Abdullah Manshur*)
Abstract : Abstract: The history of the transition of power from the Umayyads to the
Sovereignty Sovereignty Bani Hashim Abbas began when Islam requires leadership is in their
hands, because they are the closest relatives of the Prophet. The demand was actually there
when the death of the Prophet. But the demands of the new crystallize (harden) when the
Umayyads to the throne by defeating Ali bin Abi Talib. Abbasid period is a new era and is
identical to the advancement of science. Science is seen as a very important and noble. As
science developed during the Abbasid dynasty consists of the development of science naqli
(source of Al-Quran and Hadith) is like Tafsir, Hadith sciences, the science of kalam,
mysticism, linguistics, the science of jurisprudence, as well as keeping the books of the law .
While the development of such aqli philosophy of medicine and science, optical sciences,
mathematics, chemistry, and earth science history and science.
Humaimah terletak berdekatan dengan pergantian Dinasti akan tetapi lebih dari itu
Damsyik. Kufah merupakan kota yang adalah penggantian struktur sosial dan
penduduknya menganut aliran Syi‗ah pen- ideologi. Sehingga dapat dikatakan kebang-
dukung Ali bin Abi Tholib. Ia bermusuhan kitan Daulah Bani Abbasiyah merupakan
secara terang-terangan dengan golongan suatu revolusi.
Bani Umayyah. Demikian pula dengan
Khurasan, kota yang penduduknya men- Rumusan Masalah
dukung Bani Hasyim. Ia mempunyai warga Berdasarkan latar belakang di atas,
yang bertemperamen pemberani, kuat maka penulis membatasi rumusan masalah
fisiknya, tegap tinggi, teguh pendirian tidak sebagai berikut ;
mudah terpengaruh nafsu dan tidak mudah 1. Bagaimana Perkembangan Politik Pada
bingung dengan kepercayaan yang menyim- masa Dinasti Abbasiyah ?
pang. Disinilah diharapkan dakwah kaum 2. Bagaimana Perkembangan Ilmu
Abbassiyah mendapatkan dukungan. Pengetahuan Pada Masa Dinasti
Muhammad bin Ali Al-Abbas mulai Abbasiyah?
melakukan pergerakannya dengan langkah-
langkah awal yang penting, di antaranya: Tujuan dan Kegunaan
Pertama, membuat propaganda untuk meng- Adapun yang menjadi tujuan dan
hasut rakyat menentang kekuasaan kegunaan yang diharapkan dari penulisan
Umayyah, serta menanamkan ide-ide baru makalah ini adalah:
tentak hak kekhalifaan, kedua, membentuk 1. Menjelaskan Perkembangan Politik Pada
faksi-faksi hamimah, faksi Kufah dan Faksi masa Dinasti Abbasiyah?
Khurasan. Ketiga faksi ini bersatu dalam 2. Menjelaskan Perkembangan Ilmu
satu tujuan yaitu menumbangkan Dinasti Pengetahuan Pada Masa Dinasti
Umayyah. Ketiga, ide tentang persamaan Abbasiyah?
antara orang Arab dan non-Arab.
Selama Imam Muhammad masih hidup PEMBAHASAN
gerakan dilakukan sangat rahasia. Propa- A. Perkembangan Politik Pada masa
ganda dikirim keseluruh pelosok negara, dan Dinasti Abbasiyah
mendapat pengikut yang banyak, terutama Pada masa awal berdirinya Daulah
dari golongan yang merasa tertindas, bahkan Abbasiyah ada 2 tindakan yang dilakukan
juga dari golongan yang pada mulanya oleh para Khalifah Daulah Bani Abbasiyah
mendukung Bani Umayyah. untuk mengamankan dan mempertahankan
Setelah Muhammad meninggal dan dari kemungkinan adanya gangguan atau
diganti oleh anaknya Ibrahim, maka seorang timbulnya pemberontakan yaitu : pertama,
pemuda Persia yang gagah berani dan cerdas tindakan keras terhadap Bani Umayah. dan
bernama Abu Muslim al-Khusarany, ber- kedua, pengutamaan orang-orang turunan
gabung dalam gerakan rahasia ini. Semenjak persia.
