Anda di halaman 1dari 20

Keanekaragaman Hayati

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator
3.2 Menganalisis berbagai tingkat 3.2.1 Menjelaskan tentang keanekaragaman gen,
keanekaragaman hayati di jenis, ekosistem
Indonesia beserta ancaman dan 3.2.2 Mengumpulkan data melalui pengamatan
pelestariannya beserta ancaman objek nyata atau gambar dari keanekaragaman
dan pelestariannya gen, jenis, ekosistem
3.2.3 Menjelaskan contoh Keanekaragaman
hayati Indonesia(gen, jenis, ekosistem), flora, fauna,
mikroorganisme, Garis Wallace, Garis Weber,
3.2.4 Mengumpulkan data melalui pengamatan
objek nyata dan gambar dari Keanekaragaman
hayati Indonesia(gen, jenis, ekosistem), flora, fauna,
mikroorganisme, Garis Wallace, Garis Weber,
3.2.5 Mengamati melalui gambar keunikan hutan
hujan tropis
3.2.6 Mengumpulkan data melalui pengamatan
objek nyata dan gambar keunikan hutan hujan tropis
3.2.7 Mengamati melalui literature Upaya
pelestarian keaneka ragaman hayati Indonesia
3.2.8 Mengumpulkan data melalui pengamatan
objek nyata Upaya pelestarian keaneka ragaman
hayati Indonesia
3.2.9 Mengamati melalui gambar manfaat
keaneka ragaman hayati Indonesia
3.2.10 Mengumpulkan data melalui pengamatan
melalui gambar manfaat keaneka ragaman hayati
Indonesia
3.2.11 Menyebutkan tingkat( takson ) pada Sistem
Klasifikasi Makhluk Hidup
3.2.12 Menentukan Sistem klasifikasi makhluk
hidup klasifikasi binomial

4.2 Menyajikan hasil observasi berbagai 4.2.1 Mempresentasikan data yang diperoleh dari
tingkat keanekaragaman hayati di pengamatan keanekaragaman gen, jenis, dan
Indonesia dan usulan upaya ekosistem
pelestariannya 4.2.2 Mempresentasikan konsep
Keanekaragaman hayati Indonesia(gen, jenis,
ekosistem), flora, fauna, mikroorganisme, Garis
Wallace, Garis Weber,
4.2.3 Mempresentasikan konsep keunikan hutan
hujan tropis
4.2.4 Mempresentasikan upaya pelestarian
keaneka ragaman hayati Indonesia
4.2.5 Mempresentasikan hasil pengamatan
manfaat keaneka ragaman hayati Indonesia

A. Berbagai Tingkat Keanekaragaman Hayati


Keanekaragaman hayati meliputi 3 tingkat keanekaragam mencakup keanekaragam gen, keanekaragaman
jenis dan keanekaragaman ekosistem.
1. Keanekaragaman hayati tingkat Gen
Gen merupakan bagian kromosom yang mengendalikan ciri atau sifat suatu organisme yang bersifat
diturunkan dari induk/orang tua kepada keturunannya. Semua makhluk hidup dalam satu spesies/jenis memiliki
perangkat dasar penyusun gen yang sama, tetapi susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing
induknya. Susunan perangkat gen inilah yang menentukan ciri atau sifat suatu individu dalam satu
spesies.Suatu mahluk hidup di katakana satu spesies apabila terjadi perkawinanan antar 2 individu akan
menghasilkan keturunan yang fertil.
Variasi susunan gen pada individu-individu yang termasuk dalam jenis sama akan mengakibatkan adanya
variasi bentuk,  penampilan, dan sifat yang tampak akan berbeda. Variasi tersebut adalah sebagai
keanekaragaman gen atau individu.

19
Contoh : pada tumbuhan

Kelapa gading kelapa kopyor Kelapa hijau

Mawar merah mawar kuning mawar ungu


Contoh pada Hewan

Kucing Anggora Kucing Persia Kucing dosmetik

Penyebab terjadinya Keanekaragaman tingkat gen yaitu Perkawinan antara dua individu makhluk hidup
sejenis merupakan salah satu penyebabnya. Susunan perangkat gen dari dua induk tersebut akan
menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietas-varietas (varitas) yang terjadi
secara alami atau secara buatan,Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau
penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan, seperti pada rambutan. Faktor lingkungan juga turut
mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya
(genotip). Sedangkan keanekaragaman buatan dapat terjadi antara lain melalui perkawinan silang (hibridisasi),
seperti pada berbagai jenis mangga.

2. Keanekaragaman hayati tingkat Jenis


Keanekaragaman tingkat jenis adalah perbedaan-perbedaan pada berbagai species
makhluk hidup di suatu tempat.
Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya beraneka macam
jenis mahluk hidup baik yang termasuk kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba.
misalnya :
Variasi dalam satu famili antara kucing dan harimau. Mereka termasuk dalam satu
famili(famili/keluarga Felidae) walaupun ada perbedaan fisik, tingkah laku dan habitat.
Untuk melihat keanekaragaman hayati tingkat jenis amati gambar berikut:

Gb kelapa Pinang lontar

20
Gb. Harimau Kucing Anggora Singa

LKPD 2.1
Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen dan Jenis

Tujuan

1. Siswa dapat menjelaskan keanekaragaman hayati tingkat gen dan jenis dengan benar
2. Siswa dapat melakukan pengamatan objek berupa gambar spesies-spesies yang berkaitan dengan
keanekaragaman hayati dengan benar
Tabel 2.1

No Nama organisme Keanekaragaman tingkat gen/ jenis (Pilih *)

1 Lengkuas, jahe, kunyit

2 Nangka, sukun keluwih

Ubi madu, ubi ungu, ubi


3
kuning

4 Jeruk nipis,jeruk lemon

5 Jambu air, cengkih, duwet

6 Ayam, itik, angsa

Ayam ras, ayam cemani,


7
ayam kampung

Pisang raja, pisang mas,


8
pisang raja

9 Srikaya, buah nona, sirsat

Jahe merah, jahe emprit,


10
jahe gajah

1. Apakah mungkin dua buah tanaman jeruk, jambu, nangka, anjing, atau kambing yang memiliki susunan gen
yang sama tetapi dapat memiliki penampakan luar yang berbeda? Jelaskan alasannya!
2. Jelaskan bagaimana tanaman jeruk, jambu, nangka, anjing, atau kambing dalam satu spesies dapat berupa
varietas-varietas yang berbeda yang terjadi secara buatan!
3. Jelaskan alasan mengapa suatu organisme digolongkan dalam keanekaragaman tingkat jenis!

3. Keanekaragaman Ekosistem

Di dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu melakukan hubungan timbal balik,
baik antar makhluk hidup maupun makhluk tak hidup dengan lingkungnnya atau komponen abiotiknya.
Hubungan timbal balik antara faktor biotik dan abiotik yang berbeda akan menimbulkan keanekaragaman
ekosistem
Sebagai contoh tanaman dari suku (familia Arecaceae) seperti kelapa sagu dan lontar. Ketiga tanaman tersebut
berinteraksi dengan lingkungan abiotik yang berbeda sehingga akan menimbulkan ekosistem yang berbeda
21
pula. tanaman kelapa banyak di temukan di daerah pantai, sehingga membentuk ekosistem pantai. Tanaman
sagu banyak tumbuh di pegunungan basah sehingga membentuk ekosistem hutan basah. Tanaman lontar
tumbuh baik di daerah kering membentuk ekosistem savana
Gambar berikut ini merupakan gambar keanekaragaman ekosistem

Gb, Ekosistem laut Sawah sungai

Bila membicarakan tentang bioma, kita mengetahui bahwasannya bioma ini terdiri atas beberapa macam.
Nama- nama bioma seringkali kita dengar, bahkan mirip dengan nama hutan. Sebagian nama bioma tersebut
diambil dari vegetasi tumbuh- tumbuhan atau pohon- pohon yang hidup dominan di bioma tersebut.

Beberapa jenis bioma yang mempunyai nama disesuaikan dengan vegetasi tanaman yang tumbuh dominan
adalah bioma hutan gugur, bioma savana, bioma tundra, bioma gurun, bioma taiga, hutan hujan tropis, dan
padang rumput. Masing- masing bioma tersebut akan kita bahas satu- per satu karena merupakan ekosistem
daratan. Berikut merupakan penjelasan dari masing- masing ekosistem darat atau bioma.

B. Jenis jenis Ekosistem Darat

Bila membicarakan tentang bioma, kita mengetahui bahwasannya bioma ini terdiri atas beberapa
macam. Nama- nama bioma seringkali kita dengar, bahkan mirip dengan nama hutan. Sebagian
nama bioma tersebut diambil dari vegetasi tumbuh- tumbuhan atau pohon- pohon yang hidup
dominan di bioma tersebut.

