Anda di halaman 1dari 15

KAITAN OBSERVASI, WAWANCARA DAN DOKUMENTASI SERTA INTRUMEN DALAM ANAK TUNA

GANDA

Kaitan observasi, wawancara dan dokumentasi (prosedur pengumpulan data) dalam penelitian
untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) Tuna Ganda yang sangat penting dalam membantu
memahami dan mengetahui karakteristik anak berkebutuhan khusus Tuna Ganda.

Berikut adalah beberapa cara/teknik untuk mengetahui anak Tuna Ganda:

1. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data yaitu fase yang paling penting dalam setiap penelitian karena
terdapat tujuan utama yaitu mengumpulkan data. Tanpa adanya pengetahuan tentang Teknik
pengumpulan data peneliti tidak dapat memperoleh data yang sesuai dengan standar data yang
telah ditetapkan. Adapun prosedur pengumpulan data yang digunakan didalam penelitian ini
yaitu:
a. Observasi
Observasi merupakan pengamatan secara sistematis dan langsung terhadap suatu fenomena
yang diamati pada objek penelitian yang dilakukan secara konseptual sehingga informasi yang
dikumpulkan dapat dilihat dalam hubungan yang logis dan bermakna, bukan sebagai fakta yang
acak. Adanya landasan teoritis yang kuat akan lebih menyadari asumsi dan hipotesis dan dapat
memeriksa kebenarannya menggunakan pengamatan objektif sebanyak mungkin. Tujuan dari
observasi ANAK Tuna Ganda adalah
1. Mengetahui pengertian Tunaganda atau Hambatan Majemuk atau Multiple Disabilities
with Visual Impairment (MDVI) ?
2. Mengetahui karakteristik, ciri-ciri, klasifikasi dan faktor Tunaganda atau Hambatan
Majemuk atau Multiple Disabilities with Visual Impairment (MDVI) ?
3. Mengetahui pengalaman keluarga yang memiliki anak Tunaganda atau Hambatan
Majemuk atau Multiple Disabilities with Visual Impairment (MDVI)?
4. Mengetahui penerimaan keluarga dalam menghadapi anggota keluarganya yang
mengalami Tunaganda atau Hambatan Majemuk atau Multiple Disabilities with Visual
Impairment (MDVI) ?

Observasi dapat juga memberikan suatu gambaran tentang suatu kehidupan


yang jarang untuk diketahui dengan menggunakan metode lainnya. Dalam observasi ini peneliti
ikut serta untuk berbaur dengan anak berkebutuhan khusus. Peneliti tidak memberikan suatu
batasan dengan maksud bahwa peneliti merupakan seseorang yang akan menggali data dilokasi
yang akan diteliti.

b. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab
sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu data tertentu. Wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal
– hal dari responden yang lebih mendalam.

Ada 2 metode dalam wawancara Anak berkebutuhan khusus (ABK) Tuna Ganda :
1. Wawancara terstruktur

merupakan wawancara yang dilakukan berdasarkan pedoman dalam melakukan wawancara


yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap dalam pengumpulan datanya. Sebelum
melakukan wawancara peneliti menyiapkan instrumen penelitian yang berupa pertanyaan –
pertanyaan yang akan ditanyakan pada responden. Responden pada penelitian ini yaitu 1 hingga
2 siswa dari setiap jenis anak berkebutuhan khusus diantaranya Tuna Ganda (tunarungu,
tunawicara, tunagrahita,) guru SLB Veteran dan orang tua siswa. Wawancara yang dilakukan
dengan anak berkebutuhan khusus dilakukan peneliti dengan menggunakan berbagai cara
sesuai dengan kebutuhan responden diantaranya melalui media tulis, menggunakan bahasa
isyarat BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia) dan melalui perantara orang lain. Hal ini bertujuan
untuk memudahkan peneliti dalam melakukan wawancara. Pada saat wawancara berlangsung
peneliti akan mencatatnya segala informasi yang disampaikan narasumber.

2. Wawancara tidak terstruktur

adalah wawancara yang dilakukan secara bebas atau tidak berpedoman pada daftar pertanyaan
yang telah dipersiapkan sebelumnya. Keunggulan dari wawancara ini adalah memberikan suatu
kebebasan kepada responden untuk menyampaikan isi hati dan fikirannya. Akan tetapi
wawancara tidak terstruktur ini juga memiliki kelemahan yaitu ketika wawancara sedang
dilakukan informasi yang disampaikan narasumber tidak mudah untuk dicatat dan dikode
sehingga sedikit mengalami kesulitan saat akan mengolahnya. Wawancaratidak terstruktur ini
dilakukan pada orang tua siswa anak berkebutuhan khusus. Wawancara ini dilakukan dengan
harapan agar peneliti dapat mengetahui lebih dalam terkait dengan keterangan yang belum
diketahui oleh peneliti

3. DOKUMENTASI
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara teknik
perdokumentasian selama penelitian dilakukan. Selama penelitian berlangsung,
peneliti melakukan wawancara dengan narasumber yang terkait. Media yang
digunakan dalam dokumentasi yaitu alat tulis untuk mencatat, kamera untuk foto
dan merekam saat penelitian dilakukan.

