Anda di halaman 1dari 25

KONSEP DASAR

KONSELING LINTAS
BUDAYA
TYAS MARTIKA ANGGRIANA
Contents
• Sejarah

1 Konseling
Lintas
Budaya

• Pengertian

2 Konseling
Lintas
Budaya

• Urgensi

3 Konseling
Lintas
Budaya
01
SEJARAH
KONSELING
LINTAS
BUDAYA
Konseling lintas budaya memiliki
beragam istilah, misalnya: konseling
antar-budaya,
konseling mutikulturalisme, atau
konseling multi-budaya

Pendekatan lintas budaya dipandang


sebagai kekuatan ke-empat setelah
pendekatan psikodinamik, behavioral,
dan humanistik.
Pedersen, 1991
Penekanan Penekanan Penekanan Konseling lintas
konseling konseling konseling budaya menjadi
multikultural multikultural multikultural salah satu topik
pada konseli pada konselor pada proses terhangat dalam
1950-an

1960-an

1970-an

1980-an
konseling profesi konselor
ditandai dengan
peningkatan
signifikan dari
jurnal konseling
yang
bertemakan isu
lintas budaya di
abad ke 21

GLADDING, 2012
AMCD: mensponsori pelatihan untuk
membantu konselor menguasai
Multicultural Competence Standar yaitu
kemampuan yang mengukur sejauh apa
konselor memiliki tingkat kesadaran diri,
pengetahuan, dan keterampilan yang
1972: Association for Multicultural akurat dalam bekerja dengan individu dari
Counseling and Development (AMCD) latar belakang budaya yang berbeda-beda

AMCD: Lembaga untuk mendefenisikan


dan berurusan dengan isu-isu dan
kepedulian yang berhubungan dengan
konseling lintas budaya (di Amerika Serikat)

GLADDING, 2012
02
PENGERTIAN
KONSELING
LINTAS BUDAYA
1 2 3
Burn Casmini Sue et al.
cross cultural KLB adalah pelbagai hubungan cross-culture counseling
counseling is the konseling yang melibatkan para adalah suatu hubungan
process of counseling peserta yang berbeda etnik atau konseling yang
individuals who are kelompok-kelompok minoritas, atau melibatkan dua peserta
of different hubungan konseling yang melibatkan atau lebih yang berbeda
culture/cultures than konselor dan konseli yang secara rasial dalam latar belakang
that of the therapist dan etnik sama, tetapi memiliki budaya, nilai dan gaya
perbedaan budaya yang dikarenakan hidup
variabel-variabel lain seperti seks,
orientasi seksual, faktor sosio-ekonomi
dan usia
Konseling multikultural Perspektif multikultural
membahas perbedaan berusaha menyediakan
antara konselor dan klien kerangka konseptual yang
diberbagai bidang seperti mengakui keberagaman
jenis kelamin, kelas sosial, kompleks dari masyarakat
bahasa, majemuk dan menunjukkan
kemampuan/disabilitas dan jembatan perhatian bersama
ras etnis yang menghubungkan semua
orang, terlepas dari perbedaan
mereka

Lee & Ramsey dalam Wibowo, 2002


Konseling Lintas Budaya atau
Konseling Multibudaya adalah
suatu hubungan konseling yang
melibatkan dua orang atau lebih -
yang berperan sebagai konselor dan
konseli – dengan perbedaan
latar belakang budaya dalam
hal ras/etnis maupun usia,
jenis kelamin, sosial-ekonomi
dan sejenisnya
Aspek Konseling Lintas Budaya

1 2 3
Latar belakang budaya Latar belakang budaya Nilai-nilai yang
yang dimiliki konselor yang dimiliki konseli mempengaruhi hubungan
konseling, yaitu adanya
kesempatan dan hambatan
yang berlatar belakang
tempat dimana konseling
dilaksanakan

(Pederson, lonner dan Draguns dalam Carter, 1991)


Elemen Konseling Lintas Budaya

1
1 Konselor dan konseli berasal dari latar belakang
budaya yang berbeda dan melakukan konseling
dalam latar belakang budaya (tempat) konseli

2
2
Konselor dan konseli berasal dari latar belakang
budaya yang berbeda, dan melakukan konseling
dalam latar belakang budaya (tempat) konseor

3
3
Konselor dan konseli berasal dari latar
belakang budaya yang berbeda, dan
melakukan konseling di tempat yang berbeda
pula

Pedersen (1981)
Komponen Konseling Multikultural

First Third
Menekankan mengakui bahwa klien-klien yang
pentingnya dan 2 berasal dari kelompok ras dan suku
minoritas membawa nilai-nilai dan
keunikan (kekhasan)
sikap yang mencerminkan latar
individu belakang budaya mereka
Second
Konselor membawa nilai nilai
1 pribadi yang berasal dari 3
lingkungan kebudayaanya ke
dalam setting konseling

(Locke dalam Brown et al, 1988)


