ASURANSI
Disusun oleh:
Kelompok 1
Khory Aurora Berty G1A219094
Eko Arizal G1A219091
Fazilla Maulidia G1A219104
Della Rafika Sari G1A219085
Ririn Hayu Pangestu G1A219110
Arif Hidayat G1A219038
Ghyats Alfino G1A219038
Dosen Pengampu:
dr. Ainurrofiq, Sp.KF.,M.H
REFERAT
ASURANSI
Disusun oleh:
Kelompok 1
Khory Aurora Berty G1A219094
Eko Arizal G1A219091
Fazilla Maulidia G1A219104
Della Rafika Sari G1A219085
Ririn Hayu Pangestu G1A219110
Arif Hidayat G1A219038
Ghyats Alfino G1A220001
Dosen Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan referat dengan judul “Asuransi” Adapun tujuan dari
penulisan referat ini adalah untuk memperdalam pengetahuan tentang Asuransi
khususnya bagi dokter-dokter muda yang sedang menjalankan kepaniteraan
klinik dan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian kepaniteraan klinik
bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal di Rumah Sakit Umum
Daerah Raden Mattaher Jambi.
Selama proses penulisan referat ini, penulis banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak baik berupa saran, bimbingan, informasi, data serta
dukungan moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada:
1. dr. M. Ainurrofiq, Sp.KF, M.H., selaku dosen pembimbing dan penguji.
2. Segenap staf di Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Rumah Sakit
Umum Daerah Raden Mattaher Jambi
3. Rekan – rekan yang telah memberikan bantuan dalam penulisan referat
ini.
Pada akhirnya penulis berharap penulisan referat ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan berbagai pihak pada umumnya.
Penul
is
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan......................................................................................2
1.4. Manfaat Penulisan....................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................3
2.1 Definisi Asuransi.............................................................................................3
2.2 Sejarah Asuransi..............................................................................................5
2.3 Jenis-jenis asuransi..........................................................................................8
2.4 Konsep Asuransi..............................................................................................11
2.5 Konsep Resiko.................................................................................................12
2.6 Keuntungan dan kerugian menggunakan asuransi..........................................14
2.7 Prinsip Asuransi...............................................................................................15
2.7.1 Prinsip Asuransi Secara umum......................................................15
2.7.2 Prinsip Sistem Jaminan kesehatan nasional..................................18
2.8 Alasan pentingnya Asuransi dalam Kesehatan................................................20
2.9 Perbedaan Asuransi dan Asuransi Kesehatan..................................................21
2.10Asuransi Sosial dan asuransi komersial.........................................................23
2.9.1 Asuransi Sosial..............................................................................23
2.9.2 Asuransi Komersial.......................................................................24
2.10 Perbedaan Mendasar JKN dan ASKES.........................................................26
2.11 Contoh penerapan Asuransi kesehatan..........................................................28
BAB III ILUSTRASI KASUS............................................................................34
3.1 Ilustrasi kasus.............................................................................................34
iv
3.2 Visum et repertum.....................................................................................35
BAB IV PEMBAHASAN………………..……………………………………49
4.1 Asuransi dalam forensik ………………………………………………...49
4.2 Klaim asuransi kematian yang meragukan……………………………….51
4.3 Klaim asuransi kesehatan yang meragukan………………………… … 53
BAB V KESIMPULAN…………………………………………………………55
5.1 Simpulan………………………………………………………………..55
5.2 Saran ……………………………………………………………………55
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................56
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
4
Pengertian Asuransi bila di tinjau dari segi hukum adalah: "Asuransi atau
pertanggungan adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak atau lebih dimana pihak
tertanggung mengikat diri kepada penanggung, dengan menerima premi-premi
Asuransi untuk memberi penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
5
a. Tahun 2250 SM
Konsep asuransi bermula dari sekitar tahun 2250 SM oleh bangsa
Babylonia yang hidup di daerah lembah sungai Euphrat dan Tigris. Pada
waktu itu apabila seorang pemilik kapal memerlukan dana untuk
mengoperasikan kapalnya atau melakukan suatu usaha dagang, ia dapat
meminjam uang dari seorang saudagar (Kreditur) dengan menggunakan
kapalnya sebagai jaminan dengan perjanjian bahwa si Pemilik kapal
dibebaskan dari pembayaran hutangnya apabila kapal tersebut selamat sampai
tujuan, di samping sejumlah uang sebagai imbalan atas risiko yang telah
dipikuloleh pemberi pinjaman.Kita dapat menganggap tambahan biaya ini
dapat dianggap sama dengan “uang premi” yang dikenal pada asuransi
sekarang. Selain kapal yang dijadikan barang jaminan, barang-barang muatan
(cargo) dapat pula dipakai sebagai jaminan. Transaksi seperti ini disebut
“RESPONDENT/A CONTRACT”. Kemudian pada akhirnya transaksi ini
semakin berkembang.3
b. Tahun 215 SM
Pada tahun 215 SM Pemerintah Kerajaan Romawi didesak oleh para
Supplier pelengkapan dan perbekalan tentara kerajaan untuk menerima
konsep yang melindungi mereka terhadap segala risiko kerugian yang mereka
derita atas barang-barang mereka yang berada di kapal sebagai akibat dari
bahaya maritim seperti halnya serangah musuh dan juga badai.3
c. Tahun 50 SM
d. Tahun 50 SM – 200 M
e. Tahun 1194-1266 M
Perekonomian manusia dari tahun ke tahun mengalami perkembangan
dan periode ini dikenal dengan “Guild System” (Sistem Gilda), yaitu
perkumpulan dari orang-orang yang mempunyai profesi sama seperti gilda
tukang kayu, gilda tukang roti dan sebagainya. Tujuannya sama dengan
tujuan Collegia pada zaman Romawi, yakni meningkatkan kesejahteraan para
anggotanya. Sebenarnya, dapat dikatakan bahwa “Collegia”dan “Sistem
Gilda” merupakan penemuan-penemuan sosial yang memperoleh popularitas
dan pengakuan masyarakat terhadap adanya risiko-risiko yang
harusditanggulangi. Perkembangan lembaga yang mirip dengan asuransi
tumbuh terus dan akhinya pada masa pemerintahan RATU ELEANOR dari
Belgia (1194 – 1266) dibentuk Undang-Undang Asuransi yang tercantum
dalam “ROLE’SDE OLERON”Tahun 1668 M.3
7
a. Risk is the chance of loss (resiko adalah kans kerugian) Chance of loss
berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan
kerugian.
b. Risk is the possibility of loss (resiko adalah kemungkinan kerugian).
c. Risk is uncertainty (resiko adalah ketidakpastian).
2. Uncertainty
3. Keadilan
Akses pelayanan kesehatan yang adil menggunakan prinsip
keadilan vertikal. Prinsip keadilan vertikal menegaskan, kontribusi
warga dalam pembiayaan kesehatan ditentukan berdasarkan
kemampuan membayar (ability to pay), bukan berdasarkan kondisi
kesehatan/ kesakitan seorang.4
4. Konsep The Law Of Large Numbers (Konsep Bilangan Besar)
Asuransi membutuhkan peserta dalam jumlah yang besar, agar
risiko dapat didistribusikan secara merata dan luas serta dikurangi
secara efektif.4
5. Pengelompokan Resiko
1. Prinsip kegotongroyongan
Prinsip kegotongroyongan adalah prinsip kebersamaan antar peserta
dalam menanggung beban biaya Jaminan Sosial, yang diwujudkan
dengan kewajiban setiap Peserta membayar Iuran sesuai dengan tingkat
Gaji, Upah, atau penghasilannya. Dalam SJSN, prinsip gotong royong
berarti peserta yang mampu membantu peserta yang kurang mampu,
peserta yang sehat membantu yang sakit atau yang berisiko tinggi, dan
peserta yang sehat membantu yang sakit.
2. Prinsip nirlaba
Pengelolaan dana amanat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) adalah nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit oriented ).
Sebaliknya, tujuan utama adalah untuk memenuhi sebesar-besarnya
kepentingan peserta.
3. Keterbukaan
Prinsip keterbukaan adalah prinsip mempermudah akses informasi yang
lengkap, benar, dan jelas bagi setiap peserta.
4. Kehati-hatian
Prinsip kehati-hatian adalah prinsip pengelolaan dana secara cermat,
teliti, aman, dan tertib.
5. Akuntabilitas
Prinsip akuntabilitas adalah prinsip pelaksanaan program dan
pengelolaan keuangan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Prinsip portabilitas
Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan
jaminan yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah
pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
19
a. uncertainly
Adanya ketidakpastian tentang kebutuhan pemeliharaan dan pelayanan
kesehatan, mengenai waktu, tempat, besarnya biaya, urgensi pelayanan dan
sebagainya. Asuransi merubah peristiwa tidak pasti menjadi pasti dan
terencana. dengan membeli asuransi, seorang penghindar risiko tidak hanya
memperoleh kepastian berkenaan dengan sakit, tetapi juga memperoleh
kepuasan (utilitas) yang relatif lebih tinggi karena merasa terlindungi
b. asymetris knowleadge
Asymetric knowlegde berarti bahwa terdapat ketidakseimbangan
informasi atau pengetahuan antara tenaga kesehatan dengan penerima
pelayanan kesehatan, provider- lah yang menentukan jenis dan volume
pelayanan yang perlu dikonsumsi oleh pasien. Hal ini dapat memicu
timbulnya moral hazard dan menyebabkan munculnya demand creation
20
a. Ada pembayaran
Dalam istilah ekonomi pembayaran merupakan suatu transaksi
dengan pengeluaran sejumlah uang yang disebut premi.
b. Ada biaya
Biaya yang diharapkan harus dikeluarkan karena penggunaan pelayanan
medik.
c. Pelayanan medik didasarkan pada bencana yang mungkin terjadi, yaitu
sakit
Perbedaan yang jelas terdapat pada barang atau jasa yang dijadikan
penanggungan. Pada perusahaan asuransi umum menyediakan penggantian
terhadap barang yang hilang, rusak, dicuri, atau sesuatu yang merugikan dirinya.
