Anda di halaman 1dari 3

KONSEP DASAR PENILAIAN AUTENTIK

A. Penilaian Autentik
Menurut Mueller (2006), penilaian autentik merupakan suatu bentuk penilaian yang
menuntut siswanya menampilkan tugas pada situasi yang sesungguhnya yang
mendemonstrasikan penerapan keterampilan dan pengetahuan esensial yang bermakna.
Pendapat serupa dikemukakan oleh Stiggins (1994) bahwa penilaian autentik menekankan
keterampilan dan kompetensi spesifik, untuk menerapkan keterampilan dan pengetahuan
yang sudah dikuasai. Hal itu terungkap dalam cuplikan kalimat berikut: “Performance
assessment call upon the examinee to demonstrate specific skills and competencies, that is, to
apply the skills and knowledge they have mastered.” Wiggins (1993) menekankan hal yang
berbeda. Ia menekankan perlunya kinerja ditampilkan secara efektif dan kreatif. Selain itu,
tugas yang diberikan dapat berupa pengulangan tugas atau masalah yang analog dengan
masalah nyata.
Dengan demikian, penilaian autentik merupakan penilaian yang menuntut siswa
mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dikuasainya. Demonstrasi
pengetahuan dan keterampilan tersebut berasal dari tugas yang diberikan, dalam bentuk
masalah yang analog dengan masalah nyata.
Seperti apakah bentuk penilaian autentik? Penilaian autentik melibatkan dua komponen,
yaitu: tugas (task) yang diberikan kepada siswa dan sebuah kriteria penilaian (rubrik). Suatu
tugas dikatakan autentik apabila siswa diminta mengonstruk respon sendiri, bukan hanya
sekedar memilih dari yang tersedia dan tugas itu merupakan tantangan yang mirip dengan
realitas kenyataan sesungguhnya.
Marzano mengemukakan empat kriteria tugas untuk penilaian autentik: (a) tugas tersebut
bermakna baik bagi siswa maupun guru, (b) tugas tersebut menuntut siswa menemukan dan
menganalisis informasi sama baiknya dengan menarik kesimpulan tentang hal tersebut, (c)
tugas tersebut meminta siswa mengkomunikasikan hasil dengan jelas, dan (d) tugas tersebut
mengharuskan siswa untuk bekerja atau melakukan sesuatu.
Selanjutnya, rubrik merupakan alat pemberi skor yang berisi daftar kriteria untuk suatu
tugas (Zainul, 2001). Di dalam rubrik melibatkan komponen deskriptor. Deskriptor
digunakan untuk memperjelas aspek yang dinilai. Deskriptor juga membantu guru dalam
menilai agar lebih objektif dan konsisten.
B. Jenis-jenis Penilaian Autentik
1. Penilaian Kinerja
Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta didik, khususnya
dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan
meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka
gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Berikut ini cara merekam hasil
penilaian berbasis kinerja.
 Daftar cek (checklist).
 Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records).
 Skala penilaian (rating scale).
 Memori atau ingatan (memory approach).
2. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap
tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu.
Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai
dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan
penyajian data. Berikut ini tiga hal yang perlu diperhatian guru dalam penilaian proyek.
 Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data,
mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan
menulis laporan.
 Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
 Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta
didik.
3. Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang
menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian
portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi
secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan
beberapa dimensi. Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah
seperti berikut ini:
 Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
 Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.
 Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru
menyusun portofolio pembelajaran.
 Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai,
disertai catatan tanggal pengumpulannya.
 Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
 Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen
portofolio yang dihasilkan.
 Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.
4. Penilaian Tertulis
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat,
memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi,
dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa
mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai