Anda di halaman 1dari 2

Nama : Sayyid Ihdzarul Hatta

NIM : 7111419169

Mata Kuliah : ESDM

Resume Mobilitas Tenaga Kerja

Mobilitas Tenaga Kerja

Menurut Otoritas Jasa Keuangan, mobilitas tenaga kerja adalah kemudahan peralihan
kerja, baik pada tingkat yang sama maupun ke tingkat yang lebih tinggi atau rendah atau ke
jenis pekerjaan yang berlainan. Mobilitas tenaga kerja yang baik diukur dari kurangnya
hanbatan yang terjadi dalam proses peralihan. Mobilitas tenaga kerja merupakan suatu faktor
penting dalam studi ekonomi karena melihat bagaimana tenaga kerja, sebagai salah satu faktor
utama produksi, dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi. Dengan meningkatkan dan
mempertahankan mobilitas tenaga kerja tingkat tinggi memungkinkan alokasi sumber daya
yang lebih efisien.

Di Indonesia terdapat banyak pekerja kategori non permanen, yaitu berpindah sementara
waktu baik komuter (pulang-pergi setiap hari) maupun sirkuler (menginap di daerah tempat
kerja dalam kurun waktu kurang dari 6 bulan). Banyaknya tenaga kerja yang memilih mobilitas
nonpermanen ini sehubungan dengan kecocokannya untuk sektor informal (cenderung
fleksibel) sehingga pekerja dapat tetap berada di kampung halaman sekaligus menekan biaya
hidup. Upah di daerah pusat kegiatan ekonomi yang cenderung tinggi membuat pekerja untuk
pulan-pergi di hari yang sama. Terlebih lagi didukung oleh infrastruktur transportasi yang
relative terjangkau. Keberadaan mobilitas tenaga kerja ini mampu mengurangi ketimpangan
antarwilayah, yaitu dengan meningkatkan konsumsi pekerja komuter maupun sirkuler di
dareah tinggalnya.
Terdapat dua jenis utama mobilitas tenaga kerja, yaitu sebagai berikut:

1. Mobilitas geografis yaitu mobilitas yang mengacu pada kemampuan pekerja untuk bekerja
di lokasi tertentu. Mobilitas geografis dipengaruhi oleh hal-hal seperti ikatan keluarga,
jaringan transportasi, kualifikasi yang dapat ditransfer dan Bahasa. Faktor lainnya adalah
masalah keluarga pekerja, seperti Pendidikan anak atau pekerjaan pasangan.
2. Mobilitas pekerjaan yaitu mobilitas yang mengacu pada kemampuan pekerja untuk
mengubah jenis pekerjaan.

Faktor yang mendorong adanya mobilitas tenaga kerja diantaranya adalah:

• Faktor ekonomi, di pedesaan rasio jumlah penduduk dengan luas wilayah, khususnya luas
daerah persawahan, sangat berkaitan dengan tersedianya peluang kerja dan usaha. Luas
sawah yang kecil dibandingkan kepadatan penduduk membuat lapangan pekerjaan di
sektor pertanian sedikit, akibatnya masyarakat akan mencari pekerjaan pada sektor lain
ataupun pergi ke luar kota untuk mencari lapangan pekerjaan.
• Faktor lokasi, faktor lokasi yang dimaksud disini sangat berkaitan dengan kegiatan-
kegiatan ekonomi dan politik. Oleh karena itu desa-desa yang berdekatan dengan jalur
industri akan sangat penting dalam memajukan perekonomian sekitar karena akan
menimbulkan Kawasan industry baru.
• Faktor Pendidikan, tingkat Pendidikan masyarakat sangat menentukan seseorang untuk
melakukan mobilitas. Sebagian besar tenaga kerja di daerah yang memiliki Pendidikan
yang rendah akan mencari pekerjaan di sektor informal, baik di daerahnya maupun di luar,
terutama di kota-kota besar.

Mobilitas tenaga kerja mempunyai dampak yang negatif, yaitu kecenderungan


masyarakat, khususnya tenaga kerja yang melakukan migrasi ke kota-kota besar menjadi tidak
terkendali. Hal ini dapat meningkatkan pengangguran di kota tersebut. Masuknya tenaga kerja
dari perdesaan ke kota-kota besar juga menyebabkan kekurangan tenaga kerja yang ada di desa
karena para tenaga kerja yang migrasi ke kota.

Selain itu, mobilitas tenaga kerja juga mempunyai dampak yang positif, yaitu menambah
pendapatan rumah tangga. Meningkatkan status sosial dan mutu hidup rumah tangga,
mendorong usaha-usaha pembangunan di desa, mempercepat proses penerimaan ide-ide baru,
berkurangnya pengangguran, dan pada umumnya mengakibarkan perubahan sosial ekonomi
pada masayarakat.

Anda mungkin juga menyukai