Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

Dosen Pembimbing : Dr. Dahlil Marjon, SH. MH.

Disusun Oleh :

Febrian Rizkiani 201131213

Fitri Annisa 2011313028

Rijal Anshari 2010933002

Sabilla Khairani 2011311039

UNIVERSITAS ANDALAS
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hak Dan
Kewajiban Warga Negara”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada
Nabi besar alam, Muhammad SAW. Adapun tujuan makalah ini disusun untuk melengkapi
salah satu tugas mata kuliah Pancasila.

Dengan harapan makalah ini bisa menambah pengetuahuan, menambah wawasan dan
mendatangkan manfaat.

Saya menyadari bahwasanya dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh sebab itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah
yang bersangkutan guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi saya untuk lebih baik
lagi di masa yang akan datang.

Padang, 9 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
1.3. Tujuan................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Siapakah Warga Negara Indonesia Itu?
2.2 Pengertian pengertian Hak, Kewajiban, dan Warga Negara
2.3 Hak dan Kewajiban Warga Negara
2.4 Jenis Hak dan Kewajiban Warga Negara
2.5 Asas-asas Kewarganegaraan

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


3.1. Simpulan.............................................................................................................. 24
3.2. Saran..................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA 25
BAB I

PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang

Sebagai warga negara Indonesia, kedudukan, hak, kewajiban, dan peran penyandang
cacat adalah sama dengan warga negara lainnya. Hal ini sesuai dengan UUD 1945, dalam
Pasal 27 : Setiap warga negara berhak memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan. Kemudian ada penegasan lagi pada amandemen UUD 1945 yang
mengatur tentang Hak Azasi Manusia, ini menandakan bahwa negara kita telah memberikan
perhatian yang sungguh-sungguh kepada harkat dan martabat manusia dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.Oleh karena itu, peningkatan peran para penyandang cacat dalam
pembangunan nasional sangat penting untuk mendapat perhatian dan didayagunakan
sebagaimana mestinya.

Hingga saat ini sarana dan upaya untuk memberikan perlindungan hukum terhadap
kedudukan, hak, kewajiban, dan peran para penyandang cacat telah diatur dalam Undang-
Undang Nomor. 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat, dan berbagai peraturan
perundangundangan yang mengatur masalah ketenagakerjaan, pendidikan nasional,
kesehatan, kesejahteraan sosial, lalu lintas dan angkutan jalan, perkeretaapian, pelayaran,
penerbangan, dan kepabeanan.

Secara normatif, sebenarnya sudah ada beberapa instrumen hukum yang dilahirkan
untuk melindungi hak penyandang cacat untuk bekerja. Sebut saja UU No 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakarjaan yang ‘mengharamkan’ diskriminasi kepada para penyandang cacat.
Bahkan UU No 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat makin menegaskan hak itu. Pasal
14 UU No 4/1997 mewajibkan perusahaan negara dan swasta untuk menjamin kesempatan
bekerja kepada para penyandang cacat. Bahkan dalam Penjelasan Pasal itu makin ditegaskan
bahwa perusahaan yang mempekerjakan 100 orang wajib mempekerjakan satu orang
penyandang cacat. Tak main-main. Pasal 28 UU 4/1997 itu bahkan mengatur sanksi pidana
berupa kurungan maksimal enam bulan dan atau denda paling besar Rp200 juta bagi
pelanggar Pasal 14.
1.2       Rumusan Masalah

1. Siapakah Warga Negara Indonesia Itu?


2. Apa pengertian Hak, Kewajiban, dan Warga Negara?
3. Bagaimana Hak dan Kewajiban Warga Negara ?
4. Apa Jenis-jenis Hak dan Kewajiban ?
5. Bagaimana Asas-asas Kewarganegaraan ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui Warga Negara Indonesia


2. Mengetahui pengertian Hak, Kewajiban, dan Warga Negara
3. Mengetahui Hak dan Kewajiban Warga Negara
4. Mengetahui Jenis-jenis Hak dan Kewajiban
5. Mengetahui Asas-asas Kewarganegaraan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Siapakah Warga Negara Indonesia Itu?

Undang-undang no. 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia,


diundangkan tanggal 1 Agustus 2006 dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 63.

Siapakah Warga Negara Indonesia?

Warga Negara Indonesia (selanjutnya disingkat WNI) adalah:

1. setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan


perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum Undang-
undang no. 12 tahun 2006 berlaku, telah menjadi Warga Negara Indonesia;
2. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI;
3. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu Warga
Negara Asing ( selanjutnya disingkat WNA )
4. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNA dan ibu WNI;
5. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang seorang ibu WNI, tetapi
ayahnya tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak
memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut;
6. anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari
perkawinan yang sah dan ayahnya itu seorang WNI;
7. anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari ibu WNI;
8. anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui oleh seorang
ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut
berusia 18 tahun atau belum kawin;
9. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak
jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya;
10. anak yang baru lahir yang ditemukan diwilayah negara Republik Indonesia selama
ayah dan ibunya tidak diketahui;
11. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya;
12. anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari ayah dan ibu
WNI yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan;
13. anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

Selain itu, tetap diakui pula sebagai Warga Negara Indonesia bagi:

1. anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun dan belum
kawin, diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing;
2. anak WNI yang belum berusia 5 tahun diangkat secara sah sebagai anak oleh warga
negara asing berdasarkan penetapan pengadilan.

Kewarganegaraan juga diperoleh bagi anak sebagai berikut:

1. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat tinggal di
wilayah RI, yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan Indonesia;
2. Anak WNA yang belum berusia 5 tahun yang diangkat anak secara sah menurut
penetapan pengadilan sebagai anak oleh Warga Negara Indonesia.

Disamping status kewarganegaraan diperoleh melalui cara di atas, dimungkinkan pula


perolehan Kewarganegaraan Republik Indonesia melalui proses pewarganegaraan. WNA
yang kawin secara sah dengan WNI dan telah tinggal diwilayah negara Republik Indonesia
sedikitnya 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut, juga dapat memperoleh
Kewarganegaraan Indonesia dengan menyampaikan pernyataan menjadi warganegara
dihadapan Pejabat yang berwenang. Perolehan kewarganegaraan melalui kedua proses ini
tidak boleh mengakibatkan berkewarganegaraan ganda.

Dwikewarganegaraan terbatas

Khusus bagi anak sebagaimana kriteria diatas, dalam hal status Kewarganegaraan Indonesia
bagi anak tersebut berakibat anak berkewarganegaraan ganda, maka setelah berusia 18 tahun
atau sudah kawin anak tersebut harus menyatakan memilih salah satu kewarganegaraannya.
Pernyataan ini harus disampaikan secara tertulis selambat-lambatnya 3 (tiga) tahun setelah
anak berusia 18 tahun atau sudah kawin (Pasal 60 Peraturan Pemerintah no. 2 tahun 2007).
Apabila anak tersebut tidak mengajukan pernyataan memilih kewarganegaraan Indonesia,
termasuk akibat lali, maka kewarganegaraan Indonesia-nya menjadi gugur sejak ia berusia 21
tahun atau 3 tahun sejak menikah. Ia diwajibkan untuk mengembalikan kepada Pemerintah
RI segala keputusan, dokumen atau surat lain yang membuktikan identitas anak sebagai WNI
dalam waktu 14 hari sejak ia kehilangan kewarganegaraan Indonesia tersebut. (lihat Ps. 65 PP
no. 2/2007)

Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia

WNI kehilangan kewarganegaraannya jika yang bersangkutan:

1. memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;


2. tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang
bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu;
3. dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya sendiri,
yang bersangkutan sudah berusia 18 tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di
luarnegeri, dan dengan dinyatakan hilang kewarganegaraan RI tidak menjadi tanpa
kewarganegaraan;
4. masuk kedalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden;(tidak
berlaku bagi mereka yang mengikuti program pendidikan dinegara lain yang
mengharuskan wajib militer);
5. secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas semacam
itu di Indonesia sesuai peraturan perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh WNI;
6. secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing
atau bagian dari negara asing tersebut;
7. tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang besifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing;
8. mempunyai paspor atau surat bersifat paspor dari negara asing atau surat yang dapat
diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negaralain atas
namanya; atau
9. bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun
terus menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan
sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi WNI sebelum jangka
waktu 5 tahun itu berakhir, dan setiap 5 tahun berikutnya yang bersangkutan tidak
mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi WNI kepada Perwakilan RI yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan RI tersebut
telah memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang
bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.
Kehilangan kewarganegaraan Indonesia dapat terjadi pula akibat perkawinan
dikarenakan bekerjanya hukum kewarganegaraan negara pasangannya tersebut. Bagi
mereka ini, jika ingin tetap berkewarganegaraan Indonesia, dapat mengajukan
pernyataan tertulis kepada Pejabat atau Perwakilan RI kecuali berakibat
berkewarganegaraan ganda.

Dapatkah kembali berkewarganegaraan RI

Seseorang yang kehilangan kewarganegaraan RI dapat memperoleh kembali


kewarganegaraannya melalui proses pewarganegaraan. Khusus bagi mereka yang kehilangan
kewarganegaraan RI akibat perkawinan atau karena tinggal lebih dari 5 tahun secara terus
menerus di luar negeri, dapat memperoleh status WNI melalui proses memperoleh kembali
kewarganegaraan tersendiri

2.2&2.3 Pengertian Hak, Kewajiban, dan Warga Negara

1. Definisi Hak dan Hak Warga Negara


 Hak
Hak adalah sesuatu yang mutlak dimiliki oleh setiap orang dari sejak lahir dan
penggunaannya tergantung pribadi masing-masing.Bisa dikatakan bahwa hak adalah
hal yang selalu kita dapatkan sedangkan orang lain tidak boleh merampasnya entah
secara paksa maupun tidak. Secara umum, hak di artikan sebagai apa-apa yang
diperoleh dan adanya kebebasan dalam menggunakanya secara mutlak menjadi milik
atau kepunyaanya.
Pengertian hak dalam kamus besar bahasa Indonesia yaitu sebagai kebenaran,
kepunyaan, milik, dan kekuasaan untuk berbuat atau memperoleh sesuatu. Hak yang
dimaksudkan di sini adalah tindakan yang legal dan sesuai dengan undang-undang
yang berlaku. Sesuai dengan UUD 1945 dan Pancasila tanpa adanya penyalahgunaan
yang tidak sesuai dengan peraturan.
Hak dalam hal kewarganegaraan berarti warga negara berhak atau mempunyai
wewenang untuk memperoleh beberapa hal. Misalnya penghidupan yang layak,
perlindungan hukum, jaminan keamanan dan sebagainya.

 Hak Warga Negara


Pengertian Hak Warga Negara dapat dikatakan sebagai sesuatu yang seharusnya
dimiliki oleh warga negara. Sifat dari hak warga negara yaitu mutlak dan terdapat
kebebasan didalamnya. Setiap warga negara wajib atau berhak memperoleh sesuatu
sesuai dengan aturan undang-undang yang berlaku.
Contoh Hak Warga Negara yaitu
- Setiap warga negara berhak memperoleh perlindungan hukum yang sama (Pasal 27
ayat 1)
- Setiap warga negara berhak mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak
(Pasal 27 ayat 2)
- Setiap warga negara berhak memperoleh kedudukan yang sama pada hukum dan
pemerintahan (Pasal 28 ayat 1)
- Setiap warga negara mempunyai hak yang sama dalam berserikat, berkumpul maupun
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan. (Pasal 28)
- Setiap warga negara berhak memilih, memeluk dan menjalankan agama yang
dipercayai sesuai dengan agama yang sudah diresmikan. (Pasal 29 ayat 2)
- Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran yang layak.

2. Definisi Kewajiban
 Kewajiban
kewajiban yaitu sesuatu yang harus dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.
Menurut KBBI, kewajiban adalah sesuatu yang diwajibkan, yang harus dilaksanakan;
pekerjaan, tugas menurut hukum; segala sesuatu yang menjadi tugas manusia.
Dapat dikatakan bahwa kewajiban menjadi sesuatu yang harus dilakukan karena
sudah mendapatkan wewenang atau hak.
Sebenarnya antara hak dan kewajiban harus dapat berjalan seirama dan satu kesatuan
yang berjalan bersama. Namun pada prakteknya, kewajiban harus dilakukan atau
dilaksanakan terlebih dahulu ketika Anda ingin mendapatkan hak yang sesuai di
masa yang akan datang.
 Definisi Kewajiban Warga Negara
Sebagai warga negara Indonesia, Pengertian Kewajiban Warga Negara yaitu wajib
melaksanakan peran sebagai warga negara. Peran tersebut sesuai dengan kemampuan
masing-masing agar kita memperoleh hak sebagai warga negara yang baik.
Kewajiban sebagai warga negara mempunyai pengaruh yang besar terhadap
berjalannya suatu negara dengan baik. Dapat diibaratkan sebagai air yang menyirami,
kewajibannya yaitu menjadi sumber kehidupan kemakmuran warga masyarakat yang
dibebankan.
Kewajiban sebagai warga negara adalah seluruh hal yang wajib dilakukan untuk
mendapatkan hak dari negara yang ditinggali. Contoh dari kewajiban warga negara
yaitu membela kesatuan dan kerukunan antar sesama.
Contoh Kewajiban Warga Negara :
- Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
- Setiap warga negara wajib berperan atau ikut serta dalam membela, mempertahankan
kedaulatan negara Indonesia dari berbagai serangan yang tidak diinginkan. (Pasal 30
ayat 1)
- Setiap warga negara wajib menaati dan menjunjung tinggi dasar negara Indonesia.
Selain itu, warga negara juga wajib menaati hukum dan pemerintah yang berlalu serta
menjalankan sebaik-baiknya.
- Setiap warga negara wajib menghormati hak asasi manusia. Sehingga setiap warga
negara tidak diizinkan tidak menghormati hak asasi orang lain atau warga negara yang
lainnya. (pasal 28 ayat 1)
- Setiap warga negara wajib tunduk pada pembatasan yang telah ditetapkan oleh
undang-undang dasar yang berlaku (Pasal 28 ayat 2)
- Setiap warga negara wajib ikut serta dalam pembangunan negara yang bertujuan
untuk memajukan bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik.

