Anda di halaman 1dari 15

16

PERKEMBANGAN POLITIK DAN ILMU PENGETAHUAN


PADA DINASTI ABBASIYAH

Abdullah Manshur*)

Abstract : Abstract: The history of the transition of power from the Umayyads to the
Sovereignty Sovereignty Bani Hashim Abbas began when Islam requires leadership is in their
hands, because they are the closest relatives of the Prophet. The demand was actually there
when the death of the Prophet. But the demands of the new crystallize (harden) when the
Umayyads to the throne by defeating Ali bin Abi Talib. Abbasid period is a new era and is
identical to the advancement of science. Science is seen as a very important and noble. As
science developed during the Abbasid dynasty consists of the development of science naqli
(source of Al-Quran and Hadith) is like Tafsir, Hadith sciences, the science of kalam,
mysticism, linguistics, the science of jurisprudence, as well as keeping the books of the law .
While the development of such aqli philosophy of medicine and science, optical sciences,
mathematics, chemistry, and earth science history and science.

Keywords: Political Development, Science and the Abbasids

PENDAHULUAN perempuan tidak mewarisi pusaka datuk


Nama dinasti Abbasiyah diambil dari dengan adanya datuk.
nama seorang dari paman Nabi SAW yang Pada masa Khalifah Al-Walid Ibn Abd
bernama al-Abbas ibn Abd al-Muthallib ibn Al-malik, beliau memberi sebuah tempat
Hasyim. Ia seorang pribadi yang tangguh bernama Humayyah, dekat Damaskus
dan memegang peranan penting dalam kepada Ali cucu dari al-Abbas karena al-
berdirinya Abbasiyah. Abbas adalah seorang yang loyal terhadap
Sejarah peralihan kekuasaan dari Daulat Bani Umayyah. Tempat ini mulanya tenang
Bani Umayyah kepada Daulat Bani Abbas dan tentram Namun keadaan ini berubah
bermula ketika Bani Hasyim menuntut ketika Muhammad putra Ali, memiliki
kepemimpinan Islam berada di tangan obsesi untuk meletakkan dasar-dasar
mereka, karena mereka adalah keluarga kekuasaan dengan cara mempropagandakan
Nabi yang terdekat. Tuntutan itu sebenarnya perebutan kekuasaan dari Bani Umayyah.
telah ada ketika wafatnya Rasulullah. Tetapi Sebelum daulah Bani Abbasiyah ber-
tuntutan itu baru mengkristal (mengeras) diri, terdapat 3 tempat yang menjadi pusat
ketika Bani Umayyah naik tahta dengan kegiatan kelompok Bani Abbas, antara satu
mengalahkan Ali bin Abi Thalib. dengan yang lain mempunyai kedudukan
Secara umum sebenarnya keturunan Ali tersendiri dalam memainkan peranannya
bin Abi Thalib lebih dekat kepada untuk menegakkan kekuasaan keluarga
Rasulullah karena Fatimah sebagai anak besar paman nabi SAW yaitu Abbas Abdul
perempuan Rasulullah dan Ali adalah Mutholib (dari namanya Dinasti itu disan-
sepupu sekaligus menantu beliau. Akan darkan). Tiga tempat itu adalah Humaimah,
tetapi, Bani Abbas lebih berhak mewarisi Kufah dan Khurasan. Humaimah merupakan
Rasulullah karena beranggapan bahwa kota kecil tempat keluarga Bani Hasyim
moyang mereka adalah paman Rasulullah. bermukim, baik dari kalangan pendukung
Pusaka tidak boleh diperoleh sepupu jika Ali maupun pendukung keluarga Abbas.
ada paman. Sedangkan keturunan
17

Humaimah terletak berdekatan dengan pergantian Dinasti akan tetapi lebih dari itu
Damsyik. Kufah merupakan kota yang adalah penggantian struktur sosial dan
penduduknya menganut aliran Syi‗ah pen- ideologi. Sehingga dapat dikatakan kebang-
dukung Ali bin Abi Tholib. Ia bermusuhan kitan Daulah Bani Abbasiyah merupakan
secara terang-terangan dengan golongan suatu revolusi.
Bani Umayyah. Demikian pula dengan
Khurasan, kota yang penduduknya men- Rumusan Masalah
dukung Bani Hasyim. Ia mempunyai warga Berdasarkan latar belakang di atas,
yang bertemperamen pemberani, kuat maka penulis membatasi rumusan masalah
fisiknya, tegap tinggi, teguh pendirian tidak sebagai berikut ;
mudah terpengaruh nafsu dan tidak mudah 1. Bagaimana Perkembangan Politik Pada
bingung dengan kepercayaan yang menyim- masa Dinasti Abbasiyah ?
pang. Disinilah diharapkan dakwah kaum 2. Bagaimana Perkembangan Ilmu
Abbassiyah mendapatkan dukungan. Pengetahuan Pada Masa Dinasti
Muhammad bin Ali Al-Abbas mulai Abbasiyah?
melakukan pergerakannya dengan langkah-
langkah awal yang penting, di antaranya: Tujuan dan Kegunaan
Pertama, membuat propaganda untuk meng- Adapun yang menjadi tujuan dan
hasut rakyat menentang kekuasaan kegunaan yang diharapkan dari penulisan
Umayyah, serta menanamkan ide-ide baru makalah ini adalah:
tentak hak kekhalifaan, kedua, membentuk 1. Menjelaskan Perkembangan Politik Pada
faksi-faksi hamimah, faksi Kufah dan Faksi masa Dinasti Abbasiyah?
Khurasan. Ketiga faksi ini bersatu dalam 2. Menjelaskan Perkembangan Ilmu
satu tujuan yaitu menumbangkan Dinasti Pengetahuan Pada Masa Dinasti
Umayyah. Ketiga, ide tentang persamaan Abbasiyah?
antara orang Arab dan non-Arab.
Selama Imam Muhammad masih hidup PEMBAHASAN
gerakan dilakukan sangat rahasia. Propa- A. Perkembangan Politik Pada masa
ganda dikirim keseluruh pelosok negara, dan Dinasti Abbasiyah
mendapat pengikut yang banyak, terutama Pada masa awal berdirinya Daulah
dari golongan yang merasa tertindas, bahkan Abbasiyah ada 2 tindakan yang dilakukan
juga dari golongan yang pada mulanya oleh para Khalifah Daulah Bani Abbasiyah
mendukung Bani Umayyah. untuk mengamankan dan mempertahankan
Setelah Muhammad meninggal dan dari kemungkinan adanya gangguan atau
diganti oleh anaknya Ibrahim, maka seorang timbulnya pemberontakan yaitu : pertama,
pemuda Persia yang gagah berani dan cerdas tindakan keras terhadap Bani Umayah. dan
bernama Abu Muslim al-Khusarany, ber- kedua, pengutamaan orang-orang turunan
gabung dalam gerakan rahasia ini. Semenjak persia.
itu dimulailah gerakan dengan cara terang- Pembai‘atan Abu al-Abbas sebagai
terangan, kemudian cara pertempuran. khalifah Dinasti Abbasiyah yang pertama
Akhirnya bulan Zulhijjah 132 H Marwan, pada tahun 122 H./749 M. di Masjid Kuffah,
Khalifah Bani Umayyah terakhir terbunuh di menandai berdirinya Dinasti Abbasiyah
Fusthath, Mesir. Kemudian Daulah bani secara resmi. Akan tetapi kekuasaan dan
Abbasiyah resmi berdiri. pengaruh Dinasti Umayyah yang berpusat di
Dari sini dapat diketahui bahwa Damaskus masih tetap eksis dibawah
bangkitnya Daulah Abbasiyah bukan saja pemerintahan khalifah-nya, Marwan II. Pada
18

