Disusun Oleh :
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hak Dan
Kewajiban Warga Negara”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada
Nabi besar alam, Muhammad SAW. Adapun tujuan makalah ini disusun untuk melengkapi
salah satu tugas mata kuliah Pancasila.
Dengan harapan makalah ini bisa menambah pengetuahuan, menambah wawasan dan
mendatangkan manfaat.
Saya menyadari bahwasanya dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh sebab itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah
yang bersangkutan guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi saya untuk lebih baik
lagi di masa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
1.3. Tujuan................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Siapakah Warga Negara Indonesia Itu?
2.2 Pengertian pengertian Hak, Kewajiban, dan Warga Negara
2.3 Hak dan Kewajiban Warga Negara
2.4 Jenis Hak dan Kewajiban Warga Negara
2.5 Asas-asas Kewarganegaraan
PENDAHULUAN
Sebagai warga negara Indonesia, kedudukan, hak, kewajiban, dan peran penyandang
cacat adalah sama dengan warga negara lainnya. Hal ini sesuai dengan UUD 1945, dalam
Pasal 27 : Setiap warga negara berhak memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan. Kemudian ada penegasan lagi pada amandemen UUD 1945 yang
mengatur tentang Hak Azasi Manusia, ini menandakan bahwa negara kita telah memberikan
perhatian yang sungguh-sungguh kepada harkat dan martabat manusia dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.Oleh karena itu, peningkatan peran para penyandang cacat dalam
pembangunan nasional sangat penting untuk mendapat perhatian dan didayagunakan
sebagaimana mestinya.
Hingga saat ini sarana dan upaya untuk memberikan perlindungan hukum terhadap
kedudukan, hak, kewajiban, dan peran para penyandang cacat telah diatur dalam Undang-
Undang Nomor. 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat, dan berbagai peraturan
perundangundangan yang mengatur masalah ketenagakerjaan, pendidikan nasional,
kesehatan, kesejahteraan sosial, lalu lintas dan angkutan jalan, perkeretaapian, pelayaran,
penerbangan, dan kepabeanan.
Secara normatif, sebenarnya sudah ada beberapa instrumen hukum yang dilahirkan
untuk melindungi hak penyandang cacat untuk bekerja. Sebut saja UU No 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakarjaan yang ‘mengharamkan’ diskriminasi kepada para penyandang cacat.
Bahkan UU No 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat makin menegaskan hak itu. Pasal
14 UU No 4/1997 mewajibkan perusahaan negara dan swasta untuk menjamin kesempatan
bekerja kepada para penyandang cacat. Bahkan dalam Penjelasan Pasal itu makin ditegaskan
bahwa perusahaan yang mempekerjakan 100 orang wajib mempekerjakan satu orang
penyandang cacat. Tak main-main. Pasal 28 UU 4/1997 itu bahkan mengatur sanksi pidana
berupa kurungan maksimal enam bulan dan atau denda paling besar Rp200 juta bagi
pelanggar Pasal 14.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Selain itu, tetap diakui pula sebagai Warga Negara Indonesia bagi:
1. anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun dan belum
kawin, diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing;
2. anak WNI yang belum berusia 5 tahun diangkat secara sah sebagai anak oleh warga
negara asing berdasarkan penetapan pengadilan.
1. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat tinggal di
wilayah RI, yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan Indonesia;
2. Anak WNA yang belum berusia 5 tahun yang diangkat anak secara sah menurut
penetapan pengadilan sebagai anak oleh Warga Negara Indonesia.
Dwikewarganegaraan terbatas
Khusus bagi anak sebagaimana kriteria diatas, dalam hal status Kewarganegaraan Indonesia
bagi anak tersebut berakibat anak berkewarganegaraan ganda, maka setelah berusia 18 tahun
atau sudah kawin anak tersebut harus menyatakan memilih salah satu kewarganegaraannya.
Pernyataan ini harus disampaikan secara tertulis selambat-lambatnya 3 (tiga) tahun setelah
anak berusia 18 tahun atau sudah kawin (Pasal 60 Peraturan Pemerintah no. 2 tahun 2007).
