Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum BIO211 Mikrobiologi

Semester Ganjil TA 2021/2022

NIM : G3401201016

Nama : Muhammad Syahril

Departemen : Biologi

Kelompok Praktikum : P1

Judul Praktikum : Penyimpanan Kultur

Tujuan Praktikum : Menguasai teknik penyimpanan biakan bakteri untuk


jangka pendek dan jangka panjang

Asisten Praktikum : Benina Amalia R G34180029


Hilman Fauzi G34180081
Eric Verchius G34190045

Jawablah pertanyaan dibawah ini:

1. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan sebelum menyimpan isolat bakteri, baik
untuk jangka panjang maupun jangka pendek?
Jawab: Proses penyimpanan bakteri memerlukan suatu medium yang membantu
memberikan nutrisi bagi kelangsungan proses reproduksi sel bakteri. Faktor-faktor
yang perlu diatur selama pertumbuhan bakteri adalah nutrisi, pH, suhu, ventilasi,
dan konsentrasi garam yang terdapat dalam medium (Supriatin et al. 2020).
(Cappuccino dan Sharman 2014) menegaskan bahwa suhu yang rendah dapat
memperlambat atau menghambat aktivitas enzim sehingga memperlambat atau
menghambat metabolisme sel, dan akibatnya pertumbuhan sel juga diperlambat
atau dihambat. Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis,
antara lain digunakan dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri
kultural morfologi, fisiologi, dan serologi dibutuhkan mikroba yang berasal dari
satu spesies (Dwijoseputro 2003).

2. Buatlah bagan alir langkah-langkah untuk penyimpanan bakteri dengan metode:


a. Agar miring (aerob)
Mikroba yang akan dipelihara ditumbuhkan pada tabung berisi medium agar
miring atau medium cair (broth) yang sesuai, kemudian permukaan biakan
ditutup dengan minyak mineral steril setinggi 10-20 mm dari permukaan atas
medium. Teknik ini sederhana, tetapi kurang praktis untuk ditransportasi. Di
sam-ping itu, keberadaan minyak mine-ral mengakibatkan peremajaan
menjadi kotor (Machmud 2001).
Laporan Praktikum BIO211 Mikrobiologi
Semester Ganjil TA 2021/2022

Siapkan tabung reaksi, sumbat dengan kapas, kemudian tuangakan media agar yang belum
disterilisasi (1/3 tinggi tabung) setelah it tutup, lalu Sterilisasi tabung reaksi yang telah
berisi media dengan autoklaf.

Simpan tabung dengan posisi miring (posisikan media agar di dasar tabung tidak terlalu tebal dan
ujung agar miring cukup jauh dari mulut tabung) dan pastikan tidak ada embun di dalam tabung dan
tuliskan kode kelompok dan tanggal pada permukaan luar tabung agar miring

Bersihkan tangan dan meja kerja dengan etnol 70%, pegang cawan petri bersihkan isolate di tangan
kiri dan loop inokulasi di tangan kanan, next pijarkan loop inokulasi, lalu panaskan bibir cawan petri
dalam beberapa putaran.

Ambil satu loop biakan isolat lalu tuutp cawan petri dan panaskan kembali bibir cawan petri dalam
beberapa putaran, lalu pegang tabung reaksi yang berisi agar miring dengan tangan kiri dan loop
inokulasi ditangan kanan, kemudian masukkan loop inokulasi ke dalam media dengan pola zigzag

Panaskan bibir tabung kemudian tutup dengan sumbat kapas, lau inokulasi selama 2x24
jam dalam inkubator oven pada suhu yang sesuai

Gambar 1. Bagan alir penyimpanan kultur murni agar miring (Hare 2013)

b. Penyimpanan anaerob

Media dimasukkan ke dalam Inokulasi mikroba ke dalam media biakan dan


letakkan ke dalam desikator yang ditutup rapat
tabung reaksi dan kemudian di dan dialiri gas nitrogen untuk mengeluarkan
sterilisasi menggunakan autoklaf gas pada desikator (inkubasi selama 3-7 hari)

Inkubasi selama 3-7 hari dan letakkan


dalam suhu ruang dan diamati
pertumbuhannya

Gambar 2. Bagan alir penyimpanan bakteri metode penyimpanan anaerob


(Purwanti et al. 2009)
Laporan Praktikum BIO211 Mikrobiologi
Semester Ganjil TA 2021/2022

c. Cryopreservation

Bakteri ditumbuhkan pada media,


kemudian suspense bakteri
diinkubasi selama 16-18 jam pada
suhu 40℃

Bakteri yang sudah tumbuh


dimasukkan dalam tabung krio dan
ditambahkan gliserol

Campuran tadi diremdam dalam


nitrogen cair (suhu -196℃ selama 30
menit ), lalu dihangatkan (thawing)
pada penangas air pada suhu 37℃
selama 10 menit

Sebelum diinokulasi pada media


tumbuh, suspensi bakteri yang telah
dikriopreservasi disimpan dalam
freezer pada suhu -20℃

Gambar 3. Diagram alir metode penyimpanan bakteri


metode Cryopreservation (Kusmiati 2003)

d. Parafin oil

Setelah sempel tumbuh,


Inokulasi sempel dalam
berikan paraffin oil cair
agar miring, inokubasi
± 2 cm di atas agar,
selama 1x24 jam dengan
kemudian simpan pada
suhu 37℃
suhu 0 − 5℃

Setelah tahap reinokulasi,


usahakan sedikit mungkin
paraffin oil ikut serta
dengan menggunakan
kertas filter

Gambar 4. Bagan alir penyimpanan bakteri metode


Parrafin Oil (Hafy et al. 2018)
Laporan Praktikum BIO211 Mikrobiologi
Semester Ganjil TA 2021/2022

e. Liofilisasi

• Sesuaikan larutan preservative untuk mikroba yang akan diawatkan


1

• Larutkan pellet mikroba, berikan agensi anti-beku berupa gliserol


steril 100% dengan perbandingan 1:1
2

• Campuran tadi dihomogenkan perlahan dan setiap 10ml masukkan


ke dalam botol steril dan simpan di freezer dengan suhu -20℃
3

• Suspensikan pellet dalam air steril dengan perbandingan 1:1


kemudian dibagi 10ml untuk dimasukkan ke dalam botol
4

Gambar 5 Diagram alir penyimpanan bakteri


metode liofilisasi (Seniati et al. 2020)

3. Bagaimana cara menumbuhkan kembali bakteri yang telah disimpan dengan


metode agar miring (aerob), penyimpanan anaerob, Cryopreservation, parafin oil,
dan liofilisasi ?
Jawab: Isolat bakteri yang telah dipisahkan kemudian ditumbuhkan pada media
Nutrient Agar miring untuk dijadikan stok. Semua proses penelitian dilakukan
secara aseptik dengan menggunakan api bunsen dan dilakukan dalam bilik
laminar untuk mencegah kontaminasi dari mikroorganisme lain (Madigan et al.
2012). Penumbuhan kembali bakteri anaerob perlu metode khusus karena sifatnya
yang sensitif terhadap oksigen memudahkan bakteri mati danmenghambat
pertumbuhan. Metode Hungate adalah metode yang digunakan untuk
menumbuhkan kembali mikroba anaerob. Peralatan ini kedap udara dan rendah
oksigen karena ditambahkan paladium yang sangat efektif untuk mereduksi
oksigen dan menumbuhkan bakteri (Kurnia et al. 2015). Bakteri yang
ditumbuhkan dengan metode cryopreservation dapat ditumbuhkan kembali
dengan pencairan secara langsung. Isolat bakteri dicairkan dan digoyangkan
selama 2-3 menit pada air suhu 400. Hal ini menyebabkan kerapatan isolat bakteri
akibat pembekuan dapat melemah, sehingga bakteri dapat dikulturkan kembali
(Pancaningtyas 2013).
Penumbuhan kembali (recovery) mikroba (bakteri, khamir) pada metode parafin
oil dilakukan dengan cara mengambil secara aseptik sebagian biakan dari tabung,
memindahkan dan mensuspensikan pada medium cair. Minyak mineral
mengapung di permukaan suspensi dan sebagian suspensi digoreskan pada
medium agar yang sesuai. Biakan jamur digoreskan langsung pada medium agar
(Machmud 2001). Pada metode parafin oil, penumbuhan kembali mikroba
dilakukan dengan cara mengambil secara aseptik sebagian biakan dari tabung,
memindahkan dan mensuspensikan pada medium cair yang sesuai (Machmud
2001). Pada metode liofilisasi, penumbuhan kembali bakteri sama seperti metode
cryopreservation. Ampul dikeluarkan dari tempat penyimpanan dan direndam
Laporan Praktikum BIO211 Mikrobiologi
Semester Ganjil TA 2021/2022

pada suhu 37oC untuk mencairkan isi ampul, secara aseptik leher ampul dipotong
dengan pemotong kaca, beberapa tetes medium cair dimasukkan ke dalam ampul,
sebagian isolat bakteri diambil dan ditumbuhkan pada cawan medium agar yang
sesuai (Machmud 2001).

Daftar Pustaka

Cappuccino, Sherman. 2014. Manual Labortaorium Mikrobiologi. Jakarta (ID) :


EGC.
Dwidjoseputro, D. 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta. Djambatan.
Hafy Z, Larasati V, Puspita RS, Novizar S, Haekal M, Rafdi A, Sentani R. 2018.
Hubungan lama penyimpanan sampel arsip jaringan dalam blok paraffin
terfiksasi formalin dengan kualitas hasil ekstraksi dna mitokondria jaringan.
Sriwijaya Journal of Medicine. 1(3): 157-162.
Hare JM. 2013. Sabouraud Agar for Fungal Growth in Laboratory Protocols in
Fungal Biology. New York (NY): Springer.
Kurnia DRD, Permatasari I, Rafika Y. 2015. Isolasi mikroorganisme anaerob limbah
cair tekstil menggunakan desikator sebagai inkubator anaerobik. Jurnal
Fluida. 11(1) : 26-33.
Kusmiati DP. 2003. Kriopreservasi bakteri selulolitik Bacillus pumilus dengan
krioprotektan berbeda. BioSMART. 5(1): 29-33.
Madigan, Marthinko., Stahl., and Clark. 2012. Biology of Microorganisms. Pearson
Education, Inc. San Francisco. Hal 1-44.
Muhammad Machmud. 2001. Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba.
Buletin AgroBio. 4(1) : 24-32.
Pancaningtyas S. 2013. Perkembangan teknologi kriopreservasi pada tanaman serta
peluang penerapannya pada kakao (Theobroma cacao L.). Review Penelitian
Kopi dan Kakao. 1(1): 12-23.
Purwanti M, Sudarwanto M, Rahayu WP, Sanjaya AW. 2009. Pengaruh berbagai
kondisi preparasi dan penyimpanan susu formula pada pertumbuhan spora
Bacillus cereus dan Clostidium perfringens. J Teknol Industri Pangan. 20(2):
1- 8.
Seniati S, Mulyani R, Syahruddin S. 2020. Uji viabilitas bakteri Aeromonas
hydrophila dengan metode penyimpanan beku pada media TSB dan gliserol.
Lutjanus. 25(2): 41-48.
Supriatin Y, Fadhilah F, Sumirat VA. 2020. Penyimpanan bakteri Escherichia coli
dan Streptococcus pneumonie pada media cryoprotective dengan metode
freeze drying. Quagga : Jurnal Pendidikan Biologi. 12(1) : 24-30.

Anda mungkin juga menyukai