4. ASESMEN/INTRUMEN PENILAIAN ANAK TUNA GANDA


A. Tujuan Asesmen
tujuan asesmen anak berkebutuhan khusus secara umum adalah
1) untuk mengetahui kemampuan belajar anak,
2) mengetahui hambatan belajar,
3) mengetahui pencapaian perkembangan dan
4) untuk mengetahui kebutuhan belajar seorang anak.
Instrumen yang sering di gunakan :
Daftar periksa: Daftar pertanyaan untuk menandai perilaku atau gejala anak tuna ganda.
1. Skala penilaian: Alat untuk mengukur tingkat keparahan.
2. Tes diagnostik: Alat untuk mendiagnosis .

Contoh instrument yang umum/sering di gunakan untuk anak tuna ganda


1. Wechsler Intelligence Scale for Cildren (WISC) Yaitu menguji tingkat kecerdasan
intelektual dan potensi anak
2. Vineland Adaptive Behavior Scales yaitu mengukurr keterampilan adaptif anak dalam
berkomunikasi menyesuaikan diri dan berinteraksi sosial
3. Bayley Scanles of Infant and TToddler Deelopment digunakan untuk mengukur
perkembangan anak dari usia bayi hingga balita
4. Pediatric Evaluation of Disabillity Inventory (PEDI) menilai fungsi motoric dan
kemampuan sehari-hari anak dengan di sabillitas.
5. Bruininks-Oseresky teks of motor proficiency (BOT) mengukur kemampuan motoric
halus dan kasar anak.

Asesmen menggunakan instrumen ini dapat membantu dalam mengevaluasi kebutuhan


dan kemampuan anak tuna ganda untuk memberikan perawatan dan pendidikan yang
sesuai.

Pemilihan teknik dan instrumen:


1. Usia anak: Teknik dan instrumen berbeda untuk anak-anak dari berbagai usia.
2. Tingkat keparahan autisme: Teknik dan instrumen berbeda untuk anak-anak dengan
tingkat keparahan autisme yang berbeda.
3. Kemampuan anak: Teknik dan instrumen berbeda untuk anak-anak dengan
kemampuan yang berbeda.

Penting untuk memilih teknik dan instrumen yang sesuai dengan kebutuhan anak dan
tujuan asesmen. Seorang profesional yang berpengalaman dalam bidang autisme dapat
membantu memilih teknik dan instrumen yang tepat.

CONTOH DOKUMENTASI DAN WAWANCARA DI SALAH SATU SEKOLAHAN ABK


52

LAMPIRAN

Wawancara bersama guru SLB B dan Autis YTPA Jember

Gambar 1. Wawancara Bersama Ibu Ika Ruliantin

Gambar 2. Wawancara bersama Ibu Jariyah.


Lampiran 2.

Wawancara bersama Wali Peserta didik dan Peserta Didik Tunarungu


Lampiran 3.
Media Pembelajaran
Lampiran 4.
Aktivitas Belajar Peserta Didik Tunarungu
INSTRUMEN WAWANCARA

PEDOMAN WAWANCARA
Mohon kesediaan saudara untuk mengisi data-data dibawah ini sesuai dengan sebenar-benarnya
tanpa dasar paksaan ataupun ketidakpaksaan. Angket ini bertujuan bagi penulis untuk membantu
dalam proses kelancaran dalam menempuh skripsi yang berlangsung.

Nama :

Umur :

Agama :

Alamat:

Jenis Kelamin :

Latar Belakang Pendidikan :

Pelaksanaan Wawancara :