Apabila anak tersebut tidak mengajukan pernyataan memilih kewarganegaraan Indonesia,
termasuk akibat lali, maka kewarganegaraan Indonesia-nya menjadi gugur sejak ia berusia 21
tahun atau 3 tahun sejak menikah. Ia diwajibkan untuk mengembalikan kepada Pemerintah
RI segala keputusan, dokumen atau surat lain yang membuktikan identitas anak sebagai WNI
dalam waktu 14 hari sejak ia kehilangan kewarganegaraan Indonesia tersebut. (lihat Ps. 65 PP
no. 2/2007)
2. Definisi Kewajiban
Kewajiban
kewajiban yaitu sesuatu yang harus dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.
Menurut KBBI, kewajiban adalah sesuatu yang diwajibkan, yang harus dilaksanakan;
pekerjaan, tugas menurut hukum; segala sesuatu yang menjadi tugas manusia.
Dapat dikatakan bahwa kewajiban menjadi sesuatu yang harus dilakukan karena
sudah mendapatkan wewenang atau hak.
Sebenarnya antara hak dan kewajiban harus dapat berjalan seirama dan satu kesatuan
yang berjalan bersama. Namun pada prakteknya, kewajiban harus dilakukan atau
dilaksanakan terlebih dahulu ketika Anda ingin mendapatkan hak yang sesuai di
masa yang akan datang.
Definisi Kewajiban Warga Negara
Sebagai warga negara Indonesia, Pengertian Kewajiban Warga Negara yaitu wajib
melaksanakan peran sebagai warga negara. Peran tersebut sesuai dengan kemampuan
masing-masing agar kita memperoleh hak sebagai warga negara yang baik.
Kewajiban sebagai warga negara mempunyai pengaruh yang besar terhadap
berjalannya suatu negara dengan baik. Dapat diibaratkan sebagai air yang menyirami,
kewajibannya yaitu menjadi sumber kehidupan kemakmuran warga masyarakat yang
dibebankan.
Kewajiban sebagai warga negara adalah seluruh hal yang wajib dilakukan untuk
mendapatkan hak dari negara yang ditinggali. Contoh dari kewajiban warga negara
yaitu membela kesatuan dan kerukunan antar sesama.
Contoh Kewajiban Warga Negara :
- Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
- Setiap warga negara wajib berperan atau ikut serta dalam membela, mempertahankan
kedaulatan negara Indonesia dari berbagai serangan yang tidak diinginkan. (Pasal 30
ayat 1)
- Setiap warga negara wajib menaati dan menjunjung tinggi dasar negara Indonesia.
Selain itu, warga negara juga wajib menaati hukum dan pemerintah yang berlalu serta
menjalankan sebaik-baiknya.
- Setiap warga negara wajib menghormati hak asasi manusia. Sehingga setiap warga
negara tidak diizinkan tidak menghormati hak asasi orang lain atau warga negara yang
lainnya. (pasal 28 ayat 1)
- Setiap warga negara wajib tunduk pada pembatasan yang telah ditetapkan oleh
undang-undang dasar yang berlaku (Pasal 28 ayat 2)
- Setiap warga negara wajib ikut serta dalam pembangunan negara yang bertujuan
untuk memajukan bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik.
Perbedaan Hak dan Kewajiban yaitu hak merupakan sesuatu yang diperoleh sedangkan
kewajiban adalah sesuatu yang harus dilaksanakan atau dikerjakan. Namun sebelum warga
negara mendapatkan haknya, warga negara harus menjalani atau melaksanakan kewajibannya
terlebih dahulu.
Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan 30, yaitu :
1. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-
undang
2. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat (2), taip-
tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
3. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan, dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
4. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan
negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.
Warga negara dari suatu negara merupakan pendukung dan penanggung jawab kemajuan
dan kemunduran suatu negara. Oleh karena itu, seseorang yang menjadi anggota atau warga
suatu negara haruslah ditentukan oleh UU yang dibuat oleh negara tersebut. Sebelum negara
menentukan siapa yang menjadi warga negara, maka negara harus mengakui bahwa setiap
orang berhak memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya serta berhak kembali sebagaimana diatur pasal 28 E ayat (1) UUD 1945.
Pernyataan ini berarti bahwa orang-orang yang tinggal dalam wilayah negara dapat
diklasifikasikian menjadi :
Warga negara Indonesia, adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa
lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
Penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat sementara sesuai
dengan visa (surat ijin untuk memasuki suatu negara dan tinggal sementara yang diberikan
oleh pejabat suatu negara yang dituju) yang diberikan negara melalui kantor imigrasi.
