Penentuan Volume Molar Parsial
Penentuan Volume Molar Parsial
Disusun oleh :
1. Alya Kamila Rahmatullah (19231054)
i
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Dosen Pengampu Ketua,
DAFTAR ISI
ii
HALAMAN JUDUL..............................................Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................2
2.1. Nitrogen Total........................................Error! Bookmark not defined.
2.2. Titrasi Asam Basa..................................Error! Bookmark not defined.
2.3. Penentuan Nitrogen Total dengan Titrasi Asam BasaError! Bookmark
not defined.
BAB III METODOLOGI.........................................................................................3
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................4
BAB V PENUTUP..................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Menentukan volume molar parsial pada pembuatan larutan NaCl.
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2
BAB III METODOLOGI
3.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah piknometer 25 mL, neraca analitik, labu
ukur 50 mL, gelas beaker 250 mL, pipet ukur 10 mL, termometer dan propipet.
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan yaitu air suling, larutan Natrium Klorida (NaCl) 10 m dan Tisu
3.2.1 Prosedur
3.3.1. Pembuatan larutan NaCl 1, 2, 3, 4, 5 m
4 buah labu ukur 50 mL disiapkan, dibilas dengan sedikit air suling. Larutan NaCl
dipipet masing-masing 5, 10, 15, 20, dan 25 mL, kemudian dimasukkan ke dalam labu takar
50 mL yang telah disiapkan. Akuades ditambahkan hingga tanda batas. Selanjutnya
dihomogenkan dengan digojog.
3
4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Penentuan Volume Piknometer
Tabel.1 Penentuan Volume Piknometer
No Pengukuran Hasil
1 Massa piknometer kosong (W0) 13,8112 g
2 Massa piknometer berisi air W1 24,9912 g
3 Volume Jenis pada suhu 25°C 0,9971 g/mL
w 1−w 0
ρ air=
v
w 1−w 0
V=
ρ air
24,99912 g−13,8122 g
V= =11,2115mL
0,9971 g/mL
5
4.1.3 Penentuan Volume Molar Parsial
BM NaCl = 58,44 g/mol
V =1 kg−¿ ¿
V 1=1 kg−¿ ¿
V 2=1 kg−¿ ¿
V 3=1 kg−¿ ¿
V 4=1 kg−¿ ¿
V 5=1 kg−¿ ¿
1.0000
0.8000 f(x) = − 0.06 x + 0.92
0.6000 R² = 1
0.4000
0.2000
0.0000
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
Molalitas (m)
6
4.2 Pembahasan
Percobaan kali ini menggunakan larutan NaCl yang kemudian diencerkan menjadi
beragam konsentrasi yaitu 1, 2, 3, 4, dan 5 m. tujuan pengenceran menjadi beragam
konsentrasi yaitu untuk mengamati seberapa besar penambahan volume larutan yang terjadi
dari berbagai konsentrasi yang dibuat sehingga diketahui pengaruh konsentrasi larutan
terhadap volume molal parsial.
Berat jenis yang didapatkan dari pengukuran menggunakan piknometer ini kemudian
dapat ditentukan volume molar parsialnya menggunakan hubungan antara molalitas zat
terlarut dengan volume totalnya. Volume molar parsial NaCl pada 1, 2, 3, 4, dan 5 m berturut-
turut adalah 0,8627 L, 0,7987 L, 0,7369 L, 0,6766 L, dan 0,6177 L. Kemiringan dari frafik
molalitas (m) versus V (L) yang merupakan harga volume molal parsial dari NaCl (L.mol -1)
(Rohyami,2021). Setelah percobaan didapatkan hasil volume molar parsial sebesar -0,0612
L/mol. Setelah percobaan didapatkan hasil volume molar parsial sebesar -0,0612 L/mol.
Hubungan antara konsentrasi dengan volume molar parsial adalah berbanding terbalik, jika
nilai konsentrasi komponen terlarut semakin besar maka volume molar parsialnya semakin
kecil dan sebaliknya. Nilai slope yang bernilai negatif menunjukkan deviasi hasil perhitungan.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Percobaan kali ini didapatkan volume molar parsial pada NaCl diperoleh -0,0612 L/mol
dilihat dari nilai slopenya karena nilai volume molar parsial sebanding dengan nilai slopenya.
Semakin kecil volume parsialnya maka artinya komponen NaCl yang dibuat memiliki
kelarutan yang tinggi dalam pelarutnya.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah lebih diperhatikkan untuk pelarutan sampel NaCl yang
dibuat dan disarankan dapat menggunakan metode penentuan yang lain seperti metode
analitik atau metode molar nyata dan lainnya.
7
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P.W., 1996, “Kimia Fisika”, Jilid 3, Edisi III, Erlangga, Jakarta.
Dogra,S.K dan Dogra,S.,1984,”Kimia Fisika dan Soal-Soal”, Erlangga, Jakarta.
Indriani. (2013). Penentuan Volume Molar Parsial. (Program Studi Kimia, Universitas Gajah
Mada) Diakses dari https://www.academia.edu/6300910/Laporan_kimfis_N_1
Rohyami, Yuli. (2021). Panduan Praktikum Fisikokimia. Yogyakarta: Universitas Islam
Indonesia Prodi DIII Analisis Kimia.