Dosen Pengampu:
Dr. Dra. Hastaning Sakti, M.Kes, Psikolog.
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat, inayah, taufik, serta hidayah-Nya sehingga makalah bisa selesai
pada waktunya. Semoga tugas tentang Jenis-Jenis Interview pada mata kuliah
Psikodiagnostik 1: Observasi dan Wawancara ini dapat dijadikan referensi untuk
pembelajaran.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wawancara merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam
rangka menggali data dan informasi yang dibutuhkan untuk tujuan pemeriksaan
psikologis. Wawancara biasanya digunakan untuk memperoleh data primer yang
baik sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Menurut Nazir (1983)
wawancara merupakan sebuah proses memperoleh keterangan dalam tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab secara tatap muka antara pewawancara dengan
responden dengan menggunakan interview guide sebagai panduan berlangsungnya
wawancara. Kemudian, Slamet (2011) mendefinisikan wawancara merupakan cara
yang dipakai untuk memperoleh informasi melalui interaksi sosial antara peneliti
dengan yang diteliti. Dari beberapa pengertian wawancara yang telah dikemukakan
para ahli maka dapat dijelaskan bahwa wawancara merupakan situasi dimana
terjadinya interaksi sosial antara pewawancara dengan responden dan
diwawancarai menggunakan panduan wawancara sebagai proses memperoleh
informasi dalam suatu tujuan penelitian.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan mengenai interview populasi khususnya terhadap
anak?
2. Bagaimana penjelasan mengenai interview populasi khususnya terhadap
lansia?
3. Bagaimana penjelasan mengenai interview populasi khususnya terhadap
orang yang berpendidikan rendah?
4. Bagaimana penjelasan mengenai interview populasi khususnya terhadap
orang tua ABK (Anak Berkebutuhan Khusus)?
5. Bagaimana penjelasan mengenai probing atau informational interview?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan dan memaparkan materi tentang interview populasi
khususnya terhadap anak.
2. Menjelaskan dan memaparkan materi tentang interview populasi khususnya
terhadap lansia.
3. Menjelaskan dan memaparkan materi interview populasi khususnya
terhadap orang yang berpendidikan rendah.
4. Menjelaskan dan memaparkan materi tentang interview populasi khususnya
terhadap orang tua ABK (Anak Berkebutuhan Khusus).
5. Menjelaskan dan memaparkan materi tentang probing atau informational
interview.
2
BAB II
ISI
3
mempertimbangkan kebutuhan seorang peng-interview juga.
3. Pendampingan
4. Biasanya lebih baik meminta orang dewasa lain untuk pergi, kecuali
secara budaya pantas bagi mereka untuk tinggal. Ada beberapa
kelompok anak yang merasa lebih nyaman jika ada orang dewasa di
sekitar, hal ini juga berkaitan dengan isu perlindungan anak
5. Memposisikan diri
6. Pewawancara sebaiknya mengikuti bagaimana posisi anak saat
wawancara. Misalnya, Jika anak duduk di lantai maka pewawancara
lebih baik mengikutinya. Kemudian tetap perhatikan bahasa tubuh dan
kontak mata (kecuali jika secara budaya tidak diizinkan)
7. Memperkenalkan diri
8. Mulailah dengan perkenalan diri yang sederhana. Jelaskan dengan jelas
dan sederhana siapa anda dan darimana anda, apa yang kamu lakukan
dan mengapa. Lalu mintalah anak-anak untuk memperkenalkan diri
mereka, karena ini bisa membuat anak menjadi lebih percaya diri.
9. Mengatur Batasan
10. Membuat anak mengetahui apa yang terjadi, menjelaskan keinginan
anda, apa yang anak-anak lakukan, dan apa peraturan selama wawancara.
Pewawancara juga bisa menanyakan kepada anak-anak jika ada yang
kurang jelas.
11. Mengenal satu sama lain
12. Wawancara adalah salah satu hal yang menakutkan bagi anak. Cara
untuk membuat anak-anak merasa rileks adalah dengan saling mengenal.
Jangan langsung menunjukkan alat yang berhubungan dengan
wawancara, tapi mulailah dengan permainan misalnya.
13. Penggunaan bahasa
14. Gunakanlah bahasa yang sesuai dengan anak anak atau yang dipahami
oleh mereka.
15. Memulai wawancara
16. Teknik wawancara konvensial dapat membuat anak terdiam dengan
4
pertanyaaan langsung atau mengatakan apa yang ingin pewawancara
dengar daripada pendapat mereka
17. menjelajahi masalah atau tema
18. Jangan langsung masuk ke bagian inti, karena interview dengan anak
akan sulit untuk mendapatkan pembicaraan yang mengalir secara
langsung.
