Kelompok : 7
I. TUJUAN 5
Tujuan dari percobaan ini adalah melakukan pembuatan media dan
mempersiapkan peralatan untuk kerja mikrobiologi.
II. DASAR TEORI
10
Media kultur digunakan di laboratorium untuk penanaman mikroorganisme dan
memberi nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan mikroorganisme
(Rizki dan Syahnita, 2019). Penggunaan media dalam cabang ilmu biologi yaitu
mikrobiologi sangat penting untuk menumbuhkan, isolasi, perhitungan jumlah, dan
pengujian sifat-sifat fisik bakteri sehingga suatu bakteri dapat diidentifikasi (Rismaya
dkk., 2019). Medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi untuk
menumbuhkan mikroorganisme. Selain untuk menumbuhkan mikroorganisme, medium
dapat digunakan untuk isolasi, pengujian sifat-sifat fisiologi, dan perhitungan jumlah
mikroorganisme (Rakhmawati, 2012).
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat-zat makanan atau nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi di dalam media berupa
molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media,
pertumbuhan dapat dilakukan dengan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan
juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Bahan dasar adalah air (H2O)
sebagai pelarut dari agar-agar (rumput laut) dimana agar-agar tersebut berfungsi sebagai
pemadat media (Suhardi dkk., 2015). Media biakan yang mampu mendukung
optimalisasi pertumbuhan mikroorganisme harus dapat memenuhi persyaratan nutrisi
bagi mikroorganisme. Unsur tersebut berupa garam organik, sumber energi (karbon),
vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Selain itu dapat pula ditambahkan komponen
lain seperti senyawa organik dan senyawa kompleks lainnya (Suardana dkk., 2014).
III. ALAT DAN BAHAN 5
1. Alat
a. Timbangan (1 buah)
b. Lemari pengering (1 buah)
c. Blender (1 buah)
d. Wadah (1 buah)
e. Autoklaf (1 buah)
f. Tabung reaksi (3 buah)
g. Jarum ose steril (2 buah)
h. Inkubator (1 buah)
2. Bahan
a. Media nutrient agar (23 gram)
b. Media nutrient agar steril (3 mL)
c. Media nutrient broth (8 gram)
d. Aquadest (Secukupnya)
IV. CARA KERJA
7
1. Medium Nutrien Agar
kok cakernya ngga semua ditulis, dari jurnal yang dikutip nggak cuma caker ini aja lo
VI. PEMBAHASAN
25
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pembuatan media dan mempersiapkan
peralatan untuk kerja mikrobiologi. Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu
bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan atau nutrisi yang diperlukan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi di dalam
media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel.
Dengan media, pertumbuhan dapat dilakukan dengan isolasi mikroorganisme menjadi
kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Suhardi dkk.,
2015). Media mikroorganisme pada dasarnya digunakan untuk menumbuhkan,
mengisolasi, menguji sifat-sifat fisiologi, hingga sebagai alat dalam menghitung jumlah
mikroorganisme (Lay, 1994).
Media pertumbuhan dapat berupa cair (Broth), padat (agar), atau semisolid.
Media pertumbuhan pada media cair ditandai dengan kekeruhan media, sedangkan pada
media padat ditandai dengan terbentuknya koloni. Media semisolid umumnya
dipergunakan untuk melihat motilitas bakteri (Murwani, 2015). Persyaratan yang harus
dipenuhi dalam penyiapan media supaya mikroorganisme dapat tumbuh baik antara lain
(Dwidjosaputra, 2005):