itu dimulailah gerakan dengan cara terang- Pembai‘atan Abu al-Abbas sebagai
terangan, kemudian cara pertempuran. khalifah Dinasti Abbasiyah yang pertama
Akhirnya bulan Zulhijjah 132 H Marwan, pada tahun 122 H./749 M. di Masjid Kuffah,
Khalifah Bani Umayyah terakhir terbunuh di menandai berdirinya Dinasti Abbasiyah
Fusthath, Mesir. Kemudian Daulah bani secara resmi. Akan tetapi kekuasaan dan
Abbasiyah resmi berdiri. pengaruh Dinasti Umayyah yang berpusat di
Dari sini dapat diketahui bahwa Damaskus masih tetap eksis dibawah
bangkitnya Daulah Abbasiyah bukan saja pemerintahan khalifah-nya, Marwan II. Pada
18
pusat. Sementara itu, disisi lain mening- perundingan damai gagal, akhirnya
katnya ketergantungan pada tentara Khalifah menyerah, namun tetap
bayaran. Disamping itu, faktor yang dibunuh oleh Hulagu. Pembantaian
penting yaitu merosotnya moral para massal itu menelan korban sebanyak
Khalifah Abbasiyah pada zaman 800.000 orang.
kemunduran, serta melalaikan salah satu Ketika bangsa Mongol dapat
sendi Islam, yaitu jihad. menaklukkan Baghdad tahun 656/ 1258,
Dalam buku yang ditulis Abu ada seorang pangeran keturunan
Su‘ud, disebutkan faktor-faktor intern Abbasiyah yang lolos dari pembunuhan
yang membuat Daulah Abasiyah lemah dan meneruskan Khilafah dengan gelar
kekudian hancur antara lain : (1) adanya Khalifah yang berkuasa dibidang
persaingan tidak sehat diantara beberapa keagamaan saja dibawah kekuasaan
bangsa yang terhimpun dalam Daulah kaum Mamluk di Kairo, Mesir tanpa
Abasiyah, terutama Arab, Persia, dan kekuasaan duniawi yang bergelar
Turki. (2) terjadinya perselisihan pen- sultan. Jabatan yang disandang oleh
dapat diantara kelompok pemikiran keturunan Abbasiyah di Mesir itu
agama yang ada, yang berkembang akhirnya diambil oleh Sultan salami dan
menjadi pertumpahan darah. (3) mun- Turki Usmani ketika meguasai Mesir
culnya dinasti-dinasti kecil sebagai tahun 1517, dengan demikian, maka
akibat perpecahan social yang ber- hilanglah Khalifah Abbasiyah untuk
kepanjangan. (4) akhirnya terjadi keme- selamnya.
rosotan tingkat perekonimian sebagai Sedangkan faktor ekstern yang
akibat dari bentrokan politik. terjadi adalah (1) berlangsungnya
2. Eksternal Perang Salib yang berkepanjangan, dan
Disamping faktor-faktor internal, yang paling menentukan adalah (2)
ada juga faktor ekstern yang membawa sebuah pasukan Mongol dan Tartar
nasib dinasti ini terjun kejurang kehan- yang dipimpin oleh Hulagu Khan, yang
curan total. Yaitu serangan Bangsa berhasil menjarah semua pusat-pusat
Mongol. Latar belakang penghancuran kekuasaan maupun pusat ilmu, yaitu
dan penghapusan pusat Islam di perpustakaan di Baghdad.
Baghdad, salahsatu faktor utama adalah
gangguan kelompok Asasin yang B. PERKEMBANGAN ILMU
didirikan oleh Hasan ibn Sabbah (1256 PENGETAHUAN
M) di pegunungan Alamut, Iraq. Sekte, Periode Abbasiyah adalah era baru
anak cabang Syi‘ah Isma‘iliyah ini dan identik dengan kemajuan ilmu penge-
sangat mengganggu di wilayah Persia tahuan. Dari segi pendidikan, ilmu penge-
dan sekitarnya. Baik di wilayah Islam tahuan termasuk science, kemajuan per-
maupun di wilayah Mongol tersebut. adaban, dan kultur pada zaman ini bukan
Setelah beberapakali penyerangan hanya identik sebagai masa keemasan Islam,
terhadap Assasin akhirnya Hullagu, akan tetapi era ini mengukur dengan
cucu Chengis Khan dapat berhasil gemilang dalam kemajuan peradaban dunia.
melumpuhkan pusat kekuatan mereka di Semasa dinasti Umayyah kegiatan dan
Alamut. Kemudian menuju ke Baghdad. aktivitas nalar ilmu yang ditanam itu
Setelah membasmi mereka di Alamut, berkembang pesat yang mencapai puncakya
tentara Mongol mengepung kota pada era Abbasiah.
Baghdad selama dua bulan, setelah
22
Sebelum Dinasti Abbasiyah, para keadaan maju, jaya dan makmur, kegiatan
lama memelihara dan mentransfer ilmu kaum muslim bukan hanya menerjemahkan
mereka melalui hafalan atau lembaran- bahkan mulai memberikan syarahan (pen-
lembaran yang tidak teratur, pusat kegiatan jelasan), dan melakukan tahqiq (pengeditan).