Penggantian tersebut dilakukan dengan mengklaim kejadian merugikan yang
dialami pihak tertanggung kepada perusahaan asuransi.6,8
Tabel 2.3 Perbedaan tanggung jawab dan cakupan layanan JKN dan ASKES
a. Keunggulan:
1. Persyaratan mudah
31
c. Aspek Asuransi:
1. Pengelola : PT Prudential Indonesia (non pemerintah)
2. Keanggotaan : bersifat sukarela
3. Tujuan perusahaan : profit
4. Premi : mendapatkan pelayanan sesuai besar premi yang
dibayar
32
Pada hari Rabu, 29 September 2021, Jam 09.00 WIB, seorang laki-laki
datang berkunjung ke sebuah toko tas milik temannya, namun ia curiga ada suatu
hal yang terjadi, ia menelfon temannya tersebut namun tidak ada jawaban, lalu ia
pun datang ke toko milik temannya tersebut, ia mengetuk pintu toko namun tidak
kunjung ada jawaban, lampu didalam toko hidup dan pintu terkunci dari dalam,
tanda temannya berada di dalam, ia pun memanggil warga lain dan pintu itu di
dorong paksa, ternyata temannya berada di atas tempat tidur dalam keadaan
telentang dan handphone disampingnya, setelah dibangunkan pria tersebut tidak
kunjung bangun dan di cek nadi pasien sudah tidak ada, warga pun melaporkan
hal tersebut ke kantor polisi terdekat, polisi pun curiga adanya tindak pidana,
akhirnya polisi membawa jenazah tersebut ke instalasi pemulasaran jenazah
RSUD Raden Mattaher Jambi untuk dilakukan otopsi .
Dalam surat permintaan visum dituliskan : Tn.Yadi, jenis kelamin laki-
laki, berusia 50 tahun, seorang wiraswasta. Ditemukan meninggal di toko tas
miliknya sendiri yang beralamat di Jalan Arif Rahman Hakim Perumahan
Puricemara Indah blok E nomor 21 RT 28, Kelurahan Simpang Empat Sipin,
Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi.
34
PEMERINTAH PROVINSI JAMBI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER JAMBI
INSTALASI PEMULASARAAN JENAZAH
NOMOR AKREDITASI : YM. 00.03.3.3974
Jalan Let. Jend. Suprapto No. 31 Telanaipura – Jambi 36122
Telp. (0741) 61692-61694; Fax. (0741) 60014
PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
NO: 20/VER-J/VD/IX/2021
HASIL PEMERIKSAAN:
-----------------------------------------------------------------Dari hasil pemeriksaan luar
35
dan dalam yang telah kami lakukan pada tubuh jenazah tersebut diatas ditemukan
fakta-fakta sebagai berikut: ------------------------
36
sentimeter, lebar seratus dua puluh
sentimeter, merek ”WATCHOUT”, tulisan
merek berwarna putih, terletak di tepi bawah
kain -------------------------------------------------
h. Alas Jenazah : Tidak ada ----------------------------------------
i. Pakaian : ----------------------------------------------------
Terdapat sebuah baju kaos oblong tanpa kerah lengan panjang,
bahan kaos, warna putih, motif polos, ukuran tiga puluh empat,
merek “ADIDAS”, tulisan merek berwarna putih, terletak di
bagian tengah baju-----------------------------------------------------
Terdapat sebuah celana panjang, berbahan dasar katun,
berwarna hitam, motif polos, ukuran tiga puluh empat, terdapat
karet di pinggang, bermerek “Cardinal”, tulisan merek
berwarna biru, terletak di bagian pinggang celana, celana
berseleting dibagian depan dengan warna hitam berbahan
plastik, dan terdapat sebuah kancing, berbahan logam, warna
silver, berbentuk bulat, terdapat dua kantong di bagian depan,
isi kantong depan sebelah kiri dan kanan kosong, satu kantong
di bagian belakang sebelah kanan, isi kantong di bagian
belakang sebelah kanan kosong ---------------------------------
Terdapat sebuah celana dalam, bahan katun, warna hitam,
ukuran M, merek “NIKE’’, tulisan merek berwarna merah,
merek terletak di bagian atas celana dalam -----------------------
j. Benda disekitar jenazah : Tidak ada.---------------------------------------
k. Perhiasan : Tidak ada
----------------------------------------
l. Lain – Lain : Tidak ada----------------------------------------
37
1. Suhu rektal mayat : Tidak diperiksa ------------------------------------------
2. Lebam Mayat : Terdapat lebam mayat di punggung bagian bawah,
berwarna merah keunguan dan hilang dengan penekanan----------------------
3. Kaku Mayat : Terdapat kaku mayat pada rahang bawah, anggota
gerak atas kanan dan kiri, sulit dilawan-------------------------------------------
4. Pembusukan : Tidak ada----------------------------------------------------------
38
c. Bahu : Tidak ada kelainan-----------------------------------------------
Kiri : ---------------------------------------------------
39
- Telapak Tangan : Tidak ada kelainan--------------------
- Punggung tangan : Tidak ada kelainan--------------------
- Jari : Ujung-ujung jari dan jaringan
dibawah kuku tampak kebiruan-----
Anggota gerak bawah : ----------------------------------------------------
Kanan : ------------------------------------------------------------
-
- Tungkai atas : Tidak ada kelainan--------------------
- Lutut : Tidak ada kelainan--------------------
- Lipat lutut : Tidak ada kelainan--------------------
- Tungkai bawah : Terdapat sebuah luka lecet di
tungkai kanan bawah bagian belakang. Titik pusat luka
terletak lima sentimeter dari lipat lutut, bentuk tidak
teratur, ukuran panjang enam sentimeter dan lebar empat
sentimeter. Perabaan lebih kasar dari kulit sekitar, warna
kemerahan, dan daerah sekitar luka tidak terdapat
kelainan----------------------------------------------------------
- Pergelangan kaki : Tidak ada kelainan--------------------
- Telapak kaki : Tidak ada kelainan--------------------
- Punggung kaki : Tidak ada kelainan--------------------
- Jari : Ujung-ujung jari dan jaringan
dibawah kuku tampak kebiruan-------
Kiri : -----------------------------------------------------------
- Tungkai atas : Tidak ada kelainan--------------------
- Lutut : Tidak ada kelainan--------------------
- Lipat lutut : Tidak ada kelainan--------------------
- Tungkai bawah : Tidak ada kelainan--------------------
- Pergelangan kaki : Tidak ada kelainan--------------------
- Telapak kaki : Tidak ada kelainan--------------------
- Punggung kaki : Tidak ada kelainan--------------------
40
- Jari : Ujung-ujung jari dan jaringan
dibawah kuku tampak kebiruan-------
41
Kiri : Tampak jernih, tidak ada kelainan
-----------
Pupil mata :
---------------------------------------------
-------
Kanan : Bentuk bulat, diameter nol koma lima
sentimeter, tidak ada kelainan ----------------------------------
Kiri : Bentuk bulat, diameter nol koma lima
sentimeter, tidak ada kelainan ----------------------------------
Pelangi mata : ----------------------------------------------------
Kanan : Berwarna hitam, tidak ada kelainan----------
Kiri : Berwarna hitam, tidak ada kelainan----------
b. Hidung : ----------------------------------------------------
Bentuk hidung : Mancung, tidak ada kelainan-------------
Permukaan kulit hidung : Tidak ada kelainan-------------------------
Lubang hidung : Tidak ada kelainan-------------------------
c. Telinga : -------------------------------------------------------------
Bentuk telinga : -----------------------------------------------
Kanan : Sedang, tidak ada
kelainan----------------
Kiri : Sedang, tidak ada
kelainan----------------
Permukaan daun telinga : -----------------------------------------------
Kanan : Tidak ada kelainan-------------------------
Kiri : Tidak ada kelainan-------------------------
Lubang telinga : ------------------------------------------------
Kanan : Tidak ada kelainan-------------------------
Kiri : Tidak ada kelainan-------------------------
Daun telinga : -----------------------------------------------
Kanan : Tidak ada kelainan-------------------------
42
Kiri : Tidak ada kelainan-------------------------
d. Mulut : ----------------------------------------------------
Bibir atas : Tampak kebiruan--------------------------------------
Bibir bawah : Tampak kebiruan--------------------------------------
Lidah : Tidak ada kelainan------------------------------------
Rongga mulut : Tidak ada kelainan------------------------------------
Gigi geligi : -------------------------------------------------------------
- Rahang atas : Gigi tidak lengkap, gigi seri pertama
dan kedua bagian kanan tidak ada, gigi geraham belakang
ketiga kanan dan kiri sudah tumbuh------------------------------
- Rahang bawah : Gigi lengkap, gigi geraham belakang
ketiga kanan dan kiri sudah tumbuh, tidak ada kelainan--------
e. Alat kelamin : Laki-laki -------------------------------
Pelir : Sudah disunat, tidak ada kelainan --
Kantung buah pelir : Pada perabaan terdapat dua buah
biji pelir, tidak ada kelainan ----------------------------------------
Rambut kemaluan : Warna hitam, bentuk ikal, panjang
tiga sentimeter, tidak ada kelainan---------------------------------
f. Tulang-tulang :--------------------------------------------------------------
Tulang tengkorak : Tidak ada kelaninan-------------------
Tulang atap tengkorak : Tidak ada kelainan--------------------
Tulang dasar tengkorak : Tidak ada kelainan--------------------
Tulang wajah : Tidak ada kelainan--------------------
Dahi : Tidak ada kelainan--------------------
Pipi : Tidak ada kelainan--------------------
Dagu : Tidak ada kelainan--------------------
Tulang hidung : Tidak ada kelainan--------------------
Tulang belakang : Tidak ada kelainan--------------------
Tulang-tulang dada : Tidak ada kelainan--------------------
Tulang-tulang punggung : Tidak ada kelainan--------------------
43
Tulang-tulang panggul : Tidak ada kelainan--------------------
Tulang anggota gerak : Tidak ada kelainan--------------------
44
b. Kulit leher bagian dalam : Tidak ada kelainan----------------------
c. Otot leher bagian dalam : Tidak ada kelainan-----------------------
d. Tenggorokan : Tidak ada kelainan----------------------
e. Kerongkongan : Tidak ada kelainan-----------------------
f. Tulang pangkal lidah : Tidak ada kelainan-----------------------
g. Tulang rawan gondok : Tidak ada kelainan-----------------------
h. Tulang rawan cincin : Tidak ada kelainan ----------------------
3. Rongga dada : --------------------------------------------------------------------
a. Rongga dada : Simetris, tidak ada perlekatan antara
dinding dada dan organ, tidak ada kelainan-------------------------------
b. Kulit bagian dalam : Tidak ada kelainan -----------------------------
c. Tulang-tulang dada : Tidak ada kelainan-----------------------------
d. Tulang-tulang iga : Tidak ada kelainan -----------------------------
e. Otot dinding dada : Tidak ada kelainan-----------------------------
f. Paru :-----------------------------------------------------------------------