19. Menanyakan pertanyaan
20. Cobalah membuat pertanyaan terbuka dan tidak ambigu. Namun, jika
anak pemalu dapat menggunakan pertanyaan tertutup yang diikuti
pertanyaan terbuka
21. Memberi semangat pada anak
22. Hal ini dapat dilakukan ketika mereka mulai berbicara, berilah rasa
nyaman, dan perasaan bahwa mereka akan baik-baik saja
23. Hal yang bersifat pribadi
24. Berurusan dengan hal yang sangat pribadi berarti bahwa pewawancara
perlu menumbuhkan kepekaan diri dan rasa hati-hati. Jangan langsung
ke inti pertanyaan karena hal ini akan membutuhkan proses
25. Memperbolehkan anak untuk mengubah pemikiran mereka
Interview Lansia
a. Masalah khusus saat mewawancarai lansia
- Perbedaan usia dan pengalaman
▪ pengertian yang berbeda
▪ Perlambatan psikis-fisiologis
- Keterbatasan fisik
▪ Pendengaran, penglihatan, ucapan
- Keterbatasan kognitif
▪ Gangguan memori
b. Teknik dan tips mewawancarai lansia
1. Memilih lokasi interview
Seorang pewawancara bisa mempetimbangkan interview di rumah atau tempat
5
dimana lansia merasa nyaman, memastikan lokasi bebas dari gangguan,
menanyakan serta berhati-hati terhaadap keterbatasan fisik yang dimiliki oleh
lansia.
2. Hal-hal yang harus diperhatikan pewawancara :
1) Menyediakan nama dan informasi kontak ke lansia
2) Menjelaskan peran dririnya dan tujuan dari wawancara kepada
mereka
3) Mengembangkan hubungan dengan lansia dengan cara menanyakan
keseharian dan hidup mereka
4) Menanyakan kepada lansia apakah mereka mempunyai pertanyaan ,
kebutuhan, perhatian sebeleum masuk ke dalam inti wawancara
5) Memastikan bahwa perangkat elektronik yang memiliki potensi
mengganggu dalam keadaan mati atau diletakkan di tempaat yang
jauh
6) Memperlakukan lansia dengan rasa hormat
7) Menanyakan kepada lansia bagaimana mereka ingin dipanggil
8) Menahan diri dari membuat sterotip tentang lansia
c. Tips dan trik wawancara dengan lansia yang memiliki masalah kognitif
(kognitif yang lemah)
1. Ingat bahwa kognitif yang lemah tidak selalu mencegah lansia mengatakan
sesuatu yang sebenarnya
2. Gunakan pertanyaan yang pendek dan terbuka tapi spesifik
3. Berikan waktu kepada lansia untuk menjawab pertanyaan, tanpa
menginterupsi tapi bisa memberikan arahan ulang jika diperlukan
4. Bicaralah dengan jelas dan lambat tapi jangan terlalu lirih
5. Bicaralah pada level mata dan pertahankan kontak mata
6. Jangan memperbaiki lansia
7. Pertimbangkan timing dari wawancara, pertanyaan.
6
d. Teknik untuk meningkatkan komunikasi dengan lansia dalam proses
wawancara
Ada beberapa teknik untuk meningkatkan komunikasi dengan lansia, yaitu :
1. Memulai kontak saling memperkenalkan nama dan tangan.
2. Menjelaskan tujuan dari wawancara
3. Mulai pertanyaan tentang topik-topik yang tidak mengancam.
4. Menggunakan pertanyaan terbuka dan belajar mendengarkan secara
efektif.berjabat
5. Secara periodik mengklarifikasi pesan.
6. Mempertahankan kontak mata dan mendengarkan dengan serta mendorong
untuk berfokus pada informasi.
7. Menghindari respon yang menonjolkan rasa simpati.
8. Menghindari pertanyaan tentang keadaan mental
9. Meminta izin bila ingin bertanya secara formal.
10. Memperhatikan kondisi fisik pasien pada waktu wawancara.
7
b. Interview pada orang tua anak berkebutuhan khusus
Hal-hal yang harus diperhatikan saat melakukan interview pada orang tua
dengan anak berkebutuhan khusus adalah :
8
Tujuan dari probing interview yaitu memperoleh informasi yang
relevan dan tepat waktu, seakurat, dan selengkap mungkin, dalam waktu yang
sesingkat mungkin. Metode wawancara ini terdiri dari pertanyaan hati-hati,
mendengarkan wawasan, mengamati, terampil menggali jawaban dan
informasi yang lebih spesifik, penjelasan, perasaan, sikap, posisi, serta data.
