Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

ESTIMASI SUMBER DAYA DAN CADANGAN

4.1 Estimasi Sumber Daya


Estimasi sumber daya sesuai dengan Standar Nasional Indonesia 4726:2019
dengan judul Tentang pedoman pelaporan, Sumber daya dan cadangan mineral
yang merupakan revisi dari SNI 4726:2011, Pedoman pelaporan sumber daya,
dan cadangan mineral disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan di industry
pertambangan. Revisi ini dilakukan pada bagian penjelasan sumber daya,
cadangan, dan tingkat keakuratan dalam melakukan kajian keekonomian serta
penambahan acuan pelaporan yang harus ditandatangani oleh orang yang
berkompoten. Berdasarkan SNI 4726:2019, Sumber daya mineral (mineral
resource) adalah bagian dari cebakan mineral pada kerak bumi, dengan dimensi,
kualitas, dan kuantitas tertentu pada suatu konsentrasi atau keterjadian dari
mineral yang memiliki nilai ekonomi dan keprospekan yang beralasan untuk pada
akhirnya dapat diekstraksi secara ekonomis.

Sumberdaya atau resources dapat diartikan sebagai suatu komoditi mineral


potensial yang dapat dieksploitasi. Estimasi sumberdaya merupakan suatu langkah
atau usaha yang penting dalam mengevaluasi suatu proyek pertambangan yang
diperlukan dalam suatu taksiran keberadaan material galian yang nantinya dapat
dimanfaatkan secara maksimal. Hasil estimasi sumberdaya ini akan berlanjut ke
proses studi kelayakan untuk menjadi cadangan tertambang (miniable). Dari data
sumberdaya akan dikorelasikan dengan proses penambangan secara baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang dan di sesuaikan dengan hasil perencanaan
tambang. Estimasi sumberdaya ini juga berperan penting dalam menentukan
daerah-daerah yang ditambang beserta metode penambangan yang disarankan
berdasarkan keterdapatan sebaran endapan serta dapat memperkirakan berapa
lama umur penambangan. Dalam perhitungan estimasi sumberdaya ini termasuk
dalam klasifikasi Sumberdaya Terukur karena dapat dilihat dengan telah
dilakukannya penggalian test pit, pengambilan data dan diketahuinya nilai Kadar
dari masing-masing titik bor sehingga dapat dipastikan bahwa estimasi
sumberdaya ini termasuk dalam klasifikasi sumberdaya terukur.

4.1.1 Metode (standar estimasi yang digunakan)


Metode yang digunakan dalam menghitung Sumberdaya pada bauksit ini adalah
dengan menggunakan Metode Inverse Distance Weighting (IDW) Inverse
Distance Weighting (IDW) adalah salah satu metode penaksiran dengan
pendekatan block model yang sederhana dengan mempertimbangkan titik
disekitarnya. Asumsi dari metode ini adalah nilai interpolasi akan lebih mirip
dengan data sampel yang dekat dari pada yang jauh.

Metode Interpolasi IDW ini digunakan karena dalam proses perhitungannya


metode ini lebih sederhana dan lebih mudah untuk dipahami. Pemilihan nilai
power pada interpolasi IDW sangat mempengaruhi hasil interpolasi, semakin
tinggi nilai power maka akan memberikan hasil seperti menggunakan interpolasi
nearest neighbor dimana nilai yang didapatkan merupakan nilai yang paling dekat
dari data point. Pada perhitungan sumberdaya bauksit ini menggunakan metode
Inverse Distance Weighting (IDW)

Kelebihan dari dari metode interpolasi IDW ini adalah karakteristik interpolasi
dapat dikontrol dengan membatasi titik-titik masukan yang digunakan dalam
proses interpolasi Secara garis besar metode ini adalah sebagai berikut (Latif,
2008) :
1. Penaksiran cadangan yang memiliki cara dimana harga rata-rata titik yang
ditaksir merupakan kombinasi linear atau harga rata-rata terbobot (Weighted
average) dari data-data tes pit disekitar titik tersebut. Data dititik yang
ditaksir memperoleh bobot yang lebih besar, sedangkan data yang jauh dari
titik yang ditaksir bobotnya lebih kecil. Bobot ini berbanding terbalik dengan
jarak data dengan titik yang telah ditaksir.
2. Pilihan dari pangkat yang digunakan ( D1 , D2 , D3 , …) berpengaruh terhadap
hasil taksiran. Semakin tinggi pangkat yang digunakan, maka semakin
mendekati hasil yang lebih baik.
Pengolahan data dengan metode IDW ini dibantu software Surpac 6.6.2 adapun
data yang diperlukan dalam pengolahan yaitu sebagai berikut :
1. Data litologi, yaitu berupa data profil titik bor
2. Data assay, merupakan data hasil analisa kadar
3. Data collar, merupakan data koordinat serta elevasi titik bor
4. Data survey, adalah data total kedalaman titik bor

Data di atas kemudian diolah dengan bantuan MS. excel untuk membuat database
awal dan kemudian data tersebut diimpor ke Surpac 6.6.2 untuk selanjutnya agar
dapat mengetahui sumberdaya.

4.1.2 Parameter Estimasi


Perhitungan dalam sumberdaya ini terlebih dahulu harus mengetahui apa saja
parameter-parameter penting yang akan digunakan dalam estimasi ini sehingga
akan mendapatkan hasil yang lebih akurat. Densitas material sangat berpengaruh
dalam melakukan estimasi, hal ini disebabkan karena densitasi material ini
merupakan suatu parameter yang nantinya dapat digunakan untuk mendapatkan
angka tonase dari suatu cadangan yang didapatkan dari hasil kali volume dengan
densitas itu sendiri. Adapun parameter-parameter penting yang digunakan
PT.Archana Abadi dalam estimasi sumberdaya yaitu:

1. Luas IUP OP sebesar784 Ha


2. Berdasarkan Topografi
3. Berdasarkan Geologi
4. Densitas material bauksit sebesar 1,6 ton/m3
5. Densitas Top Soil sebesar 1,3 gr/cm3
4.1.3 Pemodelan
Permodelan yang dilakukan pada PT. Archana Abadi ini adalah dengan
memproyeksi data test pit sebanyak 199 titik tersebar menggunakan perangkat
lunak Surpac 6.6.2.

Pemodelan dilakukan pada semua sebaran titik test pit dan pemodelan juga
berdasarkan kondisi geologi dengan menggunakan aplikasi Sofware Surpac 6.6.2
perhitungan suberdaya bauksit yang dilakukan pertama kali dalam estimasi
sumberdaya adalah sebagai berikut

4.1.3.1 Pembuatan Database


Berfungsi untuk membuat suatu bentuk sistem database dari data daerah
penelitian (drilling), sekaligus mempermudah dalam mengelola input data bauksit,
update data bauksit, proses data, ouput data dan layout-nya untuk mengetahui
potensi bahan galian tersebut. Pembuatan database pada PT. Archana Abadi
digunakan untuk meminimalkan kesalahan pengelompokkan data serta kebenaran
data eksplorasi bauksit yang akan menghasilkan penyebaran titik tesp pit yang
merupakan data dasar dalam melakukan estimasi sumberdaya. Data yang
dibutuhkan terbagi menjadi empat yaitu:

1. Data Collar
Merupakan data yang meliputi data nama test pit, koordinat test pit,
elevasi test pit, dan kedalaman test pit bauksit. Data ini berguna
untuk memberikan infromasi tentang lokasi titik-titik test pit,
sehingga dapat digambarkan pada lokasi penelitian. Berikut data
collar yang dapat dilihat pada table berikut:
Table 4.1
Data Collar
HOLE_ID Y X Z Depth
TP0_01 40100 9950200 32 2.4
0
TP0_02 40060 9949800 24 3.1
0
TP0_03 40060 9949400 31 4.2
0
TP0_04 40105 9948200 13 3.3
0
TP0_05 40095 9950650 21 2.5
0
TP0_06 40070 9949000 25 2.6
0
TP0_07 40195 9951400 19 2.5
0
TP0_08 40180 9951200 27 2.8
0
TP0_09 40195 9951200 20 3.3
0
TP0_10 40195 9951200 20 4.6
0
Sumber : Hasil Test Pit PT. Archana Abadi, 2021

