Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA

PENENTUAN VOLUME MOLAR PARSIAL

Disusun oleh :
1. Alya Kamila Rahmatullah (19231054)

2. M Fauzan Geoherka (19231055)

3. Annisa Fajar Lestari (19231057)

4. Unike Febriyani (19231058)

5. Alfina Aprilia Arsad (19231059)

6. Hasna Duroturrohmah (19231061)

7. M Algyan Hanafianto (19231062)

8. Akasah Firdaus Salam (19231063)

PROGRAM STUDI DIII ANALISIS KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2021

i
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Penentuan Volume Molar Parsial


2. Kelompok :2
3. Ketua : Annisa Fajar Lestari
4. Anggota :
1) : Alya Kamila Rahmatullah
2) : M Fauzan Geoherka
3) : Unike Febriyani
4) : Alfina Aprilia Arsad
5) : Hasna Duroturrohmah
6) : M Algyan Hanafianto
7) : Akasah Firdaus Salam

Yogyakarta, 07 Juli 2021

Menyetujui,
Dosen Pengampu Ketua,

Kuntari, S.Si., M.Sc. Annisa Fajar Lestari


NIK. 162310401 19231057

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL..............................................Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................2
2.1. Nitrogen Total........................................Error! Bookmark not defined.
2.2. Titrasi Asam Basa..................................Error! Bookmark not defined.
2.3. Penentuan Nitrogen Total dengan Titrasi Asam BasaError! Bookmark
not defined.
BAB III METODOLOGI.........................................................................................3
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................4
BAB V PENUTUP..................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak sekali materi yang kita ketahui baik itu
yang hidup maupun mati, materi ini berbentuk zat murni atau dapat berupa campuran dari
beberapa zat. Setap zat yang tersusun ini pastilah memiliki volume, kontribusi pada volume
dari satu komponen dalam suatu sampel terhadap volume total atau yang disebut dengan
voume molar parsial. Volume molal parsial komponen dalam campuran berubah-ubah
tergantung komposisinya, karena lingkungan setiap jenis molekul berubah jika komposisinya
berubah dari A murni ke B murni. Perubahan lingkungan molekuler dan perubahan gaya-gaya
yang bekerja antara molekul inilah yang menghasilkan variasi sifat termodinamika campuran
jika komposisinya berubah (Dogra, 1990).
Volume molal parsial adalah penambahan volume yang terjadi bila satu mol komponen
ditambahkan pada larutan. Percobaan volume molal parsial bertujuan untuk menentukan
volume molal parsial larutan NaCl dalam berbagai konsentrasi yang dilakukan dengan
mengukur berat jenis larutan NaCl dengan menggunakan piknometer (Brady,1990). Berat
jenis yang didapatkan dari pengukuran menggunakan piknometer ini kemudian dapat
ditentukan volume molar parsialnya menggunakan hubungan antara molalitas zat terlarut
dengan volume totalnya. Kemiringan dari frafik molalitas (m) versus V (L) yang merupakan
harga volume molal parsial (L.mol-1) (Rohyami,2021).
Penentuan volume molal ini digunakan untuk menentukan tekanan uap campuran,
proses pencampuran suatu zat dengan zat yang lainnya dalam temperature tertentu. Jadi
sangatlah penting untuk mengetahui volume molal parsial dari suatu komponen larutan.

1.2 Rumusan Masalah


Berapakah volume molar parsial pada pembuatan larutan NaCl?

1.3 Tujuan
Menentukan volume molar parsial pada pembuatan larutan NaCl.

1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Volume Molar Parsial


Volume molar parsial adalah kontribusi banyaknya volume sebuah komponen dalam
sampel terhadap volume total larutan komponen yang ditentukan dengan cara
membandingkan dengan suatu zat pada beberapa konsentrasi (Atkins, 1999). Volume molar
parsial dari sebuah zat terlarut dalam larutan diartikan sebagai perubahan yang terjadi pada
volume larutan ketika satu mol komponen zat terlarut dimasukkan dalam pelarut yang tidak
mempengaruhi komposisi sistem dan sebagai potensial kimia zat terlarut (Imai, 2007).

2.2 Prinsip Volume Molar Parsial


Prinsip adanya volume molar parsial ini, yaitu saat proses pelarutan suatun komponen
terjadi, molekul dari zat terlarut akan dikelilingi oleh molekul-molekul pelarutnya (tersolvasi)
yang banyaknya tergantung pada jenis komponen zat terlarut dan pelarutnya yang akan
mempengaruhi volume tertentu (Rohyami, 2021)

2.3 Sifat Molar Parsial


Faktor yang mempengaruhi besarnya volume molar parsial adalah perbedaan gaya yang
terjadi antarmolekuler dalam larutan dan komponen penyusunnya, perbedaan bentuk dan
ukuran molekul dari larutan dan komponen penyusunnya. Sifat termodinamika dari molar
parsial ini, yaitu berdasarkan volume molar dari komponen-komponen terlarut (panas
differensial larutan), entalpi molar parsial, dan energi bebas molar parsial (potensial kimia)
(Dogra, 1990).

2.4 Penentuan Volume Molar Parsial


Pennentuan volume molar parsial dapat menggunakan beberapa cara, yaitu metode
grafik, metode analitik, metode molar nyata, dan metode intersep (Atkins, 1999; Dogra,
1990). Berdasarkan praktikum ini, volume molar parsial ditentukan menggunakan sistem
grafik, dimana massa jenis setiap variasi mol larutan digunakan untuk mencari volume molar
parsial tiap variasi molalitas. Volume molar parsial setiap molalitas tersebut kemudian diplot
dengan variasi mol larutan, kemiringan grafik yang dinyatakan dengan nilai slope merupakan
volume molar parsial dari komponen zat terlarut. Rumus volume molar parsial nyata:
V =1 kg−¿ ¿

2
BAB III METODOLOGI

3.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah piknometer 25 mL, neraca analitik, labu
ukur 50 mL, gelas beaker 250 mL, pipet ukur 10 mL, termometer dan propipet.
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan yaitu air suling, larutan Natrium Klorida (NaCl) 10 m dan Tisu

3.2.1 Prosedur
3.3.1. Pembuatan larutan NaCl 1, 2, 3, 4, 5 m
4 buah labu ukur 50 mL disiapkan, dibilas dengan sedikit air suling. Larutan NaCl
dipipet masing-masing 5, 10, 15, 20, dan 25 mL, kemudian dimasukkan ke dalam labu takar
50 mL yang telah disiapkan. Akuades ditambahkan hingga tanda batas. Selanjutnya
dihomogenkan dengan digojog.

3.3.2. Penentuan massa jenis air


Piknometer kosong ditimbang dengan teliti dan dicatat massanya sebagai wo. Akuades
dimasukkan sampai penuh dan tutup piknometer sedemikian hingga permukaan zat cair sama
dengan tinggi permukaan kapiler tutup piknometer.selanjutnya piknometer dikeringkan pada
bagian luar dan ditimbang sebagai W1. Kemudian, temperatur air diukur untuk menentukan
volume piknometer berdasarkan tabel faktor koreksi suhu untuk alat-alat gelas laboratorium.
Langkah tersebut diulang sebanyak 3 kali.

3.3.3. Penentuan massa larutan NaCl 1, 2, 3, 4, dan 5m


Piknometer kosong ditimbang dengan teliti dan dicatat massanya sebagai wo.
Selanjutnya, dimasukkan NaCl 10 m sampai penuh dan ditutup piknometer sedemikian
hingga permukaan zat cair sama dengan tinggi permukaan kapiler tutup piknometer.
Kemudian, piknometer bagian luar dikeringkan secara hati-hati, ditimbang, dan dicatat
massanya sebagai w1. Setelah itu, temperatur larutan NaCl diukur untuk ditentukan volume
piknometer berdasarkan tabel faktor koreksi suhu untuk alat-alat gelas laboratorium. Langkah
tersebut diulang sebanyak 3 kali. Percobaan di atas juga dilakukan untuk larutan NaCl 1, 2, 3,
4, dan 5m.

3
4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Penentuan Volume Piknometer
Tabel.1 Penentuan Volume Piknometer

No Pengukuran Hasil
1 Massa piknometer kosong (W0) 13,8112 g
2 Massa piknometer berisi air W1 24,9912 g
3 Volume Jenis pada suhu 25°C 0,9971 g/mL
w 1−w 0
ρ air=
v
w 1−w 0
V=
ρ air
24,99912 g−13,8122 g
V= =11,2115mL
0,9971 g/mL

4.1.2 Penentuan Massa Jenis Larutan NaCl


Tabel.2 Penentuan Massa Jenis Larutan NaCl

Volume Larutan Induk (mL) [NaCl] (m) Wpikno+larutan (g)


5 1 26,049
10 2 26,209
15 3 26,359
20 4 26,509
25 5 26,659
w 1−w 0
ρ NaCl=
v
w 1−w 0 26,0490 g−13,8112 g g
ρ NaCl1 m= = =1,0915
v 11,2115 mL mL
w 1−w 0 26,2090 g−13,8112 g g
ρ NaCl 2m= = =1,1057
v 11,2115mL mL
w 1−w 0 26,3590 g−13,8112 g g
ρ NaCl 3 m= = =1,1191
v 11,2115mL mL
w 1−w 0 26,5090 g−13,8112 g g
ρ NaCl 4 m= = =1,1325
v 11,2115mL mL
w1−w 0 26,6590 g−13,8112 g g
ρ NaCl5 m= = =1,1459
v 11,2115mL mL

5
4.1.3 Penentuan Volume Molar Parsial
BM NaCl = 58,44 g/mol
V =1 kg−¿ ¿
V 1=1 kg−¿ ¿
V 2=1 kg−¿ ¿
V 3=1 kg−¿ ¿
V 4=1 kg−¿ ¿
V 5=1 kg−¿ ¿

Tabel.3 Konsentrasi NaCl dengan Volume Molar Parsial


Massa Jenis Larutan
[NaCl] (m) BM NaCl (g/mol) V (L)
(kg/L)
1 1,0914 0,8627
2 1,1057 0,7987
3 1,1191 58,44 0,7369
4 1,1325 0,6766
5 1,1459 0,6177

Molalitas (m) VS Volume Molar (V)


Volume molar parsial (V)

1.0000
0.8000 f(x) = − 0.06 x + 0.92
0.6000 R² = 1

0.4000
0.2000
0.0000
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
Molalitas (m)

Gambar.1 Grafik hubungan [NaCl dengan Volume Molar Parsial

Persamaan : y = -0,0612x + 0,9997

Persamaan : y = -0,0612x + 0,9221


Slope= = -0,0612 intersep= 0,9221
Slope = Volume molar parsial
Volume molar parsial = -0,0612 L/mol

6
4.2 Pembahasan
Percobaan kali ini menggunakan larutan NaCl yang kemudian diencerkan menjadi
beragam konsentrasi yaitu 1, 2, 3, 4, dan 5 m. tujuan pengenceran menjadi beragam
konsentrasi yaitu untuk mengamati seberapa besar penambahan volume larutan yang terjadi
dari berbagai konsentrasi yang dibuat sehingga diketahui pengaruh konsentrasi larutan
terhadap volume molal parsial.
Berat jenis yang didapatkan dari pengukuran menggunakan piknometer ini kemudian
dapat ditentukan volume molar parsialnya menggunakan hubungan antara molalitas zat
terlarut dengan volume totalnya. Volume molar parsial NaCl pada 1, 2, 3, 4, dan 5 m berturut-
turut adalah 0,8627 L, 0,7987 L, 0,7369 L, 0,6766 L, dan 0,6177 L. Kemiringan dari frafik
molalitas (m) versus V (L) yang merupakan harga volume molal parsial dari NaCl (L.mol -1)
(Rohyami,2021). Setelah percobaan didapatkan hasil volume molar parsial sebesar -0,0612
L/mol. Setelah percobaan didapatkan hasil volume molar parsial sebesar -0,0612 L/mol.
Hubungan antara konsentrasi dengan volume molar parsial adalah berbanding terbalik, jika
nilai konsentrasi komponen terlarut semakin besar maka volume molar parsialnya semakin
kecil dan sebaliknya. Nilai slope yang bernilai negatif menunjukkan deviasi hasil perhitungan.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Percobaan kali ini didapatkan volume molar parsial pada NaCl diperoleh -0,0612 L/mol
dilihat dari nilai slopenya karena nilai volume molar parsial sebanding dengan nilai slopenya.
Semakin kecil volume parsialnya maka artinya komponen NaCl yang dibuat memiliki
kelarutan yang tinggi dalam pelarutnya. 

5.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah lebih diperhatikkan untuk pelarutan sampel NaCl yang
dibuat dan disarankan dapat menggunakan metode penentuan yang lain seperti metode
analitik atau metode molar nyata dan lainnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P.W., 1996, “Kimia Fisika”, Jilid 3, Edisi III, Erlangga, Jakarta.
Dogra,S.K dan Dogra,S.,1984,”Kimia Fisika dan Soal-Soal”, Erlangga, Jakarta.
Indriani. (2013). Penentuan Volume Molar Parsial. (Program Studi Kimia, Universitas Gajah
Mada) Diakses dari https://www.academia.edu/6300910/Laporan_kimfis_N_1
Rohyami, Yuli. (2021). Panduan Praktikum Fisikokimia. Yogyakarta: Universitas Islam
Indonesia Prodi DIII Analisis Kimia.

Anda mungkin juga menyukai