2) Hak moral didasarkan atas prinsip atau peraturan etis. Bersifat solider atau
individu.
UU No. 12 tahun 2006 ini mengandung asas-asas kewarganegaraan umum dan asas-asas
kewarganegaraan khusus. Asas-asas kewarganegaraan umum yang terkandung dalam UU ini
adalah:
1) Asas ius sanguinis (law of the blood), yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.
2) Asas ius soli (law of the soil), yaitu asas yang secara terbatas menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU ini.
3) Asas kewarganegaraan tunggal, yaitu asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi
setiap orang.
4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan ganda
bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU ini.
Pada dasarnya UU ini tidak mengenal kewarganegaraan ganda (bipartide) ataupun tanpa
kewarganegaraan (apartide). Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam UU ini
merupakan suatu pengecualian.
1) anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu WNA;
2) anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNA dan ibu WNI;
3) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNA yang diakui oleh seorang
ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18
tahun atau belum kawin;
4) Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara RI dari seorang ayah dan ibu WNI yang karena
ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada
anak yang bersangkutan;
5) Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun dan belum
menikah diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaan asing;
6) Anak WNI yang belum berusia 5 tahun diangkat secara sah sebagai anak oleh WNA
berdasarkan penetapan pengadilan.
Berdasarkan Pasal 41 UU No. 12 tahun 2006 ini, anak-anak yang termasuk dalam kategori di atas
yang lahir sebelum UU ini diundangkan (sebelum 1 Agustus 2006) dan belum berusia 18 tahun atau
belum menikah dapat memperoleh kewarganegaraan RI dengan mendaftarkan diri kepada Menteri
melalui pejabat atau Perwakilan RI paling lambat 4 (empat) tahun setelah UU ini berlaku. Tata cara
pendaftaran sebagaimana tercantum dibawah ini. Sedangkan, anak-anak yang termasuk dalam
kategori di atas yang lahir setelah UU ini diundangkan (setelah 1 Agustus 2006) dapat langsung
mengajukan permohonan kewarganegaraan/pembuatan paspor RI ke Perwakilan RI.
Berdasarkan pasal 42 UU No. 12 tahun 2006 ini, WNI yang bertempat tinggal di luar wilayah negara
RI selama 5 (lima) tahun atau lebih tidak melaporkan diri kepada Perwakilan RI dianggap telah
melepaskan kewarganegaraan RI. Kepada mereka dan WNI yang telah kehilangan kewargangeraan
RI sebelum UU No. 12 tahun 2006 berlaku dapat memperoleh kembali kewarganegaraannya dengan
mendaftarkan diri di Perwakilan RI dalam waktu paling lambat 3 (tiga) tahun sejak UU No. 12 tahun
2006 diundangkan sepanjang tidak mengakibatkan kewarganegaraan ganda.
1. pemohon mengajukan permohonan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia di atas kertas
bermeterai cukup kepada Perwakilan RI yang terdekat dengan tempat tinggal pemohon;
2. permohonan pendaftaran sekurang-kurangnya memuat:
a. nama lengkap, alamat tempat tinggal pemohon.
b. tempat dan tanggal lahir serta status kewarganegaraan pemohon.
c. pekerjaan pemohon.
d. jenis kelamin pemohon.
e. status perkawinan pemohon.
f. nama isteri/suami pemohon.
g. nama anak pemohon yang belum berusia 18 tahun dan belum menikah.
3. permohonan pendaftaran harus dilampiri dengan:
a. fotokopi kutipan akte kelahiran, surat kenal lahir, ijasah, atau surat-surat lain yang
membuktikan tentang kelahiran pemohon yang disahkan oleh Perwakilan RI.
b. fotokopi paspor RI, surat yang bersifat paspor, atau surat-surat lain yang disahkan oleh
Perwakilan RI yang dapat membuktikan bahwa pemohon pernah menjadi WNI.
c. fotokopi kutipan akte perkawinan/buku nikah atau kutipan akte perceraian/surat
talak/perceraian atau kutipan akte kematian isteri/suami pemohon yang disahkan oleh
Perwakilan RI bagi pemohon yang telah kawin atau cerai.