masa awal berdirinya Dinasti Abbasiyah ini, Masuknya orang-orang Persia ke


terjadi dualisme kekuasaan yaitu kekuasaan dalam jajaran pemerintahan Dinasti
Dinasti Umayyah yang sedang berada dalam Abbasiyah, tidak dapat dipungkiri karena
keadaan lemah namun tetap dipandang mereka juga telah memainkan peranan yang
sebagai ancaman serius bagi kedaulatan sangat penting dalam menegakkan eksistensi
Dinasti Abbasiyah yang baru muncul dan Dinasti Abbasiyah pada periode awal
kekuasaan Dinasti Abbasiyah yang sedang berdirinya Dinasti ini. Disamping ―politik
bangkit. Untuk menghadapi kekuatan balas budi‖, masuknya orang-orang Persia
Dinasti Umayyah tersebut, Abu al-Abbas ke dalam jajaran penting pemerintahan
menyiapkan pasukan dibawah komando Dinasti Abbasiyah dimungkinkan karena
‗Abdullah bin ‗Ali. Akhirnya terjadilah Dinasti ini mengedepankan ―politik ter-
pertempuran yang dahsyat antara pasukan buka‖. Hal ini sangatlah berbeda dengan apa
Abbasiyah dengan pasukan Umayyah di yang selalu dipraktekkan oleh Dinasti
lembah sungai Az-Zab. Dalam pertempuran Umayyah yang bersifat Arab-Sentris.
ini, pasukan Umayyah mengalami kekalahan Pada awalnya, ibu kota pemerintahan
dan khalifah Marwan II berhasil melarikan Dinasti Abbasiyah terdapat di al-Hasyimiah
diri. Peristiwa ini terjadi pada tahun 123 H. dekat Kuffah. Akan tetapi untuk menjaga
/750 M. Dengan demikian, berarti Dinasti stabilitas Negara yang baru berdiri tersebut,
Abbasiyah telah berhasil menguasai daerah- khalifah Al-Manshur (754-775M) memin-
daerah Syam termasuk pusat pemerintahan dahkan ibu kota atau pusat pemerintahannya
Dinasti Umayyah. Upaya pembersihan ke Baghdad yang berada di tengah-tengah
keturunan Dinasti Umayyah serta penge- bangsa Persia. Di ibu kotanya yang baru
jaran terhadap khalifah Marwan II terus inilah, khalifah al-Manshur mengadakan
dilakukan. Akhirnya, pada tahun 123 H./750 konsolidasi dan penertiban pemerintahan-
M. pasukan Abbasiyah dibawah pimpinan nya. Ia mengangkat sejumlah personil untuk
Shaleh bin Ali berhasil membunuh khalifah menduduki jabatan-jabatan di lembaga
Marwan II. Dengan terbunuhnya khalifah eksekutif dan yudikatif.
Marwan II, maka berakhirlah kekuasaan Dalam menjalankan pemerintahan-
Dinasti Umayyah dalam panggung sejarah nya, disamping membenahi angkatan
peradaban ummat Islam. bersenjata, membentuk lembaga protokol
Disisi lain, kemajuan politik yang negara dan mengangkat hakim di lembaga
terjadi pada masa Dinasti Abbasiyah ini kehakiman Negara, Khalifah al-Manshur
adalah masuknya orang-orang Persia ke pada waktu itu menciptakan tradisi baru
dalam pemerintahan. Dinasti ini telah dengan mengangkat Wazir (perdana mentri)
memberikan peluang yang cukup besar sebagai kordinator departemen, atau yang
kepada orang-orang Mawali keturunan jabatannya disebut dengan wizara>t.
Persia untuk menduduki jabatan-jabatan Wizara>t itu dibagi lagi menjadi 2 yaitu:
penting dan strategis seperti jabatan Wazir. 1) Wizara>t Tanfiz (sistem pemerintahan
Dengan demikian, pengaruh Persia semakin presidentil) yaitu wazir hanya sebagai
signifikan dalam tatanan kehidupan politik pembantu Khalifah dan bekerja atas nama
pada masa itu. Kehidupan a-la Persia Khalifah.
menjadi trend-setter, baik pemikiran mau- 2) Wiza>ratut Tafwidl (parlemen kabinet).
pun gaya hidup. Hal ini berlaku tidak hanya Wazirnya berkuasa penuh untuk memimpin
pada kalangan masyarakat awam, akan pemerintahan. Sedangkan Khalifah sebagai
tetapi juga terjadi di kalangan elit lambang saja. Pada kasus lainnya fungsi
pemerintahan.
19