Beberapa jenis bioma yang mempunyai nama disesuaikan dengan vegetasi tanaman yang tumbuh
dominan adalah bioma hutan gugur, bioma savana, bioma tundra, bioma gurun, bioma taiga, hutan
hujan tropis, dan padang rumput. Masing- masing bioma tersebut akan kita bahas satu- per satu
karena merupakan ekosistem daratan. Berikut merupakan penjelasan dari masing- masing
ekosistem darat atau bioma.

1. Bioma hutan gugur

Bioma hutan gugur merupakan jenis ekosistem darat yang pertama akan kita bahas. Bioma hutan
gugur ini terdapat di daerah yeng mengalami empat musim, yakni musim panas, musim gugur,
musim dingin, dan musim semi.

Bioma hutan gugur ini kebanyakan berada di daerah Amerika Serikat bagian timur, Asia timur,
Chili, dan juga Eropa Barat. Bioma hutan gugur ini bisa dikatakan sebagai bioma yang khas karena
memiliki ke khas an sendiri apabila dibandingan dengan bioma yang lainnya. Beberapa ciri yang
dimiliki oleh bioma hutan gugur antara lain:

 Memiliki curah hujan yang merata di sepanjang tahunnya, yakni sekitar 75 hingga 100 cm/
tahun
 Tumbuhan yang hidup di bioma ini pada umumnya memiliki daun yang lebar
 Terdapat di daerah yang mempunyai empat musim, yaitu musim dingin, musim semi, musim
panas, dan musim gugur
 Air yang ada di bioma ini akna membeku apabila terjadi musim dingin

22
 Tumbuhan tidak melakukan fotosintesis ketika musim dingin karena air tidak dapat diserap
dengan baik
 Dihuni oleh binatang- binatang yang mengalami hibernasi ketika musim dingin menyerang
 Beberapa hewan melakukan hibernasi ketika musim dingin, dan beberapa hewan lagi
melakukan membentuk jaringan lebak di bawah kulitnya, dan ada pula yang bermigrasi ke
tempat lain
 Berada di wilayah yang mempunyai iklim sub tropis, yakni yang terletak di 23,5ᵒ garis
lintang utara/ lintang selatan
 Radiasi sinar matahari, curah hujan, dan kelembaban meninggi ketika musim panas tiba
 Sebaliknya, radiasi sinar matahari, curah hujan , dan tingkat kelembaban akan turun ketika
musim dingin tiba
 Daun- daun berubah menjadi merah atau coklat ketika musim dingin karena tumbuhan tidak
melakukan fotosintesis (tidak dapat menyerapp air)
 Salju mulai mencair adalah tanda musim panas tiba.

2. Bioma Sabana

Bioma sabana merupakan ekosistem darat yang berupa padang rumput dengan diselingi oleh
beberapa pohon. Sabana ini berada di daerah yang memiliki iklim tropis. Wilayah yang banyak
terdapat bioma sabana adalah di Australia Utara, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Batat,
dan Kenya.

Bioma sabana ini dibedakan menjadi dua jenis, yakni bioma sabana murni (yaitu sabana yang
terdiri atas satu jenis pohon), dan bioma sabana campuran (yaitu sabana yang terdiri atas
beberapa jenis pohon). Beberapa jenis pohon yang hidup di bioma sabana ini adalah rumput,
Aucalyptus, tumbuhan gerbang, dan Acacia. Sedangkan beberapa hewan yang menempati bioma
sabana ini antara lain macan tutul, gajah, rusa atau kijang, zebra, singa, kuda, dan beberapa
macam serangga termasuk rayap. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai bioma sabana ini,
berikut ini merupakan ciri- ciri dari bioma ini:
 Mempunyai curah hujan antara 90 – 150 cm/ tahun
 Merupakan padang rumput yang diselingi oleh beberapa pohon
 Ditumbuhi oleh beberapa jenis flora, seperti tumbuhan gerbang, rumput, Acacia,
Aucalyptus
 Dihuni oleh beberapa jenis fauna, seperti gajah, macan tutul, kijang, zebra, singa, kuda,
dan beberapa jenis serangga
Itulah beberapa  ciri yang dimiliki oleh bioma sabana ini. Untuk mengetahui lebih lengkap
mengenai bioma ini, baca Bioma Sabana.

3. Bioma Tundra

Jenis ekosistem darat selanjutnya adalah bioma tundra. Bioma tundra ini bisa dikatakan sebagai
bioma yang paling dingin. Bioma tundra ini dipecah menjadi dua macam, yakni tundra Arktik
dan juga tundra Alpin. Tundra Arktik merupakan tundra yang berada di daerah kutub utara atau
Artktik, dan tundra Alpin terdapat di puncak pegunungan yang tinggi, seperti di puncak
pegunungan Jaya Wijaya.

23
Bioma tundra ini banyak kita jumpai di daerah kutub Utara atau Arktik, Siberia, Finlanda, Rusia,
dan juga Kanada. Bioma tundra ini merupakan ekosisten darat yang mempunyai ciri- cicri
sebagai berikut:
 Mengalami musim dingin yang sangat panjang, hingga mencapai 9 bulan
 Mendapatkan sangat sedikit radiasi sinar matahari ketuka musim dingin, sehingga terlihat
gelap
 Mengalami musim panas selama 3 bulan saja
 Tumbuhan- tumbuhan mulai tumbuh dan berkembang di musim panas ini
 Tanahnya ditutupi oleh salju- salju yang mencair ketika musim panas berlangsung
 Memiliki flora yang khas, yaitu lumut sphagnum, dan lichen “reindeer”, pohon willow, birch,
serta tumbuhan berbiji pendek yang mana mempunyai masa perkembangan sangat singkat,
yakni 2 bulan saja
 Mempunyai fauna yang khas juga, yakni muskoxem (bison yang berbulu teba), reindeer
atau caribou atau rusa kutub, rubah, dan burung ptarmigan.
Itulah beberapa  ciri yang dimiliki oleh bioma tundra ini. Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai
bioma ini, baca Bioma Tundra
4. Bioma Gurun

Ekosistem darat yang selanjutnya adalah bioma gurun. Gurun merupakan padang yang
mempunyai ukuran sangat luas dan mempunyai sifat tandus. Hal ini karena curah hujan yang turun
sangatlah sedikit. bisa dikatakan bahwasannya hujan sangat jarang menimpa wilayah gurun ini.
Contoh gurun yang terkenal di dunia adalah gurun Sahara di Afrika, dan gurun Gobi di Asia. Untuk
mengetahui lebih dalam mengenai gurun ini, berikut merupakan ciri- ciri yang dimiliki oleh gurun:
 Mempunyai curah hujan yang sangat rendah, yakni kurang dari 25 cm/ tahun
 Keadaan tanah sangat tandus
 Tanah tidak dapat menyimpan air
 Mempunyai kecepatan evaporasi atau tingkat penguapan yang sangat tinggi
 Memiliki kelembapan udara yang sangat rendah
 Terdapat perbedaan suhu yang sangat ekstrim pada malam dan siang hari. Suhu pada
siang hari bisa mencapai 60ᵒ Celcius, sedangkan di malam hari suhu bisa mencapai 0ᵒ
Celcius.Itulah beberapa  ciri yang dimiliki oleh bioma gurun ini. Untuk mengetahui lebih lengkap
mengenai bioma ini, baca Bioma Gurun.

5. Bioma Taiga

Jenis ekosistem darat yang selanjutnya ada bioma taiga. Bioma taiga ini juga disebut sebgai hutan
boreal. Bioma taiga ini berada di wilayah atau daerah di antara daerah pemiliki iklim sub tropis
denagan daerah yang memiliki iklim kutub.
Selain di daerah yang demikian, bioma taiga ini juga berada di daerah yang memiliki iklim dingin.
Daerah- daerah yang memiliki bioma ini antara lain Alaska, Amerika Utara, Rusia, dan
semenanjung Skandinavia. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai bioma ini, berikut ini
merupakan ciri- ciri bioma  taiga ini:
 Terdapat di antara daerah iklim sub tropis dengan daerah iklim kutub atau di daerah iklim
dingin
 Terdapat perbedaan suhu yang sangat mencolok antara musim panas dan juga musim
dingin
 Terjadi pertumbuhan tanaman ketika musim panas, yakni selama 3 hingga 6 bulan
 Memiliki flora atau tumbuhan yang bersifat homogen atau berseragam
24
 Tumbuhan yang dominan tumbuh disana adalah tumbuhan yang memiliki daun runcing
seperti jaru (tumbuhan konifer), yang tampak selalu hijau sepanjang tahunnya
 Dihuni oleh berbagai fauna khas, yakni srigala, burung, beruang hitam, moosem ajak, dan
lynx.
Itulah beberapa  ciri yang dimiliki oleh bioma taiga ini. Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai
bioma ini, baca Bioma taiga.
6. Hutan hujan tropis

Ekosistem darat selanjutnya juga berupa hutan hujan tropis. Sesuai dengan namanya, hutan ini
berada di daerah yang memiliki iklim tropis, yakni daerah yang dilalui oleh garis khatulistiwa.