d. fotokopi kutipan akte kelahiran anak pemohon yang belum berusia 18 tahun dan belum
menikah yang disahkan oleh Perwakilan RI.
e. pernyataan tertulis bahwa pemohon akan setia kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
dan akan membelanya dengan sungguh-sungguh serta akan menjalankan kewajiban
yang dibebankan negara sebagai WNI dengan tulus dan ikhlas;
f. pernyataan tertulis dari pemohon bahwa pemohon bersedia menanggalkan
kewarganegaraan asing yang dimilikinya apabila memperoleh kewarganegaraan RI;
g. daftar riwayat hidup pemohon; dan
h. pas foto pemohon terbaru berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 6 (enam) lembar, latar
belakang warna merah.
4. permohonan pendaftaran menggunakan bentuk formulir sebagaimana terlampir (formulir
permohonan memperoleh kembali kewarganegaraan RI)
5. pernyataan sebagaimana disebut dalam butir 3e dan 3f di atas menggunakan bentuk
formulir sebagaimana terlampir.
6. waktu pemrosesan kurang lebih 5 bulan terhitung sejak permohonan pendaftaran beserta
lampirannya diajukan kepada Perwakilan RI.
7. biaya pendaftaran 500.000 (sesuai PP No. 19 Tahun 2007).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan pembahasan pada BAB II diatas, maka pada BAB III penutup ada
beberapa kesimpulan yang dapat diambil yaitu :
1. Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh undang-
undang (UU) sebagai warga negara Republik Indonesia.
2. Hak adalah sesuatu yang mutlak dimiliki oleh setiap orang dari sejak lahir dan
penggunaannya tergantung pribadi masing-masing. Pengertian Hak Warga Negara
dapat dikatakan sebagai sesuatu yang seharusnya dimiliki oleh warga negara.
Setiap warga negara wajib atau berhak memperoleh sesuatu sesuai dengan aturan
undang-undang yang berlaku.
Kewajiban yaitu sesuatu yang harus dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung
jawab.
Kewajiban sebagai warga negara adalah seluruh hal yang wajib dilakukan untuk
mendapatkan hak dari negara yang ditinggali.
Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah
Negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Warga negara Indonesia,
adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
Hak dan Kewajiban Negara/Pemerintah
3. Hak dan kewajiban negara ini menggambarkan apa yang seharusnya diterima dan
dilakukan oleh negara atau pemerintah dalam melindungi dan menjamin
kelangsungan kehidupan negara serta terwujudnya cita-cita dan tujuan nasional
sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
4. Jenis jenis hak yaitu hak legal dan normal serta hak positif dan negatif, jenis
kewajiban yaitu kewajiban mutlak, publik, positif dan negatid, umum dan khusus,
serta primer.
5. Azas- azas kewarganegaraan berdasarkan UU No. 12 tahun 2006, terkandung
asas-asas kewarganegaraan umum dan asas-asas kewarganegaraan khusus.
3.2 Saran
Setelah membaca dab memahami makalah ini saya berharap kita sebagai warga
negara Indonesia memahami betul bagimana hak warga dan kewajiban warga negara
itu sendiri dan menerapkannya dalam kehidupan sehari hari.
DAFTAR PUSTAKA
https://belajargiat.id/hak-kewajiban-wn/
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11732#:~:text=2.%20Hak%20dan
%20Kewajiban%20Warga,dengan%20pasal%2034%20UUD%201945.&text=pekerjaan%20dan
%20penghidupan%20yang%20layak%20bagi,(pasal%2027%20ayat%202).&text=
%E2%80%93%20Hak%20untuk%20membentuk%20keluarga%20dan,(pasal%2028B%20ayat
%201).
https://kemlu.go.id/hochiminhcity/id/read/kewarganegaraan-ganda-bagi-wni-dibawah-18-
tahun/131/information-sheet.
https://kemlu.go.id/frankfurt/id/pages/kewarganegaraan_indonesia/1725/etc-menu.
https://www.jojonomic.com/blog/perbedaan-hak-dan-kewajiban/.
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/31/120000369/pengertian-hak-dan-bagiannya.
https://www.pelajaran.co.id/2019/16/pengertian-kewajiban-jenis-dan-contoh-kewajiban-menurut-
para-ahli.html.