Khalifah sebagai pengukuh Dinasti-Dinasti 11. Al muntashir bin mutawakkil (861-


lokal sebagai gubernurnya Khalifah. 862 M)
Kemudian, untuk membantu 12. al-Musta'in (862-866 M)
Khalifah dalam menjalankan tata usaha 13. Al-Mu'tazz (866-869)
negara diadakan sebuah dewan yang ber- 14. Al Muhtadi bin Al Watsiq (869
nama diwanul kita>>bah (sekretariat hingga 870)
negara) yang dipimpin oleh seorang raisul 15. Abul 'Abbas Ahmad Al-Mu'tamid
kuttab (sekretaris negara). Dan dalam 'Alallah al-Mutawakkil (870-892)
menjalankan pemerintahan negara, wazir 16. Al-Mu'tadhid Billah (892-902)
dibantu beberapa raisul diwan (menteri 17. Abu Muhammad Ali bin al-Mu'tadhid
departemen-departemen). al-Muktafi Bin al-Mu'tadhid (902-
Pada zaman al-Manshur ini pula, 908)
konsep kekhalifahan berkembang sebagai 18. Al-Muqtadir Bin al-Mu'tadhid (908–
sistem politik. Menurut pandangan para 932).
pemimpin Bani Abbasiyah, kedaulatan yang 19. Al-Qahir Billah (932 - 934)
ada pada pemerintahan (Khalifah) adalah 20. Abu al-Abbas Muhammad Ar-Radhi
berasal dari Allah, bukan dari rakyat Billah bin al-Muqtadir bin al-
sebagaimana diaplikasikan oleh Abu Bakar Mu'tadhid bin Thalhah bin al-
dan Umar pada zaman khalifahurrasyidin. Mutawakkil, ( 934 - 940)
Hal ini dapat dilihat dengan perkataan 21. Abu Ishaq Al-Muttaqi Billah, Ibrahim
Khalifah Al-Mansur ―Saya adalah sultan bin al-Muqtadir bin al-Mu'tadhid bin
Tuhan diatas buminya ―. Di samping itu, al-Muwaffaq Thalhah bin al-
berbeda dari daulat Bani Umayyah, Mutawakkil ( 940 - 944)
khalifah-khalifah Abbasiyah memakai 22. Abu al-Qasim Al-Mustakfi, Abdullah
―gelar tahta‖, seperti al-Manshur adalah bin al-Muktafi bin al-Mu'tadhid (944
gelar tahta dari Abu Ja‘far. - 946)
Dalam sejarah pemerintahan Bani 23. Abu al-Qasim Al-Muthi' Lillahi , al-
Abbasiyah tercatat ada 38 khalifah yang Fadhl bin al-Muqtadir bin al-
menjabat yaitu : Mu'tadhid (946 - 974)
1. Abul Abbas as-saffah (750-754 M) 24. Abu Bakar Ath-Tha'i Lillah, Abdul-
2. Abu Ja‘far al-mansyur (754 – 775 M) Karim bin al-Muthi' (974 -991)
3. Abu Abdullah Muhammad Al-Mahdi 25. Abu al-'Abbas Al-Qadir Billah,
bin Al Mansyur (775-785 M) Ahmad bin Ishaq bin al-Muqtadir
4. Abu Musa Al-Hadi (785—786 M) (991- 1031)
5. Abu Ja‘far Harun Ar-Rasyid (786- 26. Abu Ja'far Al-Qa'im Biamrillah,
809 M) Abdullah bin al-Qadir (1031 - 1075)
6. Abu Musa Muhammad bin Harun Al 27. Abu al-'Abbas Al-Mustazhir, Ahmad
Amin (809-813 M) bin al-Muqtadi Billah (1094 - 1118)
7. Abu Ja‘far Abdullah Al Ma‘mun 28. Abu Manshur Al-Mustarsyid Billah,
(813-833 M) al-Fadhl bin al-Mustazhir Billah
8. Abu Ishak M. Al Muta‘shim (833- (1118 - 1135)
842 M) 29. Abu Ja'far Ar-Rasyid Billah ,
9. Abu Ja‘far Harun Al Watsiq (842-847 Manshur bin al-Mustarsyid (1135 -
M) 1136)
10. Abul Fadhl Ja‘far Al Mutawakkil
(847-861)
20

30. Abu Abdullah Al-Muqtafi Liamrillah, atau membentuk pemerintahan sendiri


Muhammad bin al-Mustazhir (1136 - misalnya saja munculnya Daulah-Daulah
1160) kecil, contoh; daulah Bani Umayyah di
31. Abu al-Muzhaffar Al-Mustanjid, Andalusia atau Spanyol, Daulah Fatimiyah.
Yusuf bin al-Muqtafi (1160 - 1170) Setelah mengalami masa kejayaan,
32. Abu Muhammad Al-Mustadhi' Dinasti Abbasiyah akhirnya mengalami
Liamrillah , al-Hasan bin al- kemunduran dan kehancuran. Berakhirnya
Mustanjid Billah adalah (1170 -1180) kekuasaan Dinasti Seljuk atas Baghdad
33. Abu al-Abbas An-Nashir Lidinillah, menjadikan Khalifah Abbasiyah tidak lagi
Ahmad bin al-Mustadhi' Biamrillah berada dibawah kekuaasaan suatu dinasti
(1180 - 1225.) tertentu, walaupun banyak sekali Dinasti
34. Abu Nashr Azh-Zhahir Biamrillah , Islam berdiri.
Muhammad bin an-Nashir Lidinillah Adapun faktor penyebab kehancuran
(1225 -1226) Abbasiyah, diantaranya, sebagai berikut:
35. Al-Mustanshir bin Azh-Zhahir bi 1. Internal
Amrillah bin An-Nashir ((1226 - Semasa Abbasiyah wilayah ke-
1242) kuasaannnya meliputi barat sampai
36. Abu Ahmad Al-Musta'shim Billah , samudera Atlantik, disebelah timur
Abdullah bin al-Mustanshir Billah ( sampai India dan perbatasan China, dan
1242 -1258) diutara dari laut Kashpia sampai
37. Al-Mustanshir II, Abu al-Qasim Al- keselatan, teluk Persia. Wilayah kekua-
Mustanshir Billah, Ahmad bin Azh- saan Abbasiyah yang hampir sama
Zhahir Biamrillah ( 1261 - 1262) luasnya dengan wilayah kekuasaan
38. Al-Hakim (1262-1302) dinasti Mongol, tidak mudah diken-
Pada pemerintahan bani Abbasiyah dalikan oleh para Khalifah yang lemah.
di atas, masa keemasan hanya berlangsung Sementara itu jauhnya wilayah-wilayah
sampai Khalifah Al-Wasith (842-847 M). yang terletak di ketiga benua tersebut,
Secara politis, para Khalifah betul-betul dan kemudian hari didorong oleh para
tokoh yang sangat kuat dan merupakan pusat Khalifah yang makin lemah dan malas
kekuasaan politik dan agama sekaligus. yang dipengaruhi oleh kelompok-
Disisi lain, kemakmuran masyarakat men- kelompok yang tidak terkendali bagi
capai tingkat tertinggi. Periode ini juga Khalifah.
berhasil menyiapkan landasan bagi perkem- Selain agama juga faktor ekonomi
bangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam cukup dominan atas lemahnya sendi-
islam. Namun, setelah periode ini berakhir, sendi kekhalifahan Abbasiyah. Beban
pemerimtahan Bani Abbas mulai menurun pajak yang berlebihan dan pengaturan
dalam bidang politik, meskipun filsafat dan wilayah-wilayah (Provinsi) demi keun-
ilmu pengetahuan terus berkembang. tungan kelas penguasa telah menghan-
Selanjutnya kekuasaan Politik curkan bidang pertanian dan industri.
Abbasiyah sudah mengalami penurunan, Saat para Wali, Amir, dan lain-lain
terutama kekuasaan politik sentral. Hal ini termasuk kalangan istana makin kaya,
dikarenakan negara-negara bagian (keraja- rakyat justru makin lemah dan miskin.
an-kerajaan kecil) sudah tidak menghiraukan Dengan adanya independensi dinasti-
pemerintah pusat, kecuali pengakuan politik dinasti tersebut perekonomian pusat
saja. Panglima di daerah sudah berkuasa di menurun karena mereka tidak lagi
daerahnya, dan mereka telah mendirikan membayar upeti kepada pemerintahan
21