Contoh hutan hujan tropis yang sangat terkenal di dunia antara lain hutan hujan tropis di lembah
sungai Amazon, lembah sungai Kongo, dan beberapa lagi di Asia Tenggara (termasuk di
Kalimantan, Indonesia). Untuk mengetahui lebih dalam mengenai hutan hujan tropis ini, berikut ini
merupakan ciri- ciri yang dimiliki oleh hutan hujan tropis tersebut:
 Memiliki tingkat curah hujan yang sangat tinggi, yakni antara 200 hingga 450 cm/ tahun
 Mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun
 Suhu lingkungan antara 21 hingga 30 derajat Celcius
 Pohon yang berada di hutan ini tumbuh tinggi hingga mencapai 55 m, dan juga membentuk
tudung atau kanopi.
 Hutan ini juga ditumbuhi beberapa tanaman rambat seperti rotan dan anggrek yang menempel
di ponon- pohon untuk mendapatkan sinar matahari.
 Sebagi tempat naungan beberapa fauna yang hidup di sekitar kanopi pohon, seperti macan
tutul, jaguar, dan babi hutan. Hal ini karena di bawah kanopi binatang- binatang tersebut bisa
dengan mudah mendapatkan makanan. Beberapa binatang juga ditemukan bisa terbang dan
emmanjat, seperti monyet, burung, kelelawar, ular, tupai, dna juga beberapa macam serangga.
Itulah beberapa  ciri yang dimiliki oleh hutan hujan tropis ini. Untuk mengetahui lebih lengkap
mengenai bioma ini, baca hutan hujan tropis.

7. Padang Rumput

Jenis ekosistem darat yang terakhir adalah padang rumput. Sama seperti hutan hujan tropis,
padang rumput ini  juga terdapat di wilayah atau daerah tropis hingga mempunyai iklim sedang.
Beberapa negara yang mempunyai banyak padang rumput antara lain Amerika Selatan, Hongaria,
Australia, Rusia bagian Selatan, dan beberapa di wilayah Indonesia.
Daerah di Indonesia yang banyak mempunyai padang rumput adalah di wilayah Nusa Tenggara.
Untuk mengenal lebih dekat mengenai padang rumput ini, berikut merupakan ciri- ciir dari padang
rumput:
 Terdapat di daerah yang mempunyai iklim tropis dan juga sub tropis
 Mempunyai curah hujan rata- rata sebesar 25 hingga 50 cm/ tahun. Curah hujan yang
demikian ini turun dengan tidak teratur
 Di daerah yang memiliki curah hujan tinggi, terdapat rumput yang tumbuh subur yang
tingginya mencapai 3 meter, seperti bluestem grasses. Sementara di daerah surah hujannya
hanya sedikit terdapat rumput- rumput yang pendek seperti grama dan bufallo grasses.
 Suhu di padang rumput umumnya terasa panas
 Terdapat posoritan dan juga drainase yang tidak teratur, hal ini akan menyebabkan tumbuhan
sukar untuk dapat mengambil air
 Dihuni oleh beberapa hewan khas padang rumput, yakni reptil, burung, kijang, singa, kanguru,
srigala, cheetah, jaguar, zebra, jerapah, hewan- hewan pengerat, dan berbagai jenis
serangga.

25
Itulah beberapa ciri yang dimiliki oleh bioma padang rumput ini. Dari semua ekosistem darat,
padang rumput merupakan salah satu ekosistem yang indah dan didatangi oleh banyak orang
untuk berbagai macam kepentingan.
Itulah ketujuh macam ekosistem darata yang tergambar dalam bioma. Ekosistem darat tersebut
tersebar di berbagai belahan dunia, dan setiap daerahnya pun mempunyai jenis ekosistemnya
masing- masing. Hal ini tergantung dengan letak geografis negara tersebut pula.

LKPD 2.1 Jenis jenis Ekosistem Darat


Tujuan
1. Siswa dapat menjelaskan keanekaragaman hayati tingkat Ekosistem dengan benar
2. Siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri bioma darat dengan benar

Tabel 2.2

Vegetasi yang
No Nama Bioma Ciri -ciri
dominan

1 Hutan gugur

2 sabana

3 tundra

4 taiga

5 gurun

6 Hutan hujan tropis

7 Padang rumput

C. Macam- macam ekosistem Air


Ekosistem perairan merupakan ekosistem yang kompone abiotiknya sebagai besar terdiri atas air. Makhluk
hidup ( komponen biotik ) dalam ekosistem perairan dibagi dalam beberapa kelompok antara lain sebagai
berikut.

 Plankton
Terdiri atas fitoplankton dan zooplankton, Organisme ini dapat bergerak dan berpindah tempat secara pasif
karena pengaruh arus air, seperti ganggung uniseluler dan protozoa.
 Nekton
Organisme yang bergerak aktif ( berenag ) seperti katak dan ikan.
 Neuston
Organisme yang mengapung di permukaan air, seperti eceng gondok, serangga air, ganggang dan teratai.
 Bentos
Organisme yang berada di dasar perairan, seperti cacing, udang, ganggang dan kepiting.
 Perifiton
Organisme yang melekat pada organisme lain seperti siput dan ganggang.

Ekosistem perairan dibedakan menjadi dua macam yaitu ekosistem air tawar dan ekosistem air laut

Ekosistem Air Tawar

Ekosistem air tawar memiliki ciri-ciri abiotik antara lain sebagai berikut :
 Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca
 Memiliki kadar garam ( salinitas ) yang rendah, bahkan lebih rendah dari pada cairan yang ada dalam
sel makhluk hidup
 Penetrasi atau masuknya cahaya matahari kurang
Macam-Macam Ekosistem Air Tawar
Berdasarkan dari keadaan airnya, ekosistem air tawar dibedakan menjadi dua macam antara lain sebagai
berikut :
 Ekosistem air tawar lentik ( tenang ) seperti rawa dan danau
 Ekosistem air tawar lotik ( mengalir ) seperti air terjun dan sungai

26
Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang menembus air, ekosistem air tawar dibagai menjadi beberapa
zona ( daerah ) yaitu sebagai berikut.
 Zona Litoral
Daerah dangkal yang dapat ditembus cahaya matahari hingga ke dasar perairan.
 Zona Limnetik
Daerah yang terbuka yang jauh pada dari tepian sampai kedalaman yang masih dapat ditembus cahaya
matahari.
 Zona Profundal
Daerah dalam dan tidak dapat ditembus cahaya matahari, di daerah ini tidak dapat ditemukan pada
organisme fotosintetik ( produsen ) tetapi dihuni oleh hewan pemangsa dan organisme pengurai.
Ekosistem Air Laut
Ekosistem air laut memiliki ciri-ciri abiotik antara lain sebagai berikut :
 Memiliki kadar garam ( salinitas ) yang tinggi.
 Tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
 Habitatnya berada di air laut saling berhubungan antara laut yang satu dengan laut yang lainnya.
 Memiliki arus laut yang pergerakannya dipengaruhi oleh arah angin, perbedaan densitas ( massa jenis )
gaya gravitasi, air, suhu, tekanan air, dan gaya tektonik batuan bumi.
 Memiliki variasi dari perbedaan suhu pada bagian permukaan dengan ke dalam laut.
Pembagian Ekosistem Air Laut
Beradasarkan intensitas cahaya matahari yang menembus air, ekosistem air laut dibagi dalam beberapa zona
atau daerah 
antara lain sebagai berikut.
 Zona Fotik
Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari, kedalam air kurang dari 200 meter, organisme yang
mampu berfotosintesis banyak terdapat di zona fotik.
 Zona Twilight
Daerah dengan kedalaman air yaitu sekitar 200-2.000 meter, cahaya matahari remang-remang sehingga
tidak efektif dalam berfotosintetis.
 Zona Afotik
Daerah yang tidak dapat ditembus cahaya matahari sehingga selalu gelap, kedalaman air lebih dari 2.000
meter.
Pembagian zona ekosistem air laut dimulai dari pantai hingga ke tengah laut yaitu sebagai berikut.
 Zona Litoral
Daerah yang terendam saat terjadi suatu pasang dan saat air laut surut terlihat seperti daratan. Zona litoral
berbatasan dengan daratan dan banyak juga dihuni oleh kelompok hewan, seperti udang, bintang laut,
kepiting, cacing laut dan bulu babi.
 Zona Neritik
Daerah laut dangkar yang kurang dari 200 m, zona neritik dapat ditembus cahaya matahari dan banyak
ditempati ganggang laut dan ikan.
 Zona Batial
Daerah laut yang memiliki kedalaman air sekitar 200 m-2.000 m dengan keadaan remang-remang, dalam
zona batial ini tidak ada produsen melainkan dihuni oleh nekton ( organisme yang aktif berenang ) seperti
ikan.
 Zona Abisal
Daerah palung laut dengan keadaan laut yang gelap, kedalaman air zona abisal dapat lebih dari 2.000 m,
zona abisal dihuni oleh hewan predator, detritivor ( pemakan sisa organisme ) dan pengurai.
Macam-Macam Ekosistem Air laut
Nah berikut ini macam-macam ekosistem air laut yaitu :
 Ekosistem Laut Dalam
Ekosistem laut dalam terdapat di laut dalam atau palung laut yang gelap karena tidak dapat ditembus oleh
cahaya matahari, ekosistem ini tidak ditemukan produsen. Organisme yang dominan ialah predator dan ikan
yang memiliki kandungan fosfor pada penutup kulitnya sehingga dapat bercahaya di tempat gelap.
 Ekosistem Terumbu Karang
Ekosistem terumbu karang terdapat di laut dangkal dengan air jernih, dalam ekosistem ini terdapat
organisme seperti hewan-hewan terumbu karang ( Coelenterata ), Mollusca ( kerang siput ), ikan, ganggang
dan hewan spons ( Porifera ). Ekosistem terumbu karang di Indonesia yang cukup terkenal diantaranya
Taman Nasional Bawah Laut Bunaken.
 Ekosistem Estuari
Ekosistem estuari terdapat di daerah percampuran air laut dengan air sungai. Salinitas air di estuari lebih
rendah dari pada ppm. Didaerah estuary dapat ditemukan tipe ekosistem yang khas yaitu padang lamun
( seagrass ) dan hutan mangrove.
 Ekosistem Pantai Pasir
Ekosistem pantai pasir terdiri atas hamparan pasir yang selalu terkena daburan ombak air laut. Di tempat ini
angin bertiup kencang dan cahaya matahari bersinar kuat siang hari. Vegetasi atau tumbuhan yang dominan
ialah formasi pescaptae dan formasi bqarringtonia. Formasi pes-caprae terdiri atas tanaman berbatang lunak
dan berbiji ( terna ) seperti Ipomoe pes-caprae. Spinifex littoreus dan Vigna marina. Formasi barringtonia
terdiri atas perdu dan pohon, seperti Terminalia catappa, Hernandia, Barringtonia asiatica, Erythrina dan
Hibiscus tiliaceus, hewan yang hidup di pantai pasir seperti burung dan kepiting. Pantai pasir antara lain
Bengkulu, Bali, Lombok, Bantul ( Yogyakarta ) dan papua.

27
 Ekosistem Pantai Batu
Sesuai dengan namanya, ekosistem pantai batu memiliki banyak bongkahan batu besar maupun batu kecil.
Organisme dominan di ekosistem ini yaitu siput, burung, ganggang cokelat, kepiting, ganggang merah dan
kerang. Ekosistem ini banyak di pantai barat Sumatera, Nusa tenggara, pantai selatan Jawa, Bali dan
Maluku.

D. Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Gb.Peta Penyebaran Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Garis Wallace adalah garis abstrak yang memanjang mulai dari Selat Lombok ke utara hingga
melewati Selat Sulawesi ( sebelah timur Kalimantan ) dan Filipina Selatan
Garis Weber merupakan garis abstrak yang berada disebelah timur Sulawesi memanjang hingga Kepulauan
Aru
Ciri khas keanekaragaman hayati di Indonesia antara lain :
Memiliki Tumbuhan Tipe Indo – Malaya ( Malesiana )
Areal flora tipe Malesiana di Indonesia adalah yang paling luas. Pembagian Flora di
Indonesia meliputi :
a. Hutan Hujan Tropis
b. Hutan Musim
c. Sabana
d. Padang Rumput ( Stepa ).

Persebaran flora di Indonesia dibagi menjadi tiga yakni tipe Asiatis (wilayah barat), tipe peralihan (wilayah
tengah) dan tipe Australis (wilayah timur).
1. Flora Indonesia Bagian Barat (Asiatis)

Persebaran flora di Indonesia bagian barat disebut dengan tipe Asiatis. Hal ini dikarenakan banyak flora di
bagian barat yang hampir sama dengan flora di benua Asia pada umumnya. Wilayah Indonesia bagian barat
sendiri meliputi pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan.
Terdapat beragam flora di bagian barat Indonesia dengan sifat heterogen, terutama dipengaruhi karena iklim
hujan tropis dengan curah hujan tinggi. Beberapa variasi tumbuhan di Indonesia bagian barat antara lain jenis
tanaman lumut, paku, jamur, meranti, mahoni, damar dan lain-lain.
Terdapat pula banyak jenis hutan seperti hutan hujan tropis, hutan musim, hutan sabana tropis dan hutan bakau
atau mangrove di daerah pesisir pantai. Ada juga beberapa flora endemik Indonesia yang khas di bagian barat
ini misalnya adalah bunga Rafflesia Arnoldi atau bunga bangkai di Bengkulu yang menjadi ciri khas flora tipe
Asiatis.
2. Flora Indonesia Bagian Tengah (Peralihan)

28
Persebaran flora di Indonesia bagian tengah disebut dengan tipe peralihan atau disebut juga dengan flora
kepulauan Wallace karena terletak pada garis wallace yang memisahkan flora-fauna tipe Asiatis dan
Australis. Wilayah Indonesia bagian tengah meliputi pulau Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara.
Iklim di Indonesia bagian tengah cenderung memiliki kelembapan udara dan curah hujan yang lebih rendah
sehingga memberi dampak pada flora yang ada. Akibatnya flora tipe peralihan banyak didominasi oleh hutan
pegunungan, hutan sabana dan stepa tropis karena curah hujan yang rendah.
Ada juga variasi tanaman rempah-rempah seperti pala, cengkeh, kayu cendana, kayu eboni, anggrek dan
masih banyak lagi yang lainnya. Hal tersebut menjadi ciri khas yang ada pada persebaran flora tipe peralihan di
Indonesia bagian tengah.
3. Flora Indonesia Bagian Timur (Australis)

Persebaran flora di Indonesia bagian timur disebut dengan tipe Australis. Hal ini dikarenakan persebaran flora di
Indonesia bagian timur hampir sama dengan flora di benua Australia secara umum. Wilayah Indonesia bagian
timur meliputi Papua, Maluku dan sekitarnya.
Iklim yang ada di Indonesia bagian timur didominasi oleh hutan hujan tropis dan hutan pegunungan. Selain itu
juga banyak ditemui tanaman seperti pohon sagu, pohon nipah dan hutan bakau atau mangrove yang ada di
daerah pesisir pantai.
Daerah timur Indonesia juga memiliki tanaman khas Australis seperti pohon rasamala, tanaman eucalyptus serta
jenis pemetia pinnata atau motea yang lazim ditemui di benua Australia.
Persebaran Fauna di Indonesa
Dunia hewan di Indonesia dibagi menjadi 3 tempat, yaitu:
1)      Fauna Tipe Indonesia Barat (Asiatis)

a. Banyak spesies mamalia berukuran besar, misalnya gajah, banteng, harimau, badak. Mamalia
berkantung jumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak ada
b. Terdapat berbagai macam primata, misalnya : bekantan, tarsius, orang utan.
c. Terdapat hewan endemik, seperti : badak bercula satu, binturong ( Aretictis binturang ), monyet (
Presbytis thomari ), tarsius ( Tarsius bancanus ), dan kukang ( Nyeticebus coucang ).
d. Burung – burung memiliki warna bulu yang kurang menarik, tetapi dapat berkicau. Burung – burung
yang endemic misalnya : jalak bali ( Leucopsar nothschili ), elang jawa, murai mengkilat
( Myophoneus melurunus ), elang putih ( Mycrohyerax Latifrons ).
Fauna di daerah barat menyerupai daratan asia. Persebaran fauna meliputi Sumatera, Jawa, Bali, Kalimanta
hingga Sellat Makasar dan Selat Lombok. contoh:
a)      Harimau (Panthera tigris) di jawa, Madura dan Bali
b)      Beruang madu ( Ursus malayanus) terdapat di Sumatera, dan Kalimantan
c)      Gajah ( Elephas maximus) terdapat di Sumatera
d)     Badak Jawa ( Rhinoceros sundaicus) terdapat di Jawa
e)      Banteng ( Bos sondaicus) terdapat di Jawa dan Kalimantan
f)       Jenis-jenis kera di Kalimantan dan Sumatera
g) Merak hijau (Pavo muticus)
h) Burung jalak bali(Leucapser rothschilda)

2)      Fauna Tipe Indonesia Timur (Australis)

29
Ciri – ciri hewannya adalah :
a. Mamalia berukuran kecil,
b. Banyak hewan berkantung,
c. Tidak terdapat species kera, dan
d. Jenis – jenis burung memiliki warna yang beragam.Fauna bagian timur meliputi daerah Papua, Kepulauan
Aru, maluku dan beberapa pulau di sekitarnya. Ciri dari fauna australis adalah jenis mamalia berukuran kecil,
banyak terdapat burung berbulu indah, hewan berkantong. Binatang di daerah Australis mendapatkan pengaruh
dari Australia.Cotohnya sebagai berikut:
a)      Kanguru Pohon(Dendrologus ursinus)
b)      Musang berkantong
c)      Burung kasuari (Casuarius casuarius)
d)     Burung cendrawasih

