Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PENGADUKAN TERHADAP TRANSFER

MASSA PADAT-CAIR

Fadiya Ananda Dardiri


Universitas PGRI
Madiun, Teknik Kimia,
Indonesia
*email: anandafadiya15@gmail.com

Abstrak
Pengadukan merupakan sebuah gerakan yang terinduksi terhadap bahan tertentu
didalam tangki atau bajana. Pada proses pengadukan adanya proses mixing yang
mana merupakan suatu peristiwa penyebaran bahan-bahan didalam bahan lainya
secara acak. Pengadukan bertujuan untuk menghomogenkan suatu larutan yang
terdiri dua fasa atau lebih atau dapat mempercepat proses fluida karena dapat
mempercepat terjadinya proses perpindahan massa dan energi berupa panas, baik
itu secara reaksi kimia maupun tidak. Pada percobaan ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara koofisien perpindahan massa dengan kecepatan
pengadukan. Percobaan ini menggunakan padatan bola berupapermen. Selain itu
percobaan ini juga bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya transfer massa atau fasa.Hasil dari percobaan ini membuktikan bahwa
kecepetan pengadukan berpengaruh terhadap transfer massa. Pada kecepatan
pengadukan 150 rpm sampai 300 rpm nilai koefisien transfer massa antara
4,7986 sampai 3,6310 .

Kata kunci: Kecepatan Putaran Pengaduk, Tangki Pengadukkan, Perpindahan


Massa,Padat-Cair.

1. Pendahuluan
Pada praktikum ini menggunakan padatan berupa permen berbentuk lingkaran
yang bertujuan untuk mempelajari pelarutan padat berbentuk bola dan
menghitung perpindahan massa antar fasa. Alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah hot plate, stir, gelas beaker, jangka sorong, penggaris,
gelas arloji, sendok pengaduk, termometer, neraca analitik dan stopwatch.
Pengadukan merupakan sebuah gerakan yang terinduksi terhadap bahan
tertentu didalam tangki atau bajana.pada proses pengadukan adanya
proses mixing yang mana merupakan suatu peristiwa penyebaran
bahan-bahan didalam bahan lainya secara acak [5]. Pengadukan bertujuan
untuk menghomogenkan suatu larutan yang terdiri dua fasa atau lebih atau
dapat mempercepat proses fluida karena dapat mempercepat terjadinya
proses perpindahan massa dan energi berupa panas, baik itu secara reaksi
kimia maupun tidak [3].
Tangki pengaduk dalam industri sendiri sacara luas telah digunakan
untuk memberikan sirkulasi terhadap aliran fluida.Selain itu tangki
pengaduk dalam skala kecil juga banyak diaplikasikan untuk pencampuran
reaksi dua larutan yang terlarut,mendispersi dua larutan yang sukar larut ,
pencampuran pada sistem multifasi[5].Pada tangki dilengkapi impeller dan
buffle, prinsip kerjanya mengubah energi mekanis motor yang
menggerakan shaft impeller menjadi energi kenetik aliran fluida dalam
tangki[3].
Sirkulasi aliran fluida di ujung blade impeller timbul karena energi
kinetik tersebut, yang mana ini menyebabkan proses pencampuran. Pada
tangki laju perpindahan massa dinyatakan dalam koofisien perpindahan
massa, yang mana koofisien ini dipengaruhi oleh sifat fisis system,bentuk
geometri tangku, geometri pengaduk, dan kecepatan pengadukan [5].
Proses perpindahan panas dalam tangki berpengaduk dapatdigolongkan
sebagai proses non isothermal, unsteady state karena aliran panas dan
suhu berubah terhadap waktu. Faktor yang berpengaruuh pada proses
pengadukan yaitu kecepatan putan impeller, geometri tangki, jenis fluida,
sifat fluida,jenis impeller, jumlah impeller, dan letak atau posisi poros
impeller[3].Peralatan pengaduk mempunyai berbagai macam variasi
menurut aplikasinya [5]:
1. Axial flow impeler, untuk cairan viskositas sedang yang memerlukan
gerakan cepat.
2. Flat blade turbine, yang menghjasilkan aliran turbulen
pada arah radial, tetapi memerlukan power yang lebih besar.
3. Turbin untuk pengadukan yang merata sekali.
4. Anchor impeller, untuk tingkat turbulensi rendah dan efektif
digunakan untuk tangki yang dipanaskan atau didinginkan dengan
jaket.
5. Helical impeller, untuk pengadukan padat cair atau untuk
mengaduk pasta, lumpur, atau adonan.