pusat. Sementara itu, disisi lain mening- perundingan damai gagal, akhirnya
katnya ketergantungan pada tentara Khalifah menyerah, namun tetap
bayaran. Disamping itu, faktor yang dibunuh oleh Hulagu. Pembantaian
penting yaitu merosotnya moral para massal itu menelan korban sebanyak
Khalifah Abbasiyah pada zaman 800.000 orang.
kemunduran, serta melalaikan salah satu Ketika bangsa Mongol dapat
sendi Islam, yaitu jihad. menaklukkan Baghdad tahun 656/ 1258,
Dalam buku yang ditulis Abu ada seorang pangeran keturunan
Su‘ud, disebutkan faktor-faktor intern Abbasiyah yang lolos dari pembunuhan
yang membuat Daulah Abasiyah lemah dan meneruskan Khilafah dengan gelar
kekudian hancur antara lain : (1) adanya Khalifah yang berkuasa dibidang
persaingan tidak sehat diantara beberapa keagamaan saja dibawah kekuasaan
bangsa yang terhimpun dalam Daulah kaum Mamluk di Kairo, Mesir tanpa
Abasiyah, terutama Arab, Persia, dan kekuasaan duniawi yang bergelar
Turki. (2) terjadinya perselisihan pen- sultan. Jabatan yang disandang oleh
dapat diantara kelompok pemikiran keturunan Abbasiyah di Mesir itu
agama yang ada, yang berkembang akhirnya diambil oleh Sultan salami dan
menjadi pertumpahan darah. (3) mun- Turki Usmani ketika meguasai Mesir
culnya dinasti-dinasti kecil sebagai tahun 1517, dengan demikian, maka
akibat perpecahan social yang ber- hilanglah Khalifah Abbasiyah untuk
kepanjangan. (4) akhirnya terjadi keme- selamnya.
rosotan tingkat perekonimian sebagai Sedangkan faktor ekstern yang
akibat dari bentrokan politik. terjadi adalah (1) berlangsungnya
2. Eksternal Perang Salib yang berkepanjangan, dan
Disamping faktor-faktor internal, yang paling menentukan adalah (2)
ada juga faktor ekstern yang membawa sebuah pasukan Mongol dan Tartar
nasib dinasti ini terjun kejurang kehan- yang dipimpin oleh Hulagu Khan, yang
curan total. Yaitu serangan Bangsa berhasil menjarah semua pusat-pusat
Mongol. Latar belakang penghancuran kekuasaan maupun pusat ilmu, yaitu
dan penghapusan pusat Islam di perpustakaan di Baghdad.
Baghdad, salahsatu faktor utama adalah
gangguan kelompok Asasin yang B. PERKEMBANGAN ILMU
didirikan oleh Hasan ibn Sabbah (1256 PENGETAHUAN
M) di pegunungan Alamut, Iraq. Sekte, Periode Abbasiyah adalah era baru
anak cabang Syi‘ah Isma‘iliyah ini dan identik dengan kemajuan ilmu penge-
sangat mengganggu di wilayah Persia tahuan. Dari segi pendidikan, ilmu penge-
dan sekitarnya. Baik di wilayah Islam tahuan termasuk science, kemajuan per-
maupun di wilayah Mongol tersebut. adaban, dan kultur pada zaman ini bukan
Setelah beberapakali penyerangan hanya identik sebagai masa keemasan Islam,
terhadap Assasin akhirnya Hullagu, akan tetapi era ini mengukur dengan
cucu Chengis Khan dapat berhasil gemilang dalam kemajuan peradaban dunia.
melumpuhkan pusat kekuatan mereka di Semasa dinasti Umayyah kegiatan dan
Alamut. Kemudian menuju ke Baghdad. aktivitas nalar ilmu yang ditanam itu
Setelah membasmi mereka di Alamut, berkembang pesat yang mencapai puncakya
tentara Mongol mengepung kota pada era Abbasiah.
Baghdad selama dua bulan, setelah
22

Sebelum Dinasti Abbasiyah, para keadaan maju, jaya dan makmur, kegiatan
lama memelihara dan mentransfer ilmu kaum muslim bukan hanya menerjemahkan
mereka melalui hafalan atau lembaran- bahkan mulai memberikan syarahan (pen-
lembaran yang tidak teratur, pusat kegiatan jelasan), dan melakukan tahqiq (pengeditan).
Dunia Islam selalu bermuara pada masjid. Pada mulanya muncul dalam bentuk karya
Masjid dijadikan centre of education. Pada tulis yang ringkas, lalu dalam wujud yang
Dinasti Abbasiyah inilah mulai adanya lebih luas dan dipadukan dalam berbagai
pengembangan keilmuan dan teknologi pemikiran dan petikan, analisis dan kritik
diarahkan kedalam ma‘had, menulis hadis, yang disusun dalam bentuk bab-bab dan
fikih, tafsir, dan banyak buku dari berbagai pasal-pasal. Dengan kepekaan mereka, hasil
bahasa arab dan menjadi buku-buku yang kritik dan analisis itu memancing lahirnya
disusun secara sistematis. teori-teori baru sebagai hasil renungan
Rasa cinta Khalifah terhadap ilmu mereka sendiri. Misalnya apa yang yang
pengetahuan disalurkan melalui kegiatan telah dilakukan oleh Muhammad ibn Musa
penerjemahan secara besar-besaran yang al-Khawarizmi dengan memisahkan aljabar
peranannya sangat besar dalam mentransfer dari ilmu hisab yang pada akhirnya menjadi
ilmu pengetahuan. Mereka menerjemahkan ilmu tersendiri secara sistematis. Pada masa
dari buku-buku asing, seperti bahasa inilah lahir karya-karya ulama yang telah
Sansekerta, Suryani, atau Yunani kedalam tersusun rapi.
bahasa arab yang telah dimulai sejak zaman Diantara pusat-pusat ilmu pengetahu-
Umayyah. Misalnya, Khalid ibn Yazid, an dan filsafat yang terkenal ialah
seorang penguasa, pecinta ilmu yang Damaskus, Alexandria, Qayrawan, Fustat,
memerintahkan kepada para cendekiawan Kairo, al-Madaain, Jundeshahpur, dan lain-
Mesir atau yang tinggal di Mesir agar lain. Banyaknya cendekiawan yang diangkat
mereka menerjemahkan buku-buku tentang menjadi pegawai pemerintahan dan istana
kedokteran, bintang, dan kimia yang para kahlifah Abbasiyah, misalnya Al-
berbahasa Yunani ke dalam bahasa arab. Mansur yang banyak mengangkat pegawai
Demikian juga Khalifah Umar II menyuruh pemerintahan dan istana dari cendekiawan-
menerjemahkan buku-buku kedokteran cendekiawan Persia seperti yang diberikan
kedalam bahsa arab. kepada keluarga Barmak dan kemudian,
Pada 832 M, Ma‘mun mendirikan jabatan wazir yang diberikan al- Mansur
Bait al-HIkmah di Baghdad sebagai akademi kepada Khalid ibn Barmak, kemudian ke
pertama, lengkap dengan teropong bintang, anak dan cucu-cucunya. Mereka ini berasal
perpustakaan, dan lembaga penerjemahan. dari Bactra, dikenal sebagai keluarga yang
Kepala akademi ini yang pertama adalah gemar pada ilmu pengetahuan dan filsafat,
Yahya ibn Musawaih (777-857 M) murid yang condong kepada paham Mu‘tazilah.
Gibril ibn Bakhtisyu, kemudian diangkat Mereka disamping sebagai wazir, juga
Hunain ibn Ishaq, murid Yahya sebagai menjadi pendidik anak-anak Khalifah.
ketua kedua. Diakuinya Mu‘tazilah sebagai mazhab resmi
Pada abad ke-10 M, abad pem- Negara pada masa Khalifah Ma‘mun (827
bangunan daulah Islamiyah mulai dari M). Mu‘tazilah adalah aliran yang mengan-
Cordon di Spanyol sampai ke Multan di jurkan kemerdekaan dan kebebasan berfikir
Pakistan, mengalami kebangunan di segala kepada manusia. Aliran ini telah berkem-
bidang, terutama dalam bidang berbagai bang dalam masyarakat terutama pada masa
macam ilmu pengetahuan, teknologi dan awal Dinasti Abbasiyah, yang banyak
seni. Dunia Islam, pada waktu itu dalam memajukan kegiatan intelektual dengan
23