3)      Fauna Tipe Tengah (Peralihan)

Jenis fauna di daerah peralihan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan fauna di daerah asiatis
maupun australis. Jenis fauna peralihan terdapat di Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara. Contoh fauna
peralihan
a)      Biawak dan komodo(Varanus comodoensis)
b)      Anoa(Bubalus depresicornis)
c)      Babi rusa (Babyrousa babyrussa)
d)     Burung maleo(Macrocephalon maleo)
e) Kakatua putih berjambul merah (Cacatua moluccensis)
Sedangkan daerah Peralihan meliputi daerah disekitar garis Wallace yang terbentang dari Sulawesi
sampai Kepulauan Maluku. Tipe peralihan memiliki jenis hewan yang mempunyai ciri – ciri Oriental dan
Australia. Hewan – hewan ini banyak terdapat di Sulawesi dan Nusa Tenggara. Jenis hewannya antara lain :
tarsius ( Tarsius Bancanus ), Maleo ( Macrocephalon Maleo ), anoa, dan babi rusa ( Babyrousa Babyrussa ).
Di Nusa Tenggara, terutama di Pulau Komodo, terdapat reptilian terbesar yaitu Komodo ( Varanus
Komodoensis)

LKPD 2.3 Persebaran Flora di Indonesia


Tujuan :
1. Siswa dapat menjelaskan persebaran fora di Indonesia dengan benar
2. Siswa dapat menuliskan contoh fauna di Indonesia berdasarkan garis Wallace dan garis
Weber dengan benar

N Daerah
Type flora Contoh Tumbuhan
o Persebarannya

Flora Indonesia Bagian


1. Barat (Asiatis)

Flora Indonesia Bagian


2. Tengah (Peralihan)

Flora Indonesia Bagian


3. Timur (Australis)

LKPD 2.4 Persebaran Fauna di Indonesia

Tujuan :
1. Siswa dapat menjelaskan persebaran fora di Indonesia dengan benar
2. Siswa dapat menuliskan contoh fauna di Indonesia berdasarkan garis Wallace dan garis
Weber dengan benar

Type Daerah
No Ciri -ciri Contoh hewan
fauna Persebarannya

Fauna Indonesia
Bagian Barat
1
(Asiatis)

30
Fauna Indonesia
Bagian Tengah
2
(Peralihan)

Flora Indonesia
Bagian Timur
3
(Australis)

E. Nilai Keanekaragaman Hayati

1. Nilai biologi: Nilai yang bermanfaat untuk hidup dan menjaga kesehatan manusia
2. Nilai ekonomi : dapat menghasilkan produk berupa materi / jasa yang dapat ditukar dengan uang
3. Nilai estetika : nilai yang membuat orang terhibur karena keindahannya
4. Nilai budaya : nilai yang dapat memberikan kebanggaan karena keindahan / kekhasan
5. Nilai religius dan spiritual : nilai yang dapat membuat manusia mampu dan makin menghargai anugrah
Tuhan YME
6. Nilai pendidikan :kehati sebagai sumber ilmu yang masih terus diteliti oleh para ahli

F. MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI


.
Manfaat dari pengembangan keanekaragaman hayati tersebut adalah sebagai
berikut:

1. Sebagai sumber pangan, perumahan, dan kesehatan


• Sumber karbohidrat: padi, jagung, singkong, kentang, dan lain-lain
• Sumber protein : kedelai, kecipir, ikan, daging, dan lain-lain.
• Sumber lemak : ikan, daging, telur, kelapa, alpukat, durian, dan lain-lain
• Sumber vitamin : jambu biji, jeruk, apel, tomat, dan lain-lain.
• Sumber mineral : sayur-sayuran
2. Sebagai sumber pendapatan/devisa
• Bahan baku industri kerajinan : kayu, rotan, karet
• Bahan baku industri kosmetik : cendana, rumput laut
3. Sebagai sumber plasma nutfah, Misalnya hutan Di hutan masih terdapat tumbuhan dan hewan yang
mempunyai sifat unggul, karena itu hutan dikatakan sebagai sumber plasma nutfah/sumber gen
4. Manfaat keindahan
Bermacam-macam tumbuhan dan hewan dapat memperindah lingkungan
5. Manfaat keilmuan Keanekaragaman hayati merupakan lahan penelitian dan pengembangan ilmu yang
sangat berguna untuk kehidupan manusia
6. Manfaat ekologi
Selain berfungsi untuk menunjang kehidupan manusia, keanekaragaman hayati memiliki peranan dalam
mempertahankan keberlanjutan ekosistem

G. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEANEKARAGAMAN HAYATI


Faktor – faktor yang mempengaruhi kenaekaragaman hayati adalah :
1. Faktor Biotik, yaitu terdiri dari mahluk hidup
2. Faktor Abiotik, meliputi faktor fisik ( tanah, cahaya matahari, suhu, air, dan kelembaban ) dan faktor
kimia ( kandungan mineral, sanitasi dan salinitas )
Penyebab kelangkaan keanekaragaman hayati disebabakan karena :
a. Tingkat reproduksi rendah,
b. Bencana alam, seperti banjir, gunung meletus, gempa bumi, dan tsunami,
c. Aktivitas manusia, seperti perburuan, penangkapan jenis hewan tertentu secara terus menerus,
penebangan hutan secara liar, mendatangkan tumbuhan dan hewan tertentu dari Negara lain,
mengembangkan secara besar – besaran tumbuhan dan hewan tertentu terutama yang mempunyai nilai
ekonomi tinggi dan penangkapan ikan dengan bahan kimia maupun listrik.
Dengan semakin majunya teknologi,tentunya berdampak pada kemajuan pemikiran manusia. Hal tersebut
menyebabkan manusia ingin mengembangkan berbagai sector yang terdapat dapam kehidupan. Untuk
memenuhi keinginan tersebut, tentunya manusia melakukan berbagai aktifitas atau kegiatan. Namun
terkadang manusia lupa bahwa berbagai kegiatan yang dilakukan tersebut berdampak terhadap
lingkungannya. Dampak tersebut tidak hanya terhadap unsur – unsur abiotik namun juga terhadap unsur
– unsur biotik. Dengan kata lain, banyak kegiatan manusia yang dapat mengganggu kelestarian dari
keanekaragaman hayati yang ada. Beberapa penyebab penurunan
keanekaragaman hayat yang berasal dari kegiatan manusia diantaranya :
a. Perusakan Habitat
Kerusakan habitat merupakan faktor utama penyebab kepunahan mahluk hidup. Jika habitat suatu
organisme rusak, maka organisme tersebut tidak memiliki tempat hidup yang cocok. Kerusakan habitat
yang disebabkan manusia antara lain : penebangan hutan dan perusakan terumbu karang. Selain itu,
perusakan habitat juga dapat terjadi karena pembukaan lahan baru tanpa penanaman kembali.
b. Penggunaan Bahan kimia Secara Berlebihan
Adapun penggunaan bahan kimia secara berlebihan seperti pupuk dan pestisida
juga dapat merusak keanekaragaman hayati yang ada. Bahan – bahan kimia tersebut akan menyebar ke
lingkungan dan meracuni organisme disekitarnya. Pada dasarnya, penggunaan bahan – bahan kimia
tersebut tidak ada salahnya karena pad awalnya tujuan penggunaan bahan kimia itu adalah untuk
memberantas hama pada tanaman, namun jika digunakan secara berlebihan tentu dapat merusak ekosistem
yang ada.
c. Pencemaran lingkungan
31
Selain perusakan habitan dan penggunaan bahan kimia secara berlebihan, pencemaran
lingkungan juga dapat merusak keanekaragaman hayati yang ada. Bahan pencemar atau polutan dari
limbah pabrik atau limbah rumah tangga dapat mencemari dan membunuh mahluk hidup penyusun
keanekaragaman hayati. Selain itu, perubahan akan mempengaruhi penyebaran dan ketahanan mahluk
hidup. Akumulasi pencemaran seperti DDT, Dioxin dan lain – lain di dalam perairan telah mengakibatkan
kematian berbagai polusi mamalia laut.

H. UPAYA PELESTARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI


Pelestarian SDA Hayati , mencakup upaya:
a. In Situ, yaitu melestarikan SDA Hayati pada habitat aslinya (alamnya)
dengan cara menetapkan kawasan tersebut sebagai Cagar Alam Nasional.
b. Ex Situ, yaitu melestarikan SDA Hayati di luar habitat aslinya, seperti
membuat Kebun Raya untuk menanam berbagai jenis tumbuhan yang memiliki potensi besar bagi
kehidupan manusia.
Manusia sangat bergantung pada lingkungan hidupnya. Oleh karena itu, manusia harus berupaya
untuk memelihara dan melestarikan lingkungan hidup beserta keanekaragaman hayatinya. Upaya yang
dilakukan manusia antara lain sebagai berikut :
1. Memelihara Kelestarian Hutan
Hutan merupakan habitat berbagai spesies tumbuhan dan hewan. Oleh sebab itu,
kelestariannya harus dijaga. Untuk melindungi hutan, perlu dilakukan beberapa tindakan seperti berikut
ini :
a. Reboisasi, yaitu menanami kembali hutan – hutan yang telah gundul.
b. Melakukan tebang pilih, artinya jika kita memerlukan kayu, pohon yang
akan ditebang harus memenuhi syarat umur dan ukuran ( hanya pohon
dengan umur dan ukuran tertentu yang boleh ditebang ).
c. Kemnghindari kebakaran hutan
2. Menetapkan Daerah Perlindungan Alam
Pemerintah di bawah Meteri Kehutanan mempunyai suatu badan yang menangani daerah – daerah
perlindungan alam, yaitu PHPA ( Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam ). Di Indonesia terdapat sekitar 350
daerah perlindungan alam yang tersebar diberbagai provinsi. Daerah perlindungan alam tersebut digolongkan
berdasarkan ukuran, keunikan ekosistem, dan fungsinya.Berikut ini beberapa contoh daerah perlindungan alam
di Indonesia.
a. Taman Hutan Raya dan Hutan Wisata
Taman hutan raya dan hutan wisata umumnya merupakan wilayah yang
tidak begitu luas dan berfungsi sebagai tempat rekreasi, terutama untuk
wisatawan dalam negeri.
b. Cagar Alam
Cagar alam adalah tempat perlindungan alam yang dijaga sangat ketat, keberadaan mahluk hidup
yang ada di dalamnya tidak boleh diganggu. Untuk memasuki wilayah cagar alam, harus ada izin
khusus dari dinas PHPA. Didalam cagar alam terjadi pembiakan hewan dan tumbuhan secara in situ,
artinya pembiakan di dalam habitat aslinya. Cagar Alam bertujuan untuk :
- Melindungi ciri khas hewan, tumbuhan, dan ekosistem alam.
- Mempertahankan keanekaragaman gen.
- Memelihara proses ekologi.
- Menjamin pemanfaatan ekosistem yang berkelanjutan.
c. Taman Nasional
Merupakan kawasan konversi alam dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan. Taman
nasional dirancang sebagai tempat perlindungan mahluk hidup lokal, nasional, maupun internasional.
Tempat ini kemudian dikembangkan sebagai tempat wisata bagi wisatawan domestik maupun
mancanegara. Izin untuk memasuki taman nasional dapat diperoleh di kantor PHPA di pintu masuk
taman nasional atau di kota terdekat. Ada sekitar 26 taman nasional di daratan dan 5 taman laut yang
tersebar dihampir seluruh provinsi Indonesia. Beberapa taman nasional di Indonesia, yaitu ( 1 ) Taman
Nasional Gunung Leuser, terletak di Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Daerah Istimewa Aceh ; ( 2
) Taman Nasional Kerinci Seblai, terletak di Provinsi Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan
Bengkulu ; ( 3 ) Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, terletak di Provinsi Bengkulu sampai Lampung dan ;
( 4 ) Taman Nasional Ujung Kulon, terletak di kawasan ujung barat Pulau
Jawa. Tujuan Taman Nasional adalah untuk :
- Melindungi ekosistem,
- Pelestarian keanekaragaman flora dan fauna,
- Pelestarian pemanfaatan sumber daya alam hayati,
- Penelitian, pendidikan, budaya dan rekreasi alam.
d. Suaka Marga Satwa
Berbeda dengan cagar alam, suaka marga satwa memiliki kepentingan khusus yaitu untuk melestarikan
hewan – hewan langka.
e. Kebun Raya
Adalah kumpulan tumbuh – tumbuhan di suatu tempat, dan tumbuh –tumbuhan tersebut berasal dari
berbagai daerah yang ditanam untuk tujuan konservasi ex situ ( pelestarian di luar tempat asalnya ), ilmu
pengetahuan danrekreasi, contoh : Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Purwodadi.
f. Taman Laut
Merupakan wilayah lautan yang mempunyai ciri khas berupa keindahan alam yang ditunjuk sebagai
kawasan konservasi alam, yang diperuntukan guna melindungi plasma nutfah lautan, contohnya Bunaken di
Sulawesi Utara.
32
g. Hutan Lindung
Kawasan hutan alam yang biasanya terletak di daerah pegunungan yang dikonservasikan untuk tujuan
melindungi lahan agar tidak tererosi dan untuk mengatur tata air, contohnya Gunung Gede Pangrango.
3. Merehabilitasi Satwa Langka
Rehabilitasi satwa langka contohnya dilskuksn untuk orang utan. Orang utan yang dipelihara oleh
perorangan disita oleh Negara, kemudian dikembalikan ke habitatnya semula. Sebelum dikembalikan ke
habitatnya, orang utan itu direhabilitasi terlebih dahulu. Tujuan rehabilitasi adalah agar orang utan dapat
menyesuaikan diri dengan habitat hutan sebagai habitat aslinya. Pusat rehabilitasi orang utan terdapat di
Kalimantan, yaitu di Simboja dan Tanjung Putting. Selain itu terdapat juga di Bukit Lawang, Sumatra.
4. Penangkaran Satwa dan Tumbuhan Langka
Satwa langka dapat ditangkarkan di kebun binatang atau tempat penangkaran yang ditunjuk. Jika
populasinya sudah banyak, sebagian dikembalikan ke habitat aslinya. Tumbuhan langka dapat ditangkarkan
di kebun raya atau tempat konservasi lainnya. Pembiakan di luar habitat aslinya ini disebut pembiakan secara
ex situ.Penangkaran dapat pula dilakukan dengan tujuan untuk membudidayakan satwa atau tumbuhan
langka. Sebagai contoh, penangkaran beberapa spesies anggrek langka dan ikan arwana. Tumbuhan dan
satwa langka tersebut dibiakkan di tempat penangkaran, kemudian diadakan pameran untuk menarik
peminat. Setelah itu, tumbuhan dan satwa langka dipelihara di rumah – rumah sehingga jumlah tidak
semakin berkurang. Contoh lainnya adalah penangkaran kupu – kupu. Kupu – kupu yang dihasilkan dibuat
awetan untuk koleksi. Kupu – kupu juga dapat dimanfaatkan untuk penelitian yang bahkan diekspor ke luar
negeri. Beberapa satwa dan tumbuhan yang diambang kepunahan adalah :
a. Bunga Bangkai ( Rafflesia Arnoldi ),
b. Anggrek Bulan Jawa ( Phalaenopsis Javanica ),
c. Badak Bercula Satu ( Rhinoceros Sundaicus ),
d. Orang Utan ( Pongo Pygmaeus ), dan
e. Harimau Sumatera ( Panthera Tigris Sumatrensis ).

.   Klasifikasi Makhluk Hidup


Klasifikasi makhluk hidup adalah pengelompokan makluk hidup berdasar persamaan dan perbedaan ciri
morfologi, fisiologi dan anatomi. Makin banyak persamaan ciri, makin dekat hubungan kekerabatan.
a.     Tujuan dan Manfaat Klasifikasi
Tujuan klasifikasi
1. Menyederhanakan objek supaya lebih mudah dipelajari.
2. Untuk mendesripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap jenis dan lebih mudah dikenali.
3. Mengelompkkan sesuai persamaan ciri.
4. Untuk mengetahui hubunga kekerabatan dan sejarah evolusi.
Manfaat klasifikasi :
1. Memudahkan dalam mempelajari organisme yang beranekaragam
2. Dapat digunakan untuk melihat hubungan kekerabatan antara organisme.

b. Proses dan Hasil Klasifikasi


Kegiatan klasifikasi berupa pembentukan kelompok-kelompok dengan cara mencari keseragaman dalam
keanekaragaman. Berbagai jenis makhluk hidup dikelompokkan dalam satu kelompok jika memiliki kesamaan
sifat dan ciri-ciri. Kelompok yang warganya mempunyai sedikit persamaan ciri, jumlah warganya lebih besar dari
pada kelompok warganya mempunyai banyak persamaan ciri. Makhluk berkaki empat (memiliki satu
persamaan) lebih besar warganya dibanding dengan kelompok makhluk yang berkaki empat dan pemakan
rumput (memiliki dua persamaan).
Nama-nama kelompok (takson) dari yang beranggotakan banyak (sedikit persamaan ciri), berturut-turut dapat
dilihat dalam tabel berikut.
Dalam Bahasa
Untuk Tumbuhan Untuk Hewan Indonesia
Regnum Kingdom Dunia (kerajaan)
Divisio Phylum Divisi (filum)
Classis Classis Kelas
Ordo Ordo Bangsa
Familia Familia Suku
Genus Genus Marga
Species Species Spesies (jenis)

Jenis Klasifikasi
1. Klasifikasi sistem alami cara pengelompokan berdasarkan ciri morfologi, anatomi & fisiologi. Penganut
klasifikasi ini adalah Aristoteles.Pengamatan dilakukan melalui mata telanjang dengan mengamati
33
bentuk luar suatu makhluk hidup. Kelebihan sistem klasifikasi ini adalah identifikasinya yang
mudah.pengelompokkan organisme yang kurangdikenal masih mungkin mengunakan sistem klasifikasi ini.
Sistem ini juga relatif stabil dan tidak terpengaruh oleh perkembangan ilmu pengetahuan Dalam sistem
klasifikasinya, ia sangat memperhatikan urutan takson sebagaimana telah dikemukakan di atas. Ia membagi
dunia
makhluk hidup menjadi dua Kingdom, yaitu: Plantae dan Animalia
2. Klasifikasi sistem filogeni pengelompokan yang memperhatikansejarah evolusi suatu makhluk hidup.
Dicetuskan oleh Charles Darwin.Beliau juga mengaitkan antara klasifikasi dan evolusi. Kelebihan sistem
ini adalah dapat diketahui adanya hubungan filogenik antarorganismeyang berada dalam satu kelompok.
Contoh:
Sistem filogeni tumbuhan

3. Klasifikasi sistem buatan


disebut juga klasifikasi sistem artifisial,pengelompokan berdasarkan persamaan ciri morfologi yg mudah
dilihat (CarolusLinnaeus).Sistem klasifikasi ini banyak dihubungkan dengan kepentingan hidup manusia,
habitat, atau kebiasaan hidup organisme sehingga lebih mudah dikenali atau
dipahaminya.Klasifikasi ini kurang teratur dan tidak disertai tata nama. Kelemahan dari klasifikasi buatan
ini adalah suatu organisme memiliki manfaat yang bermacam-macam, sehingga tidak dapat digolongkan
dalam satu golongan saja. Misalnya, tanaman cabe (Capsicum annuum) dapat
digolongkan sebagai tanaman sayuran, tanaman obat, tanaman semusim, tanaman hortikultur,
tanaman herba, tanaman industri (saossambal), tanaman hias, dan lainnya. Demikian pula, ayam dapat
digolongkan sebagai unggas petelur atau pedaging, dan juga kelas Aves yang merupakan bagian dari sub-
filum Vertebrata. Kelebihan sistem ini adalah semua orang dapat melakukan pengelompokkan makhluk
hidup dengan menentukan sendiri aturan yang digunakan.
Tiga katagori takson yang dalam praktek sehari-hari banyak dipakai adalah spesies, genus dan familia. Batasan
dari ketiga takson tersebut adalah sebagai berikut :
1.     Jenis (species), merupakan sekelompok individu yang memiliki sifat morfologi, anatomi dan fisiologi yang
sama. Makhluk hidup sejenis memiliki jumlah kromosom yang sama. Perbedaan ciri yang nampak pada
makhluk sejenis disebabkan oleh perbedaan susunan gen pada kromoson.
2.     Marga (genus), merupakan takson yang mencakup sejumlah jenis yang menunjukkan persamaan struktur
alat reproduksinya.
3.     Suku (familia), merupakan takson yang meliputi sejumlah marga dengan jenis yang berasal dari nenek
moyang yang sama.
c.     Tata Nama Biner.
Sistem tata nama yang terkenal adalah sistem dwi-tata nama (binominal nomenklatur) atau tata nama biner
yang dikemukakan oleh Carolus Linnaeus. Berikut ini dijelaskan ketentuan-ketentuan untuk memberi nama
takson tingkat jenis, marga dan suku.
1.    Nama Jenis (Species)
Nama jenis terdiri atas dua kata latin, dituliskan secara terpisah, dicetak miring, kata depan dimulai dengan
huruf kapital. Kata di depan merupakan nama marga , kata yang kedua sebagai penunjuk jenis. Contoh nama
jenis badak jawa adalah Rhinoceros sondaicus, nama jenis tanaman karet adalah Hevea brasiliensis. . Apabila
nama spesies terdiri dari lebih dari dua kata maka kata kedua dan seterusnya harus disatukan dan ditulis
dengan tanda penghubung.
Nama penemu ditulis dengan awal huruf besar dan tidak digarisbawahi dan tidak dicetak miring.
2.     Nama Marga (Genus)
Nama marga terdiri atas satu kata latin. Huruf pertama nama marga ditulis dengan huruf besar. Contoh nama
marga terung-terungan adalah Solanum, nama marga hewan kucing adalah Felis.

3.     Nama Suku (Familia)


Nama suku diambil dari nama marga yang ditambah akhiran acceae untuk tumbuhan dan ditambah idae untuk
hewan. Contoh nama suku untuk tanaman terung-terungan adalah Solanacceae, contoh nama suku hewan
34
kucing adalah Felidae. Solanacceae berasal dari nama marga Solanum ditambah
akhiran acceae, Felidae berasal dari nama warga Felis ditambah akhiran idae.
            Di bawah ini adalah contoh beberapa organisme dengan kedudukannya di dalam klasifikasi.
Takson Padi Harimau India Amoeba
Dunia Tumbuhan Hewan Protista
Divisi (Filum) Spermatophyta Chordata Protozoa
Kelas Monocotylae Mamalia Sarcodina
Bangsa Poales Carnivora Amoebina
Suku Poaceae Felidae Amebidae
Marga Oryza Felis Amoeba
Spesies Oryza sativa Felis tigris Amoeba proteus
d.    Sistem Klasifikasi Lima Kingdom.
Sistem klasifikasi antara lain adalah sistem buatan (artifiisial), sistem alam (natural) dan sistem filogenetik.
Sistem buatan mendasarkan pada sifat-sifat morfologi, terutama alat reproduksi. Sistem alam berdasarkan
banyak sedikitnya persamaan, terutama sifat morfologi. Sistem filogenetik disusun berdasarkan persamaan
fenotip dan hubungan evolusi sejak nenek moyang hingga keturunannya. Sistem klasifikasi lima kingdom
mengelompokkan makhluk hidup menjadi lima dunia, yaitu Monera, Protesta, Fungi, Plantae dan Animalia.
1.     Monera.
Yang termasuk dunia monera adalah golongan bakteri dan ganggang biru. Tubuh bersel satu dengan inti sel
tidak bernembran (prokariotik).
2.     Protista.
Meliputi golongan protozoa. Tubuh terdiri atas satu sel (uniseluler) dengan inti sudah bermembran (eukariotik).
3.     Fungi.
Tubuh tersusun atas benang-benang hifa, inti sel tersebar dalam sitoplasma di dalam hifa. Meliputi semua jenis
jamur.
4.     Plantae (Tumbuhan)
Tubuh terdiri atas banyak sel (multiseluler). Sel penyusun tubuh memiliki dinding sel yang terbuat dari selulose.
Memiliki klorofil  yang berfungsi untuk fotosintesis. MeliputiAlgae, Bryophyta, Pteridophyta dan Spermatophyta.
5.     Animalia (hewan)
Tubuh terdiri atas banyak sel (multiseluler). Sel tidak berdinding, tidak memiliki klorofil.
Meliputi Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida,Mollusca, Echinodermata, Arthrop
oda, dan Chordata.
e.     Kunci Determinasi.
Kunci determinasi merupakan ciri-ciri makhluk hidup yang disusun dikotomis dan sistematis untuk  merunut
tingkatan takson suatu jenis makhluk hidup.
Penulisan kunci determinasi :
1 a.Tumbuhan tak bergetah………………………………………………2
b.Tumbuhan bergetah ……………………………………….......pepaya
2 a.Tumbuhan dikotil……………………………………….....kacangtanah
b.Tumbuhan monokotil…………………………………………………..3
3 a. Batangberongga…………………………………………………....padi
b.Batangtakberongga…………………………………………………….4
4 a. Permukaan batang licin dan beruas-ruas…………………......jagung
b.Permukaan batang tidak licin…………………………………....kelapa
Cara menggunakan kunci determinasi :
a. Baca dengan teliti kunci determinasi mulai dari permulaan, yaitu mulai dari 1.a.
b. Cocokkan ciri-ciri yang terdapat pada kunci determinasi dengan ciri-ciri yang ada pada tumbuhan dan hewan
yang sedang diamati
c. Apabila ciri-ciri yang terdapat pada kunci determinasi sesuai dengan ciri-ciri yang terdapat pada tumbuhan
dan hewan yang sedang diamati, catat nomornya dan lanjutkan membaca kunci pada nomor yang sesuai
dengan nomor yang tertulis dibelakang setiap pernyataan pada kunci determinasi.
d. Jika ciri-ciri pada kunci tidak sesuai dengan ciri-ciri pada tumbuhan atau hewan yang sedang diamati, beralih
pada pernyataan dibawahnya . Misalnya 1.a tidak cocok/tidak sesuai, maka beralihlah ke pernyataan 1.b.
e. Identifikasi pada kunci determinasi akan berakhir pada pernyatan yang di belakangnya menunjukkan nama
tumbuhan atau hewan (kelas atau familia).
contoh kunci determinasi pohon kelapa : 1a, 2b, 3b, 4b

