Dalam sejarah manusia yang sudah mencapai aqil baligh itu sudah
dianggap manusia dewasa jadi artinya kalau seseorang laki-laki itu aqil
baligh pada usia 13 tahun misalnya, maka dia tingkat kedewasaanya
dianggap sama dengan orang yang berusia 50 tahun, 60 tahun, 70 tahun.
Jangan sampai kita melewatkan masa dimana anak menuju baligh dan
jangan sampai kita tidak menyiapkan anak-anak kita bertemu dengan masa
balighnya. Karena banyak orang tua yang tidak tahu kapan anaknya baligh,
banyak ayah yang tidak tahu kapan putrinya pertama kali haid ataupun
kapan anak laki-lakinya pertama kali mimpi basah.
Masalah aqil baligh ini sangat penting, karena ketika seseorang mencapai
masa aqil balighnya dia akan bertanggung jawab sepenuhnya atas segala apa
yang dia lakukan.
Berbeda ketika dia masih anak-anak dan dia melakukan kesalahan Allah
tidak mencatat dia sebagai dosa tetapi begitu seseorang mencapai aqil baligh
misalnya seorang anak laki-laki yang aqil baligh pada suatu malam maka
paginya itu dia sudah menjadi laki-laki dewasa yang bertanggung jawab
terhadap segala apa yang menjadi amalanya.
Oleh karena itu ayah bunda kalau kita tidak menyiapkan anak kita untuk
mengenal aqil baligh nanti dia tidak akan tahu kapan dia harus bertanggung
jawab terhadap segala tingkah laku dan perilakunya, maka antarkanlah anak-
anak kita menuju baligh dengan baik sehingga kemudian mereka siap
menerima amanah tersebut.
Selanjudnya kita akan membahas pengertian aqil baligh, aqil itu adalah
dia dewasa secara akal, dewasa secara akal ini maksudnya dia mampu
membedakan hal yang baik dan hal yang buruk itu adalah dewasa secara
akal. Bukan hanya sekedar membedakan tetapi juga mampu punya
kemampuan untuk menganalisa mana yang baik dan mana yang buruk.
Banyak anak-anak yang sudah tumbuh kumis laki-laki atau sudah untuk
wanita payudaranya sudah terbentuk tetapi kemudian dia tidak tahu baik dan
buruk tidak tahu yang mana yang benar, mana yang salah sehingga
kemudian terjerumus kepada hal-hal yang tidak semestinya terjadi.
Untuk mendorong agar anak bisa memasuki usia balighnya dengan baik,
ada beberapa hal atau beberapa persiapan yang harus ayah dan bunda
lakukan.
Yang pertama adalah mengajarkan pendidikan seksual kepada ananda,
apa itu pendidikan seksual kita mengenalkan kepada anak-anak konsep laki-
laki dan perempuan itu apa, laki-laki berbeda perempuan berbeda kita
beritahu kepada mereka jangan sampai mereka salah dalam menerima
konsep ini.
Pendidikan seksual ini itu juga menyangkut kepada etika dirumah, jadi
misalkan kita sudah harus memisahkan tempat tidur anak laki-laki dengan
anak perempuan, anak laki-laki punya kamar sendiri dan anak perempuan
punya kamar sendiri kemudian juga sudah diajarkan kepada mereka
bagaimana etika ketika akan masuk kekamar orang tuanya yaitu dengan
meminta izin mengetuk pintu dan meminta izin sehingga anak ketika akan
masuk kekamar orang tuanya itu ada etika dan sopan santun yang harus
mereka lakukan tidak slonong boy tidak main masuk begitu saja.
Kalau waktu kita membahas tentang parenting anak dibawah 5 tahun kita
sudah membahas bagaimana agar anak sejak kecil, sejak dia bayi dia sudah
terbiasa terpisah dari tempat tidur orang tuanya jadi jangan dibiasakan punya
anak sampai 3 tahun umur 4 tahun atau bahkan 5 tahun masih satu kamar
bersama orang tuanya tidak dianjurkan nah lebih-lebih ketika sudah berusia
6 sampai 12 tahun maka salah satu pelajaran untuk mempersiapkan mereka
menuju baligh adalah memberitahu etika-etika seksualitas.
Ayah dan bunda anak–anak jaman sekarang itu anak-anak yang terlalu
cepat dewasa sehingga kemudian seringkali mereka sudah bicara soal
pacaran, soal jodoh-jodohan bahkan ketika mereka masih kelas 1 SD nah ini
makanya harus kita sejak awal memberikan batas-batas pergaulan antara
laki-laki dengan perempuan selain menutup aurot maka batas-batas
pergaulan antara laki-laki dengan perempuan sudah kita kenalkan.
Kita kenalkan juga walaupun nanti mungkin banyak diskusi panjang soal
masalah ini tentang permainan-permainan anak laki-laki dengan permainan-
permainan anak perempuan. saya tidak ingin mendikotomi bahwa ini anak
laki-laki, itu untuk anak perempuan, tetapi ada hal-hal yang sepantasnya
dimainkan oleh laki-laki dan sepantasnya dimainkan oleh perempuan.
Misalkan sebagai contoh kalau beladiri itu untuk anak laki-laki dan untuk
anak perempuan sama, jadi anak-anak kita kalau mau diajarkan bela diri
maka jangan membedakan beladiri laki-laki dengan bela diri perempuan
semua boleh, tetapi kalau main bola karena mungkin menurut saya ini masih
perlu kita diskusikan panjang lebar sebaiknya mungkin kalau permainan
bola untuk anak laki-laki untuk anak perempuan jangan main bola, tetapi
bermain yang lain bisa misalkan main kasti atau main yang lain seperti itu.
Kemudian yang kedua kita bisa memberi tahu kepada anak kita sejak
awal tanda-tanda baligh, kalau untuk anak laki-laki tanda-tanda baligh itu
yang jelas tanda-tanda baligh untuk anak laki-laki adalah mimpi basah, kalau
anak perempuan haid pertama.
Maka anak laki-laki itu sudah harus diberi pengetahuan tentang mimpi
basah dan bagaimana mandi wajib jangan sampai ketika anak kita menemui
mimpi basah dia tidak tahu ini apa dan kemudian dia tidak mandi wajib
sehingga kemudian sholat subuhnya menjadi tidak sah.
Karena ada anak laki-laki yang tidak tahu tentang mimpi basah itu ya
setelah mimpi basah ya dia fikir dia hanya ngompol saja dan setelah dia
bersihkan dia kemudian tidur lagi untuk anak yang diberi tahu tentang
mimpi basah dan bagaimana dia harus mandi wajib setelah mimpi basah
maka dia akan siap untuk melakukan hal itu begitu dia mengalami mimpi
basah dia kemudian membersihkan diri dengan mandi wajib dan besoknya
sudah sholat subuh seperti biasanya.
Nah bedanya adalah sholat subuhnya hari ini dengan sholat subuhnya
kemarin bahkan dengan sholat isya yang baru semalam itu sudah sholat
subuh yang berbeda nah disitu yang menpunyai perbudaan sehingga anak-
anak perlu diberi tahu tentang tanda-tanda baligh yang pertama tadi mimpi
basah.
Kemudian tanda-tanda baligh yang lain itu adalah ketika suara anak laki-
laki menjadi suara yang lebih baritone menjadi lebih ngebass ada juga tanda
anak laki-laki sudah mulai tumbuh bulu-bulu halus tumbuhnya ditempat-
tempat tertentu di tubuhnya itu harus diberitahu jangan sampai anak
kemudian bingung ini apa kenapa kok seperti ini, nah itu karena walaupun
ada juga sih anak yang misalkan tidak model kumisan begitu ya sehingga
tidak berkumis walaupun temen-temenya sudah berkumis dia blum berkumis
itu juga ada model-model seperti itu.
Ada juga tanda-tanda baligh yang lain itu otot anak laki-laki sudah
semakin besar dan dia semakin cepat tinggi semakin cepat dewasa itu yang
harus kita lakukan nah ini kita harus ajarkan dan beritahu kepada mereka.
Ayah dan bunda begitu kita tahu bahwa anak kita itu baligh maka kita
kemudian peluk dia dan beri nasehat kepada dia bahwa hari ini dia sudah
menjadi manusia dewasa seutuhnya dan mulai hari ini semua amalan yang
dia lakukan itu sudah dicatat oleh Allah SWT, amalan-amalan kebaikan
dicatat oleh Allah dan untuk dirinya sendiri amalan-amalan keburukan
dicatat oleh Allah dan juga akan berakibat pada dirinya dia sendiri juga.
Dengan memberi tahu kepada anak kita betapa berat dan besar tanggung
jawab menjadi manusia dewasa maka dia akan segera menyesuaikan diri
dengan kondisinya yang baru itu pentingnya kita memberi tahu kepada anak
kita.
Kemudian apa hal lain yang harus kita siapkan agar anak kita menjadi
atau anak kita bertemu dengan aqil balighnya dengan baik hal yang
berikutnya adalah mengajarkan kepada anak-anak kita hal –hal yang harus
dilakukan sebagai orang dewasa.
Misalkan ketika setrika dirumah rusak begitu, anak laki-laki atau anak
perempuan juga boleh itu mestinya bisa ikut memikirkan kalau setrika ruak
apa yang harus dilakukan ya mungkin jalan paling gampang beli aja setrika
baru begitu ya misalkan setrika mati begitu tetapi seorang anak laki-laki
mungkin bisa berfikir oh mungkin bukan setrikanya yang rusak mungkin
cuma sekedar kabelnya yang putus sehingga kemudian dia berusaha untuk
mengecek apakah kabelnya itu putus atau tidak itu sebuah contoh seorang
anak laki-laki yang sudah disiapkan untuk menuju baligh dia akan berfikir
sampai kesana bertanggungjawab.
Fakta ini kita lihat pada zaman Rosulullah dan para sahabat anak-anak
muda kalau kita masih sekarang menyebutnya anak remaja gitu ya, umur 18
tahun sudah mendapatkan amanah dari Rosulullah SAW menjadi panglima
perang yang memimpin 3000 orang seperti zaid bin harisah itu diberi
amanah, mohon maaf seperti usamah bin zaid, usamah bin zaid itu menjadi
panglima perang pada usia 18 tahun ditunjuk langsung oleh SAW mengapa,
ya karena dia sudah menjadi orang dewasa sepenuhnya.
Coba kita bayangkan dulu kita pada waktu berusia 18 tahun itu bisa apa,
Kebanyakan dari kita usia 18 tahun masih tergantung kepada orang tua kita
nah pendidikan yang ada sekarang ini memang pendidikan yang tidak pro
kepada kemandirian karena kalau ada anak yang berusia SMP atau SD
bekerja itu pasti kemudian dianggap eksploitasi anak padahal itu adalah hak
anak untuk bekerja hak anak untuk belajar mencari nafkah ini yang harusnya
kita luruskan kembali.
Tetapi mungkin kita berdebat dengan para aktivis para pro anak jaman
sekarang memang mungkin menghabiskan energi oleh karena itu kita
abaikan sajalah, kita coba anak anak kita didik, mempersiapkan mereka
untuk menjadi mandiri pada saat mereka memasuki usia aqil baligh ajarkan
mereka berdagang ajarkan mereka membuat produk-produk yang bisa
mereka jual ajarkan mereka melakukan hal-hal yang bisa dilakukan oleh
orang orang seusianya maka mereka akan menjadi anak-anak yang mandiri
dan anak-anak yang tidak perlu bergantung kepada siapa-siapa.