lebih menggunakan rasio baik dalam pener- tafsir yang kedua ini tidak dapat
jemahan ilmu-ilmu luar maupun memadu- berkembang dengan baik.
kan dengan ajaran Islam. Inilah faktor utama Diantara ulama-ulama tafsir
jasa mereka memelihara Yunani dan yang terkenal pada masa ini adalah
selanjutnya dikembangkan melalui Kairo, Ibn Jarir al-Thabari (w. 310 H.)
dan selanjutnya di transfer melalui pusat- dengan karangannya yang bertitel-
pusat kegiatan ilmiah di Eropa Barat Daya kan Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-
seperti Seville, Cordova, al-Hamra. Qur’an. Kemudian juga dikenal Al-
Para pemikir muslim tidak hanya Baidhowi dengan karangannya
menterjemahkan karya asing ke dalam Mu’allim al-Tanzil, Al-Zamakh-
bahasa Arab, baik secara langsung maupun syari dengan karangannya yang
tidak langsung, tetapi mereka memberikan berjudul al-Kasyaf, Al-Razi dengan
ulasan, pemodifikasian, penyempurnaan dan Tafsir al-Kabir dan lain-lain. Per-
penyesuaian dengan konteks dengan agama kembangan ilmu tafsir pada masa
mereka (dalam hal ini agama Islam). ini sudah sangat meluas. Hal ini
Akibatnya, lahirlah berbagai disiplin ilmu disebabkan oleh karena sebahagian
pengetahuan dalam khazanah intelektual besar ulama-ulama dalam bidang
Islam. Ilmu pengetahuan yang berkembang ilmu lainnya juga berupaya untuk
pada masa itu secara garis besarnya terbagai mengembangkan ilmunya dengan
kepada dua bagian, yaitu : dalil-dalil ayat al-Qur‘an seperti
1. Ilmu-Ilmu Naqliyah ilmu nahwu, ilmu fiqih dan lain-
Diantara ilmu-ilmu nqliyah tersebut lain.
yang berkembang pesat pada masa ini b. Ilmu Hadits
adalah sebagai berikut: Pada masa pemerintahan
a. Ilmu Tafsir ‗Umar bin Abd Azis (99-101
Kalau diperhatikan, ilmu H./717-720 M.) dari Dinasti
tafsir mengalami perkembangan Umayyah, sudah dimulai usaha-
yang peat dalam masa ini. Hal ini usaha untuk mengumpulkan dan
terlihat dengan munculnya dua membukukan hadits. Tetapi per-
aliran dalam ilmu tafsir yaitu aliran kembangan ilmu hadits yang paling
Tafsir bi al-Ma’tsur dan Tafsir bi menonjol justru terjadi pada masa
al-Ra’yi. Aliran pertama lebih pemerintahan Dinasti Abbasiyah,
menekankan kepada penafsiran sebab dalam masa inilah banyak
ayat-ayat al-Qur‘an dengan hadits bermunculan ulama-ulama yang
dan pendapat-pendapat para memfokuskan ilmu dan usaha
sahabat. Sedangkan aliran yang mereka pada hadits-hadits yang
kedua lebih banyak berpijak pada belum ada tandingannya hingga
logika daripada nash. Metode saat sekarang ini. Para ulama-ulama
kedua ini nampaknya banyak tersebut berhasil menyusun kitab-
dipengaruhi oleh perkembangan kitab hadits yang masih dapat kita
pemikiran filsafat dan ilmu penge- temukan pada masa sekarang ini.
tahuan. Dalam hal ini, agaknya Diantara ulama-ulama hadits
tidaklah berlebihan bila dikatakan yang terkenal adalah Imam Bukhari
bahwa tanpa adanya perkembangan (w. 256 H.). Beliau telah berhasil
pemikiran filsafat, maka aliran mengumpulkan hadis dalam kitab
Shahih al-Bukhari. Kemudian
24

Imam Muslim (w. 251 H.) terkenal ping itu, ummat Islam pada masa
dengan salah seorang ulama hadits ini telah berkenalan dan berinte-
dengan kitabnya Shahih Muslim. raksi dengan bangsa-bangsa yang
Kitab karangan Imam Bukhari dan secara histories telah memiliki
Imam Muslim di atas lebih ber- nilai-nilai peradaban tinggi seperti
pengaruh bagi ummat Islam dari di Iskandariyah, Mesir, Yudhisapur
pada kitab-kitab hadits lainnya dan lain-lain. Oleh karena itu, para
seperti Sunan Abu dawud karangan ulama dituntut untuk memiliki
Abu Dawud (w. 275 H.), Sunan al- kemampuan penafsiran sesuai
Turmudzi karangan Imam al- dengan tingkat peradaban atau alam
Turmudzi (w. 278 H.), Sunan al- pemikiran peradaban bangsa-
Nasai karangan Imam al-Nasa‘i (w. bangsa tersebut.
3030 H.) dan Sunan Ibn Majah oleh Pada masa ini, bermunculan
Imam Ibn Majjah (w. 375 H.). beberapa orang ulama dari golong-
Keenam buku-buku hadits yang an atau aliran Mu‘tazilah yang
disebutkan diatas tersebut lebih lebih apresaitif terhadap akal atau
popular disebut dengan al-Kutub rasio, seperti Washil bin Atha‘ (81-
al-Sittah. Kitab-kitab hadits inilah 131 H.), Abu Huzail (135-235 H.)
yang menjadi pedoman bagi para dan al-Nadzham (185-221 H.).
ulama hadits pada masa-masa Uraian-uraian ulama Mu‘tazilah ini
selanjutnya. lebih rasional dan arena itu me-
c. Ilmu Kalam (Teologi Islam) miliki potensi untuk lebih mudah
Awal munculnya teologi dimengerti oleh orang-orang yang
Islam berakar pada perdebatan memiliki tingkat kecerdasan yang
politis dan teologis yang bersifat lebih tinggi. Bahkan pada masa
internal semenjak masa pemerin- khalifah al-Makmum (198-218
tahan Dinasti Umayyah, seperti H./813-833 M.), tepatnya pada
Khawarij, Syiah, Murjiah dan tahun 212 H./827M. aliran
Muktazilah. Akan tetapi perkem- Mu‘atazilah dijadikan sebagai
bangannya justru lebih berakar dari mazhab resmi Negara. Disamping
factor-faktor eksternal yang muncul itu, pada masa ini muncul pula
semenjak abad ke-dua Hijriyah. Hal seorang ulama ilmu kalam yang
ini terlihat bahwa pemikirannya terkenal dan sangat besar pengaruh-
yang lebih kompleks dan sempurna nya sampai sekarang yaitu Abu
baru dirumuskan pada masa ini Hasan al-Asyari (259-323 H./873-
yaitu setelah terjadinya kontak 935 M.) yang berusaha menjem-
dengan pemikiran Yunani yang batani pemikiran-pemikiran
membawa pemikiran-pemikiran Mu‘tazilah dengan al-hadits. Hal
berbasiskan epistimologi rasional. ini mampu dilakukannya karena dia
Pemikiran Yunani tersebut memili- telah lama menjadi pengikut aliran
ki kontribusi besar terhadap per- Mu‘tazilah, maka pemikirannya
kembangan pemikiran ummat Islam juga telah lama dipengaruhi oleh
sehingga mereka bisa memaksimal- aliran pemikiran Yunani. Kemudian
kan rasio mereka dalam menye- muncul pula ulama-ulama pen-
lesaikan problem-problem kehidu- dukung al-Asyari seperti al-Juwaini
pan yang mereka hadapi. Disam- (419-478 H.) dengan karangannya
25

yang berjudul al-Luma’ al-Adillat fi e. Ilmu Bahasa


Qawa’id ‘Aqidah ahli al-Sunnah Pada masa Abbasiyah, ilmu bahasa
wa al-Jamaah dan al-Irshad ilaa tumbuh dan berkembang dengan
Qawaathii al-Adillat fi Ushul al suburnya, karena bahasa Arab yang
I’tiqad dan Imam Al-Ghazali semakin dewasa dan menjadi
(1058-1111 M). bahasa internasional. Ilmu bahasa
d. Ilmu Tasawuf memerlukan suatu ilmu yang
Ilmu tasawuf, sebagaimana menyeluruh. Yang dimaksud
halnya dengan ilmu-ilmu lainnya, dengan ilmu bahasa adalah nahwu,
juga mengalami kemajuan pesat sharaf ma’a>ni,bayan, bad’i,
pada masa pemerintahan Dinasti arudh, qamus, dan insya.
Abbasiyah ini. Perkembangan pesat Dalam zaman ini diciptakan kitab-
ilmu ini juga didasari oleh arti kitab yang bernilai dalam ilmu
pentingnya bagi ummat Islam untuk bahasa. Di antara ulama-ulama
lebih mendekatkan diri kepada yang termasyhur dalam masa ini:
Allah SWT. Substansi ilmu ini, 1) Sibawaihi (w. 153 H)
manusia boleh mengejar kehidupan 2) Muaz al-Harro (w. 187 H) yang
dunia asal tidak melupakan mula-mula membuat sharaf
kewajibannya sebagai seorang 3) Al- Kasai (w. 190 H),
hamba Allah SWT. Kehidupan ini mengarang kitab tata bahasa
bukan hanya di dunia saja akan 4) Abu Usman al-Maziny (w.
tetapi masih ada kehidupan yang 294), karangannya banyak
lain yang lebih hakiki dan abadi. tentang nahwu
Oleh sebab itu, pada masa f. Ilmu Fiqih
Dinasti Abbasiyah ini banyak Agaknya tidaklah berlebih-
bermunculan ahli-ahli tasawuf yang an apabila dikatakan bahwa dasar-
terkenal diantaranya Imam Al- dasar ilmu fiqih disusun pada masa
Ghazali, seorang ulama Sunni yang pemerintahan Dinasti Abbasiyah.
pada telah menulis kitab Ihya Ulum Ilmu tersebut disusun oleh ulama-
al-Din. Kitab yang terdiri dari lima ulama terkenal pada masanya dan
jilid ini hingga saat sekarang memiliki pengaruh yang cukup
dianggap sebagai salah satu kitab besar hingga saat sekarang ini.
paling berpengaruh dalam sejarah Dikalangan ulama Ahl al-
pemikiran ummat Islam. Disamping Sunnah wa al-Jama‘ah, muncul
Imam Al-Ghazali, dikenal juga Al- tokoh-tokoh seperti Imam Abu
Hallaj (858-922 M.) yang menulis Hanifah (80-150 H.). Imam Anas
buku tentang tasuf berjudul al- ibn Malik (93-179 H.). Imam Syafii
Thawashin, kemudian Syahabuddin (150-204 H.). Kitab-kitab fiqih
(w.632 H) dengan bukunya yang karangan ulama-ulama tersebut
bertitelkan Awarifu Ma’arif, dan hingga hari ini masih dapat ditemu-
Al-Qushairi (w.465 H.) dengan kan, seperti al-Muwatha’, al-Um,
bukunya yang berjudul al-Risalah al-Risalah dan sebagainya. Buku-
al-Qusyairiyah fi ‘Ilm al-Tashawuf buku fiqh yang telah dihasilkan
dan lain-lain. pada masa ini menjadi patokan bagi
para ulama fiqih berikutnya.
26

2. Ilmu-Ilmu Aqliyah (Ilmu Pengetahuan tidak begitu berkembang. Pada


Umum) masa Dinasti Abbasiyah, perkem-
Selain ilmu-ilmu naqliyah, pada masa bangan ilmu kedokteran menunjuk-
ini juga berkembang ilmu-ilmu kan perkembangan yang demikian
‗aqliyah seperti : maju. Terutama setelah George
a. Filsafat Bakhtisyu, seorang dokter dari
Khalifah Harun Al-Rasyid Yudhisapur berhasil mengobati
dan al-Makmum adalah khalifah- khalifah al-Manshur sampai sem-
khalifah Dinasti Abbasiyah yang buh. Akibatnya, perhatian khalifah-
concern terhadap filsafat, ter- khalifah Dinasti Abbasiyah bertam-
utama filsafat Aristoteles dan bah terhadap ilmu kedokteran ini
Plato. Mereka mengadakan serta mendorong para ulama dan
hubungan kerja sama dengan raja- ilmuan untuk mendalaminya.
raja dari Bizantium dalam Pada masa ini muncullah
pengembangan filsafat dan ilmu beberapa orang ilmuan muslim
pengetahuan. Oleh karena itu, yang terkemuka dalam bidang
tidaklah mengherankan apabila kedokteran seperti Ar-Razi dengan
pada masa ini muncul para karyanya yang berjudul al-Hawi
filosof-filosof muslim dengan yang terdiri dari 20 Jilid, dipandang
berpuluh-puluh kitab karangan sebagai salah satu buku induk
mereka tentang filsafat. Para dalam ilmu medis. Kemudian, Ibnu
filosof muslim yang terkenal pada Sina atau biasa dipanggil dengan
masa ini diantaranya al-Kindi, al- Avissena (370-428 H./980-1037
Farabi dan Ibnu Sina. Ketiga M.) dengan karyanya al-Qanun fi
tokoh filosof ini merupakan mata al-Thib, merupakan salah satu buku
rantai perkembangan filsafat yang hingga hari ini dipakai
Islam. Al-Kindi merupakan sebagai rujukan primer ilmu
peletak dasar pengintegrasian kedokteran. Ibnu Sina dan Al-razi
antara filsafat Yunani dengan disamping dipandang sebagai pakar
Islam. Kemudian al-Farabi melan- dalam ilmu kedokteran, juga diang-
jutkannya, dan Ibnu Sina mem- gap sebagai filosof besar dan
finalkannya. Disamping itu, fisikawan terkemuka. Disamping
sekitar tahun 358 H./970 M. di itu, pada masa Dinasti Abbasiyah
Baghdad berkembang perkumpul- ini banyak didirikan rumah sakit
an filsafat yang sekaligus ber- serta bermunculannya berbagai
gerak dalam bidang religio-politik cabang ilmu kedokteran seperti
dengan nama Ikhwan al-Shafa. ilmu bedah, farmasi, kesehatan
b. Ilmu Kedokteran mata dan lain-lain.
Ilmu kedokteran sudah eksis c. Ilmu Optik
dalam sejarah peradaban ummat Abu ‗Ali al-Hasan bin al-Haithami
Islam sejak masa Dinasti Umayyah. atau dalam khazanah Barat biasa
Hal ini terbukti dengan adanya dipanggil dengan Al-Hazen (355-
Sekolah Tinggi Kedokteran di 429 H./966-1038 M.) adalah
Yudhisapur dan di Harran. Akan merupakan ahli mata pada masa
tetapi pada masa pemerintahan Bani Abbasiyahdengan karyanya
Dinasti Umayyah, ilmu kedokteran yang bertitelkan Optics.
27

d. Ilmu Matematika d. Ilmu Astronomi


Dinasti Abbasiyah Nampak- Ilmu astronomi juga men-
nya memberikan perhatian yang dapat perhatian serius dari para
cukup besar kepada perkembangan ilmuan pada masa Dinasti
ilmu ini, sebab disiplin ilmu ini Abbasiyah ini. Hal ini dapat dilihat
dianggap penting untuk meningkat- dari banyaknya bermunculan para
kan kecerdasan masyarakat. Dalam ilmuan atau tokoh-tokoh ilmu
bidang matematika ini, muncul astronomi yang sangat berpengaruh
tokoh-tokoh Islam yang sangat pada masa ini seperti Ibrahim al-
terkenal hingga sekarang seperti al- Fazari. Ibrahim al-Fazari dikenal
Khawarizmi (164-235 H./780-850 dalam sejarah Islam sebagai
M.) seorang ahli matematika per- astronom Islam yang pertama sekali
tama dalam dunia Islam yang membuat astrolobe. Al-Farghani
mengadopsi system angka Sanse- menulis ringkasan ilmu astronomi
kerta (Hindi) dan mentransfor- yang berjudul al-Harkat al-
masikannya menjadi angka Arab. Samawat wa Jawami’ ‘Ilm al
Al-Khawarizmi mengarang buku Nujum dan al-Mudkhi Ila Ilm
yang berjudul Al-Jabr dan al- Hayat al-Aflak. Disamping itu,
Mukabala yang merupakan buku beliau juga telah mengkoreksi
pertama tentang ilmu pasti paling beberapa pendapat Ptolomeus, ter-
sistematis dalam sejarah pemikiran masuk melakukan perhitungan
ummat manusia. Dari buku inilah yang benar terhadap orbit bulan
kemudian dikenal istilah-istilah dari planet-planet tertentu. Beliau
yang hingga hari ini dipakai dalam juga membuktikan tentang proba-
matematika seperti aljabar dan bilitas gerhana matahari yang
logaritma. Bahkan kemajuan mate- berbentuk cincin, menentukan garis
matika yang dihasilkan oleh ummat edar matahari dan mengem-
Islam pada masa Dinasti Abbasiyah bangkan teori orisinal tentang
ini telah menyumbangkan pemakai- penentuan dapat melihat bulan
an angka-angka Arab dalam baru. Hasil karyanya yang paling
matematika. Tokoh-tokoh lainnya terkenal adalah Tahmid al-
yang terkenal dalam bidang ini Mustaqin li Ma’na al-Mamar.
antara lain ‗Umar Kayam, al-Thusi, e. Ilmu Kimia
al-Biruni, Abu Kamil dan Abu al- Ummat Islam pada masa ini
Wafa‘ Muhammad bin Isma‘il bin telah berhasil mengembangkan
al-Abbas. Hasil-hasil temuan ilmu kimia. Hal ini sesuai dengan
mereka tersebut sangat besar apa yang telah diungkapkan oleh
pengaruhnya terhadap per-kem- salah seorang orientalis yang
bangan matematika sebagai salah bernama Lenon yang mengatakan
satu disiplin ilmusekarang ini. Bah- bahwa apa yang diperoleh ummat
kan angka Arab sangat kontri-butif Islam dari Yunani tidaklah begitu
terhadap pembuatan mesin hitung banyak, akan tetapi ilmuan-ilmuan
yang dipakai manusia masa muslim-lah yang mengembangkan-
sekarang. nya sehingga mereka tersebut ber-
hasil dalam menguasai dunia ilmu
pengetahuan pada masa ini, ter-
28