2. Data Geologi
Data geologi merupakan data yang meliputi nama titik test pit,
batas kedalaman lapisan atas (top), batas kedalaman lapisan bawah
(Regolith type). Pada kode litologi terdapat keterangan Top soil
atau tanah puncuk. Berikut data Geologi yang dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 4.2
Data Geologi
HOLE_ID Depth from Depth to litologi
TP0_01 0 1.7 SOIL
TP0_01 1.7 2.4 BXT
TP0_02 0 2.2 SOIL
TP0_02 2.2 3.1 BXT
TP0_03 0 2.7 SOIL
TP0_03 2.7 4.2 BXT
TP0_04 0 2.6 SOIL
TP0_04 2.6 3.3 BXT
TP0_05 0 1.9 SOIL
TP0_05 1.9 2.5 BXT
TP0_06 0 1.7 SOIL
TP0_06 1.7 2.6 BXT
TP0_07 0 1 SOIL
TP0_07 1 2.5 BXT
TP0_08 0 2.2 SOIL
TP0_08 2.2 2.8 BXT
TP0_09 0 1.3 SOIL
TP0_09 1.3 3.3 BXT
TP0_10 0 3.3 SOIL
TP0_10 3.3 4.6 BXT
Sumber : Hasil Test Pit PT. Archana Abadi, 2021

3. Data Survey
Merupakan data yang meliputi nama titik test pit, total kedalaman
titik test pit (depth), kemiringan (dip) dan Azimuth. Pada lokasi
penelitian ini, data test pit yang di ambil semuanya tegak lurus atau
vertical. Berikut data Survey yang dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
Tabel 4.3
Data Survey
HOLE_ID Depth Dip Azimuth
TP0_01 2.4 -90 0
TP0_02 3.1 -90 0
TP0_03 4.2 -90 0
HOLE_ID Depth Dip Azimuth4.3
Lanjutan Tabel
TP0_04 3.3 -90 0
TP0_05 2.5 -90 0
TP0_06 2.6 -90 0
TP0_07 2.5 -90 0
TP0_08 2.8 -90 0
TP0_09 3.3 -90 0
TP0_10 4.6 -90 0
Sumber : Hasil Test Pit PT. Archana Abadi, 2021

4. Data Assay
Data assay merupakan data analisis kualitas bauksit yang meliputi
data tentang hasil analisis laboratorium. Data kualitas Bauksit ini
terdiri atas nama titik test pit, batas kedalaman lapisan bagian atas,
batas kedalaman lapisan bagian bawah, kadar SiO2%, Kadar
Fe2O3% , Kadar TiO2%, dan Kadar Al2O3% . Berikut data Assay
yang dapat dilihat pada table dibawah ini

Tabel 4.4
Data Assay
HOLE_ID Depth Depth SiO2% Fe2O3% TiO2% Al2O3%
from to
TP0_01 1.7 2.4 6.24 17.37 0.81 49.65
TP0_02 2.2 3.1 7.4 7.89 0.84 55.37
TP0_03 2.7 4.2 10.1 6.19 0.7 54.81
TP0_04 2.6 3.3 27.02 4.29 0.3 46.07
TP0_05 1.9 2.5 6.8 7.89 0.7 55.71
TP0_06 1.7 2.6 5.7 8.98 0.94 55.78
TP0_07 1 2.5 15.5 3.69 0.41 52.8
TP0_08 2.2 2.8 24.2 4.69 0.35 46.66
TP0_09 1.3 3.3 10.9 6.49 0.46 54.45
TP0_10 3.3 4.6 51.8 2.79 0.25 30.76
Sumber : Hasil Test Pit PT. Archana Abadi, 2021

4.1.3.2 Model DTM (Digital Terrain Model)


DTM merupakan permukaan menerus yang dibuat dengan cara menghubungkan
kontur (string) setiap elevasi dengan jejaring yang menutupi dasar segitiga yang
menutupi seluruh topografi (Indarto, 2014). Dimana dalam pembuatan data DTM
ini data yang diperlukan adalah data string topo yang telah didesain pada
perangkat lunak Surpac 6.6.2 agar data yang ada dilapangan sama dengan data
yang dimasukan kedalam perangkat lunak ini.

4.1.3.3 Komposit
Komposit merupakan tahapan dalam pembuatan data dari database Test pit
menjadi data string (*str). Dalam tahapan ini, akan dilakukan pemisahan data
antara layer geologi, misalnya layer soil, dan bauksit berdasarkan definisi validasi
dari database.