Paru kanan : Selaput pembungkus paru tidak ada kelainan,
terdiri dari tiga bagian, ukuran panjang dua puluh sentimeter,
lebar sepuluh sentimeter, tebal lima sentimeter, tampak pucat,
perabaan seperti spons, berat lima ratus gram pada pengirisan
penampang, tidak ada kelainan------------------------------------------
Paru kiri : Selaput pembungkus paru tidak ada kelainan,
terdiri dari dua bagian, ukuran panjang delapan belas sentimeter,
lebar tujuh sentimeter tebal tiga sentimeter, tampak pucat
perabaan seperti spons, berat empat ratus gram pada pengirisan
penampang, tidak ada kelainan------------------------------------------
g. Jantung : Jantung sebesar kepalan tangan kanan jenazah,
berat tiga ratus gram, panjang lima belas sentimeter, lebar delapan
sentimeter, tebal enam sentimeter, permukaan jantung licin, warna
merah, perabaan kenyal terdapat bintik-bintik kemerahan--------------
45
Kandung jantung : Terdapat cairan berwarma kuning jernih
sebanyak lima belas mililiter, dan terdapat bintik-bintik
kemerahan------------------------------------------------------------------
Jantung kanan : Antara serambi dan bilik kanan terdapat
tiga katup, ukuran panjang lingkar ketiga katup sebelas
sentimeter, pembuluh nadi paru terdiri dari tiga katup, ukuran
panjang lingkar ketiga katup pembuluh nadi jantung lima
sentimeter, tebal otot jantung kanan satu koma delapan
sentimeter, pada pengirisan tidak ada kelainan------------------------
Jantung kiri : Warna merah gelap, antara serambi dan
bilik kiri terdapat dua katup, ukuran panjang lingkar kedua katup
dua belas sentimeter. Pembuluh nadi utama tujuh sentimeter, dan
terdapat penebalan otot jantung kiri yaitu dua puluh milimeter-----
Pada pengirisan terdapat sumbatan di pembuluh darah utama
jantung pada cabang kiri berupa gumpalan lemak, berwarna putih
kekuningan yang menutupi seluruh diameter pembuluh darah
jantung----------------------------------------------------------------------
4. Rongga perut : -------------------------------------------------------------------
a. Dinding perut bagian dalam: Tidak ada kelainan-----------------------
b. Rongga perut : Tidak terdapat perlengketan, tidak ada
kelainan-------------------------------------------------------------------------
c. Tirai usus : Tampak menutupi sebagian besar
usus, berwarna kuning, tidak ada kelainan--------------------------------
d. Lambung : Ukuran panjang lengkung besar dua puluh delapan
sentimeter, panjang lengkung kecil dua puluh dua sentimeter, lebar
dua puluh lima sentimeter, tebal lima sentimeter, berat bersama isi
tiga ratus delapan puluh gram. Lambung berisi cairan berwarna
kuning kecoklatan, tidak terdapat sisa makanan, tidak ada kelainan---
e. Usus halus dan usus besar : Tidak ada kelainan.-----------------------
f. Hati : Tampak merah kehitaman, panjang dua puluh enam
sentimeter, lebar lima belas sentimeter, berat seribu empat ratus
46
gram, tebal lima sentimeter, perabaan kenyal, tepi tajam. Pada
pengirisan penampang tidak ada kelainan---------------------------------
g. Kantung empedu : Ukuran panjang sepuluh sentimeter, lebar lima
sentimeter, terdapat cairan berwarna hijau sebanyak tiga puluh tiga
mililiter, saluran empedu tidak menunjukkan penyumbatan, tidak ada
kelainan-------------------------------------------------------------------------
h. Pankreas : Ukuran panjang lima puluh empat sentimeter,
lebar enam sentimeter, tebal satu koma dua sentimeter, perabaan
kenyal, pada pengirisan penampang tidak ada kelainan-----------------
i. Limpa : Warna merah kehitaman, perabaan kenyal, berat
seratus lima puluh gram, panjang sepuluh sentimeter, lebar tujuh
sentimeter, tebal nol koma enam sentimeter. Pada pengirisan
penampang tidak ada kelainan----------------------------------------------
j. Ginjal : -----------------------------------------------------------
Selaput pembungkus ginjal kanan dan kiri tidak mudah
dilepaskan tidak ada kelainan-----------------------------------------
Ginjal kanan : Berwarna merah kehitaman, ukuran panjang
dua belas sentimeter, lebar delapan sentimeter, tebal tiga
sentimeter, berat seratus dua puluh gram, permukaan tidak ada
kelainan. Pada pengirisan penampang tidak ada kelainan----------
Ginjal kiri : Berwarna merah kehitaman,ukuran panjang
dua belas sentimeter, lebar delapan sentimeter, tebal tiga
sentimeter, dan berat seratus tiga puluh gram, permukaan ginjal
tidak ada kelainan. Pada pengirisan penampang tidak ada
kelainan-------------------------------------------------------------------
Saluran Kencing : Kanan dan kiri tidak ada kelainan------------
5. Rongga panggul : -----------------------------------------------------------------
a. Kandung kencing : Kosong, tidak ada kelainan--------------------------
b. Prostat : Permukaan rata, berat empat puluh gram, ukuran
panjang empat sentimeter, lebar tiga sentimeter,
tebal dua sentimeter, tidak ada kelainan-----------
47
KESIMPULAN------------------------------------------------------------------------------
Berdasarkan fakta – fakta yang kami dapatkan dari pemeriksaan jenazah tersebut
maka kami simpulkan bahwa telah diperiksa jenazah seorang laki-laki, umur
kurang lebih lima puluh dua tahun, warna kulit sawo matang, kesan gizi cukup.
Dari pemeriksaan luar dan dalam ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan benda
tumpul berupa luka lecet di tungkai bawah kanan bagian belakang dan sebuah
luka robek di kepala bagian belakang serta ditemukan tanda-tanda mati lemas.
Sebab kematian adalah mati lemas akibat adanya sumbatan pada pembuluh nadi
utama jantung kiri---- ------------------------------------------------------------------------
PENUTUP-------------------------------------------------------------------------------------
dr. Nabilah
Haptriani
NIM
G1A219116
48
BAB IV
PEMBAHASAN
49
Namun sistem coroner di Inggris bukanlah yang pertama, karena ternyata
penyelidikan kematian telah dimulai di China pada jaman “The Warring States”
pada 475-221 SM,
sebagaimana diuraikan dalam buku “The Lu’s Spring and Autumn Annals” yang
menceriterakan pemeriksaan luka-luka pada tubuh korban pada penyelidikan
resmi. Demikian pula kumpulan kasus Yi Yu Ji (a collection of criminal cases)
dari dinasti
Wu (264-277 M) yang membuktikan jelaga di saluran nafas sebagai bukti masih
hidupnya korban saat terbakar hingga mati. Sebagai bukti penting lainnya adalah
buku Xi Yuan Ji Lu (The Washing Away of Wrong) yang merupakan hasil kerja
seorang medical examiner Sung Tsu dari dinasti Song (1186-1249 M) 2 .
50
perusahaan asuransi telah membuat keputusan dengan reasonable reliance kepada
false representation tersebut.
5
Beberapa kasus besar fraud di bidang asuransi tercatat:
1. Mantan menteri Inggris John Stonehouse yang dinyatakan hilang tahun 1974 di
pantai Miami, ternyata ditemukan hidup di Australia,
2. Derek Nicholson dinyatakan hilang di New Jersey pada Juli 2003 dan Jottie
Nagle
mengklaim asuransi sebesar 1 juta dollar. Keduanya dituntut melakukan fraud.
3. Gayland Sweet di San Diego, seorang claim adjuster sebuah perusahaan
asuransi,
bersama dua orang temannya telah melakukan fraud untuk suatu kematian anak
yang tidak pernah ada dan merugikan USD 710.000.
4. John Magno, seorang pebisnis Toronto, dituduh menyuruh membakar tokonya
sendiri untuk dapat mengklaim kerugian kepada perusahaan asuransi. Ia bahkan
juga
dituduh melakukan pembunuhan atas salah satu korban kebakaran.
51
sehingga memerlukan penelitian khusus, dan bahkan sebagian kecil kasus diakhiri
dengan keadaan tetap tidak terbuktikan.
Peserta asuransi kematian yang memiliki data kesehatan “normal” atau
memiliki jumlah pertanggungan yang “besar” dan kemudian mendadak meninggal
dunia tidak lama setelah penutupan asuransi biasanya merupakan kasus yang
layak diteliti (suspicious death or contestable death claim). Kecurigaan adanya
fraud atau abuse semakin menguat apabila sebab kematiannya ternyata adalah
penyakit fatal yang telah menahun / kronik, atau sebab kematiannya menjurus ke
arah kesengajaan.
Kedokteran forensik harus dilibatkan dalam kasus yang meragukan
(questionable), seperti kematian yang dicurigai akibat unsur kesengajaan –
meskipun ditutupi seolah suatu kecelakaan, identitas korban yang meragukan,
jumlah pertanggungan yang sangat besar, hubungan yang tidak jelas antara peserta
asuransi dengan pembayar premi, dan kejanggalan lainnya. Kejahatan di bidang
asuransi kematian dapat saja dibarengi dengan kejahatan lain, seperti pemalsuan
identitas, pembunuhan atau bunuh diri. 7
Dalam penyelesaian klaim asuransi kematian terdapat 3 hal penting yang
harus diperhatikan, yaitu (1) adanya penutupan polis asuransi kematian bagi
tertanggung, (2) meninggalnya si tertanggung, dan (3) bukti bahwa benar
tertanggung telah meninggal. Umumnya isu utama yang muncul adalah identitas
jenasah serta sebab kematian dan cara kematiannya. Fakta menunjukkan bahwa
sertifikat kematian cukup mudah diperoleh oleh karena tidak adanya ketentuan di
Indonesia yang mengatur tentang kewajiban pemeriksaan jenasah untuk
kepentingan sertifikasi kematian dan tidak adanya lembaga khusus yang
berwenang menerbitkan sertifikat kematian. Dengan demikian, sertifikat kematian
dapat diperoleh tanpa harus melalui pemeriksaan jenasah, bahkan tanpa harus
diketahui penyebab kematiannya ataupun
pemastian identitas si mati. Peraturan hanya mengatur tentang formalitas
sertifikasi kematian yang memiliki banyak celah untuk dilanggar.
Pemeriksaan autopsi forensik harus dilakukan untuk memperoleh sebab
kematian yang pasti, yang kemudian dapat membawa ke kesimpulan tentang cara
52
kematiannya – apakah terdapat unsur kesengajaan. Pemeriksaan forensik juga
dapat digunakan untuk memastikan identitas korban apabila identitas korban
memang menjadi isu utama. Pemeriksaan autopsi dan identifikasi seringkali masih
dapat dilakukan dan memberikan hasil meskipun peristiwa telah lama terjadi atau
korban telah dimakamkan. Pemeriksaan forensik terhadap tempat kejadian perkara
juga dapat membantu mengungkap peristiwa yang melatar-belakangi kematian
seseorang.
Kadangkala sebab kematian seseorang dapat diketahui, tetapi cara
kematiannya tetap tidak dapat dipastikan. Demikian pula, cedera penyebab
kematiannya dapat diketahui, tetapi kadangkala peristiwa yang melatar belakangi
cedera tersebut (cara kematian) tidak dapat terungkap. Pada kasus-kasus seperti
ini dapat dilakukan psychological autopsy atau retrospective death assessment
atau equivocal death analysis.7 Analisis semacam ini dapat digunakan untuk
menelusuri keadaan psikologi si mati semasa hidupnya, menelusuri pola
kehidupannya dan peristiwa-peristiwa menjelang kematiannya, atau menganalisis
cederanya guna memperkirakan cara kematian yang paling mungkin terjadi.
Analisis seperti ini tidak selalu dapat menuju ke suatu kesimpulan tunggal, namun
setidaknya
sudah dapat membuka ke latar belakang keadaan yang dapat menjelaskan
kemungkinan-kemungkinan cara kematiannya.
Keadaan yang menambah kesulitan analisis adalah bahwa pada umumnya
suatu kasus menjadi kasus meragukan setelah waktu yang cukup lama sejak saat
kematiannya. Pada saat tersebut mungkin sudah sulit dimulai penyelidikan pidana
atas berbagai alasan, seperti tidak adanya bukti baru yang cukup untuk
memunculkan kecurigaan pidana, jenasah telah dimakamkan atau bahkan
mungkin dikremasi, tempat kejadian perkara telah sukar diharapkan keasliannya,
saksi-saksi yang sudah lupa, dan lain-lain.
Analisis selalu harus dimulai dengan melakukan penyelidikan untuk
memperoleh sebanyak mungkin data atau bukti yang relevan dengan peristiwa
kematiannya, kemudian bukti-bukti tersebut dianalisis kesesuaiannya dengan cara
kematian yang mungkin. Dalam hal ini untuk mencapai keakurasian, maka
53
keterterimaan (admissibility) data atau bukti sebaiknya mengikuti aturan dalam
hukum pembuktian.8 Dalam melakukan analisis tersebut seringkali dapat
digunakan perhitungan matematis yang menuju ke arah berapa probabilitas
merupakan suatu cara kematian tertentu.
Fraud dapat dilakukan dengan mengajukan klaim suatu layanan yang tidak
dilakukan, manipulasi jenis penyakit, manipulasi indikasi dan jenis
pengobatan/penanganan, atau manipulasi jumlah biaya pelayanan. Demikian pula
kecacatan ataupun kehilangan kemampuan tertentu yang berhubungan dengan
profesi atau pekerjaan tertentu juga dapat dipalsukan untuk memperoleh santunan
asuransi. Sebagaimana juga fraud di bidang lain, fraud di bidang perasuransian
dapat dilakukan oleh peserta asuransi, atau kenalan / keluarganya, atau pihak
ketiga yang “mengorbankan” peserta asuransi, atau bahkan oknum asuransi atau
aparat pemerintahan yang menyalahgunakan wewenang (abuse).
Namun demikian janganlah kemudian disimpulkan bahwa setiap klaim
asuransi yang “janggal” adalah selalu merupakan fraud. Kadangkala penilaian
tentang hal itu tidaklah mudah. Penyelidik harus memperoleh bukti konkrit
kebohongan atau pernyataan yang tidak konsisten atau tindakan yang jelas
memalsukan data.