1. Mengandung nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba
2. Mempunyai tegangan osmose, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai
3. Tidak mengandung zat-zat penghambat
4. Steril.
Media yang digunakan pada praktikum kali ini adalah jenis media Nutrient Agar
(NA), Nutrient Broth (NB), dan media nutrient agar miring. NA (Nutrient Agar) adalah
medium yang digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri. NA dibuat dengan
komposisi agar-agar yang sudah dipadatkan sehingga NA juga bisa disebut sebagai
nutrisi padat yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Fungsi agar-agar hanya
sebagai pengental namun bukan zat makanan pada bakteri, agar dapat mudah menjadi
padat pada suhu tertentu. Medium Nutrient Agar adalah salah satu medium padat yang
memiliki komposisi yaitu agar-agar yang telah dipanaskan dan mencair dengan suhu
95℃ (Sandra, 2013). Komposisi untuk media NB sama dengan NA tetapi tidak memakai
agar sebagai pemadat. Proses pembuatannya pun lebih sederhana, tidak memerlukan
panas, peptone dan beef extract akan mudah larut sempurna pada air suhu kamar jika
diaduk (Yunilas, 2017). Perbedaan konsentris antara Nutrient Agar dengan Nutrient
Broth yaitu nutrient agar berbentuk padat dan Nutrient Broth berbentuk cair sehingga
disebut juga dengan media cairan nutrisi atau kaldu nutrisi (Munandar, 2016). Sedangkan
agar miring (Slants Agar) merupakan media yang dibuat meletakkan miring tabung reaksi
pada saat pendinginan dengan memperhatikan kemiringan luas permukaan yang kontak
dengan udara, yaitu tidak terlalu sempit atau tidak terlalu lebar serta jarak media tidak
terlalu dekat dengan mulut tabung karena memperbesar resiko kontaminasi. Media yang
diisi pada tabung reaksi berkisar 1/3 bagian dari tabung (Yunilas, 2017).
Nutrien Agar dibuat dengan cara, sebanyak 23 g media nutrien Agar dilarutkan
dalam air suling steril kemudian volumenya dicukupkan hingga 1 L dengan bantuan
pemanasan sampai semua bahan terlarut. Disterilkan dalam autoklaf pada temperatur
121℃ selama 15 menit. Sehingga diperoleh Nutrien Agar steril dan siap digunakan
sebagai media kultur bakteri. Teknik sterilisasi menggunakan autoklaf dipilih karena
koefisien dan sifat dari alat tersebut tidak merusak kandungan yang ada pada media
pertumbuhan yang dipakai (Permatasari dkk., 2013). good
Autoclave adalah alat yang digunakan untuk mensterilkan alat atau bahan dengan
uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2
atm dan dengan suhu 121°C (250°F). Prinsip autoclave yaitu dengan menggunakan uap
air panas bertekanan untuk membunuh dan menghilangkan kotoran dan mikroba yang
terdapat pada alat atau bahan yang akan disterilkan (Andriani, 2016).
Nutrien Broth dibuat dengan cara, ditimbang media Nutrient Broth (NB)
sebanyak 8 g, lalu dilarutkan dalam air suling steril sedikit demi sedikit, kemudian
dicukupkan volumenya hingga 1 L dengan bantuan pemanasan sampai semua terlarut
sempurna. Disterilkan dalam autoklaf pada temperatur 121℃selama 15 menit. Setelah
dilengkapi lagi, disesuaikan jurnalnya juga.
disterilkan didiamkan media hingga dingin. Sehingga diperoleh Nutrien Broth steril dan
siap digunakan sebagai media kultur bakteri. Teknik sterilisasi menggunakan autoklaf
dipilih karena koefisien dan sifat dari alat tersebut tidak merusak kandungan yang ada
pada media pertumbuhan yang dipakai (Permatasari dkk., 2013).
Media Agar Miring dibuat dengan cara, kedalam tabung reaksi steril dimasukkan
sebanyak 3 ml media Nutrien Agar steril, didiamkan pada temperatur kamar sampai
sediaan memadat pada posisi miring kira kira kemiringan 45oC. Kemudian disimpan
dalam lemari pendingin pada suhu 50℃. Sehingga diperoleh Media Agar Miring dan siap
digunakan sebagai media kultur bakteri. Tujuan dari diletakkan miring adalah untuk
memperluas permukaan sehingga banyak bakteri yang tumbuh. Hal yang harus
diperhatikan dari kemiringan media yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara
tidak terlalu sempit atau tidak terlalu lebar, serta harus menghindari jarak media yang
terlalu dekat dengan mulut tabung karena memperbesar resiko kontaminasi.
Setelah bakteri dioleskan ke media, dilakukan inkubasi selama 24 jam. Inkubasi
bakteri dilakukan selama 24 jam karena pada waktu tersebut bakteri dimungkinkan telah
berada pada fase logaritmik atau eksponensial, pada fase tersebut bakteri melakukan
pembelahan secara konstan dan jumlah sel meningkat. Waktu 24 jam merupakan waktu
panen, dimana waktu tersebut telah berada pada fase logaritmik atau eksponensial yang
jumlah selnya terbanyak yaitu mencapai 10 sampai 15 milyar sel bakteri per mililiter
(Pelczar dan Chan, 2008). pembahasan hasil ujinya?
IX. LAMPIRAN 5
- Jurnal
BioLink
JURNAL BIOLOGI LINGKUNGAN, INDUSTRI, KESEHATAN
Kata kunci:Skrining Fitokimia, Salmonella thypi, ekstrak daun sangitan, Eschericia coli
Abstract
Leaves of sangitan (Sambucus javanica Reinw) are often found but noticed. The leaf part of the sangitan plant is used
to treat swelling, insecticides, antidiarrheal, antiinfectives, wounds, smoothing the skin as it contains flavonoid
chemical compounds, glycosides, anthracton glycosides, saponins, steroids / triterpenoids and tannins. Screening
results of ethanol extract of sour leaves (SambucusjavanicaReinw) contain alkaloid compounds, flavonoids, glikosida,
antrakinon glycosides, saponins, steroids / triterpenoids and tannins. The extraction of sangitan leaves was done by
maceration using 96% ethanol. Examination of antibacterial activity of ethanol extract of sangitan leaves was done in
vitro by diffusion method of wells with concentrations of 500, 400, 300, 200 and 100 mg / ml. This study used
cotrimosazole as a comparator and 96% ethanol as a negative control. The extract of ethanol leaves sangitan showed
anti bacterial activity against bacteria Eschericia coli and Salmonella thypi at concentration 500 mg / ml respectively
16,11 mm and 17,04 mm which is classified strong but when compared with antibiotic cotrimosazole 10 mg / ml
visible diameter of inhibit ethanol extract Leaves sangitan still much lower that is 30,35 mm in bacterium Eschericia
coli and 33,15 mm in Salmonella thypi bacteria whereas ethanol extract do not show inhibitory power.
Keywords: Phytochemical Screening, Salmonella thypi, Sebitan leaf extract, Escherichia coli
How to Cite: Dasopang, E.S. 2017, Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun
Sangitan (Sambucus javanica Reinw), Jurnal BioLink, Vol. 4 (1): Hal. 54-62
54
BioLink, Vol. 4 (1) Agustus 2017: hal. 54-62
56
BioLink, Vol. 4 (1) Agustus 2017: hal. 54-62
35
30
25
20
15
Escherichia coli
10
Salmonella typhi
5
0
Gambar 1. Hasil pengukuran Diameter hambatan ekstrak etanol daun sangitan terhadap
bakteri Escherichia coli dan Salmonela typhi
Hasil uji aktivitas antibakteri pada mm. Sedangkan diameter daya hambat
grafik 1 menunjukan semakin besar terhadap bakteri Salmonella typhi dari
konsentrasi ekstrak etanol daun sangitan konsentrasi 500, 400,300,200 dan 100
semakin besar diameter daya hambatan mg/ml adalah 17,04 mm, 15,31 mm,
pertumbuhan bakteri Escherichia coli 13,43 mm, 10,73 mm, 7,81 mm. Terlihat
dan Salmonella typhi. Hal ini disebabkan diameter hambatan pertumbuhan
semakin banyak zat aktif antibakteri bakteri Escherichia coli lebih kecil
yang terkandung di dalamnya dengan dibanding diameter hambatan
meningkatnya konsentrasi.. Dari grafik pertumbuhan bakteri Salmonella typhi.
dapat dilihat konsentrasi 500 mg/ml Berarti ekstrak etanol daun sngitan lebih
menunjukan daya hambat untuk bakteri kuat menghambat bakteri Salmonella
Escherichia coli 16,11mm, pda typhi dibandingkan Escherichia coli
konsentrai 400 mg/ml diameter daya disebabkan kandungan zat aktif yang
hambar 14,06 mm, konsentrasi 300 bersifat antibakteri pada daun sangitan
mg/ml daya hambat sebesar 12,01mm, lebih kuat bekerja terhadap bakteri
pada konsentrasi 200 mg/ml datya Salmonella typhi.
Jika dibandingkan dengan
hambat 10,11mm dan pada konsentrasi cotrimosazole 10mg/10 ml terlihat
100 mg/ml diameter daya hambat 7,31 diameter daya hambat ekstrak etanol
61
Dasopang, E.S, Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun
62