Kewajiban warga negara berdasarkan UUD 1945 :


- Membayar pajak.
- Membela pertahanan dan keamanan.
- Menghormati hak asasi.
- Menjunjung hukum dan pemerintahan.
- Ikut serta membela negara.
- Tunduk pada pembatasan yang ditetapkan oleh UU.
- Wajib mengikuti pendidikan dasar.

Perbedaan Hak dan Kewajiban yaitu hak merupakan sesuatu yang diperoleh sedangkan
kewajiban adalah sesuatu yang harus dilaksanakan atau dikerjakan. Namun sebelum warga
negara mendapatkan haknya, warga negara harus menjalani atau melaksanakan kewajibannya
terlebih dahulu.

Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan 30, yaitu :
1. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-
undang
2. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat (2), taip-
tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
3. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan, dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
4. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan
negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.

3. Definisi Warga Negara


Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah Negara
tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri.
Adapun pengertian penduduk menurut Kansil adalah mereka yang telah memenuhi syarat-
syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan negara yang bersangkutan, diperkenankan
mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam wilayah negara itu.
Pengertian warga negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah sebuah
penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan
sebagainya, yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari negara
itu. Sedangkan menurut Dr. A.S. Hikam (2000), adalah anggota dari sebuah komunitas yang
membentuk itu sendiri.
Beberapa pengertian tentang warganegara juga diatur oleh UUD 1945, pasal 26
menyatakan : “ warga negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan
undang-undang sebagai warga negara”.

Pasal 1 UU No. 22/1958, dan UU Np. 12/2006 tentang Kewarganegaraan Republik


Indonesia, menekankan kepada peraturan yang menyatakan bahwa warga negara RI adalah
orang yang berdasarkan perundang-undangan dan atau perjanjian-perjanjian dan atau
peraturan yang berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga negara RI.

Warga negara dari suatu negara merupakan pendukung dan penanggung jawab kemajuan
dan kemunduran suatu negara. Oleh karena itu, seseorang yang menjadi anggota atau warga
suatu negara haruslah ditentukan oleh UU yang dibuat oleh negara tersebut. Sebelum negara
menentukan siapa yang menjadi warga negara, maka negara harus mengakui bahwa setiap
orang berhak memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya serta berhak kembali sebagaimana diatur pasal 28 E ayat (1) UUD 1945.
Pernyataan ini berarti bahwa orang-orang yang tinggal dalam wilayah negara dapat
diklasifikasikian menjadi :

Warga negara Indonesia, adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa
lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
Penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat sementara sesuai
dengan visa (surat ijin untuk memasuki suatu negara dan tinggal sementara yang diberikan
oleh pejabat suatu negara yang dituju) yang diberikan negara melalui kantor imigrasi.

I. Hak dan Kewajiban Negara/Pemerintah


Hak dan kewajiban negara adalah menggambarkan apa yang seharusnya diterima dan
dilakukan oleh negara atau pemerintah dalam melindungi dan menjamin kelangsungan
kehidupan negara serta terwujudnya cita-cita dan tujuan nasional sebagaimana tercantum
dalam pembukaan UUD 1945.

Hak negara atau pemerintah adalah meliputi :


1) Menciptakan peraturan dan UU untuk ketertiban dan keamanan.
2) Melakukan monopoli sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak.
3) Memaksa warga negara taat akan hukum yang berlaku.
4)
Kewajiban negara berdasarkan UUD 1945 :
1) Melindungi wilayah dan warga negara.
2) Memajukan kesejahteraan umum.
3) Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
5) Menjamin kemerdekaan penduduk memeluk agama.
6) Membiayai pendidikan dasar.
7) Menyelenggarakan sistem pendidikan nasional.
8) Memprioritaskan anggaran pendidikan minimal 20 % dari anggaran belanja negara dan
belanja daerah.
9) Memajukan pendidikan dan kebudayaan.
10) Mengembangkan sistem jaminan sosial.
11) Menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kebudayaan nasional
12) Menguasai cabang-cabang produksi penting bagi negara dan menguasai hidup orang banyak.
13) Menguasai bumi, air, dan kekayaan alam demi kemakmuran rakyat.
14) Memelihara fakir miskin.
15) Mengembangkan sistem jaminan sosial.
16) Menyediakan fasilitas layanan kesehatan dan publik yang layak.

Pasal 27 Ayat 2 Uud 1945 Dan Hubungan Dengan Warga Negara


Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “ Tiap - tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “ . Pasal tersebut menjelaskan bahwa setiap individu
sebagai anggota warga negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan serta kehidupan yang layak
dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa , dan bernegara .
Lapangan pekerjaan merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan yang akan
digunakan dalam pemenuhan kehidupan yang layak . Penghidupan yang layak diartikan sebagai
kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar , seperti : pangan , sandang , dan papan .

2.4 Jenis-jenis Hak dan Kewajiban


a) Jenis-jenis Hak
Hak dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
1) Hak legal dan hak moral
Hak legal didasarkan atas salah satu bentuk hukum. Hak legal lebih banyak
membahas mengani hukum atau sosial.
Misalnya, mengeluarkan peraturan bahwa setiap veteran memperoleh tunjangan
bulanan. Sehingga setiap veteran yang memenuhi syarat berhak mendapatkan
tunjangan.

2) Hak moral didasarkan atas prinsip atau peraturan etis. Bersifat solider atau
individu.

Misalnya, seorang pengusaha membayar pekerja wanita lebih rendah padahal


kinerjanya lebih bagus dibandingkan pekerja pria. Maka majikan tersebut melakukan
hak legal namun melanggar hak moral.

3) Hak positif dan hak negatif


Hak positif memiliki sifat positif pada seseorang merasa berhak mendapatkan atau
melakukan sesuatu. Misalnya, hak atas pendidikan, pelayanan, dan kesehatan.
b) Jenis-jenis Kewajiban
Menurut George Nathaniel Curzon, terdapat beberapa macam jenis kewajiban
diantaranya yaitu:
1) Kewajiban Mutlak
Kewajiban mutlak adalah kewajiban seseorang terhadap dirinya sendiri dan
tidak berhubungan dengan hak dan tidak mutlak melibatkan hak di lain pihak.
2) Kewajiban Publik
Kewajiban publik adalah kewajiban yang berhubungan dengan hak-hak
publik. Misalnya seperti kewajiban untuk patuh terhadap peraturan dan hukum
pidana.
3) Kewajiban Positif dan Negatif
Kewajiban positif dan negatif adalah kewajiban yang mengharuskan seseorang
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Kewajiban positif
menghendaki dilakukannya sesuatu, sedangkan kewajiban negatif
menghendaki tidak dilakukannya sesuatu.
4) Kewajiban Umum dan Khusus
Kewajiban umum (universal) adalah kewajiban yang ditujukan kepada seluruh
warga negara secara umum. Sedangkan, kewajiban khusus adalah kewajiban
yang ditujukan kepada golongan tertentu, bidang hukum tertentu, atau
perjanjian.
5) Kewajiban Primer
Kewajiban primer adalah kewajiban yang dapat timbul dari tindakan yang
tidak melawan hukum, misalnya kewajiban untuk tidak mencemarkan nama
baik dan kewajiban yang sifatnya memberikan sanksi. Selain itu, kewajiban
primer juga bisa timbul akibat perbuatan melawan hukum, misalnya kewajiban
membayar kerugian dalam hukum perdata.
2.5 Asas-asas Kewarganegaraan
Pemerintah RI pada tanggal 1 Agustus 2006 telah mensahkan UU No. 12 tentang Kewarganegaraan
RI. Dengan diundangkannya UU tersebut, UU kewarganegaraan yang lama, yaitu UU No. 62 tahun
1958 dinyatakan tidak berlaku lagi karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan masyarakat dan
ketatanegaraan Republik Indonesia.

UU No. 12 tahun 2006 ini mengandung asas-asas kewarganegaraan umum dan asas-asas
kewarganegaraan khusus. Asas-asas kewarganegaraan umum yang terkandung dalam UU ini
adalah:
1) Asas ius sanguinis (law of the blood), yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.
2) Asas ius soli (law of the soil), yaitu asas yang secara terbatas menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU ini.
3) Asas kewarganegaraan tunggal, yaitu asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi
setiap orang.
4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan ganda
bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU ini.