Komponen utama fraud adalah niat untuk menipu dan keinginan untuk
mendorong perusahaan asuransi membayar lebih dari yang seharusnya. Untuk itu
diperlukan analisis tentang motif pengaju klaim, dan tentu saja hal ini sulit
dipastikan oleh karena subyektivitasnya.
Banyaknya ragam asuransi kesehatan turut memperluas permasalahan
yang mungkin timbul. Klaim asuransi kesehatan dapat berdasarkan perhitungan
54
biaya pelayanan kesehatan yang diterima atau dapat pula dihitung secara paket
per-hari rawat inap. Dengan demikian klaim asuransi tertentu harus diperhatikan
keadaan pasien, indikasi tiap tindakan, jenis tindakan dan besar biaya tiap
tindakan menjadi isu penting dalam menentukan besarnya pertanggungan yang
dibayarkan. Terdapat pula jenis asuransi kesehatan lain yang hanya membayarkan
pertanggungan apabila klien dirawat inap, sehingga indikasi rawat inap menjadi
isu penting. Pada setiap jenis asuransi kesehatan tersebut di atas selalu terdapat
kemungkinan terjadinya abuse dan fraud.
Masalah fraud pada asuransi kesehatan pada umumnya dapat diselesaikan
oleh para insurance adjuster, meskipun kadang terdapat kasus yang memerlukan
penyelidikan lanjutan. Penyelidikan forensik kadang diperlukan pada kasus-kasus
tertentu.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Asuransi adalah Perjanjian dengan mana penanggung mengikatkan diri
kepada tertanggung dengan menerima premi untuk memberikan penggantian
kepadanya karena kerugian, kerusakan atau kehilangan akibat dari suatu peristiwa
tidak pasti.Prinsip asuransi yaitu kegotongroyongan, Prinsip nirlaba, Keterbukaan,
Kehati-hatian, Akuntabilitas, Prinsip portabilitas, Prinsip kepesertaan bersifat
wajib, Prinsip dana amanat, Prinsip hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial
Perbedaan yang jelas antar asuransi dan asransi kesehatan terdapat pada barang
atau jasa yang dijadikan penanggungan. Pada perusahaan asuransi umum
menyediakan penggantian terhadap barang yang hilang, rusak, dicuri. Sedangkan
pada asuransi kesehatan, perusahaan menjamin kesehatan peserta asuransi ketika
mengalami sakit atau masalah kesehatan.
55
Asuransi berdasarkan jenis pengelolaannya ada Asuransi sosial dan
komersial. Asuransi Komersial berbasis kepada kepesertaan sukarela dan biasanya
dikeloa oleh badan usaha swasta yang bertujuan untuk mencari keuntungan
( profisable business). asuransi sosial adalah suatu mekanisme pengumpulan dana
yang bersifat wajib yang berasal dari iuran. Asuransi komersial merespon demand
(permintaan) masyarakat, sedangkan asuransi sosial merespon need (kebutuhan)
masyarakat.
5.2 Saran
Perlindungan dan jaminan kesehatan perlu diperhatikan dengan baik dan
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh semua kalangan agar terdapat
perlindungan bagi kelangsungan hidup dan kesejahteraan masyarakat. Serta
pengelolaan sistem jaminan yang baik dan benar agar tidak merugikanberbagai
pihak yang terlibat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuhaeni, Henni.2007. Asuransi Kesehatan dan Managed Care. Available
at.
http://pustaka.unpad.ac.id/wp/content/uploads/2009/09/asuransi_kesehatan
_dan_managed_care.pdf (Diakses tanggal 12 Oktober, 2021 pukul 14.10
WIB)
2. http://bpjs-kesehatan.go.idhttp://bpjs-kesehatan.go.id (Diakses tanggal 12
Oktober, 2021 pukul 12.20 WIB)
3. Purba Radiks, 1992. Memahami Asuransi di Indonesia, Seri Umum
Indonesia, No.10,Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo
4. Imam MUSJAB, SE, AAIK, QIP , 2014. The Principles & Practices of
Insurance. http:// ahliasuransi.com/wp-content/uploads/2014/08/2.-Prinsip-
Prinsip-Asuransi.pdf (Diakses tanggal 13 Oktober, 2021 pukul 12.30
WIB)
56
5. Murti, Bhisma. 2000. Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan. Yogyakarta :
Kanisius.
6. Thabrany H. 2001. Asuransi Kesehatan di Indonesia.. Universitas
Indonesia :
Depok.
7. Undang-Undang no. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Nasional
8. Undang-undang no. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
9. Silalahi AE, 2011.
http://Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/45186/3789/45186/3/Cha
pter%20/Chapte%20 I.df (Diakses tanggal 13 Oktober, 2021 pukul 12.50
WIB)
10. http://samarinda.lan.go.id/sosialisasi_bpjs_lisasi_165.htm (diakses tanggal
12 Oktober, 2021
pukul 01.30 WIB)
11. Info BPJS Kesehatan Edisi VIII Tahun 2014 dikutip dari http://www.bpjs-
kesehatan.net/2015/11/apa-ayang-dimaksud-dengan-ina-cbgs.html
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014
Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan
Program Jaminan Kesehatan
57