Anda di halaman 1dari 4

PERTIP LAPKAS PARU

1. Mengapa TB paru bisa relaps ?


 Hal ini terjadi karena kuman TB berada dalam sifat dormant. Terjadi setelah
periode laten (beberapa bulan/ tahun) setelah infeksi primer. Dapat terjadi karena
reaktivasi atau reinfeksi. Reaktivasi terjadi akibat kuman dorman yang berada
pada jaringan selama beberapa bulan/ tahun setelah infeksi primer, megalami
multiplikasi. Hal ini dapat terjadi akibat daya tahan tubuh yang lemah. Reinfeksi
diartikan adanya infeksi ulang pada seseorang yang sebelumnya pernah
mengalami infeksi primer. Salah satu penyebabnya juga bisa karena OAT yang
tidak teratur di minum atau OAT tang terputus

2. Mengapa keluar darah ketika batuk pada pasien?

 Gejala ini banyak ditemukan. Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus.
Batuk ini diperlukan untuk membuang produk-produk radang keluar. Karena
terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak sama, mungkin saja batuk baru ada
setelah penyakit berkembang dalam jaringan paru yakni setelah berminggu-
minggu atau berbulan-bulan peradangan semula. Sifat batuk dimulai dari batuk
kering (non-produktif) kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif
(menghasilkan sputum). Keadaan yang lanjut adalah berupa batuk darah karena
terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada tubrkulosis
terjadi pada kavitas, tetapi juga terjadi pada ulkus dinding bronkus

3. Jika didapatakan hasil rontgen dada positif gambaran tb tetapi pemeriksaan


sputum negatif tb, apakah di katakan tb paru atau tidak ?
 Dapat dikatakan tb paru juga, karena berdasarkan pemeriksaan dahat (sputum), tb
paru dibagi menjadi 2 yaitu
1. TB Paru BTA Positif
2. TB Paru BTA Negatif

Dimana, dikatakan TB Paru BTA Positif apabila :

a. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak  menunjukkan hasil BTA positif


b. Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak  menunjukkan BTA positif dan kelainan
radiologi menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif
c. Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak  menunjukkan BTA positif dan biakan positif
Dan dikatakan TB Paru BTA Negatif apabila hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan
BTA negatif, gambaran klinis dan kelainan radiologi menunjukkan tuberkulosis aktif.

4.Mengapa pada TB menyebabkan nafsu makan menurun dan BB menurun ?

=> Gambar A. Ada dua sistem di hipotalamus. Melanocortin (Pro-opiomelanocortin)


merupakan sistem saraf serotoninergik. Jika melanocortin dirangsang maka akan terjadi
anorexia (tidak napsu makan. Kebalikannya, NPY bersifat prophagic., artinya jika dirangsang
maka napsu makan akan meningkat. Interaksi kedua sistem inilah yang mengatur imbang
asupan dan pemakaian energi.

Gambar B. Pada banyak penyakit sistemik, sitokin faktor pemicu proteolisis akan diproduksi
oleh sel darah putih, dan ini akan merangsang pembentukan serotonin dan merangsang
melanocortin. Efek perangsangan ini adalah anoreksia. Serotonin berasal dari triptofan.
Triptofan masuk ke dalam sistem saraf pusat melalui saluran yang sama dengan BCAA
(branch-chained amino acids). Jadi triptofan bersaing dengan BCAA. Ada bukti bahwa
peningkatan triptofan di otak akan menyebabkan rasa letih( central fatigue).
Gambar C. Pemberian BCAA (leucine, isoleucine, valine) akan memblok masuknya
triptofan, disusul dengan penurunan serotonin. Kemudian napsu makan akan meningkat.

 
5.Bagaimana TB paru ditularkan ?

=> Jalur penularan tuberkulosis (TBC) terutama ditularkan melalui udara dan droplet, pasien
tuberkulosis (TBC) infeksius mengeluarkan bakteri yang terbungkus dalam sekresi mereka ke
udara melalui batuk, bersin, berbicara, bernyanyi, dan lainnya, dihirup oleh orang sehat
sehingga menyebabkan infeksi. Tuberkulosis (TBC) tidak akan ditularkan melalui makanan,
alat makan yang digunakan pasien juga tidak perlu desinfeksi tambahan.

6.Bagaimana pencehagan pada TB?

=> Pencegahan Pertama


a. Kebersihan lingkungan
i. Mengurangi tingkat kepadatan penduduk/penghuni rumah/overcrowding.
ii. Ventilasi harus baik
iii. Pendidikan kesehatan berupa : penyuluhan kepada masyarakat akan akibat yang
ditimbulkan bila meludah disembarangan tempat.
b. Meningkatkan daya tahan tubuh
i. Makan makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna/makanan seimbang
ii. Tidur teratur dan cukup serta olah raga di udara yang segar
iii. Peningkatan kekebalan tubuh dengan vaksinasi BCG
Pencegahan Kedua
a. Penemuan kasus (Case finding) yaitu menemukan kasus atau penderita TB Paru baik
secara aktif yaitu mencari penderita TB Paru di masyarakat maupun secara pasif
menunggu penderita TB Paru yang datang ke fasilitas kesehatan.
b. Memberikan pengobatan yang adekuat dengan hasil pemeriksaan sputum.
c. Sterilisasi sputum dengan cara menjemur kasur, seprai, pakaian di bawah sinar matahari
langsung.

Pencegahan Ketiga
a. Memperpanjang sistem pengobatan yang diberikan.
b. Memberikan makanan yang tinggi kalori dan tinggi protein, karena penurunan berat badan.

Anda mungkin juga menyukai