Anda di halaman 1dari 28

SWOT ANALYSIS Mengenai RELEVANSI

PANCASILA DI ABAD 21

Nama : Dhani Rizky Pradana


MK : Pancasila G733
NPM : 21042010025
Prodi : Administrasi Bisnis
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas : UPN “Veteran” Jawa Timur
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan..........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................2

2.1 Strength (Kekuatan) Pancasila......................................................................................2

2.2 Weakness (Kekurangan) Pancasila...............................................................................6

2.3 Oppurtunities (Peluang) Pancasila.............................................................................11

2.4 Threats (Hambatan dan Tantangan) Pancasila..........................................................15

BAB III PENUTUP...................................................................................................................21

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................21

3.2 Saran...........................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................22

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era reformasi ini atau di abad 21, Pancasila seakan tidak memiliki kekuatan
untuk mempengaruhi serta menuntun masyarakat Indonesia kedepannya yang terdapat di
dalam kehidupan berbangsa maupun bernegara. Pancasila sekarang ini tidak lagi
ditanamkan pada kehidupan sehari hari dan tidak sepopuler pada masa lalu. Para
penguasa maupun masyarakat di era sekarang seakan tidak peduli lagi dalam
melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa maupun bernegara.
Tetapi disini Pancasila harus tetap sebagai ideologi kebangsaan kita. Namun walau
begitu, Pancasila harus tetap menjadi dasar dalam menyelesaikan semua persoalan yang
dihadapi oleh bangsa Indonesia. Pancasila juga wajib ditanamkan atau diwariskan kepada
generasi muda bangsa Indonesia. penanaman nilai-nilai Pancasila sangat penting sekali
ditanamkan pada generasi muda sekarang ini yang sedang gila ide dan berkreasi.
Pancasila tidak hanya ditanamkan melalui pendidikan formal dan non formal, namun
dengan melakukan analisis SWOT ini juga dapat membantu generasi muda dapat
mengetahui aspek-aspek penting dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari
Pancasila sendiri, karena SWOT sendiri merupakan metode analisis perencanaan
strategis yang digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi Pancasila, dan juga seperti
yang diketahui bahwa anak atau generasi muda merupakan aset bangsa yang akan
meneruskan perjuangan bangsa Indonesia kita kedepannya. Kita sadari bahwa untuk
mewujudkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila sangatlah sulit dan tentu
jarang untuk dilakukan oleh generasi muda maupun masyarakat, namun tidak ada kata
lain untuk tidak mencoba dan menanam dalam diri sendiri.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apakah relevansi Pancasila di Abad 21 dengan menggunakan
SWOT analysis.
2. Untuk mengetahui bagaimana penanaman Pancasila di setiap poin-poin pada
SWOT analysis.
3. Untuk mengetahui sudut pandang kita terhadapat relevansi Pancasila di Abad 21
dengan menggunakan SWOT analysis.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Strength (Kekuatan) Pancasila.


1. Pancasila menjadikan generasi muda mengenang semangat para pahlawan.

Menurut saya di zaman sekarang Pancasila sangat penting bagi para generasi
muda dengan menanamkan Nilai nilai luhur Pancasila menjadikan pegangan bagi para
generasi muda untuk terus mengenang semangat para pahlawan dan juga menjadikan
pribadi yang mampu meningkatkan rasa cinta akan tanah air Indonesia, dengan murujuk
pada UU No. 20 Tahun 2009 pada poin B yaitu “Bahwa penghargaan atas jasa-jasa yang
diberikan oleh negara dalam bentuk gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan untuk
menumbuhkan kebanggaan, sikap keteladanan, semangat kejuangan, dan motivasi untuk
meningkatkan darmabakti kepada bangsa dan negara.” Contoh kasus yang dapat kita
pelajari yaitu, “Lembaga Kesiswaan dari Universitas Makassar memperingati
Kemerdekaan Indonesia yang ke-76 tahun, Upacara ini digelar di gerbang masuk kampus
Parangtambung, Selasa (17/8). Presiden BEM, Amastasha mengatakan upacara ini
digelar memperingati kemerdekaan sekaligus mengenang jasa pahlawan proklamasi
Indonesia. “Kami dari Lembaga Kesiswaan mengharapkan direalisasikan Pancasila dan
UUD 1945 sebagai dasar negara dan landasan hukum NKRI,” katanya. Lebih lanjut, Ia
berharap segala gejolak dan masalah yang terjadi di Indonesia saat ini bisa diselesaikan
dengan cepat.” Dikutip dari profesi-unm.com

2. Pancasila menjadikan kita paham akan hukum yang berlaku.

Karena pada dasarnya sendiri pancasila merupakan dasar negara dan dasar untuk
mengatur segala penyelenggaran negara, Pancasila sebagai dasar negara disini, berarti
setiap tindakan rakyat dan Negara Indonesia harus sesuai dengan Pancasila. Nah maka
dari itu, dapat kita ketahui bahwa dengan Pancasila ini kita dapat mengetahui dan paham
akan hukum yang berlaku di Indonesia dan bagaimana pengimplementasian kita di zaman
sekarang, sebagai bagian dari pembangunan hukum yang diarahkan untuk mencapai
tujuan negara harus berpijak kepada nilai-nilai Pancasila. Merujuk pada UU Pasal 1 UU
12/2011 pada poin ke 2 “Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang
memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh
lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam
Peraturan Perundang-undangan.” Dan juga pada Pasal 2 UU 12/2011 yaitu “Pancasila
merupakan sumber segala sumber hukum negara.” Kita dapat menemukan contoh kasus
yang dapat kita lihat sekarang dimasa pandemi, Data satgas perubahan perilaku sejak
penerapan PPKM Darurat 3 Juli 2021,  tingkat kepatuhan
masyarakat terhadap protokol kesehatan 3M secara
konsisten terus meningkat secara nasional. Dengan skala 1-
10, skor kepatuhan memakai masker meningkat dari 7,72 
pada periode 3-17 Juli 2021) menjadi 7,88  di 20 Agustus
hingga 3 September 2021. Skor kepatuhan menjaga jarak
juga meningkat dari 7,53 pada periode 3-17 Juli 2021
menjadi 7,75 pada periode 20 Agustus-3 September 2021. Sedangkan skor kepatuhan
mencuci tangan meningkat dari 7,64 pada periode 3-17 Juli 2021 menjadi 7,86 pada
periode 20 Agustus - 3 September 2021. Dan juga kasus positif di Indonesia sendiri
tengah mengalami penurunan yang cukup drastis, Menkominfo juga mengingatkan
masyarakat untuk tidak lengah menjaga protokol kesehatan meski sudah divaksinasi dan
kasus COVID-19 melandai. "Melandainya kasus covid-19 tidak terlepas dari kepatuhan
masyarakat menjaga prokes. Bila masyarakat terus menjaga prokes terutama memakai
masker dan mengikuti vaksinasi, Indonesia siap menghadapi tatanan hidup baru bersama
COVID-19, sehingga kasus konfirmasi harian terus melandai," pungkasnya.”

