Anda di halaman 1dari 4

A.

Pengetian

Ginjal merupakan organ penting yang berfungsi menjaga komposisi darah dengan
mencegah menumpuknya limbah dan mengendalikan keseimbangan cairan dalam tubuh ,
menjaga level elektrolit seperti sodium, potassium dan fosfat tetap stabil, serta memproduksi
hormone enzim yang dapat membantu mengendalikan dalam tekanan darah memproduksi sel
darah merah serta menjaga susunan tulang menjadi lebih kuat. Setiap hari kedua ginjal
menyaring sekitar 120-150 liter darah dan menghasilkan sekitar 1 -2 liter urin. Ginjal
tersusun atas unit penyaring yang dinamakan nefron. Nefron terdiri dari glomerulus dan
tubulus. Glomelurus menyaring cairan dan limbah untuk dikeluarkan serta mencegah
keluarnya sel darah dan molekul besar yang sebagian besar berupa protein. Selanjutnya
melewati tubulus yang mengambil kembali mineral yang dibutuhkan tubuh dan membuang
limbahnya. Ginjal juga menghasilkan enzim renin yang menjaga tekanan darah dan kadar
garam serta hormon erythropoietin (Perdana, 2018)

Penyakit gagal ginjal kronis atau Cronik Kidney Disease merupakan gangguan fungsi
renal yang progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit yang menyebabkan uremia (retensi urea
dan sampah nitrogen lain dalam darah). Penyakit ginjal ini merupakan tahap akhir dimana
organ ini gagal untuk mempertahankan metabolisme, keseimbangan cairan dan elektrolit
serta mengarah pada hal yang mengancam kehidupan atau kematian (Padila, 2012). Penyakit
Ini dapat disebabkan dari beberapa penyakit sistemik seperti diabetes mellitus,
glomerulonefritis kronis, pielonefritis. Hipertensi yang tidak dapat dikontrol: obstruksi,
traktus urinarius, lesi herediter seperti penyakit gagal ginjal polikistik, gangguan vaskuler,
infeksi medikasi atau agen toksik (Bustan, 2008). Gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidak
mampu mengangkut sampah metabolik tubuh atau melakukan fungsi regulernya. Suatu
bahan yang biasanya dieliminasikan di urine menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan
fungsi endokrin dan metabolik, cairan, elektrolit serta asam basa. Gagal ginjal merupakan
penyakit sistemik dan merupakan jalur akhir yang umumnya dari berbagai penyakit traktus
urinarius dan ginjal (Cahyaningsih D Niken, 2011). Dampak yang diakibatkan oleh GGK
antara lain (1) yaitu ginjal kehilangan kemampuan untuk mengkonsentrasikan atau
mengencerkan urin secara normal, hal ini terjadi karena adanya penahanan cairan dan
natrium sehingga meningkatkan resiko terjadinya edema, gagal jantung kongestif dan
penyakit hipertensi, (2) terjadinya anemia, hal ini sebagai akibat dari produksi eritropoetin
yang tidak adekuat, memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi, dan
kecenderungan untuk terjadi perdarahan akibat status uremik pasien, terutama dari saluran
gastrointestinal (Perdana, 2018).

B. Etiologi
 Infeksi misalnya pielonefritis kronik, glomerulonefritis
 Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis
maligna, stenosis arteria renalis
 Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik, poliarteritis
nodosa,sklerosis sistemik progresif
 Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik,asidosis
tubulus ginjal
 Penyakit metabolik misalnya DM,gout,hiperparatiroidisme,amiloidosis
 Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbal
 Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli neoplasma, fibrosis
netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah: hipertropi prostat, striktur uretra,
anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.
 Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis
C. Manifestasi Klinis
1. Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996 : 369):
a. Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan berkurang,
mudah tersinggung, depresi
b. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal atau sesak
nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai lekukan, pruritis
mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah.
2. Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain : hipertensi, (akibat
retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin - angiotensin – aldosteron), gagal
jantung kongestif dan udem pulmoner (akibat cairan berlebihan) dan perikarditis (akibat
iriotasi pada lapisan perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan
cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu
berkonsentrasi).

3. Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:


a. Gangguan kardiovaskuler Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis,
effusi perikardiac dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan irama
jantung dan edema.
b. Gannguan Pulmoner Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak,
suara krekels.
c. Gangguan gastrointestinal Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan
metabolisme protein dalam usus, perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi
dan perdarahan mulut, nafas bau ammonia.
d. Gangguan muskuloskeletal Resiles leg sindrom ( pegal pada kakinya sehingga selalu
digerakan ), burning feet syndrom ( rasa kesemutan dan terbakar, terutama ditelapak
kaki ), tremor, miopati ( kelemahan dan hipertropi otot – otot ekstremitas.
e. Gangguan Integumen kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning – kuningan
akibat penimbunan urokrom, gatal – gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh.
f. Gangguan endokrim Gangguan seksual : libido fertilitas dan ereksi menurun,
gangguan menstruasi dan aminore. Gangguan metabolic glukosa, gangguan
metabolic lemak dan vitamin D.
g. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa biasanya retensi garam
dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium dan dehidrasi, asidosis,
hiperkalemia, hipomagnesemia, hipokalsemia.
h. System hematologi anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi
eritopoetin, sehingga rangsangan eritopoesis pada sum – sum tulang berkurang,
hemolisis akibat berkurangnya masa hidup eritrosit dalam suasana uremia toksik,
dapat juga terjadi gangguan fungsi trombosis dan trombositopeni.

DAPUS
Perdana, R. S. (2018). Klasifikasi Penyakit Chronic Kidney Disease ( CKD ) Dengan
Menggunakan Klasifikasi Penyakit Chronic Kidney Disease ( CKD ) Dengan Menggunakan
Metode Extreme Learning Machine ( ELM ). February.

Hemodialisis, Y. M. (2018). No Title. Hubungan Frekuensi Hemodialisis Dengan Tingkat Stres


Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis, 1, 139–153.

Kelton JG, Powers P, Julian P et al.Sex related differences in platelet aggregation: influence of
the hematocritin bloodjournal.hematologylibrary/org. Vol. 56,No. 1.1980

Lubis AJ, 2006. Dukungan soal pada pasien gagal ginjal terminal yang melakukan terapi
hemodialisis. Fakultas Psikologi USU. Available from:
http://www.library.usu.ac.id/download/fk/06 010311.pdf [accesed 3 jan 2014]

The united states renal data system.2013. Incidence, prevalence, patient characteristics and
treatment modality. available from: http//www.usrds.org/

Anda mungkin juga menyukai