Kebudayaan
Kesenian
Sastra Islam
Menurut Iih Abdurochim, kebudayaan adalah segala sesuatu yang diciptakan manusia
baik dahulu maupun sekarang yang konkrit maupun yang abstrak. Jadi kebudayaan
adalah lawan daripada alam (kultur lawannya natur). Kebudayaan terdiri dari berbagai
segi atau aspek dan unsur atau elemen.
(Sumber: Iih Abdurochim, Dasar-dasar Antropologi Indonesia, (Bandung: 1962), h. 31-32)
Kebudayaan Material
Alat-alat penguasaan alam, alat-alat perlengkapan hidup (seperti
pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, alat produksi, senjata, alat-
alat transportasi dan lain sebagainya), sawah, ladang, kebun, jalan,
irigasi, alat komunikasi, alat-alat material bagi kebudayaan im-material
(seperti biola, piano, bagi alat seni-musik) dan masih banyak lagi.
(Sumber: H. Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam; Pokok-pokok Pikiran tentang Islam dan Ummatnya, hal. 87-88)
Kesenian
Pengertian dan Macam-macam Kesenian
Seni atau kesenian adalah manifestasi dari budaya (priksa, rasa, karsa, intuisi dan karya)
manusia yang memenuhi syarat-syarat estetik. Adapun macam-macam kesenian yaitu:
1. Seni Sastra atau Kesusastraan
2. Seni Musik
3. Seni Tari
4. Seni Rupa
5. Seni Drama atau Teater
(Sumber: H. Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam; Pokok-pokok Pikiran tentang Islam dan Ummatnya, hal. 97)
Tujuan dan Fungsi Kesenian
Tujuan kesenian sama dengan tujuan hidup itu sendiri. Tujuan hidup setiap
Muslim ialah: kebahagiaan spiritual dan material di dunia dan akhirat serta
menjadi rahmat bagi segebap alam di bawah naungan keridhaan Allah(2: 210;
6: 162; 92: 20-21).
(Sumber: H. Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam; Pokok-pokok Pikiran tentang Islam dan Ummatnya, hal. 98)
(Sumber: H. Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam; Pokok-pokok Pikiran tentang Islam dan Ummatnya, hal. 98)
Sastra Islam
Pengertian Sastra Islam
▪ Sastra Islam bagi pengarangnya adalah suatu pengabdian yang harus
dipertanggungjawabkan pada umat dan Allah.
▪ Sastra tentu saja harus berpihak pada kebenaran dan keadilan, pada nilai-nilai Islam
tanpa harus kehilangan nilai estetikanya.
▪ Sastra Islam tidak akan pernah mendeskripsikan hubungan badani, kemolekan tubuh
perempuan atau betapa ‘indahnya’ kemaksiatan, secara vulgar dengan
mengatasnamakan seni atau aliran sastra apapun. Ia juga tidak membawa kita pada
tasyabbuh bi’l kuffar (menyerupai orang kafir), apalagi jenjang kemusyrikan.
(Sumber: Helvy Tiana Rosa, Majalah Islam Sabili No. 9 Th. X 2003, Hal. 125-126)
Hal yang menandakan sebuah karya sastra masuk kategori sastra
Islam adalah yang tidak akan melalaikan pembacanya dari dzikrullah.
Ketika membaca kita akan diingatkan kepada ayat-ayat kauliyah
maupun kauniyahNya. Ada unsur amar ma’ruf nahyi mungkar—
dengan tanpa menggurui tentunya—ibrah dan hikmah.
(Sumber: Helvy Tiana Rosa, Majalah Islam Sabili No. 9 Th. X 2003, Hal. 126)
Istilah yang Mengarah pada Sastra Islam
1. Sastra pencerahan (Danarto)
2. Sastra profetik (Kuntowijoyo)
3. Sastra sufistik (Abdul Hadi WM)
4. Sastra zikir (Taufiq Ismail)
5. Sastra terlibat dengan dunia dalam (M. Fudoli Zaini)
6. Sastra transenden (Sutardji Calzoum Bachri)
7. Dsb.
(Sumber: Helvy Tiana Rosa, Majalah Islam Sabili No. 9 Th. X 2003, Hal. 123)
Alasan Sastra Islam masih Diperlukan
1. Banyak di antara masyarakat muslim yang merasa perlu untuk mengetahui
apa dan bagaimana sastra Islam itu
2. Tak sedikit yang berkeinginan menulis karya bernuansakan Islam,
menyumbangkan sesuatu yang berarti bagi perkembangan sastra Islam di
Indonesia
3. Mereka memerlukan semacam ‘acuan’ mengenal sastra Islam. Belum lagi
khalayak yang merindukan kehadiran karya-karya yang bernuansa Islam.
(Sumber: Helvy Tiana Rosa, Majalah Islam Sabili No. 9 Th. X 2003, Hal. 124)
“
Melalui karya sastralah kesadaran sejarah dan penghayatan religius ditanamkan
secara mendalam di lubuk kalbu umat Islam, dan melalui karya sastra pula
nilai-nilai, pandangan hidup dan gambaran dunia (weltanschauung) Islam
disebarkan ke khalayak luas.
(Sumber: Prof. Dr. Abdul Hadi W.M., Cakrawala Budaya Islam, (Yogyakarta: IRCiSod, 2016), h. 13)
“
Sastra di Panggung
Sejarah
Catatan
Pandangan dan anggapan yang meragukan nisbah Islam terhadap
sastra Islam dengan tema, corak pengucapan, wawasan estetik serta
pandangan dunia tersendiri, pada umumnya timbul untuk
menafikan sumbangan Islam terhadap kebudayan dan
peradaban umat manusia.
(Sumber: Abdul Hadi WM dalam makalahnya “Islam, Puitika Al-Qur’an dan Sastra)
Perkembangan Sastra Islam
▪ Penulisan karya sastra mulai berkembang pada fase Madinah. Di antara pelopornya ialah Ali bin Abi
Thalib, yang khotbah-khotbah di wejangan-wejangannya dituturkan dalam bahasa sastra yang Indah,
dan dihimpun dalam kitab bermutu sastra Nahj al-Balaghah. Ali bin Abi Thalib juga dapat dikatakan
sebagai pelopor penulisan sajak bernapaskan Islam.
(Sumber: Prof. Dr. Abdul Hadi W.M., Cakrawala Budaya Islam, (Yogyakarta: IRCiSod, 2016), h. 18)
▪ Dalam peradaban Islam, sastra dan kajian sastra penting karena ia sangat membantu perkembangan
ilmu tafsir atau tafsir al-Qur’an, dan orang Islam yang benar-benar terdidik secara Islam dalam
bidang keilmuan tahu bahwa tafsir merupakan asas dan induk ilmu-ilmu Islam yang lain.
(Sumber: Prof. Dr. Abdul Hadi W.M., Cakrawala Budaya Islam, (Yogyakarta: IRCiSod, 2016), h. 13)
• Di luar kebudayaannya sendiri, sastra Islam tidak sedikit sumbangannya terhadap kesusastraan
dunia. Sejak zaman Renaisans sampai awal abad ke-20, sastra Islam tidak henti-hentinya
memengaruhi perkembangan sastra Eropa. Di lain hal, al-Qur’an dengan gaya bahasanya yang
indah, berhasil menyadarkan orang Islam akan pentingnya sastra dan ilmu bahasa serta seni poetika.
(Sumber: Prof. Dr. Abdul Hadi W.M., Cakrawala Budaya Islam, (Yogyakarta: IRCiSod, 2016), h. 13)
• Yang perlu diketahui adalah kenyataan bahwa perkembangan itu sepenuhnya disulut oleh
pengaruh kitab suci al-Qur’an, himpunan wahyu Ilahi yang walaupun bukan karya sastra, namun
memiliki nilai sastra yang tinggi.