1. Menentukan Tujuan
o Informasi jenis apa yang diinginkan.
o Tujuan yang jelas penting untuk menentukan panjang interview,
siapa yang diwawancarai, kapan dan dimana interview dilakukan.
o Tujuan dapat dibatasi oleh situasi: contohnya dalam konferensi pers,
jumlah dan tipe pertanyaan, informasi yang diberikan dapat dibatasi.
Faktor situasional juga dapat menentukan seberapa mendesaknya
kebutuhan untuk interview, dan pertanyaan mana yang sah dan
beretika.
o Menentukan produk hasil interview, jumlah interview, panjang
interview, narasumber, dst.
2. Melakukan Research Tentang Topik
o Menentukan informasi mana yang bisa diperoleh dari sumber lain.
o Hasil research dapat menunjukkan bagian mana dari topik yang
belum terjawab dan perlu ditanya.
o Tidak semua informasi akurat dan jujur sehingga harus kritis dan
perspektif terhadap informasi yang ditemukan.
o Dengan melakukan research terlebih dahulu, kredibilitas
interviewer meningkat di mata interviewee.
o Memotivasi interviewee untuk menjawab dengan jujur dan
mendalam.
3. Penataan Wawancara
Panjang, kecanggihan, dan pentingnya wawancara dapat
menentukan sifat panduan.
9
a. Pembukaan
Bangunlah suasana saling percaya, menghormati, dan ciptakan
hubungan yang positif. Janganlah terlalu akrab, identifikasikan diri,
posisi, dan organisasi yang diwakili.
Dalam pembukaan:
• Jelaskan apa yang ingin dibahas dan menjelaskan mengapa.
• Mengungkapkan bagaimana informasi akan digunakan.
• Menyatakan berapa lama wawancara akan diambil.
b. Tubuh
Pedoman wawancara: pertanyaan 5W 1H, garis besar, kata-
kata kunci.
1. Urutan kronologis untuk cerita atau kejadian.
2. Urutan logis seperti sebab-akibat atau masalah-solusi untuk
menghadapi masalah atau krisis.
3. Urutan ruang untuk tempat.
c. Penutupan
10
4. Memilih Interviewee dan Interviewer
a. Memilih Interviewee
• Level of Information : pastikan interviewee mempunyai informasi
yang dibutuhkan. Carilah key informant yang dapat membantu
memberikan informasi, menentukan, mengontak interviewee, dan
meminta interviewee bekerja sama.
• Availability : lokasi fisik, jumlah waktu luang untuk interview, dan
kapan tersedianya. Pertimbangkan menggunakan telepon, video
conference atau e-mail sebelum menyerah. Gunakanlah key
informant dan datangi interviewee bukan sebaliknya.
• Willingness : pihak interviewee mungkin tidak percaya terhadap
pihak interviewer, takut membahayakan diri sendiri dan buang-
buang waktu sehingga :
• Yakinkanlah interviewee bahwa interviewer bisa dipercaya dalam
hal kerahasiaan, akurasi, dan keadilan dalam melaporkan.
• Yakinkanlah interviewee dengan bujukan seperti "Jika Anda tidak
memberi tahu cerita dari pihak Anda, kami akan terus bergantung”
atau “Kita tidak bisa bertindak sampai Anda ceritakan apa yang
terjadi.
• Ability : kemampuan interviewee untuk menyampaikan informasi
dengan bebas dan akurat. Kenali interviewee sebelumnya seperti
pelajari prestasi, kepribadian mereka, reputasi, bias, minat, dan
sifat-sifat saat diwawancarai.
b. Memilih Interviewer
11
Status Interviewer
12
5. Melakukan Wawancara
a. Membuka Interview
• Buatlah rapport dan bersiap-siap untuk bagian utama interview.
• Hormati interviewee.
• Jangan kaku, tetapi juga jangan terlalu kasual.
• Jelaskan pertanyaan 5W1H tentang interview kali ini.
• Jangan langsung mengeluarkan catatan atau recorder.
• Icebreaker (seperti bertanya hobi) di ruang interviewee.
• Nyatakan dengan hati-hati, posisi interviewee di isu yang dibahas.
• Sesuaikan pembukaan dengan interviewee.
b. Memotivasi Interviewee
• Ikuti golden rule: lakukan sesuatu pada orang lain sama seperti apa
yang Anda ingin mereka lakukan padamu.