Asas-asas khusus yang dijadikan dasar penyusunan UU ini adalah:


1) Asas kepentingan nasional, yaitu asas yang menentukan bahwa peraturan kewarganegaraan
mengutamakan kepentingan nasional Indonesia, yang bertekad mempertahankan
kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang memiliki cita-cita dan tujuannya sendiri
2) Asas perlindungan maksimum, yaitu asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib
memberikan perlindungan penuh kepada setiap WNI dalam keadaan apapun baik di dalam
maupun di luar negeri.
3) Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan, yaitu asas yang menentukan bahwa
setiap WNI mendapatkan perlakuan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan.
4) Asas kebenaran substantif, yaitu prosedur pewarganegaraan seseorang tidak hanya bersifat
administratif, tetapi juga disertai susbtansi dan syarat-syarat permohonan yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
5) Asas nondiskriminatif, yaitu asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala ikhwal
yang berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama, golongan, jenis kelamin
dan gender.
6) Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia, yaitu asas yang dalam
segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus menjamin, melindungi, dan
memuliakan hak asasi manusia pada umumnya dan hak warga negara pada khususnya.
7) Asas keterbukaan, yaitu asas yang menentukan bahwa dalam segala ikhwal yang
berhubungan dengan warga negara harus dilakukan secara terbuka.
8) Asas publisitas, yaitu asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh atau
kehilangan kewarganegaraan RI diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia agar
masyarakat mengetahuinya.

Pada dasarnya UU ini tidak mengenal kewarganegaraan ganda (bipartide) ataupun tanpa
kewarganegaraan (apartide). Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam UU ini
merupakan suatu pengecualian.

Pokok materi yang diatur dalam UU ini meliputi:


1) Siapa yang menjadi WNI
2) Syarat dan tata cara memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia
3) Kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia
4) Syarat dan tata cara memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia
5) Ketentuan pidana

Berdasarkan UU ini, yang dimaksud Warga Negara Indonesia adalah:


1) Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan
perjanjian
2) Pemerintah RI dengan negara lain sebelum UU ini berlaku sudah menjadi WNI;
3) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu WNI;
4) anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga negara asing
(WNA);
5) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNA dan ibu WNI;
6) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI, tetapi ayahnya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan
kewarganageraan kepada anak tersebut;
7) Aanak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal
dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya WNI;
8) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI;
9) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNA yang diakui oleh seorang
ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuannya itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia
18 tahun atau belum menikah;
10) anak yang lahir di wilayah negara RI yang pada waktu lahir tidak jelas status
kewarganegaraan ayah dan ibunya;
11) Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah dan
ibunya tidak diketahui;.
12) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya;
13) Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik dari seorang ayah dan ibu WNI yang
karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan
keapda anak yang bersangkutan;
14) nak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya,
kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau
menyatakan janji setia.
15) nak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun dan belum
menikah, diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing, tetap diakui
sebagai WNI.
16) nak WNI yang belum berusia 5 tahun diangkat secara sah sebagai anak oleh WNA
berdasarkan penatapan pengadilan tetap diakui sebagai WNI Anak seperti yang tersebut
dalam poin 3, 4, 8, 11, 14 dan 15 di atas, dapat memiliki kewarganegaraan ganda sampai
anak mencapai usia 18 tahun atau telah menikah. Setelah mencapai usia 18 tahun atau telah
menikah, anak tersebut harus menyatakan memilih salah satu kewarganegaraannya.
Pernyataan untuk memilih kewargangeraan dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada pejabat
dengan melampirkan dokumen-dokumen yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.
Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan disampaikan dalam waktu paling lambat 3 tahun
setelah anak berusia 18 tahun atau telah menikah.

Tata cara pendaftaran untuk memperoleh kembali kewarganegaraan


I. Bagi anak-anak (untuk memperoleh kewarganegaraan RI)
Anak yang dapat mendaftarkan diri untuk memperoleh kewarganegaraan RI adalah:

1) anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu WNA;
2) anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNA dan ibu WNI;
3) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNA yang diakui oleh seorang
ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18
tahun atau belum kawin;
4) Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara RI dari seorang ayah dan ibu WNI yang karena
ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada
anak yang bersangkutan;
5) Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun dan belum
menikah diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaan asing;
6) Anak WNI yang belum berusia 5 tahun diangkat secara sah sebagai anak oleh WNA
berdasarkan penetapan pengadilan.

Berdasarkan Pasal 41 UU No. 12 tahun 2006 ini, anak-anak yang termasuk dalam kategori di atas
yang lahir sebelum UU ini diundangkan (sebelum 1 Agustus 2006) dan belum berusia 18 tahun atau
belum menikah dapat memperoleh kewarganegaraan RI dengan mendaftarkan diri kepada Menteri
melalui pejabat atau Perwakilan RI paling lambat 4 (empat) tahun setelah UU ini berlaku. Tata cara
pendaftaran sebagaimana tercantum dibawah ini. Sedangkan, anak-anak yang termasuk dalam
kategori di atas yang lahir setelah UU ini diundangkan (setelah 1 Agustus 2006) dapat langsung
mengajukan permohonan kewarganegaraan/pembuatan paspor RI ke Perwakilan RI.