(Sumber: Prof. Dr. Abdul Hadi W.M., Cakrawala Budaya Islam, (Yogyakarta: IRCiSod, 2016), h. 27)
• Melekatnya unsur-unsur estetik dalam penyampaian ayat-ayat al-Qur’an, membuktikan bahwa
risalah Islam mengakui betapa estetika, sebagaimana metafisika, logika, epistimologi dan etika,
merupakan bagian dari kehidupan spiritual manusia dan kenyataan dari Yang Transenden.
(Sumber: Prof. Dr. Abdul Hadi W.M., Cakrawala Budaya Islam, (Yogyakarta: IRCiSod, 2016), h. 31)
Jejak Sastrawan Islam
No. Nama Tahun Asal Karya Keterangan
Gemar mengembara; mulai
berbakti pada Sultan Saifu Ad-
Abu Al-Thayyib AL-
1. 915-965 Arab Diwan Al-Mutannabbi Daulah al-Hamdani, kemudian
MUTANNABBI
penyair di istana Abu Al-Misk
Kafur
1. Syahnama (sejarah raja-raja Persia)
2. FIRDAUSI 940-1020 Persia 2. Yusuf dan Zulaikha (sebuah roman
lirik)
Beliau penyair sekaligus filsuf.
Karyanya yang Risalatu Al-
1. Luzumiyat au Luzum ma lam Yalzam
Ghufran dianggap mempengaruhi
3. Abu Al-A’la AL-MA’ARI 973-1057 Persia 2. Risalatu Al-Ghufran (Risalah tentang
Dante Aligieri dalam menciptakan
pengampunan)
Divina Comedia (Komedi
Ketuhanan)
Laila dan Majnun karya Nizami
1. Laila dan Majnun
dipandang berpengaruh pada Romeo
4. NIZAMI 1140-1202 Persia 2. Khosran dan Syirin
dan Juliet karya William
3. Iskandarnama
Shakespeare
Abu Bakrin Muhammad 1. Al-Futuhatu Al-Makiyyah
5. Ibn Ali Muhyi Ad-Din 1165-1240 Spanyol 2. Fususu Al-Hikam (permata hikmah)
IBN ‘ARABI 3. Kimiyatu As-Sa’adah
1. Gulistan (Taman bunga ros) berisi
anekdot-anekdot dan petuah
Syaikh Muslihu Ad-Din Beliau adalah penyair ulung
6. 1184-1283 Persia 2. Bustan (kebun buah-buahan) merupakan
SA’DI AS-SYIRAZI penggubah ghazal
antologi kebiasaan sehari-hari dan
keta’atan berdasarkan ajaran sufi
Gubahannya meliputi satu diwan yang bemutu
Jalalu Ad-Din AR- tinggi dan satu masnawi yang terdiri atas
7. 1207-1273 Persia
RUMI 26.660 bait dan berisi dongeng, cerita tafsiran
dan uraian tentang ajaran sufi.
Muhammad
Di dalam puisinya dipadukan cinta
8. Syamsuddin HAFIZ 1320-1390 Persia The Divan of Hafez
hawa nafsu dan cinta sufi.
AS-SYIRAZI
(Sumber: H. Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam; Pokok-pokok Pikiran tentang Islam dan Ummatnya, hal. 131-133)
Hasil-hasil seni Islam sepanjang
sejarahnya mencerminkan upaya para
seniman Muslim dalam mewujudkan
wawasan estetik yang dilandasi ajaran
moral, keruhanian, dan metafisika
Islam.
(Sumber: Prof. Dr. Abdul Hadi W.M., Cakrawala Budaya Islam, (Yogyakarta:
IRCiSod, 2016), h. 348)
MENUNTUN PERADABAN
Oleh : Arkarin