• Rasa percaya penting dan vital untuk jenis interview ini.
• Tunjukkan rasa tertarik dan antusias. Bersikaplah netral.
Kendalikan interview tanpa menyela. Saat bertanya, jangan buat
pernyataan. Lalu, gunakan body language untuk menunjukkan
perhatian.
c. Mengajukan Pertanyaan
• Gunakanlah open-ended question :
• Terutama di awal, mendorong dan memotivasi interviewee untuk
berkomunikasi.
• Kesempatan untuk mengobservasi interviewee.
• Lihat respons interviewee terhadap pertanyaan.
• Buat interviewee menjadi bintang dari acara interview.
13
• Jangan menginterupsi kecuali sangat melenceng, interviewee
menghindari sebuah pertanyaan, atau menjawab tanpa berhenti.
• Gunakanlah probing question :
• Silent atau nudging probes : anggukan, senyum, "uh huh"
mendorong interviewee untuk memberi elaborasi (penjelasan
lebih lanjut).
• Informational probe : ketika ada informasi yang butuh
penjelasan lebih lanjut.
• Restatement probe : ketika interviewee tidak menjawab
pertanyaan yang ditanya.
• Reflective atau mirror question : untuk mengklarifikasi
jawaban.
• Clearinghouse probe : memastikan segala yang penting
sudah terjawab.
• Metaphorical question : mendorong interviewee untuk
menjawab secara menarik dan gampang dimengerti.
• Pikirkan pertanyaan sebelum menanyai narasumber.
• Berhenti ketika interviewer telah mengajukan pertanyaan baik
(open-ended question).
• Hindari bipolar, terkemuka, dan pertanyaan menebak kecuali
menggunakan salah satu untuk alasan tertentu.
a. Note Taking
14
• Tidak perlu khawatir tentang mesin yang rusak, pita kaset
yang habis, atau baterai yang habis pada situasi yang kritis.
• Dibandingkan mendengarkan recording, note taking tidak
memakan banyak waktu dan biaya.
Kekurangan :
• Pertama, terkadang tidak bisa mencatat perkataan narasumber
cukup cepat khususnya ketika narasumber berbicara dengan
cepat.
• Kedua, sulit untuk konsentrasi pada pertanyaan dan jawaban
ketika menulis catatan.
• Ketiga, mencatat bisa menghambat untuk mendapatkan
informasi karena orang yang diwawancara :
• Menjadi takut pada apa yang ditulis.
• Segan untuk berbicara ketika interviewer sedang menulis
dan tidak sedang melihat mereka.
• Ingin membantu kamu menyusul jawaban.
15
• Kadang-kadang menunjukkan catatan kepada orang yang
diwawancara untuk memeriksa ketepatan.
• Menghindari kekhawatiran orang yang diwawancara dengan:
• Setuju mengikuti aturan untuk wawancara.
• Menjelaskan bagaimana informasi digunakan.
• Setuju untuk membiarkan responden melihat laporan
sebelum mempublikasikannya.
• Pastikan kebenaran laporan dengan cara memeriksa catatan
segera setelah wawancara untuk mengisi kekosongan,
melengkapi singkatan, dan menerjemahkan tulisan cepat.
b. Tape Recording
Kelebihan :
Kekurangan :
16
• Menjelaskan kenapa rekaman itu menguntungkan bagi orang
yang diwawancara.
• Menjelaskan kenapa kamu ingin atau harus merekam
wawancara.
• Menjelaskan bagaimana rekaman akan digunakan.
• Meletakkan rekaman pada lokasi yang tidak menarik
perhatian.
• Menawarkan untuk mematikan rekaman ketika diinginkan.
• Sukarela untuk membiarkan orang yang diwawancara
memeriksa kaset sebelum menggunakannya.
• Mengurangi kesulitan mekanis dengan cara mengetes
rekaman dengan seksama sebelum wawancara.
• Harus mengetahui dengan seksama cara kerja kaset
rekaman sebelum wawancara dimulai.
• Pikirkan sebelum menggunakan mikrofon atau video
rekaman tersembunyi.
17
dilaksanakan dan memberlakukan aturan dasar seperti lamanya dan topik
yang diperbolehkan.
c. Broadcast Interview
Wawancara di televisi atau radio pasti dapat membuat gugup
karena harus tampil di depan penonton dan kamera. Maka, biasakan diri
dengan setting fisik, termasuk kursi, alat rekaman, teknisi, format dan
tujuan dari program acara. Posisikan mikrofon kurang lebih dua puluh
cm dari mulut interviewee (di samping). Kemudian, nudging dengan
anggukan, serta pertanyaan harus to the point sebab ada deadline yang
singkat. Dan juga pertanyaan spontan menghasilkan jawaban spontan
a. Emotional Interviewees
• Lebih baik diam daripada bicara, beri interviewee waktu.