UJI KOMPETENSI
35
A. Pilihlah satu jawaban yang benar!
1. Sifat yang tampak pada suatu individu dihasilkan oleh…….
a. Ekspresi gen di dalam kromosom
b. Adaptasi terhadap lingkungan
c. Persilangan antar individu
d. Interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan
e. Evolusi makhluk hidup
2. Tumbuhan berikut ini yang menunjukkan keanekaragaman hayati tingkat gen adalah . . .
a. Rumput teki, rumput ilalang, rumput gajah
b. Jambu air, jambu biji, jambu bol
c. Mangga harumanis, mangga indramayu, mangga manalagi
d. Jeruk nipis, jeruk bali, jeruk Pontianak
e. Kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau
3. warna warni pada ikan koi menunjukkan keanekaragan ………….
a. Individu d. fenotipe
b. Hayati e. gen
c. spesies
4. Persilangan antara tumbuhan jeruk bali dan jeruk nipis ternyata tidak pernah menghasilkan biji. Hal ini
menunjukkan keanekargaman hayati tingkat…..
a. Gen d. varietas
b. Jenis e. filogenetik
c. ekosistem
5. hutan bakau di Kalimantan, hutan hujan tropis di Jawa Barat dan savana di Papua menunjukkan contoh
keanekaragaman………..
a. gen d. jenis
b. ekosistem e. populasi
c. individu
6. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati tinggi karena terletak di daerah......
a. Iklim Tropik d. Asia
b. Kutub e. Monsun
c. Tundra.
7. Ciri-ciri hutan hujan tropis di Indonesia adalah…
a. lantai hutan banyak ditumbuhi lumut
b. banyak tumbuhan endemik dan langka
c. tumbuhan bertipe Oriental dan Australia
d. banyak semak dan tumbuhan herba
e. kanopi rapat dan banyak tumbuhan liana
8. Perhatikan gambar berikut !

A menunjukkan…
a. Garis Wallace d. garis lydekker
b. Garis webber e. garis lintang
c. Garis khatulistiwa
9. Garis abstrak Wallace dan webber memisahkan Indonesia menjadi tiga daerah persebaran fauna. Pulau-
pulau berikut ini yang termasuk wilayah peralihan adalah.....
a. Sumatra d. Kalimantan
b. Jawa e. sulawesi
c. Papua.
10. Kelompok tumbuhan yang hidup di Indonesia, Malaysia, Filipina disebut….
A. flora tipe indo Malaya
b. flora tipe oriental
c. flora malesiana
d. flora tipe asia
e. flora endemic
11. Hewan ini merupakan fauna tipe…….

36
a. Asiatis d. Indonesia bagian timur
b. Peralihan e. Indonesia bagian tengah
c. Australis
12. Keunikan hewan-hewan yang termasuk tipe australis adalah……
a. Banyak terdapat mamalia berukuran besar
b. Umumnya burung memiliki warna yang kurang menarik
c. Terdapat banyak primata
d. Banyak hewan berkantung
e. Terdapat berbagai burung bersuara merdu
13. Yang termasuk hewan endemik di wilayah Sulawesi adalah……
a. Singa, anoa, jalak
b. Elang, komodo, babirusa
c. Murai, bekantan, banteng
d. Anoa, maleo, babirusa
e. Kanguru, kuskus, cenderawasih
14. Komodo merupakan hewan endemik di pulau komodo sehingga perlu dilindungi agar tidak punah. Oleh
karena itu pulau komodo dijadikan sebagai………….
a. Cagar alam d. Taman nasional
b. Suaka margasatwa e. Kebun raya
c. Hutan wisata
15. Beberapa upaya pelestarian keanekaragaman hayati yang dilakukan pemerintah diantaranya adalah:
1. Pelestarian badak jawa di Taman Nasional ujung kulon
2. Pelestarian Bunga bangkai di Kebun Raya Bogor
3. Pelestarian orang utan di taman Nasional Tanjung Puting
4. Pelestarian komodo di Kebun Binatang Ragunan
Yang termasuk pelestarian secara ex situ adalah……….
a. 1 dan 2 d. 3 dan 4
b. 2 dan 3 e. 2 dan 4
c. 1 dan 3
16. Daerah konservasi ini pengawasaannya sangat ketat. Diperlukan izin khusus untuk memasuki kawasan
tersebut. Tujuan utamanya adalah untuk melestarikan makhluk hidup si kawasan tersebut seperti aslinya
tanpa campur tangan manusia. Tempat yang dimaksud adalah…
a. hutan lindung d. cagar alam
b. taman nasional e. hutan wisata
c. kebun raya
17. Untuk melestarikan keanekaragaman hayati dalam ekosistem hutan dapat dilakukan dengan cara…………
a. Penebangan hanya boleh dilakukan pada pohon besar dan rindang
b. Penebangan hutan dilakukan di luar musim penyerbukan
c. Penebangan hanya dilakukan pada tumbuhan yang tidak dapat berkembang biak dengan cepat
d. Penebangan hanya boleh dilakukan jika dibutuhkan untuk membuat perumahan
e. Menerapkan sistem tebang pilih dan penanaman kembali
18. Berikut ini kegiatan manusia yang dapat menurunkan keanekaragaman hayati adalah.....
a. Introduksi tanaman d. Reboisasi
b. persilangan e. Pemuliaan tanaman
c. Seleksi
19. Berikut yang merupakan pelestarian in situ adalah…
a. suaka margasatwa komodo di pulau komodo
b. penangkaran hewan liar di kebun binatang
c. penangkaran hewan liar di taman safari
d. menetaskan telur burung dengan alat pengeram
e. penangkaran jalak bali di luar negeri
20. Salah satu faktor penyebab terjadinya peledakan hama belalang adalah menurunnya populasi burung
predator. Peristiwa ini menunjukkan bahwa keanekaragaman hayati bermanfaat sebagai...
a. Sumber plasma nutfah
b. Sumber pangan
c. Sumber keindahan
d. Penjaga keseimbangan Ekologi
e. Sumber penelitian

37
21. Pohon jati di Kabupaten Jepara dijadikan sebagai bahan baku pembuatan mebel yang dapat menyerap
banyak tenaga kerja. Hal ini menunjukkan bahwa pohon jati sebagai salah satu keanekaragaman hayati
memiliki nilai………
a. Biologi d. estetika
b. Ekonomi e. religi
c. Budaya
22. Tumbuhan tebu diberi nama ilmiah Saccharum officinarum, sedangkan tumbuhan gelagah di beri nama
ilmiah Saccaharum spontaneum, ini berarti bahwa tumbuhan tebu dan gelagah memiliki…
a. genus berbeda, spesies berbeda
b. genus sama, spesies sama
c. genus berbeda, spesies sama
d. genus sama, spesies berbeda
e. genus sama, spesies berbeda, familia sama
23. Perhatikan tata nama spesies di bawah ini!
1) Mangifera indica (mangga)
2) Gnetum gnemon (melinjo)
3) Musa Paradisiaca (pisang)
4) Arachis hypogea (kacang tanah)
5) Cycasrumpii (pakis haji)
6) Ficus benyamina (beringin)
Tata nama spesies yang sesuai dengan aturan binomial nomenclature ditunjukkan oleh nomor ....
a. 1), 2), dan 3) d. 1), 4), dan 6)
b. 1), 3), dan 4) e. 1), 5), dan 6)
c. 1), 4), dan 5)
24. Urutan kelompok (takson) dalam klasifikasi tumbuhan dari yang paling rendah hingga ke takson paling
tinggi yaitu ....
a. spesies-genus-famili-ordo-kelas-divisi-kingdom
b. kelas-divisi-ordo-kingdom-famili-genus-spesies
c. spesies-famili-genus-ordo-kingdom-kelas-divisi
d. spesies-ordo-genus-famili-kelas-kingdom-divisi
e. kelas-kingdom-divisi-famili-ordo-genus-spesies
25. Pada tahun 1969, R.H. Whittaker menyempurnakan sistem klasifikasi atas dasar pertimbangan tingkat
organisme sel dan jenis nutrisinya. Dibawah ini macam kingdom dari klasifikasi Whittaker adalah ....
a. monera, protista, fungi, plantae, dan animalia
b. virus, monera, protista, fungi, plantae, dan animalia
c. monera, plantae, virus, fungi, dan animalia
d. protista, fungi, plantae, dan animalia
e. plantae, dan animalia

B. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar!


26. Apakah perbedaan keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis dan ekosistem !
27. Berikan contoh fauna khas yang terdapat di kawasan Indonesia barat, peralihan dan Indonesia timur!
28. Mengapa hutan hujan tropis merupakan sumber plasma nutfah!
29. Jelaskan aturan pemberian nama ilmiah menurut aturan binomial nomenclature!
30. Jelaskan yang dimaksud dengan kunci determinasi!

38

Anda mungkin juga menyukai