Dunia Islam selalu bermuara pada masjid. Pada mulanya muncul dalam bentuk karya
Masjid dijadikan centre of education. Pada tulis yang ringkas, lalu dalam wujud yang
Dinasti Abbasiyah inilah mulai adanya lebih luas dan dipadukan dalam berbagai
pengembangan keilmuan dan teknologi pemikiran dan petikan, analisis dan kritik
diarahkan kedalam ma‘had, menulis hadis, yang disusun dalam bentuk bab-bab dan
fikih, tafsir, dan banyak buku dari berbagai pasal-pasal. Dengan kepekaan mereka, hasil
bahasa arab dan menjadi buku-buku yang kritik dan analisis itu memancing lahirnya
disusun secara sistematis. teori-teori baru sebagai hasil renungan
Rasa cinta Khalifah terhadap ilmu mereka sendiri. Misalnya apa yang yang
pengetahuan disalurkan melalui kegiatan telah dilakukan oleh Muhammad ibn Musa
penerjemahan secara besar-besaran yang al-Khawarizmi dengan memisahkan aljabar
peranannya sangat besar dalam mentransfer dari ilmu hisab yang pada akhirnya menjadi
ilmu pengetahuan. Mereka menerjemahkan ilmu tersendiri secara sistematis. Pada masa
dari buku-buku asing, seperti bahasa inilah lahir karya-karya ulama yang telah
Sansekerta, Suryani, atau Yunani kedalam tersusun rapi.
bahasa arab yang telah dimulai sejak zaman Diantara pusat-pusat ilmu pengetahu-
Umayyah. Misalnya, Khalid ibn Yazid, an dan filsafat yang terkenal ialah
seorang penguasa, pecinta ilmu yang Damaskus, Alexandria, Qayrawan, Fustat,
memerintahkan kepada para cendekiawan Kairo, al-Madaain, Jundeshahpur, dan lain-
Mesir atau yang tinggal di Mesir agar lain. Banyaknya cendekiawan yang diangkat
mereka menerjemahkan buku-buku tentang menjadi pegawai pemerintahan dan istana
kedokteran, bintang, dan kimia yang para kahlifah Abbasiyah, misalnya Al-
berbahasa Yunani ke dalam bahasa arab. Mansur yang banyak mengangkat pegawai
Demikian juga Khalifah Umar II menyuruh pemerintahan dan istana dari cendekiawan-
menerjemahkan buku-buku kedokteran cendekiawan Persia seperti yang diberikan
kedalam bahsa arab. kepada keluarga Barmak dan kemudian,
Pada 832 M, Ma‘mun mendirikan jabatan wazir yang diberikan al- Mansur
Bait al-HIkmah di Baghdad sebagai akademi kepada Khalid ibn Barmak, kemudian ke
pertama, lengkap dengan teropong bintang, anak dan cucu-cucunya. Mereka ini berasal
perpustakaan, dan lembaga penerjemahan. dari Bactra, dikenal sebagai keluarga yang
Kepala akademi ini yang pertama adalah gemar pada ilmu pengetahuan dan filsafat,
Yahya ibn Musawaih (777-857 M) murid yang condong kepada paham Mu‘tazilah.
Gibril ibn Bakhtisyu, kemudian diangkat Mereka disamping sebagai wazir, juga
Hunain ibn Ishaq, murid Yahya sebagai menjadi pendidik anak-anak Khalifah.
ketua kedua. Diakuinya Mu‘tazilah sebagai mazhab resmi
Pada abad ke-10 M, abad pem- Negara pada masa Khalifah Ma‘mun (827
bangunan daulah Islamiyah mulai dari M). Mu‘tazilah adalah aliran yang mengan-
Cordon di Spanyol sampai ke Multan di jurkan kemerdekaan dan kebebasan berfikir
Pakistan, mengalami kebangunan di segala kepada manusia. Aliran ini telah berkem-
bidang, terutama dalam bidang berbagai bang dalam masyarakat terutama pada masa
macam ilmu pengetahuan, teknologi dan awal Dinasti Abbasiyah, yang banyak
seni. Dunia Islam, pada waktu itu dalam memajukan kegiatan intelektual dengan
23
lebih menggunakan rasio baik dalam pener- tafsir yang kedua ini tidak dapat
jemahan ilmu-ilmu luar maupun memadu- berkembang dengan baik.
kan dengan ajaran Islam. Inilah faktor utama Diantara ulama-ulama tafsir
jasa mereka memelihara Yunani dan yang terkenal pada masa ini adalah
selanjutnya dikembangkan melalui Kairo, Ibn Jarir al-Thabari (w. 310 H.)
dan selanjutnya di transfer melalui pusat- dengan karangannya yang bertitel-
pusat kegiatan ilmiah di Eropa Barat Daya kan Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-
seperti Seville, Cordova, al-Hamra. Qur’an. Kemudian juga dikenal Al-
Para pemikir muslim tidak hanya Baidhowi dengan karangannya
menterjemahkan karya asing ke dalam Mu’allim al-Tanzil, Al-Zamakh-
bahasa Arab, baik secara langsung maupun syari dengan karangannya yang
tidak langsung, tetapi mereka memberikan berjudul al-Kasyaf, Al-Razi dengan
ulasan, pemodifikasian, penyempurnaan dan Tafsir al-Kabir dan lain-lain. Per-
penyesuaian dengan konteks dengan agama kembangan ilmu tafsir pada masa
mereka (dalam hal ini agama Islam). ini sudah sangat meluas. Hal ini
Akibatnya, lahirlah berbagai disiplin ilmu disebabkan oleh karena sebahagian
pengetahuan dalam khazanah intelektual besar ulama-ulama dalam bidang
Islam. Ilmu pengetahuan yang berkembang ilmu lainnya juga berupaya untuk
pada masa itu secara garis besarnya terbagai mengembangkan ilmunya dengan
kepada dua bagian, yaitu : dalil-dalil ayat al-Qur‘an seperti
1. Ilmu-Ilmu Naqliyah ilmu nahwu, ilmu fiqih dan lain-
Diantara ilmu-ilmu nqliyah tersebut lain.
yang berkembang pesat pada masa ini b. Ilmu Hadits
adalah sebagai berikut: Pada masa pemerintahan
a. Ilmu Tafsir ‗Umar bin Abd Azis (99-101
Kalau diperhatikan, ilmu H./717-720 M.) dari Dinasti
tafsir mengalami perkembangan Umayyah, sudah dimulai usaha-
yang peat dalam masa ini. Hal ini usaha untuk mengumpulkan dan
terlihat dengan munculnya dua membukukan hadits. Tetapi per-
aliran dalam ilmu tafsir yaitu aliran kembangan ilmu hadits yang paling
Tafsir bi al-Ma’tsur dan Tafsir bi menonjol justru terjadi pada masa
al-Ra’yi. Aliran pertama lebih pemerintahan Dinasti Abbasiyah,
menekankan kepada penafsiran sebab dalam masa inilah banyak
ayat-ayat al-Qur‘an dengan hadits bermunculan ulama-ulama yang
dan pendapat-pendapat para memfokuskan ilmu dan usaha
sahabat. Sedangkan aliran yang mereka pada hadits-hadits yang
kedua lebih banyak berpijak pada belum ada tandingannya hingga
logika daripada nash. Metode saat sekarang ini. Para ulama-ulama
kedua ini nampaknya banyak tersebut berhasil menyusun kitab-
dipengaruhi oleh perkembangan kitab hadits yang masih dapat kita
pemikiran filsafat dan ilmu penge- temukan pada masa sekarang ini.
tahuan. Dalam hal ini, agaknya Diantara ulama-ulama hadits
tidaklah berlebihan bila dikatakan yang terkenal adalah Imam Bukhari
bahwa tanpa adanya perkembangan (w. 256 H.). Beliau telah berhasil
pemikiran filsafat, maka aliran mengumpulkan hadis dalam kitab
Shahih al-Bukhari. Kemudian
24
Imam Muslim (w. 251 H.) terkenal ping itu, ummat Islam pada masa
dengan salah seorang ulama hadits ini telah berkenalan dan berinte-
dengan kitabnya Shahih Muslim. raksi dengan bangsa-bangsa yang
Kitab karangan Imam Bukhari dan secara histories telah memiliki
Imam Muslim di atas lebih ber- nilai-nilai peradaban tinggi seperti
pengaruh bagi ummat Islam dari di Iskandariyah, Mesir, Yudhisapur
pada kitab-kitab hadits lainnya dan lain-lain. Oleh karena itu, para
seperti Sunan Abu dawud karangan ulama dituntut untuk memiliki
Abu Dawud (w. 275 H.), Sunan al- kemampuan penafsiran sesuai
Turmudzi karangan Imam al- dengan tingkat peradaban atau alam
Turmudzi (w. 278 H.), Sunan al- pemikiran peradaban bangsa-
Nasai karangan Imam al-Nasa‘i (w. bangsa tersebut.