4.1.3.4 Block Model


Block model merupakan bentuk permukaan bauksit daerah IUP dengan bentuk
tiga dimensi yang tersusun dari kombinasi beberapa block yang tersusun dalam
sebuah bentuk 3D. Terlebih dahulu, dalam membuat block model, perlu
mempunyai block dasar yang nantinya akan di buat menjadi constrain bauksit
baru. Selanjutnya, dibuat lapisan geologinya. Terlebih dahulu dalam membuat
block model bauksit laterit, terlebih dahulu diketahui batas block bauksit latitude
minimum dan maksimum, longitude minimum dan maksimum, dan elevasi
minimum dan maksimum bauksit laterit. Data-data yang telah didapat, dijadikan
parameter untuk membuat kerangka (dasar) block model.

4.1.4 Jumlah dan Klasifikasi Sumber Daya


Sumberdaya dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, dimana kepastian
geologi, teknik penambangan, dan aspek perekonomian yang merupakan kriteria
utama dalam pengklasifikasian sumberdaya maupun cadangan. Adapun klasifikasi
sumberdaya yaitu:
1. Sumberdaya Mineral Tereka
2. Sumberdaya Mineral Terunjuk
3. Sumberdaya Mineral Terukur
Perhitungan dalam estimasi sumberdaya pada penelitian ini dilakukan dengan
metode Inverse distance Weighting (IDW) dengan menghitung masing-masing
ketebalan blok bauksit. Jumlah volume bauksit tersebut dikalikan dengan densitas
material yaitu 1,6 ton/m untuk mendapatkan tonase dari endapan yang nantinya
jumlah tersebut terhitung sebagai sumberdaya. Adapun hasil perhitungan
Sumberdaya bauksit dengan metode IDW dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.5
Estimasi Sumberdaya PT. Archana Abadi

No Nama Jenis mineral Sumberdaya tahun 2021 (Ton) Luas (Ha)


. Blok
Tereka Terunjuk Terukur

Sumber : Hasil Perhitungan Estimasi Sumberdaya PT. Archana Abadi

No Nama Blok Jenis mineral Sumberdaya tahun 2021 (Ton) Luas


. (Ha)
Tereka Terunjuk Teruku
r
4.1.5 Pernyataan Competent Person

SURAT PERNYATAAN COMPETENT PERSON

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Keith Whitchurch
Jabatan : PHE, ES % EC
(Pelaporan hasil Eksplorasi, Estimasi Sumberdaya dan
Estimasi Cadangan)
Profesional : Lateritic untuk Nikel dan Bauksit

Bahwa benar perhitungan sumberdaya Bauksit saya buat sebenar-benarnya


dan dapat dipertanggung jawabkan, Perhitungan tersebut saya buat sesuai
dengan Standart Nasional Indonesia (SNI) 4726-2011.

No Nama Sumberdaya tahun 2021 (Ton) Luas (Ha)


. Blok
Tereka Terunjuk Terukur
4.2 Estimasi Cadangan
Secara umum cadangan atau reserves merupakan jumlah kuantitas yang terhitung
dari bijih ekonomis untuk ditambang berdasarkan segi teknologi dan kondisi
ekonomi serta aspek lingkungannya. Estimasi Cadangan merupakan salah satu
kegiatan dalam dunia pertambangan yang dilakukan sebelum tahap persiapan
penambangan, untuk dapat mengetahui estimasi cadangan maka harus diketahui
batas antara cadangan (Reserves) atau (Resources). Berdasarkan Standar nasional
Indonesia (SNI) 4726:2019, cadangan mineral adalah bagian dari sumber daya
mineral tertunjuk dan/atau terukur yang dapat ditimbang secara ekonomis,
Berdasarkan tingkat keyakinanannya cadangan mineral ini terbagi menjadi 2 yaitu
cadangan terkira dan cadangan terbuksit. Cadangan terkira memiliki tingkat
keyakinan yang lebih rendah dibandingkan cadangan terbukti.