masuk ilmu kimia. Dalam disiplin Dinasti Umayyahkepada Dinasti


ilmu kimia ini, bermunculan Abbasiyah tidak hanya sebagai
ilmuan-ilmuan muslim yang cukup pergantian kepemimpinan, lebih
terkenal diantaranya Jabir Ibn dari itu telah mengubah, menorah
Hayyan, yang dikenal sebagai sejarah Dunia Islam dalam refleksi
Bapak Ilmu Kimia Modern. Di kegiatan ilmiah. Pengembangan
tangan ilmuan-ilmuan Yunani, ilmu ilmu pengetahuan pada Bani Abbas
kimia didasarkan pada spekulasi, merupakan iklim pengembangan
maka ditangan ilmuan-ilmuan wawasan dan disiplin ilmu
Islam, ilmu kimia tersebut berkem- pengetahuan.
bang berdasarkan pada eksperimen.
f. Ilmu Sejarah dan Ilmu Bumi PENUTUP
Dalam bidang sejarah dan
ilmu bumi muncul beberapa ilmuan Kesimpulan
yang terkenal diantaranya Ahman Daulah Abbasiyah merupakan lanjut-
bin Ya‘coubi dengan karyanya al- an dari pemerintahan Daulah Umayyah.
Buldan (mengenai ilmu bumi) dan Dinamakan Daulah Abbasiyah karena para
al-Tarikh (mengenai sejarah), Abi pendirinya adalah keturunan Abbas, paman
Muhammad ‗Abdullah al-Quthubah Nabi. Daulah Abbasiyah didirikan oleh
dengan karyanya antara lain al- Abdullah as-Safah. Kekuasaannya berlang-
Imamah wa al-Siyasah, al-Ma’arif, sung dari tahun 750-1258 M. Pada zaman
dan ‘Uyun al-Akhbar, Abu Ja‘far ini, daulah Abbasiyah memberi beberapa
Muhammad bin Ja‘far bin Jabir al- perkembangan di bidang politik dan ilmu
Thabari dengan karyanya yang pengetahuan.
terkenal al-Umam wa al-Mulk. 1. Pola pemerintahan yang diterapkan
Kemudian Ibn Khurdazabah yang Dinasti Bani Abbasiyah berbeda-beda
merupakan ahli ilmu bumi Islam sesuai dengan perubahan politik, sosial,
yang tertua, diantara karyanya yang ekonomi dan budaya. Sistem politik
sangat terkenal adalah al-Masalik yang dijalankan oleh Daulah Bani
al-Mamalik yang mengandung data Abbasiyah antara lain:
penting tentang pemerintahan a. Kota Baghdad digunakan sebagai ibu
(system ketatanegaraan) dan kota negara, yang menjadi pusat
peraturan keuangan. Abu kegiatan politik, ekonomi sosial dan
Muhammad al-Hassan al-Hamdani kebudayaan.
dengan karyanya yang berjudul b. Dalam penyelenggaraan negara, pada
Sifat Jazirah al-Arab. Syamsuddin masa bani Abbas ada jabatan Wazir,
Abu Abdullah Muhammad dengan yang membawahi kepala-kepala
karyanya Ahsan at-Tawasim fi departemen.
Ma’rifat al-Aqwalin dan lain-lain. c. Pemakaian gelar tahta oleh para
Di antara buku-buku hasil karya khalifah
mereka ini, hingga saat sekarang d. Para Khalifah tetap dari keturunan
masih bisa dijumpai. Arab, sedang para menteri, panglima,
Dari perjalanan dan rentang Gubernur dan para pegawai lainnya
sejarah, ternyata Bani Abbas dalam dipilih dari keturunan Persia dan
sejarah lebih banyak berbuat ketim- mawali .
bang Bani Umayyah. Pergantian
29

e. Para menteri turunan Persia diberi Karim, Abdul, M. Sejarah Pemikiran Dan
kekuasaan penuh untuk menjalankan Peradaban Islam. Cet.I. Yogyakarta:
tugasnya dalam pemerintah. Pustaka Book Publisher, 2007
2. Periode Abbasiyah adalah era baru dan
identik dengan kemajuan ilmu penge- Kumoro, Bawono. Hamas, Ikon Perlawanan
tahuan. Ilmu pengetahuan dipandang Islam Terhadap Zionisme Israel.
sebagai suatu yang sangat penting dan Jakarta: Mizan Media Utama, 2009
mulia.
Adapun ilmu yang berkembang pada Mutrodi, Ali. Islam di Kawasan
masa Dinasti Abbasiyah terdiri dari Kebudayaan Arab. Cet.I; Ciputat:
perkembangan ilmu naqli (sumber dari Wacana Ilmu, 1997
Al-Qur‘an dan Hadis) yaitu seperti ilmu
tafsir, ilmu hadis, ilmu kalam, ilmu Nasution, Harun. Falsafat dan Mistisme
tasawuf, ilmu bahasa, ilmu fiqih, serta dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1978
pembukuan kitab-kitab hukum.
---------------------. Isla`m Ditinjau dari
Saran berbagai Aspeknya. Jilid I. Cet. 5;
Terlepas dari segala kesalahan dan Jakarta: UI Press, 1985
kekurangan yang ada, penulis tetap berharap
semoga tulisan ini membawa manfaat, Http://lppbi-
begitupun tanggapan dan saran yang bersifat fiba.blogspot.com/2009/01/daya-
membangun dari segenap pembaca untuk tahan-politik-dinasti-abbasiyah.html,
perbaikann dan penyempurnaan makalah ini. Kamis, 22 Januari 2009

DAFTAR PUSTAKA Sou‘yb, Joesoef. Sejarah Daulat Abbasiyah


I, Jilid III. Jakarta: Bulan Bintang, 1977
Departemen Agama RI. Ensiklopedi Islam,
Jakarta: Ikhtiar Baru-Van Hoeve, Su‘ud, Abu. Islamologi. Cet. I. Jakarta: PT
1997 Rineka Cipta, 2003

Fachruddin,Fuad Muh. Perkembangan Sunanto, Musyrifah. Sejarah Islam Klasik,


Kebudayaan Islam. Jakarta: Bulan Cet. I . Bogor: Prenada Media, 2003
Bintang, 1985
Thohir, Adjid. Perkembangan Peradaban di
Hassan, Hassan Ibrahim. Tarikh Al-Islam. Kawasan Dunia Islam. Jakarta:
Kairo: Maktabah Al-Nahdhoh Al- Rajawali Pers, 2009
Misyriyah, 1979
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam.
Hitti, K, Philip. History of Arabs, Terj. R Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
cecep Lukman Yasin dan Dedi 1993
Slamet Riyadi. Jakarta ; PT Serambi
Ilmu Semesta, 2008 *) Penulis adalah Dosen STIMED Nusa
Palapa Makassar
Http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Khalif
ah_Abbasiyah, 24 Maret 2007
30

Anda mungkin juga menyukai