• Golden rule: lakukan sesuatu pada orang lain sama seperti apa
yang Anda ingin mereka lakukan padamu.
• Hindari pertanyaan yang insensitive, hanya tanya pertanyaan
yang perlu.
b. Hostile Interviewees
Jika terjadi permusuhan dalam wawancara, kita harus
mengetahui mengapa hal tersebut terjadi. Ada beberapa cara untuk
mengatasi permusuhan :
18
• Menghindari sifat menekan yang tidak beralasan.
• Mengikuti permusuhan untuk mematikan serangan orang
yang diwawancara.
• Beralih ke topik lain.
• Diam untuk sesaat.
• Menanyakan pertanyaan pembuka atau penutup.
• Tidak mengulangi kejadian yang sama.
c. Reticent Interviewees
19
penjelasan anda cukup”, melihat daftar pertanyaan, berhenti mencatat,
memandang sekilas ke arah jam (sinyal nonverbal).
e. Evasive Interviewees
Interviewee mungkin berusaha untuk menghindar dari pertanyaan
yang mengkaitkan mereka dengan pernyataan perasaan atau prasangka.
Maka harus membuat persiapan dan terus menerus bertanya, misalnya
:
• Mengulangi atau bertanya dengan menggunakan kata-kata yang
berbeda.
• Tertawa dengan interviewee dan kemudian melanjutkan topik.
• Melanjutkan dengan pertanyaan lain dan kembali ke
pertanyaan sebelumnya
• Ingatkan respondent dengan bijaksana bahwa kamu bertugas
untuk menanyakan pertanyaan tersebut.
• Berusaha mengutamakan pertanyaan yang memiliki makna
penting.
f. Confused Interviewees
g. Dissimilar Interviewees
9. Menutup Interview
20
• Tutuplah interview ketika cukup informasi atau waktu habis.
• Apabila interviewee tidak mau perpanjang waktu, tutup interview
dengan positif dan cobalah membuat janji wawancara kembali.
• Buatlah penutup sebuah dialog, bukan monolog.
• Interview belum berakhir sampai satu belah pihak menghilang :
• Interviewee bisa lebih longgar ketika merasa interview hampir
berakhir
• Tetap observasi dan dengarkan interviewee.
21
• Apabila wawancara mulai tiba-tiba, pastikan identitas
interviewer dan bagaimana hasil interview akan digunakan.
b. Pahami Hubungan Interviewee-Interviewer
Bisa jadi salah satu atau yang lain mungkin berada dalam posisi yang
lebih tinggi, atau sebaliknya.
22
• Jelaskan tindakan yang diambil misal memberikan penjelasan
substansial mengapa Anda harus menolak untuk menjawab
pertanyaan atau hanya mengatakan "no comment".
• Berikan contoh, analogi untuk mendukung jawaban.
• Buka jawaban secara positif.
• Jika pertanyaan bipolar, berikan sederhana ya atau tidak atau yang
rumit ketika hal tersebut menguntungkan.
• Mintalah pewawancara untuk mengulangi, atau menjelaskan
pertanyaan panjang, rumit, atau tidak jelas.
• Jika pertanyaan adalah pilihan ganda, pastikan pilihan yang wajar
dan yang hanya mungkin. Jika tidak, menjelaskan atau memenuhi
syarat jawaban atau bersikeras atas opsi tambahan
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
24
3.2 Saran
Interview atau wawancara pada populasi khusus seperti anak-anak, lansia,
orang berpendidikan rendah, serta orang tua anak berkebutuhan khusus memiliki
teknik-teknik dan tips tertentu. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara
kepada pihak-pihak tersebut peneliti sebaiknya mengetahui kaidah-kaidah yang
berlaku dan dapat mengaplikasikannya ketika melakukan wawancara. Peneliti juga
dapat menggunakan wawancara probing untuk memperoleh informasi yang
relevan dan akurat secara efisien.
25
DAFTAR PUSTAKA
Fanny, Yulli M., Aini, Syarifah N., Amalia, Sri R., dkk. (2010). Probing
interview. [Makalah] Fakultas Psikologi Universitas Sumatera
Utara. https://pdfslide.net/documents/klp-5-makalah-probing-
interviews.html
26
Lembar Kontribusi Kelompok
27