Tata cara pendaftaran:


a. Mendaftaran dilakukan oleh salah satu orang tua atau walinya dengan mengajukan
permohonan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia di atas kertas bermeterai cukup.
b. Permohonan pendaftaran bagi anak yang bertempat tinggal di luar negeri diajukan kepada
Menteri melalui Kepala Perwakilan RI yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal anak.
c. permohonan pendaftaran sekurang-kurangnya memuat:
- nama lengkap, alamat tempat tinggal salah seorang dari orang tua atau wali anak
- nama lengkap, tempat dan tanggal lahir serta kewarganegaraan kedua orang tua;
- nama lengkap, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, status perkawinan anak serta
hubungan hukum kekeluargaan anak dengan orang tua, dan
- ewarganegaraan anak
d. permohonan pendaftaran dilampiri dengan:
- . fotokopi akte kelahiran anak yang disahkan oleh pejabat yang berwenang atau Perwakilan
RI,
- surat pernyataan dari orang tua atau wali bahwa anak belum menikah;
- fotokopi kartu tanda penduduk atau paspor orang tua anak yang masih berlaku yang disahkan
oleh pejabat yang berwenang atau Perwakilan RI;
- pas foto anak terbaru berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 6 (enam) lembar, latar belakang
warna merah;
- bagi anak yang lahir dari perkawinan yang sah harus melampirkan fotokopi kutipan akte
perkawinan/buku nikah atau kutipan akte perceraian/surat talak/perceraian atau keterangan
/kutipan akte kematian salah seorang dari orang tua anak yang disahkan oleh pejabat yang
berwenang atau Perwakilan RI;
- bagi anak yang diakui atau yang diangkat harus melampirkan fotokopi kutipan akte
pengakuan atau penetapan pengadilan tentang pengangkatan anak yang disahkan oleh pejabat
yang berwenang atau Perwakilan RI;
- bagi anak yang sudah berusia 17 tahun dan bertempat tinggal di wilayah negara RI harus
melampirkan fotokopi kartu tanda penduduk WNA yang disahkan oleh pejabat yang
berwenang; dan
- bagi anak yang belum wajib memiliki kartu tanda penduduk yang bertempat tinggal di
wilayah negara RI melampirkan fotokopi kartu keluarga orang tua yang disahkan oleh pejabat
yang berwenang.
- permohonan pendaftaran menggunakan bentuk formulir sebagaimana terlampir (formulir
pendaftaran anak untuk memperoleh kewarganegaraan RI).
- waktu pemrosesan kurang lebih 4 bulan terhitung sejak permohonan pendaftaran beserta
lampirannya diajukan kepada Perwakilan RI
- Biaya pendaftaran Rp 500.000 (sesuai PP No. 19 Tahun 2007)
- permohonan pendaftaran anak hanya dapat diproses apabila telah diajukan secara lengkap
kepada Perwakilan RI paling lambat tanggal 1 Agustus 2010.

II. Bagi yang telah kehilangan kewarganegaraan RI

Berdasarkan pasal 42 UU No. 12 tahun 2006 ini, WNI yang bertempat tinggal di luar wilayah negara
RI selama 5 (lima) tahun atau lebih tidak melaporkan diri kepada Perwakilan RI dianggap telah
melepaskan kewarganegaraan RI. Kepada mereka dan WNI yang telah kehilangan kewargangeraan
RI sebelum UU No. 12 tahun 2006 berlaku dapat memperoleh kembali kewarganegaraannya dengan
mendaftarkan diri di Perwakilan RI dalam waktu paling lambat 3 (tiga) tahun sejak UU No. 12 tahun
2006 diundangkan sepanjang tidak mengakibatkan kewarganegaraan ganda.

Tata cara pendaftaran:

1. pemohon mengajukan permohonan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia di atas kertas
bermeterai cukup kepada Perwakilan RI yang terdekat dengan tempat tinggal pemohon;
2. permohonan pendaftaran sekurang-kurangnya memuat:
a. nama lengkap, alamat tempat tinggal pemohon.
b. tempat dan tanggal lahir serta status kewarganegaraan pemohon.
c. pekerjaan pemohon.
d. jenis kelamin pemohon.
e. status perkawinan pemohon.
f. nama isteri/suami pemohon.
g. nama anak pemohon yang belum berusia 18 tahun dan belum menikah.
3. permohonan pendaftaran harus dilampiri dengan:
a. fotokopi kutipan akte kelahiran, surat kenal lahir, ijasah, atau surat-surat lain yang
membuktikan tentang kelahiran pemohon yang disahkan oleh Perwakilan RI.
b. fotokopi paspor RI, surat yang bersifat paspor, atau surat-surat lain yang disahkan oleh
Perwakilan RI yang dapat membuktikan bahwa pemohon pernah menjadi WNI.
c. fotokopi kutipan akte perkawinan/buku nikah atau kutipan akte perceraian/surat
talak/perceraian atau kutipan akte kematian isteri/suami pemohon yang disahkan oleh
Perwakilan RI bagi pemohon yang telah kawin atau cerai.
d. fotokopi kutipan akte kelahiran anak pemohon yang belum berusia 18 tahun dan belum
menikah yang disahkan oleh Perwakilan RI.
e. pernyataan tertulis bahwa pemohon akan setia kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
dan akan membelanya dengan sungguh-sungguh serta akan menjalankan kewajiban
yang dibebankan negara sebagai WNI dengan tulus dan ikhlas;
f. pernyataan tertulis dari pemohon bahwa pemohon bersedia menanggalkan
kewarganegaraan asing yang dimilikinya apabila memperoleh kewarganegaraan RI;
g. daftar riwayat hidup pemohon; dan
h. pas foto pemohon terbaru berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 6 (enam) lembar, latar
belakang warna merah.
4. permohonan pendaftaran menggunakan bentuk formulir sebagaimana terlampir (formulir
permohonan memperoleh kembali kewarganegaraan RI)
5. pernyataan sebagaimana disebut dalam butir 3e dan 3f di atas menggunakan bentuk
formulir sebagaimana terlampir.
6. waktu pemrosesan kurang lebih 5 bulan terhitung sejak permohonan pendaftaran beserta
lampirannya diajukan kepada Perwakilan RI.
7. biaya pendaftaran 500.000 (sesuai PP No. 19 Tahun 2007).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan pembahasan pada BAB II diatas, maka pada BAB III penutup ada
beberapa kesimpulan yang dapat diambil yaitu :
1. Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh undang-
undang (UU) sebagai warga negara Republik Indonesia.
2. Hak adalah sesuatu yang mutlak dimiliki oleh setiap orang dari sejak lahir dan
penggunaannya tergantung pribadi masing-masing. Pengertian Hak Warga Negara
dapat dikatakan sebagai sesuatu yang seharusnya dimiliki oleh warga negara.
Setiap warga negara wajib atau berhak memperoleh sesuatu sesuai dengan aturan
undang-undang yang berlaku.
Kewajiban yaitu sesuatu yang harus dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung
jawab.
Kewajiban sebagai warga negara adalah seluruh hal yang wajib dilakukan untuk
mendapatkan hak dari negara yang ditinggali.
Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah
Negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Warga negara Indonesia,
adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
Hak dan Kewajiban Negara/Pemerintah
3. Hak dan kewajiban negara ini menggambarkan apa yang seharusnya diterima dan
dilakukan oleh negara atau pemerintah dalam melindungi dan menjamin
kelangsungan kehidupan negara serta terwujudnya cita-cita dan tujuan nasional
sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
4. Jenis jenis hak yaitu hak legal dan normal serta hak positif dan negatif, jenis
kewajiban yaitu kewajiban mutlak, publik, positif dan negatid, umum dan khusus,
serta primer.
5. Azas- azas kewarganegaraan berdasarkan UU No. 12 tahun 2006, terkandung
asas-asas kewarganegaraan umum dan asas-asas kewarganegaraan khusus.

3.2 Saran
Setelah membaca dab memahami makalah ini saya berharap kita sebagai warga
negara Indonesia memahami betul bagimana hak warga dan kewajiban warga negara
itu sendiri dan menerapkannya dalam kehidupan sehari hari.
DAFTAR PUSTAKA

https://belajargiat.id/hak-kewajiban-wn/
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11732#:~:text=2.%20Hak%20dan
%20Kewajiban%20Warga,dengan%20pasal%2034%20UUD%201945.&text=pekerjaan%20dan
%20penghidupan%20yang%20layak%20bagi,(pasal%2027%20ayat%202).&text=
%E2%80%93%20Hak%20untuk%20membentuk%20keluarga%20dan,(pasal%2028B%20ayat
%201).
https://kemlu.go.id/hochiminhcity/id/read/kewarganegaraan-ganda-bagi-wni-dibawah-18-
tahun/131/information-sheet.
https://kemlu.go.id/frankfurt/id/pages/kewarganegaraan_indonesia/1725/etc-menu.
https://www.jojonomic.com/blog/perbedaan-hak-dan-kewajiban/.
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/31/120000369/pengertian-hak-dan-bagiannya.
https://www.pelajaran.co.id/2019/16/pengertian-kewajiban-jenis-dan-contoh-kewajiban-menurut-
para-ahli.html.

Anda mungkin juga menyukai