MNH_PBA_121313
KLASIFIKASI HASIL PERIKANAN
berdasar Habitat
◦ Ikan air asin (laut, samudera, selat)
Ikan pelagik hidup di permukaan laut (tongkol,
lemuru, mackerel)
Ikan demersal hidup di dasar/ tempat yg lebih dalam
(cod, kakap, hiu)
◦ Ikan darat (sungai, danau, kolam, rawa)
Ikan mas, mujair, gurame, tawes, lele, sepat, gabus
◦ Ikan migrasi (hidup di laut tetapi
bertelur/berkembang biak di sungai)
Ikan salem
PERIKANAN laut - daerah penangkapan
GOLONGAN DESKRIPSI CONTOH
Demersal Jenis-jenis ikan yang ditangkap dari Cod, haddoch
daerah lautan yang dalam
Pelagik kecil Jenis-jenis ikan kecil yang hidupnya di daerah Herring
permukaan laut
Pelagik besar Jenis-jenis ikan besar yang hidupnya di daerah Tongkol, sarden ,
permukaan laut mackerel
Anadromus Ikan yang mula-mula hidup di air laut, kemudian Salem, bandeng
migrasi ke air tawar lalu ke pertemuannya
Catradomus Ikan yang mula-mula hidup di air tawar, kemudian Belut laut
migrasi ke air laut lalu ke pertemuannya
Crustacea Bangsa udang-udangan Udang, lobster,
kepiting, rajungan
Moluska Hewan lunak yang tubuhnya ditutupi Tiram, kerang
cangkang yang keras
Cepallopoda Hewan laut yang kakinya tumbuh di Cumi-cumi, gurita,
daerah kepala sotong
Micellaneous Tidak dapat digolongkan pada golongan diatas Jellyfish/ ubur-ubur
KLASIFIKASI SUMBER
PERIKANAN MENURUT FAO
2. ikan laut
5. paus
Bervariasi , dipengaruhi
faktor biologis (intrinsik): berasal dari jenis ikan itu
sendiri
• Umur makin tua, lemak meningkat
• Matang seksual akan makin aktif gerakannya mendorong untuk
memenuhi kebutuhan energinya dengan makin banyak makan
• suhu,
• Semakin tinggi suhu, proses rigor mortis makin
cepat peningkatan suhu meningkatkan reaksi
biokimia dalam daging ikan.
• gerakan ikan sebelum mati ;
• Ikan yang banyak berontak (menggelepar)
sebelum mati cadangan glikogen dalam otot
rendah pembentukan asam laktat sedikit
penurunan pH rendah daging ikan cepat
rusak.
• penanganan ikan setelah mati.
• Pendinginan memperlambat rigormortis
FISIOLOGI – pasca rigor mortis
terjadi autolisis aktivitas bakteri
dan enzim endogen ikan.
• Enzim proteolitik (tripsin dan pepsin memecah
protein daging senyawa sederhana
polipeptida, asam amino, H2S, indol, skatol).
• H2S, indol dan skatol bau busuk ikan.
• Bakteri pada ikan enzim dekarboksilase
(mengubah asam-asam amino senyawa
biogenik amin penyebab alergi)
• histidin histamin,
• lisin kadaverin,
• triptofan triptamin.
FISIOLOGI – pasca rigor mortis
hidrolisa lemak dan TMAO.
• Bau tengik ikan enzim lipase dan lipoksigenase
• TMAO direduksi menjadi TMA bau busuk pada ikan.
daging ikan melunak kembali
• kerusakan atau penguraian struktur jaringan daging ikan
akibat kerja enzim-enzim proteolitik.
• terjadi hidrolisa kreatin fosfat dan ATP oleh enzim fosfatase.
• (Kreatin fosfat kreatin dan fosfat),
• ATP ADP dan fosfat anorganik.
• ADP diuraikan menjadi fosfat, ribosa, amonia dan
hipoksantin,
• menyebabkan kenaikan pH daging ikan (menjadi 6,2 sampai
7,0).
• Makin tinggi hipoksantin yang terbentuk, ikan makin rusak
PENGUJIAN MUTU IKAN
metode indrawi : ditujukan pada factor-
faktor mutu
◦ rupa : perubahan pada insang, mata, lendir,
permukaan badan, sayatan daging dan isi perut
◦ bau dan flavor : umumnya berubah dari segar
meningkat ke datar (plain), amis (fishy), manis
(sweet), asam (sour), berbau (stale), busuk
hingga bau menusuk
KOMPARASI IKAN SEGAR
PARAMETER IKAN SEGAR IKAN RUSAK
Warna kulit Terang, cerah, tidak suram Tidak cerah, suram
sisik Masih melekat dengan kuat. Sisik mudah terlepas
mata Jernih, tidak suram, melotot Suram, tenggelam ke dalam
tempat mata
daging Segar, elastis, jika ditekan dg Tidak segar, lemas, tidak elastis
jari, kembali ke posisi semula
bau Tidak berbau busuk/asing Busuk dan asam
lendir Minim lendir di permukaan Banyak terdapat lendir di
permukaan
Dalam air Ikan tenggelam Ikan mengapung
PENGUJIAN MUTU IKAN
Metode kimia : mengukur komponen yang terbentuk selama proses
penurunan mutu ikan (proses pembusukan ikan) setelah ikan mati.
• rigor mortis ikan kaku (penggabungan aktin dan myosin menjadi aktomiosin);
terbentuk asam laktat ; persediaan ATP menipis.
• Pasca rigor daging melunak kembali (hidrolisis kreatinin fosfat &ATP mjd kreatin,
fosfat, ADP, ribose, ammonia); pH ikan naik lagi (6,2 – 6,6)
• Terbentuk senyawa TMA (Trimetil Amin), asam laktat, senyawa-senyawa basa nitrogen,
asam amino ,dll akibat aktivitas mikroba.
Pengukuran pH
• Nilai pH pada tahap permulaan pembusukan adalah 6,85 pada ikan berdaging putih dan
6,27 pada ikan berdaging merah.
PENANGANAN IKAN