2. Langkah Kerja Praktikum


2.1 Alat Bahan :
1. Gelas beaker 1000ml 1. Air
2. Jangka sorong 2. Permen berbentuk
lingkaran 9 biji
3. Gelas arloji
4. Neraca analitik
5. Termometer
6. Pengaduk
7. Stopwatch
8. Penggaris
9. Hot plate dan stir
1.1 Cara Kerja
Disiapkan alat dan bahan, diambil tangki kemudian dihitung diameter
tangki, selanjutnya diisi tangki dengan aquades sesuai dengan diameter
tangki, dihitung volume cairan, kemudian diambil pengaduk dan
dimasukkan kedalam tangki, dinyalakan pengaduk kemudian diatur
kecepatan 150 rpm , 200 rpm, 300rpm. Setelah selesai disiapakan alat
pengaduk, kemudian diambil 3 buah bola padatan, setelah itu diukur
diameter dan ditimbang bola padatan di neraca analitik, dimasukkan bola
padatan ke dalam tangi pengaduk yang telah diatur kecepatan 150 rpm
selama 3 menit. Setelah 3 menit , diambil bola padatan kemudian
ditimbang bola padatan dan dicatat massa bola padatan dan dihitung rata-
rata massa. Diulangi percobaan dengan kecepatan 150 rpm, 200rpm,
300rpm sebanyak 3 kali dengan interval waktu 3 menit dan pada
pergantian kecepatan, air pada tangki pengaduk diganti dengan air yang
baru.
2.2 Teknik Pengumpulan Data
Pada praktikum ini menggunakan teknik pengumpulan data
kuantitatif. Teknik pengumpulan data kuantitatif merupakan teknik
pengumpulan yang melibatkan angka dalam data pengumpulannya.
Hasil dari pengumpulan data ini disajikan dalam bentuk tabel hasil
percobaan dengan kecepatan 150rpm, 200rpm dan 300rpm dan untuk
mengetahui hubungan antara (M/Mo)1/3 dengan Waktu (t) disajikan
dalam bentuk grafik.
2.3 Analisis Data

Pada praktikum ini menggunakan dalam mencari luas permukaan


permen berbentuk lingkaran menggunakan rumus:
L= 2 π r 2 (1)

Dalam mencari volume air dalam tangki dengan menggunakan rumus:


V= π r 2 t (2)

Dalam mencari pengurangan berat padatan tehadap waktu :


M 1/ 3
( )
M0
(3)
Dalam mencari standart deviasi dengan menggunakan rumus:
Ʃ (x i+ x́ )2
Sx=
√ n
(4)
Dalam mencari C sat pada suhu 30°C dengan menggangap C sat pada suhu
20°C yaitu 163 kg/m3 atau 1,613 gr/m3 yaitu :

T°K
C sat ( T ° K ) = x C sat 20 ° C (5)
T 20 ° K

Dan dalam mencari koofisien transfer massa dengan menggunkan rumus:

4πn
a¿ [
3 M 0 ρ3 ]
x KLS x C sat (6)
dimana :
1 /3
M
a : koefisien x pada persamaan pada grafik (( ) )
M0
vs t

π : phi ( 3,14 )
n : jumlah sampel
𝑀0 : massa padatan pada menit ke -0
𝜌𝑠 : massa jenis air (gr/𝑐𝑚3)
𝐾𝑙𝑠 : koofisien transfer massa
𝐶𝑠𝑎𝑡 : kosentrasi jenuh pada suhu tertentu
(16.313 kg/𝑚3 atau 1,613 gr/𝑚3)
3. Hasil dan Pembahasan
3.1. Hasil percobaan
Pada percobaan pengaruh pengadukan terhadap transfer massa padat-cair
menggunakan permen berbentuk bola san jumlah yang digunakan 9 buah.
Pada praktikum ini menggunakan variasi kecepatan (150,200, dan 300) rpm
dan massa bola diukur setiap 3 menit pengadukan dengan waktu (3,6,9)
menit. Berikut hasil dan pembahasan dari percobaan pengaruh pengadukan
terhadap transfer massa padat-cair
Kecepatan 150 rpm
Berat Bola Padatan
No
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3
1 1,9929 1,299 0,8856
2 1,712 1,4372 0,9727
3 1,9365 1,1186 0,6664
Rata
- 1,8805 1,2849 0,8416
Rata
Tabel 1. Massa padatan pada kecepatan 150 rpm

Kecepatan 200 rpm


Berat Bola Padatan
No
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3
1 1,583 1,1291 0,3664
2 1,6708 1,032 0,3454
3 1,566 0,8595 0,5175
Rata
- 1,6066 1,0069 0,4098
Rata
Tabel 2. Massa padatan pada kecepatan 200 rpm