DRAFT WAWANCARA UNTUK INFORMAN GURU

1. Sudah berapa lama anda menjadi guru peserta didik Tuna Ganda (tunarungu di SLB B
Dan Autis) YTPA Jembe?
2. Sebelum menjadi guru di YTPA Jember, berprofesi sebagai apa?
3. Bagaimana cara anda berkomunikasi dengan peserta didik tunarungu?
4. Apakah anda menguasai bahasa isyarat SIBI?
5. Apakah anda menguasai bahasa isyarat BISINDO?
6. Diantara bahasa isyarat SIBI dan bahasa isyarat BISINDO manakah yang sering anda
gunakan dalam berkomunikasi dengan peserta didik tunarungu?
7. Mengapa demikian (terkait pertanyaan no. 6)
8. Bagaimana respon peserta didik tunarungu ketika proses interaksi berlangsung?
9. Apakah komunikasi yang anda lakukan dengan peserta didik tunarungu dapat
mempengaruhi perkembangan berbahasa dan berbicaranya?
10. Apakah anda mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan menggunakan
komunikasi interpersonal selama proses komunikasi berlangsung?
11. Bagaimana bentuk kesulitan yang anda rasakan selama proses komunikasi interpersonal
berlangsung?
12. Jika pada saat pengembangan kemampuan berbahasa dan berbicara berlangsung
mengalami kesulitan, bagaimana anda mengutarakan maksud atau tujuan anda kepada
peserta didik tunarungu?
13. Adakah media atau alat pembelajaran yang anda gunakan dalam pengembangan
kemampuan berbahasa dan berbicara berlangsung?
14. Media apa saja yang anda gunakan dalam pengembangan kemampuan berbahasa dan
berbicara berlangsung?
15. Apakah media pembelajaran efektif dalam pengembangan kemampuan berbahasa dan
berbicara peserta didik tunarungu?
16. Media pembelajaran apa yang tergolong efektif dalam pengembangan kemampuan
berbahasa dan berbicara peserta didik tunarungu?
17. Disekolah ini apakah peserta didik mempunyai kelompok bermain?
18. Menurut anda apakah kelompok bermain peserta didik tunarungu mempengaruhi
kemampuan berbahasa dan berbicara?
19. Apakah anda bersedia menjadi pendengar yang baik ketika anak didik anda bercerita atau
mengajak anda bermain?
20. Manakah yang anda lebih sering gunakan pada saat proses pengembangan kemampuan
berbahasa dan berbicara berlangsung? (metode menjelaskan, diskusi kelompok, atau
memberikan tugas)
21. Dari ketiga metode tersebut, menurut anda metode apa yang efektif dalam pengembangan
kemampuan berbahasa dan berbicara peserta didik tunarungu?
PEDOMAN WAWANCARA

Mohon kesediaan saudara untuk mengisi data-data dibawah ini sesuai dengan sebenar-benarnya
tanpa dasar paksaan ataupun ketidakpaksaan. Angket ini bertujuan bagi penulis untuk membantu
dalam proses kelancaran dalam menempuh skripsi yang berlangsung.

No Responden:

Nama :

Umur :

Agama :

Alamat:

Pendidikan :

Pekerjaan :

Pelaksanaan Wawancara :

DRAFT WAWANCARA UNTUK INFORMAN ORANG TUA

1. Apakah anda memotivasi anak untuk belajar berbahasa dan berbicara?


2. Berapa penghasilan anda dalam sebulan?
3. Apakah anda menyediakan media atau alat pembelajaran untuk anak belajar berbahasa
dan berbicara?
4. Apakah anda memberikan alat bantu dengar untuk anak?
5. Apakah menurut anda media atau alat pembelajaran tersebut membantu anak belajar
berbahasa dan berbicara?
6. Mengapa anda menemani anak bersekolah?
7. Hal apa yang anda lakukan ketika menemani anak bersekolah?
8. Apakah anda menemani dan membantu anak dalam belajar di rumah?
9. Apakah anda membantu melatih berbahasa dan berbicara di rumah?
10. Dalam keluarga anda ada berapa anggota keluarga?
11. Di keluarga anda ada berapa penderita tunarungu dan bersekolah di SLB B Dan Autis
YTPA Jember?
12. Apakah anda turut serta dalam aktifitas anak? (bermain bersama)
13. Apakah selain anda sebagai orang tua, adakah anggota keluarga yang selalu menemani
anak bermain dan belajar?
14. Apakah di rumah anak memiliki kelompok bermain?
15. Dalam kelompok bermain anak di lingkungan rumah, terdiri dari siapa saja?
16. Apakah menurut anda dari kelompok bermain tersebut dapat membantu anak untuk
berbahasa dan berbicara?
17. Bagaimana perkembangan anak dalam hal perkembangan berbahasa dan berbicara
setelah bersekolah di SLB B Dan Autis YTPA Jember?

PEDOMAN WAWANCARA

No Responden:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pelaksanaan Wawancara :

DRAFT WAWANCARA UNTUK INFORMAN PESERTA DIDIK TUNA GANDA

1. Halo, siapa namanya?


2. Sekarang sudah kelas berapa?
3. Suka belajar disini? (SLB B Dan Autis YTPA Jember)
4. Suka pelajaran apa?
5. Mengapa suka pelajaran itu? (terkait pertanyaan no. 4)
6. Ke sekolah ditemani orang tua?
7. Mengapa ditemani orang tua?
8. Dari media pembelajaran yang disediakan oleh sekolah, apakah sudah cukup membantu
untuk belajar?
9. Kalau cukup/tidak, mengapa demikian? (terkait pertanyaan no. 8)
10. Apakah sikap atau cara mendidik guru sudah sesuai keinginan?
11. Kalau belum sesuai, apa saran anda? (terkait pertanyaan no. 10)
12. Ketika sedang bersama kelompok bermain di sekolah, cara komunikasi dengan teman-
teman menggunakan bahasa isyarat/ menggunakan lisan?
13. Saat pelajaran berlangsung, lebih suka guru yang menjelaskan, diskusi kelompok, atau
diberi tugas)
14. Kenapa lebih suka metode tersebut? (terkait pertanyaan no. 13)
15. Di rumah apakah orang tua menyediakan alat atau media pembelajaran?
16. Kalau iya, apakah sudah cukup membantu dalam belajar berbahasa dan berbicara?

Anda mungkin juga menyukai