3. Pancasila menjadikan Generasi Muda terjauh dari perpecahan.

Di era serba digital seperti pasti banyak sekali isu SARA yang menyebar dengan
cepat dan menimbulkan banyak sekali kontra dikalangan masyarakat yang akhirnya
menimbulkan perpecahan, penyebaran isu SARA ataupun perpecahan menjadi sangat liar
dan akselerasi isu menjadi mudah meluas diberbagai platform media sosial. Karena itu,
mencegah perpecahan dinilai penting untuk membangun daya tangkal yang kuat bagi
masyarakat, khususnya di dunia maya. Dengan menerapkan Pancasila disini masyarakat
mampu mencegah perpecahan karena dengan menerapkan nilai nilai pancasila dan
menanamkan pada diri kita akan mampu memberitahu kita mana yang salah dan mana
yang benar dari berita yang membuat perpecahan, merujuk pada UU ITE Pasal 28 Ayat 2,
“setiap orang dilarang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang
ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau
kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan
(SARA).” Contoh kasus yang dapat kita ambil yaitu, Sejumlah  anggota organisasi massa
(ormas), Minggu (12/9/2021) melakukan pertemuan dan doa bersama di rumah bapak
Agus, tokoh masyarakat Kelurahan Rejasa, Madukara, Banjarnegara. Dengan penerapan
pancasila ke 4 Pertemuan yang digelar guna membahas dan bermusyawarah agar tidak
adanya indikasi terjadinya perpecahan di Banjarnegara pasca penetapan Bupati
Banjarnegara sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi di Dinas PUPR setempat
oleh KPK. Ketua Forjasi Imam Naf'an menyampaikan bahwa pertemuan ini digagas untuk
saling berbagi informasi guna menghindari terjadinya perpecahan di Banjarnegara. 
Karena ada indikasi ke arah sana. Hal senada juga disampaikan oleh Ketua GMBI
Banjarnegara, Widiana Kartika.  Ia berharap agar indikasi perpecahan di masyarakat
harus disikapi dengan bijak. Sehingga ke depan, Banjarnegara akan lebih baik lagi.

4. Pancasila mampu menjadi Pandangan dan Pedoman dalam hidup


bermasyarakat warga negara.

Dizaman sekarang dibutuhkan Pancasila didalam kehidupan kita, dengan


pancasila ini mampu membuat kita menjadikan kita berkepribadian Bela Negara bukan
hanya Pancasila ini sebagai Ideologi atau dasar Negara saja, namun nilai-nilai yang
terkandung mampu menjadikan kehidupan mendasar yang dijadikan sebagai pedoman
dan petunjuk dalam menjalani kehidupan keseharian kita sebagai warga negara. Baik
kehidupan dalam berkeluarga, bermasyarakat, maupun berbangsa. Nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila ini juga cukup umum sehingga mampu dikatakan mencakup
berbagai hal aspek dalam kehidupan sehari-hari. Dan juga memiliki tujuan yang yang baik
dan tentu sesuai dengan karakteristik berbangsa dan bernegara, dapat merujuk pada
MPR No. II/MPR/1979 menimbang bahwa, pada poin a “Pancasila yang merupakan
pandangan hidup Bangsa dan dasar Negara Republik Indonesia perlu dihayati dan
diamalkan secara nyata untuk menjaga kelestarian dan keampuhannya demi terwujudnya
tujuan Nasional serta cita-cita Bangsa seperti tercantum dalam Pembukaan
UndangUndang Dasar 1945” dan pada poin b “bahwa demi kesatuan bahasa, kesatuan
pandangan dan kesatuan gerak langkah dalam hal menghayati serta mengamalkan
Pancasila diperlukan adanya Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.” Seperti
contoh kasus gotong royong di Desa Munggu yang terletak di Kecamatan Sungaiselan,
Kabupaten Bangka Tengah, sebagian besar wilayahnya adalah hutan produksi yang
memiliki beragam potensi. Karena memiliki tanah yang subur, sejak dahulu banyak
pendatang yang dari daerah lain, bahkan dari luar Pulau Bangka membuka lahan
perkebunan. Hingga akhirnya banyak yang menetap, lalu terbentuk kelompok sosial
masyarakat dengan mengedepankan gotong royong sebagai kearifan lokal. Tradisi gotong
royong juga tercermin dalam menggarap perkebunan atau pertanian. Sebagai contoh,
para petani membentuk kelompok-kelompok tani, misalnya ada 6 atau 7 orang membuat
kelompok yang secara bergantian menggarap kebun milik masing-masing anggota.

5. Pancasila membuat kita memiliki sifat berbudi pekerti luhur.

Dizaman sekarang banyak warga sendiri terutama anak muda melupakan sifat
yang berbudi pekerti luhur, padahal hanya dengan berbicara sopan dengan orang yang
lebih tua ataupun teman seusia ini merupakan cerminan dari Pancasila yang dimana
dengan sikap positif seseorang terhadap Pancasila dapat terlihat bila selalu berusaha
mengamalkan nilai-nilai Pancasila warga indonesia mampu berperilaku baik sesai nilai
Pancasila, nilai-nilai Pancasila yang telah diyakini harus diamalkan atau diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Masyarakat
Indonesia membuat kesepakatan yang luhur untuk mendirikan negara Indonesia
berdasarkan Pancasila dan merealisasikan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek
penyelenggaraan dan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Merujuk pada jurnal
bahwasannya, “Pembangunan karakter bangsa sudah menjadi harga mati pada masa-
masa sekarang ini. Perilaku-perilaku menyimpang yang telah membudaya hanya dapat
diberantas secara tuntas dengan mengubah pola pikir dan karakter seseorang. Terkadang
kita sulit untuk menentukan parameter yang sesuai terlebih-lebih dengan kemajemukan
bangsa Indonesia yang terdiri dari bermacamma cam etnis, agama, budaya, dan
sebagainya.Di sinilah kita semestinya kembali kepada nilai-nilai luhur bangsa yang
terkandung dalam pancasila. Pada hakikatnya pendidikan pancasila adalah upaya sadar
diri suatu masyarakat dan pemerintah suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup
dan kehidupan generasi penerusnya”. Contoh kasus yang dapat kita pelajari, Pada
kesempatan itu, Azis juga menjelaskan bahwa Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Cirebon
memiliki komitmen untuk berperan lebih banyak dalam pendidikan anak usia dini.
“Dikarenakan pendidikan usia dini ini menentukan arah bangsa kita,” jelasnya. Anak-anak
yang berbudi luhur, berakhlak baik dan memiliki kecerdasan, sambung Azis, akan mampu
membawa bangsa ini menjadi bangsa yang besar dan berjaya. Untuk itu, Azis meminta
kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Drs. H. Agus Mulyadi, M.Si., selaku
ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk dapat ikut andil membiayai
kegiatan-kegiatan PAUD.

2.2 Weakness (Kekurangan) Pancasila.


1. Pancasila memberikan kita kebebasan berpendapat namun banyak yang
tidak bertanggung jawab.

Dizaman sekarang yang serba digital mampu membuat kita memberikan dampak
yang positif maupun negatif, seperti yang dapat kita ambil dari posisi negatifnya, pancasila
ini juga memiliki kekurangan yaitu pancasila memberikan kita kebebasan namun banyak
yang tidak bertanggung jawab seperti, kebebasan berpendapat banyak orang yang dapat
berpendapat namun meranah pada bahasa yang menyinggung satu sama lain yang
berujung konflik, kebebasan berpendapat merupakan salah satu pilar dan tolok ukur
kehidupan demokrasi yang sehat, namun perlu kita garis bawahi bahwa batas dari
kebebasan berpendapat ada dua yaitu pertama adalah kebebasan individu lain dan
kedua adalah peraturan perundang-undangan dan pancasila. Merujuk pada UU No 9
tahun 1998 pasal 1 pada poin pertama yaitu, “Kemerdekaan menyampaikan pendapat
adalah hak setiap warga negara untuk menyampaikan pikiran dengan lisan, tulisan, dan
sebagainya secara bebas dan bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.” Contoh kasus yang dapat kita pelajari Luhut
Laporkan Haris Azhar-Fatia: Kebebasan Berpendapat Harus Ada Etika, dirinya menemui
banyak penyesatan opini, sebaran fitnah kebohongan serta tuduhan tak berdasar yang
dialamatkan kepada suatu orang atau lembaga, salah satunya seperti yang dilakukan
Haris Azhar dan Fatia kepada dirinya. Tuduhan itu disebar di media sosial. "Sejujurnya
saya tidak pernah mempermasalahkan pendapat orang lain terhadap saya, karena saya
memahami bahwa perbedaan pendapat itu pasti ada dan inilah berkah Tuhan YME
sesungguhnya. Terlebih kita tinggal di negara demokrasi di mana kebebasan berpendapat
dihargai," ujarnya. "Tetapi kita harus ingat bahwa kebebasan berpendapat dan
berekspresi haruslah disertai etika dan bertanggungjawab.

2. Masih kurangnya keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dizaman sekarang atau sebelumnya pun keadilan di negara ini sangat kurang,
kurangnya keadilan disini telah mencoreng nilai pancasila pada sila kelima, padahal
Hukum menjadi panglima dan keadilan adalah segala-galanya, namun rakyat kecil masih
kurang diberi keadilan, bahwa kita ketahui keadilan hanya untuk orang yang memiliki tahta
ataupun uang yang banyak, Terkadang yang berjuang tidak mendapatkan apapun
sedangkan yang biasa saja mendapatkan banyak dengan uang semua bisa dikendalikan
dengan mudah, padahal jika kita merujuk pada Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar
1945 menentukan “bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan,
dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.” Yang
berarti semua orang itu sama dimata hukum dan tidak membeda bedakan serta
mendapatkan keadilan yang sama, contoh khasus yang dapat kita teladani, seperti kasus
yang baru ini yaitu tentang undang-undang omnibus law yang menimbulkan kontra bagi
banyak masyarakat yaitu Pengesahan RUU Omnibus Law Cipta Kerja menjadi Undang-
Undang oleh DPR RI pada Senin (5/10/2020) mendapat protes keras dari banyak pihak.
UU Omnibus Law Cipta Kerja dinilai akan merugikan rakyat Indonesia, terutama
buruh/pekerja, anti-lingkungan hidup, mengabaikan HAM, dan lain-lain. Sejumlah lembaga
dan aktivis mengeluarkan Mosi Tidak Percaya kepada Pemerintah Indonesia dan DPR RI
setelah disahkannya UU Cipta Kerja. Dijelaskan dalam rilis tersebut, alih-alih memikirkan
nasib petani dan nelayan yang kehilangan sumber penghidupannya, RUU Cipta Kerja
justru memfasilitasi keserakahan dan korupsi banyak investor hitam dengan bantuan
oligarki. Oligarki adalah persekutuan antara pengusaha dan pejabat pemerintah/aparat
keamanan yang menggunakan berbagai cara untuk merampas sumber penghidupan
masyarakat, dengan dalih pengadaan lahan untuk "kepentingan umum" tanpa indikator
yang bisa dipertanggungjawabkan dengan jelas.
3. Masih kurangnya pendidikan Pancasila di masyarakat.

Tidak dipungkiri bahwa penanaman pendidikan Pancasila di masyarakat jauh dari


kata cukup karena masih banyaknya masyarakat yang menganggap remeh, serta sarana
prasana yang kurang memadai memicu kurangnya pendidikan Pancasila ini, pengajaran
Pancasila menjadi Pendidikan Kewarganegaraan berdampak. Buktinya, penanaman nilai-
nilai ternyata tidak bisa diperoleh dari pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Sebab,
ternyata pelajaran tersebut hanya hafalan dan sekadar menambah pengetahuan.dengan
tersebut warga hanya diajarkan materi saja namun tidak di realisasikan, mengacu pada
jurnal yaitu “Pemerintah harus lebih memaksimalkan kembali pendidikan karakter bangsa
yang berlandaskan Pancasila disetiap sekolah sejak sekolah dasar, sekolah menengah,
dan bahkan perguruan tinggi. Pembelajaran Pancasila di sekolah dasar sangat penting
artinya, karena merupakan proses awal dalam rangka pengembangan karakter manusia
selanjutnya, dan Pancasila merupakan jiwa dari seluruh rakyat Indonesia, yang
mengandung nilai-nilai luhur dan ajaran moralitas. Pendidikan Pancasila yang diberikan
pada siswa di sekolah menengah juga sama pentingnya, mengingat bahwa teknologi yang
semakin hari semakin terus berkembang pesat, mengakibatkan para penerus bangsa lupa
akan pentingnya Pancasila dalam kehidupan mereka. Perguruan tinggi juga sangat
penting diajarkan pendidikan Pancasila karena mahasiswa adalah bibit bangsa dan masa
depan bangsa, maka dengan menerapkan Pancasila, warga negara Indonesia diharapkan
mampu memahami, menganalisis, dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh
masyarakat, bangsa, dan negara secara konsisten dan berkesinambungan dengan cita-
cita dan tujuan nasional seperti yang digariskan dalam pembukaan UUD 1945” contoh
kasus yang dapat kita pelajari yaitu Bambang Wisudo dari Sekolah Tanpa Batas
memaparkan, di tingkat SD misalnya, materi Pancasila dalam pendidikan kewarganeraan
diajarkan di kelas 2 dan 6 dengan porsi kecil. Di SMP diajarkan di kelas VIII, sedangkan di
SMA di kelas XII. Materi pendidikan kewarganegaraan yang disajikan di sekolah dinilai
memberatkan. Di jenjang SD sudah dikenalkan soal ketatanegaraan. Padahal, semestinya
di jenjang inilah pendidikan Pancasila semestinya untuk membangun karakter anak
bangsa. Adapun di jenjang SMP dan SMA materi pendidikan kewarganegaraan seakan-
akan hendak menjadikan siswa ahli tata negara. Semestinya di jenjang ini, siswa diajarkan
untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab, aktif, dan kritis menyikapi situasi
sosial dan kewarganegaraan.

4. Penerapan pancasila yang kurang di masyarakat.

Pesatnya perkembangan di dunia atau era globalisasi membuat masyarakat


kurang diminati ataupun pancasila ini kurang diterapkan oleh berbagai kalangan
masyarakat, padahal pancasila ini memiliki nilai-nilai yang baik bagi kita, pancasila ini
masih kurang diminati masyarakat dikarenakan kurangnya pendidikan yang diberikan.
kekhawatiran terbesar dalam perubahan karakter dan juga tingkah laku generasil milenial.
Perkembangan teknologi ternyata masih menjadi hambatan untuk mendekatkan
dan menyatukan anak bangsa. Akibat dari tidak seimbangnya antara perilaku milenial
dengan penerapan Pancasila adalah ciri khas bangsa kita, seperti gotong royong yang
mulai memudar    seiring    berjalannya waktu. Hal ini menjadikan    generasi milenial
menjadi manusia yang individualis, serta kurangnya rasa Nasionalisme dan Patriotisme.
Merujuk pada jurnal yaitu “Pancasila kehilangan eksistensi sebagai ideologi di gelombang
revolusi industri 4.0 bisa saja terjadi apabila pemerintah selaku penyelenggara negara dan
masyarakat pada umumnya tidak bekerja sama untuk saling menumbuhkan kesadaran
mengenai pentingnya nilai-nilai Pancasila bagi kehidupan bersama dimasa yang akan
datang. Pancasila merangsang dan sekaligus menjiwai dinamika kehidupan itu sedangkan
pada waktu yang sama dinamika kehidupan itu merangsang dinamika internal yang
terkandung dalam Pancasila sebagai ideologi terbuka untuk mengembangkan jati dirinya.
Maka dari itu, Pancasila harus juga diaktualisasikan dalam berbagai bidang kehidupan.”
Dilansir dari microsoft melalui Digital Civillity Index (DCI) menunjukan bahwa pengguna
media sosial atau netizen Indonesia adalah netizen yang memiliki tingkat kesopanan
paling rendah di Asia Tenggara. Melihat yang terjadi di lapangan, rasanya sangat
diperlukan pembelajaran dan pemahaman kembali mengenai pendidikan pancasila
sebagai landasan perilaku masyarakat, yang harusnya bukan hanyasebatas praktik
secara langsung melainkan juga di media sosial, sebab pancasila merupakan landasan
yang dapat mengikuti zaman. Jika nilai-nilai pancasila dapat dipahami dan diterapkan oleh
masyarakat tentu akan mengurangi kesalahan di media sosial dan meningkatkan
kesopanan. Sebagai contoh untuk kasus rasisme yang sering terjadi di media sosial
tentang Agama, Suka, dan Warna kulit. Dengan sila-sila yang terdapat dalam pancasila
akan menghapus masalah tersebut karena pancasila menghargai setiap agama dan
menghargai pemeluknya, memiliki kesamaan hak dan kewajiban sebagai warga negara
tanpa memandang asal usul nya, menjunjung etika sebagai dasar masyarakat yang
beradab. Selain itu juga rasa persatuan dan kesatuan yang ada di pancasila akan
membuat rasa ingin menghina atau merendahkan yang berbeda akan berkurang.

5. Pembelajaran Pancasila yang masih monoton hanya terpaku dalam hafalan.

Diera serba digital kini padahal penanaman Pancasila seharusnya tidak perlu
dilakukan dengan metode penghafalan karena hanya masuk didalam otak saja namun
tidak ada pengimplementasian, seharusnya yang efektif yaitu dengan adanya
pengimplementasian seperti pembelajaran pancasila ini harus adanya kegiatan nyata,
seperti penanaman pancasila ini harus diberitahu cara pengimplementasian yang baik dan
benar seperti apa, diberi video/cuplikan tentang penanaman pancasila dan memberi
pengarahan. Agar para siswa atau generasi muda ini tahu bagaimana yang tepat untuk
memberlakukan nilai-nilai pancasila ini. Merujuk pada jurnal yaitu, “proses belajar
mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan
peserta didik atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif
untuk mencapai tujuan tertentu”.peserta didik mampu menguasai kompetensi pokoknya,
yaitu civic knowledge, civic skill, dan civic disposition. Untuk menanamkan tiga kompetensi
tersebut, maka seorang guru harus memiliki strategi dalam proses belajar dan mengajar,
karena tanpa strategi seorang guru akan kesulitan untuk membangun ketiga kompetensi
tersebut. Strategi pembelajaran selama ini menjadi kendala sebagian besar guru di
Indonesia, karena metode yang digunakan selalu monoton, kurang kreatif dan variatif,
sehingga kolaborasi antar metode pembelajaran di kelas sangat jarang ditemui.” Contoh
kasus yang dapat kita pelajari yaitu, “Belajar PPKn Asyik dengan Metode Snowball
Throwing. Dengan pembelajaran snowball throwing kelas VIIB SMP Negeri 2 Kandeman,
hasilnya meningkat dilihat dari rata-rata kelas yang berjumlah 28 peserta didik yang tuntas
12 anak 42,85 persen setelah pembelajaran melalui metode snowball throwing kelas VIIB
yang tuntas menjadi 26 peserta didik atau 93 persen. Guru membentuk kelas menjadi
beberapa kelompok, dengan jumlah anggota empat sampai lima peserta didik. Ketua
kelompok mendapatkan penjelasan tentang maateri makna proklamasi kemerdekaan.
Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya, kemudian menyampaikan
materi yang dijelaskan oleh guru kepada teman-temannya. Peserta didik masing-masing
menuliskan satu pertanyaan menyangkut materi yang dibuat oleh ketua kelompok. Kertas
yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilemparkan dari satu siswa ke
siswa yang lainnya selama benerapa menit. Setelah siswa dapat satu bola/satu
pertanyaan, siswa dipersilakan menjawabnya secara bergantian. Guru memfasilitasi
peserta didik dengan sumber belajar lain.Guru membimbing kelompok untuk
menghubungkan informasi yang diperoleh untuk menyimpulkan materi serta membimbing
perserta didik menyusun laporan hasil telaah. Laporan dapat berupa displai, bahan
tayang, maupun dalam bentuk kertas lembaran. Setiap kelompok menyajikan hasil telaah
di kelas atau melalui memajang hasil telaah (displai) di dinding kelas dan kelompok lain
saling mengunjungi dan memberikan komentar atas hasil kelompok lain.”

2.3 Opportunity (Peluang) Pancasila.


1. Pancasila menjadikan masyarakat terarah dengan nilai-nilai yang ada.

Pancasila sendiri memiliki nilai nilai yang mampu memberikan arahan kepada
generasi muda atau millenial sekarang, pancasila yang bukan hanya sebagai ideologi
negara saja namun dapat kita lihat dari segi nilai nilai yang ada bagi para pemuda,
Pancasila itu  sebagai dasar berprilaku seseorang terhadap orang lain. sebagai warga
milenial, kita harus melaksanakan nilai Pancasila, diantaranya sikap yang bisa dilakukan
oleh generasi milenial yaitu toleransi terhadap agama lain, saling tolong menolong, dan
tidak diskriminasi. Anak muda yang nanti menjadi agent of change, harus memiliki dasar
kepatuhan terhadap nilai nilai Pancasila agar menjadi agent yang berakar, bersemangat,
dan terarah bagi bangsa agar mampu menempuh cita-cita negara sesuai jalannya
Pancasila. Mengacu pada jurnal yaitu “Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila akan
mengajarkan cara berfikir dan bertindak yang sesuai dengan ideologi negara dan juga
memberikan arahan kepada masyarakat millenial. Banyaknya pengaruh negatif terhadap
suatu negara salah satunya adalah lunturnya nilai-nilai luhur yang melakat disuatu negara,
dan inipun yang terjadi di Indonesia saat ini, dengan banyaknya pengaruh globalisasi
salah satunya adalah pengaruh dari budaya luar yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila. Contoh kasus yang dapat kita ambil yaitu Gubernur Lemhannas, Letjen TNI
(Purn.) Agus Widjojo memberikan rekomendasi kepada untuk pemerintah, TNI, maupun
Polri dalam mendukung wawasan kebangsaan masyarakat guna menanamkan nilai-
nilai Pancasila. Ia menyatakan, diperlukan peningkatan efektivitas dan efesiensi bagi
seluruh aparat pemerintah maupun nonpemerintah guna mendukung wawasan
kebangsaan masyarakat. Gebyar Wawasan Kebangsaan ini merupakan strategi tentang
menyamakan pemahaman nilai-nilai Pancasila dengan generasi muda khususnya dan
masyarakat pada umumnya dalam rangka memperingati hari lahir Pancasila pada setiap 1
Juni. Diharapkan milenial dapat menjadi agen-agen penggerak perubahan dalam rangka
meningkatkan kualitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang lebih
baik.

2. Pancasila mampu mempererat persatuan dan kesatuan.

Pancasila mampu mempererat persatuan dan kesatuan disini yang dimaksud yaitu
dengan penanaman nilai pancasila yang sudah dikatakan seperti yang diatas,
bahwasannya dengan nilai pancasila ini mampu memperkuat persatuan dan kesatuan kita
dan dengan arti begitu maka kita mampu menghindari perpacahan dengan adanya
berbagai isu-isu yang membuat kita terpecah belah. Prinsip Bhineka Tunggal Ika, adalah
nasionalisme Indonesia, Kebebasan yang bertanggung jawab, wawasan nusantara, serta
persatuan pembangunan untuk mewujudkan cita-cita reformasi. Salah satu cara
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dapat melalui pengimplementasian
Pancasila. Selain itu dapat juga pengimplementasian Sumpah Pemuda dan semboyan
Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Merujuk pada jurnal yaitu, “masyarakat
Indonesia terkena dampak negatif dari era global yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu,
adanya perubahan sikap dan perilaku masyarakat Indonesia yang semakin tidak sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila. Dengan penerapan nilai-nilai Pancasila merupakan nilai dasar
dan pedoman sikap dan perilaku masyarakat Indonesia. Pancasila yang merupakan
ideologi bangsa Indonesia, merupakan pedoman dan pegangan bagi masyarakat
Indonesia untuk melangkah dan bertindak. Pancasila terdapat lima sila dimana, kelima sila
Pancasila merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang berkembang dalam kehidupan rakyat
Indonesia yang beragam. Contoh kasus yang dapat kita pelajari adalah “Pageralan Seni
Budaya Nasional dalam rangka Sosialisasi Empat Pilar MPR di Pantai Barat Kawasan
Wisata Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Pagelaran Seni Budaya
Mampu Merajut Persatuan dan Kesatuan Bangsa, Bahwa seni budaya adalah bagian
utama dan paling utama bagi kita dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan
bernegara berdasarkan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal
Ika.”

3. Pancasila menjadikan masyarakat memiliki sifat Berbangsa dan Bernegara.

Indonesia kini dihadapkan oleh banyak sekali rintangan di era globalisasi seperti
ini, jiwa berbangsa dan bernegara masyarakat mulai luntur dan seakan suudah mau hilang
karena adanya westernisasi dikalangan generasi muda, padahal jika kita telisik lagi nilai
pancasila juga dapat membangun sifat berbangsa dan bernegara masyarakat sendiri,
pancasila merupakan pilihan yang terbaik bagi bangsa Indonesia karena bisa mengatasi
keberagaman dalam masyarakat Indonesia dengan sifat tetap toleran terhadap banyaknya
perbedaan yang ada. Pancasila sebagai dasar negara tidak menghapus perbedaan tetapi
bisa merangkum semua menjadi satu semboyan empiris khas Indonesia yang dinyatakan
dalam “Bhinneka Tunggal Ika”. Mengacu pada jurnal dikatakan bahwa “Pancasila
berperan besar dalam menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotism di kalangan
generasi muda. Apapun langkah tindakan yang dilakukan harus selalu didasrakan nilai-
nilai Pancasila. Pancasila yang memiliki lima sila yang antara sila satu yang lain saling
menjiwai dan dijiwai dan menunjukan satu kesatuan yang utuh, memiliki makna yang
sangat dalam untuk menjadi landasan bersikap bertindak dan bertingkah laku. Berbagai
tantangan sudah dialamai bangsa Indonesia untuk menggantikan ideologi Pancasila tidak
menggoyahkan keyakinan kita bahwa Pancasila yang cocok sebagai dasar negara dan
sebagai ideologi sejati di negara Indonesia.” Contoh kasus yang dapat kita pelajari “Dalam
rangka membentuk masyarakat yang berkarakter dan berwawasan Kebangsaan, Satuan
Kewilayahan Kodim 0913/Penajam Paser Utara (PPU), Korem 091/ASN yang berada di
bawah naungan Kodam VI/Mulawarman melaksanakan kegiatan pembinaan wawasan
kebangsaan TW III TA. 2021 yang bertempat di Sanggar Pramuka Kodim 0913/PPU,
Dalam arahannya Dandim 0913/PPU Letkol Inf Dharmawan Setyo Nugroho SIP
menyampaikan,” Wawasan kebangsaan harus dipahami sejak dini, karena untuk
menanamkan ideologi kebangsaan yang kuat dan rasa cinta tanah air serta mengetahui
dasar negara Indonesia yaitu Pancasila.”

4. Pancasila sebagai pemecah konflik jika terjadi konflik.

Dizaman yang serba digital memang banyak sekali terjadi konflik yang bahkan
cuma karena berita hoax yang berterbaran, Pancasila sebagai dasar negara Indonesia
adalah cerminan kehidupan bangsa Indonesia, oleh karena itu ketika kehidupan
berbangsa mengalami masalah maka Pancasilalah yang akan menjadi jalan keluarnya.
Banyak sekali peran Pancasila dalam mengatasi konflik di Indonesia, baik itu konflik
mengenai ideologi, disintegrasi, agama dan lain sebagainya. penyelesaian konflik dapat
dilakukan dengan mencari solusi dalam butir-butir Pancasila serta mengedepankan nilai
sila ke 4 yakni Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan. Merujuk pada UU No 07 tahun 2012 pasal 1 bahwa “Konflik
Sosial, yang selanjutnya disebut Konflik, adalah perseteruan dan/atau benturan fisik
dengan kekerasan antara dua kelompok masyarakat atau lebih yang berlangsung dalam
waktu tertentu dan berdampak luas yang mengakibatkan ketidakamanan dan disintegrasi
sosial sehingga mengganggu stabilitas nasional dan menghambat pembangunan
nasional. 2. Penanganan Konflik adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara
sistematis dan terencana dalam situasi dan peristiwa baik sebelum, pada saat, maupun
sesudah terjadi Konflik yang mencakup pencegahan konflik, penghentian konflik, dan
pemulihan pascakonflik.” Contoh kasus yang dapat kita lihat adalah “Staf Khusus Ketua
Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Romo Benny Susetyo,
menegaskan nilai di Pancasila adalah satu-satunya solusi penyelesaian konflik di
Indonesia. Menurutnya Negara Indonesia yang berpenduduk majemuk mulai dari suku,
budaya, dan agama tidak menutup kemungkinan menjadi sebuah potensi konflik. Dalam
kesempatan yang sama, Pelaksana Tugas Deputi Bidang Hukum, Advokasi dan
Pengawasan Regulasi, Ani Purwanti, mengapresiasi Sulawesi Utara Khususnya
Kabupaten Minahasa. Karena dinilai sebagai salah satu daerah sangat kondusif dalam
kerukunan umat beragama. "Keberhasilan Minahasa Utara dalam menyelesaikan konflik
khususnya dengan pendirian rumah ibadah dan toleransi moderasi dan beragama sangat
baik,” ucapnya.”
5. Pancasila menyebabkan masyarakat patuh terhadap Hukum.

Pancasila sendiri sebagai landasan ideologi sebuah negara yang sumber


hukumnya berasal dari pancasila dan sebagai warga negara kita harus patuh terhadap
Hukum karena dengan adanya hukum ini maka negara akan terhindar dari segala
ancaman penyelewengan ataupun pelanggaran, walau ada yang melanggar maka ada
hukum yang akan memberi sanksi yang setimpal dengan apa yang diperbuatnya, merujuk
pada jurnal yaitu “Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum sudah mendapatkan
legitimasi secara yuridis melalui TAP MPR Nomor XX/MPRS/1966 tentang Memorandum
DPR-GR Mengenai Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia dan Tata Urutan Peraturan
Perundang Republik Indonesia. kedudukan Pancasila kemudian memberi kesadaran
kepada bangsa Indonesia untuk menjadikannya sebagai rujukan mutlak bagi tatanan
kehidupan baik dalam bersosial masyarakat, berpolitik, beragama, maupun berhukum.
Pada tatanan hukum atau dalam berhukum, kedudukan Pancasila dipertegas sebagai
sumber tertib hukum atau yang dikenal dengan sebutan sumber segala sumber hukum.
Pancasila diharapkan sebagai dasar negara sehingga suatu kewajiban bahwa dalam
segala tatanan kenegaraan entah itu dalam hukum, politik, ekonomi maupun sosial
masyarakat harus berdasarkan dan bertujuan pada Pancasila. Contoh kasus yang dapat
kita pelajari yaitu, Terciptanya Desa Sadar Hukum, Kejaksaan Negeri Kabupaten
Tasikmalaya Bentuk Desa Binaan, dengan membentuk desa sadar hukum, upaya
terciptanya desa yang mampu  sadar akan hukum, Kejaksaan Negeri Kabupaten
Tasikmalaya melakukan inovasi dengan membentuk Desa Binaan Kejaksaan dalam
Program Jaksa Sahabat Desa. Desa yang terpilih dalam pelaksanaan Inovasi Desa
Binaan merupakan desa yang proaktif untuk mendapatkan pendampingan Kejaksaan.
Seperti salah satunya Desa Cipondok, Kecamatan Sukaresik dan peresmiannya langsung
oleh Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Tasikmalaya Rahmadiyagus, SH, MH. Dalam
rangka optimalisasi Penggunaan Dana Desa, dibentuknya Desa Binaan demi
meminimalisir penyalahgunaan Dana Desa yang dapat merugikan keungan Negara. 
Pihaknya berharap dengan inovasi desa binaan memberi dorongan terhadap desa-
desa lainnya dalam pengelolaan dan deaa yang lebih baik kedepannya.
Membentuk desa binaan sadar hukum (Binmatkum). Pembentukaan desa binaan
dimaksudkan agar masyarakat semakin tahu dan mengerti tentang aturan hukum.
2.4 Threats (Ancaman) pancasila.
1. Adanya sikap Intoleransi dan radikalisme yang tumbuh di masyarakat.

Dengan banyaknya masyarakat yang tidak lagi peduli dengan nilai-nilai Pancasila
dan ditanam dalam diri kita sebagai pedoman akan menjadikan tatanan dalam diri kita ini
yang memiliki jiwa berbangsa dan bernegara, Pancasila saat ini sudah memudar bahkan
cenderung diabaikan oleh sebagian masyarakat Indonesia dan Ini sangat berbahaya
karena nilai nilai Pancasila dapat  digantikan oleh ideologi lain atau gerakan yang ingin
mengubah Pancasila, untuk mencegah terjadinya radikal ini harus adanya bahan yang
diajarkan secara dini kepada anak anak  tentang norma dan nilai nilai Pancasila. Merujuk
pada jurnal yaitu “Indonesia dan Pancasila satu kesatuan. Kalau Pancasila itu hilang,
Indonesia pun akan hilang. Kalau ada gerakan-gerakan yang ingin merubah Pancasila,
ingin menjadikan Indonesia sebagai negara agama, ingin agama tertentu menjadi
dominan khusus dalam pranata sosial, hukum dan lainnya, ini akan berakibat integrasi
sosial dan itu akan terancam. Jadi gerakan radikalisme dikonotasikan pada gerakan-
gerakan yang ingin melakukan perubahan pada nilai Pancasila, Bhineka Tunggal Ika,
Undang-undang Dasar 1945, dan NKRI dengan cara menjadikan Indonesia menjadi
negara agama. Hal itu tidak melalui jalan demokrasi, bahkan menolak demokrasi.” Contoh
kasus yang dapat kita pelajari yaitu “Jaringan Mubaligh Muda Indonesia (JAMMI) menilai
pandangan Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, mengenai radikalisme dan terorisme itu
nyata dianggap tepat. Aksi bom bunuh diri Gereja Katedral Makasar, pada Minggu
(28/3/2021) menjadi kelabu dan menambah rentetan panjang pelaku aksi bom bunuh diri.
Irfaan menegaskan, ancaman dari ideologi radikalisme dan terorisme benar-benar nyata.
“Terorisme itu berasal dari sikap radikal yang menganggap selain kelompoknya adalah
salah. Radikalisme dan terorisme merupakan ancaman yang benar-benar nyata bagi
kemajemukan bangsa Indonesia,” sambungnya.

2. Banyak bermunculan Westernisasi atau Kebudayaan luar yang menjamur.

Banyaknya westernisasi ini menyebabkan masuknya budaya luar yang sungguh


dapat mengkikis nilai nilai pancasila dalam diri kita, menjadikan kita lupa dengan norma
norma yang berlaku sehingga mampu merusak generasi muda bangsa Indonesia,
masuknya budaya luar ini mampu membuat masyarakat ingin memakai apa yang dipakai
orang luar. westernisasi juga terjadi karena adanya kecenderungan masyarakat yang
menganggap bahwa kebudayaan barat lebih maju, modern, keren, dan lebih bergaya.
Adanya anggapan tersebut membuat masyarakat mengadopsi semua kebudayaan barat
tanpa melakukan filter. Merujuk pada jurnal yaitu, dampak negatif yang terjadi karena
adanya modernisasi dan globalisasi adalah mudahnya masyarakat mengakses budaya-
budaya yang berasal dari luar negeri dan tanpa filter yang kuat dari bangsa ini sehingga
budaya yang berasal dari luar sangat mudah masuk dan meracuni generasi bangsa ini.
Budaya global juga pada akhirnya meng-
universalkan masalah-masalah makna dan identitas,
nilai dan keyakinan, tetapi juga melegitimasi
identitas-identitas dan sistem-sistem makna yang
khas dan bersifat khusus. Semua nilai dan
keyakinan menurut kaum fundamentalis pada
akhirnya akan diproklamasikan sebagai kebenaran yang universalistik, sebagai kandidat-
kandidat untuk globalisasi dengan sedikit atau banyak resonansinya di kalangan
masyarakat global. Contoh kasus yang kita ketahui yaitu “Keberadaannya cenderung
diterima publik dari berbagai kalangan sehingga menghasilkan suatu fenomena “Korean
Wave” atau disebut juga Hallyu. Fenomena ini dapat dijumpai di Indonesia dan
dampaknya sangat terasa di kehidupan sehari-hari terutama pada generasi milenial.
Indonesia yang saat ini merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di
dunia merupakan rumah bagi jutaan K-popers atau pecinta K-pop. Pada tahun 2019,
Twitter mengumumkan daftar negara yang paling banyak men-tweet terkait artis Kpop
sepanjang tahun 2019 dan Indonesia berada pada peringkat 3 setelah Thailand dan Korea
Selatan. Sedangkan untuk penayangan video-video K-pop di Youtube berdasarkan
negara, Indonesia menempati posisi ke-2 dengan persentase 9.9% (Won So, 2020).
Sementara itu, Korea Selatan berada pada posisi pertama dengan persentase yang tak
jauh berbeda dari Indonesia yaitu 10.1%.”

3. Banyak bermunculannya HOAX

Kurangnya pendidikan Pancasila dimasyarakat menjadikan masyarakat kurang adanya


jiwa kebangsaan dan bernegara, masyarakat juga kurang dalam literasi hanya membaca
judul lalu seenaknya dishare ke berbagai group dan lalu tersebar luas dikalangan
masyarakat, masyarakat lebih cenderung percaya hoax jika informasinya sesuai dengan
opini atau sikap yang dimiliki. Merujuk pada jurnal yaitu, Cepatnya pesan hoax beredar
tidak terlepas dari karakteristik jaringan sosialnya. Media sosial terbangun dari struktur
sosial yang terbentuk di dalam jaringan atau internet. Akan tetapi seperti yang dikatakan
Casrells (2002), struktur atau organisasi sosial yang terbentuk di internet berdasarkan
jaringan informasi yang pada dasarnya beroperasi berdasarkan teknologi informasi dalam
mikro elektronik. Jaringan yang terbentuk antar pengguna merupakan jaringan yang
secara teknologi dimediasi oleh perangkat teknologi. Dalam kasus hoax penelitian ini
jaringan sosial yang terbentuk karena adanya kesamaan tujuan dari users (pengirim
maupun penerima pesan) baik untuk menjelek-jelekkan pemerintah Jokowi maupun Ahok
sebagai calon gubernur pertahana DKI Jakarta maupun sebaliknya yaitu ditanggapi
ebagai pembelaan objek hoax, contoh kasus yang dapat kita pelajari yaitu, “Seorang pria
berinisial F (18) diamankan tim gabungan kepolisian dan kejaksaan terkait dugaan
penyebaran video hoax jaksa menerima suap dalam sidang kerumunan dan tes swab
Habib Rizieq Shihab di Pengadilan Negeri Jakarta Timur. Kejaksaan Agung (Kejagung)
menjelaskan soal peristiwa tersebut.
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Leonard Eben Ezer
Simanjuntak, menjelaskan pemuda berinisial F tersebut bukan ditangkap. Pemuda
berinisial F itu, lanjutnya, diamankan untuk menelusuri kebenaran keterlibatannya dalam
pembuatan video hoax tersebut. F diamankan di area Kelurahan Kalabbirang, Kecamatan
Pattallassang, Takalar, hari ini. Setelah itu F dibawa ke Kejati Sulsel untuk dimintai
keterangan lebih lanjut. Sebelumnya, video hoax yang dimaksud menarasikan dengan
voice over 'terbongkar pengakuan seorang jaksa yang mengaku menerima suap kasus
sidang Habib Rizieq Shihab, innalillah, semakin hancur wajah hukum Indonesia'. Video
berdurasi 48 detik itu menampilkan wawancara wartawan dengan seorang jaksa yang
belakangan diketahui Kepala Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur (NTT) Yulianto.”

4. Banyak munculnya Korupsi di Indonesia.

Indonesia memiliki banyak sumber dan pandangan yang harus digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan semua kegiatan yang sesuai dengan Pancasila. Pancasila ini
merupakan sebuah ideologi dasar dalam kehidupan bagi negara Indonesia namun bukan
hanya sebagai ideologi saja, namun segala prinsip Pancasila yang harus di miliki oleh
setiap warga negara Indonesia. Dengan pengertian tersebut kita dapat memaknai bahwa
dalam setiap melakukan segala sesuatu kita harus berpegangan pada Pancasila yang
merupakan prinsip dasar negara kita. Merujuk pada jurnal yaitu “Korupsi merupakan suatu
tindakan yang tidak terpuji yang sangat merusak nilai Pancasila, Pancasila merupakan
pandangan hidup masyarakat Indonesia yang menjadi pedoman hidup yang harus
dijalankan sesuai ataurang yang berlaku. Perilaku tindakan korupsi apabila tidak ditangani
dengan baik maka akan dapat mendegradasikan nilai Pancasila secara perlahan, budaya
bangsa indonesia yang mempunyai rasa tanggung jawab tinggi dan mempunyai rasa malu
yang kuat akan hilang. Penangkapan operasi tangkap tangan yang dilakukan KPK
terhadap para pejabat publik menunjukan bahwa tidak sadarnya para pejabat publik
dengan tanggung jawabnya sebagai pelayan masyarakat. Sebagai manusia yang
berbudaya dan bermartabat dengan nilai Pancasila. Contoh kasus yang dapat kita pelajari
yaitu “Tim gabungan Kejaksaan Agung dan Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta
menangkap buronan Joko Sutrisno. Dia ditangkap karena terlibat korupsi Pelaksanaan
Lomba Keterampilan Siswa (LKS) SMK XVII dan Pameran SMK pada Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdiknas 2009. "Joko Sutrisno ditangkap
di Jalan Matoa Raya Nomor 18, Karangasem, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta Jawa
Tengah pada Selasa pukul 14.00 WIB, Leonard menuturkan, Joko Sutrisno melanggar
Pasal 3 Ayat (1) juncto Pasal 18 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999. Kemudian juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 juncto
Pasal 64 Ayat (1) KUHP, sehingga mengakibatkan kerugian keuangan negara sebesar
Rp1.838.123.000. Leonard menambahkan, hakim menjatuhi pidana penjara selama tiga
tahun serta denda sebesar Rp200 juta subsidair enam bulan kurungan kepada Joko
Sutrisno.”

5. Banyaknya generasi muda yang tidak cinta produk dalam negeri.


Perkembangan zaman yang serba digital dan banyaknya westernisasi yang
berkembang membuat para generasi muda mencintai produk luar negeri, karena dinilai
lebih menarik digunakan ketimbang memakai dari dalam negeri dan juga fashion diluar
lebih trendi, padahal didalam pancasila sendiri sudah dikatakan dalam nilai-nilai pancasila
yang menjadikan kita harus cinta dalam negeri, boleh saja jika kita menyukai produk luar
negeri namun lebih baiknya mencintai barang dalam negeri menjadikan kita lebih memiliki
rasa cinta negara sendiri, merujuk pada jurnal yaitu “Ancaman yang datang mengganggu
kedaulatan Indonesia dari waktu semakin beragam. Tidak hanya dalam bentuk ancaman
militer yang bisa dilihat oleh mata secara langsung, tetapi ancaman tak kasat mata lainnya
jauh lebih banyak megancam kedaulatan negara. Salah satu wujudnya adalah kalahnya
produk lokal denan produk luar dipasar Indonesia. Hal tersebut, jika dibiarkan secara terus
menerus akan mengakibatkan rusaknya sitem ekonomi di Indonesia. Selain dari itu,
apabila sistem ekonomi dalam suatu negara hancur maka kedaulatan negara pun dapat
terancam. Disinilah fungsi dan peran dari nasionalisme dan bela negara pelu
dikembangkan dan dipahami oleh masyarakat. Dalam hal ini selain diperlukannya
pemahaman bela negara dan nasionalisme diperlukan juga sebuah realisasi dari hasil
pemahaman tersebut, untuk menciptakan negara yang aman dan makmur. Contoh kasus
yang dapat kita pelajari, AMPB Akan Gaungkan Cinta Produk Dalam Negeri ke Anak
Muda, Fauzan berharap, dengan sekretariat baru muncul ide-ide kreatif dari anak-anak
muda untuk membangun bangsa dan tentunya ikut ambil bagian dalam mendukung
program pemerintahan Joko Widodo. “Program-program anti bullying, anti narkoba,
lingkungan hidup dan mental health menjadi program prioritas selain program cinta produk
dalam negeri. Benci produk asing juga hal yang kita akan sosialisasikan untuk mendukung
program pemerintah dalam mencapai cita-cita Indonesia Maju," tuturnya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang saya dapat dari analisis SWOT dari pancasila ini adalah kita bisa
tau apa saja keunggulan dari pancasila ini bagi masyarakat luas serta membantu kita
dalam penerapan sehari hari yang dapat membangun jiwa nasionalis sebagai warga yang
berbangsa dan bernegara, kita juga dapat mengetahui apa saja kekurangan dari
Pancasila ini, bukan hanya keunggulan saja namun juga Pancasila ini juga memiliki
kekurangan dengan kekurangan ini kita mampu membangun Pancasila agar lebih
bermanfaat lagi bagi masyarakat luas, serta memilki peluang juga, peluang Pancasila
sendiri yaitu membuat karakter kita terbentuk dari nilai-nilai Pancasila yang membuat kita
mampu mengaplikasikan kedalam kehidupan kita agar mampu memberikan efek yang
baik bagi bangsa dan negara, dan yang terakhir Pancasila juga memiliki Ancaman disini
ancaman pancasila sendiri yaitu, ditakutkannya jika bangsa Indonesia ini tidak mengikuti
aturan atau nilai-nilai Pancasila ini membuat negara kita tercinta dapat terkikis
keberagaman dari nilai-nilai luhur yang membuat kita tidak mencintai negara kita ini.

3.2 Saran

Sebagai warga negara yang baik, kita juga seharusnya dapat menjaga eksistensi
Pancasila, dengan menghayati isi kandungan Pancasiladan mengamalkanya dalam
kehidupan sehari-hari yang merupakan dasar negara, tujuan hidup bangsa, pandangan
hidup bangsa bentuk kepribadian bangsa yang membedakan kita dengan negara lain.
Dan kita tidak hanya sibuk mempelajari Pancasila, memperdebatkan tentang pancasila,
tetapi kita sendiri sebenarnya tidak pernah mengamalkanya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan mengamlkan nilai-nilai Pancasila tersebut mampu memberikan rasa cintah tanai
air serta bangga memiliki berbagai Budaya serta Bahasa yang beragam dengan begitu
kita dijauhkan dari yang namanya perpecahan dan juga kita harusnya selalu menghormati
sesama yang lain walau hanya sekecil itu namun memiliki impact yang kuat bagi kita.

DAFTAR PUSTAKA

1, M. (2020, Oktober 16). Nilai Pancasila Solusi Penyelesaian Konflik. Retrieved from
https://www.medcom.id/nasional/daerah/GNGWV8pN-nilai-pancasila-solusi-penyelesaian-
konflik
Adminbrp1. (2021, september 16). Membentuk Moral Dan Karakter Generasi Penerus
Bangsa, Kodim 0913/PPU Berikan Wasbang Kepada Anak Sekolah. Retrieved
from https://www.baritorayapost.com/2021/09/membentuk-moral-dan-karakter-
generasi-penerus-bangsa-kodim-0913-ppu-berikan-wasbang-kepada-anak-
sekolah.
Bo’a, F. Y. (2017, Juni 08). Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Sistem Hukum
Nasional Pancasila as the Source of Law in the National Legal System. 15, 28-49.
Cahyadi, A. (2021, Agustus 17). Peringati Hari Kemerdekaan Indonesia ke-76, LK FBS
Gelar Upacara. Retrieved from https://profesi-unm.com/2021/08/17/peringati-hari-
kemerdekaan-ke-76-tahun-lk-fbs-gelar-upacara/
Chairiyah. (2014, September). REVITALISASI NILAI-NILAI PANCASILA. Trihayu: Jurnal
Pendidikan Ke-SD-an,, 1, 54-62.
Darwis, R. (2017, Februari 05). EFFECT OF THE DEVELOPMENT OF
COMMUNICATION INFORMATION TECHNOLOGY ON LOCAL CULTURAL
EXISTENCE. 30-40.
detikcom, T. (2021, Maret 22). Diamankan, Terduga Pembuat Hoax Jaksa Terima Suap
Sidang HRS Ngaku Di-hack. Retrieved from https://news.detik.com/berita/d-
5502960/diamankan-terduga-pembuat-hoax-jaksa-terima-suap-sidang-hrs-ngaku-
di-hack
detikcom, T. (2021, September 22). Luhut Laporkan Haris Azhar-Fatia: Kebebasan
Berpendapat Harus Ada Etika! Retrieved from https://news.detik.com/berita/d-
5734914/luhut-laporkan-haris-azhar-fatia-kebebasan-berpendapat-harus-ada-etika
Dewi, D. H. (2021). PERAN PKN MENGATASI FENOMENA KECINTAAN PRODUK LUAR
YANG TERJADI DI INDONESIA. Vol. 5 No. 5 Juni 2021, E-ISSN: 2723-2328, 168-
175.
Eri. (2021, September 07). Buronan Kasus Korupsi Joko Sutrisno Ditangkap Kejagung.
Retrievedfrom
https://nasional.okezone.com/read/2021/09/07/337/2467748/buronan-kasus-
korupsi-joko-sutrisno-ditangkap-kejagung
Fadilah, N. (2019). TANTANGAN DAN PENGUATAN IDEOLOGI PANCASILA DALAM
MENGHADAPI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0. Vol. 2, No. 2, September 2019, E-
ISSN: 2614-6916 , 66-78.
Febiani, D. H. (2021, Juni 02). Tanamkan Nilai Pancasila, Lemhannas Dorong Penerapan
Implementasi di Masyarakat Ditingkatkan. Retrieved from
https://nasional.okezone.com/read/2021/06/02/337/2418952/tanamkan-nilai-
pancasila-lemhannas-dorong-penerapan-implementasi-di-masyarakat-ditingkatkan
Hamidi, M. (2021, September 12). Tokoh Ormas lakukan Pertemuan, Hindari Perpecahan
di Banjarnegara. (I. Anshori, Ed.) Retrieved from
https://www.timesindonesia.co.id/read/news/369784/tokoh-ormas-lakukan-
pertemuan-hindari-perpecahan-di-banjarnegara
Haryadi, M. (2021, Maret 29). Kasus Bom di Makassar, JAMMI: Ancaman Ideologi
Radikalisme dan Terorisme Itu Nyata. (H. Aco, Ed.) Retrieved from
https://www.tribunnews.com/nasional/2021/03/29/kasus-bom-di-makassar-jammi-
ancaman-ideologi-radikalisme-dan-terorisme-itu-nyata?page=2
Hesti Suci Mulyani, S. (2020, Desember 18). Belajar PPKn Asyik dengan Metode
Snowball Throwing. Retrieved from
https://radarsemarang.jawapos.com/rubrik/untukmu-guruku/2020/12/18/belajar-
ppkn-asyik-dengan-metode-snowball-throwing/
Idris, M. (2019, Agustus 06). Pagelaran Seni Budaya Mampu Merajut Persatuan dan
Kesatuan Bangsa. Retrieved from https://news.detik.com/berita/d-
4654192/pagelaran-seni-budaya-mampu-merajut-persatuan-dan-kesatuan-bangsa
Irhandayaningsih, A. (n.d.). PERANAN PANCASILA DALAM MENUMBUHKAN. 1-10.
Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/5021-ID-peranan-
pancasila-dalam-menumbuhkan-kesadaran-nasionalisme-generasi-muda-di-
era.pdf
Irwan. (2021, September 23). Desa Munggu Memelihara Tradisi Gotong Royong.
Retrieved from https://babelreview.co.id/desa-munggu-memelihara-tradisi-gotong-
royong
Ista. (2020, Desember 03). Kepatuhan Masyarakat Terhadap Protokol Kesehatan Harus
Ditingkatkan. Retrieved from https://covid19.go.id/p/berita/kepatuhan-masyarakat-
terhadap-protokol-kesehatan-harus-ditingkatkan
Juditha, C. (2018). Interaksi Komunikasi Hoax di Media Sosial serta Antisipasinya Hoax
Communication Interactivity in Social Media and Anticipation. Jurnal Pekommas,
Vol. 3 No. 1, April 2018, 31-44.
Lince, E. (2012, Mei 31). Pengabaian Pendidikan Pancasila Berdampak Buruk. (N. A.
Aziz, Ed.) Retrieved from
https://edukasi.kompas.com/read/2012/05/31/1916552/~Edukasi~News
Nur, S. M. (2019). KORUPSI MENDEGRADASIKAN NILAI ETIKA PANCASILA. Forum
Ilmiah Volume 16 Nomor 3, September 2019, 242-252.
PKP, A. b. (2021, September 22). Pemda Kota Cirebon Komitmen Majukan Pendidikan
Anak Usia Dini. Retrieved from https://www.cirebonkota.go.id/2021/pemda-kota-
cirebon-komitmen-majukan-pendidikan-anak-usia-dini/
Putsanra, D. V. (2020, Oktober 06). Dampak Omnibus Law UU Cipta Kerja: Rugikan
Buruh hingga Abaikan HAM. (A. DH, Ed.) Retrieved from https://tirto.id/dampak-
omnibus-law-uu-cipta-kerja-rugikan-buruh-hingga-abaikan-ham-f5Cs
Rizqiyah, M. (2019). PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA YANG BERLANDASKAN
PANCASILA. pp. 1-10.
Sulistiyono, S. T. (2021, Maret 12). AMPB Akan Gaungkan Cinta Produk Dalam Negeri ke
Anak Muda. (M. Haryadi, Ed.) Retrieved from
https://www.tribunnews.com/nasional/2021/03/12/ampb-akan-gaungkan-cinta-
produk-dalam-negeri-ke-anak-muda
Supriadi, E. (2020). Intoleransi dan Radikalisme Agama: Konstruk LSM tentang Program
Deradikalisasi. Vol 4, No 1 (2020) ,ISSN 2503-3182, 53-72.
Widiagiri, E. R. (2021, September 22). Terciptanya Desa Sadar Hukum, Kejaksaan Negeri
Kabupaten Tasikmalaya Bentuk Desa Binaan. (T. Arifianto, Ed.) Retrieved from
https://kabarpriangan.pikiran-rakyat.com/kabar-priangan/pr-
1482652004/terciptanya-desa-sadar-hukum-kejaksaan-negeri-kabupaten-
tasikmalaya-bentuk-desa-binaan?page=2
Widiatmaka, P. (2016). KENDALA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM
PROSES PEMBELAJARAN. Jurnal Civics Volume 13 Nomor 2, Desember 2016,
188-198.
Yurisdika, A. D. (2019). Strategi penanaman nilai-nilai persatuan dan kesatuan pada siswa
: studi kualitatif pada kelas VIII-1 Negeri 63 Jakarta. 74-75.

Anda mungkin juga menyukai