Kecepatan 300rpm
Berat Bola Padatan
No
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3
1 1,6911 1,0023 0,2546
2 1,5854 0,7570 0,4593
3 1,5528 0,8806 0,2368
Rata
- 1,6098 0,8800 0,3169
Rata
Tabel 3. Masaa padatan pada kecepatan 300 rpm

Menghitung (M/Mo)1/3 pada kecepatan pengadukan 150 rpm


t
D (cm) M Mo M/Mo (M/Mo)1/3 Standar Deviasi
(waktu)
2 2,474
0 2,4741 1 1 2,4741
1
2 2,474
3 1,8808 0,7602 0,9127 3,0791
1
2 2,474
6 1,2850 0,5193 0,8039 3,250
1
2 2,474
9 0,84077 0,3402 0,6983 3,2401
1
Tabel 4. Hubungan antara t (waktu dengan (M/Mo)1/3padatan pada kecepatan pengadukan 150 rpm

Menghitung (M/Mo)1/3 pada kecepatan pengadukan 200 rpm


T Standar Deviasi
D (cm) M Mo M/Mo (M/Mo)1/3
(waktu)
2 2,458
0 2,4587 1 1 2,4587
7
2 2,458
3 1,6066 0,6534 0,8678 2,8746
7
2 2,458
6 1,0069 0,4095 0,7428 2,8549
7
2 2,458
9 0,41 0,1667 0,5506 2,6775
7
1/3
Tabel 5. Hubungan antara t (waktu dengan (M/Mo) padatan pada kecepatan pengadukan 200 rpm

Menghitung (M/Mo)1/3 pada kecepatan pengadukan 300 rpm


t D Standar Deviasi
M Mo M/Mo (M/Mo)1/3
(waktu) (cm)
0 2 2,6167 2,6167 1 1 2,6167
3 2 1,6098 2,6167 0,6152 0,8506 2,9885
6 2 0,8797 2,6167 0,3362 0,6955 2,9481
9 2 0,3169 2,6167 0,1211 0,4950 2,7455
Tabel 6. Hubungan antara t (waktu dengan (M/Mo)1/3padatan pada kecepatan pengadukan 300 rpm

No Kecepatan (rpm) KLS


1 15 0,0119
2 200 0,0171
3 300 0,0194
Tabel 7. Data perbandingan kecepatan pengadukan terhadap nilai K LS pada berbagai kecepatan pengadukan

3.2.Grafik (M/Mo)1/3 VS Waktu (t)

GRAFIK (M/Mo)1/3 VS WAKTU


1.2
1
0.15 x + 1.18
f(x) = − 0.17 1.16
0.8
Kecepatan

0.6
0.4
0.2
0
0 3 6 9
Waktu

150rpm 200rpm Linear (200rpm)


300rpm Linear (300rpm )
Gambar 1. Hubungan Grafik (M/Mo)1/3 dengan Waktu (t)

Pada percobaan ini mengunakan alat hot plate dan gelas beaker dengan
tiga kali percobaan di setiap kecepatan (150, 200,dan 300) rpm. Kecepatan
pengadukan pada umumnya akan mempercepat homogenitas campuran. Jadi
semakin cepat pengadukan maka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
homogenitas campuran akan semakin cepat. Berdasarkan gambar 1 dapat
dilihat pada percobaan pertama dengan kecepatan 150 rpm memperoleh
0,2354 dan pada percobaan terakhir dengan kecepatan 150 rpm memperoleh
0,1134 hal ini menunjukan adanya pengaruh kecepatan pengadukan dan lama
pengadukan semakin lama pengadukan dan semakin cepat pengadukan maka
M 1/3
( ¿ semakin kecil, hal ini ditunjukan dari data diperoleh pada
Mo
kecepatan 300 rpm pada percobaan terakhir memperoleh 0,0437. Menurut
(Tridayana, 2013) [4]menyatakan bahwa pengaruh pendukan merupakan
faktor utama dalam mengahsilkan komponen yang lebih merata dan proses
ekstraksi dapat berlangsung dengan baik, jadi semakin besar kecepatan
pengadukan semakin cepat juga massa yang terlarut.

