Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SEBAGAI PRODUK AKHIR DARI TUGAS CRITICAL BOOKS REVIEW


MATERI

APLIKASI SENYAWA KOMPLEKS PADA BIDANG KESEHATAN (KEDOKTERAN)

Disusun Oleh
Nama : Christina Natalia Br.Simanjuntak
NIM : 4171131007
Program Studi :S-1 Pendidikan Kimia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA 2017


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018/2019
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yangatas
karuniaNya kami dapat menyelesaikan penyusunan bahan ajar ini. Dan kami juga
merasa bersyukur atas selesainya penyusunan tugas critical book review ini. Tak
lupa pula kami berterimakasih kepada pembimbing matakuliah ini kepada Dr. Iis
Siti Jahro, M.Si. yang telah mengarahkan kami dalam mencapai selesainya tugas ini.
Dan penulis juga merasa bersyukur atas kerja keras dalam menyususn makalah yang
sederhana ini.
critical book review Kimia Anorganik Logam ini merupakan makalah yang
penulis ringkas dari berbagai referensi seperti buku-buku dan jurnal. Didalam critical
book review ini saya meringkas sub materi SENYAWA KOMPLEKS dan bagian
bagian dari materi tersebut seperti:
1. Macam-macam Senyawa Kompleks Yang Biasa Digunakan Dalam Bidang
Kesehatan atau Kedokteran (Minimal 2 Senyawa Kompleks).
2. Metode atau Cara Pembuatan Masing-masing Senyawa Kompleks.
3. Fungsi Masing-masing Senyawa Kompleks Dalam Bidang Kesehatan atau
Kedokteran.
4. Metode atau Cara atau Proses Penggunaan Masing-masing Senyawa
Kompleks Dalam Bidang Kesehatan atau Kedokteran,
5. Keuntungan dan Bahaya Penggunaan Masing-masing Senyawa Kompleks
Dalam Bidang Kesehatan atau Kedokteran.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dalam
hal mutu maupun cara menyjikan materi. Untuk itu penyusun masih
mengharapkan saran-saran dari para pembaca untuk perbaikan di masa yang akan
datang. Akhir kata kami ucapkan terimakasih, semoga bahan ajar ini dapat
bermanfaat bgi pembacanya.
Medan, Mei 2020
Penyusun

i
Daftar Isi
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ion atau molekul senyawa kompleks terdiri dari satu atom (ion) pusat
dan sejumlah ligan yang terikat erat pada atom pusat. Atom pusat ditandai
dengan bilangan koordinasi, yaitu angka bulat yang menunjukkan jumlah
ligan (monodentat) yang dapat membentuk senyawa kompleks stabil dengan
atom pusat. Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ruangan yang tersedia
sekitar atom atau ion pusat yang biasa disebut bulatan kordinasi yang masing-
masing dapat dihuni satu ligan (monodentat) (Svehla, 1990).
Ligan adalah spesies yang memiliki atom yang dapat menyumbangkan
sepasang elektron pada ion logam pusat pada tempat tertentu dalam lingkup
koordinasi, sehingga ligan merupakan basa lewis. Beberapa ligan dapat
menyumbangkan lebih dari sepasang elektron dari atom yang berbeda tempat
dalam struktur geometrik ion kompleks (Petrucci dan Suminar, 1987).
Perkembangan penggunaan senyawa kompleks telah banyak diteliti
melalui suatu tahapan-tahapan reaksi (mekanisme reaksi) dengan
menggunakan ion-ion logam serta ligan yang berbeda-beda. Senyawa
kompleks yang diperoleh memiliki peranan penting dalam berbagai bidang
kehidupan, antara lain dalam bidang kimia, industri farmasi, kesehatan, dan
analisis kimia (Mitarilyanti, 2008
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membuat senyawa kompleks?
2. Bagaimana fungsi senyawa komleks tersebut dibidang kesehatan dan
kedokteran?
3. Bagaimana cara menggunakan senyawa kompleks dibidang kesehatan
dan kedokteran?
4. Apa keuntungaan menggunakan senyawa kompleks tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

1
Tujuan penyusunan makalah ini yaitu untuk mengetahui bagaimana
proses/sistesis senyawa kompleks. Dan juga menambah wawasan berpikir
tentang senyawa kompleks seperti senyawa kompleks pada logam-logam
kimia. Selain itu mampu membuat penulis berpikir kritis.

2
BAB II
APLIKASI SENYAWA KOMPLEKS DALAM BIDANG KEDOKTERAN
2.1 Macam Macam Senyawa Kompleks Yang Dapat Digunakan Dalam
Bidang
Kesehatan
a. Zn
Dalam penelitian bioaktivitas senyawa kompleks ditiokarbamat, dapat
digunakan sebagai anti tuberkulosis, ion logam tellurium (Te) diketahui
berperan sebagai anti korosi, sedangkan ion logam Seng (Zn) membantu
sistem imunitas tubuh, dibutuhkan dalam penyembuhan luka, serta dapat
membantu syaraf perasa dan penciuman.
b. Mangan(II)
Kompleks mangan(II) dengan ligan 2(4-nitrofenil)-4,5-difenil1H-
imidazol(1) telah berhasil disintesis. Kompleks yang didapatkan berbentuk
kristal jarum berwarna orange tua dengan panjang 794,6 Pm dan lebar 52,7
Pm. Rumus molekul senyawa kompleks yang terbentuk adalah kompleks
[Mn(2(4nitrofenil)-4,5-difenil-1H-imidazol). Hal ini diperkuat dengan hasil
karakterisasi CHN analyzer dan SSA yang menyebutkan bahwa kadar (%)
unsur C, H, N dan Mn yang diperoleh secara berturut-turut adalah 70,13;
4,17; 11,69 dan 5,10 %. Dari karakterisasi FTIR menunjukkan adanya spektra
khas vibrasi Mn-O pada bilangan gelombang 486,03 cm-1dan vibrasi Mn-N
pada bilangan gelombang 326,06 cm-1. Rumus molekul ini juga diperkuat
dengan hasil analisis TGA yang membuktikan bahwa tidak ada kristal air
dalam kompleks yang terbentuk. Uji toksisitas senyawa kompleks dengan
metode BSLT menghasilkan nilai LC50 sebesar 182,79 ppm.

2.2 Cara Pembuatan Masing Masing Senyawa Kompleks


a. Zn
 Sintesis Senyawa Kompleks Zn(II)Et/PrDtc, Zn(II)MeHepDtc dan
Zn(II)MeIsoButDtc

3
Sebanyak 0,408 gram ZnCl2 (0,003 mol) dimasukkan dalam
gelas kimia 50 mL, dilarutkan dengan etanol sebanyak 10 mL (larutan
1). Dalam gelas kimia 100 mL, dimasukkan N-Etilisopropilamin
sebanyak 0,592 mL (0,005 mol), kemudian dilarutkan dengan etanol
sebanyak 10 mL. Larutan amin ditambahkan dengan larutan CS2
(0,302 mL, 0,005 mol) yang telah dilarutkan dengan 10 mL etanol
secara perlahan-lahan pada suhu dingin, kemudian diaduk selama 15
menit (larutan 2). Dalam larutan (2) ditambahkan larutan (1) secara
perlahan-lahan sambil diaduk dengan pengaduk magnetik selama 30
menit. Endapan yang terbentuk kemudian disaring dan dimasukkan
dalam desikator hingga kering kemudian di kristalisasi dengan pelarut
yang sesuai hingga diperoleh kristal murni selanjutnya dianalisis dan
dikarakterisasi. Dengan cara yang sama dilakukan sintesis kompleks
Zn(II)MeHepDtc dan Zn(II)MeIsoButDtc dengan menggunakan N-
Metilheptilamin dan N-MetilIsobutilamin berturut-turut 0,841 mL dan
0,71 mL.
 Sintesis Senyawa Kompleks Te(IV)Et/PrDtc, Te(IV)MeHepDtc,
Te(IV) MeIsoButDtc
Ditimbang TeCl4 sebanyak 0,26 gram (0,001 mol) dimasukkan
dalam gelas kimia 50 mL, dilarutkan dengan etanol sebanyak 10 mL
selanjutnya diaduk hingga larut. Larutan logam ditambahkan larutan
2,9 dimetil 1,10 Phenantrolin 0,20 gram (0,001 mol) yang terlebih
dahulu dilarutkan dalam 10 mL etanol (larutan 1). Dalam gelas kimia
100 mL, dimasukkan N-Etilisopropilamin sebanyak 0,7 mL (0,003
mol) kemudian dilarutkan etanol sebanyak 10 mL. larutan amin
ditambahkan dengan larutan CS2 sebanyak 0,36 mL (0,003 mol) yang
telah dilarutkan dengan 10 mL etanol secara perlahan-lahan pada suhu
dingin, kemudian diaduk selama 15 menit (larutan 2). Dalam larutan
(2) dimasukkan larutan (1) secara perlahan-lahan sambil diaduk
dengan magnetik stirer selama 1 jam. Endapan yang terbentuk

4
kemudian disaring dan dimasukkan dalam desikator hingga kering
kemudian dikristalisasi dengan pelarut yang sesuai hingga diperoleh
kristal murni, selanjutnya dianalisis dan dikarakterisasi. Dengan cara
yang sama dilakukan sintesis kompleks Te(IV)MeHepDtc dan
Te(IV)MeIsoButDtc dengan menggunakan N-Metilheptilamin dan N-
MetilIsobutilamin berturut-turut 1 mL dan 0,71 mL.
b. Mangan(II)
Sintesis kompleks Mn(II) dilakukan dengan menggunakan
seperangkat alat refluks pada suhu 70-80 °C dan distirer selama 24
jam. Penggunaan suhu 70-80 °C dan stirer bertujuan untuk
mempercepat dan mengoptimalkan reaksi. Larutan tersebut
dimasukkan ke dalam beker gelas dan ditutup dengan aluminium
foilyang sudah diberi lubang. Pemberian lubang pada aluminium
foilberfungsi agar uap etanol dapat menguap sehingga dapat diperoleh
kristal kompleks Mn(II). Larutan tersebut dimasukkan ke dalam
desikator dan didiamkan selama 7 hari untuk penumbuhan kristal.
Kristal kompleks Mn(II) yang sudah terbentuk berwarna orange
mengkilap.

2.3 Fungsi Dari Masing Masing Senyawa Kompleks Dalam Bidang


Kesehatan Atau
Kedokteran
a. Zn
Dibidang kedokteran sebagai anti mikroba dan kemoterapi pada tumor
(Aruna dkk., 2006), bahan antiseptik, sebagai obat anti alkohol dan anti
tuberkulosis, vanadosen sebagai kontraseptik dan anti. Dalam penelitian
bioaktivitas senyawa kompleks ditiokarbamat, dapat digunakan sebagai anti
tuberkulosis, ion logam tellurium (Te) diketahui berperan sebagai anti korosi,
sedangkan ion logam Seng (Zn) membantu sistem imunitas tubuh, dibutuhkan

5
dalam penyembuhan luka, serta dapat membantu syaraf perasa dan
penciuman.
Seng (Zn) merupakan unsur yang terlibat dalam sejumlah besar enzim
yang mengkatalisis reaksi metabolik yang vital. Selain itu, seng (Zn) berperan
pula dalam proses pembentukkan genetik, yaitu pada DNA dan RNA serta
partisipasinya dalam metabolisme protein, Zn juga essensial untuk
pertumbuhan anak. Seng (Zn) berperan dalam menyusun struktur protein dan
membrane sel. Seng (Zn) berperan menstabilisasi struktur protein, membantu
sistem imunitas tubuh, dibutuhkan dalam penyembuhan luka, serta dapat
membantu syaraf perasa dan penciuman. Seng (Zn) sebagai katalisator enzim
superoksida (CuZnSOD) berperan mengeliminasi radikal bebas
anionsuperoksida (Widowati, dkk., 2008). Dalam bidang biologis, kompleks
Zn dengan ligan NCS2 dijadikan model secara struktur dan spektroskopi
dalam sisi pengikatan logam dalam sejumlah protein metallotreonina dan
metalloregulatori, menambahkan Zn-diamilditiokarbamat dan
Sbdiamilditiokarbamat dalam pelumas mesin diesel memiliki sifat
antioksidan. Seng (Zn) merupakan unsur yang terlibat dalam sejumlah besar
enzim yang mengkatalisis reaksi metabolik yang vital. Selain itu, seng (Zn)
berperan pula dalam proses pembentukkan genetik, yaitu pada DNA dan RNA
serta partisipasinya dalam metabolisme protein, Zn juga essensial untuk
pertumbuhan anak.
b. Mangan(II)
Senyawa turunan imidazol diantaranya dapat digunakan sebagai
inhibitor telomerase yang berfungsi sebagai senyawa farmakologi, berperan
sebagai antimikrobial dan antioksidan yaitu mampu membunuh bakteri
patogen hingga senyawa karsinogenik [3][4][5]. 2-tersubstitusi-4,5-difenil-N-
alkil imidazol merupakan salah satu senyawa turunan imidazol yang
digunakan sebagai antibakteri. Substituen yang digunakan pada senyawa
tersebut adalah NO2, Cl dan Br, selanjutnya senyawa hasil diuji antibakteri
pada bakteri E. Coli, B. Subtillis dan S. Aurius untuk mengetahui zona

6
hambat pada bakteri. Aktivitas paling tinggi pada uji antibakteri ditunjukkan
oleh 2(4-nitrofenil)-4,5-difenil-1Himidazol(1)dengan substituen NO2 dengan
zona hambat sebesar 12 mm. Hal tersebut karena senyawa (1)gugus penarik
elektron yang kuat (NO2) pada cincin fenil, kedua gugus tersebut dapat
mempengaruhi aktivitas saat uji toksisitas dilakukan. Setelah ilakukan uji
toksisitas pada senyawa (1), ternyata didapatkan hasil bahwa senyawa
(1)memiliki kemampuan sebagai antimikroba, antidepresan dan
antiinflamasi.Modifikasi struktur atau penambahan gugus perlu dilakukan
untuk lebih mengaktifkan senyawa (1). Salah satu cara untuk mengetahuinya
adalah dengan mengomplekskan senyawa (1)agar dapat diketahui peningkatan
aktivitas antibakteri yang terbentuk. Peningkatan reaktivitas senyawa dapat
dilakukan dengan mengganti gugus fungsi atau pengompleksan.

Pada senyawa kompleks, reaktivitas ligan dan atom pusat sangat


mempengaruhi reaktivitas senyawa kompleks yang terbentuk.Pengaruh logam
pada kompleks telah dilaporkan oleh Li, dkk yang menyatakan bahwa
aktivitas antitumor tergantung pada jenis atom pusat. Thiosemikarbazon
heterosiklik tersubstitusi (2) dikomplekskan dengan ion logam Mn(II), Co(II)
dan Zn(II) telah dilaporkan.

2.4 Cara Atau Proses Pengunaan Masing Masing Senyawa Kompleks Dalam
Bidang
Kesehatan Atau Kedokteran
a. Zn
Sintesis senyawa kompleks ditiokarbamat telah dilakukan dengan
menggunakan metode in-situ, yakni mereaksikan amina sekunder dengan
karbon disulfida serta garam logam yang dilarutkan dalam pelarut etanol
dalam medium basa. Ion logam yang digunakan adalah Zn2+ dan Te4+ yang
dikomplekskan dengan ligan EtiPrDtc, MeHepDtc, dan MeIsoButDtc.

7
Senyawa kompleks yang dihasilkan dimurnikan dan dikristalkan selanjutnya
dikarakterisasi dengan menggunakan spektroskopi UV-VIS, FT-IR, NMR,
konduktometri dan mengukur titik leleh, kemudian diuji bioaktivitasnya
sebagai anti tuberkulosis.
b. Mangan(II)
Sintesis senyawa kompleks Mn(II) dengan ligan 2(4nitrofenil)-4,5-
difenil-1H-imidazol(1)dilakukan dengan metode yang sudah dilaporkan oleh
Bouchoucha,dkk (2014). Sintesis kompleks Mn(II)dengan ligan 2(4-
nitrofenil)-4,5difenil-1H-imidazol(1) menggunakan seperangkat alat refluks.
MnCl2.4H2O sebanyak ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam labu
bundar dan distirer pada suhu suhu ruang hingga larut. Ligan ligan 2(4-
nitrofenil)-4,5-difenil-1Himidazol(1)dimasukkan tetes per tetes ke dalam labu
bundar yang berisi logam sambil distirer pada suhu ruang. Campuran reaksi
direfluks selama 24 jam, kemudian larutan dimasukkan ke dalam desikator
dan didiamkan selama beberapa hari hingga terbentuk Kristal. Kristal disaring
dan dikeringkan, kemudian ditimbang dan dilakukan analisa lebih lanjut.

2.5 Keuntungan Dan Bahaya Pengunaan Masing Masing Senyawa Kompleks


Dalam
Bidang Kesehatan Atau Kedokteran
a. Zn
 Keuntungan
Dibidang kedokteran sebagai anti mikroba dan kemoterapi
pada tumor (Aruna dkk., 2006), bahan antiseptik (Osmond dan Fatih,
2005), sebagai obat anti alkohol dan anti tuberkulosis (Breviglieri, dkk
2000), vanadosen sebagai kontraseptik dan anti HIV (Maikhuri dkk.,
2003). Sintesis senyawa kompleks ditiokarbamat umumnya
melibatkan ligan ditiokarbamat dalam bentuk garam amonium,
natrium, litium, dan barium (Haas dan Schwarz 1963). Ligan ini dapat
diperoleh secara komersial maupun disintesis. Saat ini metode in-situ

8
yang diperkenalkan oleh Thirumaran dkk., (1998) lebih banyak
digunakan dalam sintesis senyawa kompleks ditiokarbamat. Dimana
metode ini melibatkan reaksi antara asam ditiokarbamat dengan logam
dalam bentuk garamnya, dimana asam ditiokarbamat disediakan
dengan cara mereaksikan amina dengan karbon disulfida dalam pelarut
etanol. Senyawa ditiokarbamat sebagian besar dapat membentuk
senyawa kompleks dengan ion logam dari unsur transisi (Rogachev,
dkk., 1999). Ditiokarbamat adalah salah satu ligan yang dapat
menstabilkan senyawa kompleks logam dalam bilangan oksidasi yang
tinggi . Pada penelitian ini digunakan beberapa jenis logam dengan
variasi bilangan oksidasi yaitu Zn(II) dan Te(IV) untuk melihat
perbedaan kekuatan ikatannya. Kekuatan pengkelatan atom sulfur
terhadap logam bergantung pada gugus R1(Etil, Metil) dan
R2(Isopropil, Heptil, Isobutil) yang terikat pada ligan (manoussakis
dan Tsipis, 1973). Oleh karena itu pada penelitian ini digunakan pula
beberapa jenis ligan dengan variasi gugus R1 dan R2 yakni
etilisopropilditiokarbamat, metilheptilditiokarbamat dan
metilisobutilditiokarbamat. Dalam penelitian bioaktivitas senyawa
kompleks ditiokarbamat, dapat digunakan sebagai anti tuberkulosis
(Carolina, 2011), ion logam tellurium (Te) diketahui berperan sebagai
anti korosi, sedangkan ion logam Seng (Zn) membantu sistem
imunitas tubuh, dibutuhkan dalam penyembuhan luka, serta dapat
membantu syaraf perasa dan penciuman (Widowati, dkk., 2008).

9
BAB III
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Senyawa kompleks yaitu Zn(II)EtiPrDtc, Zn(II)MeHepDtc,
Zn(II)MeIsoButDtc, Te(IV)EtiPrDtc, Te(IV)MeHepDtcPhen, dan
Te(IV)MeIsoButDtcPhen dapat disintesis dengan menggunakan metode in-
situ yakni mereaksikan amina sekunder dengan karbon disulfida dalam pelarut
etanol dan logam dalam bentuk garamnya. Keseluruhan senyawa kompleks
yang telah disintesis memiliki potensi sebagai anti tuberkulosis yang
ditunjukkan oleh permukaan medium yang tidak ditumbuhi oleh koloni
bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Ligan 2(4-nitrofenil)-4,5-difenil-1H-imidazol(1)telah berhasil
disintesis dengan rendemen sebesar 77,22 %. Hal ini diperkuat dengan hasil
karakterisasi FTIR dan 1H NMR yang membuktikan bahwa telah terbentuk
senyawa 2(4-nitrofenil)4,5-difenil-1H-imidazol(1). Kompleks mangan(II)
dengan ligan 2(4-nitrofenil)-4,5-difenil-1H-imidazol(1)telah berhasil
disintesis dan menghasilkan kristal kompleks berwarna orange tua dengan
rendemen sebesar 74,5 %. Berdasarkan hasil karakterisasi SSA, CHN
analyzer, dan FTIR diperoleh prediksi rumus molekul senyawa kompleks
yang terbentuk adalah kompleks [Mn(2(4-nitrofenil)-4,5-difenil-
1Himidazol)3]. Dari hasil analisis TGA diketahui bahwa senyawa kompleks
yang terbentuk tidak mengandung air kristal. Hasil uji aktivitas biologis
kompleks [Mn(2(4-nitrofenil)-4,5-difenil1H-imidazol)3] didapatkan nilai
LC50 sebesar 182,79 ppm. Berdasarkan nilai LC50 senyawa kompleks
[Mn(2(4nitrofenil)-4,5-difenil-1H-imidazol)3] bersifat toksik.
2. Saran
Disarankan untuk melanjutkan dan menemukan metode pemurnian
senyawa yang lebih baik lagi mengingat beberapa senyawa kompleks yang
dihasilkan belum murni, dan melakukan uji penghambatan bakteri secara
detail dengan memperpanjang masa inkubasi dan memvariasikan konsentrasi
obat.

10
DAFTAR PUSTAKA
Kartina . Desi ., (2013) ., Sintesis Dan Karakterisasi Kompleks Zn(II) Dan
Te(IV) Ditiokarbamat Dan Potensinya Sebagai Anti Tuberkulosis .,
Tesis ; Makasar
Dharmayanti.A dan Martak.F., (2015)., Sintesis Senyawa Aktif Kompleks
Mangan(II) dengan Ligan 2(4-nitrofenil)-4,5-difenil-1H-imidazol.,
Jurnal Sains Dan Seni ITS., Vol.4(2)., Hal: 52-56.

11

Anda mungkin juga menyukai