4.2.1 Metode
Menghitung Sumberdaya pada bauksit ini adalah dengan menggunakan Metode
Inverse Distance Weighting (IDW). Inverse Distance Weighting (IDW) adalah
salah satu metode penaksiran dengan pendekatan block model yang sederhana
dengan mempertimbangkan titik disekitarnya. Asumsi dari metode ini adalah nilai
interpolasi akan lebih mirip dengan data sampel yang dekat daripada yang jauh.
Metode ini biasanya digunakan dalam industry pertambangan karena termasuk
dalam metode yang mudah untuk digunakan. Pemilihan nilai power pada
interpolasi IDW sangat mempengaruhi hasil interpolasi, semakin tinggi nilai
power maka akan memberikan hasil seperti menggunakan interpolasi nearest
neighbor dimana nilai yang didapatkan merupakan nilai yang paling dekat dari
data point. Kelebihan dari dari metode interpolasi IDW ini adalah karakteristik
interpolasi dapat dikontrol dengan membatasi titik-titik masukan yang digunakan
dalam proses interpolasi. Secara garis besar metode ini adalah sebagai berikut
(Latif,2008) :
1. Penaksiran cadangan yang memiliki cara dimana harga rata-rata titik yang
ditaksir merupakan kombinasi linear atau harga rata-rata terbobot
( Weightedd average) dari data-data lubang test pit disekitar titik tersebut.
Data dititik yang ditaksir memperoleh bobot yang lebih besar, sedangkan data
yang jauh dari titik yang ditaksir bobotnya lebih kecil. Bobot ini berbanding
terbalik dengan jarak data dengan titik yang telah ditaksir.
2. Pilihan dari pangkat yang digunakan (D1 , D2 , D3 , ... ) berpengaruh terhadap
hasil taksiran. Semakin tinggi pangkat yang digunakan, maka semakin
mendekati hasil yang lebih baik.

4.2.2 Parameter Estimasi


Perhitungan dalam sumberdaya ini terlebih dahulu harus mengetahui apa saja
parameter-parameter penting yang akan digunakan dalam estimasi ini sehingga
akan mendapatkan hasil yang lebih akurat. Densitas material sangat berpengaruh
dalam melakukan estimasi, hal ini disebabkan karena densitasi material ini
merupakan suatu parameter yang nantinya dapat digunakan untuk mendapatkan
angka tonase dari suatu cadangan yang didapatkan dari hasil kali volume dengan
densitas itu sendiri. Adapun parameter-parameter penting yang digunakan
PT.Archana Abadi dalam estimasi cadangan adalah sebagai berikut: batas Luas
area IUP OP yaitu 784 Ha, Densitas bauksit sebesar 1,6 ton/m 3 dan densitas top
soil sebesar 1,3 gr/cm3 , dan Cut Of grade Al2O3 42%

4.2.3 Pemodelan
4.2.4 Jumlah dan Klasifikasi Cadangan
Adapun Klasifikasi cadangan terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Cadangan Terkira
Merupakan bagian Sumberdaya Mineral tertunjuk yang ekonomis untuk
ditambang, dan dalam beberapa kondisi juga merupakan bagian dari
sumberdaya Mineral Terukur.
2. Cadangan Terbukti
Merupakan Bagian dari Sumberdaya mineral terukur yang ekonomis untuk
ditambang. Secara Konsedp perhitungan perhitungan sumberdaya terukur
ditambah dengan data atau desain final pit suatu kegiatan pertambangan
dan/atau dapat diklasifikasikan sebagai cadangan terbukti.
Berdasarkan Perhitungan Estimasi di atas, Maka jumlah Cadangan dapat
diklasifikasikan sebagai Berikut :

Tabel 4.7
Estimasi Cadangan PT. Archana Abadi
No Cadangan Jumlah
1.

Tabel 4.8
Klasifikasi Estimasi Cadangan
No Nama Blok Jenis Material Cadangan Luas
Terkira (Ton) Terbukti (Ton) (Ha)
1. Blok PT.
Archana
Abadi

4.2.5 Pernyataan Competent Person

SURAT PERNYATAAN COMPETENT PERSON

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Tafia Sulitsyani
Jabatan : EC
(Estimasi Cadangan)
Profesional : Bauksit

Bahwa benar perhitungan cadangan Bauksit saya buat sebenar-benarnya


dan dapat dipertanggung jawabkan, Perhitungan tersebut saya buat sesuai
dengan Standart Nasional Indonesia (SNI) 4726-2011.

No Nama Blok Cadangan Luas


Terkira (Ton) Terbukti (Ton) (Ha)
1. Blok PT.
Archana
Abadi

Anda mungkin juga menyukai