3030 H.) dan Sunan Ibn Majah oleh Pada masa ini, bermunculan
Imam Ibn Majjah (w. 375 H.). beberapa orang ulama dari golong-
Keenam buku-buku hadits yang an atau aliran Mu‘tazilah yang
disebutkan diatas tersebut lebih lebih apresaitif terhadap akal atau
popular disebut dengan al-Kutub rasio, seperti Washil bin Atha‘ (81-
al-Sittah. Kitab-kitab hadits inilah 131 H.), Abu Huzail (135-235 H.)
yang menjadi pedoman bagi para dan al-Nadzham (185-221 H.).
ulama hadits pada masa-masa Uraian-uraian ulama Mu‘tazilah ini
selanjutnya. lebih rasional dan arena itu me-
c. Ilmu Kalam (Teologi Islam) miliki potensi untuk lebih mudah
Awal munculnya teologi dimengerti oleh orang-orang yang
Islam berakar pada perdebatan memiliki tingkat kecerdasan yang
politis dan teologis yang bersifat lebih tinggi. Bahkan pada masa
internal semenjak masa pemerin- khalifah al-Makmum (198-218
tahan Dinasti Umayyah, seperti H./813-833 M.), tepatnya pada
Khawarij, Syiah, Murjiah dan tahun 212 H./827M. aliran
Muktazilah. Akan tetapi perkem- Mu‘atazilah dijadikan sebagai
bangannya justru lebih berakar dari mazhab resmi Negara. Disamping
factor-faktor eksternal yang muncul itu, pada masa ini muncul pula
semenjak abad ke-dua Hijriyah. Hal seorang ulama ilmu kalam yang
ini terlihat bahwa pemikirannya terkenal dan sangat besar pengaruh-
yang lebih kompleks dan sempurna nya sampai sekarang yaitu Abu
baru dirumuskan pada masa ini Hasan al-Asyari (259-323 H./873-
yaitu setelah terjadinya kontak 935 M.) yang berusaha menjem-
dengan pemikiran Yunani yang batani pemikiran-pemikiran
membawa pemikiran-pemikiran Mu‘tazilah dengan al-hadits. Hal
berbasiskan epistimologi rasional. ini mampu dilakukannya karena dia
Pemikiran Yunani tersebut memili- telah lama menjadi pengikut aliran
ki kontribusi besar terhadap per- Mu‘tazilah, maka pemikirannya
kembangan pemikiran ummat Islam juga telah lama dipengaruhi oleh
sehingga mereka bisa memaksimal- aliran pemikiran Yunani. Kemudian
kan rasio mereka dalam menye- muncul pula ulama-ulama pen-
lesaikan problem-problem kehidu- dukung al-Asyari seperti al-Juwaini
pan yang mereka hadapi. Disam- (419-478 H.) dengan karangannya
25
e. Para menteri turunan Persia diberi Karim, Abdul, M. Sejarah Pemikiran Dan
kekuasaan penuh untuk menjalankan Peradaban Islam. Cet.I. Yogyakarta:
tugasnya dalam pemerintah. Pustaka Book Publisher, 2007
2. Periode Abbasiyah adalah era baru dan
identik dengan kemajuan ilmu penge- Kumoro, Bawono. Hamas, Ikon Perlawanan
tahuan. Ilmu pengetahuan dipandang Islam Terhadap Zionisme Israel.
sebagai suatu yang sangat penting dan Jakarta: Mizan Media Utama, 2009
mulia.
Adapun ilmu yang berkembang pada Mutrodi, Ali. Islam di Kawasan
masa Dinasti Abbasiyah terdiri dari Kebudayaan Arab. Cet.I; Ciputat:
perkembangan ilmu naqli (sumber dari Wacana Ilmu, 1997
Al-Qur‘an dan Hadis) yaitu seperti ilmu
tafsir, ilmu hadis, ilmu kalam, ilmu Nasution, Harun. Falsafat dan Mistisme
tasawuf, ilmu bahasa, ilmu fiqih, serta dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1978
pembukuan kitab-kitab hukum.
---------------------. Isla`m Ditinjau dari
Saran berbagai Aspeknya. Jilid I. Cet. 5;
Terlepas dari segala kesalahan dan Jakarta: UI Press, 1985
kekurangan yang ada, penulis tetap berharap
semoga tulisan ini membawa manfaat, Http://lppbi-
begitupun tanggapan dan saran yang bersifat fiba.blogspot.com/2009/01/daya-
membangun dari segenap pembaca untuk tahan-politik-dinasti-abbasiyah.html,
perbaikann dan penyempurnaan makalah ini. Kamis, 22 Januari 2009