03
URGENSI
KONSELING
LINTAS
BUDAYA
KONSELING LINTAS BUDAYA

Konselor Konseli

Kepekaan
Lingkungan Budaya Latar belakang
budaya

Kebudayaan
Konseling dipandang sebagai
“perjumpaan budaya” (cultural
encounter) antara konselor
dan klien
Hubungan konseling tidaklah sederhana,
sebab masing-masing klien membawa
suatu latar belakang historis dan
budaya yang khusus yang mempunyai
implikasi kuat untuk hasil konseling itu,
oleh karena itu pemahaman tentang
konseling multikultural sangat diperlukan
dalam proses konseling
Ivey & Allen, 1997.
Counseling studi Psychotherapy A Multicultural
Perspective. Fourth Ed. Boston: Allya and Bacon
Di Amerika, sebagai tempat
asal dan lahirnya ilmu BK,
sudah sejak lama diketahui
bahwa konselor kulit putih
mengalami kesulitan dalam
memberikan pelayanan kepada
konseli kulit hitam, serta
kelompok minoritas tertentu

Layanan konseling lintas


budaya tidak saja terjadi, pada
mereka yang berasal dari dua
suku bangsa yang berbeda.
Tetapi layanan konseling
lintas budaya dapat pula
muncul pada suatu suku
bangsa yang sama, dan
masyarakat yang sama
Layanan konseling lintas budaya
tidak saja terjadi, pada mereka yang
berasal dari dua suku bangsa yang
berbeda. Tetapi layanan konseling
lintas budaya dapat pula muncul pada
suatu suku bangsa yang sama, dan
masyarakat yang sama
Ketika menyelenggarakan layanan
konseling, konselor diharapkan bisa
memahami konseli seutuhnya, yaitu
konselor harus dapat memahami manusia
secara umum atau universal dan
konselor juga harus memahami budaya
spesifik yang mempengaruhi konseli
Memahami Konseli

Kesadaran Nilai Memahami


Universal Budaya Spesifik
nilai yang berlaku di masyarakat ada upaya konselor dalam memahami
yang berlaku secara umum budaya yang dibawa oleh konseli
dimanapun manusia berada, yaitu sebagai hasil dari sosialisasi dan
nilai yang diterima oleh semua adaptasi konseli dari lingkungannya.
masyarakat di seluruh dunia. konseli sebagai individu yang
Misalnya: kebutuhan dicintai, berkembang juga membawa nilai-nilai
dihargai, dll. yang berkembang sejalan dengan
Konselor memiliki pandangan yang tugas perkembangannya
sama tentang suatu hal
Permasalahan Individu merupakan
kombinasi dari aspek isu
multikultural terkait dengan
agama/keyakinan, kelas ekonomi,
identitas seks, kematangan
psikologis, bahasa dan lokasi
tempat tinggal, ras/etnis,
trauma, sejarah keluarga,
karakteristik fisik yang
dimungkinkan terjadi
karena pengaruh keluarga,
kelompok, masyarakat atau
Negara yang berkonstribusi
pada cara pandangan individu
yang terbangun atas pengaruh
budaya tempat individu tumbuh
dan berkembang

The multikultural cube, Ivey & Allen, 1997


TUJUAN KONSELING MULTIKULTURAL

1 2 3 4
Membantu konseli Membantu konseli Membantu konseli Memperkenalkan,
agar mampu agar mampu agar dapat hidup mempelajari kepada
mengembangkan memecahkan masalah bersama dalam konseli akan nilai-nilai
potensi-potensi yang yang dihadapi, masyarakat budaya lain
dimiliki dan mengadakan multikultural untuk dijadikan revisi
memberdayakan diri penyesuaian diri, serta dalam membuat
secara optimal merasakan perancanaan, pilihan,
kebahagiaan hidup keputusan hidup kedepan
sesuai dengan yang lebih baik
budayanya
KEBERHASILAN KONSELING LINTAS BUDAYA

A B
Makin besar kesamaan harapan tentang tujuan Makin besar kemungkinan penyederhanaan
konseling lintas budaya serta pemahaman tentang harapan yang ingin dicapai oleh klien menjadi
ketergantungan, komunikasi terbuka, dan berbagai
tujuan-tujuan operasional yang bersifat
aspek hubungan konseling lainnya, yang ada pada diri
klien dan konselornya, maka besar kemungkinan
tingkah laku dalam konseling lintas budaya,
konseling itu akan berhasil makin efektiflah konseling dengan klien
tersebut

C D
Keefektifan konseling antarbudaya tergantung Latar belakang dan latihan khusus serta
pada kesensitifan konselor terhadap proses pemahaman terhadap permasalahan hidup
komunikasi pada umumnya (baik verbal sehari-hari yang relevan dengan budaya tertentu,
maupun non-verbal), dan terhadap gaya akan meningkatkan keefektifan konseling dengan
komunikasi dalam budaya klien klien yang berasal dari latar belakang budaya
tersebut

(Pedersen, dkk dalam Prayitno & Amti, 2013


KEBERHASILAN KONSELING LINTAS BUDAYA

E F
Jika klien dalam lintas budaya kurang Keefektifan konseling lintas budaya akan
memahami proses konseling, maka meningkat kesesuaian dengan pemahaman
semakin perlu konselor atau program (klien dan konselor) tentang nilai-nilai dan
konseling lintas budaya memberikan kerangka budaya asli klien dalam hubungannya
pengarahan/ pengajaran/latihan kepada dengan budaya yang sekarang dan yang akan
klien itu tentang keterampilan datang yang akan dimasuki klien.
berkomunikasi, pengambilan keputusan,
dan transfer (mempergunakan D
keterampilan tertentu pada situasi-situasi
yang berbeda)

(Pedersen, dkk dalam Prayitno & Amti, 2013


Thanks!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai