Makalah Penguatan Logam Praktik New
Makalah Penguatan Logam Praktik New
Assalaamu’alaikum Wr.Wb
Puja puji syukur saya sampaikan kepada allah swt yang telah memberikan
nikmat iman, nikmat islam dan nikmatnya hidup kita sampai saat ini. Dan saya
sampaikan shalawat teriring salam kepada junjungan nabi besar muhammad saw,
semoga dengan banyak shalawat kepadanya akan mendapat pertolongan di akhir
hayat kelak nantinya Aamiin Aamiin yaa rabbalalamin.
Saya sadar bahwa makalah ini masih memiliki kelemahan dan kekurangan.
Oleh karena itu, saya memohon maaf atas kekurangan tersebut. Sebagai
pembelajaran agar lebih maju kedepannya kami juga senantiasa membuka tangan
untuk menerima kritik dan saran membangun agar kelak penulis bisa berkarya
lebih baik.
Harapan saya, semoga karya makalah yang sederhana ini bisa bermanfaat
bagi kita semua. Semoga pula makalah ini dapat berfungsi sebagai mana
mestinya.
Wassalaamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................2
C. Tujuan .......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Logam .......................................................................................................3
B. Mekanisme Penguatan Logam ..................................................................5
BAB III PENUTUP .............................................................................................16
A. Kesimpulan..............................................................................................16
B. Saran.........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Logam merupakan bahan material yang memiliki ketahanan yang lebih kuat
dibandingkan dengan bahan material lainnya. Logam juga merupakan
konduktor terhadap listrik serta panas yang sangat baik. Pemakaian kogam
diperkirakan pada masa mendatang masih terbuka luas baik sebagai material
utama maupun material pendukung dengan ketersediaan bijih logam di bumi
yang melimpah. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak peralatan disekitar kita
yang menggunakan material-material seperti logam sebagai bahan baku
utamanya. Seperti baterai, kompor, penyangga bangunan dll. Bahan Logam
dipilih untuk digunakan sebagai salah satu bahan baku utama dikarenakan
memiliki tekstur yang lebih kuat karena mampu menahan beban yang berat
serta memiliki kekerasan diatas bahan material yang lain seperti plastik, karet,
polymer dsb.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Logam
Logam merupakan pali kristal yang terdiri dari banyak kristal yang tersusun
secara teratur. Logam memiliki berbagai jenis sesuai unsur penyusunnya.
Logam dibuat dari bijih besi yang dijumpai di alam.
1. Pengertian Logam.
Logam merupakan unsur kimia yang memiliki sifat kuat, keras, liat,
merupakan penghantar panas dan listrik, serta mempunyai titik lebur
tinggi. Benda logam pada awalnya dibuat dari bijih logam, dimana bijih
logam dapat diperolah dengan cara menambang baik yang berupa bijih
logam murni maupun yang bercampur dengan materi lain. Bijih logam
yang diambil dalam keadaan murni diantaranya adalah emas, platina,
perak, bismus dll. Sedangkan ada juga bijih logam yang bercampur
dengan unsur lain seperti tanah liat, fosfor, silikon, karbon, serta pasir.
3
3. Macam-macam Logam.
Logam terdiri dari dua macam:
a) Logam ferro yaitu logam yang mengandung unsur-unsur besi dan
baja. Sifat-sifatnya:
1) Keras.
2) Kuat.
3) Tahan korosi.
4) Penghantar listrik dan panas.
5) Mampu memantulkan cahanya.
6) Mempunya titik cair yang tinggi.
b) Logam Non Ferro yaitu logam yang tidak mengandung unsur besi
dan baja. Logam non ferro terdiri dari tiga macam:
1) Logam berat.
Contoh ; tenbaga (Cu), nikel (Ni), seng (Zn), dll
2) Logam ringan.
Contoh ; allumanium (Al), timah (T)
3) Logam mulia.
Contoh ; emas (Au), mangan (Mn).
4
c) Kekakuan (stiffness).
Kemampuan material dalam mempertahan kan bentuk setelah
mendapat gaya dari arah tertentu.
d) Ketangguhan (toughtness).
Merupakan sifat yang menyatakan kemampuan bahan dalam
menyerap gaya yang diberikan.
e) Kelenturan (alasticity).
Menyatakan kemampuan material kembali kebentuk asal setelah
gaya dihilangkan. Hal ini terjadi sebelum masuk wilayah plastis.
f) Plastisitas (plasticity).
Kemampuan bahan dalam mengalami sejumblah deformasi
permanen sebelum terjadi patah, hal ini setelh masuk wilayah plastis.
g) Mulur (creep).
Menyatakan kecendrungan logam mengalami deformasi plastis
apabila diberi gaya dalam jangka waktu tertentu.
h) Kelelahan (fatigue).
Merupakan kemampuan material dalam menahan beban secara terus
menerus.
5
kemudahan yang bergerak dislokasi. Menjepit poin, atau lokasi dalam kristal
yang menentang gerakan dislokasi dapat diperkenalkan ke dalam kisi untuk
mengurangi mobilitas dislokasi , dengan demikian kekuatan mekanik
meningkat. Mekanisme penguatan pada material logam merupakan hubungan
antar pergerakan dislokasi dan sifat mekanik dari logam. Kemampuan suatu
material logam untuk di ubah secara plastis tergantung pada kemampuan
dislokasi untuk dapat bergerak. Denagn mengurangi pergerakan dislokasi,
kekuatan mekanik dapat di tingkatkan, dimana di sebabkan energi mekanik
yang di butuhkan untuk membuat deformasi plastis akan semakin besar.
Sebaliknya apabila pergerakan dislokasi tidak ada yang menahan, logam akan
lebih mudah untuk terdeformasi. Secara umum mekanisme penguatan yang di
gunakan pada material logam adalah melalui pengerasan regang, penguatan
larutan padat, penguatan presipitasi, dan penguatan batas butir. Mekanisme
penguatan memiliki 3 metode yaitu Pengerasan Tegangan (Strain
Hardening), Penguatan Larutan Padat (Solid-Solution Strengthening),
Penghalusan Butin (Grain-Size Reduction).
6
Grain boundary barrier terhadap pergerakan dislokasi : Slip plane tidak
berlanjut atau mengalami perubahan arah. Sudut yang kecil dari lapisan
butir tidak efektif dalam menahan dislokasi.Sudut yang besar dari lapisan
butir mampu menahan block slip dan meningkatkan kekuatan pada
material. Konsentrasi tegangan di ujung slip plane kemungkinan akan
memicu dislokasi baru dalam pertambahan butir. Material dengan butir
yang halus akan lebih keras dan kuat dibanding butiran yang kasar,
disebabkan karena mempunyai jumlah permukaan lebih besar pada total
area lapisan butir yang akan menghambat pergerakan dislokasi.
Gambar 2.2 Grafik perubahan Grain size terhadap yield strength dan
diameter butir pada paduan kuningan 70Cu–30 Zn.
σ y = σ 0 + k y d...........................................(2.1)
Keterangan:
σ0 adalah tegangan geser yang berlawanan arah dengan pergerakan
dislokasi pada butir.
d adalah diameter butir dan k adalah suatu konstanta yang
merepresentasikan tingkat kesulitan untuk menghasilkan suatu dislokasi
baru pada butir berikutnya
7
Walaupun demikian, pengaruh ukuran butir terhadap sifat mekanis
memiliki batasan dimana butir yang terlalu halus (<10nm) akan
menurunkan sifat mekanis akibat grain boundary sliding. Diameter
ukuran butir d dapat di kontrol melalui :
a) Laju pembekuan (solidification),
b) Deformasi plastis,
c) Perlakuan panas (heat treatment) yang sesuai.
Struktur butir dengan kehalusan tinggi pada material baja dapat diperoleh
dengan kombinasi dari proses pengerjaan panas dan pendinginan
terkendali serta pengaruh penambahan paduan. Dalam hal ini ukuran
butir dikendalikan melalui pengaturan temperatur dan besar deformasi
dalam suatu konsep perlakuan thermomekanik atau TMCP.
8
Agar sistem paduan untuk dapat menjadi presipitasi-diperkuat, harus ada
solusi yang solid terminal yang memiliki kelarutan padat menurun karena
penurunan suhu. Al-Cu (Duralumin adalah paduan aluminium kelompok
2XXX) Dalam upaya untuk memahami penguatan dramatis paduan ini ,
Paul D. Merica dan rekan -rekannya mempelajari kedua pengaruh
berbagai perlakuan panas pada kekerasan alloy dan pengaruh komposisi
kimia pada kekerasan . Di antara yang paling penting dari temuan mereka
adalah pengamatan bahwa kelarutan CuAl2 dalam aluminium meningkat
dengan meningkatnya suhu .
9
homogen ( α ) diproduksi . Presipitat θ dilarutkan dalam langkah ini
dan setiap segregasi hadir dalam paduan asli berkurang .
b) Quenching adalah langkah kedua di mana α padat didinginkan secara
cepat membentuk larutan padat jenuh dari αSS yang berisi kelebihan
tembaga dan bukan merupakan struktur keseimbangan . Atom tidak
punya waktu untuk berdifusi ke situs nukleasi potensial dan dengan
demikian presipitat θ tidak membentuk .
c) Aging adalah langkah ketiga dimana α jenuh , αSS , dipanaskan di
bawah suhu solvus untuk menghasilkan endapan terdispersi halus .
Atom berdifusi hanya jarak pendek pada suhu penuaan ini. Karena α
jenuh tidak stabil , atom tembaga ekstra menyebar ke berbagai situs
nukleasi dan presipitat tumbuh. Pembentukan endapan terdispersi
halus dalam paduan adalah tujuan dari proses presipitasi -
pengerasan . Presipitat baik dalam paduan menghambat pergerakan
dislokasi dengan memaksa dislokasi baik memotong melalui partikel
yang diendapkan atau pergi di sekitar mereka . Dengan membatasi
gerakan dislokasi selama deformasi , paduan diperkuat .
10
Gambar 2.3 Pergerakan inti dislokasi menjauh dari gerakan impuritas ke
daerah kisi dimana tegangan atom lebih besar (daerah tegangan dislokasi
yang tidak terkompensasi oleh impuritas atom).
11
4. Pengerasan Tegangan (Strain Hardening )
Strain hardening (pengerasan regangan) adalah penguatan logam untuk
deformasi plastik (perubahan bentuk secara permanen atau tidak dapat
kembali seperti semula). Penguatan ini terjadi karena dislokasi gerakan
dalam struktur kristal dari material. Deformasi bahan disebabkan oleh
slip (pergeseran) pada bidang kristal tertentu. Jika gaya yang
menyebabkan slip ditentukan dengan pengandaian bahwa seluruh atom
pada bidang slip kristal serempak bergeser, maka gaya tersebut akan
besar sekali. Dalam kristal terdapat cacat kisi yang dinamakan dislokasi.
Dengan pergerakan dislokasi pada bidang slip yang menyebabkan
deformasi dengan memerlukan tegangan yang sangat kecil. Kalau kristal
dipotong menjadi pelat tipis dan dipoles secara elektrolisa, maka akan
terlihat di bawah mikroskop elektron, sejumlah cacat yang disebut
dislokasi. Dislokasi merupakan cacat kisi yang menentukan kekuatan
bahan berkristal. Karena adanya tegangan dari luars, dislokasi akan
bergerak kepermukaan luar, sehingga terjadi deformasi. Selama bergerak
dislokasi bereaksi satu sama lain. Hasil reaksi ada yang mudah bergerak
dan ada yang sulit bergerak. Yang sulit bergerak berfungsi sebagai
sumber dislokasi baru (multiplikasi dislokasi). Sehingga kerapatan
dislokasi semakin tinggi. Semakin tinggi kerapatan dislokasi, maka
semakin sulit dislokasi bergerak sehingga kekuatan logam akan naik.
12
Tegangan di daerah elastis sampai sekitar titik mulur didapat dengan
jalan membagi beban oleh luas penampang asal batang uji, biasanya
dipakai pada perencanaan mesin – mesin. Tegangan ini dinamakan
tegangan teknis atau tegangan nominal. Ketika deformasi bertambah,
maka luas penampang batang uji menjadi lebih kecil sehingga tegangan
dapat dinyatakan dalam tegangan sebenarnya. Kekuatan tarik atau
kekuatan maksimum yang dinyatakan dalam tegangan teknis atau
tegangan nominal sering dipakai dalam bidang teknik. Hubungan antara
tegangan sebenarnya dan regangan sebenarnya didekati oleh persamaan
ε’ = ln ( l / lo )
ε’ = ln ( 1 + ε )
σ’ = K ε’ n............................................(2.2)
Keterangan:
n = eksponen pengerasan regangan (ukuran pengerasan)
1 = koefisien kekuatan
K = konstanta
n = konstanta
ε’ =regangan sebenarnya
ε = regangan teknik
σ’= tegangan
K dan n adalah konstanta yang ditentukan oleh jenis bahan dan keadaan
deformasi tertentu.
13
Gambar 2.6 Grafik Stress dan Strain terhadap deformasi plastis
dan pengerjaan dingin.
( E = σ / ε)............................................(2.3)
Logam ulet akan lebih kuat ketika mereka terdeformasi plastis pada
temperatur di bawah titik leleh ( ≤ 7230 C ). Alasan untuk pengerasan
regangan (strain hardening) adalah meningkatkan kerapatan dislokasi
dengan deformasi plastik. Jarak rata-rata antara penurunan dislokasi dan
dislokasi mulai memblokir gerakan satu sama lain.
14
Persentase cold work (%CW) sering digunakan untuk menyatakan
tingkat deformasi plastis. Yield strength selanjutnya (σy0) lebih tinggi
dibandingkan inisial yield strength (σyi). Ini adalah alasan untuk
pengaruh terhadap strain hardening. Yield strength dan hardness akan
meningkat sebagai akibat strain hardening tetapi ductility (keuletan)
akan menurun (material menjadi lebih brittle (getas)). Efek Strain
Hardening dapat dihilangkan dengan perlakuan panas annealing
15
Gambar 2.7 Grafik percent cold work terhadap Yield strength, Tensile
Strength,dan Ductility pada 1040 Steel, Brass, dan Copper.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Logam Merupakan bahan material yang memiliki ketahanan yang lebih kuat
dibandingkan dengan bahan material lainnya. Kekuatan logam tersebut ada
yang didapat dengan cara alami dan juga ada yang diberi perlakuan yang
dapat menguatkan logam. Penguatan pada logam merupakan sebuah
perlakuan untuk menambahkan sifat logam menjadi sifat yang lebih baik
dibandingkan sifat aslinya. Penguatan pada logam dapat dilakukan dengan
cara Grain-size reduction (penghalusan butir), Solid-solution alloying
(paduan larutan padat) dan Strain hardening (pengerasan tegangan).
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
iii