3.3 Hubungan Antara KLS dengan Kecepatan Pengadukan

KLS VS KECEPATAN
0.03

0.02
f(x) = 0 x + 0.01

0.02
KLS

0.01

0.01

0
140 160 180 200 220 240 260 280 300 320
Kecepatan

Gambar 2. Hubungan Koefisien Transfer Massa dengan Kecepatan

Pada percobaan ini diperoleh koefisien transfer massa yang tertera


didalam gambar 2, gambar tersebut dapat dilihat dimana grafik mengalami
penurunan pada kecepatan 150rpm memperoleh koefisien transfer massa
sebesar 0,0119 dan pada kecepatan 300rpm memperoleh koefisien transfer
massa sebesar 0,0194, hal ini menunjukkan bahwa kecepatan sangat
mempengaruhi koefisien transfer massa suatu padatan yang terlarut. Menurut
(Artati, 2007) [4] menyatakan bahwa suatu transfer massa pada permukaan
padatan ke cairan terjadi konveksi dimana padatan tersebut diaduk secara
terus menerus, hal ini menjadi pendukung pada percobaan ini yang tertera
pada gambar grafik 2 yang mana kecepatan pengadukan sangat
memepengaruhi terjadinya transfer massa yang meningkat seiring dengan
lama waktu yang digunakan. Pada kecepatan pengadukan 150 rpm, 200 rpm,
dan 300 rpm nilai koefisien transfer massa antara 0,0119; 0,0171; 0,0194.

4.Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat kita ketahui bahwa kecepatan dalam proses
pengadukan sangat berpengearuh dalam homogenitas suatu larutan hal ini
disebabkan adanya transfer massa padatan ke cairan, selain itu keuntungan
dari tingginya kecepatan pada proses pengadukan yaitu mempersingkat
waktu dalam proses pengadukan. Pengadukan bertujuan untuk
menghomogenkan suatu larutan yang terdiri dua fasa atau lebih atau dapat
mempercepat proses fluida karena dapat mempercepat terjadinya proses
perpindahan massa dan energi berupa panas, baik itu secara reaksi kimia
maupun tidak[3]. Menurut Muthia (2018) Pada tangki laju perpindahan
massa dinyatakan dalam koofisien perpindahan massa, yang mana
koofisien ini dipengaruhi oleh sifat fisis system,bentuk geometri tangku,
geometri pengaduk, dan kecepatan pengadukan . Hubungan antara Kls
dengan kecepatan pengadukan. Kecepatan pengadukansangat berpengaruh
pada proses terjadinya transfer massa. Pada kecepatan pengadukan 150
rpm sampai 300 rpm nilai koefisien transfer massa antara 4,7986 sampai
3,6310.
Saran dalam praktikum ini pada saat masuk sebelum praktikum
berlangsung, praktikan harus mengerti terlebih dahulu prosedur
percobaan agar tidak mengalami kesuliatan pada saat praktikum
berlangsung, pada saat proses pengadukan ketinggian pengaduk dari dasar
tangki dan posisi pengaduk dalam tangki dibuat sama sehingga diperoleh
data yang lebih akurat, sampel padatan permen yang digunakan seharunya
memiliki karakteristik berbeda disetiap permin misalnya permen dengan
bentuk yang sama tetapi memiliki warna yang berbeda sehingga dapat
menghitung transfer massa dengan akurat.

5.Daftar Rujukan

[4] Abie, N. (2017). Studi Pengaruh Kecepatan Impeler Visualisasi


Visualisation Study of Effect of Impeller Towards Fluid Flow in
Bioethanol Fermentor .
1135.https://repository.its.ac.id/id/eprint/43950

[4] Artati, E. (2007). Pengaruh Kecepatan Putar Pengadukan Dan Suhu


Operasi Pada Ekstraksi Tanin Dari Jambu Mete Dengan Pelarut
Aseton. Ekuilibrium, 6(1), 33–38.
https://jurnal.uns.ac.id/ekuilibrium/article/view/49520

[5] Elma, M. (2018). Koefisien perpindahan massa dalam ekstraktor


tangki berpengaduk. Info Teknik, 6(2), 89–94.
https://media.neliti.com/media/publications/69994-ID-koefisien-
perpindahan-massa-dalam-ekstra.pdf

[5] Meilano Ashari Akbar1), Adrianto Ahmad2), S. R. M. (2013).


Pengaruh Kecepatan Pengadukkan Pada Pembuatan Bioetanol
dari Pelepah Sawit Menggunakan Saccharomyces cerevisiae.
62(13), 1–9. https://123dok.com/document/zk7ppm4q-
pengaruh-kecepatan-pengadukan-pembuatan-bioetanol-
menggunakan-saccharomyces- cerevisiae.html

[5]Tridayana, A. (2013). Pengaruh Kecepatan Putaran Pengaduk Terhadap


Konsentrasi Polifenol, Kca, Dan De Pada Ekstraksi Polifenol Dari Kulit
Apel Malang. Simposium Nasional RAPI XII, ISSN 1421-9612, 82–88.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/4163

Anda mungkin juga menyukai