
peristiwa. Misalnya adanya penamaan kumpulan bintang, seperti: sagitarius,
virgo, pisces, Gemini dan sebagainya adalah contoh dari prinsip ini. Contoh lain,
gumpalan awan tampak seperti gunung atau bintang tertentu.
4. Pemberian makna terhadap suatu rangsangan sensoris adalah merupakan suatu
proses yang dinamis dan bukan sebagai suatu reaksi yang statis. proses
pengamatan merupakan suatu proses yang dinamis dalam memberikan tafsiran
terhadap rangsangan yang diterima.
❖ Jurnal Internasional
Journal Gestalt School On Learning

a. Penemu
Psikologi Gestalt dikembangkan pada tahun 1920-an oleh tiga psikolog
Jerman,Wertheimer, Koffka dan Kohler.

b. Sejarah Psikologi Gestalt


1. Max Wertheimer, bersama dengan Kurt Koffka dan
Wolfgang Köhler mendirikan Sekolah GestaltPsikologi dan belajar perseptual
dan lainnyafenomena berdasarkan Kantian dan lainnyaFilsafat Jerman. Ide
mereka dimulaimuncul pada tahun 1912.
2. Dipisahkan oleh PD I, tiga individu bersatulagi untuk membentuk Gestalt of
the Berlin School,dan tinggal di Jerman sampai tahun 1930-an dan kemudian
bermigrasi ke AS.
3. Di AS, Wertheimer di New School for Social Penelitian, Koffka di Smith
College, Kohler di Swarthmore College, dan Lewin di Cornell dan Universitas
Iowa terus mengerjakan memperluas ide gestalt.
4. Sekolah Gestalt memberikan kontribusi yang sangat besarpsikologi. Moto
mereka, “secara keseluruhan berbeda bentuk penjumlahan bagian-bagiannya ”,
tambah rumah tangga kepopuleran. Meskipun mereka menghadapi tentangan dari
behaviorisme, ide-ide mereka disebarluaskan psikologi kognitif saat ini.

c. Asumsi Psikologi Gestalt


1. Psikologi Gestalt meminjam konsep teori medan dari fisika. Dalam bentuknya
yang sederhana satu dapat memikirkan magnet yang menghasilkan magnet
bidang.
2. Bidang dapat didefinisikan sebagai bidang yang dinamis dan saling terkait
sistem, di mana satu bagian memengaruhi bagian lain sistem.
3. Jadi teori lapangan dalam psikologi gestalt mengasumsikan bahwa perilaku
dan proses kognitif adalah bagiannya dari bidang yang saling mempengaruhi.
Proses ini bisa berupa kenangan, keyakinan, persepsi, fisiologi, dll.
4. Setiap perubahan dalam satu proses mengubah keseluruhan pola. Dunia terlihat
berbeda saat sedang kesal perut atau kenangan sedih.
5. Bidang bisa ada di berbagai tingkatan. Dipersepsi lingkungan bisa menjadi
ladang. Semua orang di lingkungan bisa menjadi bidang lain, dll.

Anda mungkin juga menyukai